You are on page 1of 6

ARTIKEL PENELITIAN

Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue


di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2016
Desirata Kristanti1, Ronald Tambunan2, Rachmat Atmawidjaja3
ABSTRACT
Background : Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease
caused by the dengue virus and transmitted through mosquito bites. Dengue
isn’t a new disease, but the incidence and high mortality rate makes this disease
one of the most contagious disease that poses a health problem in the
community. Mother, who has a very big role in the care of the household,
should have enough knowledge about dengue disease. So that children, families
and the environment can be protected from the risk of contracting dengue
disease.
Methods : This was a descriptive study with cross sectional approach. Subjects
were all mothers who have children who come to the Helvetia Public Health
Center Medan, using quota sampling as many as 75 respondents. Data were
analyzed using Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows.
Results : The knowledge levelbased on the characteristics of age, occupation
and education.For the good knowledge level (91%), most respondents at the
age of 19-25 years and above 53 years, were a housewife, and the final
education were primary school, senior high school and in college. For the
sufficient knowledge level (9%), most respondents at the age of 40-46 years,
were a career mom and the final education were senior high school.
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Conclusion : The level of mother’s knowledge at Helvetia Public Health
Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia,
Centers Medan categorized as good (91%).
2
Departemen Parasitologi, Keywords : Dengue Hemorrhagic Fever
Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia ABSTRAK
3
Departemen Fisiologi,
Fakultas Kedokteran Latar Belakang : Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit
Universitas Methodist Indonesia infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk.DBD memang bukan penyakit baru, tetapi angka kejadian dan angka
kematian yang tinggi menjadikan penyakit ini salah satu penyakit menular yang
Korespondesi: masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Ibu, yang memiliki peranan
fkmethodist@yahoo.co.id sangat besar dalam mengurus rumah tangga, hendaknya memiliki pengetahuan
yang cukup tentang penyakit DBD. Sehingga anak-anak, keluarga dan
lingkungan dapat terhindar dari resiko penularan penyakit DBD.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
potong lintang. Subjek penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki anak yang
datang ke Puskesmas Helvetia Medan dengan menggunakan quota sampling
sebanyak 75 responden. Data dianalisis dengan menggunakan Statistical
Product and Service Solution (SPSS) for Windows.
Hasil : Tingkat pengetahuan dilihat berdasarkan karakteristik usia, pekerjaan
dan pendidikan. Pada tingkat pengetahuanbaik (91%) : responden terbanyak
pada usia 19-25 tahun dan diatas 53 tahun, Ibu Rumah Tangga, dan pendidikan
terakhir SD, SMP dan Perguruan Tinggi.Pada tingkat pengetahuan cukup (9%)
responden terbanyak pada usia 40-46 tahun, Ibu yang berkarir dan pendidikan
terakhir SMA/SMK.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu di Puskesmas Helvetia Medan
dikategorikan baik (91%).
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue

245
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 2 Desember 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

PENDAHULUAN sebanyak 141 kasus, Medan Selayang sebanyak 121


kasus dan Medan Johor sebanyak 120 kasus. Di
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan kecamatan Medan Helvetia terjadi peningkatan kasus
salah satu penyakit menular yang menjadi masalah dari 101 kasus pada tahun 2013 menjadi 158 kasus
kesehatan di masyarakat. Penyebaran penyakit ini pada tahun 2014 (Dinkes Kota Medan, 2014).
cenderung semakin meluas terutama di negara-negara Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat
berkembang (Sitepu, 2013). DBD merupakan cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien
mosquito-borne infection yang penyebarannya sudah yang meninggal dunia akibat penanganannya yang
sampai di seluruh dunia terutama di daerah tropis, terlambat. (Widoyono, 2008). Sampai sekarang
subtropis dan di area perkotaan. Diperkirakan sekitar belum ditemukan obat maupun vaksin yang dapat
2,5 miliar orang hidup di negara-negara endemik mencegah infeksi virus dengue. Berkaitan dengan hal
DBD dan 50 juta diantaranya terinfeksi virus dengue tersebut, pengendalian vektor merupakan cara penting
setiap tahunnya (Hartoyo, 2010). untuk menanggulangi penyakit ini (Kesetyaningsih,
DBD memang bukan penyakit baru, tetapi angka 2012).
kejadian dan angka kematian yang masih tinggi Menurut Friedman dan Effendy (2008), peranan
menjadikan penyakit ini masih merupakan masalah wanita sebagai istri dan ibu, sangat besar dalam
kesehatan di Indonesia maupun di dunia (Hartoyo, mengurus rumah tangga, baik sebagai pengasuh
2010). Jumlah penderita dan luas daerah maupun pendidik. Peran pengasuh yaitu peran dalam
penyebarannya semakin bertambah seiring dengan memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk anak agar kesehatannya terpelihara sehingga
(Kemenkes RI, 2014). diharapkan menjadi anak-anak yang sehat baik secara
DBD di Indonesia merupakan salah satu emerging fisik, mental, sosial dan spiritual (Purba, 2011).
disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke Hendaknya orangtua khususnya ibu, yang memiliki
tahun. Kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya peran sangat penting sebagai pengasuh dan pendidik
pada tahun 1968. Penyakit DBD ditemukan di 200 anak, memiliki pengetahuan yang cukup tentang
kota di 27 provinsi dan telah menjadi Kejadian Luar penyakit DBD. Dengan memiliki pengetahuan yang
Biasa (KLB) (Widoyono, 2010). Data menunjukkan cukup diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
bahwa Indonesia endemis DBD sejak tahun 1968 terhadap kesehatan pribadi dan keluarganya. Dengan
sampai saat ini. Penyebaran kasus di tingkat demikian anak-anak, keluarga dan lingkungan dapat
kabupaten/kota dalam empat tahun pertama terhindar dari risiko penularan penyakit DBD.
sebenarnya cukup lambat tetapi kemudian meningkat Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin
tajam pada tahun 1973 dan tahun 1983 lebih dari 50% melakukan penelitian mengenai pengetahuan ibu
kabupaten/kota telah tersebar kasus DBD (Kemenkes tentang penyakit demam berdarah dengue di
RI, 2014). Puskesmas Helvetia Medan tahun 2016.
Penyakit DBD telah menyebar luas ke seluruh Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah
wilayah Provinsi Sumatera Utara sebagai KLB di atas maka dirumuskanlah suatu masalah yaitu
dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif pengetahuan ibu tentang penyakit demam berdarah
tinggi. Angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) dengue di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2016
penyakit DBD di Sumatera Utara selama dua tahun
terakhir (2013-2014) menunjukkan adanya METODE
peningkatan yaitu dari 35,5/100.000 penduduk
menjadi 39,75/100.000 penduduk. Begitu juga Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
dengan laju kematian atau Case Fatality Rate (CFR) desain studi potong silang (cross sectional) untuk
yang meningkat dari 0,4% menjadi 0,56%. menggambarkan pengetahuan ibu tentang penyakit
(Kemenkes RI, 2014). Daerah endemis DBD di demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas
wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan, Helvetia Medan tahun 2016 (Notoadmojo,
Deli Serdang, Binjai, Langkat, Asahan, Tebing 2012).Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja
Tinggi, Pematang Siantar dan Kabupaten Karo Puskesmas Helvetia Medan.Penelitian ini dilakukan
(Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2013). pada 20-25 April 2016.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian
Medan, jumlah kasus DBD meningkat cukup atau subjek yang diteliti (Notoatmodjo,
signifikan dari tahun 2013 sebanyak 1270 kasus 2012).Populasi yang diamati adalah seluruh ibu yang
menjadi 1698 kasus di tahun 2014. Lima kecamatan memiliki anak yang datang ke Puskesmas Helvetia
di Medan yang tertinggi kasus DBD tahun 2014 yaitu Medan yang berjumlah 250 orang.
Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 171 kasus, Kriteria Inklusi adalah Ibu yang memiliki anak
Medan Helvetia sebanyak 158 kasus, Medan Deli yang dating ke Puskesmas Helvetia Medan. Kriteria

246
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 2 Desember 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

Eksklusi adalah Ibu yang sedang dalam keadaan Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
sakit. Ibu yang tidak dapat membaca dan menulis. Ibu responden penelitian terbanyak adalah Ibu Rumah
yang bekerja sebagai tenaga kesehatan. Ibu yang Tangga dengan jumlah 56 orang (75%) dan yang
tidak bersedia menjadi responden. paling sedikit adalah ibu yang berkarir atau ibu yang
memiliki pekerjaan dengan jumlah 19 orang (25%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Helvetia Berdasarkan Pendidikan
Medan yang merupakan Puskesmas tipe rawat inap Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
yang terletak di Jalan Kemuning Perumnas Helvetia, SD 2 3
kecamatan Medan Helvetia, kotamadya Medan, SMP 11 15
provinsi Sumatera Utara.Wilayah kerja puskesmas ini SMA/SMK 39 52
Perguruan Tinggi 23 30
mencakup 7 kelurahan yaitu Kelurahan Helvetia, Total 75 100
Kelurahan Helvetia Timur, Kelurahan Helvetia
Tengah, Kelurahan Sei Sikambing CII, Kelurahan Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
Dwikora, Kelurahan Cinta Damai dan Kelurahan responden penelitian terbanyak mempunyai
Tanjung Gusta. pendidikan terakhir SMA / SMK dengan jumlah 39
Di Puskesmas Helvetia terdapat beberapa petugas orang (52%) dan yang paling sedikit mempunyai
kesehatan, yaitu 6 orang dokter umum, 3 orang dokter pendidikan terakhir SD dengan jumlah 2 orang (3%).
gigi, 1 orang spesialis orthodonti, 4 orangperawat, 2
orang apoteker, 4 orang petugas kesehatan Tabel 4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Tingkat Frekuensi Persen
masyarakat (PKM), 1 orang tata usaha, 2 orang ahli Pengetahuan (n) (%)
gizi. Dan terdiri dari beberapa ruangan yaitu ruangan Baik 68 91
kepala puskesmas, ruangan kartu dan administrasi, Cukup 7 9
ruangan tata usaha, poli umum, poli gigi, poli anak, Kurang 0 0
Total 75 100
ruangan kesehatan lingkungan/sanitasi dan DBD,
laboratorium, poli paru dan ruangan gizi. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa
Responden yang menjadi sampel penelitian adalah responden yang memiliki pengetahuan baik adalah
ibu-ibu yang memiliki anak yang datang ke sebanyak 68 orang (91%), pengetahuan cukup
Puskesmas Helvetia dengan jumlah sampel yang telah sebanyak 7 orang (9%).
ditetapkan adalah sebanyak 75 responden.Besar
sampel yang diambil sebanyak 30% dari populasi Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Responden
(dimana populasi penelitian berjumlah 250 orang) Berdasarkan Usia
Baik Cukup Kurang Total
dan dengan teknik pengambilan sampel secara quota
Umur n % n % n % n %
sampling.Karakteristik responden meliputi usia, 19 - 25 11 100 0 0 0 0 11 15
pekerjaan dan pendidikan terakhir. 26 - 32 24 92 2 7 0 0 26 35
33 - 39 14 93 1 6 0 0 15 20
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden 40 - 46 7 70 3 30 0 0 10 13
Berdasarkan Usia 47 - 53 8 88 1 11 0 0 9 12
Usia (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) > 53 4 100 0 0 0 0 4 5
19 – 25 11 15 Total 68 91 7 9 0 0 75 100
26 – 32 26 35
33 – 39 15 20 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa responden
40 – 46 10 13
47 – 53 9 12
yang memiliki pengetahuan baik terbanyakterdapat
> 53 4 5 pada kelompok usia 19-25 tahun (100%) dan
Total 75 100 kelompok usia >53 tahun (100%). Responden dengan
pengetahuan cukup terbanyak terdapat pada
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kelompok usia 40-46 tahun (30%).
responden dengan kelompok usia terbanyak adalah
antara 26-32 tahun dengan jumlah 26 orang (35%) Tabel 6 Distribusi Pengetahuan Responden
dan kelompok usia paling sedikit adalah usia > 53 Berdasarkan Pekerjaan
tahun dengan jumlah 4 orang (5%). Baik Cukup Kurang Total
Pekerjaan n % n % n % n %
Tabel 2 Distribusi Karateristik Responden Ibu Rumah 51 91 5 8 0 0 56 75
Berdasarkan Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%) Ibu yang 17 89 2 10 0 0 19 25
Ibu Rumah Tangga 56 75 berkarir
Ibu yang berkarir 19 25 Total 68 91 7 9 0 0 75 100
Total 75 100

247
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 2 Desember 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa Lanjutan Tabel 8 Kompilasi Karakteristik Responden
responden yang memiliki pengetahuan baik terbanyak Usia Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan
terdapat pada Ibu Rumah Tangga (91%).Responden Baik Cukup Kurang
(n) (n) (n)
dengan pengetahuan cukup terbanyak terdapat pada 47-53 IRT SD 1 - -
Ibu yang berkarir (10%). tahun SMP 2 - -
SMA/SMK 3 1 -
Tabel 7 Distribusi Pengetahuan Responden PT - - -
Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu berkarir SD - - -
Pendidikan Baik Cukup Kurang Total SMP - - -
n % n % n % n % SMA/SMK - - -
SD 2 100 0 0 0 0 2 3 PT 2 - -
SMP 11 100 0 0 0 0 11 1 > 53 IRT SD - - -
5 tahun SMP - - -
SMA / SMK 32 82 7 17 0 0 39 5 SMA/SMK - - -
2 PT 1 - -
Perguruan Tinggi 23 100 0 0 0 0 23 3
Ibu berkarir SD - - -
0
SMP - - -
Total 68 91 7 9 0 0 75 1
SMA/SMK 1 - -
00
PT 2 - -
Berdasarkan gambar 4.8dapat dilihat bahwa
responden yang memiliki pengetahuan baik terbanyak Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
adalah berpendidikan terakhir SD (100%), SMP Responden
(100%) dan Perguruan Tinggi (100%).Responden Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu di
dengan pengetahuan cukup terbanyak terdapat pada wilayah Puskesmas Helvetia Medan sudah memiliki
yang berpendidikan terakhir SMA/SMK (9%). tingkat pengetahuan yang baik terhadap penyakit
Demam Berdarah Dengue.Hal ini disebabkan karena
Tabel 8 Kompilasi Karakteristik Responden ibu di wilayah Puskesmas Helvetia Medan telah
Usia Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan
mendapat informasi tentang penyakit demam
Baik Cukup Kurang
(n) (n) (n) berdarah dengue melalui penyuluhan atau
19-25 IRT SD - - - berdasarkan pengalaman ibu dan lingkungan
tahun SMP 2 - - sekitarnya tentang penyakit ini.
SMA/SMK 6 - - Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan
PT - - - merupakan hasil tahu seseorang dan terjadi setelah
Ibu berkarir SD - - -
SMP - - - seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
SMA/SMK 1 - - objek tertentu.Semakin banyak yang dilihat dan
PT 2 - - didengar seseorang, maka semakin tinggi
26-32 IRT SD 1 - - pengetahuannya.
tahun SMP 3 - - Hal ini sejalan dengan pendapat Sigalingging
SMA/SMK 8 2 -
PT 6 - -
(2011), bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari
Ibu berkarir SD - - - pengalaman (yang dilihatdandidengar), sehingga
SMP - - - semakin banyak pengalaman yang dilihat dan di
SMA/SMK 1 - - dengar seseorang maka semakin tinggi tingkat
PT 6 - - pengetahuan yang dimilikinya.
33-39 IRT SD - - -
tahun
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
SMP 3 - -
SMA/SMK 7 1 - yang dilakukan Mudzakkir (2011) dimanadari 91
PT 3 - - responden terdapat 69 responden (75,8%)
Ibu berkarir SD - - - berpengetahuan kurang, 16 responden
SMP - - - berpengetahuan cukup (17,6%) dan 6 responden
SMA/SMK 1 - - berpengetahuan baik (6,6%). Dimana berdasarkan
PT - - -
40-46 IRT SD - - -
penelitian tersebut, mayoritas pendidikan terakhir
tahun SMP 1 1 - responden adalah SD, mayoritas usia adalah 31-40
SMA/SMK 5 - - tahun dan mayoritas pekerjaan adalah petani.
PT - - - Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena
Ibu berkarir SD - - - pencapaian pengetahuan (kategori baik, cukup dan
SMP - - -
SMA/SMK - 2 -
kurang) dipengaruhi oleh beberapa factor
PT 1 - - pengetahuanya itu tingkat pendidikan, pekerjaan,
usia, lingkungan sekitar, pengalaman, sertabagaimana
seorang individu memperoleh suatu informasi.

248
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 2 Desember 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan melalui lingkungan tempat kerja, relasi dan
Responden Berdasarkan Usia lingkungan sosial di sekitar tempat kerja.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
responden yang memiliki pengetahuan baik terbanyak Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
terdapat pada kelompok usia 19-25 tahun (100%) Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
dan> 53 tahun (100%). Responden dengan kelompok Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian
usia> 53 tahun pada penelitian ini sudah memiliki besar responden sudah memiliki pengetahuan baik
pengetahuan yang baik tentang penyakit DBD, hal ini yaitu responden berpendidikan terakhir SD (100%),
sesuai dengan pendapat Mubarak (2011), yang SMP (100%) dan Perguruan Tinggi (100%).
mengatakan bahwa umur dapat mempengaruhi Menurut Rumajar (2014), pendidikan mempunyai
pengetahuan seseorang. Dimana semakin cukup peranan yang cukup besar dalam pengembangan
umur, taraf berpikir seseorang menjadi semakin pengetahuan. Tingkat pendidikan dapat
matang dan dewasa terutama dalam menerima mempengaruhi pola piker dan daya cerna seseorang
informasi. terhadap informasi yang diterima. Semakin tinggi
Namun menurut pendapat Harmani (2013), perlu tingkat pendidikan seseorang ,semakin tinggi pula
ditekankan bahwa seorang yang berumur lebih tua informasi yang dapat diserap dan tingginya informasi
tidak mutlak memiliki pengetahuan yang lebih tinggi yang diserap mempengaruhi tingkat pengetahuannya.
dibandingkan dengan seseorang yang lebih muda. Namun menurut pendapat Harmani (2013),
Karena dengan pengaruh beberapa factor seperti pendidikan formal pada dasarnya hanya akan
sering mendapatkan informasi tentang penyakit DBD memberikan kemampuan kepada seseorang untuk
dari media maupun melalui penyuluhan serta berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi
pengalaman terhadap penyakit DBD, makausia yang masalah termasuk yang berkaitan dengan
masih muda pun dapat berpengetahuan lebih baik. penyakit.Namun walaupun pendidikan formal
Pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa responden yang satu dengan yang lain sama, tetapi
kelompok usia 19-25 tahun juga berpengetahuan baik tingkat kecerdasan, pengetahuan, persepsi dan
(100%). motivasi tiap responden berbeda .Jadi responden
dengan pendidikan terakhir SD dan SMP pun dapat
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berpengetahuan baik.
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa KESIMPULAN
responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian
besar adalah Ibu Rumah Tangga (91%). Menurut Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Harmani (2013) sebagai ibu yang tidak berkerja atau mengenai pengetahuan ibu tentang penyakit Demam
ibu rumah tangga tentunya mempunyai kesempatan Berdarah Dengue di Puskesmas Helvetia, makadapat
lebih banyak dalam mengurus rumah tangga termasuk disimpulkan sebagai berikut :
melakukan kegiatan kebersihan rumah yang 1) Pengetahuan ibu tentang penyakit demam
diharapkan dapat mengurangi dan mencegah penyakit berdarah dengue di Puskesmas Helvetia Medan
DBD. dari total 75 sampel dikategorikan
Pendapat ini didukung oleh Pujiyanti (2011) yang berpengetahuan baik (91%).
mengatakan bahwa upaya pemberantasan penyakit, 2) Berdasarkan karakteristik usia, responden yang
baik itu menyangkut pencegahan, pengobatan, memiliki pengetahuan baik ter banyak terdapat
maupun perawatan selalu melibatkan ibu rumah pada kelompok usia 19-25 tahun (100%) dan
tangga. Di masyarakat, ibu rumah tangga diposisikan kelompok usia> 53 tahun (100%)dan responden
sebagai care giver. Artinya mereka bertugas menjaga, dengan pengetahuan cukup terbanyak terdapat
merawat, mengobati anggota keluarga apabila pada kelompok usia 40-46 tahun (30%).
menderita sakit. 3) Berdasarkan karakteristik pekerjaan, responden
Namun berbeda menurut pendapat Sigarlaki yang memiliki pengetahuan baik terbanyak
(2007) yang mengatakan bahwa jenis pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga (91%), respondenden
responden yang pada umumnya tidak bekerja (Ibu dan pengetahuan cukup terbanyak adalah Ibu
Rumah Tangga) dan sehari-hari hanya berada di yang berkarir (10%)
lingkungan rumah, keadaan ini akan berefek pada 4) Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir,
wadah sosialisasi responden menjadi terbatas untuk responden yang memiliki pengetahuan baik
mendapatkan informasi. Sumber informasi baru terbanyak berpendidikan terakhir SD (100%),
khususnya mengenai kesehatan dan penyakit akan SMP (100%) dan Perguruan Tinggi (100%),
lebih cepat sampai pada seseorang yang bekerja responden dengan pengetahuan cukup terbanyak
berpendidikan SMA/SMK (17%).

249
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 11 No. 2 Desember 2018, Sup 1
http://ojs.lppmmethodistmedan.net

DAFTAR PUSTAKA Rampengan TH. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada


Anak. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Alfarisi R. 2011. Patofisiologi Demam Berdarah EGC, h: 124-125.
Dengue. Rumajar, dkk. 2014. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
http://doc-alfarisi.co.id/2011/04/patofisiologi- Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
perjalanan-penyakit-demam.html.pdf-Diakses 7 Dengue. JIK. 8 (2) : 88-92.
Februari 2016. Saryono, Mekar DA. 2013. Metodologi Penelitian
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Profil Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan.
Kesehatan 2013 : Diskes Provinsi Sumut, h: 45-46. Yogyakarta : Nuha Medika, h: 165-175.
Ester M, Yasmin A. 2012. WHO (Demam Berdarah Sigalingging G. 2011. Gambaran Pengetahuan Keluarga
Dengue : Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Penderita DBD tentang Pencegahan Penyakit DBD
Pengendalian). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran di Puskesmas Simpang Limun Medan. MKM. 03 (1)
EGC, h: 10. : 1-11.
Harmani N, Dian KH. 2013. Hubungan Antara Sigarlaki HJO. 2007. Karakteristik, Pengetahuan dan
Karakteristik Ibu dengan Perilaku Pencegahan Sikap Ibu terhadap Penyakit Demam Berdarah
Penyakit DBD di Kecamatan Karang Tengah Dengue. Berita Kedokteran Masyarakat. 23 (3) :
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. 148-152.
Aspirator. 2 (2) : 103-109. Sitepu FY, Teguh S. 2013. Evaluasi Program
Hartoyo E. 2010. Immuno pathogenesis of dengue Pengendalian dan Pencegahan Demam Berdarah
hemorrhagic fever. Berkala Kedokteran. 8 (1) : 68- Dengue (DBD) di Sumatera Utara tahun 2010-2012
76. http: //download. portalgaruda.org/article.php?article
Hastuti O. 2008. Demam Berdarah Dengue, Penyakit =87683&val=4897# -Diakses 7 Oktober 2015.
dan Cara Pencegahannya. Yogyakarta : Kanisius, h: Soedarmo SSP, dkk. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
15-20. Tropis. Edisi 2. Jakarta : Badan Penerbit IDAI, h:
Karyanti MR. 2013. Diagnosis dan Tata laksana Terkini 155-173.
Dengue. Soedarto. 2004. Sinopsis Virologi Kedokteran. Cetakan
https://humasidikabbekasi.files.wordpress.com/2014/ I. Surabaya : Airlangga University Press, h: 129-131.
05/pit1_diagnosis-dan-tatalaksana-dbd-terkini.pdf- ________. 2012. Demam Berdarah Dengue (Dengue
Diakses 17 Februari 2016. Haemorrhagic Fever). Cetakan I. Surabaya :
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buletin Jendela SagungSeto, h: 5-94.
Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Sudjana P. 2010. Diagnosis Dini Penderita Demam
Depkes RI, h: 1-4. Berdarah Dengue Dewasa. Buletin Jendela
Kesetyaningsih TW, Haqiqi MA, Fradita E. 2012. Epidemiologi. 8 (2) : 21-23.
Kepadatan Larva AedesAegypti di Daerah Endemis Suhendro, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Demam Berdarah Desa dan Kota, Hubungannya Jilid 3.Edisi V. Cetakan 2. Jakarta : Interna
dengan Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat. Publishing, h: 2773-2776.
Mutiara Medika. 12 (1) : 57. Sumantri T, Suryanto. 2011. Perbedaan Angka
MachfoedzI. 2014. Metodologi Penelitian (Kuantitatif Trombosit pada pasien DHF setelah Pemberian
dan Kualitatif). Yogyakarta : Fitramaya, h: 169. Transfusi PRP (Platelet Rich Plasma) dengan TC
Misnadiarly. 2014. Demam Berdarah Dengue (DBD) : (Thrombocyte Concentrate). Mutiara Medika. 11 (3)
Ekstrak Daun Jambu Biji untuk Mengatasi DBD. : 182.
Jakarta : Pustaka Populer Obor, h: 50-51. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis : Epidemiologi,
Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya.
Yogyakarta : Graha Ilmu, h: 74. Jakarta : Penerbit Erlangga, h : 59-61.
Mudzakkir. 2011. Pengetahuan Masyarakat Tentang
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Kedung
sari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Efektor.
25(1) : 1-5
Notoatmodjo S. 2011. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan
Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta, h: 147-150.
_____________. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta
: PT. Rineka Cipta, h: 139.
Pujiyanti A, Atik T. 2011. Pengetahuan dan Pengalaman
Ibu Rumah Tangga atas Nyamuk Demam Berdarah
Dengue. Makara Kesehatan. 15 (1) : 6-14.
Purba HI. 2011. Penelusuran Teoritis - Ibu.
http:// repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/28073/4/Chapter%20II.pdf -Diakses 7
Oktober 2015.

250

You might also like