You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) OLEH IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN DOPLANG,
PURWOREJO

Maria Ratih Widiyaning, Syamsulhuda B.M., Bagoes Widjanarko


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro
e-mail : ratihmariia@gmail.com

Abstract
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a viral disease caused by DEN-1, DEN-1,
DEN-3, or DEN-4, which is transmitted through the bite of mosquitoes of Aedes
aegypti and Aedes albopictus. Puskesmas Mranti have the most number of cases
with total 49 cases, most cases occur in Doplang Village with total 14 cases. The
purpose of this research is to know the factors that related to the prevention
practice of DHF in Doplang Village, Purworejo. This research is a descriptive
analytic research with cross sectional design. Total population on this research
are 1157 househols, with 89 samples. Data analysis used on this research is
univariate and bivariat analysis with Chi Square test (the significance level=
0.05). The majority of respondents are in the advanced adult category (57.3%),
the most level of education is graduated from university (41.6%), the majority of
respondents working as civil servants (39.3%). Respondents with good
knowledge (58.4%), positive attitude (52.8%), available of information facilities
(55.1%), easy access to information (73.0%), Puskesmas officer’s support
(65.2%), health cadres’ support (55.1%), family’s support (66.3%), and neighbors’
support (61.8%). The Chi Square test results showed there is a correlation
between educational level of respondents (p = 0.000), the attitude of respondents
(p = 0.000), the Puskesmas officer support (p = 0.004), cadre support (p =
0.001), family support (p = 0.000), and neighbors support (p = 0.000) with the
prevention practice of DHF. There is no correlation between the age of
respondents, occupation, knowledge, availability of information facilities, and
easy access to information on DHF prevention practice.

Keywords: : prevention of dengue hemorrhagic fever, housewife, practice

PENDAHULUAN penyebarannya semakin bertambah


Penyakit demam berdarah seiring dengan meningkatnya
dengue (DBD) merupakan penyakit mobilitas dan kepadatan penduduk.
yang disebabkan oleh infeksi virus Peyakit demam berdarah di
DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau DEN-4. Indonesia untuk pertama kalinya
Virus ini ditularkan melalui gigitan ditemukan di Surabaya pada tahun
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes 1968, dimana sebanyak 58 orang
albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi dan 24 orang diantaranya
terinfeksi oleh virus dengue dari meninggal dunia, dengan angka
penderita DBD lainnya.1 kematian mencapai 41.3%.
Di Indonesia, DBD masih kemudian sejak saat itu penyakit ini
merupakan salah satu masalah menyebar luas di seluruh Indonesia.2
kesehatan masyarakat yang utama. Demam berdarah dengue di
Jumlah penderita dan luas daerah Indonesia memiliki angka insiden

761
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(AI) atau sering disebut dengan Cara yang digunakan untuk


incidence rate yang cenderung naik memberantas penyakit demam
dari tahun ke tahun. Angka kejadian berdarah yang dapat dilakukan
demam berdarah dengue pada masyarakat adalah dengan
penduduk di Indonesia per 100.000 melakukan tindakan pencegahan.
penduduk pada tahun 2015 sebesar Pencegahan oleh masyarakat dapat
50.75. Angka ini naik dari tahun dilakukan di rumah dan tempat
sebelumnya yaitu sebesar 39.8 pada umum, yaitu dengan melakukan
tahun 2014.3Sedangkan di Provinsi pemberantasan sarang nyamuk
Jawa Tengah pada tahun 2014 (PSN). PSN yang dapat dilakukan
memiliki angka kejadian 36.2, dan meliputi menguras tempat
naik pada tahun 2015 menjadi 47.9.4 penampungan air sekurang-
Dengan angka yang naik tersebut, kurangnya seminggu sekali, atau
menjadikan demam berdarahdengue menutupnya rapat-rapat; mengubur
masalah yang masih memerlukan barang bekas yang dapat
penanganan yang tepat, baik oleh menampung air; menaburkan racun
pemerintah maupun masyarakat. pembasmi jentik (abatisasi);
Kabupaten Purworejo memelihara ikan pemakan jentik;
merupakan salah satu kabupaten dan cara-cara lain membasmi jentik.7
yang ada di Provinsi Jawa Dari data yang didapatkan
Tengah.Di Kabupaten Purworejo berdasarkan survei pendahuluan di
sendiri, angka kejadian demam Dinas Kesehatan Kabupaten
berdarah pada tahun 2014 sebesar Purworejo, Puskesmas Mranti
15.6.5Data pada tahun 2015 juga merupakan Puskesmas yang
menyebutkan bahwa IR Kabupaten memiliki angka insiden terbesar
Purworejo ini naik menjadi 30.3, dan selama tahun 2016 dengan jumlah
data terakhir pada tahun 2016 angka kasus sebanyak 49.6 Angka insiden
kejadian juga meningkat pesat pada tahun 2015 adalah sebesar
menjadi 58.3.6Hal ini berarti demam 94.6 dengan jumlah 26 kasus, dan
berdarah dengue masih menjadi tahun 2016 naik menjadi 178.2
masalah yang harus ditangani di dengan jumlah kasus sebanyak 49
Kabupaten Purworejo. kasus.Kelurahan Doplang menjadi
Penyakit Demam Berdarah, kelurahan dengan jumlah kasus
dalam KEPMENKES No. terbanyak, yaitu 14 kasus pada
581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang tahun 2016.8
Pemberantasan Penyakit Demam Selain itu, kader kesehatan
Berdarah Dengue. DBD dapat yang menjadi contoh di masyarakat
diberantas dengan cara yang tepat juga dinilai masih minim dalam
guna oleh pemerintah dengan peran tindakan pencegahan demam
serta masyarakat. Upaya berdarah dengue. Kader yang ada di
pemberantasan yang dapat Kelurahan Doplang tidak melakukan
dilakukan adalah dengan tindakan kegiatan pemantauan jentik rutin
pencegahan; penemuan, (PJR) ke rumah-rumah penduduk
pertolongan, dan pelaporan; untuk mencegah DBD.8
penyelidikan epidemiologi dan Peran seorang ibu dalam
pengamatan penyakit demam rumah tangga sangat penting dalam
berdarah dengue; penanggulangan tindakan pencegahan DBD. Baik ibu
seperlunya; penanggulangan lain; yang bekerja maupun tidak bekerja,
dan penyuluhan.7 seorang ibu memiliki tanggung
jawab rumah tangga. Seorang ibu

762
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mengatur setiap kegiatan dalam 89 ibu rumah tangga di Kelurahan


rumah, terutama dalam kegiatan Doplang, Purworejo.
membersihkan rumah. Selain itu, ibu
juga merupakan tokoh sentral yang HASIL DAN PEMBAHASAN
sangat penting dan berpengaruh Praktik Ibu dalam Pencegahan
dalam melangsungkan kehidupan.9 DBD
Atas latar belakang tersebut, Hasil penelitian diketahui
peneliti akan meneliti mengenai bahwa sebesar 43.8% responden
faktor-faktor yang berhubungan masih memiliki praktik yang kurang
dengan praktik pencegahan demam baik dalam pencegahan DBD.
berdarah dengue (DBD) oleh ibu Jumlah ini masih banyak ditambah
rumah tangga di Kelurahan Doplang, juga karena DBD merupakan
Purworejo. penyakit menular. Praktik responden
yang kurang baik adalah pada
METODOLOGI PENELITIAN praktik menggantungkan baju di
Jenis penelitian ini dalam rumah (76.2%) yang menjadi
merupakan penelitian deskriptif tempat beristirahat nyamuk Aedes,
analitik menggunakan pendekatan tidak menggunakan lotion anti
kuantitatif. Desain studi yang nyamuk ketika hendak tidur pada
digunakan dalam penelitian adalah siang hari (75.3%), dan praktik ibu
cross sectional yang dilakukan dalam penggunaan bubuk abate:
dalam waktu bersamaan untuk (71.9% responden menaburkan
semua variabel yang dilakukan pada bubuk abate > 3 bulan sekali; 70.8%
waktu tertentu.10 Peneliti akan responden tidak menaburkan bubuk
menganalisis mengenai faktor-faktor abate pada bak mandi setelah
yang berhubungan dengan praktik dikuras).
pencegahan demam berdarah
dengue oleh ibu rumah tangga di Tabel 1. Hasil analisis faktor-faktor
Kelurahan Doplang, Purworejo. yang berhubungan dengan praktik
Populasi merupakan wilayah pencegahan demam berdarah
keseluruhan yang terdiri dari subyek dengue (DBD) oleh ibu rumah
yang akan diteliti yang memilki tangga di Kelurahan Doplang
karakteristik tertentu yang telah No
Variabel
p-value Ket.
ditetapkan pada Bebas
penelitian.11Populasi yang 1 Usia 0.476 Tidak ada
digunakan dalam dalam penelitian hubungan
ini adalah jumlah rumah tangga di 2 Tingkat 0.000 Ada
Pendidikan hubungan
Kelurahan Doplang dengan total
3 Pekerjaan 0.402 Tidak ada
sebanyak 1157 rumah tangga. hubungan
Sampel adalah bagian dari 4 Pengetahuan 0.227 Tidak ada
populasi yang akan diambil. Kriteria hubungan
sampel yang digunakan adalah ibu 5 Sikap 0.000 Ada
rumah tangga yang ada di hubungan
Kelurahan Doplang, Purworejo, dan 6 Ketersediaan 0.136 Tidak ada
bersedia menjadi responden dalam Sarana hubungan
penelitian yang dilakukan.Teknik Informasi
sampling yang digunakan adalah 7 Kemudahan 0.475 Tidak ada
Akses hubungan
stratified simple random
Informasi
sampling.Sampel yang digunakan 8 Dukungan 0.004 Ada
dalam penelitian ini adalah sebanyak Petugas hubungan

763
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

No
Variabel
p-value Ket.
lebih matang, karena usianya yang
Bebas matang.14
1 Usia 0.476 Tidak ada
hubungan Tingkat Pendidikan
Puskesmas Tingkat pendidikan
9 Dukungan 0.001 Ada
merupakan jenjang pendidikan
Kader hubungan
10 Dukungan 0.000 Ada formal tertinggi yang telah selesai
Keluarga hubungan ditempuh oleh ibu. Dalam penelitian
11 Dukungan 0.000 Ada ini, tingkat pendidikan ibu
Tetangga hubungan dikategorikan menjadi 4, yaitu tamat
SD/MI, tamat SMP/MTs, tamat
Tabel 1 menunjukkan SMA/MA/SMK, tamat perguruan
variabel yang berhubungan maupun tinggi.
yang tidak berhubungan dengan Hasil penelitian menunjukan
praktik pencegahan demam bahwa responden paling banyak
berdarah dengue (DBD) oleh ibu tamat perguruan tinggi (41.6%), dan
rumah tangga di Kelurahan Doplang. yang paing sedikit adalah tamat
SMP/MTs (12.4%). Hasil pengujian
analisis hubungan menunjukkan nilai
Usia p=0.000, hal ini berarti adanya
Usia ibu didata berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan
usia yang tercantum pada KTP yang dengan praktik ibu dalam
bersangkutan sampai dengan waktu pencegahan DBD.
ketika penelitian dilakukan, dihitung Sejalan dengan penelitian
dengan menggunakan satuan tahun, Bakta dan Bakta (2014) yang
dihitung dari ulang tahun terakhir.12 menunjukkan bahwa responden
Dalam penelitian ini, usia ibu dibagi dengan pendidikan tinggi akan
menjadi 2 kategori, yaitu dewasa melakukan PSN dengan benar.
awal (18-40 tahun) dan dewasa Semakin tinggi tingkat pendidikan
lanjut (41-60 tahun).13 seseorang, maka semakin besar
Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan seseorang untuk
bahwa sebagian besar responden berperilaku positif.14
termasuk dalam kategori usia
dewasa lanjut (41-60 tahun) dengan Pekerjaan
rata-rata usia seluruh responden Pekerjaan yang dimaksudkan
sebesar 44 tahun. Umur paling dalam penelitian ini adalah segala
muda responden adalah 19 tahun jenis pekerjaan yang dilakukan ibu
sedangkan yang paling tua berusia sehari-hari. Ibu bekerja berarti
60 tahun. mempunyai kegiatan tetap dalam
Analisis hubungan dan menghasilkan uang, ibu yang
menunjukkan bahwa tidak adanya tidak bekerja dikategorikan sebagai
hubungan antara usia dengan ibu rumah tangga.
praktik pencegahan DBD dengan p Hasil dari penelitian
value 0.476. Hal ini sejalan dengan menunjukkan bahwa pekerjaan
penelitian Bakta dan Bakta (2014) responden terbanyak adalah
bahwa tidak adanya hubungan sebagai pegawai negeri sipil (PNS)
antara usia dengan perilaku PSN (p (39.3%). Sedangkan untuk jumlah
value=0.368). Hal ini dikarenakan total ibu bekerja adalah sebesar
pada usia tertentu, responden 66.3%.
memiliki kemampuan berpikir yang

764
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil uji bivariat berarti tidak ada hubungan antara


menunjukkan p value= 0.402 > 0.05. pengetahuan dengan praktik
Hal ini berarti bahwa tidak ada pencegahan DBD. Bertolak
hubungan yang signifikan antara belakang dengan penelitian yang
pekerjaan dengan praktik dilakukan Santhi dkk (2012), bahwa
pencegahan DBD. Sejalan dengan adanya hubungan antara tingkat
penelitian yang dilakukan Monintja pengetahuan dengan aktivitas PSN
(2015) bahwa tidak adanya (p value=0.00). Responden yang
hubungan antara pekerjaan dengan memiliki tingkat pengetahuan yang
tindakan PSN di Kelurahan baik, akan melakukan aktivitas PSN
Malalayang I,Kecamatan dengan baik, dan begitu pula
Malalayang, Kota Manado15. sebaliknya.18
Berbeda dengan teori Notoatmodjo,
bahwa pekerjaan memiliki pengaruh Sikap
pada pengetahuan seseorang, dan Sikap dalam penelitian ini
lingkungan pekerjaan inilah yang merupakan tanggapan, reaksi, dan
kemudian dapat menjadikan respon ibu mengenai tindakan
seseorang memperoleh pencegahan DBD. Hasil pengujian
pengetahuan yang baik dan univariat menunjukkan bahwa
pengalaman secara langsung sebanyak separuh kurang (47.2%)
maupun tidak langsung.16 responden masih memiliki sikap
yang negatif terhadap pencegahan
Pengetahuan DBD.
Pengetahuan merupakan Sikap responden yang masih
hasil tahu dari segala sesuatu yang negatif ditunjukkan dengan jawaban
datang dari pengalaman da responden yang salah pada
informasi dari orang sekitar maupun pertanyaan fogging yang merupakan
media massa lainnya mengenai langkah efektif dalam
penyakit dan pencegahan DBD.17 pemberantasan DBD (69.7%), sikap
Hasil uji univariat dalam pemeliharaan ikan pemakan
menunjukkan bahwa sebesar 41.6% jentik yang lebih baik dipelihara
responden masih memiliki dalam akuarium (55.1%), dan tidak
pegetahuan yang kurang baik perlunya pemberian bubuk abate di
mengenai DBD. Pengetahuan bak mandi yang sudah dikuras
responden yang masih kurang karena sudah bersih (50.6%).
adalah mengenai kegiatan apa saja Hasil analisis bivariat
yang termasuk dalam 3M Plus. menunjukkan adanya hubungan
Pengetahuan yang kurang yang bermakna antara sikap dengan
ditunjukkan dari jawaban responden praktik pencegahan DBD (p
yang salah mengenai membakar value=0.000). Hasil penelitian ini
sampah (60.7%), tempat serupa dengan penelitian Santhi dkk
perkembangbiakan nyamuk yang (2012) yang mennjukkan bahwa
menularkan DBD (50.6%), yang menunjukkan adanya
penggunaan ikan pemakan jentik hubungan antara sikap masyarakat
dalam pencegahan DBD (46.1%), dengan aktivitas PSN di Desa
dan juga jenis nyamuk yang Dalung Kecamatan Kuta Utara.18
menularkan DBD (43.8%). Menurut Green (2000), sikap juga
Pada hasi uji hubungan merupakan faktor predisposisi dari
menggunakan Chi Square suatu perilaku yang dihasilkan,
menunjukkan value=0.227. Hal ini begitu pula sikap pada akhirnya juga

765
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

akan mempengaruhi seseorang Dukungan Petugas Puskesmas


dalam berperilaku.19 Merupakan pemberian
dukungan dari petugas Puskesmas
Ketersediaan Sarana Informasi kepada ibu dalam pencegahan DBD.
Ketersediaan dari sarana Dari hasil analisis univariat
informasi adalah ada tidaknya media menunjukkan bahwa sebesar 65.2%
informasi tertentu yang didapatkan petugas Puskesmas mendukung
responden mengenai pencegahan responden dalam tindakan
DBD.Sebesar 55.1% responden pencegahan DBD.
memiliki sarana informasi yang Hasil penelitian menunjukkan
tersedia, yang kemudian dapat bahwa ada hubungan antara
mendukung responden untuk dukungan petugas Puskesmas
melakukan tindakan pencegahan dengan praktik ibu dalam
DBD. pencegahan DBD (p value=0.004).
Hasil analisis hubungan Penelitian serupa juga dilakukan
menunjukkan p value sebesar 0.136, oleh Listyorini (2016) bahwa ada
kemudian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara peran petugas
tidak ada hubungan antara kesehatan dengan perilaku PSN (p
ketersediaan sarana informasi value=0.000). Semakin besar
dengan praktik responden dalam petugas kesehatan yang
pencegahan DBD. Bertolak mendukung, semakin baik pula
belakang dengan penelitian perilaku masyarakat yang
Listyorini (2016)yang menyatakan dihasilkan.20 Salah satu peran
bawa adanya hubungan antara tenaga kesehatan adalah
ketersediaan informasi mengenai memotivasi perubahan masyarakat,
DBD dengan terhadap perilaku PSN termasuk di dalamnya memilih
yang dilakukan responden (p beberapa perubahan perilaku yang
value=0.0001).20 diharapkan untuk diterapkan.21

Kemudahan Akses Informasi Dukungan Kader Kesehatan


Merupakan mudah atau Dukungan kader kesehatan
tidaknya akses informasi yang dapat adalah pemberian dukungan dari
dijangkau oleh responden. Sebesar kader kesehatan kepada ibu dalam
73% responden memiliki akses tindakan pencegahan DBD. Pada uji
informasi yang mudah dijangkau. univariat, diketahui bahwa masih
Analisis bivariat banyak responden yang kurang
menunjukkan p value sebesar 0.475, mendapatkan dukungan dari kader
yang berarti bahwa tidak adanya (44.9%). Hal ini ditunjukkan dari
hubungan yang bermakna antara sebanyak 75.3% responden
kemudahan akses informasi dengan menjawab bahwa kader tidak
praktik pencegahan DBD. Hal ini membantu dalam pemantauan
tidak sesuai dengan teori Green jentik.
(2000), kemudahan akses informasi Hasil penelitian juga
termasuk ke dalam faktor enabling menunjukkan bahwa adanya
atau faktor yang memungkinkan hubungan yang bermakna antara
terjadinya suatu perilaku. Informasi dukungan kader kesehatan dan
memiliki pengaruh yang besar praktik pencegahan DBD dengan p
dalam membentuk pendapat atau value sebesar 0.001. penelitian ini
kepercayaan seseorang.19 sejalan dengan penelitian Dewi
(2015), yang menunjukkan bahwa

766
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

adanya hubungan antara dukungan tidak mendukung dalam tindakan


petugas kesehtan dengan praktik pencegahan DBD. Hasil uji univariat
PSN di Kelurahan Mulyoharjon menunjukkan bahwa sebesar 61.8%
Kecamatan Jepara Kabupaten responden mendapatkan dukungan
Jepara. Penyuluhan yang diberikan dari tetangga sekitar dalam praktik
oleh petugas kesehatan, yang juga pencegahan DBD.
dibantu oleh kader akan Hasil penelitian menunjukkan
mempengaruhi pengetahuan yang p value sebesar 0.000, yang berarti
baik dan sikap positif, yang bahwa adanya hubungan yang
kemudian akan menjadi suatu bermakna antara dukungan tetangga
perilaku PSN yang baik.22 dengan praktik pencegahan DBD di
Kelurahan Doplang, Purworejo.
Dukungan Keluarga Penelitian yang dilakukan oleh
Merupakan bentuk dukungan Marwah (2012) juga menunjukkan
dari keluarga ibu dan orang yang adanya hubungan antara dukungan
tinggal serumah dengan ibu dalam tetangga dengan praktik
tindakan pencegahan DBD.Hasil pencegahan DBD. Responden yang
analisis univariat menunjukkan mendapatkan dukungan dari
bahwa sebesar 66.3% responden tetangga, lebih banyak yang
mendapatkan dukungan dari melakukan pencegahan DBD
25
keluarga mengenai pencegahan daripada yang tidak.
DBD, dengan 87.6% keluarga
responden ikut membantu kegiatan KESIMPULAN
3M Plus. 1. Sebesar 43.6% ibu masih
Pengujian hubungan yang memiliki praktik yang kurang Baik
dilakukan menunjukkan p value dalam pencegahan DBD.
sebesar 0.000. Kemudian dapat 2. Praktik ibu yang kurang baik
disimpulkan bahwa adanya adalah dalam hal
hubungan antara dukungan keluarga menggantungkan baju di dalam
dengan praktik pencegahan DBD di rumah (76.2%), tidak
Kelurahan Doplang, Purworejo. menggunakan lotion anti nyamuk
Sejalan dengan penelitian yang ketika hendak tidur pada siang
dilakukan Nur dkk (2013) yang hari (75.3%), menaburkan bubuk
menunjukkan bahwa terdapat abate lebih dari 3 bulan sekali
hubungan yang bermakna antara (71.9%), dan tidak menaburkan
dukungan keluarga dengan tindakan bubuk abate pada bak mandi
pencegahan DBD (p value=0.046).23 setelah dikuras (70.8%).
Hal ini juga sejalan dengan Green 3. Variabel yang berhubungan
(2000) bahwa keluarga merupakan dengan praktik pencegahan DBD
orang yang dianggap adalah tingkat pendidikan, sikap,
persetujuannya bagi setiap dukungan petugas Puskesmas,
keputusan yang diambil. Pada dukungan kader kesehatan,
umumnya, seseorang akan memiliki dukungan keluarga, dan
sikap yang searah dengan orang dukungan tetangga.
yang dianggap penting.24 4. Variabel yang tidak berhubungan
adalah usia, pekerjaan,
Dukungan Tetangga pengetahuan, ketersediaan
Tetangga dalam penelitian ini sarana informasi, dan kemudahan
adalah orang yang tinggal di sekitar akses informasi.
rumah ibu yang mendukung atau

767
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

SARAN 6. Dinas Kesehatan Kabupaten


Bagi Ibu Rumah Tangga di Purworejo. Data Kasus Demam
Kelurahan Doplang Berdarah Dengue Di Kabupaten
1. Ibu perlu meningkatkan Purworejo Tahun 2014-2016.
pengetahuan mengenai DBD dan Purworejo: Dinas Kesehatan
pencegahannya, sehingga dapat Kabupaten Purworejo
bersikap lebih positif dan 7. Direktorat Jenderal
bertindak lebih baik. Pengendalian Penyakit dan
2. Diharapkan secara mandiri dapat Penyehatan Lingkungan.
menjadi jumantik di rumah Kementerian Kesehatan
sendiri. Republik Indonesia. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik
Bagi Petugas Puskesmas dan Indonesia Nomor.
Kader 581/Menkes/SK/VII/1992
1. Kader diharapkan dapat bergerak Tentang Pemberantasan
secara mandiri dalam melakukan Penyakit Demam Berdarah. In:
pemantauan jentik rutin (PJR) di Modul Pengendalian Demam
Kelurahan Doplang. Berdarah Dengue, 2011.
2. Petugas Puskesmas dan kader 8. UPT Puskesmas Mranti
lebih berfokus pada pemberian Purworejo. Data Kasus Demam
informasi mengenai tindakan Berdarah Dengue Di UPT
pencegahan 3M Plus kepada ibu Puskesmas Mranti Tahun 2014-
rumah tangga di Kelurahan 2016. Purworejo: UPT
Doplang. Puskesmas Mranti
9. Gunarsa S. Psikologi Praktis:
DAFTAR PUSTAKA Anak, Remaja, Dan Keluarga.
1. Ginanjar G. Apa Yang Dokter Jakarta: Gunung Mulia
Anda Katakan Tentang Demam 10. Sastroasmoro, S, dan Ismael S.
Berdarah. Yogyakarta: B-first, Dasar-Dasar Metodologi
2008. Penelitian. Jakarta: Binarupa
2. Pusat Data dan Surveilans Aksara, 2011.
Epidemiologi. Buletin Jendela 11. Hasan, MI. Pokok-Pokok Materi
Epidemiologi: Demam Berdarah Metodologi Penelitian. Jakarta:
Dengue, 2010. Ghalia Indonesia, 2002.
3. Kementerian Kesehatan 12. Swarjana, IK. Metodologi
Republik Indonesia. Profil Penelitian Kesehatan.
Kesehatan Indonesia Tahun Yogyakarta: ANDI, 2012.
2015. Jakarta: Kementerian 13. Hurlock, EB. Psikologi
Kesehatan Republik Indonesia, Perkembangan: Suatu
2016. Pendekatan Sepanjang
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Rentang. Jakarta: Erlangga,
Tengah. Profil Kesehatan Jawa 2003.
Tengah Tahun 2015. Semarang: 14. Bakta, NNYK, danI.M. Bakta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Hubungan Antara Pengetahuan
Tengah, 2016. dan Sikap Terhadap Perilaku
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Pemberantasan Sarang
Purworejo. Profil Kesehatan Nyamuk (PSN) Sebagai
Tahun 2014. Purworejo: Dinas Pencegahan Demam Berdarah
Kesehatan Kabupaten Dengue (DBD) Wilayah
Purworejo, 2015. Puskesmas Payangan Tahun

768
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2014, 2014. Kecamatan Jepara Kabupaten


15. Monintja, TCN. Hubungan Jepara, 2015.
Antara Karakteristik Individu, 23. Nur, H, dkk. Faktor yang
Pengetahuan dan Sikap dengan Berhubungan dengan Tindakan
Tindakan PSN DBD Masyarakat Pencegahan DBD di Wilayah
Kelurahan Malalayang I Kerja Puskesmas Antang Kota
Kecamatan Malalayang Kota Makassar. 2013:350.
Manado. Jikmu. 2015;5(2b):503- 24. Azwar, S. Sikap Manusia Dan
519. Pengukurannya. Yogyakarta:
16. Notoadmodjo, S. Ilmu Perilaku Pustaka Pelajar, 2012.
Kesehatan. Jakarta: Rineka 25. Marwah, M. Faktor-Faktor yang
Cipta, 2010. Berhubungan dengan Praktek
17. Notoadmodjo S. Promosi Masyarakat dalam Pencegahan
Kesehatan Dan Perilaku Penyakit DBD di Kelurahan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Pengasinan Kecamatan
Cipta, 2012. Rawalumbu Kota Bekasi, 2012.
18. Santhi, NMM, dkk. Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat Tentang DBD
Terhadap Aktivitas
Pemberantasan Sarang
Nyamuk di Desa Dalung
Kecamatan Kuta Utara Tahun
2012. 2012:152-155.
19. Green, L. Health Promotion
Planning, an Educational and
Environtment Approach. 2nd ed.
London: Mayfield Publishing
Company, 2000.
20. Listyorini, PI. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku
Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) pada
Masyarakat Karangjati
Kabupaten Blora. Ilm Rekam
Medis Dan Inform Kesehat.
2016;6(1):6-15.
21. Sukowati, S dan Shinta. Peran
Tenaga Kesehatan Masyarakat
dalam Mengubah Perilaku
Masyarakat menuju Hidup
Bersih dan Sehat. Media
Litbang Kesehat. 2003;8(2):31-
37.
22. Dewi, NP. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Praktik
Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN DBD) Keluarga di
Kelurahan Mulyoharjo

769

You might also like