You are on page 1of 15

The Effectiveness Of The Group Counseling Towards Motivation

To Heal In Initiates in Drug Abuse Case

ABSTRAK

Introduction: Drug convicts who do not receive rehabilitation tend to have low
motivation to recover and stop drug abuse. Handling in an effort to increase the
motivation of prisoners to recover from drug abuse is through the group counseling
method. Group counseling provides encouragement and motivation to make
changes in individuals. This type of research uses a one group pre-post test
research design to compare the motivation recover before and after group
counseling. Sampling in this study were prisoners of drug abuse cases, with a
sample size of 20 people. Methods: The sampling technique was non-random
sampling, namely purposive samling. The data was collected using a
questionnaire, the result of statistical tests were carried out by the normality test,
then the date were analyzed using the paired T test. The analysis result showed
that the value of P=0.000 (P <0,05). Result: So it can be concluded that there is a
diffrence in motivation recover before group counseling after group counseling is
done. This means that there is an influence of group counseling on the motivation
to recover in prisoners of drug abuse cases at the Class II B Rutan in Majene.
Conclusions: It is hoped that the state prisoners will further improve the quality of
services and coaching activities for inmates with drug abuse cases and can apply
guidance knowledge and group counseling to increase motivation. To recover in
prisoners of drug abuse cases.

Keywords : Drug Case Prisoners, Group Counseling, Motivation To Recover

1
PENDAHULUAN dan semangat untuk
sembuh pada korban
Narkoba dewasa ini
penyalahgunaan narkoba.
menjadi salah satu
Tingginya angka
permasalahan yang bersifat
penyalahgunaan narkoba
urgent dan kompleks.
karena produksi narkoba
Berdasarkan laporan
yang terus meningkat dan
tahunan United Nations
jaringan komunikasi yang
Officeon Drugsand Crime
semakin canggih dan juga
(UNDOC) menyebutkan
faktor sosial ekonomi.
bahwa jumlah pengguna
Menangani permasalahan
narkoba pada tahun 2011
narkoba tidak bisa dengan
sebanyak 240 juta orang
waktu yang singkat, tetapi
tahun 2012 sebanyak 243
membutuhkan waktu yang
juta orang, sementara pada
cukup lama untuk
tahun 2013 sebanyak 246
meningkatkan motivasi agar
juta orang pengguna
dapat berhenti menggunkan
narkoba. (UNDOC, 2015).
narkoba Motivasi yang tinggi
Di indonesia juga
akan sangat membantu
mengalami peningkatan
seorang pecandu untuk
setiap tahunnya. Pada tahun
dapat lepas dari kondisi
2014 jumlah penyalahguna
ketergantungan. Namun
narkoba diperkirakan ada
ironisnya banyak narapidana
sebanyak 3,8 juta sampai
yang tidak mendapatkan
4,1 juta orang pada
Rehabilitasi cenderung
kelompok usia 10-59 tahun
memiliki motivasi rendah
masih atau pernah pakai
untuk sembuh dari
narkoba. (Laporan BNN,
penyalahgunaan narkoba.
2014). Di Sulawesi Barat
(Amri et al, 2016)
pada tahun 2014 tercatat
Selain Rehabilitasi
sebanyak 18.887 motivasi
Melakukan konseling dapat
2
menjadi upaya dalam pada korban penyalahguna
membantu meningkatkan narkoba di Rumah Palma
motivasi untuk sembuh bagi Therapeutic Community
narapidana korban Kabupaten Bandung Barat.
penyalahguna narkoba. Hasil penelitian menujukkan
Dalam proses konseling metode terapi komunikasi
berdasarkan jumlah kliennya adiksi adalah Static
terbagi menjadi dua yaitu Counseling dan Individual
konseling individu dan Conseling.
konseling kelompok. (Gibson Berdasarkan penelitian
et al, 2010). Ernawati et al (2017) tentang
Konseling kelompok pengaruh dukungan
memberikan dorongan dan keluarga dan dukungan
motivasi untuk membuat konselor adiksi terhadap
perubahan pada diri motivasi sembuh bagi
individu. Berdasarkan narapidana yakni
penelitian yang diakukan menujukkan terdapat
oleh Setiawan (2018) pengaruh dukungan
menunjukkan bahwa keluarga dan dukungan
konseling kelompok efektif konselor adiksi terhadap
untuk meningkatkan motivasi untuk sembuh pada
motivasi dan semangat pecandu narkoba di Balai
untuk sembuh pada korban Rehabilitasi BNN Baddoka
penyalahgunaan narkoba. Makassar.
Metode konseling Berdasarkan studi
konselor adiksi tidak terlepas pendahuluan yang dilakukan
dari komunikasi terapiutik. di Rutan Kelas II B Majene
Penelitian dilakukan oleh didapatkan total keseluran
Widyaningrum (2014) narapidana kasus narkoba
tentang komunikasi terdapat 39 orang
terapiutik konselor adiksi narapidana dimana
3
mayoritas mereka adalah Jenis penelitian adalah
sebagai pengguna dan eksperiment dengan
peredar. Berdasarkan hasil menggunakan desain One
observasi dan wawancara Group Pre-test-Post-test.
yang peneliti lakukan Penelitian ini dilakukan
terhadap 4 orang narapidana selama satu bulan di Rutan
kasus narkoba baik Kelas II B Majene pada
pecandu, pengguna ataupun tanggal 22 Juli - 22 Agustus
peredar didapatkan tahun 2019. Populasi pada
mayoritas mereka penelitian ini adalah semua
mengatakan bahwa mereka narapidana kasus narkoba
mengetahui efek dan sebanyak 39 orang, diambil
dampak dari sampel sebanyak 23
penyalahgunaan narkoba responden namun, selama
akan tetapi mereka sulit penelitian ini berlangsung
untuk berhenti karena adapun responden yang drop
dipengaruhi eleh faktor out sebanyak 3 orang
kecanduan itu sendiri, faktor sehingga penentuan jumlah
ekonomi, dan tuntutan sampel dalam penelitian ini
pekerjaan. berjumlah 20 orang.
Berdasarkan fenomena Inklusi : 1) Narapidana
tersebut peneliti tertarik kasus penyalahgunaan
untuk meneliti tentang narkoba. 2) Narapidana
Efektifitas Group Counseling kasus narkoba dengan
Terhadap Motivasi Untuk status non residivis atau
Sembuh pada Narapidana residivis. Teknik
Penyalahgunaan Narkoba di pengambilan data
Rutan Kelas II B Majene menggunakan porpusive
Tahun 2019. sampling. Wahab (2012).
Data yang sudah terkumpul
METODE diolah menggunakan SPSS
4
23.0. Izin etik penelitian < 20 1 5
tahun
didapatkan dari Stikes 20-35 11 55
Marendeng Majene, klien tahun
>35 tahun 8 40
menandatangani inform Total 20 100
consent sebelum Tabel 1. menunjukkan

pengambilan data. Kuesioner bahwa responden yang

penelitian ini menggunakan paling banyak adalah 20-35

kuesioner URICA Scale tahun sebanyak 11 orang

(University of Role (55%) sedangkan responden

Asessement Scale) yang yang jumlahnya sedikit

sebelumnya telah dilakukan adalah <20 tahun sebanyak

uji validitas oleh Devi et al 5 %.


Tabel 2.
(2013). Kuesioner ini untuk
Distribusi Responden
menugukur Berdasarkan Jenis Kelamin di
Rutan Kelas II B Majene
keinginan/motivasi
seseorang dengan
Jenis Jumlah Presentase
penyalahgunaan narkoba. Kelamin (n) (%)
Kuesioner dalam penelitin ini Laki-laki 20 100
Total 20 100
terdiri dari 32 pernyataan
Tabel 2. menunjukkan
kemudian untuk pengolahan
bahwa jumlah keseluruhan
data menggunakan Uji T
responden berdasarkan jenis
Berpasangan dengan nilai α
kelamin adalah laki-laki
= 0,05.
dengan jumlah 20 orang

HASIL (100%).
Data Demografi
Tabel 1
Distribusi Responden
Tabel 3.
Berdasarkan Umur di Rutan
Distribusi Responden
Kelas II B Majene
Berdasarkan Pendidikan
Terakhir di Rutan Kelas II B
Umur Jumlah Presentase Majene
(n) (%)

5
Pendidikan Jumlah Presentase
(n) (%)
SD 5 25 Analisis Univariat
SMP 4 20 Tabel 5.
SMA 9 45 Distribusi Responden setelah
Akademik/PT 2 10 dilakukan Group Counseling
Total 20 100 di Rutan Kelas II B Majene

Tabel 3. menunjukkan Skala Motivasi Jumla Presenta


h (n) se (%)
bahwa responden terbanyak
Pre- 18 90
adalah pendidikan terakhir Contemplation
(Pemikiran Awal )
SMA sebanyak 4 orang (45%) Contemplation 1 5
sedangkan responden yang (Memikirkan)
Participation/ 1 5
jumlahnya sedikit adalah Action
(Tindakan)
pendidikan terakhir Total 20 100
akademik/perguruan tinggi
Tabel 5. menunjukkan
sebanyak 2 orang (10%).
bahwa dari 20 responden
Tabel 4.
Distribusi Responden sebelum dilakukan Group
Berdasarkan Pekerjaan di
Rutan Kelas II B Majene
Counseling yang terbanyak 18
orang (90%) dengan skala
Pekerjaan Jumlah Presentase
(n) (%) motivasi berada pada tahapan
Wiraswast 15 75 Pre-contemplation (Pemikiran
a
Pelajar 2 10 Awal) sedangkan responden
Petani 1 5
Nelayan 1 5
yang jumlahnya sedikit yaitu
PNS 1 5 1 orang (5 %) dengan skala
Total 20 100
motivasi berada pada tahapan
Tabel 4. menunjukkan Participation/Action
bahwa responden tertinggi (Tindakan).
berdasarkan Pekerjaan adalah Tabel 5.
Wiraswasta dengan jumlah 15 Distribusi Responden setelah
dilakukan Group Counseling
orang (75%) sedangkan yang di Rutan Kelas II B Majene
Skala Motivasi Jumlah Presentase
jumlahnya sedikit yaitu PNS (n) (%)
sebanyak 1 orang (5%). Pre- 6 30
Contemplation

6
(Pemikiran Awal ) n awal)
Contemplation 13 65 Contempl 1 5 13 65
(Memikirkan) ation
Participation/ 1 (Memikir
Action (Tindakan) kan)
Total 20 100
Participat 1 5 1 5
Tabel 5.6 menunjukkan ion/
Action
bahwa dari 20 responden (Tindaka
n)
setelah dilakukan Group
Counseling yang terbanyak Total 20 100 20 100

adalah 13 orang (65 %) dengan Tabel 7. Dari hasil uji


skala motivasi berada pada statistic didapatkan P value =
tahapan contemplation 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.
(memikiran) sedangkan Berarti “ ada efektifitas group
responden yang jumlahnya counseling terhadap motivasi
sedikit yaitu 1 orang (5 %) untuk sembuh pada
dengan skala motivasi berada narapidana kasus
pada tahapan penyalahgunaan narkoba Di
Participation/Action Rutan Kelas II B Majene Tahun
(Tindakan). 2019

Analisis Bivariat Diagram 1.


Efektifitas Group
Counseling Terhadap
Tabel 7. Motivasi Untuk Sembuh
Efektifitas Group Pada Narapidana Kasus
Counseling Terhadap Penalahgunaan Narkoba Di
Motivasi Untuk Sembuh Rutan Kelas II B Majene
Pada Narapidana Kasus Tahun 2019
Penalahgunaan Narkoba Di
Rutan Kelas II B Majene
10.5
Tahun 2019
10
9.5
Skala Pre-Post Post- Mean
Motivasi Test 9 Post
(n) (%) (n) (%) Test ...
8.5
Pre- 18 90 6 30
contempl 8
ation Pre test Post
Test
(pemikira

7
Hasil penelitian data narapidana kasus
dilakukan uji normalitas penyalahgunaan narkoba di
terlebih dahulu dan Rutan Kelas II B Majene
didapatkan hasil bahwa data Tahun 2019
tersebut berdistribusi secara Dari data diatas dapat
normal. Kemudian data ditarik kesimpulan bahwa
diatas dianalisis narapidana kasus
menggunakan Uji T penyalahgunaan narkoba di
Berpasangan dengan Rutan Kelas II B Majene
memperoleh nilai P-Value = memiliki motivasi untuk
0,000 (0,05) yang berarti ada sembuh yang rendah
efektifitas group counseling sebelum dilakukan group
terhadap motivasi untuk counseling berbeda ketika
sembuh pada narapidana setelah dilakukan group
kasus penyalahgunaan counseling memiliki motivasi
narkoba. atau keinginan untuk
sembuh meningkat. Dimana
PEMBAHASAN
mayoritas responden
Hasil penelitian data
sebelum dilakukan group
dilakukan uji normalitas
counseling berada pada
terlebih dahulu dan
tahapan Pre-Contemplation
didapatkan hasil bahwa data
(Pemikiran Awal) berbeda
berdistribusi normal.
setelah dilakukan group
Sehingga data tersebut
counseling yakni mayoritas
dianalisis menggunakan Uji
narapiada berada pada
T Berpasangan dengan
tahapan Contemplation
memperoleh nilai P-Value =
(Memikirkan).
0,000 (< 0.05) yang berarti
Hal ini berarti bahwa
ada pengaruh group
konseling kelompok
counseling terhadap motivasi
memberikan kostribusi yang
untuk sembuh pada
baik terhadap peningkatan
8
motivasi untuk sembuh responden dalam penelitian
yaitu bahwa semakin sering ini kemudian dibagi menjadi
konseling kelompok 3 kelompok dan pemberian
diadakan maka semakin group counseling ini
baik peningkatan motivasi dilakukan sebanyak 3 kali
untuk sembuh pada korban treatment yaitu dengan
penyalahgunaan narkoba. metode FGD, Peer group
Sehingga melalui pemberian (teman sebaya), dan self talk.
konseling kelompok ini dapat Pemberian treatment
menjadi salah satu upaya pertama dalam penelitian ini
dalam meningkatkan yakni dengan melakukan
motivasi untuk sembuh serta konseling kelompok melalui
upaya dalam mengatasi wawancara langsung dan
adiksi (ketagihan) dan metode FGD (Focus Group
dependensi (kecanduan) Discussion). Ini dilakukan
dalam diri narapidana. untuk membangun
Dalam proses komunikasi antar anggota
pelaksanaan Group kelompok serta membantu
counseling ini yaitu untuk menuntun anggota
dilakukan disebuah ruangan kelompok bertanggung jawab
dimana mereka duduk pada tujuan dan proses
dengan rileks dan santai. konseling kelompok sehingga
Setelah itu konselor diharapkan anggota
mengajak narapidana untuk kelompok memperoleh
sharing bersama tentang kemampuan dan
masalah-masalah yang mengarahkan hidupnya
menghambat proses sendiri yang diawali dari
penyembuhannya. treatment anggota kelompok dan
konseling kelompok ini kemudian akan
terdiri dari 6-8 orang dalam diimplementasikan diluar
satu kelompok. Dari 20 kehidupan kelompoknya.
9
Kemudian pertemuan Strategy Tentang Bahaya
kedua adalah konseling Penyalahgunaan Narkoba.
kelompok melalui diskusi Hasil penelitian menujukkan
yang dilakukan secara peer bahwa pengetahuan
group (teman sebaya). meningkatkan setelah
Melalui peer group dapat dilakukan kegiatan
menjadi upaya dalam khususnya berkaitan dengan
mengkampanyekan nilai- penguatan diri untuk
nilai positif termasuk menghindar dari bahaya
pentingnya berhenti dalam menggunakan narkoba.
penyalahgunaan narkoba Kemudian treatment
sehingga timbul kesadaran ketiga dilakukan konseling
dan keinginan untuk kelompok dengan
berhenti menggunakan pendekatan self talk. Metode
narkoba. teknik self-talk ini yaitu
Dalam pemberian sebuah teknik berbicara
konseling kelompok dengan pada diri sendiri secara
metode atau pendekatan sadar dan sengaja. Dimana
peer group ini dapat menjadi konselor memberikan
strategi dalam meningkatkan penguatan instruksi dan
pengetahuan narapidana penguatan positif klien
tentang bahaya narkoba. diajak berbicara untuk
Sehingga dapat mengatakan pada dirinya
meningkatkan motivasi sendiri bahwa hari ini dan
untuk sembuh dan berhenti seterusnya klien tersebut
dari penyalahgunaan akan berfikir positif, berkata
narkoba. Penelitian yang positif, bertindak positif, dan
dilakukan oleh Pranawa et al meraih hal-hal yang positif.
(2018) tentang Self- talk tersebut
Memanfaatkan Peer Group dilakukan untuk mengurangi
Untuk Peer Educator rasa khawatir akan
10
masalahnya yang sering pada korban
menganggu pikirannya. Self- penyalahgunaan narkoba.
talk nya selalu berpikir Konseling kelompok
positif, percaya bahwa klien tersebut bersifat pencegahan
harus berfikir positif dan dan penyembuhan, serta
membuang pikiran-pikiran diarahkan pemberian
negatifnya, sehingga klien kemudahan dalam
akan mulai melakukan perkembangan dan
tindakan-tindakan positif pertumbuhannya.
demi mencapai hal-hal yang (Kurnanto, 2013). Oleh
diinginkan oleh klien. karena itu konseling
Konseling Kelompok dengan kelompok dapat membantu
pendekatan self-talk dalam meningkatkan
memusatkan perhatian pada motivasi untuk sembuh pada
proses berfikir klien yang korban penyalahgunaan
berhubungan dengan Narkoba.
kesulitan emosional dan Penelitian yang relevan
psikologi klien. Dengan dengan penelitian ini adalah
demikian klien dapat penelitian yang dilakukan
mengubah serta oleh ). Berdasarkan
mempengaruhi pola pikirnya penelitian yang dilakukan
sendiri menuju arah yang oleh Fiska (2018) hasil
diinginkan. Hal ini sejalan penelitian menunjukkan
dengan penelitian yang bahwa konseling korban
diakukan oleh Setiawan penyalahgunaan narkoba di
(2018) menunjukkan bahwa lembaga kesejahteraan sosial
konseling kelompok dengan (LKS) pamardi putra Yayasan
metode self-talk efektif untuk Sinar Jati Lampung yakni
meningkatkan motivasi dan klien dapat mengikuti tahap-
semangat untuk sembuh tahap konseling dengan baik,
dilihat dari prosesnya, yaitu
11
mulai dari tahap awal narkoba di Yayasan
sampai akhir lanjutan sesuai Rehabilitasi Mental Sinai
dengan kebutuhan klien Sukoharjo yang
sehingga dengan hal ini akan menunjukkan bahwa
mempermudah klien dalam konseling kelompok terhadap
pemulihan. Hal ini motivasi untuk sembuh
menunjukkan bahwa group efektif untuk meningkatkan
counseling dapat membantu motivasi dan semangat
dalam meningkatkan untuk sembuh pada korban
motivasi untuk sembuh pada penyalahgunaan NAPZA.
korban penyalahgunaan Penelitian yang sama
narkoba juga dilakukan oleh
Dengan adanya Widyaningrum (2014)
konseling kelompok ini tentang komunikasi
dengan metode pendekatan terapiutik konselor adiksi
FGD (focus group discussion), pada korban penyalahguna
peer group dan self talk, narkoba di Rumah Palma
maka dapat membantu Therapeutic Community
dalam meningkatkan Kabupaten Bandung Barat.
motivasi untuk sembuh pada Hasil penelitian menujukkan
narapidana kasus metode terapi komunikasi
penyalahgunaan narkoba di adiksi pada korban
Rutan Kelas II B Majene. penyalahgunaan narkoba
Penelitian yang relevan adalah melalui Static
dengan penelitian ini adalah Counseling dan Individual
penelitian yang dilakukan Conseling.
oleh Setiawan (2018) dengan Dari uraian diatas
judul penelitian pengaruh dapat disimpulkan bahwa
konseling kelompok terhadap konseling kelompok
motivasi untuk sembuh pada berpengaruh terhadap
korban penyalahgunaan peningkatan motivasi untuk
12
sembuh pada korban Setelah diberikan Group
penyalahgunaan narkoba Counseling yakni dari 20
dalam bersikap, narapidana responden terbanyak 13
tersebut menjadi sadar, orang dengan skala motivasi
terencana, terarah dan berada pada tahapan
teratur dalam contemplation (memikiran)
mengembangkan dan dan responden yang
meningkatkan perilaku atau jumlahnya sedikit yaitu 1
sikap agar menjadi pribadi orang dengan skala motivasi
yang baik, dengan konseling berada pada tahapan
kelompok ini proses Participation/Action
konseling menjadi efektif dan (Tindakan). Berdasarkan
efisien. hasil penelitian dapat
disimpulkan ada pengaruh
KESIMPULAN DAN SARAN Group Counseling terhadap
Kesimpulan motivasi untuk sembuh pada
Berdasarkan hasil narapidana kasus
penelitian dan pembahasan, penyalahgunaan narkoba di
maka dapat disimpulkan Rutan Kelas II B Majene
bahwa Sebelum di lakukan tahun 2019.
Group Counseling dari 20 Saran
responden terbanyak 18 Penelitian ini dapat
orang dengan skala motivasi dijadikan sebagai acuan
berada pada tahapan Pre- dalam meningkatkan
contemplation (Pemikiran kualitas pelayanan di
Awal) sedangkan responden Lembaga Permasyarakatan
yang jumlahnya sedikit yaitu dan juga diharapkan setelah
1 orang dengan skala penelitian ini dilaksanakan,
motivasi berada pada Bagi Sampel Penelitian dapat
tahapan Participation/Action dijadikan sebagai sumber
(Tindakan). Berbeda informasi bagi narapidana

13
dalam meningkatkan 74.[Diakses Pada Tanggal 30
Juni 2019]
motivasi untuk sembuh dari
Fiska, N., B. (2018). Konseling Korban
penyalahgunaan narkoba. Penyalahguna Narkoba di
Lembaga Kesejahteraan Sosial
(LKS) Pamardi Putra Yayasan
DAFTAR PUSTAKA
Sinar Jati Lampung. Skripsi.
Amri, I. A., Hasmin., Amar, S., (2016).
Lampung.
Pengaruh Motivasi Individu,
http://repository.radenintan.ac.
Dukungan Keluarga Dan
id.pdf. [Diakses Tanggal 20
Lingkungan Sosial Terhadap
September 2019 ]
Peningkatan Keberhasilan
Gibson, R.L.,& Mitchell, M. H., (2010).
Rehabilitasi di Wilayah Kerja
Bimbingan dan Konseling.
Badan Narkotika
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasionalprovinsi Sulawesi
Kurnanto, M., Edi. (2013). Konseling
Selatan. Jurnal Mirai
Kelompok. Bandung: Alfabeta
Management. Vol. I, No. 2, 462-
Laporan BNN. 2014. Laporan Akhir Survei
479.
Nasional Perkembangan
https://journal.stieamkop.ac.id
Penyalahguna Narkoba Tahun
/index.php/mirai/article/downl
Anggaran 2014.
oad/26/28. [Diakses Tanggal 24
https://bnn.go.id/laporan-
Agustus 2019]
akhir-survei-nasional-
Devi, A., & Author. (2013). Uji Validitas
perkembangan-penyalahguna-
dan Reabilitas of Rhole Island
narkoba-tahun anggaran-2014/.
Change Assesment Scale Pada
[diakses Tanggal 24 Juli 2019]
Orang Penyalahgunaan Zat Di
Prawana, S., Sri, Y., Rahesli, H. (2018).
Unit Terapi dan Rehabilitasi
Memanfaatkan Peer Group
LIDO, Badan Narkotika
untuk Peer Education.
Nasional. Tesis. Universitas
http://semnasppm.uad.ac.id/w
Indonesia.
p-content/uploads/46-Sigit-
http://lib.ui.ac.id/details?
Pranawa semna sppm2018-Hal-
id=20350042&lokasi=lokal
279-286.pdf. [ Diakses Tanggal
[diakses tanggal 30 Juni 2019]
24 Juli 2019]
Ernawati., & Muhammad, Q., (2017).
Setiawan, Arif. (2018). Pengaruh
Pengaruh Dukungan Keluarga
Konseling Kelompok Terhadap
dan Dukungan Konselor Adiksi
Peningkatan Motiv asi Untuk
Terhadap Motivasi Untuk
Sembuh Pada Korban
Sembuh Pada Pecandu Narkoba
Penyalahgunaan Napza di
dibalai Rehabilitasi BNN
Yayasan Rehabilitasi Mental
Baddoka Makassar.
Sinai Sukoharjo. Skripsi, IAIN
http://journal.uinalauddin.ac.id
Surakarta. http://eprints.iain-
/index.php/join/article/view/54

14
surakarta.ac.id/1987/1/ARIF
%20SETIYAWAN.pdf [Diakses
Tanggal 24 Juli 2019]
UNODC. 2015. World Drug Report 2015.
United Nations publication : New
York.
http://www.undodc.org/
documents/data-analysis/
WDR2012/WDR2012small .pdf
[Diakses tanggal 30 Juni 2019]
Wahab, A. (2012). Pengantar Riset Bidang
Kesehatan Kebidanan Dan
Keperawatan. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Kutub Wacana
Widyaningrum., R. (2014). Komunikasi
Terapeutik Konselor Adiksi Pada
Korban Penyalahgunaan
Narkoba di Rumah Palma
therapeutic community
Kabupaten Bandung Barat.
Jurnal Kajian Komunikasi. Vol.
2.No.2. Hal. 173-185.
http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/a
rticle/view/7384. [Diakses
Tanggal 24 Juli 2019]

15

You might also like