You are on page 1of 13

JURNAL

NASIONAL Volume 9, Nomor 1, April 2017 (17 - 29)


PARIWISATA ISSN: 1411 - 9862

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


MELALUI RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA
(Studi Kasus Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo)
Strategies in Increasing the Regional Revenue through Retribution Fund from the
Tourism Sector (Case Study of Dieng Plateau Area of Wonosobo District)

Reni Novianti
Mahasiswa Magister Sains Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah – IPB dan Staf
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI, Jl. Wahidin 1 Jakarta Pusat.
Email: cinoph53@gmail.com

Lukman M. Baga
Staf Pegajar Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen-IPB.
Jl. Agatis, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680.
Email: lukmanmb@yahoo.com

A. Faroby Falatehan
Staf Pegajar Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen – IPB.
Jl. Kamper Wing 5 Level 4, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680
Email: f_falatehan@hotmail.com

Abstract

E]\]a]P]RWab`WQbVORO^]bS\bWOZW\b]c`Wa[aSQb]`]\S]TbVS[eOa2WS\U>ZObSOcB]c`Wa[eOa]\S
]TbVS^]bS\bWOZaSQb]`abVObQ]\b`WPcbSab]bVS`SUW]\OZ`SdS\cS>/26]eSdS`bVSQ]\b`WPcbW]\b]>/2
E]\]a]P]RWab`WQbW\Tc\RW\UbVSRWab`WQba^S\RW\UWaZSaabVO\#^S`QS\bBVS`ST]`SbVS]PXSQbWdS]TbVWa
`SaSO`QVeOab]O\OZghSbVSQ]\RWbW]\]Tb]c`Wa[]PXSQbOUOW\aba][SObb`WPcbSaPgcaW\UbVS7[^]`bO\QS
>S`T]`[O\QS /\OZgaWa 7>/) SabW[ObS bVS dOZcS ]T dWaWb]`³a EWZZW\U\Saa b] >Og Pg caW\U 1]\bW\US\b
DOZcObW]\;SbV]R1D;)O\RT]`[cZObSbVSW[^`]dW\Uab`ObSUg]T>/2E]\]a]P]2Wab`WQbbV`]cUVbVS
W[^`]dS[S\b]Tb]c`Wa[]PXSQb`Sb`WPcbW]\]T2WS\U>ZObSOcPgcaW\UAE=BO\OZgaWaBVS`SacZb]T7>/
O\OZgaWaaV]eSRbVSObb`WPcbS]T`]OR³aQ]\RWbW]\b]b]c`Wa[O`SOQZSO\ZW\SaaaS`dWQS^`][]bW]\RSOZW\U
eWbV dWaWb]`³a Q][^ZOW\ Q]\USabW]\ ZO\RTWZZ b]WZSb TOQWZWbg O\R a[OZZ []a_cS PSQ][S bVS [OW\ ^`W]`WbWSa
b] PS W[^`]dSREVS`S Oa T`][ bVS `SacZb ]T 1D; O\OZgaWa eOa ]PbOW\SR EB>³a dOZcS eOa 72@ $#!
^S` ^S`a]\ 0OaSR ]\ bVOb O\OZgaWa `SacZb O\R W\bS`dWSe bVOb VOa PSS\ R]\S Wb Q]cZR PS WRS\bWTWQObSR bVS
TOQb]`aeWbVPSQ][Sab`S\UbVeSOY\Saa]^^]`bc\WbgO\RbV`SObeS`SRSQO\bSRW\AE=B³a[Ob`Wf0ST]c\R
TWdSab`ObSUWSaeVWQVVOR`]ZSaW\`OWaW\Ub]c`Wa[]PXSQb³a`Sb`WPcbW]\RWS\U^ZObSOceS`S7[^`]dW\UbVS

17 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

Q]]^S`ObW]\W\[O\OUW\UO\RRSdSZ]^W\UObb`OQbWdSb]c`Wa[`Sa]c`QSa) 0cWZRW\UO\W\bSU`ObSRagabS[!
0cWZRW\UO\RTWfW\U^cPZWQTOQWZWbWSa)"4WfW\UbVSOQQSaab]bVSb]c`Wa[]PXSQb)O\R#4]`[cZObW\UO`cZSb]
]`UO\WhSb]c`Wa[b]c`Wa[]PXSQb[O\OUS[S\bO\RWbaSZS[S\baQ]\ab`cQbW\UW\bSU`ObW]\agabS[

Key words:
2WS\U>ZObSOc7>/ab`ObSUWQO`QVWbSQbc`SAE=BEWZZW\U\Saab]>Og

Abstrak

Kabupaten Wonosobo memiliki potensi pada sektor pariwisata, salah satunya objek wisata Dataran Tinggi
Dieng. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Akan tetapi, kontribusi PAD Wonosobo dalam pembiayaan belanja daerah kurang dari 15
persen. Oleh karena itu, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi objek wisata
terhadap beberapa atribut dengan menggunakan analisis IPA; mengestimasi nilai eWZZW\U\Saab]^Og pengunjung
dengan menggunakan 1]\bW\US\b DOZcObW]\ ;SbV]R (CVM); serta merumuskan strategi peningkatan PAD
Kabupaten Wonosobo melalui peningkatan retribusi objek wisata Dataran Tinggi Dieng dengan menggunakan
analisis SWOT. Hasil analisis IPA menunjukkan atribut kondisi jalan menuju kawasan wisata, kebersihan,
pelayanan, promosi, penanganan keluhan pengunjung, kemacetan, tempat pembuangan sampah, fasilitas toilet
dan musholla menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Sedangkan dari hasil analisis CVM diperoleh nilai WTP
sebesar Rp16 513 per orang. Berdasarkan hasil analisis tersebut serta hasil wawancara yang telah dilakukan,
dapat teridentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dituangkan
dalam matriks SWOT. Terdapat lima strategi yang berperan dalam peningkatan retribusi objek wisata dataran
tinggi dieng yaitu: 1) Meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya wisata
yang memiliki daya tarik; 2) Membangun sistem yang terintegrasi; 3) membangun dan memperbaiki sarana
dan fasilitas umum; 4) memperbaiki akses menuju objek wisata; dan 5) merumuskan peraturan yang mengatur
tentang pariwisata, pengelolaan objek wisata beserta elemen-elemennya.

Kata kunci:
Arsitektur Strategi, Dataran Tinggi Dieng, IPA, SWOT, WTP

PENDAHULUAN dapat mencerminkan kemampuan manajerial


pemerintah daerah dalam mengelola berbagai
Pada masa otonomi daerah, daerah otonom sumber penerimaan daerah yang sekaligus
diberi kewenangan yang lebih besar untuk mencerminkan potensi per-ekonomian daerah.
mengatur dan mengelola Anggaran Pendapatan Salah satu sumber pendapatan daerah yang
dan Belanja Daerah (APBD). Salah satu tolak berpotensi untuk dikembangkan yaitu sektor
ukur keberhasilan pelaksanaan otonomi pariwisata. Menurut (Ekanayake dan Long
daerah adalah ketika daerah otonom mampu 2012), Pemerintah harus fokus pada kebijakan
membiayai pengeluaran daerahnya sendiri, ekonomi untuk mempromosikan pariwisata
yaitu melalui upaya penggalian potensi-potensi sebagai sumber potensi pertumbuhan ekonomi.
daerah yang dapat dijadikan sebagai sumber Upaya promosi tersebut merupakan suatu
pendapatan daerah. Pendapatan daerah dalam strategi kunci dalam usaha meningkatkan
hal ini PAD memiliki kontribusi terhadap APBD, perekonomian daerah (Binns et al. 2002).
besarnya kontribusi PAD terhadap APBD Pariwisata merupakan salah satu sektor

JNP 18
Reni Novianti, Lukman M. Baga, A. Faroby Falatehan, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Sektor Pariwisata

strategis dalam pengembangan perekonomian Tabel 1 Realisasi PAD pada APBD Kabupaten
nasional maupun daerah karena sektor tersebut Wonosobo Tahun 2014
memberikan kontribusi terhadap pendapatan No Uraian Jumlah (miliar rupiah) Persentase(%)
(Cahyadi 2015). Potensi pariwisata yang cukup 1 Pajak Daerah 26,12 14,90
besar pada suatu daerah masih memungkinkan 2 Retribusi Daerah 23,82 13,58

bagi peningkatan PAD dari sektor pariwisata. 3 Laba BUMD 8,18 4,67

Selain itu, sektor pariwisata berperan penting 4 Lain-lain PAD yang sah 117,20 66,85
100,00
terhadap peningkatan penyerapan tenaga Jumlah 175,32

kerja, mendorong pemerataan kesempatan Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan


berusaha, memberikan kontribusi dalam Tahun 2014
penerimaan negara yang dihasilkan dari
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
wisatawan lokal serta mampu meningkatkan kontribusi PAD terbesar berasal dari lain-lain
pendapatan masyarakat yang berperan dalam PAD yang sah yaitu 66,85 persen. Sementara
mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya itu, kontribusi dari retribusi daerah Kabupaten
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wonosobo adalah sebesar 13,58 persen. Retribusi
Oleh sebab itu, setiap daerah dituntut untuk daerah merupakan komponen pendapatan
dapat menggali dan mengelola potensi daerah yang memiliki kaitan langsung terhadap
pariwisata yang dimiliki sebagai pendapatan sektor pariwisata. Sedangkan secara tidak
untuk membiayai pengeluaran daerah. Upaya langsung sektor pariwisata berkontribusi
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan terhadap pajak daerah, akan tetapi kontribusi
kualitas layanan serta melakukan kreasi dan pajak daerah terhadap PAD hanya sebesar 14,90
inovasi untuk meningkatkan jumlah kunjungan persen.
wisatawan, sehingga dapat meningkatkan Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan
penerimaan daerah terutama melalui retribusi salah satu objek wisata andalan Kabupaten
objek wisata (Pleanggra dan Edy 2012). Wonosobo yang memiliki daya tarik wisata.
Wonosobo sebagai salah satu kabupaten Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah
di Propinsi Jawa Tengah memiliki potensi pengunjung yang meningkat setiap tahunnya.
sum-berdaya pariwisata yang dikenal dengan Selain itu, data Badan Pengelolaan Pendapatan
keindahan dan keunikan alamnya. Kabupaten Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD)
Wonosobo mempunyai objek wisata yang Kabupaten Wonosobo menunjukkan 49,28
beragam dan dapat dijadikan alternatif destinasi persen pendapatan retribusi tempat rekreasi
wisata. Akan tetapi sumberdaya wisata yang dan olahraga diperoleh dari pendapatan
dmiliki Kabupaten Wonosobo belum dikelola retribusi objek wisata Dataran Tinggi Dieng
dengan optimal, hal ini dapat dilihat pada yaitu Pintu masuk Kawasan Dataran Tinggi
komposisi komponen PAD yang menunjukkan Dieng dan 2WS\U >ZObSOc BVSOb`S. Jumlah
retribusi memberikan kontribusi sebesar 13,58 retribusi tersebut dapat ditingkatkan karena
persen. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. terdapat banyak sumberdaya wisata yang

19 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

belum dikelola dengan optimal. Berdasarkan Di mana


hal tersebut diperlukan peran pemerintah dalam n : jumlah sampel
perumusan suatu strategi kebijakan. Peran N : jumlah pengunjung pada Kawasan
perintah sangat diperlukan untuk meningkatkan Dataran Tinggi Dieng tahun 2014
pendapatan retribusi objek wisata Kawasan e : batas toleransi kesalahan (10 persen)
Dataran Tinggi Dieng sebagai salah satu upaya Penelitian ini dilakukan dengan menggu-
untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten nakan kuesioner sebagai alat ukur, terhadap
Wonosobo. kuesioner tersebut dilakukan uji validitas untuk
Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah melihat sejauh mana pertanyaan pada kuesioner
dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana kondisi dapat mengukur objek penelitian dan uji
objek wisata Dataran Tinggi Dieng?; 2) Berapa reliabilitas untuk melihat konsistensi responden
nilai EWZZW\U\Saa b] >Og (WTP) pengunjung terhadap pertanyaan secara berulang-ulang dan
objek wisata Dataran Tinggi Dieng dan apa dalam waktu yang berbeda (Wardiyanta 2006).
faktor-faktor yang mempengaruhinya; dan Perumusan strategi dilakukan melalui
3) Bagaimana strategi untuk meningkatkan wawancara kepada beberapa pihak yang
penerimaan retribusi objek wisata Dataran terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan
Tinggi Dieng? objek wisata Dataran Tinggi Dieng. Sementara
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, itu, untuk data skunder bersumber dari Dinas
maka tujuan penelitian ini adalah untuk: Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Pusat
1) Menganalisis kondisi objek wisata; 2) Statistik, dan BPPKAD Kabupaten Wonosobo
Mengestimasi nilai WTP pengunjung objek wisata serta instansi pemerintah terkait lainnya.
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; serta Tujuan pertama terkait kondisi dari kawasan
3) Merumuskan strategi untuk meningkatkan wisata dilakukan dengan menggunakan
penerimaan retribusi objek wisata Dataran metode 7[^]`bO\QS >S`T]`[O\QS /\OZgaWa (IPA).
Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Metode IPA digunakan untuk mengidentifikasi
tingkat kepentingan dan kepuasan atas kinerja
METODE PENELITIAN pelayanan, sehingga dapat mengidentifikasi
strategi yang sesuai dengan kepentingan
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten pelanggan sehinga dapat meningkatkan kinerja
Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah pada objek pelayanan Wong (2011). Sedangkan Asmara
wisata Dataran Tinggi Dieng. Jenis data yang dan Ratnasari (2016) menyatakan bahwa IPA
digunakan terdiri dari data primer dan data merupakan salah satu teknik yang digunakan
sekunder. Data primer pada penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor kinerja penting
diperoleh melalui survei terhadap 100 sampel. apa yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi
Metode pengambilan sampel dilakukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Metode
dengan teknik \]\^`]POPWZWbg aO[^ZW\U yang IPA dilakukan dengan megukur atribut-atribut
dilakukan dengan cara Q]\dS\WS\QS aO[^ZS atau dimensi-dimensi dari tingkat kepentingan
yaitu pengambilan sampel dipilih berdasarkan dan tingkat kinerja yang diharapkan dapat
kesediaan calon responden dan kemudahan mengidentifikasi strategi yang berguna bagi
untuk mendapatkannya. Sedangkan penetapan peningkatan kinerja pelayanan.
jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan Metode IPA digunakan untuk memban-
rumus Slovin yaitu sebagai berikut: dingkan penilaian konsumen terhadap tingkat
kepentingan (W[^]`bO\QS) dengan kinerja
kualitas pelayanan (^S`T]`[O\QS). Terdapat dua
variabel yang digunakan yaitu X yang mewakili

JNP 20
Reni Novianti, Lukman M. Baga, A. Faroby Falatehan, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Sektor Pariwisata

tingkat kinerja dan Y yaitu tingkat kepentingan pengunjung dilakukan dengan mengacu pada
pengunjung. Penilaian dilakukan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
menggunakan skala likert dengan skor 1 sampai Wade and Eagles (2003) dan Manurung (2011),
5. Adapun penilaian tersebut dapat ditampilkan dan disesuaikan dengan kondisi objek wisata
dengan skala penilaian seperti pada Tabel 2. Dataran Tinggi Dieng yang dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 2 Skor pengukuran tingkat kepentingan dan
tingkat kinerja Tabel 3 Atribut-atribut penelitian
Tingkat Kepentingan Skor Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Atribut-Atribut
Sangat Penting 5 Sangat Baik
Tangible (bukti fisik) Reliability (keandalan)
Penting 4 Baik
1. Harga tiket masuk 1. Keunikan objek wisata
Cukup Penting 3 Cukup Baik 2. Kondisi jalan menuju 2. Kenyamanan
Tidak Penting 2 Tidak Baik Kawasan Dataran Tinggi 3. Kemudahan mencapai
Sangat Tidak Penting 1 Sangat Tidak Baik DiengFasilitas penginapan lokasi wisata
3. Kendaraan umum menuju Responsive (ketanggapan)
Sumber: Simamora, 2004
Kawasan Dataran Tinggi 1. Pelayanan
Dieng 2. Promosi
Metode analisis IPA dilakukan dengan
4. Kondisi jalan antar objek 3. Penanganan keluhan
menggunakan diagram kartesius yang terdiri wisata di Kawasan Dataran pengunjung
dari sumbu X yaitu tingkat kinerja dan Y yaitu Tinggi Dieng Emphaty (kepedulian)
tingkat kepentingan. Penilaian dilakukan 5. Kendaraan umum antar 1. Pusat informasi
berdasarkan hasil rata-rata dari tingkat objek wisata di Kawasan 2. Tempat pembuangan
Dataran Tinggi Dieng sampah
kepentingan dan kinerja sesuai dengan jumlah
6. Area parkir 3. Fasilitas toilet
responden yang digunakan. Rumus yang
7. Biaya parkir 4. Fasilitas musholla
digunakan untuk penilaian tersebut adalah : 8. Jarak area parkir dengan 5. Warung makan / restoran
objek wisata Kebersihan 6. Pedagang
lokasi 7. Toko/Kios suvenir
9. Penginapan Assurance (jaminan)
Keterangan : 10. Kelengkapan fasilitas 1. Keamanan
: skor rataan tingkat kinerja 11. penginapan 2. pengetahuan karyawan
: skor rataan tingkat kepentingan 12. Keindahan alam 3. keramahan
n : jumlah responden 13. Objek wisata buatan 4. tingkat kemacetan

Nilai dari perhitungan tersebut dimasukkan Sumber: Wade and Eagles (2003) dan Manurung
(2011) diolah (2017)
dalam kuadran kartesius yang ditunjukkan pada
Gambar 1.
Selanjutnya, dilakukan UO^ O\OZgaWa untuk
melihat tingkat kesesuaian antara kinerja
dan kepentingan pengunjung. Rosadi (2011)
menyatakan bahwa skor kepuasan konsumen
merupakan gap antara tingkat kinerja dan
tingkat kepentingan. Data yang digunakan
adalah hasil perhitungan skor tingkat kinerja
Sumber: Martilla and James (1977) dan skor tingkat harapan, dengan rumus sebagai
Gambar 1 Diagram 7[^]`bO\QS>S`T]`[O\QS/\OZgaWa berikut :

Pemilihan atribut untuk mengetahui kinerja


pengelolaan dan meningkatkan kepuasan

21 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

Untuk menghitung tingkat kesesuaian dengan hipotesis penelitian sebagai berikut:


digunakan rumus : ȕ1 ȕ2 ȕ4 • 
ȕ3  
Variabel-variabel tersebut diduga mem-
Tujuan kedua yaitu estimasi nilai WTP pengaruhi besaran nilai WTP responden
pengunjung dilakukan dengan menggunakan baik berpengaruh positif maupun negatif.
metode analisis data dengan pendekatan Variabel yang diduga berpengaruh positif
1]\bW\US\bDOZcObW]\;SbV]R (CVM). Pelaksanaan terhadap nilai WTP responden adalah variabel
CVM mengacu pada penelitian yang dilakukan lama pendidikan, tingkat pendapatan, biaya
oleh Edison (2011), Puteri (2014) dan perjalanan. Lama pendidikan mencerminkan
Putrakusuma (2014), adapun tahapan yang bahwa responden memiliki jenjang pendidikan
harus dilakukan adalah sebagai berikut (Fauzi yang semakin tinggi dan disertai dengan
2004). Langkah pertama dilakukan dengan pengetahuan mengenai pemeliharaan objek
membuat pasar hipotetik dan mengajukan wisata sehingga diduga akan cenderung
pertanyaan terhadap responden mengenai nilai memberikan nilai WTP yang tinggi. Hal serupa
yang ingin dibayarkan untuk mempertahankan juga terlihat dari tingkat pendapatan, tingginya
kelestarian alam. Kesediaan membayar tersebut pendapatan mencerminkan kemampuan
dikelompokkan atas responden yang setuju ekonomi seseorang, sehingga semakin tinggi
dengan pembelian tiket QZcabS` dengan tarif pendapatan seseorang diduga semakin besar
seperti yang diterapkan saat ini dan usulan untuk pula nilai WTP yang diberikannya. Biaya
pembelian tiket ]\SUObS serta menentukan nilai perjalanan yang besar menyebabkan orang
WTP yang bersedia dibayarkan. Berdasarkan jarang megunjungi objek wisata tersebut. Ketika
nilai WTP terhadap pemberlian tiket ]\S UObS mengunjungi objek wisata, mereka merasa takjub
dilakukan perhitungan besar nilai rata-rata WTP dengan keindahan alam sehingga mereka akan
pengunjung. Berdasarkan nilai dugaan rata- memberikan apresiasi dengan nilai WTP yang
rata WTP tersebut dihitung estimasi nilai WTP semakin tinggi. WTP yang tinggi dibayarkan
terhadap jumlah pengunjung objek wisata. untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Sedangkan untuk mengetahui faktor- Faktor yang diduga berpengaruh negatif
faktor yang berpengaruh terhadap WTP adalah frekuensi kunjungan yang mencerminkan
dilakukan dengan analisis regresi berganda. intensitas kunjungan seseorang terhadap suatu
Model penelitian yang digunakan yaitu sebagai objek wisata. Orang yang sering mengunjungi
berikut: objek wisata adalah masyarakat yang berada
disekitar objek wisata, sehingga mereka akan
membayar dengan nilai yang lebih rendah
karena beranggapan setiap mengunjungi objek
Dimana:
wisata mereka harus membayar retribusi.
Ln_WTP : nilai WTP responden (rupiah)
Perumusan strategi dilakukan dengan
ȕ0 : konstanta
mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan
ȕ1 ȕ4 : koefisien regresi
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
LP : Lama Pendidikan (Tahun)
ancaman). Berdasarkan identifikasi tersebut
Ln_TP : Tingkat Pendapatan (rupiah)
dirumuskan strategi untuk memanfaatkan
FK : Frekuensi Kunjungan
kekuatan dan peluang dalam meminimalisir
Ln_BP : Biaya Perjalanan (Rupiah)
dampak yang timbul akibat kelemahan dan
İ : S``]`bS`[
ancaman yang ada (Rangkuti 2016). Strategi

JNP 22
Reni Novianti, Lukman M. Baga, A. Faroby Falatehan, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Sektor Pariwisata

tersebut dapat diterapkan dalam pengelolaan Dataran Tinggi Dieng. Atribut-atribut yang telah
dan pengembangan kawasan wisata sehingga dilakukan penghitungan nilai rata-rata tingkat
dapat meningkatkan retribusi daerah kepentingan dan kinerja, kemudian diposisikan
Wonosobo. Selanjutnya, untuk mencapai sasaran pada diagram IPA yang dapat dilihat pada
dirumuskan program-program yang akan Gambar 2.
dilakukan dan program tersebut dilaksanakan
secara bertahap yang dituangkan dalam sebuah
Kuadran I
peta strategik. Kuadran II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Kawasan Dataran Tinggi Dieng

Validitas dan Reliabilitas


Kuadran III Kuadran IV
Uji validitas dilakukan pada 30 responden
terhadap 30 atribut yang digunakan dalam
penelitian baik pada atribut kinerja maupun
kepentingan. Berdasarkan hasil uji tersebut
diketahui bahwa semua atribut yang digunakan
valid pada taraf nyata 5 persen yang artinya
semua atribut yang digunakan dapat mengukur Sumber: Data survei diolah (2017)
objek penelitian. Sedangkan hasil uji reliabilitas Gambar 2 Diagram 7[^]`bO\QS>S`T]`[O\QS/\ZgaWa
terhadap 30 responden butir pertanyaan kinerja
Keterangan :
dan kepentingan dinyatakan reliabel karena
Kuadran I 1]\QS\b`ObS6S`S : 2) Kondisi jalan menuju
nilai 1`]\POQV³a/Z^VO lebih besar dari 0,60 yaitu
Kawasan Dataran Tinggi Dieng, 9) Kebersihan lokasi,
tingkat kinerja sebesar 0,94. dan 0,97 pada
17) Pelayanan, 18) Promosi, 19) Penanganan keluhan
tingkat kepentingan.
pengunjung, 23) Tingkat kemacetan 25) Tempat
pembuangan sampah, 26) Fasilitas toilet, 27) Fasilitas
Analisis Tingkat Kepentingan-Kinerja
musholla
Analisis ini digunakan untuk melihat Kuadran II 9SS^C^bVS5]]RE]`Y : 12) Keindahan
persepsi pengunjung terhadap atribut-atribut alam, 14) Keunikan objek wisata, 15) Kenyamanan, 16)
dalam penelitian. Tahap awal dilakukan dengan Kemudahan mencapai lokasi wisata, 20) Keamanan, 22)
menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan Keramahan, 24) Pusat informasi.
kinerja masing-masing atribut. Berdasarkan Kuadran III :]e>`W]`Wbg : 1) Harga tiket masuk, 3)
nilai rata-rata tersebut diperoleh nilai rata-rata Kendaraan umum menuju Kawasan Dataran Tinggi
tingkat kepentingan dan kinerja untuk seluruh Dieng, 4) Kondisi jalan antar objek wisata di Kawasan
atribut yaitu tingkat kepentingan (Y) 4,35 dan Dataran Tinggi Dieng, 5) Kendaraan umum antar objek
3,24 nilai rata-rata tingkat kinerja (X). Nilai rata- wisata di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, 6) Area parkir,
rata tersebut digunakan untuk membentuk dua 7) Biaya parkir, 11) Kelengkapan fasilitas penginapan, 28)

buah garis yang memotong sumbu X dan sumbu Warung makan / restoran, 29) Pedagang.

Y pada diagram kartesius tingkat kepentingan Kuadran IV >]aaWPZS=dS`YWZZ: 8) Jarak area parkir dengan
dan kinerja. Berdasarkan sumbu X dan Y objek wisata, 10) Penginapan, 13) Objek wisata buatan,
21) Pengetahuan karyawan, 30) Toko/Kios suvenir
tersebut akan membentuk kuadrat kartesius
tingkat kepentingan dan kinerja Kawasan

23 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

Gap Analysis berpartisipasi dalam perbaikan kualitas dan


Analisis tingkat kesenjangan dilakukan menjaga kelestarian lingkungan objek wisata
terhadap atribut yang berada pada kuadran Dataran Tinggi Dieng. Metode yang digunakan
satu yaitu atribut yang menjadi perioritas untuk mengestimasi nilai WTP responden
utama untuk diperbaiki. Analisis ini dilakukan adalah dengan menggunakan metode CVM.
untuk mengetahui seberapa jauh kinerja Berdasarkan hasil penelitian, dari 100 responden
atribut tersebut telah sesuai dengan harapan terdapat 20 persen yang setuju dengan
pengunjung, sehingga dapat dilihat selisih antara penerapan pembelian tiket dengan sistem QZcabS`,
tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan. sedangkan 80 persen setuju dengan sistem ]\S
Nilai diperoleh dari pengurangan nilai rata- UObS. Estimasi nilai WTP dilakukan terhadap 80
rata tingkat kinerja dengan nilai rata-rata responden yang memilih untuk diterapkannya
tingkat kepentingan terhadap atribut-atribut sistem tiket ]\SUObS. Distribusi nilai WTP dapat
yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dilihat pada Tabel 4.
diperoleh nilai UO^ negatif yang menunjukkan Tabel 4 Distribusi nilai WTP responden teerhadap
bahwa atribut tersebut belum memenuhi tingkat pembelian tiket ]\SUObS pada objek wisata Dataran
kepentingan pengunjung, dapat dilihat pada Tinggi Dieng
Gambar 3. Responden
WTP Titik Tengah Mean WTP
Jumlah
(Rupiah) WTP (Rupiah) Persentase (%) (Rupiah)
(Orang)
10.000- 0,60
15.000 12.500 48 7.500
16.000- 0,24
20.000 18.000 19 4.275
21.000- 0,09
25.000 23.000 7 2.013
26.000- 0,03
Sumber: Data survei diolah (2017) 30.000 28.000 2 700
Gambar 3 Tingkat kesenjangan atribut Kawasan 31.000- 0,05
Dataran Tinggi Dieng 50.000 40.500 4 2.025

Jumlah 16.513
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa
tidak terdapat perpotongan antara grafik kinerja Sumber: Data survei diolah (2017)
dan grafik kepentingan. Hal ini menjelaskan
bahwa atribut tersebut memiliki kinerja yang Berdasarkan Tabel 4 diperoleh rata-rata
lebih rendah daripada tingkat kepentingan nilai WTP terhadap penerapan tiket ]\S UObS
pengunjung. Kondisi ini perlu menjadi perhatian adalah sebesar Rp16.513 setiap pengunjung.
bagi pihak pengelola objek wisata Dataran Angka tersebut tergolong rendah apabila
Tinggi Dieng untuk dapat meperbaiki kinerja dibandingkan dengan penerapan tiket QZcabS`
pada atribut-atribut tersebut, sehingga dapat yang rata-rata pembelian tiket pada setiap objek
mempertahankan dan bahkan meningkatkan wisata berkisar antara Rp5.000 hingga Rp15.000
jumlah pengunjung. per orang. Apabila disimulasikan dengan data
BPS tahun 2014 yang menunjukkan jumlah
Estimasi Nilai WTP dan Faktor yang Mem- pengunjung domestik sebanyak 261.353 orang,
pengaruhinya Estimasi Nilai WTP maka diperoleh nilai estimasi WTP sebesar
Analisis WTP dilakukan untuk Rp 4,32 rupiah. Nilai estimasi tersebut akan
mengestimasi kesediaan pengunjung untuk menjadi pendapatan retribusi bagi Kabupaten

JNP 24
Reni Novianti, Lukman M. Baga, A. Faroby Falatehan, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Sektor Pariwisata

Wonosobo. Sementara itu, data BPPKAD Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


menyatakan bahwa pendapatan Kabupaten Nilai WTP
Wonosobo yang bersumber dari penerimaan Analisis terhadap faktor-faktor yang
retribusi objek wisata Dataran Tinggi Dieng mempengaruhi besarnya nilai WTP dilakukan
pada tahun 2014 adalah sebesar 1,02 miliar dengan menggunakan analisis regresi berganda
rupiah. Berdasarkan perhitungan tersebut dengan variabel bebas yang digunakan yaitu
terdapat selisih yang cukup besar antara lama pendidikan, tingkat pendapatan, frekuensi
penerapan tiket QZcabS` dan estimasi nilai WTP kun-jungan dan biaya perjalanan. Model pada
dengan tiket ]\SUObS. Akan tetapi, hasil estimasi penelitian ini memiliki nilai /RXcabSR @a_cO`S
nilai WTP tersebut akan bias disebabkan karena sebesar 0,7212 atau 72,12 persen artinya
beberapa hal yaitu: keragaman WTP dapat dijelaskan oleh variabel-
a) Jumlah pengunjung biasanya diperoleh dari variabel dalam model dan sisanya 27,88 persen
jumlah penjualan tiket pada objek wisata dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil
tersebut. Kondisi pembelian tiket dengan analisi WTP pada penelitian ini dapat dilihat
sistem QZcabS` menjadikan perhitungan pada Tabel 5.
ganda pada jumlah pengunjung, sehingga
data jumlah pengunjung yang diperoleh Tabel 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi besar
dari BPS Kabupaten Wonosobo kurang tepat nilai WTP
untuk digunakan sebagai faktor pengali Source Value
Standard
T-Statistik Sig VIF
dalam melakukan estimasi nilai WTP. error

b) Berdasarkan data BPPKAD terkait Intercept 8.1292 0.2473* 32.8670 0.0001

pendapatan retribusi objek wisata Dataran LP (lama


0.0319 0.0057* 5.6210 0.0001 1.1941
pendidikan)
Tinggi Dieng bersumber dari penjualan
Ln_TP
tiket pada Dataran Tinggi Dieng dan 2WS\U
(tingkat 0.0115 0.0154* 0.7444 0.4590 1.2645
>ZObSOc BVSOb`S yaitu sebesar Rp1,02 miliar.
pendapatan)
Sedangkan untuk objek wisata Telaga Warna FK
dan Telaga Pengilon dikelola oleh BKSDA, (frekuensi -0.0887 0.0129* -6.8868 0.0001 1.0204
dan pendapatan tersebut menjadi sumber kunjungan)
PNBP bagi Negara. Berdasarkan data Ln_BP
BKSDA tahun 2014, diperoleh PNBP atas (biaya 0.0854 0.0178* 4.7921 0.0001 1.0579

objek wisata komplek telaga warna sebesar perjalanan)

Rp1,5 miliar. R-Square 0.7353*


Adjusted R-Square 0.7212*
c) Terdapat beberapa objek wisata yang
F Statistik 52.0774*
dikelola oleh Perum Perhutani yaitu Batu
Pandang dan Ratapan Angin, Wanawisata Keterangan: *signifikan pada Į = 5 persen
Petak Sembilan, Telaga Cebong dan Bukit Sumber: Data survei diolah (2017
Sikunir. Kemungkinan pendapatan yang
diperoleh dari objek wisata tersebut jauh Berdasarkan Tabel 5, model regresi berganda
lebih besar mengingat objek wisata tersebut yang dihasilkan pada penelitian ini adalah
merupakan objek wisata yang banyak minati sebagai berikut:
oleh wisatawan terutama pada komplek
Bukit Sikunir.
Nilai WTP dipengaruhi oleh biaya perjalan,
tingkat pendapatan, lama pendidikan dan
frekuensi kunjungan. Nilai konstansta dari

25 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

persamaan yaitu 8,1292 yang artinya apabila pengunjung yang berada disekitar objek wisata
diasumsikan variabel lain bernilai nol maka yaitu penduduk Kabupaten Wonosobo dan
nilai WTP adalah sebesar 8,1292 persen. Akan sekitarnya, sehingga pengunjung berkeinginan
tetapi, berdasarkan hasil analisis regresi linear membayar retribusi yang lebih rendah.
berganda menunjukkan bahwa variabel lama
pendidikan, frekuensi kunjungan dan biaya Strategi Peningkatan Retribusi Objek
perjalanan berpengaruh nyata terhadap nilai Wisata
WTP pada OZ^VO 5 persen. Sedangkan variabel Berdasarkan hasil analisis IPA, terdapat
tingkat pendapatan tidak ber-pengaruh nyata beberapa atribut dari objek wisata yang tingkat
terhadap WTP. kinerjanya rendah dibandingkan dengan
Variabel lama pendidikan dan biaya tingkat kepentingan pengunjung. Selain itu,
perjalanan berpengaruh positif terhadap terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan
WTP dengan masing-masing koefisien 0,0319 Kawasan Dataran Tinggi Dieng, sehingga
dan 0,0854. Hal ini berarti, peningkatan lama diperlukan strategi untuk meningkatkan
pendidikan 1 tahun akan meningkatkan pendapatan retribusi objek wisata. Strategi
WTP sebesar 0,0319 persen. Semakin lama tersebut diawali dengan melakukan identifikasi
pendidikan seseorang menunjukkan tingkat SWOT serta merumuskan usulan strategi untuk
pendidikan yang semakin tinggi, dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang dalam
semakin tingginya pendidikan seseorang meminimalisir dampak yang timbul akibat
akan menambah pengetahuannya terhadap kelemahan dan ancaman yang ada dalam
pentingnya menjaga kualitas lingkungan melalui pengembangan dan pengelolaan Kawasan
pembayaran retribusi yang semakin besar atas Dataran Tinggi Dieng, yang dapat dilihat pada
pemanfaatannya. Sedangakan, peningkatan Tabel 6.
biaya perjalanan sebesar 1 persen maka akan
Tabel 6 Matriks SWOT
meningkatkan WTP sebesar 0,0854 persen.
Biaya perjalanan menggambarkan jarak antara
pengunjung dengan objek wisata, semakin jauh
jarak pengunjung akan semakin besar biaya
perjalanan yang akan dikeluarkan. Ketika biaya
perjalanan yang mereka keluarkan sebanding
dengan manfaat yang diperoleh dari objek wisata
tersebut (seperti keindahan dan keunikan objek
wisata), maka mereka akan bersedia membayar
retribusi yang lebih besar dengan harapan objek
wisata tersebut tetap terjaga kelestariannya.
Sedangkan untuk variabel frekuensi kun-
jungan berpengaruh negatif terhadap WTP
dengan koefisien 0,0887 yang berarti peningkatan
frekuensi kunjungan 1 kali akan menurunkan
WTP sebesar 0,0887 persen. Frekuensi
kunjungan yang tinggi biasanya dilakukan oleh

JNP 26
Reni Novianti, Lukman M. Baga, A. Faroby Falatehan, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Sektor Pariwisata

Berdasarkan usulan strategi tersebut


dirumuskan program-program yang akan
dilakukan terhadap
strategi-strategi yang telah ditetapkan, dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Strategi peningkatan retribusi objek wisata
Dataran Tinggi Dieng

No Strategi Program

1 Meningkatkan ‘ Mengatasi kerusakan dan


kerjasama dalam penurunan kualitas lingkungan
pengelolaan dan untuk menjaga kelestarian
pengembangan sumber daya wisata
sumberdaya wisata ‘ Melakukan kreasi dan inovasi
yang memiliki daya dalam menciptakan objek wisata
tarik baru
2 Membangun sistem ‘ Membangun pusat informasi
Gambar 4 Arsitektur strategik peningkatan retribusi
yang terintegrasi dan promosi yang terintegrasi
objek wisata Dataran Tinggi Dieng Kabupaten
‘ Membangun sistem penjualan
tiket ]\SUObS dan berbasis ]\ZW\S
Wonosobo
3 Membangun dan ‘ Memperbaiki dan membangun
memperbaiki sarana tempat beribadah pada setiap
SIMPULAN DAN SARAN
dan fasilitas umum objek wisata
‘ Memperbaiki dan membangun
Simpulan
fasilitas toilet pada setiap objek
wisata Berdasarkan Berdasarkan hasil analisis yang
4 Memperbaiki akses ‘ Pelebaran jalan propinsi sebagai dilakukan pada penelitian ini, maka diperoleh
menuju objek wisata jalur utama kesimpulan sebagai berikut:
‘ Memperbaiki jalan kabupaten
1. Berdasarkan hasil analisis IPA, atribut-
sebagai jalur alternatif
atribut tersebut dikelompokkan pada empat
5 Merumuskan peraturan ‘ Menyusun revisi Perda No. 4
kuadran. Atribut-atribut yang menjadi
yang mengatur tentang Tahun 2011 tentang Retribusi
pariwisata, pengelolaan
prioritas untuk ditingkatkan kinerjanya
Jasa Usaha
objek wisata beserta ‘ Menyusun peraturan untuk adalah kondisi jalan menuju kawasan wisata,
elemen-elemenya merumuskan besaran aVO`S kebersihan, pelayanan, promosi, penanganan
retribusi terhadap objek wisata keluhan pengunjung, kemacetan, tempat
yang dikelola oleh Perhutani pembuangan sampah, fasilitas toilet
dan BKSDA
dan musholla. Selanjutnya, berdasarkan
analisis tingkat kesenjangan diperoleh nilai
Sumber: Data survei diolah (2017) gap negatif yang menunjukkan bahwa
atribut tersebut belum memenuhi tingkat
Tahapan pencapaian sasaran peningkatan kepentingan pengunjung.
retribusi objek wisata Dataran Tinggi Dieng 2. Sebanyak 80 responden memilih penerapan
Kabupaten Wonosobo dilakukan dengan tiket ]\S UObS dan diperoleh rata-rata WTP
pelaksanaan program secara bertahap pada tiga sebesar Rp16.513 per orang. Apabila
periode waktu. Lebih jelas dapat di lihat pada disimulasikan dengan jumlah pengunjung
Gambar 4. tahun 2014 sebanyak 261.353 orang, maka

27 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

total WTP adalah Rp4,3 miliar. Hasil analisis domestik dan wisatawan mancanegara. Oleh
regresi menunjukkan bahwa variabel bebas sebab itu, bagi peneliti berikutnya diharapkan
yang berpengaruh terhadap nilai WTP adalah dapat melakukan penelitian serupa terhadap
lama pendidikan, frekuensi kunjungan dan wisatawan mancanegara serta penelitian
biaya perjalanan. Sedangkan untuk tingkat terhadap pengunjung pada musim liburan.
pendapatan tidak berpengaruh terhadap
nilai WTP karena terdapat beberapa
responden yang memiliki pendapatan yang DAFTAR PUSTAKA
cukup tinggi namun memberikan nilai WTP
yang terendah. Asmara Y, Ratnasari V. 2016. Analisis
3. Strategi yang diusulkan dalam upaya Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung
peningkatan penerimaan retribusi kawasan terhadap Pelayanan di Kawasan Wisata
dataran tinggi dieng yaitu: 1) Meningkatkan Goa Selomangleng Kota Kediri dengan
kerjasama dalam pengelolaan dan Pendekatan Structural Equation Modeling.
pengembangan sumberdaya wisata yang 8c`\OZAOW\aRO\AS\W7BA, Vol 5. No 2: 181-
memiliki daya tarik; 2) Membangun sistem 186.
yang terintegrasi; 3) membangun dan Binns T, Nel E. 2002. Tourism as a Local
memperbaiki sarana dan fasilitas umum; 4) Development Strategy in South Africa. BVS
memperbaiki akses menuju objek wisata; dan 5S]U`O^VWQOZ 8]c`\OZ, Vol 168. No. 3: 235-
5) merumuskan peraturan yang mengatur 247.
tentang pariwisata, pengelolaan objek wisata
BPPKAD Kabupaten Wonosobo. 2014. >S\RO^ObO\
beserta elemen-elemennya.
@Sb`WPcaW =PXSY EWaObO 9OeOaO\ 2ObO`O\
BW\UUW 2WS\U. Wonosobo (ID). BPPKAD
Saran
Kabupaten Wonosobo.
Pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo
BPS Kabupaten Wonosobo. 2014. 8c[ZOV
diharapkan dapat mengimplementasikan
>S\Uc\Xc\U =PXSY EWaObO RW 9OPc^ObS\
strategi peningkatan retribusi objek wisata
E]\]a]P] ". Wonosobo (ID): BPS
Dataran Tinggi Dieng sesuai dengan hasil
Kabupaten Wonosobo
arsitektur strategi yang disesuaikan dengan
rencana stategis, visi, misi dan tujuannya. Akan Cahyadi R. 2015. Pengaruh Pajak Industri
tetapi, untuk penerapan tiket ]\SUObS pada objek Pariwisata dan Retribusi Objek Wisata
wisata Dataran Tinggi Dieng diperlukan kajian Terhadap Pendapatan Asli Daerah di 12
mendalam yang melibatkan seluruh aspek Kabupaten/Kota Propinsi Riau Tahun
terkait sehingga diperoleh besaran tiket ]\S 2009-2013. 8=;, Vol 2. No 2: 1-15.
UObS yang tepat serta mempertimbangkan daya DJPK Kementerian Keuangan Republik Indoesia.
dukung lingkungan. @SOZWaOaW />02 9OPc^ObS\ E]\]a]P] bOVc\
Penelitian ini dilakukan pada Z]e aSOa]\a $ " DJPK Kemenkeu. Jakarta (ID):
yaitu pada hari kerja dan liburan akhir pekan DJPK Kementerian Keuangan.
dan terhadap wisatawan domestik. Penelitian
Edison B. 2011. Analisis Willingness to Pay
hanya dilakukan terhadap wisatawan domestik
Penggunaan Angkutan Becak Motor di
karena salah satu tujuan dari penelitian ini
Kota Ujung Batu. 8c`\OZ/^bSY, Vol 3. No 2:
adalah untuk mengetahui nilai WTP terhadap
102-105.
tiket masuk objek wisata, dimana terdapat
perbedaan tarif tiket antara wisatawan Ekanayake EM, Long AE. 2012. Tourism
Development and Economic Growth in

JNP 28
Reni Novianti, Lukman M. Baga, A. Faroby Falatehan, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Sektor Pariwisata

Developing Countries. BVS 7\bS`\ObW]\OZ Wade DJ, Eagles PFJ. 2003. The Use of Importance-
8]c`\OZ]T0caW\SaaO\R4W\O\QS@SaSO`QVVol Performance Analysis and Market
6. No 1: 51-63. Segmentation for Tourism Management in
Park and Protected Areas: An Application
Fauzi A. 2004. 3Y]\][W Ac[PS`ROgO /ZO[ RO\
to Tanzania’s National Parks. 8]c`\OZ ]T
:W\UYc\UO\. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
3Q]b]c`Wa[ Vol 2. No 3: 196-212.
Utama.
Wardiyanta. 2006. ;Sb]RS >S\SZWbWO\ >O`WeWaObO.
Manurung FT. 2011. Analisis Tingkat Kepuasan
Yogyakarta (ID): ANDI.
Pengunjung wisata Agro Gunung Mas
Cisarua Bogor (PTPN VIII) [skripsi]. Bogor Wong MS, Hideki N, George P. 2011. The Use of
(ID): Institut Pertanian Bogor. Importance-Performance Analysis (IPA) in
Evaluating Japan’s E-Government Services.
Martilla JA, James JC. 1977. Importance
8]c`\OZ ]T BVS]`SbWQOZ O\R /^^ZWSR 3ZSQb`]\WQ
Performance Analysis. BVS 8]c`\OZ ]T
1][[S`QS@SaSO`QV, Vol 6. No 2: 17-30.
;O`YSbW\U Vol. 41. No 1: 77-79.
Puteri NM. 2014. Analisis Willingness to Pay dan
alternatif Strategi Upaya Pengembalian
Fungsi Kawasan Konservasi (Studi Kasus:
Taman hutan Raya Pancoran Mas Depok)
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Putrakusuma D. 2014. Estimasi Willingness To
Pay Masyarakat dan Formulasi Strategi
Ruang Terbuka Hijau Taman Kota Waduk
Pluit Jakarta Utara [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Pleangra F dan Edi YAG. 2012. Analisis Pengaruh
Jumlah Objek Wisata, Jumlah Wisatawan
dan Pendapatan Perkapita terhadap
Pendapatan retribusi Objek Pariwisata
35 kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
2W^]\SU]`]8]c`\OZ]T3Q]\][WQa Vol 1. No 1:
1-8.
Rangkuti F. 2016. /\OZWaWaAE=B(BSY\WY;S[PSROV
9Oaca0Wa\Wa1O`O>S`VWbc\UO\0]P]b@ObW\U
RO\=1/7. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama
Rosadi EA. 2011. Analisis Kepuasan Pengunjung
Agrowisata Agrifun Kota Bogor Jawa Barat
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Simamora B. 2004. >O\RcO\ @WaSb >S`WZOYc
9]\ac[S\. Jakarta (ID): PT. Gramedia
Utama.

29 JNP

You might also like