You are on page 1of 16

PENGEMBANGAN LKS UNTUK METODE PENEMUAN TERBIMBING

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII DI SMP NEGERI 18


PALEMBANG

Farida Aryani1
Alumni S2 FKIP Unsri / Guru SMA Negeri 10 Palembang
E-mail: fdaryani@yahoo.com

Cecil Hiltrimartin2
Dosen S2 FKIP Unsri
E-mail: hiltrimartincecil@yahoo.com

Abstract :

The aim of this research are : (1) Producing the student worksheet for valid and
practical guidance find method in math learning in the eighth class student in SMP
Negeri 18 Palembang. (2) To know potential effect of the using student worksheet
for guidance finder method to ability the eight class in SMP Negeri 18 Palembang.
The research is developed learning practice plan, the student worksheet and the
ability student test.This research use the development research method, and it
contains analysis, design, evaluation and revision. The collecting data were used
by observation and test. Observation use to analysis student activity along teaching
learning process and the test use to analysis student ability. Subjects in this
research are 40 students in the eight class in SMP Negeri 18 Palembang.The
conclusion are: (1). the student worksheet are developed in this research is valid,
practical and have potency effect for the student ability in the eighth class student
in SMP Negeri 18 Palembang. (2). Prototype of the student worksheet is valid and
practical. Valid were shown by validation evaluation that all validation result
good base on content and construct and language. Practical were shown by every
student can using the student worksheet good. (3) the student worksheet have
potency effect to student ability. It were shown b the ability test result in good
student ability level.

Key words: guidance find method, student worksheet.

PENDAHULUAN pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu,


membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-
Salah satu tujuan pembelajaran
coba. Peserta didik harus mempelajari
matematika dalam kurikulum tingkat satuan
matematika melalui pemahaman dan aktif
pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan
membangun pengetahuan baru dari pengalaman
aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
intuisi dan penemuan dengan mengembangkan

129
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

Guru yang bertugas sebagai mediator mengajar, diharapkan makin efektif pula
dan fasilitator dalam proses belajar mengajar pencapaian tujuan pembelajaran, dengan tetap
hendaknya memiliki pengetahuan dan memperhatikan faktor lain seperti guru, siswa,
pemahaman yang cukup tentang media serta lingkungan belajar, media dan lainnya
metode-metode pembelajaran, untuk dapat (Fathurrohman, P dan Sobri 2007:55).
mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Hal ini Salah satu metode pembelajaran adalah
dikarenakan peran guru didalam pembelajaran metode penemuan terbimbing, dimana dengan
merupakan seorang fasilitator, moderator, dan metode ini dominasi pembelajaran di kelas
evaluator, sedangkan siswa berfikir, adalah dominasi siswa. Peran guru adalah
mengkomunikasikan alasannya, melatih nuansa sebagai fasilitator, serta pada saat menyiapkan
demokrasi dengan menghargai pendapat orang perangkat pembelajaran berupa LKS. Hal ini
lain”(Zulkardi, 2001:13). dikarenakan, metode discoveri atau metode
Pemilihan metode-metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah metode mengajar
tertentu sangat mempengaruhi sikap peserta yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
didik dan prestasi belajar yang diharapkan. Guru sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
dewasa ini tidak boleh hanya mengandalkan sebelumnya belum diketahuinya itu tidak
metode pembelajaran berupa ceramah saja, melalui pemberitahuan, sebagian atau
dikarenakan hal tersebut cenderung akan seluruhnya ditemukan sendiri (Ruseffendi,
membosankan siswa, serta tidak dapat 1988:329). Diharapkan, jika siswa terlibat aktif
memancing seluruh potensi yang dimiliki siswa dalam menemukan pola dan struktur matematika
untuk berpikir aktif dan kreatif mengenai materi itu, siswa akan memahami konsep dan teorema
yang diajarkan. Guru yang menggunakan lebih baik, ingat lebih lama dan mampu
beberapa variasi dalam metode pembelajaran mengaplikasikannya ke situasi yang lain dan
akan membuat siswa menjadi senang dan akan membawa siswa ingin mengetahui lebih
bergairah dalam melakukan proses belajar lanjut hubungan pola dan struktur yang
mengajar, yang imbasnya tentunya berupa ditemukan tadi.
prestasi belajar maksimal yang diharapkan. Dalam suatu pembelajaran matematika,
Metode pembelajaran, menurut mukhtar guru perlu memberikan motivasi kepada siswa
dan Yamin.M (2007:101) adalah cara agar mereka mau dan mampu menyelesaikan
melakukan, menyajikan, menguraikan, memberi soal-soal, dan bila perlu membimbingnya sampai
contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada mereka dapat menyelesaikannya
siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Makin (Hudoyo:1988). Bimbingan yang dimaksud
tepat metode yang digunakan oleh guru dalam dapat diberikan secara lisan atau secara tertulis,

130
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

namun bantuan secara tertulis dalam lembar Berdasarkan hal tersebut, dalam
kerja siswa akan lebih jauh effektif, karena dapat penelitian ini akan dilakukan pengembangan
dibaca berulang-ulang oleh siswa. LKS untuk metode penemuan terbimbing yang
Untuk dapat memberikan bantuan itu disertai dengan RPP dan buku petunjuk
secara effektif, apalagi secara tertulis, tentu guru.pada materi bangun ruang sisi datar yang
diperlukan persiapan yang cukup baik dari guru- peneliti tuangkan dengan judul penelitian
guru, terutama dalam penguasaan konsep- “Pengembangan LKS Untuk Metode Penemuan
konsep dan prinsip-prinsip itu dalam langkah- Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika
langkah penyelesaian soal. Persiapan itu dapat SMP kelas VIII”.
dilakukan guru ketika menyusun Rencana Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan cara maka rumusan masalah dalam penelitian ini
ini dapat diharapkan kemampuan guru dalam adalah: 1) Bagaimanakah LKS metode
menyajian materi pelajaran akan meningkat. penemuan terbimbing yang valid dan praktis,
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas
salah satu alternatif pembelajaran yang tepat VIII SMP Negeri 18 Palembang? 2) Bagaimana
bagi peserta didik karena LKS membantu potensial efek penggunaan LKS untuk metode
peserta didik untuk menambah informasi tentang penemuan terbimbing terhadap kemampuan
konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang?
secara sistematis (suyitno, 1997:40). Berdasarkan masalah yang telah ditetapkan
Beberapa penelitian terdahulu yang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1)
relevan dengan penelitian ini adalah berupa Menghasilkan LKS untuk metode penemuan
makalah Penelitian Tindakan Kelas Morisca terbimbing yang valid dan praktis dalam
Yusuf (2007), pada materi bangun datar segitiga pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP
dan segiempat. Dan skripsi Rahmawati (2006) Negeri 18 Palembang. 2) Mengetahui potensial
yang meneliti tentang aktivitas dan belajar efek penggunaan LKS untuk metode penemuan
matematika dengan metode terbimbing pada terbimbing terhadap kemampuan siswa kelas
pokok bahasan Lingkaran. Kedua penelitian VIII SMP Negeri 18 Palembang. Penelitian ini
tersebut selain berbeda materi juga bertujuan memberikan manfaat 1) Bagi siswa, Siswa yang
meningkatkan prestasi belajar, dengan belajar matematika menggunakan LKS untuk
menerapkan langkah pembelajaran penemuan metode penemuan terbimbing diharapkan dapat
terbimbing dan kelemahan produk LKSnya memberikan suasana baru, memotivasi siswa
belum teruji validitasnya dari pakar. untuk memperkaya pengalaman belajar dan
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika.

131
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

2) Bagi guru, diharapkan dapat menggunakan metode penemuan terbimbing. Tes diberikan
LKS untuk metode penemuan terbimbing yang pada setiap akhir pembelajaran. Subjek
telah dibuat pada materi bangun ruang sisi datar, penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII 8
sebagai alternatif dalam memperkaya variasi SMP Negeri 18 Palembang dengan jumlah 40
pembelajaran. 3) Bagi sekolah, hasil penelitian orang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 20
ini dapat merupakan salah satu masukan dalam siswa laki-laki yang terlibat selama kegiatan
upaya peningkatan kualitas pembelajaran proses pembelajaran matematika dengan
matematika. menggunakan LKS untuk metode penemuan
terbimbing.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode penelitian Hasil Evaluasi
pengembangan atau development research tipe
Hasil dan analisis data observasi aktivitas
formative research (Tessmer,1999 ; Zulkardi, siswa
2002). Penelitian pengembangan sebagai jenis
Penelitian ini diujicobakan pada bulan
penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan
Maret 2009 – April 2009 di SMP Negeri 18
LKS untuk metode penemuan terbimbing.
Palembang pada kelas VIII-8 dengan jumlah
Prosedur penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan,
siswa sebanyak 40 siswa yang terbagi dalam 8
meliputi : 1. Self Evaluation terbagi dua yaitu a).
kelompok dan masing-masing kelompok terdiri
Analisis b). Desain 2. Prototyping ( validasi,
dari 5 orang.
evaluasi dan revisi ) terbagi dua yaitu a). Expert
Pengumpulan data dilakukan dengan
Review dan One-to-one b). Small Group
menggunakan observasi selama pembelajaran
(kelompok kecil ) 3. Field Test ( Uji lapangan )
menggunakan metode penemuan terbimbing.
Berdasarkan metode dan prosedur
Pada setiap pertemuan peneliti dibantu oleh 9
penelitian di atas, maka metode pengumpulan
orang observer, untuk satu orang observer
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengamati satu indikator. Mereka bertugas
: 1) Observasi digunakan untuk melihat aktivitas
sebagai pengamat aktivitas siswa untuk
siswa dalam pembelajaran, digunakan metode
mengetahui kepraktisannya.
observasi dengan pengamatan yang dilakukan
Dalam pembelajaran ini, masing-masing
oleh salah seorang rekan guru selama kegiatan
kelompok diberikan LKS, LKS terdiri dari LKS
pembelajaran berlangsung. 3) Tes digunakan
1, LKS 2, LKS 3 dan LKS 4 dengan pokok
untuk mengukur hasil belajar siswa untuk

132
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

bangun ruang sisi datar, kemudian setelah Dari hasil observasi, maka dapat dibuat tabel
pembelajaran berlangsung, siswa diberikan tes. hasil observasi aktivitas siswa adalah sebagai
berikut :

Tabel. Persentase hasil observasi aktivitas siswa saat proses pembelajaran

PERTEMUAN RATA-
NO. ASPEK YANG DIAMATI KATEGORI
1 2 3 4 RATA
Mendengarkan dan
SANGAT
1 memperhatikan penjelasan 83,47 84,58 81,94 84,58 83,65
BAIK
guru
SANGAT
2 Membuat perencanaan kerja 86,39 87,50 85,00 87,22 86,53
BAIK
SANGAT
3 Membaca LKS/materi ajar 96,39 97,78 98,75 98,33 97,81
BAIK
Melakukan Kegiatan pada SANGAT
4 94,03 94,31 95,69 94,86 94,72
LKS BAIK
Menulis yang relavan SANGAT
5 96,11 98,61 96,81 97,50 97,53
dengan KBM BAIK
Berdiskusi/bertanya dengan
6 17,78 21,53 19,17 22,92 20,35 BURUK
guru
Berdiskusi/bertanya dengan SANGAT
7 89,58 92,92 90,69 91,25 91,11
teman BAIK
SANGAT
8 Membuat kesimpulan 92,22 94,86 91,67 93,06 92,95
BAIK
Percakanan yang tidak
relevan, mengerjakan KURANG
9 25,00 25,69 25,97 26,39 25,76
sesuatu yang tidak relevan, BAIK
mengobrol, melamun, dll
Sumber : Hasil analisis peneliti, 2009

133
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

120,00

100,00
PERSENTASE

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
PERTEMUAN

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Membuat perencanaan kerja

Membaca LKS/materi ajar

Melakukan Kegiatan pada LKS

Menulis yang relavan dengan KBM

Berdiskusi/bertanya dengan guru

Berdiskusi/bertanya dengan teman

Membuat kesimpulan

Percakanan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan,


mengobrol, melamun, dll

Gambar. Grafik hasil observasi aktivitas siswa saat proses pembelajaran

134
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

120,00

100,00

80,00
PROSENTASE

60,00

40,00

20,00

0,00
PERTEMUAN

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru


Membuat perencanaan kerja
Membaca LKS/materi ajar
Melakukan Kegiatan pada LKS
Menulis yang relavan dengan KBM
Berdiskusi/bertanya dengan guru
Berdiskusi/bertanya dengan teman
Membuat kesimpulan
Percakanan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan, mengobrol, melamun, dll

LKS yang dibuat sudah dikategorikan pembelajaran karena pada indikator ini terlihat
praktis karena semua siswa sudah dapat siswa dalam kelas tersebut tidak ribut, mereka
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) memang melakukan kegiatan yang ada di LKS
dengan baik tanpa bantuan guru, karena guru dengan metode penemuan terbimbing.
disini berperan sebagai fasilisator dengan Sedangkan Membaca LKS/ Materi ajar
membimbing siswa agar termotivasi untuk (97,81%), dan Melakukan kegiatan pada LKS
belajar, ini terlihat dari tabel diatas dimana (94,72%) disini siswa terlihat aktif dengan
berdiskusi/ bertanya dengan guru mencapai menggunakan LKS penemuan terbimbing.
(20,35%) dengan kategori buruk. Percakapan Mereka terlihat tampak senang melakukan
yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang kegiatan di LKS tersebut, yang pada akhirnya
tidak relevan, mengobrol, melamun dan lain-lain mereka akan menemukan suatu rumus. Aktivitas
mencapai (25,76%) dengan katagori kurang siswa disini terlihat semakin meningkat pada
baik artinya pada indikator ini siswa aktif pertemuan keempat, pada pertemuan pertama
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam mungkin mereka masih aneh dan malu-malu

135
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

untuk aktif dalam pembelajaran. Diharapkan bila peneliti ( guru ) berperan sebagai fasilisator
kegiatan proses pembelajaran seperti ini terus- dengan membimbing siswa agar termotivasi
menerus dilakukan, siswa akan terbiasa untuk belajar.
mengungkapkan idenya secara jelas dengan Untuk aktivitas kegiatan per siswa
berdiskusi dan membiasakan menarik berdasarkan indikator yang diamati diperoleh
kesimpulan sendiri tanpa bantuan guru. Disini hasil seperti tampak pada tabel berikut :

Tabel. Kategori aktivitas per siswa pada saat proses belajar mengajar
Nomor sangat cukup
(%) baik (%) (%)
Indikator baik baik
indikator 1 25 62.5 15 37.5 0 0
indikator 2 33 82.5 7 17.5 0 0
indikator 3 40 100 0 0 0 0
indikator 4 40 100 0 0 0 0
indikator 5 40 100 0 0 0 0
indikator 6 22 55 17 42.5 1 2.5
indikator 7 39 97.5 1 2.5 0 0
indikator 8 38 95 2 5 0 0
indikator 9 13 32.5 21 52.5 6 15

Dari tabel terlihat ada 3 indikator yang menjawab dan mengerjakan LKS yang
mempunyai kategori sangat baik yaitu indikator diberikan.
nomor (3) membaca LKS atau materi ajar, Sedangkan indikator nomor (6) yaitu berdiskusi
nomor (4) melakukan kegiatan pada LKS dan dengan guru menunjukkan kategori sangat baik
indikator nomor (5). menulis yang relevan 55 %, baik 42,5 % dan cukup 2,5 % ini
dengan KBM hal ini disebabkan karena menunjukkan bahwa ada 1 orang siswa yang
indikator dimaksud merupakan kegiatan tidak cukup mengerti untuk menjawab
langsung per siswa untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS sehingga
pertanyaan-pertanyaan dalam LKS. Jika siswa mereka menanyakannya kepada guru. Hal ini
tidak melakukan semua kegiatan dalam indikator menunjukkan peran guru yang hanya sebagai
tersebut secara langsung siswa tidak akan dapat motivator dan fasilitator dalam kegiatan Proses

136
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

Belajar Mengajar dengan mengguakan LKS ini.


Indikator nomor 9 yaitu percakapan yang tidak Pada setiap akhir pembelajaran
relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan, matematika menggunakan metode penemuan
mengobrol dan melamun menunjukkan hasil terbimbing, dilakukan tes untuk mengukur
kategori sebagai berikut sangat baik 32,5 %, baik kemampuan siswa. Siswa diminta
52,5 % dan cukup baik 15 %. Hal ini menyelesaikan soal-soal tes yang dibuat guru
menunjukkan ada 6 siswa yang masih untuk mengukur kemampuan siswa yang terdiri
melakukan kegiatan mengobrol, melamun, dari dua soal dan menuntut 3 indikator. Data
ngantuk dan hal-hal lain yang tidak relevan hasil tes kemampuan siswa dianalisis untuk
dengan kegiatan belajar mengajar. Hal ini menentukan rata-rata nilai akhir pada setiap
disebabkan siswa tersebut menunggu jawaban pertemuan dan kemudian dikonversikan ke
dari teman yang masih mendiskusikan jawaban dalam data kualitatif untuk menentukan kategori
yang benar, ada juga yang masih menunggu tingkat kemampuan siswa. Adapun persentase
teman-teman kelompok lain yang masih tingkat kemampuan tersebut selama dilakukan 4
mendiskusikan jawaban yang benar. kali tes selama 4 kali pertemuan, dapat dilihat
Hasil dan analisis data tes kemampuan siswa sebagai berikut.

Tabel. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan siswa

Kategori pertemuan I pertemuan II pertemuan III pertemuan IV


F1 % F2 % F3 % F4 %
Sangat
6 15 15 37,5 10 25 14 35
baik
baik 13 32,5 7 17,5 23 57,5 24 60
Cukup
18 45 17 42,5 4 10 2 5
baik
Kurang
3 7,5 1 2,5 3 7,5 - -
baik
Jumlah
40 40 40 40
Siswa
Sumber : Hasil analisis peneliti, 2009

137
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

Dari tabel. diatas dapat dilihat bahwa tersebut merupakan frekuensi yang paling tinggi
pada pertemuan pertama hanya 6 siswa yang dibandingkan pertemuan I dan II. Akan tetapi,
memiliki kemampuan sangat baik. Namun pada pertemuan kedua dan ketiga jumlah siswa
sebanyak 13 siswa termasuk kedalam kategori yang termasuk ke dalam kategori kurang baik
memiliki kemampuan baik. Namun pada sudah sangat jauh berkurang. Bahkan jumlah
pertemuan ketiga dan keempat kemampuan siswa yang tergolong sangat baik dan baik
siswa mengalami kenaikan pada setiap mengalami peningkatan.
pertemuan. Terutama terlihat pada pertemuan Dari keempat skor kemampuan siswa
keempat dimana kategori siswa sangat baik yang telah diperoleh, selanjutnya dihitung skor
mencapai 14 siswa, 24 siswa dengan kategori rata-ratanya. Berikut ini adalah distribusi skor
baik. maka dapat dinyatakan bahwa ada 38 siswa rata-rata kemampuan siswa selama 4 kali
yang memiliki kemampuan baik. Frekuensi pertemuan.

Tabel. Distribusi skor rata-rata kemampuan siswa

Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori


9,2 – 12,0 11 27,5 Sangat Baik
7,2 – 9,1 23 57,5 Baik
5,2 – 7,1 6 15 Cukup Baik
3,0 – 5,1 - - Kurang Baik
Jumlah 40 100
Rata-rata 8,28 Baik
Sumber : Hasil analisi peneliti, 2009

Dari data diatas, secara keseluruhan rata- minimal 7,2 berjumlah 34 siswa, ini berarti di
rata kemampuan siswa adalah 8,28 yang kelas uji coba memiliki potensial efek terhadap
tergolong dalam kategori baik. Artinya 85% kemampuannya, setelah diberikan latihan-latihan
dalam kategori memiliki kemampuan baik, dan soal dengan menggunakan LKS dengan metode
15% siswa tergolong dalam kategori minimal penemuan terbimbing, dan instrumen penilaian
cukup baik. Dimana siswa yang mendapat nilai yang dibuat.

138
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

Tabel. Jumlah siswa yang mengerjakan soal tes dilihat per indikator

P1 P2 P3 P4 Rata-rata Rata-rata
rata- dalam Per
Indikator Deskripsi Per
rata persen indikator
P1 P2 P3 P4 indikator (%)
a 31 36 37 35 34,75 86,87
menfokuskan
b 24 31 26 27 27 67,5 28,17
pertanyaan 70,4
c 23 23 27 18 22,75 56,87

a 23 24 17 27 22,75 56,88
menganalisis
b 23 18 24 22 21,75 54,38 23,08
argumentasi 57,7
c 26 22 21 30 24,75 61,87
Bertanya/
a 21 22 21 26 22,5 56,25
menjawab
pertanyaan
b 11 26 16 24 19,25 48,12 19,08
tentang suatu 47,7
penjelasan
atau c 7 19 17 19 15,5 38,75
tantangan
Sumber : Hasil analisis peneliti, 2009

Dari tabel. terlihat bahwa indikator siswa perindikator untuk mengukur kemampuan
memfokuskan pertanyaan menghasilkan siswa pada setiap indikator (tabel ada pada
persentase yang tinggi yaitu 70,4 %, lampiran) didapat :
menganalisis argumen menghasilkan 57,7% dan Hasil rekapitulasi ketiga indikator untuk
bertanya/ menjawab pertanyaan tentang suatu empat kali pertemuan yaitu pada indikator (1)
penjelasan menghasilkan persentase terendah Memfokuskan pertanyaan memberikan hasil
yaitu 47,7% dikarenakan banyak siswa yang 3,10 dengan kategori baik, indikator (2)
salah dalam perhitungan karena mereka tidak Menganalisis argumen memberikan hasil 2,44
dapat mengalikan (tidak hapal perkalian), salah dengan kategori cukup baik dan indikator (3)
jumlah, yang mengakibatkan mereka salah Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang
dalam perhitungan akhir. suatu penjelasan memberikan hasil 2,21 dengan
Sedangkan skor rata-rata kemampuan kategori cukup baik.

139
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

PEMBAHASAN terbimbing merupakan hal baru bagi siswa dan


kebiasaan cara belajar siswa yang masih
Hasil prototype LKS untuk metode penemuan
terbimbing menunggu penyajian guru atau menunggu
teman yang pinter selesai mengerjakan latihan-
Setelah melalui proses pengembangan
latihan soal matematika yang diberikan, ternyata
yang terdiri dari 3 tahap besar, tiga siklus untuk
dengan mereka berdiskusi (kerja kelompok) dan
3 prototype dan proses revisi berdasarkan saran
menggunakan LKS dengan metode penemuan
validator dan siswa, diperoleh RPP, LKS dan
terbimbing mereka lebih aktif dalam menerima
Instrumen penilaian pada pokok bahasan bangun
materi yang diberikan. Ini terlihat dari hasil
ruang sisi datar yang dikembangkan dapat
analisis observasi aktivitas siswa selama
dikategorikan valid dan praktis. Valid tergambar
mengikuti pembelajaran. Namun berdasarkan
dari hasil penilaian validator, dimana hampir
hasil observasi tersebut juga diperoleh bahwa
semua validator menyatakan baik berdasarkan
Prototype Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
content ( sesuai kurikulum, dan materi bangun
dikembangkan memiliki potensial efek terhadap
ruang sisi datar ), konstruk ( sesuai
pembelajaran untuk metode penemuan
karakteristik/indikator kemampuan siswa ) dan
terbimbing. Siswa sudah terlihat aktif dalam
bahasa ( sesuai dengan kaidah bahasa yang
kerja kelompok, bersemangat dan berusaha
berlaku, EYD ). Praktis tergambar dari hasil uji
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
coba, dimana semua siswa dapat menggunakan
diberikan pada LKS, meskipun masih ada
Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan baik.
kelompok atau siswa lain yang belum aktif
dalam proses pembelajaran.
Efek prototype LKS untuk metode penemuan
terbimbing aktivitas siswa
Efek prototype Lembar Kerja Siswa (LKS)
terhadap hasil belajar
Prototype Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang sudah dikategorikan valid dan praktis, Dari hasil analisis data tes kemampuan
kemudian diujicobakan pada subjek penelitian, siswa untuk metode penemuan terbimbing dapat
dalam hal ini siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 18 diketahui bahwa hanya 11 siswa ( 27,5 % ) yang
Palembang, yang diberikan pembelajaran termasuk dalam kategori memiliki kemampuan
dengan menggunakan metode penemuan sangat baik, akan tetapi ada 23 siswa ( 57,5 % )
terbimbing. Hasil observasi menunjukkan bahwa termasuk dalam kategori memiliki kemampuan
LKS yang dikembangkan efektif meningkatkan baik. Ini berarti secara keseluruhan ada 34 dari
aktivitas belajar siswa. Hal ini karena 40 ( 85 % ) siswa yang telah memiliki
pembelajaran dengan metode penemuan kemampuan baik. Secara keseluruhan rata-rata

140
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

kemampuan siswa adalah 8,28 yang tergolong kemampuan siswa pada pertemuan pertama
dalam kategori baik. Artinya 85% dalam masih rendah dibandingkan pada pertemuan
kategori memiliki kemampuan baik, dan 15% berikutnya. Namun hasil tes menunjukkan
siswa tergolong dalam kategori minimal cukup bahwa prototype LKS yang dikembangkan
baik. Dimana siswa yang mendapat nilai memiliki potensial efek terhadap kemampuan
minimal 7,2 berjumlah 34 siswa, ini berarti di siswa terlihat dari hasil tes pada pertemuan
kelas uji coba memiliki potensial efek terhadap kedua, ketiga dan keempat kemampuan siswa
kemampuannya, setelah diberikan latihan-latihan terus mengalami kenaikan.
soal dengan menggunakan LKS dengan metode
penemuan terbimbing, dan instrumen penilaian DAFTAR PUSTAKA
yang dibuat.
Pada pertemuan pertama hanya 6 siswa ( Akker, J.v.d. 1999. Principles and Methods of

15 % ) yang memiliki kemampuan sangat baik. Development Research. Dalam J.v.d

Namun sebanyak 13 siswa ( 32,5 % ) termasuk Akker (Ed). Design Approaches and Tools

kategori memiliki kemampuan baik dan 18 in Education and Training. Dordrecht:

siswa ( 45 % ) dalam kategori memiliki Kluwer Academic Publishers.

kemampuan cukup. Pada pertemuan kedua Anonim. 2007. LKS E Leaning. Tersedia pada

hanya 15 siswa ( 37,5 % ) yang memiliki (http://romusha-belajar.blgspot.com/

kemampuan sangat baik. Namun sebanyak 7 2007/12/lembar-kerja-siswa-lks-

siswa ( 17,5 % ) termasuk kategori memiliki mtk.html. diakses tanggal 10 Desember

kemampuan baik dan 17 siswa ( 42,5 % ) dalam 2008.

kategori memiliki kemampuan cukup. Jika Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur

dibandingkan pada pertemuan ketiga dan Penelitian.Yogyakarta : Rineka Cipta

keempat. Pada pelaksanaan pertemuan pertama, Depdiknas. 2006a. Peraturan Menteri

tampak siswa masih bingung dan takut salah Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

dalam mengungkapkan ide-idenya, sehingga 2006 tentang Standar Isi. Jakarta :

beberapa siswa tidak berani mencoba menjawab Depdiknas.

pertanyaan yang menuntut penjelasan jawaban Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar dan

yang menyebabkan beberapa diskriptor tidak Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka

muncul pada diri siswa. Misalnya pada Cipta.

diskriptor mengidentifikasi kesimpulan dan Djaali. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta :

mengidentifikasi alasan (menganalisis argumen) Rineka Cipta

Ini merupakan beberapa penyebab nilai

141
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

Fathurrohman,P dan Sobry,S.2007. Strategi Marsigit. 2008. Pengembangan Model


Belajar Mengajar Melalui Penanaman Pembelajaran. Tersedia pada (http://
Konsep Umum dan Islam. Bandung : pbnmatmarsigit.blogspot.com/2008/12/
Refika Aditama. pengembangan-model-pembelajaran
Ganung Anggraeni, 2002. Penyusunan dan html. diakses tanggal 10 Desember 2008.
Pemanfaatan LKS dan LT dalam Mukhtar dan Yamin, Martins. 2007. 10 Kiat
Pembelajaran Matematika. Disampaikan Sukses mengajar di Kelas. Jakarta : PT
pada Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Nimas Utama.
Matematika bagi Guru-guru SLTP tanggal Nasoetion, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran
27 Oktober s.d. 3 Nopember 2002 Matematika. Jakarta : Universitas
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Terbuka.
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, S. 2004. Metode Research. Jakarta :
Hudoyo, H. 1979. Pengembangan Kurikulum Bumi Aksara
Matematika. Surabaya: Usaha Nasional. Sadiman, Arif S, dkk. 2005. Media Pendidikan:
Hudoyo, H. 2001. Pengembangan Kurikulum Pengertian, Pengembangan, dan
dan Pembelajaran Matematika. Malang : Pemanfaatannya. Jakarta : PT
Universitas Negeri Malang. Rajagrafindo Persada.
Hudoyo, Herman. 2005. Pengembangan Rahmawati. 2006. Peningkatan Hasil Belajar
Kurikulum dan Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3
Matematika . Malang : Universitas Lahat Melalui Metode Penemuan
Malang Press. Terbimbing (Skripsi). Tidak diterbitkan.
Indrianto, Lis. 1998. Pemanfaatan Lembar Kerja Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan
Siswa Dalam Pengajaran Matematika Pembelajaran. Surabaya : University
Sebagai Upaya peningkatan prestasi Press.
Belajar Matematika. Semarang: IKIP Rusdi,andi. 2008. Perangkat Pembelajaran.
Semarang. Tersedia pada (http://anrusmath.
Indriati, E. 2005. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta wordpress.com/2008/09/29/perangkat-
: PT Gramedia Pustaka Utama. pembelajaran.html diakses tanggal 12
Markaban, 2006. Modul Pembelajaran Desember 2008.
Matematika dengan Pendekatan Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada
Penemuan Terbimbing di PPPG Membantu Guru Mengembangkan Kom-
Matematika. Yogyakarta. petensinya dalam Pengajaran
Matematika. Bandung : Tarsito.

142
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011

Soedjadi, R. 1996. Kiat Pendidikan Matematika Paper disampaikan diseminar nasional


di Indonesia. Jakarta:Dirjen Dikti RME di UNESA, Surabaya.
Suryosubroto.2002. Proses Belajar Mengajar di -----------. 2002. Developing a Learning
Sekoah.Jakarta : Rineka Cipta. Environment on Realistic Mathematics
Suyitno, Amin, dkk. 1997. Dasar dan Proses Education for Indonesian student
Pembelajaran Matematika. Semarang: teachers. Disertasi.
FMIPAUnnes. (http://projects.edte.utwente.nl/cascade/
Winkell, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. imei/dissertation/disertasi.html. diakses
Jakarta : Grasindo. tanggal 15 Desember 2008).
Yusuf, Moriska. 2007. Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Pada Materi Bangun Datar
Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis
Segitiga dan Segiempat di Kelas VII SMP
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yusuf
Negeri 5 Sungai Lilin. Makalah PTK di
Hartono sebagai pembimbing yang telah
sajikan pada Lomba Inovasi Guru
memberikan bimbingan selama penulisan tesis.
Sumatera Selatan.
Zulkardi. 2001. CASCADA –IMEI. Lingkungan
Belajar RME di Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan Guru di Indonesia.

143
Aryani, Pengembangan LKS untuk Metode Pengembangan Terbimbing

144

You might also like