Professional Documents
Culture Documents
Ahmad Solikhin
Staf Pengajar FISIPOL Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan
akhmad.sholikin@gmail.com
Abstract: The role of political parties in Indonesia after the reform era is to become
the main actor of democracy in mobilizing the political life of the nation and state.
Unfortunately, the democratization process does not work well in the body of the
political party itself. Political parties tend to be antithetical to democracy in
government politics. Political decentralization and the authority of political parties
are the most important elements in evaluating the working system of political
parties. To date, the dynamics of party-party at the local level are still strongly
dominated by the center. As a result politics in the region is a political derivation in
Jakarta. Stakeholder party with decentralized authority will not create a democracy
at the local level in political parties, because the party's internal democratic
practices are highly centralized, clientelistic and oligarchic. The challenge must be
answered if it wants to create a democracy within the internal political party.
Particularly related to efforts to build decentralization of political party authority in
determining candidate process in elections. By viewing the party as an organization
of public legal entity which is one of the instruments of democracy, the political
party should have started democratizing internally if it is not desirable to be
abandoned by society and has the goal of improving Indonesian democracy.
Keywords: Democracy, Political Party, Political Party Decentralisation
waktu lama untuk merajut sebuah ini nampaknya akan berjalan lebih
jalan menuju demokrasi. lama dari perkiraan sebelumnya,
Perubahan penting yang dialami karena lemahnya komponen-
Indonesia dalam menjalankan proses komponen yang bisa menjamin
demokratisasi adalah munculnya terselenggaranya sistem yang
berbagai macam partai politik. Di era demokratis. Salah satu komponen
reformasi setelah dibukanya kran tersebut adalah partai poiitik. Kurang
kebebasan mendirikan partai politik, berfungsinya serta proses
nuansa politk bangsa sangat disesaki institusionalisasi partai poiitik yang
oleh aktivitas partai politik. Berbagai belum maksimal di Indonesia
motif pendirian partai potitik merupakan permasalahan umum
mendasari kehadiran partai-partai itu, dalam era transisi demokrasi.
seperti : (1) partai hadir atas dasar Permasalahan ini masih harus
keinginan orang-orang yang ditambah dengan permasalahan
berkuasa, (2) motif ekonomi, orang konsolidasi internal partai, sehingga
masih memimpikan bahwa partai demokrasi yang diharapkan akan
potitik adalah tempat mengeruk semakin sulit dicapai. Permasalahan
keuntungan dan memperkaya diri, konsolidasi internal partai banyak
keluarga, dan kelompok, (3) motif terlihat dari timbulnya konflik-
kekuasaan pragmatis dengan berbagai konflik Internal yang berimplikasi
alasan, misalnya ideologi, gagasan, langsung terhadap kekuatan partai
dan struktur yang baru. (4) politik secara institusi.
transaksional, (5) bargaining Realitas politik pada era reformasi
position. Kondisi ini menyebabkan menunjukkan adanya penurunan
partai tidak lebih sebagai event tingkat kepercayaan (kredibilitas)
organizer dari orang-orang yang haus masyarakat terhadap partai politik
akan kekuasaan (Efriza, 2012 : 351- secara massif. Hal ini dikarenakan
352). partai politik tidak mampu
Indonesia sampai saat ini masih memainkan fungsinya secara optimal.
berada dalam tahap transisi menuju Partai-partai politik tidak memiliki
konsolidasi demokrasi. Proses transisi kemampuan mengerahkan dan
38 Journal of Governance, Juni 2017 Volume 2, No. 1
sekurang-kurangnya 1.000 orang atau partai dari peserta pemilu 2004 yang
1/1.000 dari jumlah penduduk pada tidak lolos electoral threshold dan
setiap kepengurusan partai politik, (c) tidak mendapatkan kursi di DPR,
sebagai bagian dari affirmative action terdapat 4 partai dalam katagori ini,
gerakan perempuan, partai politik yaitu Partai Merdeka, Partai
juga harus menyertakan sekurang- Persatuan Nahdlatul Ummah
kurangnya 30% keterwakilan Indonesia, Partai Serikat Indonesia,
perempuan pada kepengurusan partai dan Partai Buruh. Kelompok partai ini
politik tingkat pusat, (d) partai harus dapat menjadi peserta pemilu 2009
mempunyai kantor tetap untuk setiap karena gugatan mereka atas ketidak
level kepengurusan serta mengajukan adilan dari pasal 316 huruf d
nama dan tanda gambar partai kepada dikabulkan oleh Mahkamah
KPU. Masuk dalam katagori ini Konstitusi (MK). Atas putusan MK
terdapat 27 partai. tersebut, KPU tanpa melakukan
Kelompok partai yang pada verivikasi keabsahan syarat-syarat
pemilu 2004 mendapatkan kursi di ikut serta dalam pemilu 2009
DPR tetapi perolehan kursinya tidak mengesahkan mereka menjadi peserta
mencapai electoral threshold 2%. pemilu 2009.
Terdapat 10 partai yang masuk dalam
katagori ini. Terakhir, kelompok
Tabel 4 : Hasil Pemilu 2009 (DPR)
No. Nama Partai Politik Jumlah Kursi
1. Partai Hati Nurani Rakyat 17
2. Partai Gerakan Indonesia Raya 26
3. Partai Keadilan Sejahtera 57
4. Partai Amanat Nasional 46
5. Partai Kebangkitan Bangsa 28
6. Partai Golongan Karya 107
7. Partai Persatuan Pembangunan 2009 37
8. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 95
9. Partai Demokrat 150
10. Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1
Sumber : Diolah dari data KPU Indonesia
48 Journal of Governance, Juni 2017 Volume 2, No. 1