You are on page 1of 24

DEWATA

(Demonstration of Wave Mechanical for


Tunanetra): Alat Peraga Gelombang
Mekanik untuk Tunanetra

Moh Lutfi Salim Al Hanani1, Ricky Armando Putra2, Iqlides Ahmad


Miyaqi3, Frida Agung Rakhmadi 4, Winarti5
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
RickyPutra00@gmail.ac.id

Abstract Bahasa Inggris

Education is the right of every citizen in Indonesia, as well as for students with
limited vision or visual impairments. People with visual impairments certainly have
the opportunity to experience formal schooling. At the junior high school level, blind
students feel the same lessons as other normal students such as science. Science
learning is an attempt to study the phenomena of the universe, such as studying
waves. Waves are divided into two, namely transverse and longitudinal.
Understanding waves can be done by visualizing the waveform. This becomes a
barrier for blind students because they cannot observe each of its forms. Students
with visual impairments rely heavily on their palpability in learning a variety of
things, therefore developed DEWATA: Demonstration of Wave Mechanical for the
Blind who hones the motor skills of students with visual impairment. This scientific
work is a research development or Research and Development. The method used is
4D which consists of the stages of defining, designing, and developing. This tool is
equipped with a user manual to help learn the shape, direction of propagation, and
direction of wave vibrations by actually touching the surface of the tool.

Keywords: Voment Electrical; blind; microcontroller; Arduino; Voltmeter.


Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

Abstrak

Pendidikan merupakan hak setiap penduduk di Indonesia, begitupun untuk siswa


dengan keterbatasan penglihatannya atau tunanetra. Penyandang tunanetra tentu
berkesempatan merasakan sekolah formal. Pada jenjang SMP, siswa tunanetra merasakan
pelajaran yang sama dengan siswa normal lainnya seperti pelajaran IPA. Pembelajaran IPA
merupakan usaha mempelajari fenomena alam semesta, seperti mempelajari gelombang.
Gelombang terbagi menjadi dua, yaitu transversal dan longitudinal. Pemahaman gelombang
dapat dilakukan dengan memvisualkan bentuk gelombangnya. Hal ini menjadi hambatan siswa
tunanetra karena tidak dapat mengamati masing-masing bentuknya. Siswa tunanetra sangat
mengandalkan perabaannya dalam mempelajari berbagai hal, oleh karenanya dikembangkanlah
DEWATA : Demonstration of Wave Mechanical for Tunanetra yang mengasah kemampuan
motorik perabaan siswa tunanetra. Karya ilmiah ini merupakan penelitian pengembangan atau
Research and Development. Metode yang digunakan adalah 4D yang terdiri dari tahap
pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Adanya alat ini dilengkapi buku panduan
penggunaan untuk membantu mempelajari bentuk, arah rambat, dan arah getaran gelombang
secara nyata dengan meraba permukaan alat.

Kata kunci: Voment Electrical; blind; microcontroller; Arduino; Voltmeter.

A. Pendahuluan
Pada hakikatnya pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia untuk
dapat menikmatinya yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 3 ayat
1, yang berbunyi, setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama
memperoleh pendidikan. Demikian pula dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bagian kesebelas pasal 32 tentang kewajiban
pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan khusus, yaitu pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dijelaskan dalam pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Sisdiknas, yang berbunyi:
“warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Hal ini menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus sangat berhak


memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama dengan anak normal dalam
pendidikan. Pendidikan yang layak inilah yang dapat meningkatkan kualitas SDM
tunanetra yang ada di Indonesia.

2◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu alam yang mempelajari tentang
konsep, teori, dan hukum-hukum yang ada di alam semesta. Untuk membuktikan
suatu konsep tersebut tidak sekedar paham secara teori saja tetapi memerlukan
eksperimen atau percobaan sehingga materi yang diajarkan dapat dipahami secara
mendalam. Untuk memperdalam materi maka diperlukan media pembelajaran yang
khusus bagi anak tunanetra (Pradopo,1977; Tipler, 1998).
Berdasarkan observasi di sekolah SMP/MTs Luar Biasa/A diketahui bahwa
selama ini pembelajaran IPA yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode
ceramah. Metode ini dipilih karena rata-rata peserta didik tunanetra memiliki indera
pendengaran yang digunakan utuk menggantikan indera pengelihatannya. Pada
kurikulum yang digunakan di sekolah luar biasa (LB/A) terdapat pelajaran IPA,
dimana salah satu materi IPA khususnya fisika yang dipelajaridi jenjang SMP/MTs
LB A adalah gelombang mekanik. Pada kegiatan pembelajaran tentunya peserta didik
hanya mendengarkan dan menghafalkan materi gelombang mekanik. Hal ini
menyebabkan peserta didik tunanetra sulit dalam memahami konsep tersebut. Penting
kiranya untuk mengembangkan suatu alat yang mempermudah pembelajaran, yaitu
dengan mengembangkan alat yang dapat diraba secara langsung oleh peserta didik
tunanetra. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan ternyata peserta didik lebih
mudah memahami materi IPA jika meraba dengan tangannya sendiri.
Konsep IPA fisika merupakan konsep yang mudah dipahami jika mengetahui
bentuk dan gambar tentang suatu materi. Pada era saat ini teknologi sangat membantu
dan bermanfaaat dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan teknologi inilah yang
juga menjadi sarana untuk pembelajaran IPA fisika karena dengan teknologi hal yang
tidak mungkin dilihat secara langsung dapat tergambar secara nyata.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan alat
peraga yang bisa digunakan oleh siswa tunanetra dengan menggunakan indera
perabaannya. Produk yang akan dikembangkan adalah DEWATA: Demonstration of
Wave Mechanical for Tunanetra, dengan adanya alat peraga ini diharapkan siswa
tunanetra dapat memahami materi gelombang dan dapat digunakan sebagai media
bagi guru dalam pembelajaran.

► 3
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

Tinjauan Literatur
Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Triningsih dan Winarti pada tahun 2014 tentang
pengembangan alat peraga taktual model atom untuk siswa tunanetra kelas VIII.
Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut ialah terciptanya sebuah alat peraga
pendidikan untuk materi berbagai model-model atom yang mengedepankan
penggunaan indra perabaan bagi siswa tunanetra, mendapatkan respon yang positif
karena mampu menjelaskan konsep model atom kepada siswa dan dapat
digunakan dalam skala luas.
2. Penelitian yang dilakukan olehQonita Alvi Navila tahun 2017 tentang
pengembangan modul pembelajaran materi getaran dan gelombang, bunyi dan
suara kelas VIII SMP/MTs berbasis unity of science. Hasil yang didapat adalah
bahwa dalam pengembangan modul pembelajaran, khususnya untuk materi fisika,
menggunakan beberapa inovasi terkait materi, mulai dari pengkorelasian dengan
ilmu agama, pemilihan tata letak ruang, ragam bahasa yang digunakan, serta
berbagai aspek pembelajaran yang lain. Apabila dikaitkan dengan sasaran murid
yang menyandang disabilitas, maka perlu menginovasi konten modul dan rancang
bangun alat peraga, yang dimana harus disesuaikan dengan karakteristik
penyandang disabiltas.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Latifa pada tahun 2013 tentang urgensi
penggunaan alat peraga guna peningkatan hasil belajar siswa. Hasil yang
didapatkan adalah bahwa dalam tujuan peningkatan hasil belajar siswa, perlu
kiranya disediakan alat peraga materi pembelajaran, hal ini dimaksudkan guna
memvisualisasikan materi pembelajaran dan menginisiasi ketertarikan siswa pada
kegiatan pembelajaran, karena kegiatan belajar mengajar yang hanya
menggunakan metode ceramah kurang memberikan hasil belajar yang maksimal,
sehingga penting adanya alat peraga materi pembelajaran

4◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

4. Penelitian yang dilakukan oleh Susilah pada 2018 tentang perilaku siswa tunanetra
pada pembelajaran melalui media audio pada siswa MTs Yaketunis. Hasil yang
didapat bahwa dalam realita pelaksanan kegiatan belajar mengajar, sebelum
pembelajaran dimulai, perlu persiapan segala aspek pembelajaran. Penggunaan
media penyampaian pembelajaran yang berbentuk audio karena sasarannya adalah
peserta didik penyandang disabilitas tunanetra, tentu akan memakan alokasi waktu
yang lebih lama. Penyampaian materi oleh guru hanya difokuskan terhadap garis
besar materi tersebut.

Dasar Teori
1. Anak Tunanetra
Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini salah satunya adalah penyandang
tunanetra, tunanetra ini merupakan sebutan untuk individu yang mengalami
gangguan pada indera pengelihatannya. Pada dasarmya, tunanetra dibagi menjadi
dua kelompok yaitu buta total dan kurang penglihatan (lowvision). Buta total bila
tidak dapat melihat dua jari di mukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya yang
lumayan dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas. Mereka tidak bisa
menggunakan huruf lain selain huruf braille. Sedangkan, yang disebut low vision
adalah mereka yang bila melihat sesuatu, mata harus didekatkan, atau mata harus
dijauhkan dari objek yang dilihatnya, atau mereka yang memiliki pemandangan
kabur ketika melihat objek. Untuk mengatasi permasalahan penglihatannya, para
penderita low vision ini menggunakan kacamata atau kontak lensa (Busono, 1988:
Somantri, 2006;Suhaeri, 1996).
Keanekaragaman informasi dan keanekaragaman pengalaman akan diperoleh
bila seseorang dapat bepergian dengan bebas dan mandiri. Untuk terciptanya
interaksi dengan lingkungan fisik maupun sosial dibutuhkan adanya kemampuan
berpindah-pindah tempat. Salah satu keterbatasan yang paling menonjol pada anak
tunanetra ialah kemampuan dalam melakukan mobilitas (kemampuan berpindah-
pindah tempat) karena terjadinya kerusakan pada indera pengelihatannya (Diah,
2012; Somantri, 2006).

► 5
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

Kerusakan pada indera pengelihatannya ini juga berpengaruh terhadap


beberapa aspek yang biasa dimiliki oleh seseorang, yaitu aspek pengetahuan, aspek
sikap, dan aspek keterampilan. Salah satu contohnya pada aspek sikap yaitu
perkembangan sosial dan perkembangan emosionalnya, sehingga lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan aspek yang ada (Diah, 2012;
Somantri, 2006).
Berdasarkan keterbatasan yang dikemukakan diatas dapat dipahami bahwa
keterbatasan penglihatan mempengaruhi aspek mental (variasi pengalaman dan
kognisi), fisik (mobilitas), dan psikis (sosial dan emosi). Tiga aspek keterbatasan ini
dipandang perlu untuk diperhatikan untuk mengatasinya diperlukan penyesuaian
terhadap kondisi dan potensi anak tunanetra.
2. Pembelajaran IPA Anak Tunanetra
Pembelajaran adalah proses timbal balik antara guru dan siswa. Terdapat dua
proses yang saling berkaitan dalam pembelajaran yaitu belajar dan mengajar. Belajar
merujuk pada siswa yang menerima materi sedangkan mengajar merujuk pada guru
yang memberikan materi. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
pada diri seseorang, perubahan ini dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek
pengetahuan, aspek sikap, dan aspek keterampilan (Hamalik, 2001; Sudjana, 2011).
Tujuan pembelajaran sains (fisika) di sekolah mengacu pada tiga aspek,
yaitumembangun (1) pengetahuan yang merupakan pemahaman konsep, hukum,
teori beserta penerapannya, (2) kemampuan melakukan proses, antara lain
pengukuran, percobaan, bernalar melalui diskusi, (3) sikap keilmuan, antara lain
kecenderungan keilmuan, berpikir kritis, berpikir analitis, perhatian pada masalah-
masalah sains, penghargaaan pada hal-al yang bersifat sains (Sumaji, 1998).

Fisika adalah salah satu bagian ilmu pengetahuan alam yang memahami tentang
gejala alam secara sistematis, konsep, hukum, postulat, maupun teori, dimana objek
fisika adalah gejala dan peristiwa alam yang dipelajari dengan metode ilmiah (Nurris,
2015; Suparno, 2007). Secara garis besar ilmu sains dapat artikan sbagai suatu ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai gejala alam yang dapat dibuktikan
secara ilmiah.

6◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

Memahami materi IPA khusunya fisika bagi anak tunanetra memang tidak
mudah karena konsep fisika membutuhkan pengamatan langsung. Keterbatasan
penglihatan ini tidak dapat dipungkiri cukup menghambat aktivitas anak tunanetra
dalam mempelajari dan memahami IPA fisika.

► 7
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

3. Materi Gelombang
1. Pengertian gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat dan membawa energi dari suatu
tempat ke tempat lain. Zat yang digunakan oleh gelombang sebagai perantara
untuk merambat dinamakan medium. Ketika terjadi fenomena gelombang maka
yang berpindah hanya energinya, sedangkan medium gelombang tidak ikut
berpindah. Energi dalam gelombang berasal dari suatu sumber getar. Gelombang
berasal dari pergeseran suatu bagian medium elastis dari kedudukan normalnya.
Karena sifat-sifat elastis medium, maka gangguan tersebut ditransmisikan,
akibatnya gelombang bergerak melalui medium.Gelombang dapat bergerak
melintasi jarak yang jauh, tetapi partikel-partikel dalam medium hanya bisa
bergetar dalam lingkup yang terbatas. (Giancolli, 2001; Halliday dkk,
1999;Sartono, 2014).
Berdasarkan arah getar dan arah rambat, gelombang dibedakan menjadi dua
jenis yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus terhadap arah
getarnya, contohnya gelombang pada tali, gelombang permukaan air, dan
gelombang cahaya. Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang
arah merambatnya searah dengan arah getarnya, contohnya gelombang bunyi dan
gelombang pada pegas. Gelombang longitudinal ini terdiri dari rapatan dan
regangan. Rapatan adalah daerah-daerah dimana kumparan-kumparan mendekat
selama sesaat. Regangan adalah daerah-daerah dimana kumparan-kumparan
menjauh selama sesaat. Rapatan dan regangan berhubungan dengan puncak dan
lembah pada gelombang transversal. Gelombang transversal dan gelombang
longitudinal dapat digambarkan secara grafis pada gambar berikut

Gambar 1.
Gelombang Transversal

8◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

Gambar 2.
Gelombang Longitudinal

Besaran-besaran yang digunakan untuk mendiskripsikan gelombang antara


lain panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak yang berurutan,
frekuensi (ƒ) adalah banyaknya gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan
waktu, periode (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang melewati suatu
titik, amplitudo (A) adalah simpangan maksimum dari titik setimbang, kecepatan
gelombang (v) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagian lain dari
gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan
partikel pada medium itu sendiri. Pada waktu merambat gelombang membawa
energi dari satu tempat ke tempat lain. Saat gelombang merambat melalui medium
maka energi dipindahkan sebagai energi getaran antar partikel dalam medium
tersebut. (Giancolli, 2001; Sartono, 2014)
4. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang
kegiatannya dapat dilakukan melalui pengamatan fenomena-fenomena alam yang
ada. Selain itu dalam mempelajari IPA akan lebih mudah jika menggunakan media
pembelajaran. Anak tunanetra akan lebih memahami pelajaran IPA dengan
memanfatkan indera perabaannya, hal ini karena siswa tunanetra merasakan
langsung fenomena yang terjadi. Oleh karena itu media pembelajaran sangat
dibutuhkan oleh siswa tunanetra dalam mempelajari IPA, khususnya materi
gelombang. Anak tunanetra harus meraba bentuk gelombang longitudinal dan
bentuk gelombang transversal agar mengetahui bentuk gelombangnya sehingga
dapat menyebutkan karakteristik gelombang.

► 9
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan merupakan sebuah
cara untuk mengembangan atau menvalidasi produk dalam pembelajaran. Salah satu
cara untuk terlaksananya pengembangan ini dengan cara melakukan penelitian (Borg
& Gall, 1983). Metode penelitian yang digunakan adalah 4D yang terdiri dari tahap
studi pendefinisian (define), tahap perancangan (design), dan pengembangan
(develop).Alur pengembangan dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.
Alur Pengembangan

10 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

Adapun penjelasan pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut:


1. Pendefinisian(Define)
Tahap ini yang dilakukan meliputi analisis kebutuhan dan analisis
materi. Analisis kebutuhan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran. Analisis materi dan
penentuan sumber belajar bertujuan untuk merangkum hasil dari analisis
konsep untuk menentukan kemampuan dasar dari objek penelitian.
Materi gelombang merupakan materi yang membutuhkan indera
pengelihatan untuk mempelajarinya hal ini diketahui karena telah
menganalisis indikator-indikator dari materi ini, maka peneliti dapat
mengumpulkan dan memilih materi-materi yang relevan dan menyusun materi
tersebut secara sistematis.
Sebelum mengembangkan produk, peneliti perlu merumuskan tujuan
pembelajaran. Dimana tujuan tersebut disesuaikan dengan indikator yang
sudah disusun, supaya tidak menyimpang dari tujuan semula dalam
mengembangkan produk.
2. Perancangan (Design)
Pada tahap ini meliputi pemilihan format, studi literatur materi, desain
awal modul dan produk. Pemilihan format media bertujuan untuk
mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dan menentukan format
dalam mendesain produk yang akan dikembangkan.
Pemilihan bahan ajar yang akan dikembangkan oleh peneliti berupa alat
peraga materi gelombang untuk tunanetrabeserta modul braille. Pada tahap ini
peneliti merancang desain awal produk yaitu, desain awal alat peraga dan
perancangan.
3. Pengembangan (Develop)
Pada tahap ini, meliputi validasi dan revisi, uji coba lapangan skala
kecil dan revisi produk, uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.
Produk awal divalidasi terlebih dahulu oleh beberapa ahli. Hasil validasi dari
ahli adalah berupa saran dan masukan terhadap perbaikan alat. Setelah itu,

► 11
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

revisi terhadap alat. Kemudian penilaian dengan beberapa ahli yaitu ahli
materi, ahli media, guru. Serta menguji kelayakannya dari lembar respon
peserta didik.

1. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumupulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide/panduan wawancara (Nazir, 1988).
b. Angket
Suatu alat dikatakan valid apabila alat itu mampu mengukur apa yang
harus diukur (Nasution, 2012). Validitas suatu instrumen selalu bergantung
pada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang
valid untuk satu situasi mungkin tidak valid untuk situasi yang lain (Furchan,
2007).
Adapun angket yang digunakan terdiri dari indikator konstruksi alat,
penggunaan alat, dan komponen keterbacaan pada alat dan buku panduan.
Angket berupa lembar penilaian mengenai alat yang dikembangkan, diisi oleh
ahli media dan ahli materi. Analisis hasil penilaian dilakukan untuk
mengetahui kelayakan alat peraga yang dikembangkan.
2. Bahan dan Alat
Adapun dalam pembuatan alat ini menggunakan komponen sebagai berikut
yaitu :
1. Papan Triplek 5. Besi
2. Kayu 6. Kain Fleksi (Banner)
3. Tali 7. Kertas Nava dan mika
4. Laker 8. Kabel dan lem

12 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

3. Langkah pembuatan
Langkah langkah pembuatan alat yang dilakukan dalam pembuatan alat ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendesain bentuk alat peraga gelombang longitudinal melalui aplikasi Corel
Draw dan mencetak gambar/pola gelombang longitudinal dengan ukuran A4.
2. Menyediakan papan triplek berukuran 40 x 30cm.
3. Menempelkan hasil cetakan gambar/ pola iatas kertas nava.
4. Menempelkan kabel sesuai dengan bentuk gelombang/ pola yang ada dengan
menggunakan lem.
5. Tempelkan kertas nava ke atas papan triplek yang telah disediakan.
6. Tempelkan tulisan braile yang telah dicetak pada mika.

Sedangkan langkah pembuatan alat peraga gelombang transversal yaitu


sebagai berikut.
1. Mendesain bentuk alat peraga gelombang transversal melalui aplikasi Corel
Draw dan mencetak gambar/pola gelombang transversal dengan ukuran A4.
2. Menempelkan hasil cetakan gambar/ pola ke kain fleksi.
3. Menjahit tali kenur pada kain fleksi sesuai dengan bentuk gelombang/ pola
yang ada lalu kain fleksi di sambung dibagian ujung-ujungnya.
4. Menyediakan kayu berukuran 20x40cm dan besi sepanjang 30 cm, lalu pasang
kedua besi pada kayu yang telah dilubangi dimana jarak antar besi sebesar 30
cm.
5. Tempelkan amplas kasar pada bagian permukaan kedua besi dan masukkan
kain fleksi ke dalam besi dimana salah satu ujung besi terdapat pengayuh/pedal
untuk memutarkan besi beserta kain fleksi.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Rancangan DEWATA

► 13
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

DEWATA: Demonstration of Wave Mechanical for Tunanetra merupakan


sebuah inovasi pengembangan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Media
ini tepat digunakan untuk anak yang mempunyai kemampuan kognitif operasional
formal (anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis) pada
psikomotorik dalam prosesnya. Alat peraga ini berfungsi untuk menggambarkan
bentuk gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Secara umum dari alat peraga DEWATA ini yaitu terdapat dua buah alat peraga
yang di kembangkan, yaitu memvisualisasikan gelombang transversal dan gelombang
longitudinalbagi anak tunanetra pada jenjang SMP/MTs khususnya pada mata
pelajaran IPA. Alat peraga ini memanfaatkan beberapa alat dan bahan yang mudah
ditemukan dan tentunya aman untuk diraba, sehingga siswa tunanetra dapat
berpartisipasi secara langsung dalam mempelajari IPA khususnya fisika materi
gelombang mekanik. Banyak keterampilan yang dapat diasah melalui alat peraga
visualisasi gelombang mekanik ini, diantaranya kemampuan psikomotorik dengan
perabaan yang dapat diketahui melalui alat peraga yang bergerak, menerjemahkan
bentuk gelombang sehingga dapat membedakan gelombang transversal dan
gelombang longitudinal. Alat peraga ini diharapkan dapat membantu siswa tunanetra
agar tidak hanya pasif dalam pembelajarannya, ini karena siswa tunanetra lebih
tertarik pada pembelajaran yang memanfaatkan media secara nyata sehingga siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan rasa ingin tahu tentang materi yang
sedang dipelajari menjadi bertambah. Rasa ingin tahu ini dapat diasah dengan
mengaktifkan indera perabaan dan indera pendengaran yang dimiliki oleh siswa
tunanetra.
Secara umum alat peraga“DEWATA” terdiri dari beberapa komponen yaitu :
a) Gelombang Transversal
Alat peraga gelombang transversal dibuat bergerak. Alat ini dibuat seperti
roda skema roda tank yang diletakkan diatas penyangga statif. Berikut skema dari
alat peraga gelombang transversal

Gambar 4.
Skema DEWATA pada Alat Peraga Gelombang Transversal Tampak Atas

14 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

Gambar 5.
Skema DEWATA pada Alat Peraga Gelombang Transversal Tampak
Samping

Gelombang Transversal dalam komponen alat peraga DEWATA ini terbuat


dari tambang yang di jahit pada kain banner yang dibuat melingkar seperti roda
tank dengan mengikuti pola gelombang transversal. Ini bertujuan agar anak
tunanetra tidak takut tergores dalam meraba permukaan tambang. Adapun
komponen pada alat peraga gelombang transversal ini antara lain:
i. Roda Penggerak
Roda Penggerak dalam komponen alat peraga DEWATA ini terbuat dari 2
batang besi yang dilapisi amplas kayu yang masih kasar. Tujuan pelapisan
amplas kayu ini supaya terjadi gaya gesek antara roda penggerak dan kain
banner, sehingga kain banner dapat berputar ketika di gerakkan.
ii. Pedal
Pedal dalam komponen alat peraga DEWATA ini digunakan untuk
memutar roda penggerak. Pedal terdiri dari potongan kayu, laker, dan batang
besi yang disusun sedemikian rupa, sehingga pedal berfungsi dengan baik untuk
menggerakkan roda pemutar. Berikut skema dari pedal:

Gambar 6.
Pedal/Pengayuh

► 15
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

iii. Penyangga Statif


Penyangga pada alat alat peraga DEWATA ini digunakan sebagai statif
(penopang) daripada roda penggerak, bidang penampang yang berputar beserta
pedal.
b) Gelombang Longitudinal
Alat peraga untuk gelombang longitudinal dibuat statif (tali tidak bergerak).
Alat peraga ini memiliki rancangan awal seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 6.
Skema DEWATA pada Alat Peraga Gelombang Longitudinal Tampak Atas

Gambar 5. Desain DEWATA pada Alat peraga Gelombang

Alat peraga gelombang longitudinal terdiri dari beberapa komponen yaitu:


i. Kabel
Kabel ini merupakan komponen untuk membentuk gelombang longitudinal
ii. Kertas Nava
Kertas nava merupakan dasar dari papan alat peraga. Kertas ini tahan air,
tidak mudah sobek, mudah dibentuk, dan tidak kasar. Sehingga cocok
digunakan untuk dasaran dari alat peraga
iii. Mika
Mika ini digunakan untuk menulis abjad dalam bentuk braille.

16 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

► 17
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

Setelah dilakukan proses perancangan maka selanjutnya masuk pada tahap


pembuatan alat peraga dan dihasilkan pada gambar berikut ini :

Gambar 7. Produk pertama Gambar 8. Produk Ke-2 DEWATA


DEWATA pada Alat peraga pada Alat Peraga Gelombang
Gelombang Longitudinal sebelum Longitudinal Sesudah revisi
revisi

Gambar 9. merupakan produk alat peraga yang pertama dibuat. Karena setelah
dikonsultasikan masih terdapat banyak kekurangan pada alat tersebut yaitu pada
bentuk rapatan dan renggangan gelombang kurang begitu dapat dibedakan dan bentuk
yang kurang simetri antara renggangan pertama dan renggangan kedua. Sehingga
dilakukan revisi produk dengan berdasarkan masukan-masukan yang diterima. Pada
produk kedua gambar 10. bentuk rapatan dan renggangan dapat jelas dibedakan untuk
dilakukan perabaan. Cara membedakannya yaitu dengan meraba sela-sela antara
gelombang, pada pola rapatan dapat diraba pada jarak antar kabel (didalam lingkaran
pola) dimana jaraknya lebih dekat (dapat diraba dengan satu jari). Sedangkan pada
pola renggangan jarak celahnya dapat diraba dengan dua jari. Ditambahkan pula
keterangan beserta huruf braille

c) Modul Braille
Modul braille digunakan sebagai pedoman melakukan percobaan bagi anak
tunanetra. Modul braille ini dilengkapi dengan materi singkat mengenai materi
gelombang, alat dan bahan yang digunakan dalam alat peraga, dan petunjuk
penggunaan alat peraga.

18 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

Media pembelajaran DEWATA: Demonstration of wave mechanical for


tunanetra memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat peraga untuk siswa tunanetra
yang lainnya karena mempelajari tentang gelombang mekanik yang saat ini
visualisasinya masih awam bagi anak tunanetra. Alat peraga ini dirancang sedemikian
rupa dengan menggunakan alat dan bahan yang ramah, sehingga tidak akan melukai
pada saat melakukan percobaan. Alat peraga ini juga dilengkapi dengan modul braille
yang mana didalamnya telah terdapat gambaran skema alat juga cara kerja alat peraga
materi gelombang. Hal ini akan semakin memudahkan anak tunanetra untuk
memahami materi gelombang, khusunya gelomabang mekanik.

B. Unjuk Kerja DEWATA


Mengacu pada konsep alat peraga ini yang mengedepankan aspek mudah
digunakan dan aman dari potensi menimbulkan luka pada kulit, maka penggunaan
alat ini memanfaatkan indera perabaan yang dimiliki oleh peserta didik tunanetra.
Pada gelombang transversal cara kerjanya yaitu dengan cara memutar pedal yang
terletak di salah satu ujung alat peraga gelombang tranversal, dengan mengayuh
pedal berarti gelombang transversal akan bergerak lalu siswa tunanetra dapat
melakukan perabaan.

Gambar 9. Peragaan penggunaan Dewata


pada Skema Gelombang Transversal

Sedangkan untuk gelombang longitudinal dimana gelombang ini hanya statif


saja (tidak dapat bergerak seperti pada alat peraga gelombang transversal).
Harapannya siswa tunanetra setelah menggunakan alat peraga ini akan
memahami perbedaan yang ada pada gelombang longitudinal dan transversal yaitu

► 19
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

pada arah gerak dan arah rambatan gelombang selain itu alat ini juga dapat dijadikan
sebagai alternatif untuk melakukan praktikum/percobaan.

20 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

C. Implementasi DEWATA
Pembelajaran IPA khususnya Fisika sangat erat kaitannya dengan praktikum
maupun pemanfaatan alat peraga. Hal ini karena karakteristiknya yang menuntut
pengalaman nyata bagi siapa saja yang mempelajarinya. Selain itu kegiatan ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, mengembangkan keterampilan proses dasar,
dan sebagai penunjang pemahaman materi pembelajaran.
Pada tahapan percobaan alat dengan sasaran anak tunanetra, objek
memberikan problem dimana pada proses pemahaman materi gelombang, didapatkan
bahwa terjadi miskonsepsi terhadap konten materi dikarenakan penyampaiannya
hanya sebatas audio saja, sedangkan untuk visualisasinya tidak diberikan secara
maksimal karena terhenti di penggambaran secara audio juga, sehingga pemahaman
anak sangat terbatas. Kemudian setelah diberikan treatment visualisasi materi
gelombang dengan alat ini, didapatkan progres yang berbeda, dimana anak
memberikan respon yang postif terkait aspek-aspek yang terdapat di alat tersebut,
mulai dari arah getaran yang dapat diketahui, pemahaman akan satu gelombang
terdiri dari satu bukit satu lembah, maupun satu regangan satu rapatan, serta
memahami besaran frekuensi suatu gelombang.
Melalui media pembelajaran DEWATA yaitu Alat Peraga Materi Gelombang
untuk anak tunanetra ini, dapat membuat pembelajaran materi gelombang mekanik
bagi anak tunanetra menjadi lebih mendalam, lebih umumnya yang berhubungan
tentang bentuk visualisasi gelombang transversal dan longitudinal. Alat ini dapat
menggambarkan secara konkret/nyata tentang konsep gelombang mekanik. Serta
dapat mengembangkan keterampilan inkuiri, sikap ilmiah, juga membuat tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

D. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah dikembangkan Voment
Electrical (Voltage Measuring Tools of Electrical Materials): Alat ukur tegangan DC
berbasis suara untuk anak tunanetra pada materi listrik dinamis dengan metode 4D. Hasil

► 21
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

uji kelayakan alat menunjukkan bahwa Voment Electrical (Voltage Measuring Tools of
Electrical Materials): Alat ukur tegangan DC berbasis suara untuk anak tunanetra pada
materi listrik dinamis layak untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.

E. Pengakuan
Naskah ini merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh 3 mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Naskah ini telah
dipresentasikan di Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung pada Januari 2020. Terima
kasih kepada Program Studi Pendidikan Fisika dan Fisika UIN Sunan Kalijaga atas
dukungan moral, spiritual, dan memberi motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

22 ◄
DEWATA
Alat Peraga Gelombang Mekanik untuk Tunanetra

REFERENSI
Penting: Gunakanlah minimal 25 referensi yang berupa artikel jurnal ilmiah maupun buku
Arif, Furchan. 2007. Pengantar Penelitia dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Busono, Mardiati. 1988. Diagnosis Dalam Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Diah, W. 2012. “Ketunanetraan, PDF”. Dalam http: // eprins. uny. ac.id, 21
Januari 2018, 13.58
Freedman, Young. 2002. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Halliday, David. 1999. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Latifah. 2013. Penggunaan Alat Peraga Meteran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
bagi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Luar Biasa.
Universitas Sebelas Maret.
Nasution. 2012. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Navila, Qonita Alvi. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Materi Getaran Dan
Gelombang, Bunyi Dan Suara Kelas VIII SMP/MTs Berbasis Unity Of Science.
Skripsi. Semarang: FST UIN Walisongo.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nugroho Adi, Agung. 2010. Mekatronka. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nurris Septa Pratama. 2015. Studi Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Berbasis Higher Order
Thinking (HOTS) Pada Kelas X di Sma Negeri Kota Yogyakarta. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika. 6(1): 104-112.
Pradopo, Soekini. 1977. Pendidikan Anak-anak Tunanetra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Priatmoko, Sigit. 2018. Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam di Era 4.0. Jurnal Studi
pendidikan Islam. Vol 1 No 2.
Sartono. 2014. Rangkuman Ilmu Alam Superlengkap. Yogyakarta: Panda Media
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Suhaeri, HN. 1996. Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

► 23
Moh. Lutfi, Ricky, Iqlides, Frida Agung R, Winarti

Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta:
Kanisus
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Susilah. 2018. Perilaku Siswa Tunanetra Pada Pembelajaran Melalui Media Audio Pada Siswa
MTs Yaketunis. Skripsi.Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Soemantri, T.S. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT RafikaAditama
Thiagarajan, S. Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instruction Development for Training
Teachers of Expectional Children. Minneapolis: Leadership Training Institute.
Tipler, P.A. 1998. Fisika Universitas untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Triningsih, Wahyu,dan Winarti. 2014. Pengembangan Alat Peraga Taktual Model Atom untuk
Siswa Tunanetra Kelas VIII. Jurnal Inklusi. Volume 1 No. 2: 159-174.
Widoyoko, S. Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

24 ◄

You might also like