You are on page 1of 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANJUT USIA DENGAN SIKAP

MEMELIHARA KEBERSIHAN DIRI PADA LANSIA DI KELURAHAN


BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

Nadia Citra Savitri*


Yuni Wulan Utami**

Abstract

Hygiene is a very important to prevent of a disease, including personal hygiene by elderly,


the personal hygiene are body care, cleaning beds, cleanliness of hair, nails and their mouth
or teeth. To get a good personal hygiene and truely requires a good knowledge and attitude
for creating maintaining personal hygiene. The result pre research of elderly in the
Bandungharjo Village shows there were many elderly who do not perform personal hygiene
due to knowledge and attitudes of elderly. The objective of this research is to investigate the
knowledge with personal hygiene attitude of elderly in Bandungharjo village Toroh Sub
District of Grobogan. This research used a survey method with a cross-sectional approach.
The samples of the research were 86 elderly and were taken by using purposive sampling
technique. Collecting data was using knowledge and attitude questioner. The hypotheses of
the research were verified by using a Chi Square test. The results of the research are as
follows: 49 respondents (57%) had less knowledge, 33 respondents (38.4%) with fair
knowledge and 4 respondents (4.7%) had good knowledge. The results of elderly attitude are
53 respondents (61.6%) with a bad attitude, and 33 respondents (38.4%) with fair attitude.
The results of hypotheses test is x2 = 0,299 with p= 0.861 (p>0,05), it means there is no
correlation of the knowledge with personal hygiene attitude of elderly in Bandungharjo
village Toroh Sub District of Grobogan.

Key word: knowledge, attitude, maintaining personal hygiene, elderly

__________________________________________________________________________

*Nadia Citra Savitri


Mahasiswa Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
**Yuni Wulan Utami
Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
__________________________________________________________________________

Pendahuluan Berdasarkan studi pendahuluan berupa


Lanjut usia identik dengan penurunan survey terhadap 60 lanjut usia, 41 lanjut usia
daya tahan tubuh, dan mengalami gangguan diantaranya kurang memperhatikan
berbagai macam penyakit. Dengan adanya kebersihan dirinya. Banyak diantara mereka
penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik yang mandi di sungai dengan air yang kotor.
maka diperlukan perawatan sehari–hari. Pengetahuan mereka tentang kebersihan diri
Perawatan tersebut dimaksudkan agar lanjut sangatlah kurang, misalnya, mengetahui
usia mampu mandiri atau mendapat bantuan bagaimana cara menggosok gigi yang benar,
yang minimal. Perawatan yang diberikan apa fungsi pasta gigi, apa fungsi sabun, betapa
berupa kebersihan perorangan seperti pentingnya kebersihan bagi tubuh. Dengan
kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit keadaan ini banyak warga yang mengalami
dan badan serta rambut.

Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 199
penyakit kudis, kulit kering, sakit gigi, banyak mellitus sehingga tidak mampu
kutu rambut. melakukan kegiatan sehari-hari.
Menurut informasi dari keluarga, sikap
lanjut usia tentang bagaimana cara Instrumen yang digunakan untuk
memelihara kebersihan diri secara baik dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
benar sangatlah kurang, hal ini ditandai kuesioner. Kuesioner Pengetahuan Lanjut
dengan banyaknya lanjut usia yang jarang Usia dengan 20 soal, Kuesioner Sikap
mandi, ada yang mandi sehari 1 kali pada Memeliharaan Kebersihan Lanjut Usia
siang hari atau sore hari, jarang yang sebanyak 20 soal.
menggosok gigi, gigi yang ompong dibiarkan
tidak dibersihkan serta banyak dari lanjut usia Menggunakan uji Chi Square suatu
yang jarang membersihkan kuku. sample adalah tehnik statistik yang digunakan
Tujuan penelitian adalah mengetahui untuk menguji hipotesis bila dalam populasi
hubungan antara pengetahuan lanjut usia terdiri atas dua atau lebih klas. Data berbentuk
dengan sikap memelihara kebersihan diri nominal dan samplenya besar (Sugiyono
lanjut usia di Kelurahan Bandungharjo, 2005)
Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan survey Hasil Penelitian
Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk Karakteristik Responden
mempelajari dinamika korelasi antara faktor- Umur
faktor resiko dengan efek, dengan cara Hasil kelompok umur responden
pendekatan observasi/ pengumpulan data ditampilkan pada gambar
sekaligus pada suatu saat (Point Time
Approach). (Notoatmodjo 2005:145-146).

80 68(79,1%)
Frekuensi

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan 60

40
Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten 18(20,9%)
20
Grobogan, dilakukan pada bulan Januari- 0
Februari 2011. 60-74tahun (elderly) 75-90 tahun (old)
Umur

Gambar 1.Distribusi responden menurut


Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok umur
semua lanjut usia yang berumur 60 tahun Gambar 1. menunjukkan mayoritas
yang memenuhi kriteria selama penelitian responden masuk dalam kategori elderly
yang berjumlah 813 lanjut usia. sampel sebanyak 79,1%.Banyaknya responden
sebanyak 86 responden. Pengambilan sampel penelitian yang masuk dalam usia 60-74 tahun
diambil secara Purposive Sampling, di tempat penelitian menunjukkan lansia
bersedia dan dalam keadaan sehat untuk
Kriteria Sampel menjadi responden, sedangkan pada
1. Kriteria inklusi : Lanjut usia yang responden yang telah berumur lebih dari 74
bersedia menjadi responden, Lanjut usia tahun lebih sedikit yang dapat dan bersedia
yang beraktivitas secara mandiri, Lanjut menjadi responden.
usia yang berumur minimal 60 tahun. Menjadi tua adalah titik balik
2. Kriteria eksklusif: Lanjut usia yang didalam kehidupam manusia, yang ada
sedang sakit, Kondisi fisik, misalnya hubungan dengan berlalunya waktu dan
cacat, tidak mampu melakukan kegiatan akhirnya akan menuju pada kematian.
sehari-hari, kaki yang mengalami diabetes Sebenarnya proses kemunduran itu terjadi
Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 200
tidak pada satu alat saja tetapi terjadi pada Gambar 3 menunjukkan responden
seluruh tubuh. Makin panjang umur dengan status masih kawin (menikah) hampir
kehidupan seseorang berarti makin lama dia sama dengan responden dengan status janda.
meninggal, maka semua bagian tubuh akan Banyaknya responden yang masih
mengalami kemunduran, kekuatan berkurang, berstatus kawin (menikah) menunjukkan
daya tahan berkurang, sehingga lansia lebih bahwa responden masih memiliki pasangan
besar kemungkinan jatuh sakit (Hardywinoto hidup yaitu suami atau istri responden.
2005:10). Kemajuan yang terjadi diberbagai bidang,
seperti kemajuan ekonomi, perbaikan
Jenis kelamin lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Distribusi responden menurut jenis pengetahuan dan teknologi dibidang medis,
kelamin ditampilkan pada gambar 2 meningkatkan umur harapan hidup lanjut usia
80 68(79,1%)
di dunia (Ritonga 2007).
Frekuensi

60

40 Pendidikan
18(20,9%)
20 Distribusi responden menurut pendidikan
0 ditampilkan pada gambar 4
Perempuan Laki-laki

Jenis kelamin
71(82,5%)
80
Gambar 2 Distribusi responden menurut jenis
Frekuensi

60

kelamin 40
20
9(10,5%) 6(7%)

Gambar 2 banyak respodnen adalaha 0


Tidak sekolah Lulus SD Lulus SMP
perempuan (79,1%). Lansia laki-laki Pendidikan
cenderung dalam status kawin sampai mereka
sangat tua dan meninggal. Lansia laki-laki
cenderung untuk mendapatkan Gambar 4 Distribusi responden menurut
bantuan/perawatan dari isteri mereka, pendidikan
sedangkan lansia perempuan seringkali tidak Gambar 4 menunjukkan mayoritas
mendapatkan ini karena kematian suami. responden lulus SD (82,5%)Banyaknya
Namun pada umumnya lansia perempuan responden dengan pendidikan Sekolah Dasar
yang ditinggalkan suami, hidup bersama (SD) dilatar belakangi adanya kemampuan
dengan anaknya terutama anak perempuan, keluarga responden (orang tua) responden
sehingga masih mendapatkan perawatan yang yang dalam menyekolahkan responden hingga
cukup baik. Oleh sebab itu dengan adanya tingkat SD. Pendidikan SD atau yang pada
perawatan yang lebih baik, maka harapan waktu responden sekolah lebih dikenal
hidup lansia perempuan lebih panjang dari dengan istilah Sekolah Rakyat (SR) sudah
pada lansia laki-laki (Wahyuni, 2003). termasuk orang yang berpendidikan, terlebih
responden yang berpendidikan Sekolah
Status Perkawinan Menengah Pertama (SMP). Di lain pihak
Distribusi responden menurut jenis biaya untuk sekolah pada saat itu dapat
kelamin ditampilkan pada gambar 3. dikatakan mahal jika dibandingkan dengan
biaya sekolah pada saat sekarang, dimana
50 41(47,7%) 42(48,8%)
pada saat responden bersekolah negara dalam
40 keadaan ekonomi yang belum baik.
Frekuensi

30
20 Salah satu faktor yang
10 3(3,5%)
0 mempengaruhi pengetahuan terhadap
Janda Duda Kawin

Status perkawinan
kesehatan adalah tingkat pendidikan (Parera
2004) dan pengetahuan dapat berpengaruh
Gambar 3. Distribusi responden menurut terhadap sikap responden dalam masalah
status perkawinan kesehatan (Notoatmodjo 2003:28).
Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 201
Pekerjaan
Distribusi responden menurut jenis
60 49(57%)
pekerjaan ditampilkan pada gambar 5 50 37(43%)

Frekuensi
40
30
20
80 63(73,3%)
10
Frekuensi

60
40
0
11(12,8%) 6(7%) 6(7%)
20
Baik Kurang
0
Tidak bekerja Petani Buruh Pedagang
Pengetahuan
Status pekerj aan

Gambar 6. Distribusi responden berdasarkan


Gambar 5 Distribusi responden menurut pengetahuan
status pekerjaan Gambar 6 menunjukkan bahwa
Gambar 5 menunjukkan banyak pengetahuan responden terbanyak masuk
responden yang tidak bekerja (73,3%). dalam kategori kurang, sebanyak 49
Mayoritas responden yang tidak bekerja dari responden (57%), 37 responden (43%) dengan
hasil penelitian berkaitan bahwa umur pengetahuan baik. Mayoritas pengetahuan
responden, dan latar belakang sosial ekonomi responden dalam kategori tingkat kurang.
yang ada pada responden. Semakin tua usia Menurut peneliti, lebih dari 50% pengetahuan
responden, semakin menurun tingkat lanjut usia tentang kebersihan diri kurang
kemampuan secara fisik untuk dapat bekerja disebabkan karena tingkat pendidikan yang
mencari nafkah, sementara latar belakang masih rendah yaitu mayoritas lulus SD. Hal
sosial ekonomi dapat diartikan bahwa dengan ini dibuktikan dalam hasil data statistik yang
keterbatasan keterampilan yang dimiliki menunjukkan bahwa pendidikan responden
responden merasa kesulitan dalam melakukan yaitu 71 responden (82,6%) memiliki
aktivitas bekerja dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lulus SD yaitu masih merupakan
hidupnya, salah satunya adalah pendidikan yang sangat rendah, 9 responden
ketidakmampuan responden dalam memiliki (10,6%) yang tidak sekolah, dan 6 responden
sarana sanitasi secara mandiri. (7%) yang memiliki pendidikan lulus SMP.
Bagi lansia yang bukan pegawai negeri Tingkat pengetahuan responden pada
atau karyawan swasta, misalnya kategori kurang dipengaruhi oleh hal
wiraswastawan, pedagang, dan lain-lain pada diantaranya adalah tingkat pendidikan
umumnya mengurangi kegiatannya setelah responden, dan kemampuan daya ingat
memasuki masa lansia. Hal ini seringkali responden dalam menjawab kuesioner yang
bukan karena kesalahan mereka sendiri, tetapi diajukan. Pendidikan adalah upaya untuk
lebih disebabkan sangat sedikitnya memberikan pengetahuan sehingga terjadi
kesempatan kerja yang tersedia bagi lansia perubahan perilaku positif yang meningkat.
(Kuntjoro 2002). Orang yang memiliki pendidikan yang baik
memiliki kemampuan untuk menyerap dan
Analisis Univariat memahami pengetahuan yang diterimanya,
Pengetahuan sehingga semakin baik pendidikan seseorang,
Hasil penelitian mengenai maka semakin mudah ia untuk menyerap dan
pengetahuan responden tentang memelihara memahami pengetahuan yang ia terima.
kebersihan diri ditampilkan pada gambar 6. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan
responden, diharapkan wawasan yang
dimilikinya akan semakin luas sehingga
pengetahuanpun juga akan meningkat,
sebaliknya rendahnya pendidikan responden,
akan mempersempit wawasan sehingga akan

Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 202
menurunkan pengetahuan (Notoatmojo Hal ini dibuktikan dalam hasil data
2003:26). statistik yang menunjukkan bahwa
pengetahuan responden yaitu 49 responden
Sikap (57%) memiliki pengetahuan yang kurang
Hasil penelitian mengenai sikap yang mengakibatkan sikap dalam memelihara
responden tentang memelihara kebersihan diri kebersihan diri kurang. Sikap kurang pada
ditampilkan pada gambar 7. responden juga diakibatkan oleh latar
53(61,6 belakang pendidikan yang rendah, artinya
60 33(38,4 %) banyak responden yang lulus pendidikan
%) sekolah dasar. Dengan tingkat pendidikan
Frekuensi

40

20
sekolah dasar sangat memungkinkan
0
pengetahuan respoden menjadi terbatas
Baik Kurang khusus pengetahuan tentang memelihara
Sikap
kebersihan diri secara baik dan benar. Faktor
penguat pengetahuan responden rendah adalah
Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan letak rumah secara geografis jauh dari pusat
sikap pelayanan kesehatan yaitu puskesmas. Faktor
Gambar 7 menunjukkan bahwa 53 lain adalah kemampuan daya ingat responden
responden memiliki sikap kurang dalam untuk menerima dari pendidikan kesehatan.
memelihara kebersihan diri, artinya lebih dari Sikap yang ditunjukkan oleh
50% jumlah sampel penelitian, sikap yang responden sesuai dengan pernyataan sikap
rendah dipengaruhi oleh pengetahuan yang merupakan reaksi atau respon tertutup dari
rendah sehingga akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu stimulus atau objek,
responden dalam memelihara kebersihan diri baik yang bersifat intern maupun ekstern
lanjut usia, karena lanjut usia tidak dapat sebagai manifestasinya tidak dapat langsung
memilih mana yang baik dan yang benar. dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
Pengetahuan yang kurang disebabkan karena dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut
pendidikan yang diterima responden tidak (Sunaryo 2003:52).
mendapatkan evaluasi yang berarti, maka
didapatkan sikap yang kurang.

Analisis Bivariat
Tabel 1. Tabulasi silang antara pengetahuan responden dengan sikap memelihara kebersihan diri

Sikap Memelihara Kebersihan Diri


Pengetahuan Baik Kurang Jumlah 2 P
n % n % n %
Baik 15 17,4 22 25,6 37 43,0
0,13 0,72
Kurang 18 20,9 31 36,0 49 57,0
Jumlah 33 38,4 53 61,6 86 100,0

Tabel 1 menunjukkan dari 22 menunjukkan nilai  2 = 0,13 dengan


responden yang memiliki pengetahuan baik signifikansi 0,72 (p>0,05). Keputusan dari
dengan sikap kurang (25,6%), sedangkan pengujian ini adalah Ho diterima, artinya
yang memiliki pengetahuan kurang terdapat tidak ada hubungan pengetahuan lanjut usia
31 responden dengan sikap yang kurang dengan sikap memelihara kebersihan diri pada
(36,0%). lanjut usia di Kelurahan Bandungharjo,
Hasil pengujian hipotesis dengan Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
analisis Chi Square dengan Correction Yates

Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 203
Pendidikan merupakan hal yang sangat aktivitasnya, responden jarang untuk
penting dalam mempengaruhi pikiran melakukan tindakan potong kuku. Sikap
seseorang. Seorang yang berpendidikan ketika responden ini menyatakan (Purwanto
menemui suatu masalah akan berusaha 1999:14), bahwa pengetahuan merupakan hal
difikirkan sebaik mungkin dalam yang mempengaruhi sikap atau perilaku
menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang seseorang yang disertai kecenderungan untuk
berpendidikan cenderung akan mampu bertindak sesuai dengan objek tersebut.
berfikir tenang terhadap suatu masalah. Sikap selalu dikaitkan dengan
Melalui proses pendidikan yang melibatkan perilaku yang berada di dalam batas
serangkaian aktivitas, maka seorang individu kewajaran dan kenormalan yang merupakan
akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, respon atau reaksi terhadap suatu stimulus,
keahlian dan wawasan yang lebih tinggi. Hal meski sikap pada hakikatnya hanyalah
ini diperkuat dengan hasil penelitian bahwa merupakan predisposisi atau tendensi untuk
responden mayoritas responden hanya bertingkah laku, sehingga belum dapat
berhasil menyelesaikan pendidikan lulus SD. dikatakan merupakan tindakan atau aktivitas
Pendidikan SD atau pun SMP saat ini (Notoatmodjo (2003:49).
termasuk dalam pendidikan dasar, sementara Hasil dari tabulasi silang
pendidikan menengah yaitu SMA dan menunjukkan bahwa terdapat 31 reponden
pendidikan tinggi yaitu Perguruan tinggi tidak yang memiliki pengetahuan yang kurang dan
ditemukan dalam penelitian ini, dengan memiliki sikap yang kurang dalam
demikian pendidikan yang masih rendah ini memelihara kebersihan diri. Kondisi ini
berpengaruh pada tingkat pengetahuan terjadi disebabkan karena pengalaman
responden dalam hal memelihara kebersihan responden dalam hal memelihara kebersihan
diri secara baik dan benar yang dibuktikan diri. Meskipun dari pengetahuan kurang,
mayoritas pengetahuan responden masih namun adanya pengalaman responden,
kurang (Fuad 2003:15). responden merasa sangat diperlukan suatu
Hasil tabulasi silang yang sikap sebelum bertindak dalam memelihara
menunjukkan bahwa terdapat 22 responden kebersihan diri. Sikap ini ditunjukkan dengan
dengan pengetahuan baik, namun sikapnya pernyataan setuju bahwa berpakaian harus
yang kurang dapat dijelaskan bahwa dengan pakaian bersih, mandi dengan air
responden sebenarnya mengetahui bagaimana bersih, memelihara kebersihan telinga. Sikap
cara memelihara dengan kebersihan diri yang cukup baik ini mencerminkan adanya
secara baik dan benar, namun kondisi kemauan responden dalam memelihara
lingkungan yang tidak memungkinkan dimana kebersihan diri secara baik menurut
responden bertempat tinggal sangat sulit kemampuan responden.
untuk melakukan kebersihan diri secara .Hasil penelitian ini masih belum cukup
benar, sehingga sikap yang diambil responden kuat dalam secara statistik dimana tidak
mengacu pada kebiasaan hidup sehari-hari. terdapat hubungan antara pengetahuan dan
Sebagai contoh adalah responden mengetahui sikap dalam memelihara kebersihan diri.
bahwa mandi dalam sehari adalah dua kali, Tidak signifikannya secara statistik
namun bagi responden ini yang tidak memiliki disebabkan tidak ditemukannya pengetahuan
sarana MCK secara mandiri dapat menjadikan yang baik pada responden dalam memelihara
responden menunda untuk tidak mandi, kebersihan diri yang mengakibatkan syarat
dimana kebisaan mandi responden adalah di yang harus dipenuhi dalam perhitungan
sungai. Contoh lain adalah kebersihan kuku. statistik Chi Square yaitu tidak terdapat sel
Kondisi penglihatan responden yang sudah yang nol (0) tidak tercapai, sehingga belum
mulai berkurang dengan bertambahnya usia, cukup kuat dalam hubungan antara
menjadikan responden sulit untuk melakukan pengetahuan dan sikap lansia dalam
potong kuku secara mandiri. Bagi responden memelihara kebersihan diri.
selama pertumbuhan kuku tidak mengganggu
Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 204
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Bandungharjo, Kecamatan Toroh,
penelitian yang dilakukan Patriasih (2007) Kabupaten Grobogan.
dengan Judul Pengetahuan dan Sikap Gizi,
Perilaku Makan serta Status Gizi Lansia pada Saran
Panti Werdha di kota Bandung. Hasil 1. Bagi Usia Lanjut
penelitian menunjuukan tidak ada hubungan Diharapkan lanjut usia
antara pengetahuan dan sikap gizi terhadap mendapatkan perawatan yang lebih
perilaku makan dan status gizi. optimal khususnya dalam memeliharaan
kebersihan diri.
SIMPULAN DAN SARAN 2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan
Simpulan lebih aktif dalam meningkatkan perannya
1. Mayoritas tingkat pengetahuan lanjut usia dalam memberikan penyuluhan
terhadap pemeliharaan kebersihan diri kesehatan dan pengadaan posyandu lanjut
dalam kategori kurang usia di desa tersebut.
2. Mayoritas sikap pada lanjut usia terhadap 3. Pemerintah Daerah Setempat
pemeliharaan kebersihan diri dalam Diharapkan pemerintah daerah
kategori kurang. dapat mengagendakan pembangunan
3. Tidak ada hubungan antara pengetahuan bantuan MCK ke rumah-rumah di daerah
lanjut usia dengan sikap memelihara penelitian yang diharapkan adanya
kebersihan diri lanjut usia di Kelurahan perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku lansia mengenai kebersihan diri.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. S. 2000. Sikap Manusia: Teori dan Pengukuran. Hlm. 6. 87-88. Edisi ke 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi. Hlm. 9-24. Jakarta: Gramedia.

Kuntjoro Z. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia.http://www.e-psikologi.co.id Tanggal akses: 23 Mei


2011

Meiner. S., & Annette G Lueckenotte. 2006. Gerontologic Nursing. Third Edition. Hlm. 19-31.
Amerika: Elsevier.

Notoatmodjo. S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Hlm. 131-146. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo.S. 2003. Promosi Kesehatan dan dan Teori-Teori Kesehatan. Hlm. 26-50. Jakarta :
Rineka Cipta.

Notoatmojo. S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nugroho. W. 2000. Keperawatan Gerontik. Hlm. 61-83. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2008. Konsep Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Hlm. 33-105. Jakarta :
Salemba Medika.

Parera, G. 2004. Sehat Suatu Pilihan Bebas. Diakses dari: http// www.indomedia.com

Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 205
Potter. P., & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep. Proses dan
Praktik. Edisi Keempat. Editor : Monica et al. Hlm. 1155-1387. Jakarta : EGC.

Pranaja. P. 1995. Perawatan Di Rumah. Hlm. 132. Jakarta: Arcan.

Purwaningsih. E. 2007. Studi Fenomenologi: Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene pada


Penderita Pasca Stroke

Purwanto. H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Perawat. Hlm.14. Jakarta: EGC.

Ritonga. R. 2007. Periode Ketiga Ancaman Kematian. Diakses tanggal 5 Mei 2011.
http://klikdiksos.blogspot.com

Simons D, et al. 2002. Relationship Between Oral Hygiene Practices and Oral Status in Dentate
Elderly People Living in Residential Homes.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Administrasi.Hlm. 186. Jakarta : CV. Alfabeta.

Wawan. A., & Dewi Maria. 2010. Medical book: Teori dan Pengukuran Pengetahuan. Sikap. dan
Perilaku Manusia. Hlm. 12-17. Yogyakarta: Numed.

Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia… (Nadia Citra S dan Yuni Wulan U) 206

You might also like