You are on page 1of 14

2

Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor


dalam Penanganan Korban Penyalahgunaan Narkoba
The Involvement of Compulsory Report Receiving Institution
in Drugs Abuse Victim Handling

Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Jl. Nitipuran No. 1, Sonosewu, DIY.
Telpon (0274) 377265. HP. +628562870070. E-mail: chatarinarus65@gmail.com.
Diterima 13 Juni 2017, diperbaiki 1 Agustus 2017, disetujui 25 Oktober 2017

abstract

Indonesia is in the stage of drugs abuse emergency stadium, every year thousands die of it. The growth of drugs abuse
will weaken the quality of Indonesian human resources. Drug users are the victims of illegal drugs dealer chain. They need
help in order to be able to undergotreatment back to their normal life fully, so that they can manage their life and their
future by themselves. This research aimed to describe the way of handling drugs abuse victims by Lembaga Pengabdian
Pemuda Bangsa (LP2B or Nation Youth Service Institution) Ambon which is assigned as Compulsory Report Receiving
Institution (Institusi Penerima Wajib Lapor or IPWL) by Social Ministry. The research informan were the rehabilitation
chief, caretaker and the officers of LP2B, drugs addicted and abuse victims being taken care of by LP2B, and also the
Maluku BNN personnel. The research showed that LP2B as IPWL received and conducted social rehabilitation for drugs
abuse victims who had already been treated medically from the local hospital of Ambon Municipality. The rehabilitation
service in LP2B conducted through out-of the rehabilitation center, where clients may consult directly either in face-to-face
with rehabilitation officer and that of by telephone call. LP2B also takes initiative if there were drugs addicted person or
drugs abuse victims. LP2B conducted approach to the addicted person, drugs abuse victims and their family so that they
agree to be treated, served and ready to undergo social rehabilitation. Counseling and socialization conducted to their
family and society as an effort to prevent drugs abuse and to promote the initiative to report should there be drugs abuse
victims among their families or neighbors. The Social Ministry is supposed to prepare and optimize the roles of social
officers included consultants in the scope of addiction so that they are ready to provide social rehabilitation service for
any drugs abuse victims.

Keyword: involvement of IPWL; victims handling; drugs abuse

abstrak

Indonesia sudah pada tahap darurat narkoba, setiap tahun ribuan orang meninggal akibat penyalahgunaan narkoba.
Maraknya penyalahgunaan narkoba akan memperlemah kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Penyalahguna narkoba
adalah korban dari kejahatan jaringan pengedar narkoba ilegal. Mereka membutuhkan pertolongan untuk bisa kembali
menjadi manusia seutuhnya, sehingga dapat menata kehidupan dan masa depannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan pelaksanaan penanganan korban penyalahgunaan narkoba oleh Lembaga Pengabdian Pemuda Bangsa
(LP2B) Ambon, yang ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) oleh Kementerian Sosial. Informan penelitian
adalah ketua, pengurus dan petugas rehabilitasi LP2B, pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba yang menjadi binaan
LP2B, serta petugas BNN Maluku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LP2B sebagai IPWL menerima dan melaksanakan
rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba yang sudah memperoleh pelayanan medis dari rumah sakit di Kota
Ambon. Pelayanan rehabilitasi di LP2B melalui sistem luar panti, klien bisa melakukan konsultasi tatap muka dengan
petugas dan lewat telepon. LP2B juga melakukan jemput bola jika ada pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba. LP2B
melakukan pendekatan pada pecandu, korban, dan keluarga agar bersedia mendapatkan penanganan, pelayanan dan siap
menjalani rehabilitasi sosial. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan kepada keluarga dan masyarakat sebagai upaya mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkoba serta menumbuhkan keberanian melapor apabila ada anggota keluarga atau tetangga
menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Kementerian Sosial agar menyiapkan dan mengoptimalkan peran pekerja sosial
termasuk konsultan dibidang adiksi untuk memberi pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza.

Kata kunci: keterlibatan IPWL; penanganan korban; penyalahgunaan narkoba

119
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

A. Pendahuluan mahasiswa, pelajar, buruh, bahkan ibu rumah


Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah tangga tidak luput dari jeratan narkoba. Dari sisi
sangat mengkhawatirkan, dalam setahun uang usia, pengguna narkoba mulai dari anak-anak,
yang dibelanjakan untuk barang haram tersebut remaja, dewasa, bahkan lanjut usia. Korban yang
mencapai nilai Rp 72 triliun. Menteri Sosial semula terbatas hanya di kota-kota besar dengan
RI, Khofifah Indar Parawansa menyatakan: sasaran keluarga yang mampu, kemudian meluas
“Bagaimana tidak serius urusan narkoba di In- sampai ke kota-kota kecil dan menyerang keluar-
donesia, dalam setahun saja bisa tembus angka ga kurang mampu. Alasan penggunan beragam,
yang sangat fantastis, yaitu Rp 72 triliun. Saat dari sekedar mencoba-coba karena didorong rasa
ini, tidak kurang 5,8 juta orang menjadi korban ingin tahu, sampai pada yang memang sengaja
narkoba dengan beragam jenis dan variannya” mencari pelampiasan dan pelarian dari himpitan
(Kedaulatan Rakyat, 5 September 2016). Hal persoalan.
tersebut menunjukkan, bahwa narkoba telah Narkoba atau napza adalah obat/bahan/zat,
memakan korban jutaan orang di Indonesia. yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau
Dikhawatirkan penyalahgunaan narkoba akan disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja
merusak masa depan bangsa dan negara. Korban otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebab-
penyalahgunaan narkoba sebagian besar adalah kan ketergantungan atau adiktif (Lydia Harlina
mereka yang berusia muda dan produktif. Daya dan Satya Joewana, 2006). Akibatnya, terjadi
rusak narkoba sangat luar biasa merusak karak- perubahan pada kesadaran pikiran, perasaan,
ter manusia, baik fisik maupun psikis, apabila dan perilaku pemakainya. Belle Woodcomstock
berlangsung dalam jangka panjang berpotensi (dalam Ahmadi Sofyan, 2007) menyatakan,
mengganggu daya saing dan kemajuan bangsa, bahwa, narkoba adalah kampiun yang sangat
sehingga produktivitas bangsa sangat dirugi- merusak kehidupan manusia. Tidak ada jalan
kan. Oleh karena itu, perlu penyelamatan dan yang lebih pendek untuk merusak tubuh, pikiran,
perlindungan terhadap generasi muda sebagai dan jiwa manusia daripada memakai narkoba.
aset potensial bangsa yang diharapkan menjadi Lebih lanjut, Lydia Harlina dan Satya Joewana
penerus bangsa dari penyalahgunaan narkoba. (2006) menyebutkan, bahwa narkoba (narko-
Jika hal ini dibiarkan akibatnya Indonesia teran- tika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya)
cam mengalami lost generation (generasi yang adalah istilah penegak hukum dan masyarakat,
hilang). sedangkan napza (narkotika, psikotropika, dan
Berdasar data Badan Narkotika Nasional zat adiktif lain) adalah istilah dalam dunia ke-
(BNN), pengguna narkoba di Indonesia dari dokteran.
tahun ke tahun mengalami grafik yang tidak Dalam kajian ini digunakan istilah narkoba
tetap. Pada tahun 2015 jumlah pengguna narkoba (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
mengalami kenaikan yang cukup signifikan, ta- lainnya), karena telah menjadi bahasa umum di
hun 2014 sempat mengalami penurunan, yakni masyarakat. Narkoba disebut berbahaya apabila
hanya 4 juta jiwa, kemudian pada November disalahgunakan, dampaknya dapat menimbulkan
tahun 2015 naik menjadi 5,9 juta jiwa (Coconut ketergantungan. Pemakainya akan terbelenggu,
Indonesia, 19 April 2016). Mengingat tingginya karena tidak dapat meninggalkan dan selalu
kasus penyalahgunaan narkoba dan kerugian membutuhkan. Efek narkoba di samping dapat
negara yang besar, Indonesia menyatakan “daru- menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan,
rat narkoba”. Korban sudah sangat meluas dan juga memiliki daya adiksi atau ketagihan yang
menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat sangat berat. Selain itu juga memiliki daya tole-
dari beragam profesi dan latar belakang sosial, ran atau penyesuaian dan daya habitual atau
yaitu wakil rakyat, polisi, pilot, pengusaha, artis, kebiasaan yang juga sangat tinggi. Ketiga sifat

120
Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor dalam Penanganan ...... (Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati)

narkoba ini yang menyebabkan pemakainya dengan ketentuan dokter dan para tenaga medis,
menjadi budak setia selamanya, karena tidak dapat menyembuhkan banyak penyakit dan
dapat lepas dari “cengkeramannya” (Subagyo mengurangi penderitaan. Namun sebaliknya, jika
Partodiharjo, 2010). digunakan tidak untuk maksud pengobatan tetapi
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Ta- disalahgunakan, dapat menimbulkan malapetaka
hun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud yang sangat merugikan sebab narkoba memiliki
narkotika adalah zat atau obat yang berasal daya rusak yang luar biasa. Seperti dikemu-
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis kakan Sudarsono (1991), bahwa penggunaan
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan narkoba dengan dosis teratur dapat bermanfaat
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya sesuai dengan tujuan, sedangkan penggunaan
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa narkoba dengan dosis yang melebihi ukuran
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. normal apalagi dalam kasus penyalahgunaan
Narkotika dibedakan ke dalam tiga kelompok, akan menimbulkan efek negatif, baik dalam
narkotika golongan I, seperti heroin, kokain, kondisi addition maupun dependence. Oleh
dan ganja. Golongan II, seperti morfin, petidin, sebab itu, jika terjadi penyalahgunaan maka
dan metadon, dan golongan III seperti kodein. segera mencari pusat layanan terkait masalah
Psikotropika adalah sejenis zat atau obat yang narkoba, sehingga mendapatkan pelayanan
tidak tergolong narkotika. Menurut Undang yang berkesinambungan sesuai dengan kondisi
Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psiko- masing-masing individu.
tropika, yang dimaksud psikotropika adalah Pengertian penyalahgunaan narkoba menurut
zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis Lydia Harlina dan Satya Joewana (2006) ada-
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif lah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada menikmati pengaruhnya dalam jumlah berlebih
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika da- dan kurang teratur serta berlangsung cukup lama,
pat dikelompokkan ke dalam empat golongan sehingga menyebabkan gangguan kesehatan
yaitu, golongan I contohnya ekstasi, golongan fisik, mental, dan kehidupan sosial. Pengertian
II contohnya amphetamin dan sabu, golongan penyalahguna narkotika menurut Undang Un-
III contohnya phenobarbital, dan golongan IV dang Nomor 35 Tahun 2009 adalah orang yang
contohnya diazepam dan nitrazepam. menggunakan narkotika tanpa hak atau mela-
Golongan adiktif lainnya adalah zat atau wan hukum. Penyalahgunaan narkoba, dengan
bahan lain bukan narkotika dan psikotropika demikian dimaksudkan sebagai penggunaan
yang dapat menimbulkan ketergantungan, tidak narkoba secara tetap bukan untuk tujuan pengo-
tercantum dalam peraturan perundang-undang- batan, atau pemakaian tanpa mengikuti aturan
an tentang narkotika dan psikotropika. Beberapa takaran yang seharusnya. Jika penyalahgunaan
jenis yang termasuk zat atau bahan adiktif lainnya narkoba berlanjut akan menjadi “budak narkoba”
adalah alkohol, inhalansia (gas yang dihirup) dan atau sering disebut “ketergantungan” yang mem-
solven (zat pelarut), nikotin (rokok). Pemakaian bahayakan bagi pemakainya. Hal tersebut karena
rokok dan alkohol terutama di kalangan remaja dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik,
yang sering menjadi pintu masuk pemakaian mental serta gangguan sosial yang kompleks.
narkoba lain yang berbahaya. Lydia Harlina dan Satya Joewana (2006) me-
Sebenarnya banyak jenis narkotika dan nyatakan, penggunaan narkoba yang bertambah
psikotropika yang memberi manfaat besar di banyak dan semakin sering dapat menyebabkan
bidang kedokteran untuk terapi penyakit. Peng- “ketergantungan” (compulsive dependent use).
gunaan narkotika dan psikotropika yang sesuai Jika sudah sampai pada tahap ketergantungan

121
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

akan merusak sistem saraf, yang pada akhirnya upaya telah dilakukan berbagai pihak, seperti
akan memunculkan efek negatif pada fisik dan pemerintah dengan segenap institusinya, organi-
jiwa pengguna. sasi sosial kemasyarakatan dan masyarakat luas
Ketergantungan narkotika menurut Undang- dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba.
Undang Nomor 35 Tahun 2009 adalah kondisi Semuanya secara sinergis melakukan perlawanan
yang ditandai oleh dorongan untuk menggu- terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba
nakan narkotika secara terus menerus dengan di Indonesia, semua pihak harus bergandeng
takaran yang meningkat agar menghasilkan tangan agar tidak ada korban baru.
efek yang sama, dan apabila penggunaannya Kota Ambon merupakan salah satu kota di
dikurangi dan atau dihentikan secara tiba-tiba wilayah timur Indonesia, juga tidak terlepas
menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas. dari masalah penyalahgunaan narkoba. Setiap
Menurut Ahmadi Sofyan (2007), ketergantungan tahun jumlah pengguna narkoba di Kota Am-
pada narkoba tidak hanya berpengaruh negatif bon terus mengalami peningkatan, data Badan
terhadap fisik dan psikis pemakai, tetapi juga Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku
berdampak negatif terhadap kehidupan sosial, tahun 2015 mencacat 29.940 warga kota Ambon
dan akibat yang sangat fatal adalah kematian. menggunakan narkoba. BNN Provinsi Maluku,
Dampak atau bahaya penyalahgunaan napza sejak bulan Januari sampai dengan Juni 2016
sudah sangat jelas, yakni berakibat pada gang- sudah menangani 48 kasus. Secara nasional,
guan salah satu fungsi, baik fisik, psikis maupun jika dibandingkan dengan daerah lain, Maluku
kehidupan sosial, bahkan kematian. masuk peringkat ke tujuh nasional dalam hal pe-
Subagyo Partodiharjo (2010) mengungkap- nyalahgunaan narkoba dan obat-obat terlarang.
kan, pengaruh pada fungsi fisik menimbulkan Berdasarkan hasil Survei Pusat Penelitian Kese-
banyak komplikasi pada fungsi organ tubuh, hatan Universitas Indonesia, BNN Pusat dan
dan pengaruh pada psikis yang bermanifestasi BNN Maluku, pengguna atau pemakai narkoba
pada gangguan perilaku tidak wajar atau peri- tercatat paling banyak berumur 18 sampai 30
laku menyimpang. Pengaruh terhadap kehidu- tahun ke atas, dan pemakai terbanyak berada
pan sosial dapat mengganggu peran dan fungsi di Kota Ambon. Pada tahun 2010, Provinsi
mereka sebagai anggota masyarakat, dan tentu Maluku pernah masuk peringkat ke tiga peng-
saja perekonomian keluarga menjadi kacau, guna narkoba terbanyak, tahun 2011 peringkat
karena harus memenuhi kebutuhan narkoba. ke 11, dan tahun 2016 menempati peringkat ke
Lebih lanjut, dapat memicu munculnya tindak tujuh setelah DKI Jakarta, Kalimantan Timur,
kejahatan, sehingga mempengaruhi ketertiban Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Yogyakarta,
masyarakat yang pada akhirnya melemahkan dan Jawa Barat. Kondisi ini tentu saja menjadi
kehidupan bernegara. Bahaya penyalahgunaan keprihatinan dan perhatian serius semua pihak,
narkoba tidak saja merugikan pemakai, tetapi khususnya di Kota Ambon.
juga bagi keluarga dan masyarakat lingkungan. Sebagai respons terhadap masalah penya-
Bahaya penyalahgunaan narkoba, bukan saja lahgunaan narkoba di Kota Ambon, meng-
merupakan masalah perorangan, keluarga, dan gerakkan sekelompok warga masyarakat yang
kelompok masyarakat tertentu, tetapi juga men- peduli dengan mendirikan Lembaga Pengabdian
jadi masalah nasional. Pemuda Bangsa (LP2B). Lembaga tersebut
Mengingat dampak yang ditimbulkan akibat berdiri sebagai bentuk upaya pencegahan dan
penyalahgunaan narkoba dapat melemahkan penanganan dengan melakukan rehabilitasi bagi
kehidupan bernegara, dalam penanggulangan pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba.
masalah tersebut menjadi tanggungjawab pe- Keberadaan LP2B di Kota Ambon merupakan
merintah dan masyarakat. Berbagai cara dan bentuk partisipasi masyarakat dalam penanggu-

122
Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor dalam Penanganan ...... (Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati)

langan narkoba. Partisipasi masyarakat ini sangat agar mendapatkan pengobatan dan perawatan
diharapkan, mengingat penyalahgunaan narkoba melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
sudah meluas ke semua lapisan masyarakat. IPWL membuka jalan kesembuhan bagi korban
Penyalahgunaan narkoba sudah meluas di penyalahgunaan napza, sekaligus memberi akses
masyarakat dan sangat mengkhawatirkan, pe- bagi keluarga mendapatkan bantuan rehabilitasi
merintah mengeluarkan kebijakan bahwa sese- sosial dari pemerintah untuk menyelamatkan
orang yang benar-benar sebagai pecandu atau kehidupan orang yang mereka cintai.
sebagai korban tidak lagi dipidana kurungan atau IPWL merupakan sistem kelembagaan yang
penjara, tetapi memperoleh pelayanan rehabili- dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
tasi medis dan sosial melalui Institusi Penerima Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Wajib Lapor (IPWL), baik yang mendapatkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika (IPWL), dan
pembinaan dari Kementerian Kesehatan maupun merupakan implementasi dari Undang-Undang
Kementerian Sosial. Wajib lapor diartikan seba- Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
gai kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh khususnya menjelaskan, bahwa IPWL adalah
pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan
yang sudah cukup umur (18 tahun ke atas), lembaga rehabilitasi medis dan lembaga reha-
orangtua dan keluarga, wali korban penyalahgu- bilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah.
naan narkoba bagi yang belum cukup umur atau- IPWL bertugas memberi pelayanan rehabilitasi,
pun yang telah cukup umur, kepada IPWL untuk baik medis maupun sosial bagi pecandu dan
mendapatkan pengobatan dan perawatan melalui korban penyalahgunaan narkotika yang biayanya
rehabilitasi medis dan sosial. Wajib lapor juga ditanggung pemerintah. Kementerian Sosial
dapat dilakukan petugas di lembaga non-IPWL sesuai tugas dan fungsinya, mendapatkan man-
sebagai petugas pendamping dan penjangkau dat untuk menyelenggarakan IPWL khususnya
dari rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial yakni
atau Forum Penanggulangan Napza/TPPNBM/ memulihkan korban penyalahgunaan narkoba,
lembaga informasi dan konsultasi (Direktorat baik fisik, mental, maupun sosial, agar mampu
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam
Napza). kehidupan masyarakat, dan menjadi sumber
Stigma di masyarakat menganggap, pecandu daya manusia yang berguna dan produktif. Reha-
narkoba adalah pelaku kriminal dan sampah bilitasi medis menjadi kewenangan Kementerian
masyarakat. Stigma ini membuat keluarga pecan- Kesehatan.
du merasa malu dan berusaha menutup-nutupi Ditunjuknya LP2B sebagai IPWL, LP2B
apabila ada anggota keluarga yang terjerumus harus siap untuk menerima dan melaksanakan
sebagai pemakai, apalagi pecandu narkoba. Me- rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan
reka tidak ingin anaknya digelandang ke kantor narkoba, melalui kegiatan untuk memulihkan
polisi, mereka juga khawatir apabila anak dibawa fisik, psikis, atau sosial, agar korban penyalah-
ke panti rehabilitasi, aib keluarga akan terbuka. gunaan narkoba dapat kembali melaksanakan
Masyarakat akan mengucilkan dan menjauh. fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Dengan dalih demi menjaga nama baik keluarga, Penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan
banyak korban narkoba yang tidak mendapat LP2B melaksanakan rehabilitasi sosial bagi kor-
penanganan semestinya. IPWL menjadikan stig- ban penyalahgunaan narkoba. Hasil penelitian ini
ma tersebut terkikis, yang dimaksudkan untuk diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau
membangun kesadaran baik pecandu maupun pertimbangan bagi Kementerian Sosial melalui
korban penyalahgunaan narkoba, keluarga, dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalah-
masyarakat untuk melaporkan diri ke IPWL gunaan Napza dalam penyempurnaan kebijakan

123
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

penanganan atau rehabilitasi sosial bagi korban dari buku, jurnal, surat kabar, sesuai kebutuhan
penyalahgunaan narkoba. penelitian.
Mengingat penelitian ini menggunakan pen-
B. Penggunaan Metode Penelitian dekatan kualitatif, data dan informasi yang dija-
Pengkajian ini bersifat diskriptif kualitatif, ring adalah data kualitatif, sehingga data yang
ingin mengetahui dan menggambarkan berbagai sudah dikumpulkan dikelompokkan menurut
kegiatan yang dilakukan LP2B dalam melaksa- substansi permasalahannya. Data yang ter-
nakan rehabilitasi sosial bagi korban penyalah- kumpul diinterpretasikan dan dianalisis secara
gunaan narkoba. Penentuan lokasi dilakukan deskriptif kualitatif, untuk menjelaskan data
secara purposif, yakni Kota Ambon dengan per- sesuai dengan makna yang terkandung di da-
timbangan bahwa di Kota Ambon ada LP2Byang lamnya, dan menganalisis hasil interpretasi data
telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai Institusi berdasarkan argumentasi yang bersifat faktual
Pe-nerima Wajib Lapor (IPWL). LP2B ditunjuk dan ilmiah.
oleh pemerintah (Kementerian Sosial) sebagai
IPWL untuk menyelenggarakan rehabilitasi so- C. Penanganan Korban Penyalahgunaan
sial bagi pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba IPWL
narkoba. Sumber data dalam pengkajian ini Kejahatan narkoba dapat digolongkan ke
diperoleh dari data primer dan data sekunder. dalam kejahatan luar biasa dan serius, terlebih
Data primer diperoleh langsung dari infor- ekspansi perdagangan narkoba bersifat lintas
man, yang terdiri dari pengurus dan pengelola, negara dan terorganisir, sehingga menjadi anca-
pelaksana rehabilitasi di LP2B, petugas BNN man nyata dan membutuhkan penanganan serius.
Maluku terkait kegiatan yang dilakukan LP2B Upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba
dan BNN dalam menangani korban penyalah- harus dilakukan secara bersama-sama dengan
gunaan narkoba serta korban penyalahgunaan menyatakan perang terhadap narkoba. Perang
napza yang menjalani rehabilitasi di LP2B. Data tersebut membutuhkan kerjasama seluruh pihak,
sekunder diperoleh dari catatan, dokumen yang tidak hanya BNN tetapi seluruh pihak secara
relevan dengan kebutuhan penelitian, yang bersama-sama membantu untuk melawan atau
diharapkan dapat melengkapi dan menunjang memberantas narkoba. Upaya tersebut dilakukan
data primer. melalui tiga pendekatan. Pertama, pencega-
Teknik pengumpulan data dengan wawancara han penyalahgunaan narkoba dari tingkat pusat
menggunakan panduan wawancara (interview hingga daerah secara periodik dan berkelanjutan.
guide) tidak berstruktur atau terbuka (Sugiyono, Kedua, peningkatan upaya terapi dan rehabilitasi
2007). Wawancara dilakukan dengan dua orang pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba.
pengurus dan pengelola, tiga orang pelaksana Ketiga, keberanian aparat penegak hukum untuk
dan petugas rehabilitasi LP2B, dua orang pe- mengejar dan menangkap pelaku,
candu dan korban penyalahgunaan narkoba yang Perang tersebut harus berjalan efektif tanpa
menjadi binaan LP2B, serta seorang petugas diskriminasi serta tanpa ampun, yakni sanksi
BNN Maluku. Selain wawancara, juga dilakukan hukum yang jelas. Peran aparat penegak hukum
pengamatan (observasi) meskipun tidak meng- dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan
gunakan instrumen baku, tetapi hanya berupa dan kerjasama antarlembaga, memperluas ja-
rambu-rambu pengamatan. Menurut Wignyo ringan intelejen secara nasional, regional, dan
Adiyoso (2009), kombinasi hasil wawancara internasional. Pengawasan kantong peredaran
mendalam dan pengamatan langsung dalam yang telah dipetakan, serta upaya pengenalan
penelitian kualitatif dapat menghasilkan data terhadap modus baru dalam penyelundupan
yang komprehensif. Telaah dokumen diperoleh merupakan langkah konkrit pemberantasan sa-
rang narkoba.

124
Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor dalam Penanganan ...... (Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati)

Hasil wawancara dengan salah seorang petu- pemeriksaan urine di sekolah-sekolah, kampus,
gas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) instansi pemerintah dan swasta, serta lingkungan
Maluku diketahui bahwa, BNNP Maluku pada masyarakat. Sepanjang tahun 2015, Seksi Pence-
tahun 2015 telah merehabilitasi 1.107 orang gahan melakukan sosialisasi bahaya penya-
pengguna narkoba di Kota Ambon. Mereka yang lahgunaan narkoba kepada kurang lebih 3.036
direhabilitasi tersebut terjaring melalui proses pelajar, 958 mahasiswa, 1.267 PNS, 464 pegawai
penjangkauan, razia, dan sukarela melaporkan swasta, dan 5.978 masyarakat di seluruh wilayah
diri. Mereka menjalani proses rehabilitasi rawat Maluku. Seksi Pemberdayaan memberikan
jalan di Klinik Pratama Metamorfosa BNNP penyuluhan kepada 1.717 orang (masyarakat),
Maluku, 27 orang telah selesai menjalani pro- membentuk 392 orang satgas, dan melakukan
gram rehabilitasi rawat jalan dan selebihnya pemeriksaan urine terhadap 3.326 orang. (BNNP
masih dalam proses perawatan. Berkait proses Maluku, 2015). Dalam upaya mengantisipasi
rawat inap, terdapat 12 orang laki-laki dan se- bertambahnya pengguna narkoba, pihak BNNP
orang perempuan yang masih dirawat di Seko- Maluku melaksanakan kegiatan sosialisasi dan
lah Polisi Negara (SPN) Ambon, dan sisanya kegiatan bagi masyarakat, serta petugas BNN di
64 orang pecandu narkoba merupakan warga kabupaten dan kota Maluku.
binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Klas Masih menurut informan dari BNNP Maluku,
IIA Ambon. salah satu kegiatan yang baru dilaksanakan ada-
Tahun 2015 adalah tahun pencanangan reha- lah rapat koordinasi, bimbingan teknik (bimtek),
bilitasi 100 ribu orang penyalahguna narkotika dan sosialisasi di Namlea Pulau Buru. Pelak-
secara nasional, dan BNNP Maluku mendapat sanaan bimtek dilakukan bagi petugas-petugas
target 1.222 orang, bekerjasama dengan Rindam medis di Pulau Buru yang melakukan rawat jalan
XVI/Pattimura, SPN, Lapas Klas IIA, RSUD dr. atau rawat inap di rumah sakit, dan juga Tim
Haulussy, RSUD Karel Satsuitubun dan Dinas Asesmen Terpadu dari Polres Pulau Buru, Pol-
Kesehatan Kota Ambon untuk beberapa puskes- sek Namrole, Kejari Namlea. Rapat koordinasi
mas induk. BNNP Maluku selain telah mere- dilaksanakan untuk membuat persepsi yang sama
habilitasi 1.107 orang penyalahguna narkoba, antara BNNP Maluku dengan Tim Asesmen Ter-
juga telah mengungkap sedikitnya enam kasus padu, agar jangan sampai apa yang dilakukan di
narkotika dengan tujuh orang tersangka yang tiap-tiap daerah tidak sama. Diharapkan dengan
merupakan jaringan nasional, dua kasus dian- dilaksanakan ketiga kegiatan tersebut, kualitas
taranya telah P-21 atau hasil penyelidikan sudah BNN di Pulau Buru semakin meningkat dan
lengkap. terbentuk BNNK (Kabupaten) di Namlea Pulau
Berdasarkan semua kasus narkotika yang Buru. BNNK di Namrole sudah ada, sementara
terungkap tersebut, BNNP Maluku menyita ba- di Namlea Pulau Buru belum ada.
rang bukti 3.884,34 gram ganja dan 0,94 gram Upaya mengantisipasi penyalahgunaan
sabu. Penindakan kasus narkotika dilakukan narkoba harus dilakukan secara bersama-sama
tanpa memandang latar belakang, jenis kelamin, dengan menyatakan perang terhadap narkoba.
kewarganegaraan, atau status seseorang, dibukti- Perang tersebut membutuhkan kerjasama se-
kan dengan ditangkapnya seorang oknum aparat luruh pihak, tidak hanya BNN tetapi seluruh
yang terlibat. pihak bersama membantu untuk melawan atau
Dalam menjalankan program Pencegahan memberantas narkoba. Kota Ambon yang men-
dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Pere- jadi lokasi penelitian ini, merupakan ibukota
daran Gelap Narkotika (P4GN), BNNP Maluku Provinsi Maluku yang pada tahun 2016 masuk
melakukan berbagai upaya diseminasi infor- peringkat ke tujuh pengguna narkoba terbanyak.
masi, advokasi, pembentukan satgas hingga Ditegaskan oleh Madina Mansyur, Direktur

125
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

Lembaga Pengabdian Bangsa (LP2B) Kota Am- nya, LSL; anak jalanan; serta anak, remaja, dan
bon, maraknya penggunaan narkoba dan mabuk- pemuda.
mabukan dengan minuman keras, terutama di Dalam rangka penyelenggaraan program
kalangan anak muda di Kota Ambon, karena penanganan bagi pengguna dan mantan pengguna
adanya kebiasaan di masyarakat yang menghi- narkoba, dan juga mereka yang terkena terinfeksi
dangkan sophi, sejenis minuman tradisional di menular seksual dan HIV/AIDS (ODHA) prinsip
pesta-pesta. Lebih lanjut, Madina Mansyur me- kemitraan adalah sangat penting. LP2B meng-
nyatakan, bahwa maraknya penggunaan narkoba gandeng mitra, antara lain KPA Provinsi Maluku
terkorelasi secara erat dengan penyebaran HIV/ dan Kota Ambon, dinas kesehatan provinsi/kota,
AIDS. Melihat berbagai kenyataan tersebut, Ma- Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Dinas Sosial
dina Mansur yang lebih akrab dipanggil bunda, Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Kementerian
tergerak untuk menggugah kepedulian warga Sosial RI, BKKBN Nasional, BKKBN Provinsi
masyarakat agar ikut membantu menanggulangi Maluku dan Kota Ambon, LSM AIDS/Narkoba,
masalah tersebut.Bersama dengan Herlina Mase LSM Anak dan Perempuan, BNNP Maluku.
Ali, kepedulian tersebut ditunjukkan dengan Hasil wawancara dengan pengelola LP2B
mendirikan Lembaga Pengabdian Pemuda diperoleh informasi, bahwa dalam upaya mem-
Bangsa (LP2B) Maluku pada tahun 2006. berantas penyalahgunaan narkoba, LP2B Ambon
Dalam perkembangannya, keberadaan LP2B pada tahun 2014 menjalin kerjasama dengan
dikuatkan dengan Akta Notaris Eddy Secelaw, tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM), yakni
SH Monor 1, Tanggal 4 Juli 2008, dan Madina Justice and Peace Diosis Amboina, Lembaga
Mansyur sebagai pimpinan atau direktur. Seba- Partisipasi Perempuan (LP2) Perwakilan Malu-
gai sebuah lembaga, LP2B memiliki struktur ku, dan Yayasan Komunikasi Injil Indonesia
organisasi yang terdiri atas: Direktur, Sekretaris, (YAKOMI) Maluku. Kerjasama dengan tiga
Keuangan, dan Manajer Program, yang terbagi lembaga tersebut dilakukan dengan memberikan
dalam tiga divisi, Penjangkauan dan Pendam- penyuluhan dan sosialisasi dampak dan bahaya
pingan; Divisi Pendidikan dan Pelatihan; Divisi penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi
Pendidikan Luar Sekolah (PLS), serta dibantu muda, khususnya para pelajar.
beberapa relawan. Melatih tenaga konselor sebaya narkoba
LP2B memiliki motto: Hidup Peduli, Hidup setingkat pelajar SMA dengan mendatangi
Bermakna. Peduli AIDS, Narkoba berarti sama sekolah-sekolah untuk memberikan sosialisasi
dengan peduli diri sendiri. Motto tersebut me- dan penyalahgunaan narkoba. Penyuluhan dan
ngandung makna, bahwa kita harus peduli pada pelatihan tenaga konselor sebaya hanya di-
hidup kita dan diharapkan hidup kita bermakna lakukan di kalangan remaja, karena selama ini
untuk hal yang positif. Apabila kita peduli de- penyalahgunaan narkoba di Maluku yang ter-
ngan AIDS dan Narkoba, artinya kita juga peduli banyak adalah kalangan generasi muda (remaja).
pada diri sendiri, sehingga kita diharapkan ter- Anak-anak usia sekolah sangat rentan dengan
hindar dari barang haram tersebut. Bidang issu penyalahgunaan narkoba. Mereka lebih gampang
yang ditangani adalah Infeksi menular seksual tertarik untuk ikut-ikutan menggunakan barang
dan HIV/AIDS (ODHA), Kesehatan reproduksi tersebut, awalnya coba-coba tetapi jadi keterusan
dan seksualitas, Narkoba/Napza, dan Gender. sehingga menjadi adiktif (ketergantungan).
Dampingan atau klien yang ditangani dengan Dalam kegiatan penyuluhan bahaya narkoba,
basis kelompok yang dijangkau adalah orang menurut informasi pengasuh LP2B juga menyi-
yang terinfeksi HIV/AIDS (ODHA); Pengguna sipkan materi tentang HIV/AIDS, perdagangan
dan mantan pengguna narkoba; Pekerja sex dan manusia, dan kesehatan reproduksi remaja.
pasangannya; Gay, transgender dan pasangan- Hal ini dilakukan karena ketiga materi tersebut

126
Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor dalam Penanganan ...... (Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati)

memiliki keterkaitan secara tidak langsung. HIV/AIDS (VCT, CST), IMS dan penanganan
Sebagai contoh, delapan persen resiko penye- kasus yang ditemukan dengan sistem rujukan.
baran HIV/AIDS di Maluku disebabkan oleh Metode yang digunakan adalah sosialisasi ke
penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan sekolah, diskusi komunitas ke kampus, dan kon-
jarum suntik. Semua materi berkaitan secara seling baik tatap muka maupun lewat telepon.
tidak langsung, misalnya beberapa jenis narkoba Mengingat LP2B ditunjuk oleh Kemen-
ada yang bisa meningkatkan libido, dan tentunya terian Sosial menjadi IPWL, maka pelayanan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya seks bebas yang diberikan kepada korban penyalahgunaan
di kalangan remaja. narkoba adalah pelayanan rehabilitasi sosial. Da-
Sejak awal berdiri, kegiatan yang dilakukan lam Peraturan Menteri Sosial Nomor 56-HUK-
LP2B dalam upaya penanganan korban pe- 2009 tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
nyalahgunaan narkoba menggunakan sistem Korban Penyalahgunaan Napza, disebutkan
luar panti atau community based. Maksudnya, bahwa korban penyalahgunaan napza berhak atas
dalam upaya rehabilitasi sosial terhadap korban pelayanan dan rehabilitasi sosial yang menjadi
penyalahgunaan narkoba tidak di tempatkan di tanggungjawab pemerintah dan masyarakat.
dalam panti, tetapi tetap berada di lingkungan Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun
keluarganya. Rehabilitasi dengan sistem non- 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang di-
panti dikembangkan pada pelayanan yang ber- maksud dengan rehabilitasi sosial adalah proses
basis keluarga dan masyarakat, mendorong dan refungsionalisasi dan pengembangan untuk me-
melibatkan sebanyak mungkin peran keluarga, mungkinkan seseorang mampu melaksanakan
dan masyarakat yang peduli dalam penanganan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan
masalah penyalahgunaan narkoba. Mengingat masyarakat. Berkait dengan penyalahgunaan
LP2B sudah terdaftar pada Dinas Sosial Kota narkoba, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
Ambon dengan SK Kepala Dinas Sosial Ambon 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu
No. 467.2/48.DS Tahun 2008 dan Dinas Sosial Narkotika, rehabilitasi sosial didefinisikan se-
Provinsi Maluku dengan SK Kepala Dinas Sosial bagai suatu proses kegiatan pemulihan secara
Provinsi Maluku No. 220/325/Tahun 2008, serta terpadu, baik fisik, mental, maupun sosial,
pada Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan agar mantan pecandu narkotika dapat kembali
Sosial Provinsi Maluku dengan No. 0098-BKKS melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
Maluku – 2008, maka LP2B ditunjuk sebagai masyarakat.
IPWL oleh Kementerian Sosial. Rehabilitasi sosial yang dilaksanakan di
Hasil wawancara lebih lanjut dengan pengu- LP2B, diawali dengan pencatatan, assesmen
rus LP2B, kegiatan yang dilakukan LP2B tidak atau penilaian kondisi korban, konseling, ke-
hanya menangani korban penyalahgunaan lompok dukungan, dan kunjungan rumah korban
narkoba, tetapi juga memberi informasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Korban penyalahgu-
penyalahgunaan narkoba dan juga aktif melaku- naan narkoba yang memperoleh pelayanan dan
kan kegiatan kampanye untuk menurunkan ting- rehabilitasi di LP2B adalah mereka yang sudah
kat penularan HIV/AIDS, karena kedua masalah memperoleh pelayanan medis dari rumah sakit.
tersebut secara tidak langsung saling berhubu- Tindakan medis bagi korban penyalahgunaan
ngan. Oleh karena itu, program kegiatan yang narkoba dirujuk langsung ke IPWL BNNP
dilakukan adalah memberi pengetahuan tentang Maluku dan rumah sakit yang telah ditetapkan
kesehatan reproduksi remaja, IMS, HIV/AIDS, sebagai IPWL, seperti Rumah Sakit Bhayang-
kondom; Mengumpulkan informasi terkait de- kara, Rumah Sakit Khusus Daerah dan Rumah
ngan permasalahan remaja (IMS, aborsi, KTD, Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M. Haulussy.
Narkoba); dan Remaja dapat mengetahui layanan LP2B biasanya langsung mendatangi Klinik

127
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

Pratama BNNP Maluku atau merujuk ke rumah Pelaksanaan rehabilitasi sosial di LP2B mela-
sakit yang ditetapkan sebagai IPWL oleh BNN lui beberapa tahapan, tahap awal dilaksanakan
Pusat. identifikasi yakni untuk memperoleh gambaran
Dalam upaya penanganan korban penyalah- yang jelas atau mendapatkan data awal serta per-
gunaan narkoba, LP2B melakukan dengan sistem masalahan pecandu dan korban penyalahgunaan
jemput bola. Jika mengetahui di lingkungannnya narkoba, disebut klien. Tahapan adalah asesmen,
ada pecandu dan korban penyalahgunaan yakni mendapatkan data dan informasi mengenai
narkoba, pengurus LP2B melakukan pendeka- kondisi klien yang dapat digunakan untuk men-
tan kepada pecandu/korban dan keluarganya dukung upaya pemecahan masalah yang dialami
agar bersedia mendapatkan penanganan dan klien, serta upaya lain untuk mengembangkan
pelayanan atau menjalani rehabilitasi sosial. Pe- kemampuan yang mereka miliki. Dari kegiatan
candu dan keluarganya diberi pengertian, bahwa ini diketahui latar belakang, keadaan dan per-
pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba masalahan yang dihadapi klien, sehingga dapat
tidak lagi dipidana kurungan atau penjara, tetapi menentukan jenis rehabilitasi dan sumber yang
akan memperoleh pelayanan rehabilitasi medis diperlukan dalam proses rehabilitasi. Bimbingan
dan sosial. Dalam upaya penanganan korban terhadap klien dilaksanakan melalui bimbingan
penyalahgunaan narkoba tersebut, keterlibatan fisik dan kesehatan, bimbingan mental, bimbing-
keluarga sangat penting dalam upaya pemulihan an sosial, serta bimbingan keterampilan.
klien, karena klien tidak mungkin pulih sendiri LP2B juga melaksanakan pembinaan pada
tanpa dukungan keluarga. Oleh karena itu, peran orang tua dan keluarga klien, memberi penge-
keluarga sangat diharapkan untuk terlibat dalam tahuan dan pemahaman tentang narkoba dan
proses penanganan penyalahgunaan narkoba. bahayanya jika disalahgunakan. Menyiapkan
Lidya Harlina dan Satya Joewana (2005) me- orangtua dan keluarga dengan menumbuhkan
nyatakan, bahwa keluarga mempunyai pengaruh kemauan dan kemampuan untuk membantu pe-
yang kuat, baik terhadap pemulihan maupun mulihan bagi korban penyalahgunaan narkoba,
kekambuhan (relaps) seorang korban penyalah- baik ketika sedang menjalani rehabilitasi sosial
guna narkoba. maupun yang sudah selesai menjalani rehabili-
Pentingnya peran keluarga dalam proses tasi sosial. Hal yang sama juga dilakukan kepada
penyembuhan korban penyalahgunaan narkoba masyarakat, agar masyarakat bisa menerima
juga dikemukakan oleh Khofifah Indar Parawan- korban penyalahgunaan narkoba, sehingga
sa, Menteri Sosial RI, beliau mengemukakan mereka dapat berinteraksi di tengah kehidupan
bahwa peran keluarga bisa dioptimalkan. Korban masyarakat. Terakhir, melakukan pembinaan
penyalahgunaan narkoba harus dirangkul kem- lanjut, yakni memelihara dan memantapkan
bali dalam kehangatan keluarga, apabila mereka kondisi pemulihan eks-klien dari ketergantungan
kuliah atau bekerja agar kembali beraktivitas. terhadap narkoba setelah selesai melaksanakan
Jika korban dilepas begitu saja, bisa jadi mereka rehabilitasi sosial.
kambuh dan kembali terjerumus pada narkoba Mengingat upaya penanganan korban penya-
bahkan bisa lebih berat, korban juga diberi lahgunaan narkoba di LP2B dilakukan tidak di
kesempatan setelah bekerja ataupun kuliah agar dalam panti, kegiatan bimbingan yang diberikan
bisa kembali ke panti. Perlu ada family support kepada klien berdasarkan kesepakatan antara
group bagi keluarga korban penyalahgunaan klien dengan pembimbing di LP2B. Seperti ke-
narkoba agar bisa saling mengingatkan, ada rasa giatan konseling yang dilakukan untuk menghi-
simpati dan empati, serta terhindar dari godaan langkan masalah psikologis yang dihadapi klien.
narkoba. Untuk kegiatan ini sudah dibuatkan jadwal dan
dilaksanakan dalam ruangan khusus, baik yang

128
Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor dalam Penanganan ...... (Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati)

dilakukan secara individu maupun kelompok. pok dapat saling memberi dorongan dalam
Korban yang mengalami masalah psikologis melakukan perubahan di dalam diri mereka, dan
yang cukup berat, konseling dilakukan secara mengatasi masalah yang mengganggu kehidupan
individu sedangkan bagi korban yang mengalami menuju pemulihan. Dukungan dari teman sebaya
masalah psikologis ringan, konseling dilaku- diharapkan korban mampu mengubah sikap dan
kan secara kelompok. Hal tersebut didukung dapat menyelesaikan masalahnya, sehingga me-
hasil wawancara dengan pecandu dan korban reka berhasil pulih kembali.
penyalahguna narkoba yang sedang menjalani Penyelenggaraan pelayanan atau penanganan
rehabilitasi di LP2B. korban penyalahgunaan narkoba tentunya mem-
Korban mengikuti rehabilitasi dengan cara butuhkan dana atau biaya. Sumber pembiayaan
rawat jalan, korban diberi kesempatan untuk yang menjadi penentu berjalannya kegiatan di
berkonsultasi tatap muka, untuk menyampaikan LP2B dari usaha lembaga, donatur, dan bantuan
curahan hatinya kepada pengasuh dan konselor pemerintah, dalam hal ini dari Kementerian
yang sewaktu-waktu siap mendampingi korban. Sosial.
Konsultasi juga bisa dilakukan lewat telepon. Sampai bulan November 2015, dari hasil
Menurut pengakuan salah satu klien yang sedang wawancara dengan pelaksana dan petugas re-
menjalani rehabilitasi, mereka merasa senang habilitasi diketahui bahwa, LP2B sebagai IPWL
bisa berkonsultasi dengan konselor karena telah merehabilitasi korban penyalahgunaan
bisa menceritakan yang sedang dialami dan narkoba secara sosial 150 orang di Kota Am-
merasa diperhatikan oleh pengasuh. Kesempatan bon. Jumlah tersebut didapatkan melalui proses
berdiskusi ini paling tidak bisa menghilangkan penjangkauan langsung di masyarakat, tetapi
kecemasan yang dirasakan korban dan bisa me- ada juga yang datang melaporkan diri secara
ngalihkan pikiran dan keinginan untuk kembali sukarela. Sebanyak 40 orang dari 150 orang
mengkonsumsi narkoba. Pengasuh dan konselor korban penyalahgunaan narkoba yang sedang
juga melakukan home visit ke rumah korban un- ditangani, didanai oleh Kementerian Sosial
tuk mengetahui aktivitas mereka di rumah dan melalui Program Indonesia Darurat Narkoba,
melihat keluarga mendukung upaya penyembu- sedangkan yang 110 orang ditangani sendiri
han korban terbebas dari ketergantungan pada oleh LP2B,yang menjadi satu-satunya IPWL
obat-obatan terlarang. di Kota Ambon yang berada di bawah Kemen-
Berdasar hasil pengamatan di lokasi peneli- terian Sosial untuk merespons adanya program
tian, LP2B menempati rumah sederhana, yang Indonesia Darurat Narkoba. Meskipun hanya
berfungsi sebagai kantor sekaligus tempat ting- mendapatkan kuota 40 orang, tetapi LP2B tetap
gal pimpinan LP2B, Manzur Madina. Kantor merespons korban penyalahgunaan narkoba lain
tersebut memiliki ruang tamu, data, rapat dan yang melapor.
konsultasi, meskipun sederhana dan kecil tetapi
cukup nyaman sebagai tempat bagi korban untuk D. Penutup
bertukar pengalaman, berbincang dengan sesama Indonesia saat ini berada dalam status daru-
korban yang sedang menjalani rehabilitasi, rat narkoba, jumlah korban dari tahun ke tahun
berdiskusi dengan pengasuh dan konselor. Dapat mengalami peningkatan yang cukup signifi-
diibaratkan bahwa tempat tersebut menjadi ru- kan. Korban menyasar hampir seluruh lapisan
mah kedua bagi korban penyalahguna narkoba. masyarakat beragam profesi dan latar belakang
Kegiatan bimbingan sosial dilakukan sebagai sosial, dari wakil rakyat, polisi, pilot, pengusaha,
upaya membantu klien mengembangkan sikap artis, mahasiswa, pelajar, buruh, bahkan ibu ru-
dan perilaku sosialnya sesuai jadwal yang sudah mah tangga. Korban penyalahgunaan narkoba
ditentukan. Bimbingan sosial secara berkelom- terbanyak adalah mereka yang masih tergolong

129
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

usia muda dan produktif. Menghadapi situasi LP2B sebagai IPWL telah merehabilitasi
demikian perlu penyelamatan dan perlindungan korban penyalahgunaan narkoba secara sosial
terhadap generasi muda sebagai aset bangsa 150 orang melalui proses penjangkauan lang-
yang diharapkan menjadi penerus yang handal. sung di masyarakat. Sebanyak 40 orang dari 150
Pemerintah mencanangkan program rehabilitasi orang didanai oleh Kementerian Sosial melalui
bagi 100 ribu korban penyalahgunaan narkoba Program Indonesia Darurat Narkoba, sedangkan
sebagai salah satu bentuk perang melawan yang 110 orang ditangani sendiri oleh LP2B.
narkoba. Seseorang yang benar-benar sebagai Meski hanya mendapatkan kuota 40 orang, tetapi
pecandu atau sebagai korban tidak lagi dipi- LP2B tetap merespons korban penyalahgunaan
dana kurungan atau penjara, tetapi memperoleh narkoba lain yang melapor, dan aktif melakukan
pelayanan rehabilitasi medis maupun sosial di penyuluhan serta sosialisasi kepada masyarakat
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). terkait upaya penanganan korban penyalah-
Hasil penelitian menunjukkan, Lembaga gunaan narkoba. Pelayanan rehabilitasi selain
Pengabdian Pemuda Bangsa (LP2B) merupakan dilakukan oleh petugas dimasing-masing divisi
salah satu lembaga yang ditunjuk Kemente- juga dibantu oleh relawan.
rian Sosial sebagai IPWL untuk menerima dan LP2B menjalin kerja sama dengan KPA
melaksanakan rehabilitasi sosial bagi korban Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Dinas Kese-
penyalahgunaan narkoba di Kota Ambon. Proses hatan Provinsi/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi
rehabilitasi sosial meliputi pencatatan, asses- Maluku, Dinas Sosial Provinsi Maluku dan
men atau penilaian kondisi korban, konseling, Kota Ambon, Kementerian Sosial RI, BKKBN
dan kunjungan rumah. Korban penyalahgunaan Nasional, BKKBN Provinsi Maluku dan Kota
narkoba yang memperoleh pelayanan dan re- Ambon, LSM AIDS/Narkoba, LSM Anak dan
habilitasi di LP2B adalah mereka yang sudah Perempuan, BNNP Maluku, dan Instansi terkait
memperoleh pelayanan medis dari rumah sakit. lainnya. BNNP Maluku juga melaksanakan
Pelayanan rehabilitasi di LP2B melalui sistem kegiatan sosialisasi terkait bahaya narkoba bagi
luar panti, sewaktu-waktu korban bisa melaku- masyarakat luas, serta melakukan rapat koordi-
kan konsultasi tatap muka dengan pengasuh nasi, bimbingan teknik (bimtek) bagi petugas-
dan konselor di ruang konsultasi yang sudah petugas medis yang melakukan rawat jalan atau
disediakan, konsultasi juga bisa dilakukan lewat rawat inap di rumah sakit.
telepon. LP2B juga melakukan jemput bola jika Berdasar hasil penelitian tersebut, agar
mengetahui di lingkungannnya ada pecandu pelayanan rehabilitasi di LP2B sebagai IPWL
dan korban penyalahgunaan narkoba. Pengurus lebih optimal perlu didukung keberadaan pekerja
melakukan pendekatan kepada pecandu, korban, sosial yang memiliki latar belakang pekerjaan
dan keluarganya agar bersedia mendapatkan sosial termasuk konsultan dibidang adiksi, meng-
penanganan, pelayanan dan siap menjalani re- ingat selama ini tugas tersebut dilakukan oleh
habilitasi sosial. pendamping yang dibantu oleh para relawan.
Upaya penanganan korban penyalahgunaan Kementerian Sosial sebagai instansi pemerintah
narkoba membutuhkan keterlibatan dan duku- yang berkompeten dalam pelayanan sosial bagi
ngan keluarga untuk pemulihan kondisi klien. korban penyalahgunaan narkoba agar menyiap-
Perlu ada family support group bagi keluarga kan pekerja sosial dan konsultan di bidang adiksi
korban penyalahgunaan narkoba agar bisa saling yang membantu pelayanan rehabilitasi sosial di
mengingatkan dan keluarga diharapkan berani IPWL. Hal tersebut mengingat semakin banyak-
melapor apabila ada anggotanya atau tetangga nya jumlah korban penyalahgunaan narkoba
yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba. yang membutuhkan pelayanan rehabilitasi sosial
agar mereka bisa kembali berfungsi sosial de-
ngan wajar, termasuk di Kota Ambon.

130
Keterlibatan Institusi Penerima Wajib Lapor dalam Penanganan ...... (Chatarina Rusmiyati dan Etty Padmiati)

Pustaka Acuan Sudarsono. (1991). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka


Ahmadi Sofyan (2007). Narkoba Mengincar Anak Anda. Cipta.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuali-
Kementerian Sosial RI (2015). Societa. Jakarta: Biro tatif dan R D. Bandung: Alfabeta.
Humas Kemensos RI Wignyo Adiyoso. (2009). Menggugat Perencanaan Parti-
——————. (2012). Leaflet Direktur Rehabilitasi So- sipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya:
sial Korban Penyalahgunaan Napza. Jakarta: Direk- ITS Press.
torat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Kedaulatan Rakyat. (2016). 6000 Korban Jalani Reha-
Napza. Jakarta: Kemensos RI bilitasi. Rp 72 Triliun Habis untuk Beli Narkoba. 5
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. (2005). Mem- September 2016.Yogyakarta.
bantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotro-
Jakarta: Balai Pustaka. pika.
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. (2006). Pence- Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narko-
gahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narko- tika.
ba Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Balai Pustaka. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelak-
Subagyo Partodiharjo. (2010). Kenali Narkoba dan sanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika (IPWL).
Musuhi Penyalahgunaannya.Jakarta: Erlangga.

131
Jurnal PKS Vol 16 No 2 Juni 2017; 119 - 132

132

You might also like