Professional Documents
Culture Documents
76-Article Text-183-2-10-20191231 PDF
76-Article Text-183-2-10-20191231 PDF
Abstract
Background: Airway management is the most important thing in resuscitation and
requires special skills in the management of emergencies, therefore the first thing that
must be assessed is the smoothness of the airway, which includes airway examinations
that can be caused by foreign bodies. The lack of oxygen is a cause of rapid death.
Research Objectives The general objective of this research is to improve the ability of
airway management skills ordinary people in Kateguhan, Sawit, Boyolali. Methods:
This research is an experimental study with a Pre-Test-Post Test one Group control
design approach. through testing research hypotheses. The population of this research
is the cloud community of 50 respondents which are divided into two groups, 25
respondents in the intervention group and 25 respondents as a control group. Statistical
test in the paired group uses the nonparametric Wilcoxon test and the non-paired uses
Mann-Whitney. Results: Based on the results of the Wilcoxon analysis test it can be
concluded that the 25 respondents who conducted training in simulation measures by
way of air way management training specifically airway obstruction can be drawn the
conclusion that the majority of ordinary people have good knowledge in terms of
emergency handling abilities, especially in air way management measures p value
0.001 which means that there are significant differences between before and after
training. In the control group there were also significant differences with a P value of
0.001. Based on the Mann-Whitney test analysis, there were significant differences
between the intervention and control groups with a p value of 0.001. Conclusion:
Airway management education and training courses for lay people continue to be held
to improve the ability of the action skills.
PENDAHULUAN
Menurut Bingham (2008), airway dari tubuh sendiri, seperti darah dan cairan
management adalah prosedur medis yang lambung yang teraspirasi. Menurut ATLS
dilakukan untuk mencegah obstruksi jalan (Advance Trauma Life Support) (2008),
napas untuk memastikan jalur nafas Airway manajemen merupakan hal yang
terbuka antara paru-paru pasien dan udara terpenting dalam resusitasi dan
luar. Hal ini dilakukan dengan membuka membutuhkan keterampilan yang khusus
jalan nafas atau mencegah obstruksi jalan dalam penatalaksanaan keadaan gawat
napas yang disebabkan oleh lidah, saluran darurat, oleh karena itu hal pertama yang
udara itusendiri, benda asing, atau bahan harus dinilai adalah kelancaran jalan
81
82 Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 2, Desember 2019, hlm 74-120
nafas, yang meliputi pemeriksaan jalan teknik dan peralatan manajemen jalan
nafas yang dapat disebabkan oleh benda napas pra-rumah sakit yang berbeda
asing, fraktur tulang wajah, fraktur mencerminkan evolusi triase pra-rumah
manibula atau maksila, fraktur laring atau sakit dan penatalaksanaan emergency
trakea. Gangguan airway dapat timbul (Jacobs,Grabinsky 2014). Pengendalian
secara mendadak dan total, perlahan-lahan jalan napas yang tidak baik telah
dan sebagian, dan progresif dan/atau diidentifikasi menjadi penyebab kecacatan
berulang. Kejadian yang berupa kematian- bahkan kematian yang dapat dicegah pada
kematian dini karena masalah airway pasien trauma dan henti jantung. Cara
seringkali masih dapat dicegah, dan dapat penanganan jalan napas yang efektif harus
disebabkan oleh kegagalan mengetahui tercapai sebelum pasien tiba di rumah
adanya kebutuhan airway, sakit, hal ini tidak mudah serta beberapa
ketidakmampuan untuk membuka airway, hal masih controversial (Lockey DJ,
kegagalan mengetahui adanya airway Crewdson K, Louis HM 2014).
yang dipasang secara keliru, perubahan Keberhasilan pertolongan terhadap
letak airway yang sebelumnya telah penderita gawat darurat sangat tergantung
dipasang, kegagalan mengetahui adanya dari kecepatan dan ketepatan dalam
kebutuhan ventilasi dan aspirasi isi memberikan pertolongan. Semakin cepat
lambung ATLS (Advance Trauma Life pasien ditemukan makasemakin cepat pula
Support, 2008). Dalam airway manajemen pasien tersebut mendapat pertolongan
terdapat tiga jenis airway definitif yaitu: sehingga terhindar dari kecacatan
pipa orotrakeal, pipa nasotrakeal, dan ataukematian. Kondisi kekurangan
airway surgical (krikotiroidotomi atau oksigen merupakan penyebab kematian
trakeostomi) . Penentuan pemasangan yang cepat. Kondisi inidapat diakibatkan
airway definitif didasarkan pada karena masalah sistem pernafasan ataupun
penemuan-penemuan klinis antara lain bersifat sekunder akibat darigangguan
adanya apnea, ketidakmampuan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan
mempertahankan airway yang bebas kekurangan oksigen dapat jatuh dengan
dengan cara-cara yang lain, kebutuhan cepat ke dalam kondisi gawat darurat
untuk melindungi airway bagian bawah sehingga memerlukan pertolongan segera.
dari aspirasi darah atau vomitus, ancaman Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8
segera atau bahaya potensial sumbatan menit akan menyebabkan kerusakan otak
airway, adanya cedera kepala yang permanen lebih dari 1" menit akan
membutuhkan bantuan nafas (GCS<8), menyebabkan kematian. oleh karena itu
ketidakmampuan mempertahankan pengkajian pernafasan pada penderita
oksigenasi yang adekuat dengan dan gawat darurat penting dilakukan secara
pemberian oksigen tambahan lewat efektif dan efisien
masker wajah ATLS (Advance Trauma
Life Support, 2008). Manajemen jalan METODE PENELITIAN
napas pra-rumah sakit merupakan Jenis penelitian ini adalah penelitian
komponen utama system emergency komparatif kategorik dua kali pengukuran
medical service (EMS) di seluruh dunia, dengan pendekatan cross-sectional.
yang harus dikendalikan dengan baik Pengumpulan data pada penelitian ini
dalam tindakan resusitasi. Pengembangan dilakukan dengan memberikan kuesioner,
Akhmad Rifai, Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Simulasi 83
harus dapat mengenal tanda-tanda dan dikerjakan. pada saat test berlangsung
gejala gagal nafas dan menanganinya tempat duduk responden diberi jarak
dengan cepat walaupun tanpa selayaknya pada saat pelaksanaan ujian.
menggunakan alat yang canggih (Nemaa Sehingga dengan adanya kendala tersebut,
PK. 2003). khususnya pada masyarakat pada saat pelaksanaan test menggunakan
awam yang sering menjumpai kejadian ruangan sampai ke luar kelas untuk
pada kasus gagal nafas khususnya mengantisipasi atau meminimalisasi
sumbatan jalan nafas. diskusi saat pelaksanaan pre tes maupun
Pada pasien dengan kesadaran post test agar hasil kegiatan pelatihan
umum komposmentis, tanda dan gejala maksimal.
obstruksi saluran napas atas, antara lain
distress pernapasan, perubahan suara, KESIMPULAN DAN SARAN
disfagia, odinofagia, tanda tersedak, Ada perbedaan yang bermakna
stridor, pembengkakan muka, dan antara sebelum dan sesudah dilakukan
takikardia. Pada pasien dengan penurunan pelatihan tindakan management airway
kesadaran, gejala utama dari obstruksi baik pada kelompok intervensi dan
saluran napas atas adalah adanya kelompok kontrol dan ada perbedaan yang
ketidakmampuan untuk ventilasi dengan bermakna antara kelompok intervensi dan
bag valve mask setelah percobaan kelompok kontrol
membuka jalan napas dengan teknik jaw Setiap masyarakat awam harus
thrust. Setelah obstruksi saluran napas memiliki kemampuan penanganan
atas berlangsung beberapa menit, asfiksia tindakan management airway khususnya
dapat menyebabkan sianosis, bradikardia, pada sumbatan jalan kedaruratan
hipotensi, kolaps kardiovaskular bersifat sumbatan jalan nafas, karena masyarakat
ireversibel. Kadang-kadang obstruksi awam yang sering menemui kejadian-
saluran napas atas dapat berkembang kejadian pada penyintas dengan masalah
secara perlahan. Obstruksi hidung atau sumbatan jalan nafas. Dengan demikian
stridor dipikirkan sebagai tanda spefisik pelatihan dan simulas tentang managent
dari obstruksi saluran napas atas. Stridor airway sebaiknya di update secara rutin
terdengar pada semua siklus respirasi, bagi masyarakat awam
namun biasanya terdengar lebih intensif
pada saat inspirasi dan lebih menonjol di DAFTAR RUJUKAN
atas leher. Adanya stridor Advanced Trauma Life Support (ATLS)
mengindikasikan obstruksi saluran napas For Doctors.2015.8th Edition.
yang berat (aliran udara) itu tidak dapat American College of Surgeons.2010.
membantu penentuan lokasi obstruksi Advanced Trauma Life Support
(Jose C, Atul C. 2009) (ATLS, 2010) Untuk Dokter Edisi 7.
Selama pelaksanaan penelitian ini Jakarta : IKABI, Bab 5; Trauma
terdapat beberapa kendala, diantaranya Abdomen.
adalah pada saat pre test dan post test, American Heart Association (AHA),
responden lesehan dan membaur 2015, Adult Basic Life Support:
sehingga memungkinkan responden Guidelines for cardiopulmonary
melakukan diskusi tentang jawaban Resuscitation and Emergency
pertanyaan dari kuesioner yang Cardiovascular Care, diakses 16
88 Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 2, Desember 2019, hlm 74-120