1. The document discusses a study on marriage traditions in the Malay tribe in Tanjung Kuyo Village, Pangkalan Lesung Sub-district, Pelalawan Regency.
2. It aims to understand the meaning of marriage goods for brides in the Malay tribe and their perceptions of the person delivering these goods.
3. Key informants like tribal elders and religious figures were interviewed, and the results showed that most brides do not understand the meanings behind the goods requested, and the value of goods depends more on the bride's needs than cultural symbols.
1. The document discusses a study on marriage traditions in the Malay tribe in Tanjung Kuyo Village, Pangkalan Lesung Sub-district, Pelalawan Regency.
2. It aims to understand the meaning of marriage goods for brides in the Malay tribe and their perceptions of the person delivering these goods.
3. Key informants like tribal elders and religious figures were interviewed, and the results showed that most brides do not understand the meanings behind the goods requested, and the value of goods depends more on the bride's needs than cultural symbols.
1. The document discusses a study on marriage traditions in the Malay tribe in Tanjung Kuyo Village, Pangkalan Lesung Sub-district, Pelalawan Regency.
2. It aims to understand the meaning of marriage goods for brides in the Malay tribe and their perceptions of the person delivering these goods.
3. Key informants like tribal elders and religious figures were interviewed, and the results showed that most brides do not understand the meanings behind the goods requested, and the value of goods depends more on the bride's needs than cultural symbols.
Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences
Universitas Riau Campus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12.5 Pekanbaru Simpang baru 28293 Phone / Fax. 0761-63277
ABSTRACT
This research entitled "Delivery of Marriage in the Malay Tribe".The research
was conducted in TanjungKuyo Village, PangkalanLesung Sub-district, Pelalawan Regency, which aims to find out the meaning of conductivity for the bride in the Malay tribe and how their perception of the conductor in Malay Tribe. This research is a qualitative research, subject in this research is key informant who know about Delivery of Tribal Marriage in Malay like Head of Custom or custom leader, MakAndam, figure of Religion.The object in this study was taken by using purposive sampling technique where the people who used as informants are those who experience or who will take a marriage in the Malay tribe such as, prospective groom, prospective bride, bride who is married, bride who has been Married, the prospective family of men and the family of prospective women, along with the family of the bride who is married either next to men and women.To collect research data using Observation guidelines, interviews (guide) and documentation. The results of the study illustrate that the meaning of the merchandise of wedding is not much is known by every prospective bride who wants to get married and they do not know what the implied meaning of the goods that prospective women asked.And the type of delivery goods provided by the groom's candidate is not based on symbols and meaning, but depending on the needs of the prospective bride needsAnd the present day marriage is different from the old days, that the money is a request from the prospective bride who must be paid from the party for the wedding party with the number of that agreed with the request of a high amount.The implementation of a marriage is determined by the family of the bride. The allowance money is set by the outsider of the woman's relative and mediated by ninikmamak the woman to ninikmamak man although in fact the determination of this money does not match the capability of the male candidate.
Keywords: Meaning, perception, and conductivity
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1
PENDAHULUAN 1. Mempersunting gadis 1.1Adat istiadat dan kebiasaan suku idamannya melayu memiliki peran strategis dalam 2. Gengsi sosial (festuse) kehidupan sosial secara lokal maupun 3. Yang berat sama di pikul, dan nasional. Adat istiadat masyarakat ringan sama di jinjing merupakan modal bangsa kita dalam Hantaran ini sering kali menjadi menentukan corak pergaulan bangsa perdebatan pada saat musyawarah dengan bangsa lain. Sekurang- antara ninik mamak pihak laki-laki dan kurangnya adat masyarakat itu ninik mamak pihak perempuan karena berfungsi sebagai saringan(filter) besarnya uang hantaran tersebut. Untuk terdepan dalam menghadapi nilai saat ini masalah uang hantaran yang budaya asing yang masuk kenegara kita penulis amatti nilai tertinggi berkisar khususnya provinsi kita. 35 juta dan nilai sedang berkisar 25 juta dan untuk nilai yang paling rendah 20 Kehidupan bermasyarakat di juta. Jumlah hantaran tersebut bisa adat suku melayu terdapat beragam berubah sesuai dengan kesepakatan cara atau adat prosesi perkawinan. keluarga yang akan mau menikah. Dan Semua bentuk prosesi perkawinan jumlah uang hantaran tesebut belum selama tidak mengandung unsur termasuk dengan barang hantaran yang kemusrykan, takhayul dan bentuk akan di berikan kepada calon mmepelai penyesatan lainya harus disikapi wanitadan itu di luar uang hantaran dan positif. Berbedanya adat tidak mahar pernikahan. Kebiasaan ini sudah menentukan sah tidaknya sebuah menjadi kebiasaan dan bahkan sudah proses perkawinan. memasyarakat. Hantar belanja bukan bersifat Calon mempelai priayang memiliki jual beli atau menghitung untung rugi, sikap positif yang ditunjukkan oleh tetapi sepenuhnya mengacu pada nilai pernyataannya bahwa dia akan Kemudian mengenai besar kecilnya mengerahkan segala daya upaya untuk uanghantarantersebutberdasarkankesep dapat menyediakan hantaran tersebut akatan kedua belah pihak, tetapi tetap sebelum waktu yang ditetapkan. Calon pihak wanita yang menetapkannya mempelai pria yang memiliki sikap bahkan bisa jadi mereka yang negatif tadi merasa khawatir terhadap berpendidikan tinggipenetapan uang hantaran pernikahan yang harus hantaran tersebut juga bernilai diserahkan karena nilai hantaran tinggi.Penetapan uanghantaran nikah di tersebut saat ini umumnya berikisar 20 desa tanjung kuyo ini cenderung juta sampai 35 juta rupiah, sementara memberatkan terhadap calon mempelai penghasilan mereka rata-rata berkisar 2 laki-laki dan keluarganya. Adanya juta sampai 3 juta atau dengan kata lain tradisi dantingginya nilai uang hampir 10 kali lipat penghasilan hantaranyang harus diberikan ini bulanan mereka. Nilai hantaran tersebut menyebabkan calon mempelai pria belum termasuk biaya untuk mengisi merasa khawatir. kamar yang juga merupakan kewajiban Acara mengantar belanja calon mempelai pria. bermaksud menunjukan rasa tanggung Calon mempelai priayang memiliki jawab dari pihak laki-laki untuk : sikap positif tidak merasa khawatir
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2
terhadap hantaran pernikahannya. tersebut tepat waktu sesuai dengan nilai Dengan demikian, peneliti berasumsi hantaran yang telah ditetapkan. jika calon mempelai priamemiliki sikap negatif maka akan muncul perasaan Untuk itu peneliti tertarik khawatir terhadap hantaran pernikahan, tersebut dan pneliti memberi judul sebaliknya jika calon mempelai penelitian ³ +DQWDUDQ priamemilikisikap positif maka PernikahanSuku Melayu Di Desa masyarakat tersebut tidak merasa Tanjung Kuyo Kecamatan khawatir terhadap hantaran pernikahan. Pangkalan Lesung Kabupaten Mengenai jumlah belanja yang 3HODODZDQ ´ harus di persiapkan pihak laki-laki dapat di tentukan melalui musyawarah 1.2 Rumusan Masalah kedua belah pihak dan dapat pula dengan berpatokan kepada orang-orang Berdasarkan latar belakang yang sudah menikah sebelumnya, permasalahan diatas, maka rumusan namun sekarang ini hantaran belanja masalah dalam penelitian ini adalah : ditentukan semata-mata atas 1. Bagaimana makna hantaran kesepakatan keduabelah pihak, karena bagi mempelai di Suku Melayu ketentuan adat yang dahulu dibakukan Desa Tanjung Kuyo tidak lagi cocok dengan status sosial Kecamatan Pangkalan Lesung masyarakat, semakin timggi status Kabupaten Pelalawan? sosial calon mempelai perempuan 2. Bagaimana persepsi pihak maka semakin besar pula jumlah mempelai dalam cara belanja yang harus diantarkan. menetapkan uang hantarandi Keluarga calon mempelai laki-laki Suku Melayu Desa Tanjung sering merasa khawatir karena takut Kuyo Kecamatan Pangkalan tidak mampu memenuhi uang hantaran Lesung Kabupaten Pelalawan? yang telah disepakati pada waktu yang 1.3 Tujuan Penelitian telah ditentukan.Mereka khawatir akan Tujuan yang ingin dicapai menjadi aib apabila tidak mampu dalam penelitian ini adalah: memenuhi hantaran tersebut. Perasaan 1. Untuk mengetahui makna khawatir ini sering kali membuat calon hantaran bagi calon mempelai mempelai pria merasa takut karena bisa di Suku Melayu Desa Tanjung menimbulkan aib bagi keluarganya. Ke Kuyo Kecamatan Pangkalan khawatiran tersebut dapat disebabkan Lesunng Kabupaten Pelalawan oleh persepsi mereka terhadap hantaran 2. Untuk mengetahui persepsi pernikahan tersebut. pihak mempelai pria dan Sikap positif atau negatif yang mempelai wanita terhadap dimiliki calon mempelai pria terhadap hantaran pernikahan di Suku hantaran pernikahan menentukan MelayuDesa Tanjung Kuyo bagaimana reaksi yang dilakukan oleh Kecamatan Pangkalan Lesunng pria untuk menghadapi permasalahan Kabupaten Pelalawan hantaran pernikahan tersebut.Menyediakan hantaran 1.4 Manfaat Penelitian
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3
1. Secara akademis penelitian ini, 5. Perubahan sistem sosial terjadi dapat berguna untuk secara gradual artinya melalui menambah khasanah penyesuaian antar unsur. pengetahuan sosial khususnya 6. Perubahan sistem sosial karena jurusan sosiologi. adanya penemuan-penemuan 2. Sebagai bahan masukan bagi baru dalam masyarakat. kaum laki-laki agar tidak 7. Daya integrasi sosial daris suatu cemas dalam hal melamar sisitem sosial kibat terjadinya kaum perempuan di Suku consensus (kesepakan) nilai dan Melayu khususnya Desa norma sosial, merupakan prinsip Tanjung Kuyo Kecamatan dan tujuan yang ingin dicapai Pangkalan LesungKabupaten oleh masyaraakat. Pelalawan Teori struktural fungsional yang 3. Sebagai bahan masukan bagi dikemukan oleh Parson dalam Sabarno pihak- pihak yang berkaitan (2013:18) memiliki empat komponen khususnya orangtuanya untuk yang sangat penting yaitu adaptation memilih calon menantu yang (adaptasi), Goal Attaiment (pencapaian sesuai dengan pendidikan dan tujun), integration (integrasi) dan kemampuan ekonomi. Laten-Pattern Maintenance TINJAUAN PUSTAKA (pemelihraan pola) dan hal ini di sebut 2.1 Struktural Fungsional dengan sistem AGIL. Menurut teori struktural Berikut ini penjelasa dari pola fungsional yang dikembangkan oleh AGIL yang telah disampaikan oleh Talcott Parson menjelaskan bahwa ada Parson diantaranya yaitu: suatu sisitem yang baru memiliki ciri- 1. Adaptation (adaptasi) yaitu ciri sebagai berikut: sebuah sistem harus 1. Kehidupan sosial itu gabungan menanggulangi situasi eksternal dari bagian-bagian yang saling yang gawat. Sistem ini harus berhubungan. menyesuaikan diri dengan 2. Hubungan antara bagian selalu lingkungannya dan lingkungan bersifat saling memepengaruhi. ini pun menyesuaikan dengan 3. Sistem sosial cenderung bergerak kebudayaannya. Dalam hal ini ke arah keseimbangan yang masyarakat harus menyesuaikaan dinamis, artinya menanggapi diri dengan lingkungan. perubahan yang terjadi akibat 2. Goal attinment (pencapaian pengaruh yang datang dari luar tujuan) yaitu sebuah sisitem yang demi untuk mencapai integritas harus mendefinisikan dan sosial. mencapai tujuan utama. 4. Integrasi sosial yang terjadi 3. Integration (integrasi) yaitu dilakukan melalui proses sebuah sistem yang harus sosialisasi, adaptasi, mengatur antar hubungan bagian- institusialisasi dan proses sosial bagian yang menjadi lainnya. komponennya Faktor sosial. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, maka
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4
elemen-elemen masyarakat menyebabkan seseorang pada batas- seperti Ninik mamak (tokoh adat batas tertentu. ) harus menjaga hubungan Peranan yang melekat pada diri mereka dengan anak kemenakan. seseorang harus dibedakan dengan 4. Laten-Patten Maintenance posisi dalam pergaulan kemasyarakat. (pemeliharaan pola) yaitu proses Posisi seseorang dalam masyarakat sosialisasi atau produksi (sosial position) merupakan unsur statis masyarakat agar nilai-nilai tetap yang menunjukan tempat individu terpelihara. Konsep ini dikaitkan dalam suatu masyarakat peranan lebih dengan kebudayaan. Setelah banyak menunjukkan empat individu adaptasi, pencapaian tujuan, dan pada suatu organisasi masyarakat. integrasi telah berjalan dengan Peranan lebih banyak menunjuk pada baik sesuai dengan nilai dan fungsi, penyesuaian diri dan sebagai norma yang berlaku dalam suatu proses. Jadi, seseorang yang masyrakat suku Melayu Desa menduduki suatu posisi dalam Tanjung Kuyo. masyarkat serta menjalankan suatu Sebuah masyarakat Desa maupun peranan. Peranan ini mencakup tiga hal kota pasti memiliki struktur sebagai yaitu: lembaga masyarakat begitu juga di a. Peranan meliputi norma-norma dalam masyarakat suku Melayu di Desa yang dihubungkan dengan posisi Tanjung Kuyo. Masyarakat suku tempat seseorang dalam melayu di Tanjung Kuyo juga memiliki masyarakat. Peranan dalam arti struktur masyarakat yaitu terdiri dari ini merupakan rangkaian peratur- Kepala Desa, Ninik mamak, tokoh peraturan yang membimbing agama , dan elemen masyarakt lainnya. seseorang dalam kehidupan 2.2 Status dan Peran masyarakat. Peranan (role) merupakan aspek b. Peranan adalah suatu konsep apa yang sangat dinamis kedudukan yang dapat kita lakukan oleh (status). Apabila seseorang individu dalam masyarakat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai organisasi. sesuai dengan kedudukannya maka ia c. Peranan juga dapat dikatakan menjelaskan suatu peranan. Tidak ada sebagai pelaku individu yang peranan tanpa kedudukan atau sangat penting bagi struktur kedudukan tanpa peranan. sosial masyarakat. Sebagaimana halnya dengan Kedudukan (status) sosial artinya kedudukan, peranan juga mempunyai tempat seseorang dalam suatu dua arti. Setiap orang mempunyai kelompok secara umum masyarakatnya macam-macam peranan yang berasal sehubungan dengan orang lain, dalam dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal arti lingkungan pergaulan, prestasinya itu sekaligus berarti bahwa peranan dan hak-hk serta kewajibannya. menentukan apa yang diperbuatnya Apabila dipisahkan dari individu yang bagi masyarakat. Penting peranan memilikinya, kedudukan hanya dalam masyarakat adalah untuk merupakan kumpulan hak dan mengatur prilaku seseorang. Peranan kewajiban. Karena hak dan kewajiban termasuk hanya dapat terlaksana
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5
melalui perantara individu. Hubungan peranan-peranan dari dua status atau antara individu dengan status dapat lebih yang memilikinya. diibaratkan sebagai hubungan Menurut George Simmel (1994) pengemudi mobil dengan tempat atau peran merupakan pihak ketiga yang kedudukan si pengemudi dengan mesin meliputi penegak, wasit pihak ketiga mobilnya. yang menyenangkan dan merupakan Hubungan antara peran dan status orang yang memecah belah dan sangatlah erat. Di mana status adalah menaklukan. Dalam hal ini peran salah satu tempat atau posisi seseorang bertindak sebagai penengah yang dalam kelompok sosial atau masyarakt muncul karena ikatan diantara kedua secara umum hubunganya dengan anggota dalam bentuk konflik yang keberadaan orang lain di didasarkan kepada hubungan mereka, lingkungannya. Misalnya status artinya ikatan kedua besifat tidak seseorang dalam organisasi langsunng. Dalam kasus konflik kemasyarakatan sebagai Ninik mamak diantara kedua belah pihak tidak dalam struktur adat istiadat dan ninik memihak salah seorang diantara mamak ini mempunyai kedududkan mereka karena hal ini merupakan faktor atau posisi yang masing-masing juga yang sangat penting dalam mengatasi mempunyai hak dan kewajiban masing- konflik. masing. 2.5 Persepsi Rahlp Linton seorang tokoh Persepsi adalah kata yang sosiologi menyatakan dalam teori seringkali di gunakan dalam kehidupan peran. Teori peran menyangkut prilaku sehari-hari, namun apa makna manusia untuk membentuk pola sebenarnya dari persepsi itu sendiri. karakteristik yang dapat diprediksi jika Menurut pengertian beberapa ahli yang ada yang tahu konteks sosial di mana penulis simpulkan sederhana yaitu prilaku mereka muncul. Ini pandangan individu atau pengalaman menjelaskan pola prilaku mereka yang perna terjadi di lingkungan (peran) dengan mengasumsikan bahwa sekitarnya. Untuk memberikan orang-orang dalam konteks muncul gambaran lebih jelas lagi. sebagai anggota identitas sosial yang di Pengertian persepsi yang di akui (posisi) dan bahwa mereka dan kemukakan oleh beberapa ahli. orang lain memegang ide ( harapan) (Mulyani, 2016:29) persepsi tentang prilaku. Peranan merupakan merupakan pemaknaan hasil suatu aspek yang sangat dinamin dari pengamatan termasuk persepsi tentang suatu status atau kedudukan. Jika lingkungan dimana individu berada dan seseorang melaksanakan hak-hak dan dibesarkan, dan kondisi merupakan kewajiban sesuai dengn kedudukannya, stumulin untuk suatu persepsi. ia telah menjalankn perananya. Peranan Sedangkan menurut Kartono adalah tingkah laku yang diharapkan (1986:151) mengemukakan bahwa dari orang yang memiliki kedudukan persepsi adalah kemampuan untuk dan status. Konflik peran timbul jika melihat dan menanggapi realitas nyata. orang harus memilih peranan dari dua Persepsi adalah pengalaman status atau lebih yang memilikinya. tentang objek, peristiwa atau Umumnya konflik timbul karena hubungan-hubungan yang di peroleh
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6
dengan menyimpulkan informasi dan seseorang dengan tujuan memberikan menafsirkan pesan Jalaludin (2001- makna kepada hal-hal tersebut. 51). Selanjutnya Jalaludin (2001:55) Thoha (2003:47) menyatakan mengemukakan persepsi merupakan bahwa faktor-faktor yang suatu proses internal yang memepengaruhi perkembangan memungkinkan individu untuk persepsi seseorang antara lain : memilih, mengorganisasikan dan 1. Psikologi menafsirkan rangsangan dari Persepsi seseorang mengenai lingkungan dan proses tersebut dapat segala sesuatu di dalam dunia ini mempengaruhi perilaku seseorang. sangat di pengaruhi oleh keadaan Bimo Walgito (1990:54) psikologi. mengemukakan persepsi merupakan 2. Family pengorganisasian, penginterprestasikan Pengaruh yang paling benar terhadap stimulus yang di terima terhadap anak adalah family organisasi atau individu, sehingga orang tua yang telah merupakan sesuatu yang berarti dan mengembangkan suatu cara yang merupakan aktifitas yang integrared khusus di dalam memahami dan diri individu. melihat kenyataan di dunia, Menurut Yusmar Yusuf banyk sikap dan persepsi- (1991:108) persepsi merupakan persepsi mereka yang diturunkan pemaknaan hasil pengamatan termasuk kepada anak-anaknya. lingkungan yang menyeluruh, 3. Kebudayaan dan lingkungan lingkungan dimana individu berada dan masyarakat tertentu juga dibesarkan dan kondisi merupakan merupakan salah satu faktor yang untuk persepsi. kuat di dalam memepengaruhi Persepsi seseorang tidak timbul sikap, nilai, cara seseorang dengan sendirinya, tetapi melalui memandang dan memahami proses dan faktor-faktor yang keadaan di dunia. mempengaruhi persepsi seseorang. Persepsi sosial adalah proses Dalam setiap kehidupan manusia, baik internal yang memungkinkan individu secara sadar maupun tidak sadar tiap untuk memilih, mengorganisasikan, individu selalu mengalami rangsangan dan menafsirkan ransangan dari atau stimulus, dan rangsangan atau lingkungan dan proses tersebut dapat stimulus itu akan membentuk persepsi mempengaruhi prilaku seseorang seseorang. Persepsi seseorang tidak (Wahyudi,2007:15). timbul begitu saja, tentu ada faktor- Persepsi timbul karena adanya faktor itulah yang mempengaruhinya, dua faktor yaitu internal dan eksternal. faktor-faktor itulah yang menyebabkan Faktor internal antaranya tergantung seseorang melihat sesuatu mungkin pada proses pemahaman sesuatu memberi interpretasi yang berbeda termasuk di dalamnya sistem nilai, tentang apa yang dilihatnya itu. tujuan, kepercayaan dan tanggapannya Persepsi merupakan suatu proses terhadap hasil yang di capai. membuat penilaian atau membangun mengenai berbagai macam hal yang Persepsi juga ditentukan oleh terdapat dalam lapangan penginderaan faktor personal dan faktor situsional
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7
(Rahmat,2005). Krech dan Cruthfield tidak melihat bagian-bagiannya, lalu (1997:235) sebagaimana dikutip oleh menghimpunnya. Berdasarkan prinsip Rahmat (2005) menyebutkan faktor tersebut, Krech dan Crutchchfield fungsional dan faktor struktural. (1997) sebagaimana di kutip oleh Adapun penjelasannya adalah sebagai Rahmat (2005) menyatakan dalil berikut: persepsi yang kedua: meda perseptual a. faktor fungsional dan kognitif selalu diorganisasikan faktor fungsional berasal dari stimuli dengan melihat konteksnya kebutuhan, pengalaman masa lalu dan dengan interprestasi yang konsisten hal-hal lain yang termasuk dalam dengan rangkaian stimuli yang faktor-faktor personal. Persepsi tidak dipersepsinya. ditentukan oleh jenis atau bentuk Berdasarkan hubngannya dengan stimuli, tetapi karakteristik orang konteks, Krech dan Crutchchfield yang memberikan respon pada stimuli (1997) sebagaimana yang dikutip oleh tersebut. Selain itu, percobaan yang Rahmat (2005) menyebutkan dalil dilakukan oleh Bruner dan Goodman persepsi yang ketiga: sifat-sifat menunjukkan bahwa nilai sosial suatu perseptual dan kognitif dari substruktur obyek bergantung pada kelompok ditentukan pada umumnya oleh sifat- sosial orang yang menilai. Berawal sifat substruktur secara keseluruhan. dari hal tersebut, Krech dan Menurut dalil ini, jika individu Crutchfield (1997) dalam Rahmat dianggap sebagai anggota kelompok, (2005) merumuskan dalil persepsi semua sifat individu yang berkaitan yang pertama: persepsi bersifat dengan sifat kelompok akan selektif secara fungsional. Artinya, dipengaruhi oleh keanggotaan obyek-obyek yang mendapat tekanan kelompoknya, dengan efek yang berupa dalam persepsi individu bisanya asimilasi atau kontras. obyek-obyek yang memenuhi tujuan Selain beberapa faktor tersebut, individu yang melakukan persepsi: persepsi juga dipengaruhi oleh faktor contohnya adalah pengaruh perhatian (Rahmat, 2005). Andersen kebutuhan, kesiapan mental, suasana (1972:46) dalam Rahmat (2005) emosional, dan latar belakang budaya menyatakan bahwa perhatian adalah terhadap persepsi. proses mental ketika stimuli atau b. Faktor struktural rangkaian stimuli menjadi menonjol Faktor struktural berasal dari sifat dalam kesadaran pada saat stimuli stimuli fisik dan efek-efek saraf yang lainnya melemah. Adapun perhatian ini ditimbulkannya pada sisitem saraf dipengaruh oleh faktor eksternal dan individu. Teori Gestalt merupakan faktor internal. Berdasarkan Rakhmat prinsip-prinsip persepsi yang bersifat (2005) faktor eksternal atau faktor struktural yang dirumuskan oleh para situasional terdiri dari stimuli yang psikolog Gestalt, seperti Kohler, diperhatikan karena mempunyai sifat- Warthmeimer (1959), dan Kofka. sifat menonjol, antara lain: gerakan, Teori ini menyatakan bahwa apabila intensitas stimuli, kebaruan, dan individu mempersepsi sesuatu, maka perulangan. Sedangkan faktor internal individu terebut mempersepsinya penarik perhatian antara lain sebagai suatu keseluruhan. Individu dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8
dan faktor-faktor sosiopsikologis. METODE PENELITIAN Lebih lanjut Rahmat (2005) Penelitian ini dilakukan di Desa tanjung menyatakan bahwa motif sosiogenis, Kuyo, Kecamatan Pangkalan Lesunng, sikap, kebiasaan, dan kamaun, Kabupaten Pelalawan. Penelitian ini mempengaruhi apa yang individu merupakan penelitian kualitatif, perhatikan. Diantaranya yang menjadi subjek Ada beberapa faktor yang penelitian ini berjumlah 8 orang yaitu: membentuk dan kadang-kadang 1. calon mempelai wanita mendistorsi persepsi. Faktor tersebut 2. calon mempelai lelaki adalah the perceiver, the object atau the 3. mempelai wanita Target yang dirasakan dan konteks the 4. mempelai lelaki Situation dimana persepsi dibuat. 5. keluarga calon mempelai Wanita Faktor-faktor yang mempengaruhi 6. keluarga calon mempelai lelaki persepsi individu terhadap suatu objek 7. keluarga mempelai wanita antara lain, yaitu: 8. keluarga mempelai lelaki 1. subjek (perceiver) Sedangkan objek dalam interprestasi terhadap seseorang penelitian ini adalah hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh mengenai hantaran pernikahan Suku karakteristik pribadi subjek. Melayu di Desa Tanjung Kuyo Karakteristik pribadi yang Kecamatan Pangkalan Lesung mempengaruhi persepsi Kabuaten Pelalawan. Diantaranya yang seseorang antara lain adalah menjadi subjek penelitian ini berjumlah sikap, motivasi, minat, 3 orang yaitu: pengalaman masa lampau, dan 1. Tokoh Adat (Ninik mamak) pengharapan persepsi individu 2. Mak Andam cenderung sesuai dengan sesuai 3. Tokoh Agama dengan karakteristik pribadinya. GAMBARAN UMUM LOKASI 2. Objek (target) PENELITIAN Persepsi seseorang juga dapat Desa tanjung kuyo sebelumnya dipengaruhi oleh karakteristik merupakan sebuah dusun yang ada di objek. Karakteristik objek antara kabupaten pelalawan yang sebelumnya lain ditunjukan oleh gerak, suara, juga termasuk kedalam wilayah bentuk, warna, ukuran, dan kabupaten kampar, sebelum desa penampilan. Penampilan tanjung kuyo berstatus desa, tanjung seseorang yang mendengar suara kuyo merupakan suatu wilayah dengan nada tinggi mungkin perdusunan yang bernama dusun memiliki persepsi bahwa si tanjung kuyo. pemilik suara sedang marah Setelah proklamasi (padahal belum tentu demikian) kemerdekaan indonesia di 3. Konteks / situasi proklamirkan pada tanggal 17 agustus Suasana dimana proses persepsi 1945 maka tanggal 28 oktober 1945, seseorang. Perbedaan suasana antara raja pelalawan terakhir menyatakan ditunjukkan oleh perbedaan waktu, kerajaan pelalawan meleburkan diri work setting dan social setting. kedalam negara kesatuan republik indonesia maka perdusunan tanjung
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9
kuyo secara otomatis juga masuk Disisi lain desa tanjung kuyo kedalam wilayah negara republik juga pada musim kemarau sangat indonesia. memperihatinkan karena pada musim Desa tanjung kuyo dibentuk ini jalan-jalan berdebu sehingga berdasarkan peraturan daerah kondisi tersebut dapat penyebabkan kabupaten pelalawan nomor: ternganggunya system pernafasan, kpts.141/pem/2009/122 tentang kondisi ini memang bertolak belakang pemekaran dan perubahan status dusun dengan kondisi wilayah yang berada menjadi desa di KecamatanPangkalan didaerah dataran, semua ini akibat dari Lesung. kondisi jalan yang belum dilakukan Pada tanggal 16 maret 2009 pengerasan oleh pemerintah daerah dusun tanjung kuyo di resmikan oleh maupun oleh PT. Metco energi. bupati pelalawan menjadidesa tanjung Pada kondisi ini desa tanjung kuyo dengan luas wilayah 2.898 km2, kuyo berada di jalan PT. Metco energi yang saat ini dengan jumlah penduduk (jalan perusahan) yang panjangnya + 906 jiwa yang terdiri dari 3 (tiga) 2,34 km mulai dari batas desa genduang dusun, 3 (tiga) rukun warga dan 9 sampai batas desa pangkalan tampoi. (sembilan) rukun tetangga, desa HASIL PENELITIAN tanjung kuyo dikepalai oleh kepala desa yang bernama syataria, beliau 5.1 Makna Barang Hantaran merupakan kepala desa perdana dan hasil dari kelima responden sebagai kepala desa terpilih, adapun tesebut peneliti dapat ambil ialah pada batas-batas wilayah desa tanjung kuyo zaman sekarang ini makna barang adalah sebagai berikut : hantaran pernikahan itu tidak banyak o Utara berbatas dengan sungai yang diketahui oleh calon mempelai kerumutan pengantin. Dan barang hantaran yang o Selatan berbatas dengan sungai diberikan calon mempelai lelai tidak genduang berdasarkan simbol, akan tetapi o Timur berbatas dengan desa tergantung kebutuhan calon mempelai genduang wanita. o Barat berbatas dengan desa 5.2 Jenis-jenis Barang Hantaran pangkalan tampoi Hasil dari keempat responden 4.2 Kondisi Wilayah tesebut peneliti dapat mengambil yang Desa tanjung kuyo dengan luas bisa penulis ambil adalah bahwa makna 2,898 km2 dan jika di presentasekan + dan jenis-jenis barang hantaran adalah 95% merupakan wilayah dataran pada saat sekarang ini makna barang dengan mencakup 3 (tiga) dusun, 3 hantaran itu berbeda pada zaman (tiga) rukun warga dan 9 (sembilan) dahulu, barang hantaran itu permintaan rukun tetangga yang terbagi atas dari wanita untuk suatu pameran di saat beberapa karakteristik yaitu : adanya acara berlangsung dan permintaan itu daerah aliran sungai dan daerah bisa di setujui oleh lelaki dan bisa juga terpencil dibeberapa rukun warga tidak asalkan ada kesepakatan dengan sehingga bila musim hujan dijumpai calon perempuannya. adanya kondisi jalan yang sulit untuk di 5.3 Waktu Pelaksanaan Hantaran tempuh. Pernikahan
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10
Hasil keseluruhan yang dapat di penelitian yang bertujuan untuk ambil dari kedelapan responden di atas mengambarkan secara sistematis, adalah pelaksanaan pernikahan di faktual dan akurat mengenai sifat- tentukan oleh pihak keluarga sifat, serta fakta-fakta. Berdasarkan perempuan yang di musyawarahkan uraian hasil penelitian dan observasi terlebih dahulu bersama keluarga lapangan mengenai hantaran terdekat, dan baru memberi tahu pernikahan suku Melayu di Desa kepada keluarga pihak lelaki dan pada Tanjung Kuyo Kecamatan Pangkalan saat itu baru diserahkan uang hantaran Lesung Kabupaten Pelalawan ada yang sudah di tetapkan kepada beberapa kesimpulan sebagai berikut: keluarga pihak lelaki, dan diserahkan 1. Uang hantaran nikah merupakan kepada pihak perempuan. tradisi masyarakat suku Melayu 5.4 Persepsi Terhadap Hantaran Desa Tanjung Kuyo Kecamatan Pernikahan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan yang berlaku pada saat Hasil dari keempat responden seseorang akan menikah. Tradisi tesebut peneliti dapat mengambil ini tidak ada ketentuanya dalam adalah bahwa uang itu hantaran adalah hukum Islam, hal ini disebabkan, suatu permintaan dari calon mempelai pemberian ini berbedadengan wanita yang wajib di tunaikan dari mahardalam perkawinan pihak lelaki untuk acara pesta 2. Mayoritas masyarakat pernikahan, dengan jumlah yanng menggunakan uang sudah disepakati oleh keluarga pihak hantarannikah ini sebagai biaya calon mempelai wanita untuk keluarga pesta pernikahan. Pemberian ini pihak calon mempelai lelaki. tidak hanya dalam bentuk uang 5.5 Cara Penetapan Hantaran tetapi juga dalam bentuk Pernikahan perhiasan maupun perlengkapan- perlengkapan lainya bisa disebut Hasil dari ke enam responden barang hantaran tesebut peneliti dapat mengambil yang 3. Uang Hantaran pernikahan di bisa penulis ambil adalah bahwa cara suku Melayu Desa Tanjung Kuyo menetapkan uang hantaran pernikahan ini merupakan salah satu adalah uang hantaran di tetapkan oleh kebiasaan yang mereka lakukan keluaraga pihak wanita sanak familinya sesuai dengan ketetapan di dan diperantarai oleh ninik mamak sebelah keluarga pihak wanita ke Ninik mamak lelaki wanita.Besarnya jumlah hantaran walaupun sebetulnya penetapan uang nikah ini ditentukan secara hantaran ini banyak tidak sesuai dengan mufakat tetapi tetap pihak kemampuan pihak calon lelaki perempuan yang menetapkanya PENUTUP dengan besaran yang relatif tinggi Kesimpulan sehingga pihak lelaki terasa sangat berat. Penelitian yang telah dilaksanakan ini merupakan penelitian 4. Uang hantaran di suku Melayu deskriptif kualitatif, yaitu suatu Desa Tanjung kuyo merupakan
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11
hal yang besar di alami oleh adanya masyarakat untuk setiap mempelai lelaki yang ingin berubah , peralatan dan menuju ke suatu pernikahan dan perlengkapan hidup manusia rasa kekhawatiran sangat tinggi yang bernilai tinggi. oleh keluarga pihak lelaki. 11. Faktor eksternal adalah faktor 5. Pelaksanaan pernikahan di suku luar dari masyarakat tersebut. di Melayu kebanyakan masyarakat antaranya yaitu terjadinya kontak mengadakan di rumah kediaman dengan budaya lain, pola fikir perempuan. masyarakat yang sudah mulai 6. Barang hantaran merupakan maju dan terbukanya status sosial permintaan dari mempelai wanita masyarakat yang mengakibatkan sesuai dengan kebutuhan yang di bahwa masyarakat menganggap inginkan. barang hantaran di beli bahwa mereka sama dan tidak secara bersama dengan mempelai ada perbedaan baik itu dalam lelaki. adat. 7. makna barang hantaran bagi 7.2 Saran mempelai wanita di suku Melayu Berdasarkan hasil penelitian yang dan mempelai lelaki tidak semua didapatkan terdapatnya perubahan- jenis barang hantaran yang perubahan dalam barang hantaran mereka ketahui maknanya. pernikahan, tidak berdasarkan simbol mempeli wanita tidak tergantung ataupun maknanya, dan uang hantaran makna barang hantarannya akan membuat masyarakat banyak tetapi untuk suatu pajangan atau merasakan khawatir. perkembangan pameran. zaman dan pengaruh dari luar membuat 8. Ninik mamak (Tokoh adat) dan masyarakat lupa akan budaya sukunya mak andam merupakan peran sendiri. yang sangat penting di saat suatu 1. Agar dalam pelaksanaan pernikahan di suku Melayu Desa hantaran pernikahan di suku Tanjung Kuyo Kecamatan melayu sesuai dengan ekonomi Pangkalan Lesung. keluarga mempelai lelaki. 9. berbagai faktor yang 2. Agar meningkatkan sisitem menyebabkan hantaran sosialisasi terhadap tradisi ini, pernikahan ini , baik dari segi mensosialisasikan makna-makna tahap pelaksanaan barang dan simbol-simbol barang hantaran maupun dari segi hantaran yang terkandung penetapan uang hantarannya didalamnya. sudah mulai berubah keasliannya. 3. peranan dari para orang tua baik dalam hal ini ada dua faktor yang dari keluarga wanita maupun mempengaruhinya yaitu, faktor lelaki agar bisa saling memahami internal dan faktor eksternal: untuk pernikahan anaknya. 10. Faktor internal faktor yang 4. kepada orang tua mmpelai lelaki terdapat didalam masyarakat itu agar bisa berhati-hati dalam sendiri, hal itu bisa dilihat dari memilih calon menantu sesuai faktor ekonomi, adanya budaya dengan strata ekonomi. malu, perubahan status sosial,
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12
5. selain peran dari masyarakat, Perkawinan Daerah Riau.Biro ninik mamak, mak andam, tokoh Bina Sosial Tingkat I Riau agama, dan keluarga mempelai Proyek Pelestarian Dan wanita dan mempelai lelaki agar Pengembangan Tradisi Budaya memberikan perhatian yang Riau. khusus kepada penetapan uang Patilima,Hamid. 2005. Metode hantaran di suku Melayu. Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Roucek S, Joseph dan Warren L Buku Roland. 1984. Pengantar Abdulsyani.1994. Sossiologi Sosiologi. Jakarta: Bina Aksara. Sistematika, Teori Dan Slameto. 1995. Belajar dan faktor- Terapan. Jakarta:Bumi Aksara. faktor yang Mempengaruhi. . 2012. Sosiologi Sistematika, Jakarta: Rineka Cipta. Teori Dan Terapan. Jakarta: Bumi Soerjono Soekanto.1982. Sosiologi Aksara. Suatu Pengantar. PT: Raja Ayuni Humaira. 2000. Tinjauan Grafindo Persada,Jakarta. Upacara Perkwinan Adat. .2007. Sosiologi Suatu Skripsi. Fakultas Ushuludin Iain Pengantar. PT: Raja Grafindo Sunan Ampel. Persada, Jakarta. Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Thoha,Miftah. 2003. Perilaku Bogor:Ghaila Indonesia. Organisasi Edisi Pertama Bungin, Burhan.2005. Analisis Data Cetakan Keempat Belas. PT: Penelitian Kualitatif: Raja Grafindo Persada: Jakarta. Aktualisasi Metodelogi Ke Wahyudi. 2007. Jurnal Pengantar Arah Ragam Nariah Pendidikan. Universitas Kontemporer.Jakarta: Raja Terbuka Jakarta. Grafindo. Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial. Effendy Tenas. 2009. Adat Istiadat Dan Penerbit Yayasan Paramita. Upacara Nikah Kawin Melayu Yogyakarta. Pelalawan. Penerbit: LKM Heodorson,g & theodorson a. 1969. A Kab.Pelalawan. Modern Dictionory of Hamidy, 2004. Riau Sebagai Pusat (Terjemahan ).New York Bahasa Dan Kebudayaan :Crowell. Melayu. Pekanbaru: Unri Press. Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antara Huky,Da Wila.1982. Pengantar Budaya. Bandung: PT. Remaja Sosiologi Surabaya :Usaha Rasda Karya. Nasional. Jurnal Jalaludin, Rahmat. 2001. Psikologi Elok, Halimatus Sa`Diyah. 2008. Komunikasi Edisi. Remaja Hubungan Sikap Terhadap Rosda Bandung Karya. Penundaan Usia Perkawinan Kartono Kartini. Dkk. 1986. Psikologi Dengan Intensi Penundaan Umum. Jakarta: Kangoro. Usia Perkawinan. Psikologi 1\ 6D¶GLDK 0XVWKDIDK <DWLP Uin Malang. 19998/1999. Adat Dan Upacara
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 13
Mulyani, Sri. 2016. Persepsi Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana (Kb) Di Desa Sungai Kuning Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi Fisip. Universitas Riau. Pekanbaru. Prawiro, Dimas. 2013. Implementasi Penatapan Uang Hantran Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi Uin Suska Riau. Pekanbaru.
Makna Tradisi Uang Panai Dalam Adat Pernikahan Suku Bugis Di Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Oleh: Widyawati Pembimbing: Dr. Noor Efni Salam, M.Si