You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350486226

LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL SEBAGAI FAKTOR RESIKO INFEKSI VIRUS


DENGUE PADA ANAK-ANAK

Article  in  Indonesian Journal for Health Sciences · March 2021


DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.2984

CITATIONS READS

0 92

5 authors, including:

Agung Bagus Sista Satyarsa I Wayan Gustawan


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
38 PUBLICATIONS   37 CITATIONS    33 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Dwi Lingga
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
21 PUBLICATIONS   43 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pendanaan PKM 2019 View project

Superior cava vein saturation and cardiac lactate as cardiac output predictor after cardio-pulmonary bypass on children View project

All content following this page was uploaded by Agung Bagus Sista Satyarsa on 30 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Indonesian Journal for Health Sciences
Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7
ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 1

LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL


SEBAGAI FAKTOR RESIKO INFEKSI VIRUS DENGUE
PADA ANAK-ANAK
Jefry Gilberth Koibur1*, Agung Bagus Sista Satyarsa1, I Wayan Gustawan2,
I Gusti Ngurah Sanjaya Putra2, I Made Dwi Lingga Utama2
1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
2Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

ABSTRACT
Article History Abstract:
Submitted: 11-09-2020 Dengue hemorrhagic fever is a disease caused by the dengue virus which is
Accepted: 13-02-2021 rapidly developing in countries with tropical climates such as Indonesia. This
Published: 30-03-2021 study aims to identify risk factors for dengue virus infection in children in the
working area of Primary Health Care in the South of Denpasar. This research is
Keyword: an analytic observational study with a cross-sectional approach. Data were
Anak-anak obtained from respondent’s answers to previously validated questionnaires and
Infeksi virus dengue then data were analyzed univariate and bivariate using statistical applications,
Layanan kesehatan primer namely SPSS. There were 75 respondents who participated in this study with an
Lingkungan tempat tinggal average age of 12 ± 3,094 years. The characteristics of the respondents were
dominated by boys (73,3%) and domicile in urban areas (68%). Most children
live in densely populated areas (66,6%) with adequate environmental sanitation,
only 45,3% of the total respondents. In addition, children are at risk of being
infected with the dengue virus and experiencing dengue fever in urban
neighborhoods with dense population mobility (PR: 2,716; CI95%: 2,047-
18,067; p: 0,011). Based on the results of this study, it can be concluded that the
environment in which they live is a risk factor for dengue virus infection in
children, so that it requires focused preventive efforts to prevent dengue virus
infection.

Abstrak:
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit disebabkan oleh virus dengue yang
berkembang pesat di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko infeksi virus dengue pada anak-
anak di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Selatan. Penelitian merupakan
penelitian observasional analitikal dengan pendekatan cross-sectional. Data
diperoleh dari jawaban reponden terhadap kuesioner yang telah tervalidasi
sebelumnya dan selanjutnya data dianalisis secara univariat dan bivariat
menggunakan aplikasi statistik yakni SPSS. Terdapat 75 responden yang
mengikuti penelitian ini dengan rerata usia yakni 12±3,094 tahun. Karakteristik
responden didominasi oleh anak laki-laki (73,3%) dan domisili di perkotaan
(68%). Anak-anak lebih banyak tinggal di daerah yang padat penduduk (66,6%)
dengan sanitasi lingkungan memadai hanya 45,3% dari total responden.
Ditambah lagi, anak-anak memiliki risiko terinfeksi virus dengue dan mengalami
demam berdarah pada lingkungan tempat tinggal di perkotaan dengan mobilitas
penduduk yang padat (PR: 2,716; IK95%: 2,047-18,067; p: 0,011). Berdasarkan
hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat tinggal menjadi
faktor risiko terhadap infeksi virus dengue pada anak-anak, sehingga diperlukan
upaya preventif yang terfokus untuk mencegah infeksi virus dengue.

Corresponding Author: How to Cite:


Jefry Gilberth Koibur, J.G. Koibur, A.B.S. Satyarsa, I.W. Gustawan, I.G.N.S.
Prodi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Putra, and I.M.D.L Utama, “Lingkungan Tempat
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Tinggal sebagai Faktor Resiko Infeksi Virus Dengue
Bali, Indonesia pada Anak-Anak,” Indones. J. Heal. Sci., vol. 5, no. 1,
Email: gilberthjeff@gmail.com pp. 1-7, 2021.

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7

PENDAHULUAN
Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Afrika, Demam Berdarah Dengue juga di
dari Famili Stegomnya, yaitu Aedes temukan dalam berbagai serotipe. Di
aegypti, Aedes albotipcus, Aedes Indonesia kasus Demam Berdarah Dengue
scuttelaris, Aedes polynesiensis dan Aedes pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun
niveus [1]. Di Indonesia, Aedes aegypti dan 1968. Penyakit Demam Berdarah Dengue
Aedes albopticus merupakan vektor utama ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan
[1] [2]. Keempat virus telah ditemukan dari telah terjadi kejadian luar biasa akibat
Aedes aegypti yang terinfeksi. Spesies ini Demam Berdarah Dengue. Profil kesehatan
dapat berperan sebagai tempat provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melapor-
penyimpanan dan replikasi virus. Penyakit kan bahwa kelompok tertinggi adalah 5-14
demam berdarah dengue adalah penyakit tahun yang terserang 42% dan kelompok
menular yang disebabkan oleh virus dengue usia 15-44 yang terserang sebanyak 37%.
dan ditular-kan oleh nyamuk Aedes aegypti Data tersebut di dapat dari data rawat inap
yang ditandai dengan demam mendadak 2 rumah sakit. Rata–rata insidensi penyakit
sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, Demam Berdarah Dengue sebesar 43%,
lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, tahun 1971 sebesar 14%, tahun 1980
disertai tanda perdarahan di kulit berupa sebesar 4,8%, dan tahun 1999 masih di atas
bintik perdarahan (petechiae), lebam 2%. Data dari Departemen Kesehatan RI
(ecchymosis), atau ruam (purpura) kadang- melaporkan bahwa pada tahun 2004 ter-
kadang mimisan, berak darah, muntah catat 71.707 orang terkena Demam Ber-
darah, kesadaran menurun atau syok [2]. darah Dengue di 25 provinsi dan kematian
Kejadian demam berdarah telah 322 penderita selama bulan Januari dan
meningkat 30 kali lipat selama 50 tahun Ferbuari. Daerah yang perlu di waspadai
terakhir. Hingga 50-100 juta infeksi adalah DKI Jakarta, Bali, dan NTB [1] [2]
sekarang diperkirakan terjadi setiap tahun [5]. Beberapa kasus tersebut demam ber-
di lebih dari 100 negara endemik, sehingga darah dengan komplikasi banyak dijumpai
hampir setengah populasi dunia berisiko. pada anak-anak dan dewasa muda ataupun
Demam berdarah berat (sebelumnya di- pada lansia.
kenal sebagai demam berdarah dengue) Anak-anak merupakan komoditi yang
pertama kali diakui pada tahun 1950an rentan mengalami infeksi dibandingkan
selama wabah demam berdarah di Filipina dengan orang dewasa [5]. Menurut
dan Thailand [2] [3]. Hal ini mempengaruhi Suryantari dkk., berbagai macam faktor
negara-negara Asia dan Amerika Latin dan mempengaruhi terjadinya infeksi pada anak
telah menjadi penyebab utama rawat inap -anak seperti higenitas dan kurang baiknya
dan kematian di kalangan anak-anak dan imunitas pada anak-anak [5]. Hal ini akan
orang dewasa [3]. Siklus hidup penuh virus berpengaruh pada kejadian infeksi virus
demam berdarah melibatkan peran nyamuk dengue pada anak-anak akan semakin
sebagai transmitter (atau vektor) dan tinggi [6] [7]. Beberapa kondisi lingkungan
manusia sebagai korban utama dan sumber yang buruk, genangan air yang tertampung
infeksi [3]. dalam suatu wadah, tempat pemukiman
Banyak negara tropis, selain infeksi yang padat khususnya daerah perkotaan,
oleh nyamuk disebabkan malaria sangat kurangnya kesadaran masyarakat akan
endemik, namun sekarang juga diikuti virus kebersihan khusunya untuk menguras bak
dengue [4]. Di Asia, penyakit ini sering mandi dan gerakan pemberatasan sarang
menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, nyamuk, adalah merupakan faktor pencetus
dan semua negara di Asia Tenggara. Sejak berkembang biaknya nyamuk Ae. aegypti
1981, virus ini di temukan di Queensland, sebagai penyebab penyakit Demam
Australia. Di sepanjang pantai timur Berdarah [1] [7]. Upaya-upaya pencegahan

2
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7

seperti Program Pemberatasan Sarang Populasi dan sampel dalam penelitian


Nyamuk (PSN) Abatasi, dan Fogging ini adalah anak-anak yang berkunjung
(pengasapan pada lokasi lokasi sarang untuk periksa kesehatan di Poli Anak,
nyamuk), sudah sering dilakukan baik yang Puskesmas Denpasar Selatan. Teknik
dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri pengambilan sampel menggunakan purpo-
atau pun oleh pihak instansi pemerintah, sive sampling, sehingga diperoleh sampel
namun kenyataannya penyakit tersebut minimal yang diperlukan sekitar 70
masih tetap muncul bahkan mengalami sampel. Adapun kriteria inklusi dan eks-
peningkatan dari tahun ke tahun. Di klusi dalam penentuan sampel yakni untuk
samping itu, mungkin diduga kuat ada kriteria inklusi adalah semua pasien yang
pengaruh pada aspek lingkungan Fisik, berkunjung ke Poli Anak, sedangkan
lingkungan biologi, lingkungan sosial, dan kriteria eksklusi adalah jawaban yang tidak
peran serta masyarakat dalam program lengkap dalam mengisi kuesioner. Data
pemberatasan penyakit Demam Berdarah yang diperoleh dari jawaban kuesioner
Dengue [6] [7]. yang diisi oleh pihak ketiga (orang tua
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pasien) yang telah menyetujui dengan tanda
peneliti melaksanaan penelitian ini dengan tangan informed concent. Data ini berupa
tujuan untuk mengetahui yakni; hubungan gambaran karakteristik responden seperti
lokasi tempat tinggal dengan riwayat umur, jenis kelamin, lokasi tempat tinggal
demam berdarah dengue; hubungan mobili- (pusat kota atau pinggir kota), mobilitas
tas penduduk dengan riwayat demam penduduk (tinggi atau rendah), sanitasi di
berdarah dengue; hubungan sanitasi ling- lingkungan (baik atau kurang memadai),
kungan dengan riwayat demam berdarah riwayat imunisasi dini (sudah atau belum)
dengue; serta hubungan riwayat imunisasi dan riwayat pernah mengalami demam
dengan riwayat demam berdarah dengue. berdarah dengue (pernah atau belum).
Diharapkan agar penelitian ini dapat Tempat tinggal di pusat kota adalah dinilai
bermanfaat dalam memberikan informasi dari posisi tempat tinggal dekat dengan
terbarukan mengenai pengaruh lingkungan pusat fasilitas kesehatan dengan radius ± 20
tempat tinggal dengan kejadian infeksi km dan untuk pinggiran kota adalah tempat
demam berdarah masyarakat, sehingga tinggal yang jauh dari pusat layanan
dapat membantu melancarkan program kesehatan. Mobilitas penduduk diartikan
pemerintah dalam mengeradikasi nyamuk sebagai rumah yang ditempati sudah dalam
atau vektor yang dapat menyebabkan jangka waktu lama (permanen) atau mobil-
penyakit demam berdarah dengue. itas tinggi dan hanya sementara waktu atau
mobilitas rendah. Sanitasi di lingkungan
MATERIAL DAN METODE baik dan memadai diartikan sebagai tempat
Penelitian ini menggunakan rancang- pembuangan limbah tidak sembarangan
an penelitian observasional analitikal dan lingkungan disekitar rumah bersih serta
dengan pendekatan cross-sectional dimana tidak kotor. Riwayat imunisasi dini di-
peneliti akan melakukan pengumpulan data artikan telah mendapatkan imunisasi dasar
pada satu saat tertentu, yang dalam hal yang lengkap sesuai usia dan per-
ini bukan berarti semua subjek diamati kembangan anak.
tepat pada satu saat yang sama [5]. Data yang terkumpul kemudian
Penelitian dilaksakan dari Bulan Januari dicatat dan diolah menggunakan meng-
2019. Penelitian dilaksakan di Puskesmas gunakan software SPSS 22 for windows.
Denpasar Selatan, Denpasar, Bali. Peneliti- Metode analisis yang digunakan adalah
an ini telah mendapat izin penelitian dari analisis non-parametrik yakni univariat dan
Komisi Etik Fakultas Kedokteran analisis bivariat dengan tabulasi silang.
Universitas Udayana, Bali, No.2051/ Analisis univariat untuk menentukan
UN14.2.2.VII.14/LP/2018. frekuensi dan presentase karakteristik

3
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7

responden, sedangkan analisis bivariat penelitian oleh Subagia dkk., memperoleh


untuk menentukan faktor risiko (prevalence anak-anak usia < 15 tahun yang mengalami
risk) yang berkorelasi antar variabel demam berdarah sekitar 33,8% [8].
karakteristik seperti jenis kelamin, lokasi Sedangkan, hasil penelitan oleh Sari dkk.,
asal, mobilitas penduduk, sanitasi ling- memperoleh bahwa kasus yang mengalami
kungan dan riwayat imunisasi dini dengan demam berdarah dengue di Rumah Sakit
kejadian infeksi virus dengue, dengan nilai Semarang tahun 2017 adalah sakitar 60%
signifikansi p<0,05. Hasil analisis akan pada usia 0-14 tahun [9]. Hal ini dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel. disebabkan oleh faktor geografi dan kondisi
lingkungan yang mempengaruhinya [1] [5]
HASIL DAN PEMBAHASAN [8].
Terdapat 75 responden yang ter-
masuk dalam penelitian ini dengan rerata Tabel 1.
usia yakni 12±3,094 tahun. Berdasarkan Karakteristik Dasar Responden.
karakteristik (Tabel 1) jenis kelamin
Karakteristik Frekuensi Persentase
responden diperoleh anak laki-laki (73,3%) (N=75) (%)
lebih dominan dibandingkan perempuan Usia (Rerata±S.D.) 12±3,094
(26,7%). Responden dengan lokasi asal Jenis Kelamin
tempat tinggal di perkotaan lebih dominan Laki-laki 55 73,3
yakni dengan presentase 68% dibandingkan Perempuan 20 26,7
Lokasi asal
yang lokasi tempat tinggalnya di pinggir Pinggiran kota 24 32,0
kota. Berdasarkan mobilitas penduduk Pusat kota 51 68,0
diperoleh bahwa peduduk dengan mobilitas Mobilitas penduduk
tinggi sebesar 66,6% lebih besar dibanding- Rendah 25 33,4
kan dengan mobilitas rendah sebesar Tinggi 50 66,6
Sanitasi lingkungan
43,4%. Sanitasi lingkungan masih ada yang Kurang memadai 41 54,7
kurang memadai sekitar 54,7% dibanding- Memadai 34 45,3
kan yang sanitasi masih memadai. Ber- Riwayat imunisasi
dasarkan riwayat imuniasi diperoleh anak dini 15 20,0
yang tidak pernah melakukan imunisasi Tidak pernah 50 80,0
Pernah
lebih rendah dengan presentase 20% di- Demam Berdarah
bandingkan yang telah mendapat imunisasi Dengue 45 60,0
dini. Anak yang sebelumnya pernah Iya 3 40,0
mengalami infeksi virus dengue dan meng- Tidak
Ket: S.D.= Standar Deviasi
alami demam berdarah diperoleh dominasi
dari pada yang belum yakni sebesar 60%
banding 40%. Hasil penelitian yang diperoleh
Kejadian infeksi virus dengue sangat bahwa jenis kelamin perempuan lebih
sering terjadi khususnya pada anak-anak. dominan mengalami infeksi virus dengue
Berdasarkan dalam penelitian ini diperoleh dibandingkan laki-laki. Berbeda halnya
usia rata-rata 12 tahun dan yang mengalami dengan penelitian Subagia dkk., dan Sari
infeksi virus dengue dan berujung pada dkk., memeroleh jenis kelamin laki-laki
sakit demam berdarah dengan proporsi lebih banyak dibandingkan perempuan
60% dari total responden (Tabel 1). yang mengalami demam berdarah dengue
Kejadian ini dapat dipengaruhi oleh faktor [8] [9]. Namun, berdasarkan beberapa
musim hujan yang sering terjadi pada sumber menyatakan tidak ada hubungan
Bulan Desember sampai April di Bali, yang signifikan antara jenis kelamin
sehingga jumlah kasus akan meningkat dan dengan kejadian demam berdarah dengue
dapat terjadi pada anak-anak. Berdasarkan [9] [10] [11].

4
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7

Tabel 2.
Faktor Resiko Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak.

Kejadian DBD
Karakteristik Kasus Kontrol PR IK95% p
n (%) n (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 30 (54,4%) 25 (45,6%) 0,726 0,377-9,213 0,509
Perempuan 15 (75,0%) 5 (25,0%)
Lokasi asal
Perkotaan 37 (72,5%) 14 (27,5%) 2,716 2,047-18,067 0,011*
Pinggiran kota 8 (33,3%) 16 (66,7%)
Mobilitas penduduk
Tinggi 39 (78,0%) 11 (22,0%) 3,250 2.123-15,496 0,003*
Rendah 6 (24,0%) 19 (76,0%)
Sanitasi lingkungan
Tidak memadai 29 (70,1%) 12 (29,9%) 1,503 0,759-22,241 0,645
Memadai 16 (47,0%) 18 (53,0%)
Riwayat imunisasi dini
Tidak pernah 9 (60,0%) 6 (40,0%) 0,833 0,867-6,412 0,322
Pernah 36 (72,0%) 14 (28,0%)
Keterangan: PR= Prevalence Rate; IK= Interval Kepercayaan; Uji Chi-Squeare: p<0,05=signifikan.

Berdasarkan hasil tabulasi silang duduk yang padat memiliki risiko sebesar
(Tabel 2) atau analisis bivariat diperoleh 3,2 kali lebih mudah mengalami infeksi
anak-anak dengan jenis kelamin laki-laki virus dengue dibandingkan anak-anak yang
yang memiliki riwayat terinfeksi virus tinggal di daerah dengan mobilitas pen-
dengue dengan proporsi 54,4% lebih duduk rendah ataupun jarang (IK 95%:
rendah dibandingkan dengan jenis kelamin 2.123-15,496). Berdasarkan sanitasi ling-
perempuan yakni 75%. Berdasarkan hasil kungan dan riwayat imunisasi tidak ditemu-
analisis bivariat diperoleh jenis kelamin kan adanya hubungan dengan riwayat
tidak memiliki hubungan yang bermakna terinfeksi virus dengue (p>0,05).
dengan kejadian infeksi virus dengue Pengaruh lokasi asal terhadap risiko
(p>0,05). Berdasarkan lokasi asal respon- infeksi virus dengue memiliki hungan yang
den yakni didominasi di daerah perkotaan signifikan (p<0,05). Hasil penelitian
dengan riwayat terinfeksi virus dengue memperoleh risiko lokasi asal perkotaan
yakni dengan proporsi 72,5% dibandingkan dengan kejadian infeksi virus dengue ini
dengan yang tinggal di pinggiran kota memiliki risiko yakni 2,7 kali dibandingkan
dengan proporsi (33,3%). Berdasarkan dengan lokasi asal di pinggiran kota. Hasil
analisis bivariat diperoleh adanya hubung- penelitian ini sesuai dengan pendapat
an lokasi asal dengan riwayat terinfeksi Purnama dkk., yang menyebutkan bahwa,
virus dengue (p<0,05) dan anak-anak yang mobilitas penduduk memudahkan penular-
tinggal di perkotaan memiliki risiko sebesar an dari satu tempat ke tempat lainnya dan
2,7 kali lebih mudah mengalami infeksi biasanya penyakit menjalar dimulai dari
virus dengue dibandingkan anak-anak yang suatu pusat sumber penularan kemudian
tinggal di daerah pinggiran kota (IK95%: mengikuti lalu lintas penduduk [7]. Keada-
2,047-18,067). Selain itu, diperoleh juga an dalam rumah responden secara signifi-
adanya hubungan antara mobilitas pen- kan meningkatkan risiko kejadian demam
duduk dengan riwayat terinfeksi virus berdarah dengue di Kota Denpasar [8].
dengue (p<0,05) dan anak-anak yang Tempat-tempat perindukan yang ditemukan
tinggal di daerah dengan mobilitas pen- dalam penelitian ini adalah tempat-tempat

5
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7

yang kurang mendapat perhatian dari Riwayat imunisasi di dalam


petugas kesehatan termasuk jumantik penelitian ini tidak memiliki hubungan
maupun anggota masyarakat [9] [10]. yang signifikan terhadap kejadian infeksi
Mobilitas penduduk memiliki peng- virus dengue pada anak-anak. Beberapa
aruh terhadap risiko infeksi virus dengue. literatur menyatakan salah satu upaya untuk
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh menimbulkan/meningkatkan kekebalan se-
hubungan yang signifikan. Selain itu, risiko seorang secara aktif terhadap suatu
yang diperoleh sebesar 3,2 kali pada penyakit, sehingga apabila suatu saat
penduduk dengan mobilitas padat atau terpajan dengan penyakit, orang tersebut
tinggi dibandingkan dengan daerah dengan tidak akan sakit atau hanya mengalami
penduduk mobilitas rendah. Hasil ini sesuai sakit ringan [2] [3].
dengan penelitian serupa oleh Azizah dan Keterbatasan dalam penelitian yakni
Faizah, bahwa mobilitas penduduk dilaksanakan dengan sifat retrospektif,
merupakan faktor risiko untuk terjadinya yang mana dilakukan penggalian tentang
DBD dengan OR=9,29 (CI95% 1,08-80,15) masa lalu, dengan keadaannya sudah tidak
[10]. Penelitian ini juga sesuai diperoleh sesuai dengan saat ini dan ada kemungkin-
oleh Subagia dkk., memperoleh bahwa an responden sudah tidak mengingatnya.
penduduk dengan mobilitas tinggi memiliki Alat ukur dalam penelitian ini adalah
risiko sebesar 3,12 kali mengalami demam kuesioner terstruktur, terdapat banyak hal
bedarah dengue dibandingkan dengan pen- penting yang tidak dapat digali secara
duduk dengan mobilitas yang rendah [8]. maksimal serta jawaban responden bersifat
Mobilitas penduduk secara signifikan subjektif sehingga mungkin dapat
mempengaruhi kejadian DBD di Kota menimbulkan bias.
Denpasar ini dapat dipengaruhi oleh adanya
kontak lingkungan secara tidak langsung SIMPULAN
yang dapat menjadikan infeksi virus Berdasarkan hasil penelitian, dapat
dengue lebih mudah terjadi. disimpulkan bahwa lingkungan tempat
Sanitasi lingkungan juga merupakan tinggal di wilayah perkotaan dengan
andil terjadinya demam berdarah dengue mobilitas penduduk yang tinggi menjadi
[11] [12]. Hasil yang diperoleh dalam faktor risiko utama terjadi infeksi virus
penelitian ini adalah tidak adanya hubung- dengue dan demam berdarah dengue pada
an yang signifikan. Berdasarkan penelitian anak-anak di wilayah kerja Puskesmas
Purnama dkk., diperoleh bahwa perilaku Denpasar Selatan. Adapun beberapa
dalam sanitasi atau kebersihan lingkungan rekomendasi yang dapat diberikan oleh
masih baik di wilayah Denpasar Selatan, penulis adalah dengan memanfaatkan
namun diperlukan pengawasan dan moni- teknologi dan informasi oleh petugas
toring untuk kasus demam berdarah dengue kesehatan dalam memaksimalkan upaya
itu sendiri [7]. Perilaku membersihkan pencegahan orang tua yang memiliki anak
lingkungan dan secara rutin melakukan pada lingkungan tempat tinggal khususnya
kegiatan 3M, yakni menguras tempat yang memiliki mobilitas penduduk yang
penampungan air, mengubur barang bekas tinggi.
dan menutup tempat penampungan air akan
efektif mengurangi tempat perkembang- DAFTAR PUSTAKA
biakan nyamuk, sehinga dapat mengurangi [1] Sucipto PT, Raharjo M, Nurjazuli N.
kejadian DBD di lingkungannya. Hal ini Faktor–faktor yang mempengaruhi
sejalan dengan penelitian di Binjai Timur kejadian penyakit Demam Berdarah
yakni ada hubungan antara tindakan dengan Dengue (DBD) dan jenis serotipe virus
kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti dengue di Kabupaten Semarang. Jurnal
[11] [12]. Kesehatan Lingkungan Indonesia.
2016; 14(2):51-6.

6
Indonesian Journal for Health Sciences Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal. 1-7

[2] Yamanaka A, Tabuchi Y, Mulyatno terhadap Infeksi Dengue di Kecamatan


KC, Susilowati H, Hendrianto E, Denpasar Selatan, Kota Denpasar,
Soegijanto S, et al. Dengue virus Bali. Archive of Community Health.
infection-enhancing and neutralizing 2013; 2(1):20-7.
antibody balance in children of the [8] Subagia K, Sawitri AA, Wirawan DN.
Philippines and Indonesia. Microbes Lingkungan dalam rumah, mobilitas
Infect. 2012; 14(13):1152-9. dan riwayat kontak sebagai determinan
[3] Sofia S, Suhartono S, Wahyuningsih kejadian demam berdarah dengue di
NE. Hubungan kondisi lingkungan Denpasar tahun 2012. Public Health
rumah dan perilaku keluarga dengan and Preventive Medicine Archive.
kejadian demam berdarah dengue di 2013; 1(1):13-9.
kabupaten aceh besar. Jurnal [9] Sari E, Wahyuningsih NE, Murwani R.
Kesehatan Lingkungan Indonesia. Hubungan Lingkungan Fisik Rumah
2014; 13(1):30-8. dengan Kejadian Demam Berdara
[4] Rahman DA. Hubungan Kondisi Dengue di Semarang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Rumah dan Praktik 3M Masyarakat. 2017; 5(5):609-17.
dengan Kejadian DBD di Wilayah [10] Azizah GT dan Faizah BR. Analisis
Kerja Puskesmas Blora Kabupaten Faktor Risiko Kejadian Demam
Blora. Unnes Journal of Public Health. Berdarah Dengue di Desa Mojosongo
2012; 1(2):1-7. Kabupaten Boyolali. Fakultas Ilmu
[5] Candra A. Demam Berdarah Dengue: Kesehatan Universitas Muhamadiyah
Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Surakarta. Surakarta; 2010. h. 21-34.
Risiko Penularan. Aspirator. 2010; [11] Purba D. Pengaruh Faktor Lingkungan
2(2):110-19. Fisik dan Kebiasaan Keluarga terhadap
[6] Suryantari S, Satyarsa A, Hartawan I, Kejadian Demam Berdarah Dengue
Yana K, Sudarmaja IM. Prevalence, (DBD) di Kecamatan Binjai Timur
intensity and risk factors of soil Kota Binjai. Universitas Sumatera
transmitted helminths infections Utara. Medan; 2012.
among elementary school students in [12] Ayun LL. Hubungan antara Faktor
ngis village, karangasem district, bali. Lingkungan Fisik dan Perilaku Dengan
Indonesian Journal of Tropical and Kejadian Demam Berdarah Dengue
Infectious Disease. 2019; 7(6):137-43. (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas
[7] Purnama SG, Satoto TB, Prabandari Y. Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Semarang. Public Health Perspective
Pemberantasan Sarang Nyamuk Journal. 2017; 2(2):97-104.

View publication stats

You might also like