Professional Documents
Culture Documents
Abstract : The increasing numbers of psychotropic drug users among Indonesians in the past
decade have raised the concern of developing well-rounded rehabilitation centers to balance
out the preventive through law enforcement, and to offer practical solutions to the drug users to
cope with addiction. In drugs rehabilitation, helping relationships is one of the important
indicators of success in drug user’s ability to cope. This study specifically explored three
components of therapeutic communication which were: verbal communication skills, non-verbal
skills, and leadership roles.This study used case study as its methodology, which is the main
technique for data retrieval were participant observation. Participant observation was conducted
over a period of one month and utilized observation checklist, field notes, counseling records in
individual, also came from written artifacts and documents from the rehabilitation center as its
data sources. All these data sources were then qualitatively analyzed and triangulated to yield
at a descriptive account of the therapeutic communication.The study revealed that overall the
verbal and non-verbal components of therapeutic communicatoin between the counselor and
the rehab patients were present. However, one aspect was not practiced, it is Confrontation.
What is especially striking about helping relationship model, as this study found, is that the
task roles and maintenance roles as parts of leadership skills were not just demonstrated by
the counselor himself, but rather distributed among the residents and staffs, and were shown to
help the residents to establish closer connections with each other.
Key Word: therapeutic communication, rehabilitation, drug abuse
Abstrak : Meningkatnya jumlah pengguna narkoba di Indonesia dalam dekade terakhir ini telah
mengankat kekhawatiran pengembangan pusat rehabilitasi yang sempurna untuk mengimbangi
langkah-langkah pencegahan melalui penegakkan hukum, serta menawarkan solusi praktis bagi
pengguna narkoba untuk mengatasi kecanduan. Dalam rehabilitasi pengguna narkoba,
komunikasi terapeutik merupakan salah satu indikator penting dari keberhasilan dalam
kemampuan pecandu mengatasi kecanduannya. Penelitian ini secara khusus membahas tiga
komponen dari komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh Pusat Perawatan Pecandu Narkoba
Rumah Cemara, Ciwaruga, Kabupaten Bandung, yaitu: keterampilan komunikasi verbal dan
nonverbal dan peran kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan teknik studi kasus dengan
metode deskriptif. Teknik utama yang digunakan untuk pengambilan data adalah observasi
partisipasi. Observasi partisipasi dilakukan selama satu bulan dan menggunakan ceklis observasi,
catatan lapangan, verbatim konseling individu, serta dokumen kelembagaan sebagai sumber
data. Semua sumber data kemudian dianalisis secara kualitatif dan ditriangulasikan untuk
menggambarkan komunikasi terapeutik di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba di Rumah Cemara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan aspek komunikasi verbal dan nonverbal
dalam komunikasi terapeutik antara konselor dan residen ada. Namun satu teknik yang tidak
dipraktekkan yaitu konfrontasi. Hal yang sangat menonjol tentang bentuk komunikasi terapeutik
di Pusat Perwatan Pecandu Narkoba Rumah Cemara dalam penelitian ini adalah keteremapilan
kepemimpinan tidak hanya ditunjukkan oleh konselor saja, residen dan staff juga menunjukkan
dan mendistribusikannya untuk membantu residen menjalin hubungan yang lebih dekat.
Kata Kunci: Komunikasi terapeutik, rehabilitasi, penyalahgunaan narkoba
13
14 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 5, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 1-118
narkoba yang terjadi saat ini, masyarakat perlu pelayanan yang ditujukan untuk pemulihan
menyadari akan bahaya dan dampak negatif kepercayaan diri, kesadaran peranan serta
dari penggunaan narkoba sebagai salah satu tanggung jawab sosial para korban penya-
bentuk pencegahan. Dampak negatif dari lahgunaan narkotika terhadap masa depannya,
penyalagunaan narkoba pun tidak sedikit. BNP baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun
JABAR dalam situsnya memaparkan tentang masyarakat dan lingkunganya. Program
berbagai dampak negatif penyalahgunaan rehabilitasi dimaksud merupakan serangkain
narkoba baik dampak fisik, psikis, dan sosial. upaya yang terkoordinir dan terpadu atas
1. Secara fisik, selain kerusakan susunan upaya-upaya medis, bimbingan mental,
syaraf serta fungsi organ lainnya penye- psikososial, keagamaan, pendidikan untuk
baran HIV/AIDS dikalangan pengguna mencapai kemampuan diri dalam keber-
narkoba jarum suntik juga dapat terjadi. fungsian sosial pengguna kepada lingkungan
2. Secara psikis seseorang yang telah sekitar. Namun tidak jarang bagi para pecandu
menggunakan narkoba akan mengalami narkoba yang sudah mengikuti serangkaian
perasaan kesal dan tertekan, perasaan upaya rehabilitasi dan dinyatakan sudah bersih
tidak aman, hilang kepercayaan diri, dari penggunaan narkoba kembali lagi meng-
sering tegang dan gelisah. gunakan obat-obatan terlarang tersebut
3. Selain itu ada juga dampak sosial dari Berkaitan dengan penyalahgunaan nar-
penyalahgunaan narkoba, antara lain; koba yang terjadi khususnya di Bandung,
anti-sosial, bertidak asusila, dikucilkan Yayasan Rumah Cemara telah melakukan
oleh lingkungan. berbagai upaya. Salah satunya Pusat Perawa-
Dampak fisik psikis dan sosial berhubu- tan Pecandu Narkoba. Pusat Perawatan
ngan erat, dimana ketergantungan akan me- Pecandu Narkoba Rumah Cemara yang terletak
ngakibatkan rasa sakit bila tidak meng- di Ciwaruga ini merupakan salah satu lembaga
konsumsi obat pada waktunya dan dorongan rehabilitasi sosial penyalahgunaan narkoba
psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk dengan menggunakan perpaduan metode
mengkonsumsi. Gejala medis dan psikologis ini Narcotic Anonymous dengan 12 Langkah dan
juga berkaitan dengan gejala sosial seperti Therapeutic Community (TC). Cikal bakal TC
dorongan untuk berbohong, mencuri, ber- adalah kelompok Synanom di Amerika serikat
tindak manipulatif. yaitu suatu self-help group atau kelompok
Walaupun dua undang-undang telah kecil yang saling membantu dan mendukung
diberlakukan untuk mencegah penggunaan proses pemulihan yang pada awalnya sangat
dan pengedaran narkoba yakni undang-undang dipengaruhi oleh gerakan Alcoholic Anomious
No.22 tahun 1997 tentang narkotika dan UU no. (Yanresos, 2004). Metode Therapeutic Community
5 tahun 1997 tentang psikotropika, namun (TC), yaitu suatu metode rehabilitasi sosial yang
masalah sosial yang satu ini belum juga dapat ditujukan kepada korban penyalahguna NAPZA,
diselesaikan. Ketidakmampuan menangani yang merupakan sebuah “keluarga” terdiri atas
masalah sosial tentang penyalahgunaan nar- orang-orang yang mempunyai masalah yang
koba ini menuntut upaya yang sungguh-sungguh sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu
tidak hanya dalam pencegahan tetapi me- menolong diri sendiri dan sesama yang oleh
mulihkan mereka yang sudah terlanjur men- seseorang dari mereka, sehingga terjadi
jadi pecandu narkoba. perubahan tingkah laku dari yang negatif ke
Berdasarkan pemaparan tentang dampak arah tingkah laku yang positif (Yanresos, 2004).
psikis dari penggunaan narkoba, maka peng- Selain itu Pusat Perawatan Pecandu Narkoba
guna narkoba yang telah memiliki sindroma Rumah Cemara juga memiliki sesi konseling
ketergantungan berkewajiban untuk meng- individu.
ikuti rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial Dalam metode ini terdapat tenaga kon-
(bab VII UU no.5/1997 tentang penggunaan selor yang dapat membangun kualitas hubu-
psikotropika dan rehabilitasi). Menurut Di- ngan yang menunjukkan keakraban atau
rektorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial keeratan, dari kualitas hubungan ini kemudian
Korban Penyalahgunaan NAPZA (2003), Re- seorang konselor dapat menyelediki kedala-
habilitasi sosial adalah suatu rangkaian proses man masalah, lalu bersama-sama menyelediki
Rehabilitasi di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Ditinjau dari Komunikasi Terapeutik (Yolanda) 15
Dalam Pusat Perawatan Pecandu Narkoba beberapa kendala, namun relasi memiliki
Rumah Cemara terdapat konselor yang juga pengertian yang luas dalam hal ini me-
mantan pecandu narkoba yang telah berhasil mungkinkan klien bertanggung jawab
hidup bersih tanpa narkoba sebagai pendam- untuk membuat keputusan sendiri ber-
ping para korban penyalahgunaan narkoba dasarkan kesadaran diri dan alternatif-
yang sedang menjalani proses rehabilitasi, para alternatif lain. Penolong tidak memecah-
korban penyalahgunaan narkoba yang sedang kan dan meyakinkan mereka, hanya
menjalani proses rehabilitasi ini dikenal membuat mereka merasa lebih baik”
dengan istilah residen. Peran konselor dalam Dalam menjalin komunikasi terapeutik
rehabilitasi sosial penyalahgunaan narkoba di dengan residen dalam setiap tahap rehabilitasi
lembaga menurut Dinas Sosial : ini, seorang konselor harus memiliki ke-
“Konselor dalam penanganan penyalah- trampilan komunikasi, baik secara verbal
gunaan narkoba bertugas membantu maupun nonverbal. Charles Zastrow (1987)
pemerlu pelayanan kesejateraan sosial membagi kemampuan dasar berkomunikasi
(PPKS) untuk memperbaiki keberfung- dengan klien, yaitu: Kemampuan wawancara
sian sosialnya dengan memahami lebih dan kemampuan untuk memperhatikan ting-
baik tentang perasaan, modifikasi pe- kah laku. Teknik-teknik komunikasi verbal yang
rilaku, dan belajar mengatasi situasi digunakan seorang pekerja sosial dalam
bermasalah yang dihadapinya.” mewawancara kliennya: Lead-In Response
Konselor di Pusat Perawatan Pecandu (respon awal), paraphrasing, Reflecting of
Narkoba bertanggung jawab memegang 2 feeling (merefleksikan perasaan), Open-Ended
residen yang melakukan interaksi tatap muka and Closed-Ended Question (pertanyaan
dengan residen, kelompok residen dan juga terbuka dan tertutup), Clarification (meng-
keluarga residen. Interaksi yang dilakukan oleh klarifikasi pesan yang disampaikan), Summa-
konselor terhadap residen, kelompok residen rization (membuat ikhtisar,) Information Giving
dan keluarga residen ini merupakan sebuah (memberikan informasi), Confrontation
proses terapeutik. (konfrontasi), Interpretation (interpretasi).
Proses terapeutik yang dilakukan kon- Tidak hanya kemampuan untuk meres-
selor terhadap residen, kelompok residen dan pon klien dalam wawancara, seorang konselor
keluarga residen ditujukan untuk memecah- juga harus dapat memperhatikan komunikasi
kan permasalahan personal residen. Proses nonverbalnya. Seperti yang dijelaskan oleh
terapeutik ini dapat juga disebut dengan Relasi Ichwan Muis komunikasi non verbal yang harus
Pertolongan. Tujuan komunikasi terapeutik konselor perhatikan dalam relasi pertolongan
menurut Barbara F. Okun dan Ricki E. anatara lain kontak mata, mendegarkan dengan
Kantrowitz (2008) adalah : penuh perhatian, ekspresi wajah, posisi tubuh,
ramah, empati keaslian, isyarat tangan dan
“The purpose of a therapeutic commu-
jabat tangan, ruang personal, gerak lengan dan
nication is to meet the need of the helpee,
tangan, nada suara, pekaian dan penampilan.
not those of the helper. The setting of a
helping relationship may impose some Tidak jauh berbeda, Charles Zastrow
constrain on this, but relationship meant (1987) mejelaskan 10 bentuk komunikasi
largely to enable helpees to assume nonverbal dalam berkomunikasi Posture
responsibility for themselves and make (sikap), Body Orientation (orientasi tubuh),
their own decision based on self-awarness Facial Expressions (ekspresi wajah), Gestures
and expanded alternatives and appro- (gerak-isyarat), Touching (sentuhan), Clothing
aches. Helper neither solve helpee’s prob- (cara berpakaian), Personal Boundaries (ruang
lem nor reassure them merely to make personal), Voice (nada suara), Phycical Ap-
them feel better” pearance (penampilan fisik), Environment
(lingkungan)
“Tujuan komunikasi terapeutik adalah
untuk membantu klien memenuhi ke- Selain kemampuan berkomunikasi secara
butuhannya, namun tidak bukan dari verbal dan nonverbal konselor pada saat
penolong. Relasi pertolongan memiliki konseling individu, relasi pertolongan juga
Rehabilitasi di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Ditinjau dari Komunikasi Terapeutik (Yolanda) 17
5. Studi dokumentasi yaitu mencari data- konseling yang kemaren? Udah ada follow
data maupun informasi tertulis me- upnya belum?
ngenai hal-hal yang kaitannya dengan Dari percakapan konselor dengan residen
relasi pertolongan dipusat perawatan dalam konseling individu yang telah direkam
pecandu narkoba di Rumah Cemara. dengan tape recorder tersebut dapat dilihat
Peneliti menggunakan alat pengumpul konselor menanyakan kabar kepada residen-
data yaitu Dokumen kelembagaan, nya, walaupun residen menjawab dengan
mutlak diperlukan untuk menganalisis singkat, konselor berusaha menggali lebih
lembaga. Dapat diperoleh dari buku, dalam mengenai keadaan residen untuk
laporan, ataupun data tertulis yang ada mengetahui isu tentang residen pada saat itu.
di lembaga.Langkah selanjutnya penulis
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan
lakukan adalah menganalisa data yang
residen lain, AR menjelaskan seperti berikut:
sudah terkumpul.
“….biasanya sih mba DN nya nanya ada
masalah apa, trus…..apa yang dirasain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ituh, itu yang pertama kali. Certain aja
Berikut merupakan pemaparan data yang masalahnya apa yang dirasainnya apa..iyaa
sudah didapatkan selama masa penelitian, kaya gitu” (AR, 11 Mei 2011)
yang kemudian data yang telah dikumpulkan
Berdasarkan hasil penuturan informan
tersebut dianalisis secara kualitatif. Data yang
dan verbatim percakapan konselor dan residen
diungkapkan pada bagian ini merupakan data
dalam melakukan konseling individu sudah
primer yang diperoleh dengan cara melakukan
dilakukan oleh konselor di Pusat Perawatan
observasi, observasi partisipasi, dan wa-
Pecandu Narkoba Rumah Cemara, namun
wancara secara langsung pihak-pihak yang
belum sesuai dengan konsep kemampuan
telah ditentukan sebagai informan, sesuai
dasar wawancara menurut Charles Zastrow
dengan kriteria yang peneliti tentukan ber-
(1987) yaitu kalimat pengantar seorang pekerja
dasarkan pengetahuan yang dimiliki dan
sosial ketika merespon kliennya dalam kon-
informasi akurat dari sumber-sumber infor-
seling. Ketidakmampuan merespon konselor
masi yang diharapkan yaitu residen, konselor,
terhadap residen pada permulaan konseling
dan staff Pusat Perawatan Pecandu Narkoba
dapat menimbulkan kesulitan bagi residen
Rumah Cemara.
untuk dapat mengeluarkan isunya dengan
1. Kemampuan Komunikasi Verbal Konselor leluasa.
ketika Merespon Residen dalam Konseling
b. Paraphrasing
Individu
a. Lead-In Response Selain lead-in response seorang konselor
Dalam komunikasi terapeutik kemam- dalam melakukan konseling juga harus dapat
puan seorang konselor dalam memberikan menunjukkan bahwa ia menangkap pesan yang
respon awal terhadap residen merupakan hal disampaikan residennya dengan memberi
yang dapat membantu konselor mencocokan respon yang benar. Dalam rekaman konseling
gaya berbahasa residen. Teknik ini dalam antara konselor dan residen.
verbatim yang direkam antara konselor dan LH: dan gw tidak membicarakannya tentang
residen pada saat konseling, menunjukkan kemarahan gw, kekesalan gw, gw coba buat
konselor di Rumah Cemara sudah melakukan- teken dulu lah..mungkin belum saatnya
nya. ntar udah saatnya mungkin mereka harus
JM: Tanggal 30 maret melakukan konseling tau. Itu aja
ke 2 bersama saudara ER, LH. Mulai pukul JM: ooh hu umm..berarti emang kemaren
10.40. Yak Gimana LH kabarnya hari ini? aaaa..bentuk komunikasi ya bisa dibilang
LH: Kurang baik. belum berkomunikasi sama bapak yaa, tapi
komunikasi udah dilakukan sama ibu gitu
JM: Kurang baik?
yaa
LH: Iya
Berdasarkan hasil verbatim percakapan
JM: Gimana kemaren dengan proses konselor dan residen dalam melakukan kon-
Rehabilitasi di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Ditinjau dari Komunikasi Terapeutik (Yolanda) 19
seling individu konselor di Pusat Perawatan yaa…gua tau masih ada rasa kececewaan
Pecandu Narkoba Rumah Cemara melakukan didiri gua.
paraphrasing ketika melakukan konseling JM: hu umm..
sesuai dengan teknik yang dijelaskan oleh
LH: Yang belum bisa, yaa mungkin emang
Charles Zastrow (1987). Kemampuan konselor
ngga bisa diubah.
menangkap pesan dan merespon residen pada
saat konseling ini akan membuat residen JM: hu umm..hu umm..
merasa dimengerti dan dapat terus meng- LH: Hal tersebut, tapi ya gua coba untuk…
eksplor isu yang sedang dialaminya. udahlah…coba untuk memaafkan, me-
c. Reflection of Feeling maafkan semuanya gitu dan alhamdulillah
hasilnya juga ada perbaikan.
Teknik lain yang diguanakan seorang
konselor dalam konseling adalah meamtulkan JM: hu umm
kembali tentang perasaan residen tanpa me- LM: perbaikan komunikasi dengan orang tua
ngulang kembali kata-kata dari klien tersebut. gua udah baiklah
Dalam hasil dari observasi di lapangan dan JM: hu umm…, tapi kata LH masih ada rasa
verbatim percakapan konselor dengan residen, kecewa yah? Aa..itu rasa kecewanya seperti
konselor melakukan bentuk reflecting of feeling apa sih LH alamin?
yang sederhana dalam konseling, dilanjutkan LH: rasa kecewa itu ya mungkin dibilang
dengan menanyakan lebih detail tentang perih ya perih gitu yaa, mungkin gua ngga
perasaan residen seperti yang terekam dalam bisa ngerubah dan ga bisa nyatuin lagi
verbatim berikut: keluarga gua yang emang dulu kalo dibilang
LH: gw ngerasain beda setelah ya nyokap bahagia ya bahagia lah..
ama bokap pisah, bokap nikah lagi gitu, Dalam konseling seorang konselor tidak
nyokap yaa bedaa gitu. selamanya harus menggunakan pertanyaan
JM: hu umm.. terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula
LH: ada sedikit perubahan lah digunakan pertanyaan tertutup, yang harus
JM: hu umm…….dannn itu menjadi salah dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan
satu pemicu rasa bentuk kekecewaan gitu kata-kata singkat. Seperti yang konselor laku-
yaa, kekecewaan, kemarahan, dan LH kan pada saat konseling dengan salah satu
pengen mengalami hal yang seperti dulu. residen dalam verbatim berikut:
Gitu ya..seperti itu. JM: Malu..malu kenapa, LH?
LH: Iyaa LH: dengan gw dulu gituu. Kan gw nih
Bentuk reflecting of feeling yang di- bilangnya gara-gara. Ya mungkin gw
lakukan konselor terhadap residen dalam selalu menyalahkan dia gitu sebagainya..
konseling adalah mengekspresikan bentuk- gara-gara lo gitu keluarga gua jadi kaya
bentuk kekesalan residen. Hal ini membantu gini kaya gini kan,
reisden menegaskan apa yang dirasakannya. JM: hu umm..
d. Opened-Ended dan Closed-Ended Question LM: bokap gw nikah ama lo gitu. Pas
Dalam konseling bertanya menjadi suatu kemaren gw liat ternyata beda sikap dia
hal yang natural, walaupun terkadang seorang gitu anggep gw seperti anak sendiri. Beda
konselor sedikit canggung untuk menanyakan lah..
hal-hal yang sangat personal. Menanyakan hal JM hu umm..
yang personal sangat penting apabila per- LH: jadi ke guanya juga asa era lah..karek
tanyaan tersebut masih berkaitan dengan isu nyaa (damn bhs sunda gw ngga ngerti)
yang sedang residen ceritakan untuk men- kumaha gitu nyaa.. jadi gw bertindak
dapatkan informasi yang lebih dalam. Seperti semestinya lah.. gw coba untuk meng-
yang terekan dalam verbatim konseling hargai kebaikan dia gitu. Ya dia juga kalo
seorang residen dengan konselor berikut: baik ke gue ya gw juga baik gitu
LH: Alhamdulillah lah ada perubahan gitu JM: hu umm..
dengan keluarga gua di rumah, meskipun
20 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 5, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 1-118
LH: sambutan dia kaya gimana gitu. Ya orang yang residen takutkan. Residen men-
bagus lah. Sambutan di keluarga bokap jawab orang yang ia takuti adalah ayahnya
JM: hu umm… sendiri dalam isu konseling pada saat itu. Me-
ngklarifikasi pernyataan residen seperti yang
LH: gw juga coba untuk bertindak
dilakukan konselor tersebut dapat meng-
semestinya gitu. Tidak mengecewakan
hindarkan dari kesalahpahaman dari apa yang
mereka lah. Alhamdulillah baik-baik aja
residen sampaikan.
JM: hu umm..cuma paling tinggal komu-
f. Summarization
nikasi ama bokap aja ya?
Membuat ikhtisar yaitu teknik untuk me-
LH: yaah..
nyimpulkan sementara pembicaraan sehingga
Dari hasil verbatim percakapan konselor arah pembicaraan semakin jelas. Tidak hanya
dan residen dalam melakukan konseling untuk memfokuskan pembicaraan pada saat
individu konselor di Pusat Perawatan Pecandu konseling, summarization juga berguna untuk
Narkoba Rumah Cemara melakukan opened- memulai sesi konseling dengan mengemuka-
ended dan closed-ended question ketika kan isu yang telah didiskusikan pada sesi sebe-
melakukan konseling sesuai dengan teknik lumnya atau untuk menutup sesi konseling
yang dijelaskan oleh Charles Zastrow (1987). pada saat itu. Teknik summarization yang
Konselor berusaha untuk mengeksplor isu yang diterapkan seorang konselor pada saat melaku-
sedang residen ceritakan dengan menanyakan kan konseling merupakan teknik menyim-
detail perasaan residen pada saat konseling. pulkan isu yang telah residen kemukakan pada
Dengan melakukan teknik pertanyaan terbuka sesi konseling saat itu seperti yang terekam
konselor dapat menangkap secara detail ten- pada verbatim berikut:
tang perasaan residen. Sedangkan pertanyaan
LH: coba gw baik kayaa…yaaa kaya seperti
tertutup membantu konselor untuk dapat
anak lainnya lah. gw liat kaya gitu. Mungkin
mengetahui secara detail orang yang berkaitan
yaa bakalan berbeda juga.
langsung dengan isu yang sedang residen
ceritakan. JM: hu uhm…
e. Clarification LH:itu ajaa
Mengklarifikasi pesan yang disampaikan JM: hu uhm. Okey jadi mungkin untuk
oleh residen merupakan salah satu teknik yang planning kedepannya LH mungkin akan
digunakan konselor di Pusat Perawatan mencoba untuk berkomunikasi dengan
Pecandu Narkoba Rumah Cemara untuk orang tua yaa..dengan bapak
mengidentifikasi dengan tepat apa yang LH dengan bapak?
residen maksud pada saat konseling. Teknik JM: karna ya proses konseling yang
clarifiction yang terekam pada verbatim kemaren saya ngeliatnya ya mungkin
konseling konselor dengan salah satu resdien lohand…karna bapak LH kan lama banget
sebagai berikut. ngga ketemu nih ama lohand gitu. Ya
LH: Masih ada rasa takut juga lah ama dia mungkin rasa bentuk kasih sayang yaa
JM: hu..um.. rasa takut ya dibilang rasa kasih sayang seorang bapak
terhadap seorang anak menurut lohand itu
LH: rasa takut. Dan gw masih menjaga gitu
kurang gitu kann..dan kita juga ngga pernah
JM: Takutnya sama siapa LH? tau kejadian bapak yang sebenernya itu
LH: sama bokap seperti apa, sehingga akhirnya aaaaa……rasa
JM: oo sama takut sama bapak kasih sayang itu ngga ada. Bener ngga?
Dari hasil verbatim percakapan konselor LH: yaa…
dan residen dalam melakukan konseling Dari hasil verbatim percakapan konselor
individu konselor di Pusat Perawatan Pecandu dan residen dalam melakukan konseling
Narkoba Rumah Cemara melakukan teknik individu konselor di Pusat Perawatan Pecandu
clarification ketika melakukan konseling sesuai Narkoba Rumah Cemara melakukan teknik
dengan teknik yang dijelaskan oleh Charles summarization ketika melakukan konseling
Zastrow (1987). Konselor mengklarifikasi siapa sesuai dengan teknik yang dijelaskan oleh
Rehabilitasi di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Ditinjau dari Komunikasi Terapeutik (Yolanda) 21
Charles Zastrow (1987)). Konselor merangkum melalui pemahaman dari hasil rujukan baru
isu yang telah residen kemukakan selama sesi tersebut merupakan bentuk dari interpretasi
konseling hari itu dan sesi sebelumnya yaitu dalam konseling. Seperti yang dilakukan oleh
residen masih takut untuk berkomunikasi seorang konselor terhadap residennya dalam
dengan ayahnya. Teknik ini dapat membuat verbatim konseling berikut.
residen merasa isu yang telah ia kemukakan LH : yaa…
dalam proses konseling dapat dimengerti oleh
JM : Karna bapak lohand ehh,, karna bapak
konselor, serta menandakan konselor sudah
lohand dipenjara lah…segala macem
menjadi pendengar aktif selama proses konseling.
lah…tapi kan hal-hal yang seperti itu me-
g. Information Giving mang seperti lohand bilang tadi itu adalah
Teknik ini digunakan ketika klien mem- niatan tuhan memang tidak bisa dipungkiri
butuhkan informasi yang berkaitan. Informasi dan lohand juga harus punya keyakinan
ini bisa berupa pengetahuan tentang sumber bahwa itu bukan keinginannya bapak LH.
daya yang tersedia di masyarakat, atau tentang Yang seperti itu. Dan LH pun jangan merasaa
fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah takut juga untuk berkomunikasi dengan
yang dikemukakan klien. aaaa bapak. Karna yaa kalo kita mencoba
Teknik ini tidak ditemukan pada saat kon- untuk membuka komunikasi, secara ngga
seling individu yang terekam pada verbatim, langsung bapak pun pasti akan terbiasa
namun tercatat pada catatan lapangan peneliti. untuk berkomunikasi dengan LH. Jadi me-
Konselor memberikan informasi faktual me- mang disini segala sesuatunya harus datang
ngenai penggunaan narkoba di Iran yang dari diri sendiri gitu…jangan ada perasaan
jumlahnya tidak kalah tinggi dibandingkan di takut, jangan ada perasaan malu. Perasaan-
Indonesia, serta pengelaman-pengalamannya perasaan seperti itu kita buang aja dulu. Jadi
mengikuti pertemuan dengan para pengguna kita coba aja ngobrol dulu…ini bagusnya tu
narkoba dari negara-negara lain dalam NA seperti apa gitu…nantinya secara ngga
Meeting. Pemberian informasi seperti ini langsung setelah kita menanamkan akar itu
terjadi pada saat sesi NA Meeting yang dilakukan pasti kesananya tu buahnya tu komunikasi,
di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Rumah komunikasi, komunikasi, komunikasi… dan
Cemara pada tanggal 2 Mei 2011 dan dihadiri pasti lohand akan mendapatkan rasa…apa
oleh semua residen dan staff incharge hari itu. yaaa….rasa kasih sayang yang ngga lohand
Pemberian informasi-informasi tentang dapet lah seenggaknya..gitu yaaa
pengetahuan penyebaran narkoba diluar Dapat dilihat dari perkataan konselor
Indonesia ini dapat menambah wawasan tersbut meyakinkan residennya untuk memu-
residen tentang narkoba. lai membuka komunikasi dengan ayahnya,
h. Confrontation hilangkan rasa takut agar seterusnya komu-
nikasi anatara residen tersebut dengan ayah-
Konfrontasi merupakan kemampuan nya akan kembali membaik. Dengan mem-
seorang konselor untuk mengatasi perbedaan berikan analogi akar dan buah seperti yang
pesan yang disampaikan oleh klien. Perbedaan konselor lakukan membuat residen yakin un-
tersebut dibagi menjadi du, yaitu perbedaan tuk memperbaiki komunikasi dengan ayahnya
tingkah laku residen dengan pernyataannya dan karna akan dapat memperbaiki juga hubungan
pernyataan residen yang kontradiksi dengan residen dengan ayahnya.
pernyataan lainnya. Namun dalam hasil pe-
ngamatan peneliti dan catatan dari verbatim
2. Kemampuan Komunikasi Nonverbal Konselor
konseling dan residen tidak terdapat teknik ini.
terhadap Residen dalam Konseling Individu
i. Interpretation
Seorang konselor secara nonverbal juga
Mengulas pemikiran, perasaan dan pe- harus dapat menanggapi residen secara non-
ngalaman residen dengan merujuk pada teori- verbal untuk menunjukkan empati, personal
teori, bukan pandangan subyektif konselor, warmth dan hal positif dengan memper-
dengan tujuan untuk memberikan rujukan hatikan perilakunya pada saat konseling ber-
pandangan agar residen mengerti dan berubah langsung.
22 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 5, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 1-118
3. Task Roles dalam Kelompok akhir RD opininya tentang tidak perlu men-
Peran pelaksanaan tugas adalah usaha stigma orang dengan HIV, hidup dengan orang
untuk membantu kelompok dalam pencapaian yang positive HIV itu tidak berbahaya asal tahu
tujuan-tujuannya. Di Pusat Perawatan Pecandu cara penyebarannya seperti apa.
Narkoba Rumah Cemara ini yang dapat ber- Pemberian informasi atau pendapat
tugas membatu kelompok untuk mencapai seperti yang dijelaskan Bales, tidak hanya
tujuan kelompok tidak hanya konselor atau terjadi pada saat pertemuan-pertemuan atau
staff ssaja, residen juga dapat ikut mendorong sesi saja. Dalam catatan lapangan peneliti
partisipasi residen lainnya. pemberian informasi atau saran juga terjadi
a. Pemberi Informasi dan Pendapat diluar sesi yang sudah dijadwalkan seperti
Pemberian informasi atau pendapat, pada saat setelah makan siang. Seluruh residen
mengusulkan ide-ide baru atau cara-cara baru duduk bersama di meja makan, berdoa lalu
dalam menanggapi masalah-masalah yang saling mengingatkan residen dengan tentang
dialami oleh kelompok dilakukan dalam proses apa saja dengan cara yang baik. Hal-hal yang
relasi pertolongan yang dilakukan oleh sering diingatkan sesama residen seperti
kelompok residen selama mengikuti program berikut:
rehabilitasi. Seperti yang tercatat dalam “Yak gw mau mengingatkan brother KP, tadi
catatan lapangan peneliti ketika mengikuti NA makan nya agak berantakan dan ngga aware
Meeting yang berlangsung pada tanggal 2 Mei yaa, nasinya pada jatuh ke meja. Itu ngga
2011. Pertemuan ini merupakan pertemuan baik, coba lebih aware. koneksinya diluar
tertutup yang dihadiri oleh seluruh residen sana apabila brother KP masih suka be-
dan staff incharge yang. Dalam pertemuan ini rantakan dan ngga aware orang akan
seluruh residen dan staff yang hadir diberi mengira brother KP masih junkie. Terima
kesempatan untuk berbagi pengalaman dan kasih”
perasaannya. Saat itu seorang konselor yang Peringatan seperti ini harus ditanggapi
sedang incharge berbagi tentang perasaannya oleh diingatkan. Residen yang diingatkan
tentang betapa bersyukurnya dia karena dapat menanggapi seperti berikut:
terlepas dari kecanduan narkoba. Informasi
“Terimakasih brother AR dan LH yang sudah
yang ia sampaikan berupa informasi faktual
mengingatkan, benar tadi nasinya ada yang
mengenai penggunaan narkoba di Iran yang
jatoh, kedepannya awareness nya akan saya
jumlahnya tidak kalah tinggi dibandingkan di
tingkatkan, makasih”.
Indonesia.
Bentuk saling mengingatkan seperti yang
“...tapi jangan salah loh yang jumlah orang
dilakukan AR tersebut di Pusat Perawtan
kaya kita dulu niiih di negara lain juga ngga
Pecandu Narkoba disebut dengan community
kalah tinggi dibandingin disini, kaya
concern. Community concern seperti sesuai
misalnya aja Iran. Beuuh..itu bahkan
dengan konsep yang jelaskan David and Frank
mungkin range umur penggunanya jauh
Johnson dalam Charles Zastrow tentang
lebih lebar, mau anak-anak yang lebih kecil
pemberian informasi atau saran-saran dalam
dari kita, sampe kakek2 juga..”(JM, 2 Mei
kelompok.
2011)
b. Pencari Informasi dan Pendapat
Dalam Open Meeting yang diadakan pada
Pencarian informasi, mencari fakta-fakta
tanggal 4 Mei 2011 juga ditemui pemberian
yang relevan atau informasi yang benar dalam
saran atau semangat yang membantu residen
menanggapi masalah-masalah yang dialami
yang menghadiri pertemuan saat itu. Open
oleh kelompok dilakukan dalam proses relasi
meeting merupakan pertemuan tertutup yang
pertolongan yang dilakukan oleh kelompok
memberikan kesempatan bagi residen dan
residen selama mengikuti program rehabilitasi.
staaff incharge untuk berbagi pengalaman dan
Seperti yang tecatat dalam catatan lapangan
perasaannya tentang HIV/AIDS. Pada per-
peneliti, pencarian informasi biasanya di-
temuan ini seorang residen berinisial RD yang
lakukan sebelum mengingatkan residen lain
positive HIV berbagi tentang pengalaman serta
tentang kelalaian yang dapat merugikan re-
pengetahuannya tentang HIV. Pada bagian
siden lainnya (pull-up). Sebagai contoh pada
24 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 5, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 1-118
saat morning meeting tanggal 3 Mei 2011. LH Narkoba. RD juga menambahkan untuk me-
mencari tahu terlebih dahulu siapa yang lawan perasaan-perasaan seperti itu demi
menyalakan keran di kamar mandi atas yang kelancaran menjalani program.
mengakibatkan rembesan ke tangga Sobber’s Yang RD lakukan tersebut menurut David
House, setelah mengetahui secara pasti siapa and Johnson dalam Charles Zastrow (1987)
yang menyalakannya baru DK mengingatkan merupakan salah satu bentuk dari task roles
agar tidak lupa menutup kembali keran ter- dalam kelompok yang memberikan penjelasan.
sebut sebelum merembes ke tangga. Hal ini e. Summarizer
bertujuan agar tidak terjadi bentuk tuduhan Menyatukan isu, gagasan atau ide yang
kepada orang yang tidak tepat. sedang dibahas dalam kelompok serta me-
Bentuk pencarian informasi atau fakta- rangkumnya kembali menjadi satu point. Hal
fakta seperti yang dilakukan DK tersebut di seperti ini tidak peneliti temukan dalam obser-
Pusat Perawtan Pecandu Narkoba disebut vasi di dalam kelompok.
dengan menanyakan terlebih dahulu sebelum f. Koordinator
melakukan pull-up seperti sesuai dengan Menguhubungkan dan menyelaraskan
konsep yang jelaskan oleh David and Frank berbagai gagasan dengan anggota kelompok.
Johnson dalam Charles Zastrow tentang pen- Koordinasi yang dilakukan antara C.O.D, residen,
carian informasi atau fakta-fakta yang benar. dan staff merupakan sebuah bentuk koordinasi.
c. Starter Sebagai contoh ketika seorang residen harus
Yang memimpin dalam setiap sesi adalah minum obat, terlebih dahulu residen tersebut
seorang C.O.D (Coordinator On Duty). Sebagai harus mengomunikasikannya kepada C.O.D
contoh pada saat wrap-up, C.O.D membukanya kemuadian C.O.D yang meminta obat residen
dengan mengucapkan salam lalu mengarahkan kepada staff. Bentuk koordinasi sperti yang
residen untuk membagi perasaannya tentang C.O.D laksanakan merupakan bentuk task roles
hari ini dimulai dari sebelah kirinya kemudian sebagai koordinator menurut Charles Zastrow.
mengarahkan residen untuk memulai me- g. Energizer
lakukan pull-up, concern awareness, dan Merangsang kelompok agar lebih ber-
memberikan acknowledgement. kualitas merupakan salah satu bentuk relasi
Hal yang dilakukan C.O.D ini merupakan pertolongan yang dilakukan oleh sesama
bentuk dari starter seperti yang dijelaskan oleh residen di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba
David and Frank Johnson dalam Charles Rumah Cemara. Bentuk seperti ini terjadi
Zastrow (1987) dalam jurnal pribadi setiap residen. Residen
setiap harinya menuliskan isu-isu yang sedang
d. Pemberi Arah
mereka alami, setelah sesi wrap-up jurnal
Selama peneliti melakukan observasi
tersebut dikumpulkan pada C.O.D kemudian
dan berada diantara residen, bentuk pem-
C.O.D memberikan kepada staff incharge
berian penjelasan, meneliti dan mengem- untuk dibaca dan ditanggapi. Tanggapan ini
bangkan rencana untuk mennyelesaikan tugas berisi kalimat-kalimat yang dapat menyema-
kelompok ini ditemukan. Hal seperti ini terjadi ngati residen, seperti “KEEP SELF PUSH!” atau
ketika seorang residen yang sedang berbagi “STAY ON TOP!” . Bentuk tanggapan staff
perasaannya akan ada residen lain dengan suka terhadap isu yang residen sampaikan setiap
rela yang akan menanggapi residen yang harinya merupakan bentuk task roles dalam
berbagi tadi. Seperti contoh pada sesi wrap up kelompok sebagai energizer.
yang tercatat di catatan lapangan peneliti pada
h. Penguji Realita
tanggal 5 Mei 2011, NYM yang menyampaikan
Mencek kepraktisan dan kemampuan
perasaannya yang sedang tidak enak karena kerja kelompok, mengevaluasi solusi-solusi
sempat mengalami trigger. Hal seperti ini aternatif dan menerapkannya pada situasi
kemudian ditanggapi oleh RD yang mencoba nyata untuk melihat bagaimana mereka akan
untuk peduli kemudian mengingatkan bahwa berkerja. Bentuk fungsi tugas seperti ini tidak
hal tersebut merupakan bagian dari proses peneliti temukan selama melakukan obesevasi
yang harus mereka jalani selama putus zat dan di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Rumah
mengikuti program Pusat Perawatan Pecandu Cemara.
Rehabilitasi di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Ditinjau dari Komunikasi Terapeutik (Yolanda) 25
kelompok dalam mengevaluasi emosi dari pembicaraan dalam Open Meeting tersebut
setiap residen. keluar dari lingkaran orang-orang yang berada
f. Pengamat Proses dalam lingkaran Open Meeting tersebut. Yang
Melihat proses kerja kelompok untuk konselor, staff dan residen lakukan ini sesuai
meneliti efektivitas kelompok adalah tugas dengan maintenance roles kelompok untuk
dari konselor dan staff Pusat Perawatan membangun kepercayaan dari setiap residen
Pecandu Narkoba Rumah Cemara. Konselor yang ingin berbagi.
mempunyai catatan kemajuan dari setiap j. Pemecah Masalah Interpersonal
residen. Catatan ini kemudian digunakan Meningkatkan diskusi terbuka tentang
sebagai rekomendasi bagi residen untuk konflik antara anggota kelompok untuk menye-
mengikuti peer-confrontation untuk naik fase. lesaikannya, dan meningkatkan kebersamaan
Yang konselor lakukan ini merupakan bentuk kelompok. Bentuk maintenance roles seperti
dari maintenance roles kelompok sebagai ini tidak peneliti temukan selama mengadakan
pengamat proses. observasi di Pusat Perawatan Pecandu Nar-
g. Pendengar Aktif koba Rumah Cemara.
Dalam setiap sesi apapun, seluruh resi-
den maupun staff sudah menjadi pendengar SIMPULAN
yang aktif. Residen, konselor, dan staff terbiasa
Kesimpulan yang dapat penulis ambil
untuk berbicara ketika sudah ada arahan untuk
dari seluruh kegiatan penelitian komunikasi
bicara sehingga tidak memotong pembicaraan
terapeutik antara residen dan konselor di Pusat
orang lain. Selain itu residen juga dibiasakan
Perawatan Pecandu Narkoba Rumah Cemara,
untuk memberikan ruang bagi seorang yang
Bandung adalah:
sedang bicara secara personal kepada orang
lain dengan sikap tangan berada di atas paha 1. Komunikasi verbal konselor dalam me-
dan badan dicondongkan kepada orang yang respon residen pada saat konseling
sedang berbicara kepadanya. Kebiasaan yang individu dalam relasi pertolongan yang
residen, konselor dan staff di Pusat Perawatan sudah dijalankan, antara lain; Lead-In
Pecandu Narkoba Rumah Cemara merupakan Response (respon awal), paraphrasing,
bentuk dari maintenance roles sebagai pen- Reflecting of feeling (merefleksikan
dengar yang aktif. perasaan), Open-Ended and Closed-
Ended Question (pertanyaan terbuka dan
h. Pengatur Standar
tertutup), Clarification (mengklarifikasi
Megutarakan standar dan tujuan kelom-
pesan yang disampaikan), Summariza-
pok untuk menyadari arah kerja dan kemajuan
tion (membuat ikhtisar,) Information Giv-
yang dibuat untuk mencapai tujuan. Bentuk
ing (memberikan informasi), Interpreta-
maintenance roles seperti ini tidak peneliti
tion (interpretasi). Dalam hal ini konselor
temukan selama melakukan obesevasi di Pusat
Pusat Perawatan Pecandu Narkoba
Perawatan Pecandu Narkoba Rumah Cemara.
Rumah Cemara belum melakukan satu
i. Membangun Kepercayaan dari 9 teknik merespon pada saat
Menerima dan mendukung keterbukaan konseling yaitu confrtontation (konfrontasi).
anggota kelompok, memperkuat dan mendo- 2. Komunikasi nonverbal konselor ter-
rong dalam pengambilan resiko individu telah hadap residen pada saat konseling
dilakukan oleh konselor, staff, maupun residen individu; Posture (sikap) yang santai,
di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Rumah Facial Expressions (ekspresi wajah)
Cemara. Bentuk penerimaan dan dukungan melotot ketika terkejut, Gestures (gerak-
serta keterbukaan ini ditunjukkan pada saat isyarat) memeragakan seperti orang
sesi Open Meeting yang berlangsung pada berlari ketika menjelaskan tentang
tanggal 4 Mei 2011, dimana residen membe- keinginan residen untuk kabur, Touching
ritahu statusnya, serta membagi perasaan dan (sentuhan) menepuk lengan residen
pengalamannya kepada semua yang ada di memberikan semangat, Clothing (cara
Open Meeting tersebut. Selain itu peraturan berpakaian) sederhana agar terlihat
dalam Open Meeting yang tidak membenarkan sama dengan residen, Personal Bound-
Rehabilitasi di Pusat Perawatan Pecandu Narkoba Ditinjau dari Komunikasi Terapeutik (Yolanda) 27