You are on page 1of 24

Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

IMPLIKASI PENETAPAN IZIN LINGKUNGAN BAGI USAHA DAN/ATAU


KEGIATAN PERTAMBANGAN

Ardimansyah
Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan MAB
Jl. Adhyaksa No. 2 Kayutangi Banjarmasin Kalimantan Selatan
Email: ardimansyah.fhuniska@gmail.com

Abstract
Follow-up to provide protection and manage living environment is to be established PP
No.27/2012 about Environmental Permitt, which implies each bussiness and/or activity must
have Environmental Permitt. Environmental Permit which aims to anticipate environmental
damage and pollution is now increasingly alarming, most of the work and / or other activities,
including permits from coal. Then what is the provision of PP Environmental Permit in order
to be able to capture and oblige each business and/or activity to have an environmental
permit. How about mining business? In addition to other issues the community was involved
in compiling Amdal documents. Whereas community involvement in Law Number 32/2009
concerning Environmental Protection and Management known as UUPPLH, what is the task
capacity? To analyze the problems, the method used in this research is the method of
Juridical-Normative. The results of this research are the existence of PP Environmental
Permit was very helpful in the application process and the issuance of environmental permits
and absolute hold for any business and/or activity. While coal mining and in the context of
environmental protection and management, environmental permits are also required.
Furthermore, the involvement of affected communities as members of the Audit Commission
of Amdal is still unclear what to do. Thus it can be concluded that, the Environmental Permit
applies to every business and/or activity that is required by Amdal or UKL-UPL.
Environmental permit also apply to businesses and / or coal mining activities, while the
community as a member of the Audit Commission of Amdal felt still unclear what the duties.

Keywords: Protection and Management of Living Enviromental, Enviromental Permitt,


Bussiness and/or Activity.

Abstrak
Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan atau
dikenal dengan PP Izin Lingkungan, telah mengisyaratkan setiap usaha dan/atau kegiatan
harus memiliki Izin Lingkungan. Izin Lingkungan yang bertujuan untuk mengantisipasi
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup sekarang ini sudah semakin mengkhawatirkan,
akibat izin usaha dan/atau kegiatan lainnya, termasuk pula izin pertambangan batubara. Lalu
bagaimanakah ketentuan PP Izin Lingkungan agar dapat menjaring dan mewajibkan bagi
setiap usaha dan/atau kegiatan untuk memiliki izin lingkungan. Bagaimanakah pula terhadap
usaha pertambangan? Disamping issue lain dilibatkannya masyarakat dalam menyusun
dokumen amdal. Sedangkan keterlibatan masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang lazim dikenal
UUPPLH, belum jelas kapasitas tugasnya sebagai apa? Untuk menganalisis masalah-masalah
di atas, maka metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Yuridis-Normatif.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa keberadaan PP Izin Lingkungan sangat membantu
dalam proses permohonan dan penerbitan izin lingkungan dan mutlak menjadi pegangan bagi

253
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

setiap usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan pertambangan batubara dan dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, diwajibkan pula Izin Lingkungan.
Selanjutnya keterlibatan masyarakat terkena dampak sebagai anggota Komisi Penilai Amdal,
masih belum jelas apa yang harus dilakukannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
Izin Lingkungan berlaku bagi setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-
UPL. Izin Lingkungan juga diberlakukan terhadap usaha dan/atau kegiatan pertambangan
batubara; sementara masyarakat sebagai anggota Komisi Penilai Amdal dirasakan masih
belum jelas apa yang menjadi tugasnya.

Kata Kunci: Izin Lingkungan, Usaha dan/atau Kegiatan, Implikasi Anggota Komisi Penilai.

LATAR BELAKANG MASALAH 27 Tahun 2012 “merugikan” dunia usaha


Pakar hukum Lingkungan Mas dan masyarakat. Peraturan tersebut bagi
Achmad Santosa mengatakan: substansi dunia usaha tidak menciptakan iklim
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 investasi yang kondusif karena masih
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, berlaku birokrasi perizinan. Sedangkan
sebagian besar ternyata mengatur tentang bagi masyarakat tidak memberikan ruang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan partisipasi dalam proses pengambilan
(Amdal), yakni berdasarkan total dari 75 keputusan perizinan.1
Pasal, hanya ada 11 Pasal yang mengatur Menurut Iman Hendargo Abu
tentang Izin Lingkungan dan Ismoyo (Deputi Bid.Tata Lingkungan
seyogyanyalah Peraturan Pemerintah Kementerian LH) bahwa Peraturan
tersebut lebih tepat tentang Amdal dan Pemerintah. Nomor 27 Tahun 2012 adalah
Izin Lingkungan. Lebih lanjut jawaban atas masalah yang dihadapi dunia
disinggungnya pula bahwa Peraturan usaha terkait Izin Lingkungan. Sedangkan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 bagi masyarakat menurutnya justeru
tentang Izin Lingkungan, tidak memuat memberikan kesempatan 3 (tiga) kali
pengaturan proses pencabutan izin secara untuk berpartisipasi dalam proses
detail. Padahal Undang-Undang Nomor pengambilan keputusan dan penerbitan
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Izin Lingkungan.2
Pengelolaan Lingkungan Hidup PP Izin Lingkungan pada
menerapkan sistem efek berantai izin hakekatnya merupakan tindak lanjut dari
lingkungan. Artinya, jika izin lingkungan ketentuan Pasal 41 UUPPLH, mengenai
dicabut, maka izin usaha dibatalkan.
1
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Dapat dikatakan secara umum bahwa Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Rentan di
keberadaan Peraturan Pemerintah Nomor Judicial Review, www.hukumonline.com, diakses
tanggal 11 Desember 2017.
2
Ibid.

254
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

izin lingkungan sebagaimana dimaksud (3) Izin Lingkungan sebagaimana


dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 40 dimaksud pada ayat (1) wajib
UUPPLH. Izin lingkungan dalam hal mencantumkan persyaratan yang
berusaha sebagaimana ketentuan Pasal 1 dimuat dalam keputusan kelayakan
angka 35 UUPPLH disebutkan bahwa, lingkungan hidup atau
yang dimaksud “Izin Lingkungan adalah rekomendasi UKL-UPL;
izin yang diberikan kepada setiap orang (4) Izin Lingkungan diterbitkan oleh
yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan Menteri, Gubernur, atau
yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam Bupati/Walikota sesuai dengan
rangka perlindungan dan pengelolaan kewenangannya.
lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk Artinya bunyi pasal di atas
memperoleh izin Usaha dan/atau mengisyaratkan bahwa Izin Lingkungan
Kegiatan”. harus dipenuhi lebih dahulu bagi setiap
Bunyi yang sama diulang lagi usaha dan/atau kegiatan sebelum izin
dalam Pasal 1 angka 1 PP tentang Izin lainnya diterbitkan, yang ditindaklanjuti
Lingkungan. Penekanan wajib Amdal atau dalam Peraturan Pemerintah.
UKL-UPL bagi setiap Usaha dan/atau Ketentuan yang diatur dalam
Kegiatan merupakan penegasan yang UUPPLH dan PP Izin Lingkungan,
sangat penting dari ketentuan dalam umumnya mengarah kepada upaya
UUPPLH, yakni dalam Pasal 22 tentang perlindungan dan pencegahan agar
Amdal; dan Pasal 34 tentang UKL-UPL. lingkungan hidup dapat terhindar dari
Sedangkan Perizinan diuraikan dalam kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Pasal 36 yang bunyinya: Sebagaimana juga peringatan yang sangat
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan jelas tentang alam semesta yang dimuat di
yang wajib memiliki Amdal atau dalam Al-Qur’an. Peringatan Allah SWT
UKL-UPL wajib memiliki Izin kepada umat manusia dapat dilihat dalam
Lingkungan; Surah Ar-Ruum: 41; yang artinya:
(2) Izin Lingkungan sebagaimana “Telah nampak kerusakan di daratan dan
di lautan disebabkan kerena perbuatan
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
manusia, supaya Allah merasakan kepada
berdasarkan keputusan kelayakan manusia sebagian dari (akibat) perbuatan
mareka agar mereka kembali”.
lingkungan hidup sebagaimana
Dapat dipahami kerusakan sebagai akibat
dimaksud dalam Pasal 31 atau
dampak besar dan penting, dari usaha
rekomendasi UKL-UPL;

255
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

dan/atau kegiatan di bidang lingkungan. kearah percepatan pembangunan yang di


Oleh karena itu harus ada ketegasan fasilitasi oleh Pemerintah. Dalam rangka
pemberlakuan peraturan di bidang menggalakkan sektor usaha dan/atau
lingkungan dan sumber daya alam, di kegiatan dalam pencapaian peningkatan
antaranya: ekonomi rakyat, dengan antara lain
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun menyerap tenaga kerja dalam negeri/lokal
1999 tentang Kehutanan; jo baik di daerah provinsi maupun di daerah
Undang-Undang Nomor 19 Tahun kabupaten/kota. Tidak pula dipungkiri
2004 tentang Penetapan Perppu bahwa setiap gerak pembangunan yang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang dijalankan, selalu membawa konsekuensi
Perubahan Atas Undang-Undang berupa dampak terhadap ekosistem
Nomor 41 Tahun 1999 tentang lingkungan hidup.
Kehutanan menjadi Undang- Sehubungan dengan maksud di
Undang; atas merasa perlu untuk mengkaji
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun implikasi berkaitan dengan Izin
2009 tentang Pertambangan Lingkungan, terhadap usaha dan/atau
Mineral dan Batubara; kegiatan, serta dilibatkannya masyarakat
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun sebagai anggota tim penilai. Sebab izin
2009 tentang Perlindungan dan lingkungan dapat diartikan sebagai tiket
Pengelolaan Lingkungan Hidup; masuk pintu pertama untuk selanjutnya
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 masuk kepada pintu lainnya yang
Tahun 2012 tentang Izin dikehendaki dalam berusaha dan/atau
Lingkungan; kegiatan lainnya. Namun haruslah pula
Semua peraturan di atas adalah ada persetujuan masyarakat.
wujud kepedulian Pemerintah/Lembaga Dalam perkembangan sekarang
Negara dalam membuat aturan untuk ini dengan berjalannya UUPPLH, ternyata
menjaga, melestarikan, dan memberikan ketentuan Amdal berada satu paket dalam
perlindungan lingkungan hidup dan substansi pasal-pasalnya. Amdal masuk
sumber daya alam. dalam Paragraf 5, dimuat pada Pasal 22
Selanjutnya dasar pemberian sampai dengan Pasal 33 UUPPLH.
peluang kepada pihak swasta untuk turut Ketentuan Amdal disebutkan dalam Pasal
serta memajukan perekonomian nasional, 22, berbunyi :
dipahami sebagai suatu langkah maju

256
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan berkaitan dengan lingkungan hidup


yang berdampak penting terhadap manusia dapat diminimalisir kemungkinan
lingkungan hidup wajib memiliki akan kerugian, kerusakan dan
amdal. ketercemarannya.
(2) Dampak penting ditentukan Berdasarkan data yang
berdasarkan kriteria: disampaikan oleh Kementerian
a. Besarnya jumlah penduduk Kehutanan RI menyebutkan ada beberapa
yang akan terkena dampak tantangan3, yaitu:
rencana usaha dan/atau 1. 130,9 juta ha kawasan hutan,
kegiatan; sekitar 50% nya harus dilakukan
b. Luas wilayah penyebaran rehabilitasi, dan sebagian besar
dampak; kawasan adalah wilayah open
c. Intensitas dan lamanya dampak akses;
berlangsung; 2. Degradasi hutan. Deforestrasi
d. Banyaknya komponen masih berlanjut (akibat illegal
lingkungan hidup lain yang logging, kebakaran hutan,
akan terkena dampak; perambahan, lemahnya
e. Sifat kumulatif dampak; managemen pengelolaan hutan,
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dll);
dampak, dan/atau 3. Sekitar 48 juta masyarakat
g. Kriteria lain sesuai dengan kehidupannya tergantung hutan, 10
perkembangan ilmu juta miskin;
pengetahuan dan teknologi. 4. Ada sekitar 25.000 desa di
Ketentuan UUPPLH ini telah dalam/sekitar hutan;
mengisyaratkan bahwa penyusunan 5. Konflik teritorial;
dokumen amdal oleh pemrakarsa harus 6. Pemanasan global.
melibatkan masyarakat (Pasal 26 Ayat 1). Untuk mengurangi masalah di atas
Bahkan masyarakatpun dapat ada beberapa perangkat penyerta yang
mengajukan keberatan atas dokumen harus di lalui sebagai syarat untuk
amdal yang patut diduga merugikan pihak didapatkannya izin berusaha di wilayah
mereka (Pasal 26 Ayat 4). Inilah
3
Materi Seminar Memperingati Hari
konsekuensi pentingnya ketentuan amdal Bumi 21 April 2012 di Banjarmasin, “Save
Kalimantan Save Indonesia” (makalah), Oleh
agar tujuan dan masalah-masalah yang Kementerian Kehutanan RI.

257
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Negara Indonesia, yakni berupa persetujuan masyarakat sebagai anggota


dipenuhinya ketentuan wajib Analisis penilai, yang pada hakekatnya selalu
Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) menyangkut ekosistem lingkungan hidup
atau Usaha Pengelolaan Lingkungan dan sumber daya alam serta kehidupan
Usaha Pemantauan Lingkungan (UKL- manusia. Sehubungan dengan maksud
UPL). Ketentuan wajib Amdal atau UKL- tersebut maka rumusan yang akan dibahas
UPL didasarkan pada Peraturan Menteri ialah:
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 1. Apakah Izin Lingkungan wajib
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau bagi setiap usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan kegiatan?
Amdal; serta Peraturan Menteri Negara 2. Apakah Izin Lingkungan wajib
Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 pula bagi usaha dan/atau kegiatan
tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Pertambangan?
Hidup dan Upaya Pemantauan 3. Bagaimanakah peran masyarakat
Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan selaku Anggota Komisi Penilai
Kesanggupan Pengelolaan dan Amdal?
Pemantauan Lingkungan Hidup.
METODE PENELITIAN
Kemudian disempurnakan dengan
Metode yang dipakai dalam
ketentuan sekarang ini adalah
penelitian ini adalah metode : Yuridis-
berdasarkan: Peraturan Pemerintah
Normatif. Yakni peneliti akan
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
mengumpulkan berbagai peraturan
2012 tentang Izin Lingkungan. Peraturan
perundang-undangan. Antara lain
yang merupakan pelaksanaan dari
Undang-undang di bidang lingkungan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
hidup, beserta dengan Peraturan pelaksana
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
terkait Izin Lingkungan; serta ketentuan
Lingkungan Hidup.
lain yang ada hubungannya dengan
RUMUSAN MASALAH masalah lingkungan dan sumber daya
Rumusan masalah yang akan alam.
dibahas dalam penelitian ini adalah Kesemua aturan tersebut akan
kepada hal yang berkaitan dengan dijadikan dasar untuk memecahkan
Implikasi Penetapan Izin Lingkungan, atas persoalan yang menjadi issue masalah
usaha dan/atau kegiatan, serta implikasi dalam hubungannya dengan implikasi

258
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Penetapan Izin Lingkungan yang menyimpang dari ketentuan larangan


dimohonkan Pelaku Usaha dan/atau perundang-undangan.4
Kegiatan, khususnya usaha dan/atau Menurut Prajudi Atmosudirdjo,
kegiatan pertambangan, serta implikasi “izin” adalah suatu penetapan yang
keterlibatan masyarakat sebagai penilai merupakan dispensasi pada suatu larangan
sebelum izin diteerbitkan. oleh undang-undang yang pada umumnya
Oleh karena kedudukan Izin larangan tersebut diikuti dengan perincian
Lingkungan sangat penting, yang syarat-syarat, kriteria, dan sebagainya
bertujuan untuk mengetahui apa saja yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk
manfaat dari dilibatkan wakil masyarakat mendapatkan izin yang disertai dengan
sebagai pemberi persetujuan Izin penetapan prosedur dan petunjuk
Lingkungan terhadap kehidupan pelaksanaan (juklak) kepada pejabat-
masyarakat sekitar, baik dari segi sosial, pejabat administrasi negara yang
ekonomi, termasuk pula pembangunan bersangkutan.5
pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan menurut Van Der Pot,
“izin” dalam arti yang luas merupakan
PEMBAHASAN
keputusan yang memperkenankan
Izin Lingkungan Bagi Usaha dan/atau
dilakukan perbuatan apa saja yang pada
Kegiatan
prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat
Sebelum disebutkan pengertian
peraturan.6
Izin Lingkungan yang dimuat dalam
Pengertian secara umum tentang
peraturan perundangan, ada baiknya
Izin dapat dikemukakan sebagai berikut,
mengemukakan lebih dahulu pengertian
bahwa Izin adalah suatu persetujuan dari
izin pada umumnya.
pihak berwenang (Pemerintah), yang oleh
Pendapat ahli hukum Belanda
Undang-undang atau Peraturan
N.M. Spelt dan J.B.J.M. Ten Berge,
Pemerintah diberikan hak kepadanya
mengatakan, “izin” merupakan suatu
(Penguasa) untuk mengeluarkan
persetujuan penguasa berdasarkan
undang-undang atau peraturan pemerintah 4
N.M. Spelt dan J.B.J.M. Ten Berge,
disunting Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum
untuk dalam keadaan tertentu Perizinan, Surabaya, Penerbit Yuridika, 1993,
hlm. 127.
5
Ibid.
6
Van Der Pot dalam Utrecht dan Moh.
Saleh Sjindang, 1985, Pengantar Hukum
Administrasi Negara Indonesia, Cetakan ke-
delapan, Jakarta, Balai Buku Ichtiar, hlm. 128.

259
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Keputusan (Beschikking) baik dalam urusan lingkungan hidup yang ada di


keadaan formal/tertentu maupun dalam wilayah masing-masing daerah menjadi
keadaan biasa yakni di luar dari ketentuan tanggungjawab daerah, tidak terkecuali
aturan perundang-undangan yang dengan kelola sumberdaya alam yang ada
berlaku. di daerah. Artinya harus secara selektif
Izin berupa keputusan dapat mengeluarkan keputusan izin lingkungan
dikeluarkan oleh Pemerintah berdasarkan yang menjadi bagian dari kinerja tata
peraturan perundang-undangan yang usaha daerah, dengan didasarkan kepada
bersifat formal dan berlaku dalam kurun data yang ada di lapangan.
waktu tertentu disebut sebagai keputusan Selanjutnya pengertian Izin seperti
tata usaha negara. Tetapi ada pula izin dikemukakan dalam Pasal 1 angka 35
yang sifatnya sementara/biasa di luar UUPPLH menyebutkan, bahwa Izin
ketentuan peraturan, dikeluarkan oleh Lingkungan adalah “izin yang diberikan
yang berwenang, tidak mengikat dan tidak kepada setiap orang yang melakukan
berlangsung lama. Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
Dapat pula dikatakan bahwa izin Amdal atau UKL-UPL dalam rangka
adalah salah satu instrumen yang biasanya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
paling banyak digunakan dalam hukum hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
administrasi atau tata usaha negara. Usaha dan/atau Kegiatan”.
Dengan instrumen itu penguasa Pengertian Izin Lingkungan,
menjalankan tugasnya. Kewenangan disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 PP Izin
dengan mengeluarkan izin dapat pula Lingkungan, adalah izin yang diberikan
diartikan sebagai suatu persetujuan dari kepada setiap orang yang melakukan
penguasa berdasarkan undang-undang Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
atau peraturan pemerintah, dan untuk Amdal atau UKL-UPL dalam rangka
keadaan tertentu dapat saja menyimpang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
dari ketentuan peraturan perundang- hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
undangan. Usaha dan/atau Kegiatan.
Penetapan tata usaha negara Dasar hukum lain yang turut
berupa keputusan dalam rangka mengurus menunjang pelaksanaan Izin Lingkungan
dan mengatur urusan rumah tangga sendiri dapat dilihat dalam:
yang menjadi hak otonomi daerah, sesuai
amanah undang-undang. Oleh karenanya

260
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

1. Peraturan Menteri Lingkungan Kegiatan yang direncanakan pada


Hidup Nomor 5 Tahun 2012 lingkungan hidup (Amdal). Kajian dari
tentang Kegiatan Wajib Amdal; suatu perencanaan Usaha dan/atau
2. Peraturan Menteri Lingkungan Kegiatan sangat menentukan/diperlukan
Hidup Nomor 16 Tahun 2012 bagi proses pengambilan keputusan.
tentang Pedoman Penyusunan Kajian mengenai dampak yang bakal
Dokumen Lingkungan Hidup; terjadi apabila ternyata dapat
3. Peraturan Menteri Lingkungan menimbulkan perubahan terhadap
Hidup Nomor 17 Tahun 2012 lingkungan hidup, maka mensyaratkan
tentang Pedoman Keterlibatan mewajibkan kepada pelaku Usaha
Masyarakat dalam Proses Amdal dan/atau Kegiatan untuk membuat
dan Izin Lingkungan; penyusunan Amdal dan UKL-UPL.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Apabila dalam penilaian dinyatakan
Hidup Nomor 8 Tahun 2013 memenuhi kelayakan lingkungan hidup
tentang Tata Laksana Penilaian maka secara prinsif akan diterbitkan Izin
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan.
Lingkungan Hidup serta Sedangkan Upaya Pengelolaan
Penerbitan Izin Lingkungan. Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Kewajiban analisis terhadap Lingkungan Hidup (UKL-UPL), adalah
dampak lingkungan memang sangat pengelolaan dan pemantauan terhadap
penting, terutama bentuk usaha dan/atau usaha dan/atau kegiatan yang tidak
kegiatan yang akibatnya dapat mengubah berdampak besar dan penting terhadap
bentuk lahan dan bentang alam. Atau lingkungan hidup, namun diperlukan pula
proses kegiatan sangat potensial dalam proses pengambilan keputusan
menimbulkan kerusakan dan pencemaran tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau
lingkungan hidup, termasuk pula yang Kegiatan. Mengandung pula arti bahwa
dapat menimbulkan kemerosotan sumber semua proses pelaksanaan yang dilakukan
daya alam dan daya dukung bumi. Untuk selalu berhubungan dengan ekosistem
itu semua dibutuhkan analisis dampak lingkungan hidup dan sumber daya alam.
lingkungan. Sehingga kegiatan yang tidak berdampak
Untuk suatu Izin Lingkungan penting karena tidak menimbulkan
harus didahului dengan kajian mengenai perubahan rona lingkungan hidup, cukup
dampak penting atas suatu Usaha dan/atau mewajibkan kepada pelaku Usaha

261
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

dan/atau Kegiatan untuk menyusun dan Kegiatan. Dengan maksud dan diperlukan
memiliki rekomendasi UKL-UPL. Dan bagi proses pengambilan keputusan untuk
apabila proses penilaian dinyatakan layak selanjutnya apakah layak/tidak diberikan
barulah diterbitkan Izin Lingkungan. izin bagi diselenggarakannya Usaha
Penyusunan oleh pemrakarsa harus dan/atau Kegiatan dimaksud.
dilakukan pada tahap perencanaan suatu Maka untuk mendapatkan
Usaha dan/atau Kegiatan, dengan keputusan kelayakan lingkungan hidup
memberitahukan rencana lokasi, sesuai dari setiap rencana Usaha dan/atau
dengan rencana tata ruang, sehingga Kegiatan dimaksud, wajib dilengkapi
penyusunan Amdal harus dituangkan dengan ketentuan Amdal. Dapat
kedalam dokumen Amdal yang memuat dipastikan bahwa Usaha dan/atau
pula Kerangka Acuan, Andal dan RKL- Kegiatan tersebut adalah memiliki lingkup
RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan usaha dan kegiatan berskala besar yang
Rencana Pemantauan Lingkungan). berdampak terhadap lingkungan hidup.
Kalau memperhatikan ketentuan di Dari kedua perangkat aturan yang
atas pada dasarnya peruntukkan izin mengatur Izin Lingkungan, apabila semua
lingkungan hanya diberikan kepada setiap syarat telah dipenuhi dan selanjutnya Izin
usaha dan/atau kegiatan yang wajib diterbitkan, maka kepada pemegang Izin
Amdal atau UKL-UPL saja. Dalam arti Lingkungan ada lagi kewajiban lainnya,
Izin Lingkungan merupakan pelengkap yakni kesanggupan untuk menyediakan
yang pertama dan utama dalam hal urusan dana penjaminan bagi pemulihan fungsi
tata usaha negara yang harus didapatkan lingkungan hidup. Dana jaminan yang
oleh pelaku usaha dan/atau kegiatan serta disediakan oleh pemegang izin,
pemrakarsa untuk selanjutnya dijadikan dimaksudkan untuk dan apabila
sebagai prasyarat dalam memperoleh Izin pemrakarsa atau pelaku usaha dan/atau
Usaha dan/atau Kegiatan. kegiatan setelah terjadi perubahan
Untuk mendapatkan izin dimaksud lingkungan hidup yang membawa dampak
maka proses keutamaan dalam Analisis berupa kerusakan dan pencemaran.
Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal),
Izin Lingkungan Bagi Usaha dan/atau
yang pada hakekatnya bertujuan untuk
Kegiatan Pertambangan
melakukan kajian-kajian terhadap dampak
Pada hakekatnya setiap kegiatan
penting bagi lingkungan hidup atas
penambangan akan selalu membawa
direncanakannya suatu Usaha dan/atau

262
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

kepada dampak positif dan negatif yang dicadangkan untuk kepentingan


terhadap ekosistem lingkungan hidup, strategis nasional, akan berubah menjadi
tatanan sosial, ekonomi, budaya, kearifan Wilayah Usaha Pertambangan Khusus,
masyarakat lokal, adat-istiadat, dan yang dapat diusahakan dengan
kesehatan manusia, serta makhluk hidup mempertimbangkan pemenuhan baku
lainnya. Begitu juga pengaruhnya dengan industri dan energi dalam negeri, sumber
perubahan wilayah yang telah ditetapkan devisa negara, kondisi wilayah di
pemerintah. dasarkan pada keterbatasan sarana dan
Dampak dari setiap penambangan prasarana, berpotensi sebagai pusat
yang dijalankan akan merubah ekosistem pertumbuhan ekonomi. Sehingga perlu
lingkungan hidup yang awalnya alami dikelola dan diawasi serapi mungkin.
menjadi tidak lagi alami. Tidak dipungkiri Batubara yang ditambang tentu
pula bahwa dengan dibukanya lahan bagi saja akan menimbulkan dampak besar dan
usaha dan/atau kegiatan pertambangan penting terhadap lingkungan hidup dan
akan semakin memperlaju gerak kehidupan manusia. Lingkungan hidup
pertumbuhan dan perkembangan di sektor dapat dipastikan berdampak terhadap
pajak untuk pembangunan, bertambahnya kerusakan, berupa hancurnya struktur
anggaran pendapatan untuk belanja negara tanah, terjadi degradasi hutan dan semakin
dan daerah, serta untuk infrastruktur yang menipis cadangan hutan. Dampak banjir,
membuka jarak keterisoliran antara desa udara semakin tercemar, serta terjadinya
dengan desa, dan antara kota dengan desa, pemanasan global (Global Worming).
serta membuka akses daerah terpencil. Begitu pula dengan kandungan air sungai
Pemanfaatan sumber daya alam yang mengalami ketercemaran, keruh dan
berupa batubara yang dewasa ini semakin bau. Tidak hanya mengalami
luas diusahakan, sekarang masih menjadi ketercemaran lingkungan hidup tetapi juga
sumber devisa Negara. Dengan dikuatkan kerusakan ekosistem lingkungan sumber
dan dituangkannya ke dalam Pasal 28 daya alam.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Untuk menghindari dampak
tentang Pertambangan Mineral dan negatif yang sangat luas dibutuhkanlah
Batubara yang lazim disingkat UU. berbagai persyaratan. Dengan ketentuan
Minerba, menyebutkan antara lain bahwa izin yang menjadi bagian dari kinerja
tidak menutup kemungkinan yang semula pemerintahan, harus menjadi tugas dan
menjadi Wilayah Pencadangan Negara, kewajiban Pemerintah baik di pusat

263
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

maupun di daerah. Jadi dengan mengatur dan keputusan komisi amdal, maka segala
dan mengurus sumber kekayaan alam di izin yang sudah dikeluarkan harus segera
wilayahnya adalah menjadi dibatalkan dan dicabut. Termasuk
tanggungjawab masing-masing kewajiban yang dimuat dalam dokumen
pemerintahan, di bidang tata usaha negara Amdal atau UKL-UPL yang dibuat oleh
berupa penerbitan izin lingkungan. Pemrakarsa atau penanggungjawab usaha
Sekarang Izin Lingkungan dan/atau kegiatan di bidang
pertambangan yang sudah diterbitkan, pertambangan, apabila ternyata tidak
bolehkah ditolak keabsahannya karena ditepati maka Izin Lingkungan batal demi
sebab kekeliruan. Maka untuk sebab- hukum. Batal dalam arti berlaku untuk
sebab tertentu Izin Lingkungan dapat semua perizinan.
dibatalkan apabila: Pembatalan melalui keputusan tata
a. Persyaratan yang diajukan dalam usaha negara lazimnya bermula dari
permohonan izin mengandung keberatan-keberatan yang disampaikan
cacat hukum, kekeliruan, oleh masyarakat baik kolektif maupun
penyalahgunaan serta individu. Keberatan karena bertentangan
ketidakbenaran dan/atau dengan hukum lingkungan atau ketentuan
pemalsuan data, dokumen, amdal, telah dirasakan dampak yang
dan/atau informasi; merugikan bagi kesehatan manusia, atau
b. Penerbitannya tanpa memenuhi kerusakan dan pencemaran bagi
syarat sebagaimana tercantum lingkungan hidup itu sendiri. Jadi hakim
dalam keputusan komisi tentang tata usaha negara dapat membatalkan
kelayakan lingkungan hidup atau berlakunya suatu Izin Lingkungan, apabila
rekomendasi UKL-UPL; atau terbukti penerbitan izin itu ternyata
c. Kewajiban yang ditetapkan dalam ditemui cacat hukum, ada kejanggalan,
dokumen Amdal atau UKL-UPL atau tidak sesuai prosedur karena tidak
tidak dilaksanakan oleh melibatkan peran serta masyarakat dalam
penanggungjawab usaha dan/atau pengambilan penilaian.
kegiatan. (Pasal 37 Ayat (2) Jadi penyusunan dokumen Amdal
UUPPLH). pada hakekatnya dapat saja dimintakan
Persyaratan yang kemudian bantuan orang lain yang lebih profesional.
diketahui mengandung cacat hukum, atau .
ternyata bertentangan dengan penilaian

264
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Dalam UU Minerba, mengatur 5. Izin Usaha Pertambangan Khusus,


pula tentang persoalan Izin yang sangat yang selanjutnya dengan IUPK
banyak ragam dan pula peruntukkannya. adalah izin untuk melaksanakan
Persoalan yang sifatnya khusus karena usaha pertambangan di wilayah
menyangkut bidang industri tentu saja izin usaha pertambangan khusus;
diprediksi akan lebih banyak mengandung 6. IUPK Eksplorasi adalah izin usaha
resiko berupa dampak besar dan penting yang diberikan untuk melakukan
terhadap lingkungan, yang dapat merubah tahapan kegiatan penyelidikan
rona lingkungan. Oleh karena itu ada umum, eksplorasi, dan studi
beberapa kriteria izin peruntukkan, serta kelayakan di wilayah izin usaha
harus diperhatikan persyaratannya. pertambangan khusus;
Ketentuan Umum UU Minerba, 7. IUPK Operasi Produksi adalah izin
ada menyebutkan berbagai macam izin: usaha yang diberikan setelah
1. Izin Usaha Pertambangan yang selesai pelaksanaan IUPK
selanjutnya disebut IUP, adalah Eksplorasi untuk melakukan
izin untuk melaksanakan usaha tahapan kegiatan operasi produksi
pertambangan; di wilayah izin usaha
2. IUP Eksplorasi adalah izin usaha pertambangan khusus.
yang diberikan untuk melakukan Setelah diterbitkan PP Izin
tahapan kegiatan penyelidikan Lingkungan, maka setiap aktivitas dalam
umum, eksplorasi, dan studi berbagai usaha dan/atau kegiatan yang
kelayakan; pada dasarnya menimbulkan dampak
3. IUP Operasi Produksi adalah izin terhadap lingkungan harus dilakukan
usaha yan diberikan setelah setelah dengan baik berdasarkan aturan yang
pelaksanaan IUP Ekspolarasi berlaku.
untuk melakukan tahapan kegiatan Menyangkut batubara yang
operasi produksi; ditambang adalah merupakan bahan galian
4. Izin Pertambangan Rakyat, yang industri, demikian Sukandarrumidi
selanjutnya disebut IPR adalah izin memaparkan tentang bahan galian
untuk melaksanakan usaha strategis.7 Untuk mewujudkan hal
pertambangan dalam wilayah
pertambangan rakyat dengan luas 7
Sukandarrumidi, Bahan Galian Industri,
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2004,
wilayah dan investasi terbatas; hlm. 1-2.

265
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

tersebut telah ditetapkan pengusahaan peningkatan dan peran serta swasta dan
pertambangan bahan galian golongan A masyarakat.
dan B yang diatur dalam bentuk Kuasa Dalam Usaha dan/atau Kegiatan di
Hukum (KP). Sedang untuk bahan galian bidang pertambangan, jelas menyangkut
golongan C cukup dalam bentuk Surat ekosistem lingkungan dan sumber daya
Izin Pertambangan Daerah (SIPD). alam, maka wajib memiliki Amdal atau
Selanjutnya kalau memperhatikan UKL-UPL, karena merupakan prasyarat
ketentuan mengenai izin seperti untuk mendapatkan Izin Lingkungan.
dikemukakan dalam UU. Minerba dalam Amdal atau UKL-UPL yang pada
Pasal 65 Ayat (1), dapat di lihat tentang dasarnya harus bersamaan dengan
persyaratan perizinan usaha pengajuan permohonan Izin, dimuat
pertambangan, yakni setiap badan usaha, dalam satu dokumen untuk segera
koperasi, dan perseorangan yang dilakukan penilaian oleh tim penilai.
melakukan usaha pertambangan wajib Penilaian untuk suatu rencana kegiatan
memenuhi persyaratan administratif, dikatakan layak, atau tidak layak, maka
persyaratan teknis, persyaratan setiap pelaku Usaha dan/atau Kegiatan
lingkungan, dan persyaratan finansial. harus lebih dulu melakukan kajian dan
Tetapi jika memperhatikan analisis berkenaan dengan dampak. Disini
persyaratan lingkungan, yang artinya tidak letak pentingnya Amdal dan UKL-UPL
lepas dengan semua yang telah disebutkan agar dampak besar dan penting bagi
dan disyaratkan dalam UUPPLH. Yaitu lingkungan tidak menimbulkan persoalan
berkenaan dengan kegiatan usaha dan/atau kerusakan dan ketercemaran yang
kegiatan lainnya yang berdampak penting mengarah kepada kerugian umat manusia.
terhadap lingkungan hidup, maka wajib Sebagai gambaran di bawah ini
dilengkapi dengan Amdal. dapat dilihat dampak positif dan negatif
Undang-Undang Minerba yang dikembangkannya kegiatan pertambangan
telah disempurnakan, bahkan batubara, sebagai berikut:
menekankan, bahwa pembangunan Dampak Positif yang diharapkan:
pertambangan harus dapat menyesuaikan 1. Masyarakat diberi kesempatan
kondisi atau beradaptasi dengan untuk bekerja, terutama
perubahan lingkungan strategis, masyarakat sekitar yang
perkembangan teknologi, tuntutan membutuhkan pekerjaan;

266
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

2. Mendorong nilai jual harga tanah menuju masyarakat yang berkeadaban.


rakyat; Maka dengan didukung aset sumber daya
3. Membuka akses desa dan kota; alam nonhayati yang berlimpah, sangat
4. Membuka akses infrastruktur menunjang kegiatan pembangunan
berupa sarana jalan, jembatan; nasional dan kesejahteraan rakyat.
5. Menekan arus urbanisasi; Jadi meskipun ada hambatan-
6. Dapat membantu sarana hambatan haruslah dimaknai dan
pendidikan, keagamaan, dan dijadikan sebagai suatu tantangan yang
kesehatan. harus dihadapi dengan arif dan bijak.
Sedangkan dampak Negatif, bakal Terlebih lagi semua dampaknya sudah
terjadi: diprediksi. Maka langkah-langkah yang
1. Kerusakan dan pencemaran ditempuh harus berdasarkan prinsif
tanaman tak bisa dielakkan; pembangunan yang berkelanjutan dan
2. Tercemar air sungai; dan ramah lingkungan.
berkurang populasi jenis hewan; Kekayaan alam yang menjadi
3. Peralihan mata pencaharian; dari modal bagi pembangunan Indonesia tidak
masyarakat agraris ke masyarakat boleh disia-siakan. Untuk perwujudan
industri, yakni meninggalkan dan tujuan yang dicita-citakan ada faktor
menerlantarkan lahan pertanian; pendukung dan penghambat yang saling
4. Rentan banjir; berhadapan. Faktor pendukung, antara
5. Meningkatnya penyakit ISPA; lain:
a. Indonesia kaya sumber daya alam
Namun harus dipahami kalau
nonhayati baik terbarukan maupun
negara Indonesia dewasa ini tak mungkin
yang tidak terbarukan;
bisa mengelak dalam menyongsong
b. Juga kaya dengan berbagai aneka
gerakan globalisasi dan modernisasi.
species hayati baik di darat
Langkah pemerintah adalah juga sebagai
maupun di laut;
perwujudan untuk meningkatkan
c. Geografis negara Indonesia berada
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
pada posisi sentral, sangat mudah
banyak. Apalagi usaha pertambangan
dan lancar di tempuh, serta aman;
yang termasuk kegiatan industri. Dengan
d. Sumber daya manusia dan tenaga
pengelolaan yang seimbang dan hasilnya
kerja Indonesia banyak;
bagi pelaksanaan pembangunan untuk

267
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

e. Kebijakan pemerintah jelas, UPL tidak perlu terjadi. Begitu pula


transparan dan mengutamakan segala bentuk penilaian oleh tim komisi
kepastian hukum; kelayakan lingkungan harus harmonis dan
Sedangkan faktor Penghambat sinkron dengan telaah yang dilakukan
diataranya: Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
a. Sosialisasi tentang Amdal dan Ketika akan menerbitkan Izin
membuat dokumen Amdal masih Lingkungan maka segala bentuk
kurang diperhatikan; keputusan yakni berupa izin resmi harus
b. Penyusun Amdal yang memiliki memenuhi asas kepastian hukum. Artinya
sertifikat kompetensi masih untuk mencapai asas legalitas maka setiap
sedikit; tindakan yang dilakukan pemerintah harus
c. Mutu barang masih kalah bersaing; bersifat cermat dan hati-hati. Jangan
d. Kurang memadainya sarana sampai terjadi izin yang diterbitkan
sosialisasi dan promosi; kemudian dibatalkan karena alasan keliru.
e. Sarana dan prasarana yang masih Sesungguhnya pembatalan dapat
belum merata di Indonesia; saja dilakukan melalui keputusan tata
Sehubungan dengan maksud di usaha negara lazimnya bermula dari
atas, maka ketentuan izin yang menjadi keberatan-keberatan yang disampaikan
wewenang pemerintahan, harus menjadi oleh masyarakat baik kolektif maupun
tugas dan kewajiban Pemerintah baik di individu. Keberatan karena bertentangan
pusat maupun di daerah. Yakni dengan dengan hukum lingkungan atau ketentuan
mengatur dan mengurus sumber kekayaan amdal, atau telah dirasakan dampak yang
alam yang merupakan tanggugngjawab merugikan bagi kesehatan manusia atau
masing-masing di bidang tata usaha kerusakan dan pencemaran bagi
negara. Dengan menjalankan tugas dan lingkungan hidup itu sendiri. Maka
kewajiban tersebut, Menteri, Gubernur, penggugat/class action menyampaikan
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya keberatannya kepada Pengadilan Tata
wajib menolak permohonan izin Usaha Negara.
lingkungan apabila permohonan izin tidak Dengan berbagai alasan dan bukti
dilengkapi dengan Amdal atau UKL-UPL. yang diajukan di persidangan, boleh jadi
(Pasal 37 ayat (1) UUPPLH). hakim akan membatalkan izin lingkungan
Kecerobohan pembuatan dan yang telah diterbitkan baik oleh Menteri,
penyusunan dokumen Amdal dan UKL- Gubernur, Bupati/Walikota. Ini

268
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

menunjukkan apa yang tadinya menjadi pemulihan fungsi lingkungan hidup tidak
kewenangan Menteri, Gubernur, dilakukan oleh pemrakarsa atau pelaku
Bupati/Walikota untuk penerbitan suatu kegiatan, maka dana penjaminan tadi
Izin Lingkungan, ternyata bisa dibatalkan wajib digunakan untuk biaya pemulihan
oleh hakim tata usaha negara, apabila fungsi lingkungan hidup (Pasal 54 dan
diketahui penerbitan izin itu ternyata Pasal 55 UUPPLH).
ditemui cacat hukum, ada kejanggalan,
Keterlibatan Masyarakat Sebagai
atau tidak sesuai prosedur karena tidak
Anggota Komisi Penilai Amdal
disertakannya masyarakat selaku anggota
Penyusunan dokumen Amdal oleh
Komisi penilai.
Pemrakarsa wajib melibatkan masyarakat.
Kelayakan dari setiap rencana
Sebelumnya dilakukan dulu dengan
Usaha dan/atau Kegiatan didasarkan pada
penyusunan dokumen Kerangka Acuan.
dipenuhinya ketentuan Amdal atau UKL-
Masyarakat yang dilibatkan berhak
UPL. Dan layak lingkungan atas hasil
mengajukan saran, pendapat dan
penelitian dan penilaian Komisi Penilai
tanggapan terhadap rencana Usaha
Amdal. Tidak disitu saja ternyata untuk
dan/atau Kegiatan. Pelibatan masyarakat
memperoleh Izin Lingkungan,
harus dilakukan berdasarkan prinsip
pemrakarsa dan penanggungjawab usaha
pemberian informasi yang transparan dan
wajib pula mencantumkan persyaratan
lengkap serta diberitahukan sebelum
seperti dimuat dalam keputusan kelayakan
kegiatan dilaksanakan.
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-
Dalam Pasal 9 PP Izin Lingkungan
UPL yang diputuskan oleh pejabat yang
menyebutkan bahwa, masyarakat yang
berwenang. (Pasal 37 Ayat (3)
diikutsertakan dalam menyusun dokumen
UUPPLH).
Amdal, terutama:
Selanjutnya untuk keamanan dan
a. Yang terkena dampak ;
kelancaran pelaksanaan pemulihan berupa
b. Pemerhati lingkungan hidup;
reklamasi dan reboisasi, maka pemrakarsa
dan/atau
atau pelaku usaha dan/atau kegiatan wajib
c. Yang terpengaruh atas segala
menyiapkan dana penjaminan yang
bentuk keputusan dalam proses
disimpan di bank pemerintah yang
Amdal.
ditunjuk oleh Menteri, Gubernur,
Diikutkannya masyarakat dengan
Bupati/Walikota sesuai dengan
cara diumumkan baik lisan maupun
kewenangannya. Dengan tujuan apabila

269
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

tertulis, dan dilakukan dalam jangka dan PP Izin Lingkungan tidak


waaktu 10 hari sejak pengumuman dikemukakan secara rinci.
dikeluarkan. Sedangkan proses penyusunan
Mengingat pelibatan masyarakat dokumen Amdal dan UKL-UPL yang
dilakukan sebelum penyusunan dokumen, harus ditempuh dalam pencapaian Izin
berarti masyarakat hanya sekedar Lingkungan dirasakan cukup panjang.
mengajukan saran, dan tanggapan Apabila keikutsertaan masyarakat
terhadap rencana Usaha dan/atau dan pemerhati lingkungan hidup,
Kegiatan. Tidak melihat kepada bentuk nantinya akan diketahui apa saja yang
rancangan bangunnya seperti apa. Maka diduga terdampak atas segala bentuk
yang demikian ini sulit memberikan keputusan dalam proses Amdal, maka
penilaian dan tanggapan. seyogyanya saran, pendapat, dan
Selanjutnya jika memperhatikan keberatan sesegeranya dianalisis oleh
persyaratan penyusunan Amdal dan UKL- Pemrakarsa/penanggung-jawab yang
UPL yang diatur oleh peraturan Izin dituangkan dalam aturan hukum.
Lingkungan, maka untuk memperoleh UUPPLH yang mencanangkan
Izin Usaha dan/atau Kegiatan harus lebih pentingnya perlindungan dan pengelolaan
dahulu ada izin lingkungan. Sedangkan lingkungan hidup ditindaklanjuti dengan
Izin Lingkungan diperoleh setelah pelaksanaan dari ketentuan PP. Izin
dipenuhinya ketentuan Amdal, yang Lingkungan. Sebagai aturan pelaksana
wajib dimuat dalam dokumen Amdal harus ada unsur penekanan yang wajib
dengan disertai Kerangka Acuan (KA); dilakukan oleh pemrakarsa, Pemerintah
Analisis Dampak Lingkungan (Andal); dan Pemerintah Daerah dalam menjaga
dan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan dan memelihara ekosistem lingkungan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL- hidup terhadap semua usaha dan/atau
RPL). Disyaratkan pula penyusunan kegiatan. Mengingat persoalan lingkungan
dokumen Amdal dan UKL-UPL harus hidup sangat peka dirasakan langsung
dilibatkan peran serta masyarakat. bagi kehidupan manusia maka perlu ada
Sayangnya pelibatan masyarakat ketegasan dari berbagai aturan tersebut..
hanya bersifat seremonial saja, karena Masyarakat yang terkena dampak
pelibatan masyarakat dalam menilai selain sebagai Anggota Komisi Penilai,
semua rencana dan penyusunan dokumen juga sebagai pelaku dan pengawas
Amdal dan UKL-UPL, dalam UUPPLH lingkungan, wajib menjaga lingkungan

270
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

hidup. Lingkungan kehutanan misalnya, bisa dimanfaatkan, tidak ada lagi


yang semula menghijau, kini semakin keuntungan yang didapatkan. Sedangkan
menipis karena maraknya pembalakan liar punah tidak lagi bisa diharapkan karena
yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak ada lagi yang tersisa.
ingin mencari keuntungan sepihak namun Sebagai contoh untuk menghindari
menghindar dari tanggungjawab. terjadinya kerusakan setelah
Termasuk pula bagi pemegang izin HPH, penambangan khususnya di areal
yang melakukan penebangan di luar dari kehutanan, adalah kewajiban melakukan
areal izin HPH yang semestinya, atau reklamasi dan reboisasi pasca tambang
tidak melakukan penghijauan kembali. seperti diisyaratkan PP Nomor 78 Tahun
Karena semakin rusak dan berkurang 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
cadangan hutan, akibatnya tak kuasa lagi Tambang.
bagi hutan menyerap energi panas Selanjutnya menguasai dalam arti
matahari. Bumi juga semakin terkuras mengatur artinya pemerintah mengatur
akibat ekploitasi dan eksplorasi besar- dan membagi areal lahan dari semua
besaran atas kandungan batubara, timah, kegiatan dan usaha. Semua jenis usaha
emas, dan lain-lain dalam lingkup dan semua jenis kegiatan yang
kawasan hutan. menyangkut sumber daya alam maka
Oleh sebab itu Pemerintah dalam pemerintahlah yang membagi dan
rangka melindungi bumi, air, dan semua menentukan zona dan peruntukkannya.
kekayaan alam yang terkandung di Tidak terkecuali yang mengantongi izin
dalamnya, harus dikuasai dan dijaga oleh resmi, maka setiap usaha dan/atau
negara untuk sebesar-besarnya kegiatan, dilakukan harus ditempuh dan
kemakmuran rakyat Indonesia. Dalam arti berdasarkan ketentuan hukum yang
wajib melaksanakan amanah Undang- berlaku. Yakni dengan menyampaikan
Undang Dasar untuk kemakmuran rakyat rencana dan keinginan untuk melakukan
Indonesia. Menguasai oleh negara dalam Usaha dan/atau Kegiatan, dan setiap
arti mengurus dan mengatur. Menguasai pengusaha atau pemrakarsa wajib secara
berupa mengurus dapat dipahamkan formal menempuh jalur yang sudah diatur
bahwa negara wajib memberikan dan ditentukan oleh Pemerintah
perlindungan, menjaga dan mengelola berdasarkan peraturan perundang-
agar keberadaan kekayaan alam kita tidak undangan.
cepat rusak dan punah. Rusak tidak lagi

271
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Yang demikian ini menunjukkan Namun perlu pula diketahui kalau


bahwa betapa pentingnya Izin masyarakat sekarang ini juga sangat
Lingkungan. Penting bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan untuk kondisi
ingin berusaha di wilayah Republik ini. ekonomi yang lebih baik demi
Begitu pula di sisi lain betapa pentingnya kesejahteraan. Mengingat lapangan
untuk menjaga kelestarian lingkungan pekerjaan yang diharapkan dari
hidup agar tetap selaras, serasi dan pemerintah jarang didapatkan. Andainya
seimbang. Karena dengan keselarasan, ada maka terjadi pergulatan persaingan
keserasian dan keseimbangan itu akan untuk menperoleh lowongan pekerjaan.
menciptakan ekosistem lingkungan yang Itupun tidak banyak yang dibutuhkan.
harmonis dengan kehidupan manusia. Terjadilah pengangguran dimana-mana,
Persoalan Izin Lingkungan karena kalah bersaing, atau karena
seyogyanya pelibatan masyarakat sebagai persyaratan yang diminta tidak lengkap.
anggota Komisi Penilai Amdal diberi pula Sekarang dengan semakin kuat
peran sebagai pengawas langsung. keinginan pengusaha menanam investasi,
Masyarakat sekitar selaku terdampak akan membuka peluang lapangan
berhak menolak setiap rencana usaha pekerjaan di sektor usaha dan kegiatan
dan/atau kegiatan yang akan dilakukan di industri. Pemerintah membuka peluang
wilayahnya.apabila di duga menimbulkan berdasar peraturan sebagai pedoman
kerugian dan kerusakan. Seyogyanya pelaksananya. Dengan memberi
kalimat penolakan dicantumkan dalam kesempatan berusaha kepada pihak swasta
pasal UUPPLH dan dalam PP. Izin atau para investor di semua sektor usaha,
Lingkungan. Karena kata “menolak” tidak terkecuali khususnya di bidang
mempunyai makna yang sangat tegas, industri penambangan batubara yang
tidak hanya penolakan terhadap dokumen dewasa ini semakin luas bergerak. Artinya
Amdal yang telah disusun, tetapi juga dengan dibuka peluang mengembangkan
terhadap rencana pembuatan Amdal dan usaha, pihak investor akan memanfaatkan
UKL-UPL. kesempatan berusaha yang juga akan
Penolakan berlaku apabila prinsip berdampak kepada penyerapan tenaga
pemberian informasi yang transparan dan kerja lokal.
lengkap tidak dijalankan sebagaimana Dengan dibukanya kegiatan usaha
mestinya sebelum kegiatan dilaksanakan. dan/atau kegiatan lain, khususnya
penambangan batubara, maka Pemerintah

272
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

akan terbantu untuk mengurangi angka dukungan masyarakat itu menjadi


pengangguran. Masyarakatpun terbantu konsekuensi bahwa masyarakat telah
yang membutuhkan pekerjaan. Tapi pada setuju bahwa Amdal tidak membawa
sisi lainnya para investor/pelaku usaha dampak besar dan penting yang bisa
juga harus terbentur dan berhadapan merugikan kehidupan masyarakat sekitar.
dengan berbagai persyaratan jika usaha
PENUTUP
yang dilakukan berdampak besar dan
Kesimpulan
penting terhadap lingkungan. Yakni harus
1. Ketentuan Amdal dan UKL-UPL
mendapatkan terlebih dahulu Izin
dibutuhkan sebagai kajian
Lingkungan.
terhadap akibat yang akan terjadi
Lalu bagaimana jika dilakukan
terhadap rona lingkungan hidup.
dengan pendekatan sosial mengingat
Maka kewajiban untuk membuat
masyarakat sangat membutuhkan
dokumen Amdal dan penyusunan
pekerjaan untuk suatu penghidupan yang
UKL-UPL harus dilakukan oleh
layak.
pemrakarsa atau pelaku usaha
Kalau memperhatikan substansi
untuk memperoleh Izin
pasal yang dimuat dalam aturan
Lingkungan. Izin Lingkungan
perundangan di bidang lingkungan hidup
dapat dimaknai sebagai pembuka
dan sumber daya alam, termasuk pula PP
jalan bagi izin-izin lainnya yang
Izin Lingkungan, ternyata tidak ditemukan
akan dimohonkan, dan selanjutnya
tentang pengaturan kewenangan
dengan izin tersebut pemrakarsa
Pemerintah/Pemerintah Daerah, dalam hal
atau pengusaha boleh menjalankan
membolehkan untuk menerbitkan Izin
usaha atau melakukan kegiatan
Lingkungan. Dispensasi karena
sesuai peruntukkan izin tersebut.
permintaan masyarakat setempat yang
2. Penambangan batubara ternyata
dilakukan sebagai pendekatan sosial
berdampak kepada perubahan rona
kemasyarakatan.
lingkungan hidup. Untuk
Jika diperhatikan bahwa dengan
mengurangi dampak negatif pada
unsur dilibatkannya masyarakat ke dalam
lingkungan, maka Izin Lingkungan
pembuatan Amdal hanyalah untuk
mutlak berlaku sebagai izin Prinsif
meminta dukungan dan persetujuan saja.
yang wajib dimiliki dalam setiap
Artinya tanpa harus memerinci
usaha dan/atau kegiatan. Oleh
persyaratan yang disodorkan, namun

273
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

sebab itu UUPPLH yang ditindak Usaha mengerti dan dapat


lanjuti dengan diterbitkannya PP. melaksanakannya dengan lancar.
Izin Lingkungan, menekankan 2. Izin Lingkungan yang diberikan
bahwa setiap Usaha dan/atau kepada usaha penambangan
Kegiatan yang akan dilakukan batubara wajib diawasi oleh
harus lebih dahulu memiliki Izin Pemerintah/Pemerintah Daerah, agar
Lingkungan. dampak besar dan penting berupa
3. Peran masyarakat dibutuhkan kerusakan dan pencemaran
untuk memberikan penilaian lingkungan hidup dapat dicegah.
terhadap dokumen Amdal dari 3. Harus diberi dasar hukum berupa
rencana usaha dan/atau kegiatan, penolakan masyarakat terhadap
berupa saran dan tanggapan untuk semua rencana kegiatan atau
menentukan kelayakan atau dokumen Amdal yang dianggap
ketidaklayakan lingkungan. merusak lingkungan dan merugikan
Sebagai anggota Komisi Penilai masyarakat. Demikian pula
Amdal yang ditunjuk dari wakil pengawasan masyarakat harus diberi
masyarakat yang akan terkena dasar hukumnya.
dampak, sehingga keberatan-
DAFTAR PUSTAKA
keberatan yang muncul dari
Buku
masyarakat menjadi pertimbangan
Danusaputro, Munadjat, 2001, Hukum
dan penilaian mutlak bagi
Lingkungan Buku I: Umum,
Pemerintah/Pemerintah Daerah Binacipta, Bandung.
sesuai kewenangannya masing- N.M. Spelt dan J.B.J.M. Ten Berge,
masing untuk penerbitan Izin disunting Philipus M. Hadjon,
Lingkungan. 1993, “Pengantar Hukum
Perizinan”, Yuridika, Surabaya.
Saran Soemarwoto, Otto, 1989, Pembangunan
dan Ekologi Lingkungan, Alumni,
1. Prosedur dan tata cara untuk
Bandung.
memperoleh Izin Lingkungan yang
Sukandarrumidi, 2004, Bahan Galian
disebutkan dalam UUPPLH dan PP
Industri, Gadjah Mada University
Izin Lingkungan perlu Press, Yogyakarta.
disosialisasikan. Agar para pelaku

274
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Salim, H, H.S., 2007, Hukum


Pertambangan di Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Takdir, Rahmadi, 2011, Hukum
Lingkungan di Indonesia, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun
1945.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 jo
Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang Kehutanan.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 tentang Izin Lingkungan.

Makalah
Kementerian Kehutanan RI, “Save
Kalimantan Save Indonesia”,
Materi Seminar Memperingati
Hari Bumi, di Banjarmasin, 21
April 2012

Internet
PP. Izin Lingkungan Rentan di Judicial
Review, www.hukumonline.com, diakses
tanggal 11 Desember 2017

275
Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

276

You might also like