You are on page 1of 6

BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)

https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

EFEKTIFITAS SPIRITUAL LEADERSHIP TERHADAP


KUALITAS MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Enok Sureskiarti1, Rusni Masnina2, Fatma Zulaikha3, Andi Praja4, Tri Wijayanti5

1,2,3,5
Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
4
Prodi D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

E-mail: es202@umkt.ac.id

Abstract

Excellent Service is an effort to improve quality, efficient and effective service and focus
on the needs and desires of customers both internal and external. Holistic services include
Bio-Psycho-Social-Spiritual. The Joint Commission on Acreditation of Health Care
Organizations states that quality is the fulfillment of professional standards in services and
the realization of the final results as expected. Spiritual Leadership is believed to be the
solution to the current leadership crisis. Spiritual leadership is a leadership that uses an
intrinsic motivation model that combines vision, hope / belief, and altruistic love,
productivity and overall quality of the hospital. The purpose of this study was to determine
the Effectiveness of Spiritual Leadership on the Quality of Health services in RSIA Qurrotta
Ayun Samarinda. The design of this study was a quasi-experimental study of post-post with
control groups. The intervention group was RSIA Qurrotta Ayun and the Control group
was RSIA Hermina. The type of intervention provided was informal Spiritual Leadership
Training for Nurses at RSIA Qurrota Ayun. The samples in this study were patients who
were hospitalized in RSIA Qurrota Ayun and RSIA Hermina taken ascedental within a
period of 8 months. The results of the study obtained a p value: 0.021 which showed that
there was an influence in improving the quality of service quality if given informal Spiritual
leadership training.

Keywords: Quality of health service quality, Spiritual Leadership, nurses

Abstrak

Pelayanan prima merupakan upaya meningkatkan pelayanaan yang berkualitas, efisien dan
efektif serta berfokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan baik internal maupun
eksternal. Pelayanan yang holistik mencakup bio-psiko-sosial-spiritual. Joint commution
on acreditation of Health Care Organizations menyatakan mutu adalah dipenuhinya standar
profesi dalam layanan dan terwujudnya hasil akhir sesuai yang diharapkan. Spiritual
leadership diyakini sebagai solusi terhadap krisis kepemimpinan saat ini. Spiritual
leadership adalah suatu kepemimpinan yang menggunakan model motivasi intrinsik yang
menggabungkan adanya visi, harapan/keyakinan, dan altruistic love, produktivitas dan
kualitas mutu rumah sakit yang menyeluruh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas spiritual leadership terhadap mutu pelayanan kesehatan di RSIA Qurrotta Ayun
Samarinda. Rancangan penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen pre post with

16
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

control groups. Kelompok intervensi adalah RSIA Qurrotta Ayun dan kelompok kontrol
adalah RSIA Hermina jenis intervensi yang diberikan adalah pelatihan informal spiritual
leadership kepada perawat di RSIA Qurrota Ayun. Sampel dalam penelitian ini adalah
Pasien yang menjalani rawat inap di RSIA Qurrota Ayun dan RSIA Hermina yang diambil
secara ascedental dengan kurun waktu 8 bulan. Hasil penelitian mendapatkan nilai p:0.021
yang menunjukan bahwa ada pengaruh terjadinya peningkatan kualitas mutu pelayanan
jika diberikan pelatihan informal spiritual leadership.

Kata kunci: Kualitas Mutu pelayanan kesehatan, Spiritual Leadership, perawat

PENDAHULUAN keberhasilan suatu organisasi,


Mutu pelayanan keperawatan termasuk rumah sakit dalam
merupakan indikator kualitas mencapai tujuannya. Konsep spiritual
pelayanan kesehatan. Penentu citra leadership merupakan konsep
institusi pelayanan kesehatan di kepemimpinan universal yang adaptif
masyarakat adalah perawat. Kualitas untuk menjawab tantangan abad 21
pelayanan yang diberikan oleh yang syarat dengan perubahan, yang
perawat akan terlihat dari asuhan tidak terjawab oleh kepemimpinan
keperawatan yang telah diberikan organisasi saat ini yang terlalu banyak
kepada klien. Didasari oleh profesi birokratis. Menurut Tabroni (2010),
keperawatan, bahwa masyarakat rumah sakit merupakan nobel
mempunyai hak untuk memperoleh industry (industry mulia). Nobel
pelayanan asuhan keperawatan secara industry yaitu lembaga-lembaga yang
professional. Dalam upaya mengemban misi ganda yaitu profit
peningkatan mutu pelayanan dan sosial. Lembaga tersebut
keperawatan di rumah sakit, telah diantaranya lembaga pendidikan,
disusun Standar Pelayanan Rumah rumah sakit, lembaga riset/kajian dan
Sakit melalui SK Menkes No. Lembaga Swadana Masyarakat
436/MENKES/SK/VI/1993 dan (LSM). Seorang pemimpin nobel
Standar Asuhan Keperawatan melalui industry tidak hanya diperlukan
SK Dirjen Yanmed No. profesionalisme yang tinggi tetapi
YM.00.03.2.6.7637 Tahun 1993. harus juga memiliki niat suci dan
Standar pelayanan dan Standar mental yang kuat. Peran
Asuhan Keperawatan tersebut kepemimpinan yang sangat strategis
berfungsi sebagai alat ukur untuk dan penting bagi pencapaian misi, visi
mengetahui, memantau dan dan tujuan suatu rumah sakit. Kualitas
menyimpulkan apakah pelayanan / dari pemimpin seringkali dianggap
asuhan keperawatan yang sebagai faktor terpenting dalam
diselenggarakan di rumah sakit sudah keberhasilan atau kegagalan suatu
mengikuti dan memenuhi persyaratan rumah sakit. Spiritual leadership
dalam standar tersebut atau tidak diyakini sebagai solusi terhadap krisis
(Depkes RI, 2005). kepemimpinan saat ini. Spiritual
leadership adalah suatu
Kepemimpinan diyakini merupakan kepemimpinan yang menggunakan
faktor yang sangat menentukan model motivasi intrinsik yang

17
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

menggabungkan adanya visi, dahulu (pre-test) setelah itu dilakukan


harapan/keyakinan, dan altruistic treatment/perlakuan, setelah
love. RSIA Qurrotta Ayun adalah dilakukan treatment/perlakuan
Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) dilakukan pengukuran/observasi
yang yang menyediakan layanan kembali (post test) efektifitas
rawat inap khusus untuk masalah perlakuan dinilai dengan
kebidanan dan masalah kesehatan membandingkan nilai pre-test dan
anak. Rumah sakit ini termasuk post-test (Hastono,2010). Lokasi
rumah rujukan terutama untuk dalam penelitian ini di RSIA Qurrota
masalah kesehatan ibu dan anak. Ayun Samarinda sebagai kelompok
RSIA ini dalam proses pengajuan intervensi dan RSIA Hermina sebagai
akreditasi. Dimana dalam proses kelompok kontrol. Penelitian ini di
pengajuan akreditasi perlu adanya lakukan pada Bulan Januari sampai
hal-hal yang sangat diperhatikan Bulan September 2019. Dengan
terutama terkait dengan mutu pengambilan sampling dengan tehnik
pelayanan yang diberikan RSIA acedental sampling untuk kelompok
Qurrota Ayun kepada pasien yang intervensi sampel sejumlah 20 pasien
menggunakan jasa RSIA tersebut. dan 20 untuk kelompok kontrol
RSIA ini merupakan rumah sakit adalah pasien yang berkunjung di
faskes lanjutan BPJS di Kota RSIA Hermina Balikpapan. RSIA
Samarinda, yang akan melakukan Hermina Balikpapan digunakan
reakreditasi di tahun 2019 maka sebagai kelompok kontrol karena
diperlukan peningkatan mutu memiliki karakteristik yang sama
pelayanan, supaya tetap bisa dengan RSIA Qurrota Ayun yaitu
mempertahankan status sama-sama sebagai rumah sakit ibu
terakreditasinya. Dari uraian di atas dan anak.
maka peneliti ingin melakukan
penelitian di RSIA Qurrota Ayun HASIL
Samarinda. jenis penelitian ini adalah 1. Kualitas mutu pelayanan sebelum
penelitian eksperimen dengan intervensi
memberikan penerapan pelatihan Tabel 1. Gambaran kualitas mutu
spiritual leadership kepada sumber pelayanan sebelum dan setelah
daya manusia yang berada di RSIA diterapkan spiritual leadership
Qurrota Ayun. pada kelompok intervensi.
Mi
Kelom Penera Mea n– 95%
METODE pok pan SL n
SD
M CI
Penelitian ini menggunakan ax
rancangan quasi eksperimental design 82 99.9
Sebelu 106. 13.1 – 9 –
dengan jenis rancangan pre test – m 15 52 13 112.
post test design with control group. Interve 4 31
Pada desain penelitian ini peneliti nsi 98 113.
Sesuda 117. 8.23 – 24 –
membagikan kuesioner pada satu h 10 9 13 120.
kelompok tanpa pembanding. Pada 0 96
jenis ini dilakukan dengan cara
sebelum diberikan intervensi, Dari tabel di atas maka diperoleh
variabel diobservasi/diukur terlebih hasil kualitas mutu sebelum

18
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

dilakukan intervensi pelatihan 3. Efektifitas spiritual leadership


informal spiritual leadership terhadap kualitas mutu pelayanan
adalah dengan mean sebelum
106.15 dan setelah pelatihan Tabel 3. Gambaran perbedaan
informal 117.10 pada kelompok kualitas mutu pelayanan
Intervensi yaitu RSIA Qurrota kelompok intervensi dan kontrol
Ayun. Dengan nilai SD sebelum P
Kelompok Variabel Mean Selisih
value
13.152 dan nilai SD sesudah Kualitas
8.239. Angka minimum dan mutu
Intervensi
a. Pre 106.15 11.05 0.021
maksimum sebelum 82-134 dan b. Post 117.10
sesudah intervensi adalah 98-130. Kualitas
mutu
Kontrol
a. Pre 101.25 01.9 0.480
2. Kualitas mutu pelayanan pada b. Post 98.30
kelompok kontrol
Berdasarkan hasil analisis dari
Tabel 2. Gambaran kualitas mutu tabel 3 diatas, dapat diketahui
pelayanan sebelum dan setelah bahwa nilai rata-rata pada
diterapkan spiritual leadership kelompok intervensi sebelum
pada kelompok kontrol RSIA penerapan spiritual leadership
Hermina Balikpapan. adalah 106.15 sedangkan setelah
Mi diterapkan spiritual leadership
Kelom Penera Mea n– 95%
pok pan SL n
SD
M CI
nilai rata-rata mengalami
ax peningkatan menjadi 117.10.
88 97.1 Hasil ini menunjukkan terjadinya
Sebelu 101. 8.80 – 3 –
m 25 1 11 105.
peningkatan yang sebesar 11.05.
Kontro 9 37 Dari hasil uji statistik diketahui p
l
11.
92.8 value = 0.021 dan α = 0.05. nilai p
Sesuda 98.3 11.7 – value < α yang berarti ada
7–
h 0 30 103.
76 perbedaan nilai rata-rata sebelum
7
dan sesudah diterapkannya
Dari tabel di atas maka diperoleh spiritual leadership dengan kata
hasil kualitas mutu pelayanan lain, penerapan spiritual
sebelum dilakukan intervensi leadership berpengaruh terhadap
pelatihan informal spiritual kualitas mutu pelayan kesehatan
leadership pada kelompok kontrol yang diberikan kepada pasien.
adalah dengan mean sebelum Pada kelompok kontrol nilai rata-
101.25 dan sesudah pada rata untuk pre test didapatkan
kelompok kontrol 98.30 pada nilai rata-rata 101.25 dan untuk
kelompok kontrol yaitu RSIA nilai rata-rata post test adalah
Qurrota Ayun. Dengan nilai SD 98.30. Berdasarkan hasil uji
sebelum 8.801 dan nilai SD statistik nilai p value = 0.480 yang
sesudah 11.7. Angka minimum berarti p value > 0.05 Ho diterima
dan maksimum sebelum 88-119 sehingga tidak ada perbedaan
dan sesudah intervensi adalah yang signifikan nilai rata-rata
11.7-76. kinerja perawat sebelum
dilakukan penerapan spiritual

19
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

leadership dengan setelah Muhammadiyah Kalimantan Timur


dilakukan penerapan spiritual yang telah memberikan pendanaan
leadership pada kelompok tunggal penelitian ini sehingga
kontrol. penelitian ini dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Aditama. (2007) Manajemen
Untuk meningkatkan kualitas mutu Administrasi Rumah Sakit Edisi
pelayanan sebaiknya para perawat Kedua. Jakarta: UI Press.
menerapkan spiritual leadership Antonio Syafii Muhammad. (2015).
dalam setiap tindakan dan kegiatan Super Leader Super Manajer.
yang di lakukan dalam memberikan Jakarta Selatan: ProLM Centre &
pelayanan kepada pasien. Karena Taskia Publishing Crown Palace.
dengan penerapan Spiritual terbukti Beginta, Romi. (2012). Pengaruh
dapat meningkatkan kualitas mutu Budaya Keselamatan Pasien,
pelayanan kesehatan. Dalam Gaya Kepemimpinan, Tim Kerja,
penelitian ini di dapat di simpulkan: terhadap Persepsi Pelaporan
1. Nilai rata-rata kualitas mutu Kesalahan Pelayanan oleh
pelayanan kesehatan pada Perawat di Unit Rawat Inap
kelompok intervensi adalah Rumah Sakit Umum Daerah
sebagai berikut: sebelum Kabupaten Bekasi. Jakarta:
dilakukan intervensi mean 106.15 Universitas Indonesia (Tesis)
poin setelah dilakukan intervensi Benefiel and Hamilton. (2007).
mean menjadi 117.10 poin. Spiritual leadership coaching.
2. Nilai rata-rata kualitas mutu www.iispiritualleadership.com.
pelayanan kesehatan pada Diperoleh tanggal 27 febuari
kelompok kontrol adalah sebagai 2015.
berikut: sebelum intervensi Danah Zohar dan Ian Marshall.
meannya adalah 97.13 dan (2010). SQ. Spiritual
sesudah intervensi meannya Intelegence, the Ultimate
adalah 98.30. Intelligence. London:
3. Adanya pengaruh penerapan Bloomsbury.
spiritual leadership dengan nilai p Depkes RI. (2005) Standar Asuhan
= 0.021 pada kelompok intervensi Keperawatan di Rumah Sakit.
dan p=0.480 pada kelompok Direktorat Jendral Pelayanan
kontrol. Medik Jakarta : Depkes RI.
Fry L. W and Cohen. (2008). Spiritual
leadership as a paradigm for
UCAPAN TERIMA KASIH Organizattion Transformation
Penulis mengucapkan terimakasih and Recovery from Extended
yang tak terhingga kepada Allah Work Hourrrs Cultures. Journal
Subhanahu watta ‘alla yang telah of Busness Ethics (2009) 84:265-
memberikan segala rahmat dan 278.
hidayahNya. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada
pihak LPPM Universitas

20
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

Gillies P. A. (2009). Nursing Yasmin Asih, dkk. Jakarta.


Management, 2 System Penerbit buku kedokteran EGC.
Approach. Third Edition. Riska Fii Ahsani. (2013). Pengaruh
Philadelphia: WB saunders. kepemimpinan Spiritual pada
Hastono, S., P (2010). Analisis Data Managemen Karir dan
Kesehatan. Fakultas Kesehatan Produktifitas.
Masyarakat Universitas www.digilib.uns.ac.id. Volume
Indonesia. Diktat. Tidak 6. Hal 18
Dipublikasikan Sitorus Ratna dan Panjaitan
Ramondang. (2011). Manajemen
Ilyas, Y. (2009). Perencanaan Sumber Keperawatan: Manajemen
Daya Manusia : Teori, Metoda Keperawatan di Ruang Rawat.
dan Formula. Jakarta: Pusat Jakarta: Sagung Seto.
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Suarli, S. dan Bahtiar Yanyan. (2006).
UI. Manajemen Keperawatan dengan
Marquis, BL., Huston, CJ. (2013) Pendekatan Praktis. Jakarta:
Managemen Decision Making for Erlangga.
Nurses 3rd. Philadelpia: Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Lippicott. Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Nursalam. (2013). Metodologi Syafrul Anwar. Kepemimpinan dan
Penelitian Ilmu Keperawatan Transformasi. USIM.
Pendekatan Praktis Edisi 3. Tabroni. (2010) The Spiritual
Jakarta: Salemba Medika. Leadership. Malang: UMM
Potter and Perry (2005). Buku Ajar Press
Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik.
Edisi 4 Volume 1. Alih bahasa

21

You might also like