You are on page 1of 12

108 Soeswoyo Kontribusi dan Realisasi Pembangunan Kepariwisataan

KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA DAN REALISASI RENCANA INDUK


PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KOTA
CONTRIBUTION OF TOURISM SECTOR AND REALIZATION OF MASTER
PLAN FOR REGIONAL TOURISM DEVELOPMENT
D M Soeswoyo1a
1Sekolah Tinggi Parawisata Bogor, Jl. Curug Mekar 17 Kota Bogor.
a Korespondensi:Dina Mayasari Soeswoyo, E-mail: dinamayasari3@gmail.com
(Diterima: 29-07-2019; Ditelaah: 30-07-2019; Disetujui: 28-08-2019)

ABSTRACT
The tourism sector has now become the leading sector of the Indonesian government's work
program, even since 2017 it is ranked second as the country's largest foreign exchange
earner. However, this has not been balanced by equitable tourism development and has not
yet received the attention of the government in the regions. This study discusses the Bogor
City tourism sector tax contribution to Regional Original Revenue (PAD) and the Regional
Expenditure Budget (APBD) for the period 2012-2017, also explores the realization of the
Bogor City Tourism Development Plan (RIPPARDA) 2016-2018. This study was carried out
by a combination of simple quantitative and qualitative approaches to get more accurate and
in-depth results. Data collection techniques were carried out through documentation studies,
in-depth interviews using semi-structured interview guide tools for several key informants
by purposive and snowball, completed with data from observations and literature studies.
The analysis of this study was carried out using contribution, descriptive, and explanatory
analysis techniques. The verification of qualitative data is done by triangulation. The results
of this study are that the contribution of the Bogor City tourism sector to PAD for the 2012-
2017 period is 24% and the contributions ration to the APBD Is 7.7%. The average APBD.
The benefit realized for the Bogor City tourism sector expenditure for the same period is
0.5%. The Bogor City RIPPARDA Program, in 2016-2018, has been realized at 67.2%. The
conclusion of this study is that the Bogor City tourism sector from 2012 to 2017 played an
important role in supporting Regional Original Income and APBD, made the largest
contribution to local taxes in 2017, and the realization of the Bogor City RIPPARDA program
for 2016-2018 has not been maximized (67%), due to several constraints including very
minimal tourism budget allocation.
Keywords: Bogor City Tourism, Tourism Contributions, Bogor City Tourism, RIPPARDA,
Regional Original Income, Regional Budget.

ABSTRAK
Sektor pariwisata kini menjadi leading sector program kerja pemerintah Indonesia, bahkan
sejak 2017 sudah menempati peringkat ke-dua sebagai penghasil terbesar devisa negara.
Namun hal tersebut belum diimbangi oleh pembangunan kepariwisataan yang merata dan
belum sepenuhnya mendapat perhatian pemerintah di daerah. Penelitian ini membahas
tentang kontribusi pajak sektor pariwisata Kota Bogor terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) periode 2012-2017, juga menggali
realisasi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPPARDA) Kota Bogor 2016-2018.
Kajian ini dilakukan dengan metode kombinasi pendekatan kuantitatif sederhana dan
kualitatif guna mendapatkan hasil yang lebih akurat dan mendalam. Teknik pengumpulan
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 10 Nomor 2, Oktober 109
2019

data dilakukan melaui studi dokumentasi, wawancara mendalam menggunakan alat bantu
pedoman wawancara semi terstruktur kepada beberapa informan kunci secara purposive dan
snowball, juga dilengkapi dengan data-data hasil observasi dan studi literatur. Analisis kajian
ini dilakukan menggunakan teknik analisis kontribusi, deskriptif dan eksplanatif. Verifikasi
data kualitatif dilakukan secara triangulasi. Hasil dari penelitian ini adalah, kontribusi sektor
pariwisata Kota Bogor terhadap PAD periode tahun 2012-2017 adalah 24% dan rasio
kontribusi terhadap terhadap APBD adalah 7,7%. Rata-rata manfaat APBD yang direalisasikan
untuk belanja sektor pariwisata Kota Bogor periode yang sama adalah 0,5%. Program
RIPPARDA Kota Bogor, pada tahun 2016-2018 sudah terealisasi 67,2%. Simpulan dari
penelitian ini adalah sektor pariwisata Kota Bogor tahun 2017 memberikan kontribusi
terbesar (36%) dalam pajak daerah dan berperan penting dalam menunjang Pendapatan Asli
Daerah dan A.P.B.D. 2012-2017. Realisasi program RIPPARDA Kota Bogor tahun 2016-2018
belum maksimal (67%), karena beberapa kendala termasuk alokasi anggaran belanja
pariwisata yang sangat minim.
Kata kunci: APBD, Kontribusi, Kepariwisataan Kota Bogor, RIPPARDA, Pendapatan Asli
Daerah.

Soeswoyo, D. M. (2019). Kontribusi Sektor Parawisata dan Realisasi Rencana induk


Pembangunan Kepariwisataan Kota. Jurnal Sosial Humaniora, 10(2), 108-119.

Upaya pengembangan pariwisata


PENDAHULUAN pemerintah pusat perlu didukung
Menurut (Arief Yahya, 2018), besarnya pemerintah daerah dalam mengelola
potensi dan manfaat pariwisata Indonesia potensi wisata di daerahnya sehingga pada
turut memacu pemerintah sehingga akhirnya dapat memberikan kontribusi
menjadikan sektor pariwisata sebagai salah optimal baik bagi masyarakat maupun
satu dari lima prioritas pembangunan dalam pemerintah. Keterkaitan industri pariwisata
program Kabinet Kerja Pemerintahan Joko dengan penerimaan daerah yaitu melalui
Widodo-Jusuf Kalla periode pemerintahan peranannya bagi Pendapatan Asli Daerah
2014-2019, dan bahkan menjadi sektor (PAD). Setiap bulan, sektor pariwisata
unggulan peringkat ke-2 pembangunan memberikan kontribusi langsung terhadap
2018. Hasilnya cukup menggembirakan pajak daerah, yang kemudian menjadi salah
karena sejak 2016, industri pariwisata satu komponen bagi PAD dan selanjutnya
Indonesia telah menempati peringkat ke- merupakan komponen penting bagi
dua sebagai sumber penghasil devisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
negara, selanjutnya pada tahun 2019 (APBD). Dana APBD ini yang kemudian
industri pariwisata Indonesia diproyeksikan berperan sebagai sumber dana pemerintah
menjadi sumber penghasil devisa terbesar untuk biaya dan pembangunan daerah.
dengan target US$ 20 Miliar. Menurut Untuk meningkatkan pengembangan daerah
(Kotler, Bowen & Makens, 2011), pariwisata termasuk di antaranya sektor pariwisata,
juga mempunyai banyak manfaat lain, pemerintah daerah berperan penting untuk
diantaranya: (1) Membuka lapangan kerja dapat menumbuhkembangkan
sehingga dapat mengurangi pengangguran, perekonomian di daerahnya termasuk
(2) Sarana pendukung berbagai industri , meningkatkan hasil Pendapatan Asli Daerah
(3) Multiplier effect, (4) Memicu ekspor (PAD). Disamping meningkatkan tata kelola
produk lokal, dan (5) Sumber pajak daerah terhadap berbagai sumber PAD yang sudah
dan pendapatan Negara. ada, pemerintah daerah juga harus kreatif
menggali dan memanfaatkan potensi
110 Soeswoyo Kontribusi dan Realisasi Pembangunan Kepariwisataan

sumber PAD nya sehingga pendapatan Bogor yaitu Kebun Raya Bogor. Di sisi
daerah akan semakin bertambah guna Kebun Raya Bogor terdapat Istana
membantu biaya pembangunan di Kepresidenan Bogor yang kini
daerahnya. dipergunakan Presiden Joko Widodo
Diutarakan oleh (Widiantono, 2013) sebagai tempat tinggal dinas. Disamping
dalam (Arif Refiandi, 2016), bahwa industri memiliki potensi daya tarik wisata alami
jasa pariwisata menaungi semua layanan dan buatan, Kota Bogor juga banyak
yang termasuk dalam perjalanan wisatawan memilki daya tarik wisata sejarah budaya,
dari suatu daerah asal ke daerah tujuan wisata kuliner dan wisata konvensi (MICE)
wisata, hingga kembali lagi ke tempat sehingga cukup menarik kunjungan
asalnya, yang melibatkan berbagai usaha wisatawan ke Kota Bogor, sebagaimana
seperti tour operator, agen perjalanan, dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut:
pemandu wisata (guide), akomodasi,
Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kota
restoran, toko cendera mata, money-
Bogor.
changer, berbagai jasa transportasi udara,
darat, laut, dan lain sebagainya. Menurut Thn WISNUS WISMAN Total
Salah (Wahab, 2003), pariwisata merupakan
salah satu sektor industri yang terbukti 2013 3,425,211 167,006 3,592,
mampu meningkatkan perekonomian
dengan cepat, baik dalam mengurangi angka 217
pengangguran, meningkatkan taraf hidup
juga mendorong tumbuhnya produktivitas 2014 3,769,787 183,807 3,953,
usaha lainnya. (Spillane, 1987) memaparkan
bahwa ada tiga aspek kontribusi pariwisata 594
dalam pembangunan negara yaitu aspek
ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), 2015 3,597,733 202,108 3,799,
aspek sosial (penciptaan lapangan kerja),
dan aspek kebudayaan (memperkenalkan 841
beragam budaya kepada para wisatawan).
Berhasilnya perkembangan sektor 2016 5,063,201 246,870 5,310,
pariwisata, secara langsung berpengaruh
dalam perannya memberi sumbangsih bagi 071
penerimaan daerah melalui PAD yang
kemudian dimanfaatkan untuk biaya 2017 5,822,681 283,901 6,106,
pengelolaan dan pembangunan daerah,
termasuk diantaranya sektor pariwisata. 582
Kota Bogor merupakan salah satu
kotamadya di kawasan propinsi Jawa Barat Ttl 13,725,777 669,239 14,395
yang berbatasan langsung dengan Propinsi
DKI Jakarta. Lokasinya yang dekat dengan ,054
pusat pemerintahan dan ibu-kota negara
membuat Kota Bogor sangat mudah dicapai Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata
baik melalui jalan raya biasa maupun Kota Bogor, 2018. Salah satu indikator yang
melalui jalan bebas hambatan. Bogor digunakan untuk mengetahui peranan dan
dikenal juga sebagai Kota Hujan dimana kontribusi pariwisata terhadap
memiliki rata-rata curah hujan yang tinggi, perekonomian Kota Bogor, adalah melalui
sehingga terasa sejuk dengan masih PAD yang diterima. Pendapatan Asli Daerah
banyaknya pohon-pohon hijau yang rindang (PAD) Kota Bogor tahun 2016 lalu
dan terdapatnya pusat konservasi mayoritas disumbangkan dari pajak Sektor
tumbuhan yang merupakan paru-paru Kota Kepariwisataan dan Jasa, yaitu berasal dari
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 10 Nomor 2, Oktober 111
2019

Pajak Restoran, Pajak Hotel, dan Pajak mengetahui gambaran realiasi program
Hiburan (Laporan Pertanggung Jawaban pembangunan kepariwisataan Kota Bogor
Wali Kota Bogor, 2016). sesuai Rencana Induk Pembangunan
Beragamnya daya tarik wisata yang Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA). Hasil
ditunjang dengan tersedianya sarana dan kajian ini dapat dijadikan dasar
prasarana pariwisata yang memadai seperti pertimbangan dalam pengambilan
restoran, akomodasi, transportasi berikut keputusan program pembangunan
aksesibilitasnya, berbagai aktivitas wisata, kepariwisataan Kota Bogor selanjutnya, dan
merupakan aset pariwisata yang penting memaksimalkan kontribusi pariwisata Kota
guna menunjang pengembangan industri Bogor terhadap PAD dan APBD.
pariwisata di Kota Bogor. Pertumbuhan
fasilitas pariwisata dan meningkatnya
jumlah wisatawan ke kota Bogor, MATERI DAN METODE
merupakan indikator yang dapat
berpengaruh langsung pada kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pariwisata Kota Bogor terhadap Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
penerimaaan PAD. Tahun 2015, Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah
pertumbuhan usaha pariwisata Kota Bogor pendapatan yang diperoleh daerah yang
khususnya industri hotel mengalami dipungut berdasarkan peraturan daerah
fluktuatif yang cukup signifikan sehingga sesuai dengan peraturan perundang-
berpengaruh terhadap nilai kontribusinya undangan. Pendapatan Asli Daerah didapat
terhadap penerimaan PAD Kota Bogor. dari sumber keuangan daerah yang digali
Menurut hasil penelitian sebelumnya, dalam wilayah daerah yang bersangkutan,
diungkapkan bahwa turunnya kontribusi yang terdiri dari: (1) Pajak daerah;
Pajak Hotel Kota Bogor terhadap PAD pada merupakan pungutan daerah menurut
tahun 2015 terjadi karena adanya ketentuan peraturan daerah yang dipergunakan untuk
yang melarang instansi pemerintah membiayai urusan rumah tangga daerah
menyelenggarakan berbagai acara/seminar sebagai badan hukum publik. Menurut
di hotel berbintang (Dina M.Soeswoyo, Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000,
2018). Sektor pariwisata Kota Bogor turut pajak daerah didefinisikan sebagai iuran
memberikan kontribusi penting bagi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
pendapatan daerah. Pada tahun 2017, atau badan kepada daerah tanpa imbalan
sektor pariwisata Kota Bogor menyumbang langsung yang seimbang yang dapat
pajak terbesar terhadap pajak daerah, yaitu membiayai penyelenggaraan pemerintah
sebesar 36% (Bapenda, 2018). Namun saat daerah dan pembangunan daerah; (2)
ini pemerintah daerah belum menempatkan Retribusi Daerah; dapat didefinisikan
sektor pariwisata Kota Bogor sebagai salah sebagai pungutan terhadap orang atau
satu dalam enam skala prioritas program badan kepada pemerintah daerah dengan
pembangunan yang menjadi konsentrasi konsekuensi pemerintah daerah
Pemerintah Kota periode 2014-2019 memberikan jasa pelayanan atau perijinan
(inilahkoran.com, 2017). Bahkan bagi tertentu yang langsung dapat dirasakan oleh
industri pariwisata khususnya usaha hotel pembayar retribusi; (3) Bagian Laba Badan
dan restoran, kontribusi ekonomi sektor Usaha Milik Daerah; merupakan bagian
pariwisata tersebut belum dirasakan keuntungan atau laba bersih dari
optimal manfaatnya (Dina M. Soeswoyo, perusahaan daerah atas badan lain yang
2018). Penelitian ini menarik karena dapat merupakan badan usaha milik daerah.
memberikan gambaran yang lengkap Perusahaan daerah adalah perusahaan yang
besarnya kontribusi pajak sektor pariwisata modalnya sebagian atau seluruhnya
Kota Bogor terhadap penerimaan PAD dan merupakan kekayaan daerah yang
APBD 2012-2017, dan juga untuk dipisahkan; (4) Lain-lain Pendapatan Asli
112 Soeswoyo Kontribusi dan Realisasi Pembangunan Kepariwisataan

Daerah yang Sah; merupakan penerimaan tersebut. Pariwisata merupakan segala


selain yang disebutkan di atas tapi sah. macam kegiatan wisata yang didukung
Penerimaan ini mencakup diantaranya: fasilitas serta layanan yang disediakan
hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak masyarakat setempat, sesama wisatawan,
dipisahkan, hasil sewa tanah atau bangunan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
milik pemerintah daerah, pendapatan pengusaha. Sedangkan orang yang
bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah melakukan kegiatan wisata yang tujuannya
terhadap mata uang asing, ataupun bentuk bukan untuk menetap (tinggal) dan tidak
lain sebagai akibat dari penjualan atau untuk mencari nafkah di tempat yang
pengadaan barang dan jasa oleh daerah. dikunjunginya disebut wisatawan.
Sebagaimana diuraikan sebelumnya Sedangkan kepariwisataan adalah segala
bahwa PAD dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang berhubungan dengan
biaya-biaya penyelenggaraan dan penyelenggaraan pariwisata”. Dari
pembangunan daerah termasuk di pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
antaranya untuk pengembangan sektor kepariwisataan mencakup semua aspek dan
pariwisata daerah. Sehingga laju kegiatan yang berkaitan dengan tata kelola
pertumbuhan ekonomi pariwisata daerah pariwisata yang dilakukan dan didukung
dapat berdampak langsung terhadap oleh semua stake holders baik oleh
kontribusi PAD. Begitu pula kuantitas serta pemerintah pusat, pemerintah daerah,
kualitas manfaat PAD dapat berdampak pihak swasta dan masyarakat.
langsung terhadap pengembangan
kepariwisataan daerah. Menurut (Samsubar Usaha Pariwisata
Saleh, 2003), keberhasilan kemandirian Dalam Undang Undang Republik Indonesia
pemerintah daerah dalam rangka otonomi No. 10, tentang Kepariwisataan (2009),
daerahnya, sangat ditentukan oleh besarnya yang dimaksud usaha Pariwisata yaitu
hasil pendapatan daerah. Pendapat tersebut meliputi berbagai usaha untuk menunjang
menggambarkan bahwa pengelolaan pariwisata seperti menyelenggarakan jasa
pendapatan daerah sangat penting untuk pariwisata, usaha pengembangan daya tarik
mendukung pembangunan dan otonomi wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha
daerah, sehingga tidak sepenuhnya lain yang terkait di bidang pariwisata. Usaha
bergantung pada anggaran pemerintah pariwisata digolongkan menjadi tiga
pusat. kelompok yaitu: (1) Usaha Jasa Pariwisata
yang terdiri dari jasa biro perjalanan wisata,
Pengertian Pariwisata dan jasa agen perjalanan wisata, jasa
Kepariwisataan pramuwisata, jasa pertemuan, perjalanan
Koen Meyers (2009), mengutarakan bahwa insentif, konvensi dan pameran (MICE); jasa
pariwisata merupakan kegiatan perjalanan konsultasi pariwisata, dan jasa informasi
wisatawan yang dilakukan dari tempat pariwisata; (2) Usaha Objek dan Daya Tarik
tinggal asal ke tujuan wisata, dengan Wisata baik yang bersifat daya tarik alam,
maksud hanya untuk bersenang-senang, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik
mengisi waktu luang, mengetahui berbagai wisata minat khusus; (3) Usaha Sarana
daerah yang belum pernah dikunjungi, serta Pariwisata seperti usaha fasilitas penginapan,
tujuan lainnya, namun tidak untuk menetap usaha restoran dan rumah makan,
ataupun mencari nafkah. Menurut Undang- penyelenggaraan tempat hiburan atau
undang no 10 tahun 2009 tentang kawasan pariwisata yang merupakan
Kepariwisataan, kawasan dengan luas tertentu yang
“Pariwisata adalah segala sesuatu yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata.
berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata
serta usaha-usaha yang terkait di bidang
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 10 Nomor 2, Oktober 113
2019

Manfaat Pariwisata Daerah Kota Bogor, kontribusi pajak dari


sektor pariwisata Kota Bogor diperoleh dari
Industri pariwisata merupakan salah satu
hasil Pajak Hotel, Pajak Restoran dan juga
jenis industri yang mampu meningkatkan
Pajak Hiburan (Dina M.Soeswoyo, 2018).
pertumbuhan ekonomi, memberikan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
banyak lapangan kerja, peningkatan taraf
apabila sektor pariwisata dikelola dengan
hidup dan kesejahteraan pendapatan
baik, akan berpotensi mendatangkan
masyarakat, serta memacu berkembangnya
banyak keuntungan bagi suatu daerah, baik
berbagi sektor produktif lainnya. Pariwisata
manfaat bagi pemerintah daerah, pihak
juga mendorong berkembangnya berbagai
swasta dan juga masyarakatnya.
industri penunjang pariwisata seperti
industri kerajinan tangan dan cinderamata, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
penginapan dan transportasi (Salah Wahab, Penerimaan Daerah dari Sektor
1975). Berkembangnya pariwisata daerah
Pariwisata
dapat mendatangkan banyak manfaat bagi
masyarakat di daerah tersebut. Menurut Menurut (Badrudin, 2001), penerimaan
(Soekadijo, 2000), pariwisata dapat daerah yang berupa pajak daerah, retribusi
memberi manfaat bagi masyarakat lokal, daerah, laba BUMD, dan juga penerimaan
antara lain memungkinkan terjadinya daerah bukan pajak dapat bersumber dari
komunikasi dan hubungan antara berbagai industri pariwisata yaitu
masyarakat lokal dengan wisatawan dari akomodasi atau penginapan, jasa boga,
berbagai daerah dan negara, dengan berbagai usaha wisata (destinasi wisata
berbagai perbedaan budaya, keyakinan, dengan usaha fasilitasnya), usaha
politik, dan tingkat perekonomian. perjalanan wisata dan layanan pramu
Pariwisata dapat menjadi sarana bagi wisata. Menurutnya, beberapa faktor yang
pengenalan kebudayaan dan meningkatkan dapat mempengaruhi penerimaan daerah
pendapatan masyarakat lokal. Usaha sarana dari sektor pariwisata yaitu jumlah obyek
pariwisata seperti penginapan dan restoran wisata, jumlah wisatawan, tingkat hunian
merupakan jenis usaha padat karya, yang hotel dan pendapatan perkapita. Beberapa
menyerap banyak sumber daya manusia. hasil riset terdahulu turut mendukung
Manfaat lain pariwisata adalah pendapat tersebut. (Edward W. Memah,
menyumbang devisa Negara dari uang 2013) menguraikan bahwa kontribusi Pajak
belanja wisatawan di negara yang Hotel dan Pajak Restoran memberikan
dikunjungi. Menurut (Spillane , 1987) kontribusi yang positip terhadap PAD Kota
belanja wisatawan di daerah tujuan Manado. Hasil penelitian (Ni Luh Putu Ari
wisatanya, akan meningkatkan penghasilan Prayanti, I Wayan Suwendra, dan Fridayana
dan pemerataan ekonomi bagi masyarakat Yudiaatmaja, 2014), juga menguraikan hal
lokal, baik secara langsung maupun tidak yang senada dimana terdapat pengaruh
langsung. Daerah tujuan pariwisata dapat secara simultan dan positif dari penerimaan
menambah pendapatannya dengan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Retribusi
menawarkan berbagai produk penunjang Daerah terhadap PAD. (Dina M. Seswoyo
pariwisata berikut dengan layanannya, dan Sekti Rahardjo, 2018), mengungkapkan
seperti mendirikan tempat makan dan dalam penelitiannya, bahwa Pajak Restoran,
minum, penginapan dan homestay, jasa Pajak Hotel dan Pajak Hiburan di Kota
pramuwisata dan produk kerajinan atau Bogor memberi pengaruh positif terhadap
cenderamata. Sektor pariwisata juga PAD. Namun penelitian lain yang dilakukan
memberikan manfaat kepada daerah di oleh (A. Kamila, 2016), mengemukakan hal
antaranya melalui pajak daerah yang berupa yang agak berbeda dimana variabel sektor
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, pariwisata tidak mampu memberikan
Pajak Reklame, dan Pajak Minuman peranan yang cukup besar terhadap PAD
Beralkohol. Menurut Badan Pendapatan Kabupaten/ Kota Eks Karesidenan
114 Soeswoyo Kontribusi dan Realisasi Pembangunan Kepariwisataan

Surakarta, sedangkan produk domestik Daerah (DPRD) Kota Bogor yang


regional bruto, tingkat investasi, dan jumlah membidangi Pariwisata.
penduduk berpengaruh terhadap PAD.
Teknik Olah dan Analisis Data
Jenis Penelitian
Kajian ini menggunakan metode kombinasi Data-data hasil dokumentasi, wawancara,
pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk dan observasi diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan lebih menyederhanakan dan melengkapi data-
mendalam. Pendekatan kuantitatif data yang diperlukan untuk mencapai
sederhana dengan perhitungan Mean perlu tujuan penelitian ini. Berdasarkan bukti-
dilakukan untuk mendapatkan gambaran bukti empiris, data-data diolah dan
angka-angka yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan fokus
dikombinasikan dengan pendekatan penelitian, direduksi, ditabulasikan,
kualitatif yang memanfaatkan wawancara dianalisis, diklarifikasikan, digambarkan
terbuka untuk menggali informasi dan dan dipaparkan secara sistematis. Analisis
memahami sikap atau pandangan dari para data yan digunakan adalah teknik analisis
informan penelitian (Ghony dan Almanshur, rasio kontribusi, deskriptif dan eksplanatif
2012). Penelitian kualitatif dimaksudkan yang menggambarkan dan menjelaskan
untuk mengeksplorasi dan memaknai dari berbagai hal untuk menjawab rumusan
berbagai masalah sosial (Creswell, 2010), masalah. Untuk verifikasi data kualitatif,
serta memberi gambaran yang lengkap digunakan teknik triangulasi.
tentang fenomena yang sulit diungkapkan
dengan metode kuantitatif (Strauss dan
Corbin, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik Pengumpulan Data Kontribusi Sektor Pariwisata Kota Bogor
Data Primer didapat dari hasil wawancara terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),
mendalam dengan beberapa informan kunci 2012-2017
dengan bantuan panduan wawancara semi Kontribusi sektor pariwisata Kota Bogor
terstruktur. Wawancara dilakukan secara didapat dari Pajak Hotel, Pajak Restoran dan
tatap muka, melalui e-mail dan juga aplikasi Pajak Hiburan. Kontribusi pajak sektor
Whatsapp. Hasil olahan data dokumentasi pariwisata di tahun 2017 adalah yang
dari berbagai sumber yaitu Dinas Pariwisata terbesar dalam menyumbang Pajak Daerah
Kota Bogor, Badan Pendapatan Daerah Kota yaitu sebesar 36%, sebagaimana
Bogor serta Badan Pengelolaan Keuangan diungkapkan Bapenda dalam Workshop
dan Asset Daerah Kota Bogor , juga Pariwisata Kota Bogor tahun 2018.
dimanfaatkan sebagai data sekunder. Berdasarkan paparan dalam materi
Observasi langsung ke beberapa restoran, sebelumnya, Pajak Daerah merupakan salah
atraksi wisata dan hotel di Kota Bogor juga satu komponen dalam Pendapatan Asli
dilakukan untuk mendapatkan gambaran Daerah (PAD).
yang lebih lengkap guna mendukung hasil
Kontribusi pajak dari sektor pariwisata
penelitian ini. Informan penelitian dipilih
terhadap PAD Kota Bogor, dari tahun 2012
secara purposive dan teknik bola salju guna
hingga 2017 setiap tahunnya meningkat
mendapat hasil yang diperlukan.
walaupun bila dilihat dari prosentasinya
Subjek Penelitian ini adalah para stake- mengalami peningkatan yang fluktuatif.
holders pariwisata Kota Bogor yaitu Kepala Rata-rata kontribusi tahunan sektor
Dinas Pariwisata Kota Bogor, Badan pariwisata terhadap PAD Kota Bogor kurun
Pendapatan Daerah Kota Bogor, Ketua waktu 2012-2017 adalah 23,8%. Nilai
Persatuan Hotel dan Restoran Kota Bogor kontribusi terbesar pajak sektor pariwisata
dan juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 10 Nomor 2, Oktober 115
2019

terhadap PAD yaitu pada tahun 2016, terhadap kontribusi pajak (Dina Mayasari,
sedangkan jumlah kenaikan kontribusi 2018).
terkecil terjadi pada tahun 2015. Hal Tabel 3 berikut menguraikan jumlah
tersebut terjadi karena di tahun 2015 kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD
terjadi penurunan pendapatan industri Kota Bogor, yang didapat dari Pajak Hotel,
hotel, dampak dari adanya ketentuan yang Pajak Restoran dan Pajak Hiburan.
melarang perusahaan pemerintah
menyelenggarakan rapat atau acara di hotel
berbintang sehingga berpengaruh langsung

Tabel 3. Kontribusi Pajak Sektor PariwisataTerhadap PAD, 2012-2017

Thn Pajak Pariwisata Pertum- PAD Kontribusi (%)


buhan

2012 80.746.878.495 - 300.932.470.210 26,83

2013 107.539.226.957 33,18 464,695,880,485 23,14

2014 132.069.964.887 22,81 544,835,708,254 24,24

2015 143.810.746.945 8,89 627,597,050,141 22,91

2016 190.714.901.770 32,61 783,873,587,219 24,32

2017 208.766.260.000 8,65 978.197.741.947 21,34

Mean 23,8

kontribusi mencapai 9,12 %. Untuk periode


Kontribusi Sektor Pariwisata Kota Bogor
yang sama, rata-rata manfaat anggaran
terhadap Anggaran Pendapatan Belanja
APBD yang direalisasikan untuk belanja
Daerah (APBD), dan Realisasi Anggaran
sektor pariwisata Kota Bogor setiap
Belanja APBD untuk Sektor Pariwisata
tahunnya adalah 0,5 %. Realisasi anggaran
Dalam paparan materi sebelumnya, belanja sektor pariwisata terbesar dari
disampaikan bahwa PAD merupakan APBD terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar
komponen penting dalam menunjang 0,56 % dan terkecil pada tahun 2012 yaitu
pemasukan APBD Kota Bogor. Data dari sebesar 0,36%. Realisasi anggaran belanja
Tabel 4 berikut menujukan bahwa rata-rata sektor pariwisata Kota Bogor saat ini baru
kontribusi sektor pariwisata Kota Bogor mencukupi keseluruhan belanja operasional
terhadap APBD untuk periode tahun 2012- dan juga belanja modal sebagaimana
2017 adalah 7,7 %. Kontribusi tertinggi dituturkan oleh Shahlan Rasyidi, Kepala
sektor pariwisata Kota Bogor terhadap Dinas Pariwisata Kota Bogor (Dina
APBD untuk periode tersebut adalah di M.Soewoyo, 2018).
tahun 2017 dengan nilai
116 Soeswoyo Kontribusi dan Realisasi Pembangunan Kepariwisataan

Tabel 4. Kontribusi Sektor Pariwisata Kota Bogor terhadap APBD 2012-2017 dan
Persentase Anggaran APBD untuk Pariwisata.
Thn Kontribusi Pajak Pendapatan APBD Anggaran Pari Belanja
Pariwisata % Wisata APBD %

2012 80.746.878.495 1.356.529.980.355 5,96 4.462.446.194 1.256.205.808.990 0,36

2013 107.539.226.957 1.474.372.008.958 7,29 7.915.295.774 1.422.132.371.106 0,56


2014 132.069.964.887 1.757.697.381.840 7.5 8.249.587.757 1.702.962.476.448 0,48
2015 143.810.746.945 1.913.210.404.036 7,52 8.881.870.485 1.862.982.871.234 0,48
2016 190.714.901.770 2.152.370.082.886 8,86 11.527.303.950 2.115.296.888.270 0,54
2017 208.766.260.000 2.289.359.362.675 9,12 11.968.951.827 2.245.590.002.913 0,53
2012-2017 Mean 7.7 0.49

Perbandingan besarnya kontribusi pajak realisasi manfaat APBD bagi anggaran


sektor pariwisata terhadap APBD dan belanja sektor pariwisata terlihat jelas :

Gambar 4. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap APBD dan


Realisasi Anggaran Belanja Sektor Pariwisata Kota
Bogor, 2012-2017
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 10 Nomor 2, Oktober 117
2019

pengembangan kepariwisataan untuk


Manfaat APBD untuk Realisasi Program jangka waktu10 tahun. RIPPARDA seperti
Pembangunan Kepariwisataan Kota juga RIPPARNAS mempunyai empat (4)
Bogor 2016-2018 Sesuai RIPPARDA lingkup pembangunan kepariwisataan yaitu
RIPPARDA Kota Bogor 2016-2025 Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata,
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Industri Pariwisata, dan Kelembagaan
No. 9 tahun 2016, merupakan pedoman Pariwisata. Tabel 5 berikut adalah hasil
utama arah pembangunan kepariwisataan yang menunjukan program pengembangan
daerah yang memberikan kebijakan, strategi pariwisata sesuai RIPPARDA Kota Bogor,
dan berbagai program yang diperlukan oleh baik yang belum terealisasi, sebagian
para pemangku kepentingan terkait untuk terealisasi dan yang sudah terealisasi :
mencapai visi, misi, serta tujuan

Tabel 5. Rekapitulasi Realisasi Program Pembangunan Pariwisata Kota Bogor


Sesuai RIPPARDA, Periode 2016-2018.
Program BR % SR % R % TTL %
Pemba-ngunan
Destinasi 4 22 7 31 7 31 18 100
Pariwisata
Industtri 2 15 2 15 9 70 13 100
Pariwisata
Pemasaran 1 6 3 18 13 76 17 100
Pariwisata
Kelembagaan 2 11 1 5 16 84 19 100
Kepari
wisataan
TOTAL 9 13,4 13 19,4 45 67,2 67 100

diungkapkan berbagai faktor yang menjadi


Sumber: Wawancara Kepala Dinas kendala dan faktor pendukung bagi realisasi
Pariwisata Kota Bogor, 2018 (BR=Belum pengembangan pariwisata Kota Bogor
Realisasi, SR=Sebagian Realisasi, R= sesuai RIPPARDA 2016-2025. Faktor
Realisasi). Dari hasil rekapitulasi Tabel 6, terbatasnya anggaran APBD untuk belanja
didapat bahwa program pengembangan sektor pariwisata dan kurangnya
pariwisata Kota Bogor yang sudah pemahaman serta dukungan lintas sektoral
terealisasi sesuai Rencana Induk menjadi kendala utama. Namun diakui juga
Kepariwisataan Kota Bogor adalah 67,2 % di terjadi kekurangan sumber daya manusia
tahun 2016-2018. Sisanya yaitu 19,4% pariwisata dalam lembaga kepariwisataan
adalah baru sebagian terealisasi dan 13,4% baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.
belum terealisasi. Lingkup program Menurutnya, “Saya bersyukur karena ada
pengembangan pariwisata yang mayoritas beberapa perusahaan swasta yang turut
sudah terealisasi adalah pada lingkup membantu melalui program Corporate
Program Pembangunan Kelembagaan Social Responsibility sehingga dapat sedikit
Kepariwisataan (84% terealisasi), kemudian mengatasi anggaran yang terbatas” (Shahlan
diikuti Lingkup Pemasaran Pariwisata Rasyidi, rekaman wawancara 2018). Hal
(76%), Lingkup Industri Pariwisata (70%) senada juga diakui oleh anggota DPRD Kota
dan Lingkup Destinasi Wisata (31%). Bogor yang membidangi pariwisata dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan mengemukakan bahwa dana APBD untuk
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bogor, belanja sektor pariwisata Kota Bogor
118 Soeswoyo Kontribusi dan Realisasi Pembangunan Kepariwisataan

memang amat terbatas, hal ini dikarenakan dukungan kerjasama pihak swasta, agar
sektor pariwisata Kota Bogor untuk saat ini pengembangan kepariwisataan Kota Bogor
belum termasuk dalam enam (6) skala dapat terwujud secara berkelanjutan dan
prioritas program pembangunan sesuai dengan kebijakan pemerintah
pemerintah daerah (Aditia, rekaman daerah.
wawancara 2018).

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Aditia. 2018. Rekaman Wawancara, Bogor :
Hasil dari penelitian ini adalah sektor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
pariwisata Kota Bogor memberikan Bapenda Kota Bogor. 2018. Workshop
kontribusi terbesar terhadap Pajak Daerah Kepariwisataan Kota Bogor Strategi
tahun 2017 yaitu sebesar 37%, sedangkan Bersama Dalam Meningkatkan
kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bogor,
Daerah (PAD) 2012-2017, rata rata sebesar 27 Agustus
24% pertahun. Untuk periode yang sama, Cresswell, John. W. 2010. Research Design :
rata-rata kontribusi sektor pariwisata Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Daerah (APBD) Kota Bogor adalah 7,7 %. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Rata-rata manfaat APBD yang dianggarkan Bogor. 2017. Data Kepariwisataan
untuk belanja sektor pariwisata Kota Bogor Kota Bogor
periode 2012-2017 adalah 0,5%. Dari Memah E. 2013. Efektivitas dan Kontribusi
realisasi belanja sektor pariwisata 0,5% Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
APBD tersebut, mayoritas dipergunakan terhadap PAD Kota Manado, Jurnal
untuk belanja operasional dan belanja EMBA , 1(3): 871-881
modal. Belum semua program RIPPARDA Ghony M.D dan Almanshur F. 2012.
Kota Bogor terealisasi pada tahun 2016- Metodologi Penelitian Kualitatif.
2018. Program pembangunan pariwisata Yogyakarta: Ar-Ruzz Media\
Kota Bogor sesuai RIPPARDA yang sudah J.J. Spillane. 1987. Pariwisata Indonesia.
terealisasi adalah 67,2%, terealisasi Yogyakarta: Kanisius.
sebagian 19,4% dan 13,4 % belum dapat Kotler, Bowen dan Makens. 2011. Marketing
terealisasi. Kesimpulan dari penelitian ini for Hospitality and Tourism. Fith
adalah sektor pariwisata Kota Bogor Edition. Person Education, Inc. USA
memberikan kontribusi terbesar dalam Koen Meyers. 2009. Pengertian Pariwisata,
komponen Pajak Daerah dan berkontribusi Diakses Juni 2017, dari
penting dalam PAD dan APBD namun saat http://assharrefdino.blogspot.com/20
ini pembangunan sektor pariwisata Kota 13/11/pengertian-pariwisata-
Bogor belum termasuk dalam skala prioritas menurut-paraahli.html
pembangunan daerah, dengan rata-rata Lahay,Yuno. 2018. Rekaman Wawancara.
alokasi anggaran 0,5 % dari APBD sehingga Bogor : Persatuan Hotel dan Restoran
program RIPPARDA belum dapat terealisasi Indonesia
maksimal. Peraturan Daerah Kota Bogor No.9. 2016.
Implikasi dari penelitian ini adalah Rencana Induk Pambangunan
diperlukannya pemahaman, dukungan, Pariwisata Daerah (RIPPARDA)
koordinasi dan komitmen dari semua pihak Prayanti, Ni Luh A Suwendra, I Wayan dan
terkait untuk pengembangan pariwisata Yudiaatmaja F. 2014. Pengaruh
Kota Bogor, baik dari Pemerintah Daerah Penerimaan Pajak Hotel, Pajak
Kota Bogor dalam hal ini adalah Badan Restoran dan Retribusi Daerah
Perencanaan Kota Bogor, Dinas Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Bogor, DPRD Kota Bogor, serta Kabupaten Badung Tahun 2010-2013.
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 Volume 10 Nomor 2, Oktober 119
2019

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Saleh S. 2003. Kemampuan Pinjam Daerah


Ganesha Jurusan Manajemen .Volume 2 Kabupaten dan Kota di Indonesia”. Vol.
Qodarrochman N. 2010. Analisis PAD dari XIV No. 2 Desember 2003. Semarang:
Sektor Pariwisata di Kota Semarang Media Ekonomi & Bisnis
dan Faktor-faktor yang Soekadij R.G. 2000. Anatomi Pariwiwsata
Mempengaruhinya (Memahamai Pariwisata Sebagai
Rasyidi Sahlan. 2018. Rekaman Wawancara, “Systemic Linkage”). Jakarta. PT
Bogor: Dinas Pariwisata Kota Bogor Gramedia Pustaka Utama
Refiandi A. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Soeswoyo Dina M. 2018. Efektivitas dan
Objek Wisata, Jumlah Penduduk,dan Kontribusi Sektor Pariwisata Kota
PDRB Perkapita terhadap Pendapatan Bogor terhadap Pendapatan Asli
Asli Daerah (PAD) Sektor Pariwisata di Daerah 2012-2016. Tourism Scientific
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun Journal 3/2 : 120-141
2005 -2014. Universitas Andalas Soeswoyo Dina M. dan Rahardjo S. 2018.
http://scholar.unand.ac.id/20226. Peranan Aspek Ekonomis Pariwisata
Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang Kota Bogor terhadap Pendapatan Asli
Nomor 34 Tahun 2000. Tentang Daerah. National Conference of
Kepariwisataan. Jakarta. Sekretariat Creative Industry: Sustainable
Negara RI. Tourism Industry for Economic
Rudi Badrudin. 2001. Menggali Sumber Development. Jakarta, 31-48
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah Wahab Salah. 2003. Manajemen
Istimewa Yogyakarta Melalui Kepariwisataan. PT. Pradnya Paramita.
Pembangunan Industri Jakarta
Pariwisata.Kompak.No.3 Hal. 1-13 Yahya Arief. 2018. Pariwisata Era Digital.
Republik Indonesia. Undang Undang No. 10. Seminar Nasional Pariwisata, Jakarta,
2010. Kepariwisataan. Jakarta. 30 Juli, 2018. Indonesia.
Sekretariat Negara R.I.

You might also like