You are on page 1of 14

INTERPRETASI FOTO UDARA INFRA MERAH BERWARNA

UNTUK MENGETAHUI KEBERADAAN DAN PERSEBARAN GUA


DI DESA PUCUNG KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI
(T~e Use ofInfra red Aerial Photo for Identification the Existance and Spread of Cave in
Planning sub District, Eromoko district, Wonogiri Regency)

Oleh:
Suharjo, Sugiharto B.S
Reshinta Purnaningsih, Suryanto, Yuliarta Rudi Prasetyo
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A.Yani Pabelan Kartosuro Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271) 717417
Psw 151-153, Fax: (0271) 715448, E-mail: f_QIJYA.fQ§.QQBA!7@Y.~!.~f!.(l:_q_(}_TI}

ABSTRACT
Science that studied all ofthe aspect related to cave and their circles (speleology)
....
in Indonesia does not still quite expand. Expantion more advanced need all sorts of re-
search, publication and its interest to an academic party who get in touch with cave and
their circles. One of them the basic ofdata collection about the existence and the spread of
cave. The usual manner that is used to know the exis~ence and the spread of cave, is by
means of the analisys topography map wich is continued by terrestrial research. Weakness
for ths manner is it need huge time, cost and energy. The making use ofaerial photo can be
done in suporrting the basic of date collection, is the · interpretation to bug or detect ap-
pearances the phenomena in earth :SO surface. One of them is appearances the edge ofcave.
The result of the research indicates that interpretation of aerial photo can be use to iden-
tify the spread of the edge of cave. It is olksified according to; the edge that obtained of
center deppresion by the accuracy of 100%; the edge of cave that obtained of slope de-
pression (the accuracy of 33,3%); the edge of cave that is obtained of river current (the
accuracy ofl 00%); and the edge ofcave that obtained offragmt:nt (the accuracy of 50%).
Key words : Aerial photo interpretation, cave, accuracy ofInterpretation

PENDAHULUAN merupakan suatu daerah yang dapat


Lingkungan gua-gua di daerah menangkap atau menjebak air hujan yang ·~
·. ~·
batu gamping yang bersifat karstik yang jatuh di atasnya. Air hujan yangjatuh akan
kelihatan kering di permukaan sebenarnya
0
segera mengisi depresi-depresi . Pusat

46 Forum Geograji, Vol.15, No.1 , 2001 : 46-59


..
depresi-depresi tersebut berupa sinkhole yang dilanjutkan dengan swvey terestrial.
Dengan cara ini interpreter akan
yang berupa rongga-rongga, gua-gua atau
mempunyai pendugaan yang lebih luas
luweng. Kondisi ini menyebabkan air h~an
tentang letak titik keberadaan mulut gua
cepat mengalaini pengatusan, dimana air
dan akan berpengaruh pada penggunaan
mengisi pusat depresi-depresi yang segera
waktu, biaya dan tenaga. Mengantisipasi
mengalir ke dalam rongga bawah
hal itu diperlukan suatu teknik penentuan
permukaan. Selama perjalanan ke pusat
keberadaan dan persebaran gua yang lebih
depresi, limpasan permukaan juga mengisi
efektif.
rongga-rongga lain yang terjadi karena
pelarutan, tunjaman akar tumbuhan atau Foto udara merupakan gambaran
celah akibat patahan yang biasa dikenal permukaan bumi lengkap, wujud dan
letaknya mirip dengan wujud dan letaknya
dengan istilah porositas sekunder. Hal ini
di permukaan bumi. Manfaat foto udara
menyebabkan konsentrasi air lebih banyak
untuk menyadap atau mendeteksi
di bawah permukaan, kemudian membentuk
fenomena-fenomenakenampakan di muka
sistem-sistem aliran dan selanjutnya
bumi, salah satunya adalah kenampakan
berkembang menjadi sungai bawah tanah.
mulut gua. Penyadapan ini dilakukan
Pada umumnya masyarakat di dengan car a interpretasi foto , udara .
daerah karst menghadapi masalah Interpretasi objek didasarkan pada unsur-
ketersediaan air untuk memenuhi unsur interpretasi foto udara. Unsur-unsur
kebutuhan sehari-hari terutama pada tersebut adalah rona, warna, bentuk,
musim kemarau. Permasalahan ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs, dan
ketersediaan air memerlukan perhatian asosiasi. Dalam penelitian ini unsur-unsur
yang khusus, salah satunya berupa suatu yang dominan digunakan adalah rona,
penelitian. Penelitian tersebut dapat bentuk, situs dan asosiasi.
berhubungan dengan keberadaan gua, Desa Pucung kecarnatan Eromoko
dimana gua merupakan suatu jalan masuk kabupaten Wonogiri dipilih sebagai daerah
ke dalam permukaan bumi untuk penelitian karena sebagian besar
mengetahui potensi air dengan jalan wilayahnya merupakan daerah
penelusuran gua. Pengumpulan data batugamping karst yang belum tersedia
data keberadaan dan persebaran gua.
keberadaan gua diharapkan dapat
~ Alasan lain pemilihan des a Pucung
memberikan masukan kepada speleolog
menjadi daerah penelitian karena
dalam membantu mengatasi masalah kelengkapan foto udara yang tersedia.
kekurangan air masyarakat daerah karst. Penggunaan teknik penginderaan jauh
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
Cara yang lazim digunakan untuk
jauh sumbangan yang dapat dimanfaatkan
mengetahui keberadaan dan persebaran gua . (''
untuk perkembangan speleologi khususnya
adalah dengan interpretasi peta topografi di Indonesia.

Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna untuk ... (Suharjo, dkk) 47


Berdasarkan latar belakang diatas jalan menganalisis data yang diperoleh
maka dapat dirumuskan permasalahan dengan menggunakan alat tanpa kontak
sebagai berikut : lan gsung terhadap objek, daerah, atau
1. · Dapatkah citra foto udara digunakan gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer
untuk mendeteksi keberadaan dan 1979) . Sutanto (198 6 ) berpendapat
persebaran mulut gua ? bahwa penginderaan jauh adalah ilmu,
tetapi bila digunakan pakar lain untuk
2. Sejauh mana tingkat keakurasian citra menopang penelitiannya, m ak a
foto udara untuk mendeteksi penginderaan jauh merupakan teknik
keberadaan dan persebaran mulut gua ? bagi mereka.

Teknik penginderaanjauh dapat


Definisi gua menurut IUS (Ko,
1985) adalah setiap ruangan di bawah digunakan untuk menyadap data
tanah yang dapat dimasuki orang. Beberapa fi sio grafik melalui pendekatan
kenampakan fi sik permukaan, karena
ahli membuat definisi gua (Giri Bahama,
1996) antara lain Thornbury ( 1954) , pada dasarnya citra penginderaan jauh
Zumberge (1963), dan VonEngeen (1953). menggambarkan objek-objek yang
Thornbury menyatakan gua adalah lubang tampak langsung di permukaan bumi
alam yang kosong , bentukny a dapat , (Sutanto, 1986 dan ' 1!187) . Ketelit ian
sederhana, dapatbercabang, dapatvertikal data fisiografik dapat diperoleh dari hasil
maupun horizontal, dan dapat memiliki interpretasi citra penginderaanjauh yang
satu tingkat atau lebih, baik ada atau tidak digunakan. Kualitas citra dan
ada sungai di dalamnya. Zumberge pengalaman interpreter juga
menyatakan gua adalah lubang yang mempengaruhi hasil dan ketelitian data
terbuka di bawah permukaan tanah. Von yang dapat diperoleh.
Engeen berpendapat, gua adalah lubang Daels dan Antrop (1981 dalam
yang terjadi di bawah tanah. Adapun Totok Gunawan, 1991) mengemukakan
menurut Ko (1985) gua adalah suatu bahwa interpretasi citra dapat dibagi
lintasan sungai di bawah tanah yang masih dalam tiga tahap, yaitu deteksi ,
dialiri air .secara aktif atau pemah dialiri. identifikasi dan evaluasi. Interpretasi
Definisi ini mengacu hubungan antara gua citra adalah pemilihan dan klasifikasi
dan air sehingga mulut-mulut gua dengan informasi serta menyadap data yang
kelembaban yang lebih dari sekitarnya akan dikandung dalam citra untuk tujuan yang
mempunyai vegetasi yang berdaun lebat diinginkan oleh peneliti . Menurut
dan hijau. Lillesand dan Kiefer (1979) interpretasi
Penginderaan jauh adalah ilmu citra adalah mengidentifikasi apa yang- ·~
dan seni untuk memperoleh informasi 0 dapat dilihat pada citra, mengolah
tentang objek, daerah, atau gejala dengan dengan otak, dan mengkomunikasikan

48 Forum Geograji, Vo/.15, No.1 , 2001 : 46- 59


dengan orang lain sebingga membentuk pendugaan sungai bawah tanah atau
informasi yang berguna. penelitian lain serupa sebagai langkah
pemecahan masalah air yang dihadapi
Tujuan umum dalam penelitian
ini untuk mengetahui keberadaan dan oleb masyarakat didaerah karst.
persebaran gua, sedangkan tujuan khusus
METODE PENELITIAN
yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah: Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalab interpretasi foto
1. Mengetahui sejauh mana kemampuan
udara, cek dan uji lapangan serta uji
kenampakan citra foto udara dapat
ketelitian basil interpretasi . Interpretasi
menyadap keberadaan gua; dan foto udara didasarkan pada unsur
2. Mengetahui tingkat keakurasian citra interpretasi. Unsur interpretasi yang pal-
foto udara untuk mendeteksi ing dominan digunakan dalam penelitian
keberadaan dan persebaran mulut ini adalab rona, bentuk, situs dan
gua. asosiasi. Cek lapangan dilakukan untuk
pembuatan kunci interpretasi.
Wawancara dilakukan untuk melengkapi
Manfaat yang dibarapkan dari
data-data yang tidak didapat dari
penelitian ini adalah:
interpretasi foto udara. Uji ketelitian
1. Memberikan sumbangan data dan basil interpretasi untuk mengetabui baik
informasi bagi perkembangan atau tidaknya basil interpretasi.
speleologi berupa cara mengetahui
BASIL PEMBAHASAN
keberadaan dan persebaran gua yang
lebib efektif. Interpretasi Persebaran Gua

2. Memberikan data dasar untuk Pendugaan mulut gua


penelitian lebib lanjut tentang didasarkan pada interpretasi foto udara

Tabel1 Pendugaan Keberadaan Mulut Gua Menurut Hasil Interpretasi Foto Udara di
DesaPucung

No Jumlah
1. 6buah
2. 1 buah
3. 2 buah
4. 1 buah

Sumber : Data Primer, tahun 2001

Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna untuk ... (Suharjo, dkk) 49


skala 1 : 10.000 yang mengutamakan gua. Runtuhan gawir patahan dapat
daerah-daerah depresi, ·patahan, aliran menyebabkan terjadinya gua.
sungai yang tiba-tiba hilang atau tiba-
tiba muncul, vegetasi lebat, dan atau 4. Gua yang terdapat pada lereng
asosiasinya. Keberadaan mulut gua yang depresi
dapat disadap dari interpretasi foto udara
ldentifikasi mulut gua yang
adalah sebagai berikut :
berada pada lokasi di luar pusat depresi,
Tabel 1 menunjukkan adanya letak gua patahan, dan aliran sungai sulit dilakukan.
berada pada daerah-daerah : Mulut gua ini sulit diidentiflkasi karena
hanya akan memperhatikan asosiasi
1. Gua yang terdapat pada pusat depresi dengan vegetasiberdaun hijau yang lebat.
Air yang mengalir ke dalam ba- Beberapa mulut gua pada daerah penelitian
sin atau pusat depresi apabila tidak terjadi dijumpai tanpa asosiasi dengan vegetasi
suatu genangan atau danau, maka air yang berdaun lebat dan sebaliknya,
tersebut akan mengalir ke dalam rongga- beberapa mulut gua tertutup dengan
rongga (rekahan/diaklas gua ataupun vegetasi yang rapat sehingga kesulitan
luweng). untuk diidentiflkasi.
Survey Persebaran Mulut Gua
2. Gua yang terdapat pada a/iran sungai
Pendataan persebaran gua
Aliran sungai di kawasan karst dilakukan dengan cara survey. Hasil sur-
yang tiba-tiba hilang maupun tiba-tiba vey mulut gua meliputi 13 mulut gua yang
muncul dapat dikatakan sebagai gua,
digolongkan ke dalam beberapa klasifikasi
dengan asumsi bahwa air sungai yang
menurut letak keberadaan gua. Hasil
hilang tersebut masuk ke dalam gua atau
pendataan disajikan pada tabel tabel 2
luweng (gambar 4). Aliran yang muncul
tiba-tiba dapatjuga dikatakan sebagai gua.
Perbandingan Interpretasi dan Survey
Persebaran Gua
3. Gua yang terdapat pada patahan.
Sesuai dengan langkah-langkah
Daerah dengan perbedaan
yang dilaksanakan sebelumnya, tahap
ketinggian yang menyolok seperti tebing-
interpretasi foto udara menghasilkan
tebing di daerah karst dapat diidentifikasi dugaan sementara tentang keberadaan
beberapa mulut gua seperti ·patahan yang mulut gua yang dibuktikan tahap cek
memotong sungai bawah tanah. Patahan lapangan. Dasar klasifikasi adalah letak:~
geser, yang bidang patahannya merupakan mulut gua pada permukaan bumi secani
suatu bagian lemah, maka sepanjang 0 geomorfologi. Klasifikasi ini meliputi:
bidang ini dapat memungkinkan terjadinya mulut gua yang terdapat pada pusat

50 Forum Geografi, Vo/.15, No. I, 2001 : 46-59


..
Tabel 2 Hasil survey mulut gua di Desa Pucong
No NamaGua Letak Geomorfologi Letak Administratif
1 Luweng T~mpak Pada lereng depresi Duson Jalakan
2 Gua Glagah Ombo Pada lereng depresi Duson Turi
3 Gua Suruh Pada p~sat depresi Duson ~angkung
4 Gua Kangkung Pada lereng depresi Duson Kangkung
5 Gua Pengangson Pada patahan DusonGondi
6 Luweng N_ggesin_g. Pada pusat depresi Duson Pule
7 LuwengWC Pada pusat depresi Duson Pule
8 Luweng Jero Mati Pada pusat depresi Duson Pule
9 GuaTembus 1 Pada aliran songai Dusun Tejosari
10 Gua Tembus2 Pada aliran songai Duson Tejosari
11 Luweng Pucung_ Pada pusat depresi Duson Pucong Kidul
12 GuaLowo Pada patahan Dusun Pucong Kidul
13 GuaSendang Pada pusat depresi Dusun Dunggude1

Sumber : Data primer, tahun 2001

depresi, mulut gua yang terdapat bukan Perbandingan antara pendugaan


pada pusat depresi, pada aliran sungai, dan keberadaan gua (basil interpretasi) dengan
mulut gua pada patahan. jumlah gua basil survey, secara spesiflk
menurut klasifikasi lokasi mulut gua
Hasil dari tabap interpretasi adalah sebesar :
sebaran gua dan tabap uji lapangan
1. Interpretasi foto udara ontuk pendugaan
dibandingkan untuk menguji seberapa mulut gua yang masuk dalam klasillkasi
besar kebenaran yang dapat diperoleb dari letak pada pusat depresi, setelab
basil interpretasi yang telah dilakukan. dicocokkan dengan basil cek lapangan,
Perbandingan basil interpretasi dengan mempunyai nilai kebenaran 100%. Hal
basil cek lapangan pada tabel 3. yang sangat membantu dalam

Tabel 3 Perbandingan Jumlab Gua Hasil Interpretasi dengan Hasil Survey

No Lokasi gua Jumlah gua-basil Jumlahgua Prosentase


Interpretasi basil surve
1 Pada 6 6 100%
2 1 3 33,3%
3 2 2 100%
4 1 2 50%
'· ~
Sumber : Hasil Perhitongan

Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna untuk ... (Suharjo, dkk) 51


pendugaan mulut gua pada daerah pusat 3. Interpretasi foto udara untuk pendugaan
depresi adalah mudahnya penerjemahan gua yang masuk dalam klasifikasi letak
asosiasi untuk pendugaan keberadaan pada aliran sungai, setelah dicocokkan
dengan hasil cek lapangan, mempunyai
rnulut gua. Pusat depresi yang tidak
nilai kebenaran (100%) . Pendugaan
tergenang air dengan ciri adanya
keberadaan gua pada aliran sungai
vegetasi yang rapat dan cenderung
didasarkan pada asosiasi bahwa aliran
berona lebih gelap dari rona vegetasi
sungai yang tiba-tiba hilang atau tiba-
lain di sekitarnya, dapat diduga bahwa tiba muncul merupakan sebuah gua.
tempat tersebut adalah mulut gua.
4. lnterpretasi foto udara untuk pendugaan
Vegetasi yang berada pada mulut gua
gua yang masuk dalam klasiflkasi letak
mempunyai perbedaan yang meilcolok pada patahan, setelah dicocokkan
denga!l vegetasi yang bukan berada dengan hasil cek lapangan, mempunyai
pada mulut gua sehingga dapat dengan nilai kebenaran (50%). Patahan
mudah diketahui keberadaan mulut gua. merupakan suatu bagian yang lemah
dan kesarangannya memungkinkan air
2. Interpretasi foto udara untuk pendugaan
dapat masuk dan pelilp)lkan pada batuan
gua dengan klasifikasi letak pada lereng
dapat dimulai. Pelapukan menghasilkan
depresi mempunyai nilai kebenaran material lunak (pasir dan lempung)
33,3% setelah dicocokkan dengan hasil yang mudah terkena erosi. Bagian yang
cek lapangan. Pendugaan keberadaan mengalami proses erosi dapat berubah
gua untuk daerah lereng depresi adalah
menjadi gua.

pendugaan yang paling sulit.


KESIMPULAN DAN SARAN
Pendugaan gua sulit dilakukan karena
perbedaan antara mulut gua dengan Interpretasi foto udara dapat
daerah yang bukan mulut gua yang tidak digunakan sebagai cara untuk identiflkasi
jelas diinterpretasi melalui foto udara. persebaran gua yang didasarkan atas letak
Hal ini disebabkan kerapatan vegetasi mulut gua pada permukaan bumi secara
yang sama antara mulut gua dan daerah geomorfologi. Cara ini jauh lebih mudah
bukan mulut gua atau mulut gua yang dan menguntungkan dibandingkan dengan
sama sekali tidak ada penciri vegetasi cara interpretasi peta topografi baik dari
berdaun lebat di sekitamya. Untuk segi tingkat kemudahan maupun dari segi
mengetahui keberadaan gua yang waktu, biaya dan tenaga.
berada pada daerah lereng depresi Tingkat akurasi Interpretasi foto , ·•
diperlukan survey dan wawancara udara untuk pendugaan mulut gua yang-
dengan penduduk daerah penelitian. Q masuk dalam klasiflkasi, terletak pada

52 Forum Geogra.fi, Vo/.15, No.1, 2001: 46-59


pusat depresi adalah 100%; pada 1ereng Perlu adanya penelitian lebih
depresi 33,33%; pada aliran sungai sebesar 1anjut tentang keterkaitan antara gua dan
100%; dan 1okasi yang terletak pada air yang ada didalamnya sebagai langkah
patahan sebesar 50%. pemecahan masalah air yang dihadapi oleh
Pembuatan peta tematik penduduk daerah karst.
persebaran gua dengan cara interpretasi
Perlu adanya penelitian lebih
citra khususnya citra inframerah berwarna
skala 1: 10.000 dapat menggantikan cara lanjut tentang aspek-aspek yang berkaitan
interpretasi peta topografi dan survey dengan gua dan lingkungannya untuk
terestrlal khususnya untuk menghemat lebih mengembangkan speleologi di Indo-
waktu, biaya, dan tenaga. nesia.

DAFTAR PUSTAKA

ASC, 2000. Materi Diklat ASC VIII, Yogyakarta: tidak dipublikasikan.


Dibyosaputro, S. 1996. "Perbukitan Batugamping Karst sebagai Pengendali Mutu
Lingkungan". Makalah Simposium Nasional II Lingkungan Karst. Jakarta:
HIKESPI-LIPI-DEP.HUT-MENEG LH.
Girl Bahama, 1996, "Caving", Materi Jungle Track II. Surakarta: KMPA Girl Bahama.
Gunawan, Totok. 1991. Penerapan Teknik PenginderaanJauh untukMenduga Debit Puncak
Menggunakan Karakteristik Lingkrmgan Fisik DAS, Studi Kasus di Daerah A/iran
Sungai Bengawan Solo Hulu Jawa Tengah, Disertasi. Bogor: Fakultas Pasca
Sarjana IPB.
Gunawan, Totok. 1997. "Kontribusi Foto Udara da1am Evaluasi Daerah Tangkapan Air Sungai
Bnbin Gunungkidul DIY''. Makalah Seminar Hidro1ogi dan Pengelolaan Kawasan
Karst. Yogyakarta: MAKARTI-Fak. Geografi UGM.
Hardjono, Imam. 1998. Penggunaan Foto Udara Inframerah Berwarna Untuk Kajian Gerak
Massa daerah Kokap dan Sekitarnya, Kulon Progo, Yogyakarta, Laporan
Penelitian, Surakarta: Fak. Geografi UMS.
ICA, 1973. The Multingual Dictionary ofTechnical Terms In Cartography.
Jauhari, A, Sunarhadi, M. A dan Susilowati, S. A, 1995. StudiAirtanah untukAirMinum di
Bentuk Karakteristik Karst Gua Cerme Kabupaten Bantu/ Daerah Istimewa
Yogyakarta, Laporan Penelitian. Surakarta: KMPA Giri Bahama F. Geografi UMS.
Ko, Roby K.T. 1985. "Spe1eologi dan Karstologi, Perkembangannya di luar negeri dan
kemungkinan pengembangannya di Indonesia". Makalah Seminar_, Band~g :
Puslitbang Geologi.

Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna untuk ... (Suharjo, dkk) 53


--
Lillesand, T.M., dan Kiefer, R.W., 1979,'Dulbahri, dkk. (trans.), Sutanto (ed.), 1990.
Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada Univer-
sity Press.
MacDonald, S.M. and Partners, and Binnie and Partners, 1984. Greater Yogyakarta
Groundwater Resources Studi vof. .3C, Cave Survey. Yogyakarta: Overseas
Development Administration, London, and P2AT-DPU.
Surono, B. Toha dan I. Sudarno. 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta-Giritontro, Bandung:
Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra, Yogyakarta: Gadjah Mada Univer-
sity-Press
- - - . 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- - . 1987. Penginderaan Jauh Jilid II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

54 Forum Geogra.fi, Vo/.15, No.1, 2001: 46-59


Gambar 1

PETA ADMINISTRASI
DESA PUCUNG KECAMATAN EROMOKO
KABUPATEN WONOGIRI
..... IQI.SM

IHH ......-----.,

.!
UTARA

l.EGENQA
lot 1'1 (4 (a)._-.; (It)._ a - . t . ; (c) ._praplnll

..... _
.......,., • .._ ..... ..,..,_.,loorwona**I:IO.IOO,tahun
I "I
..... ...,..,.. ....... XIJ .... qlkllo 1:25.110, Duldo
Mop,

Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna untuk .. . (Suharjo, dkk) 55


Gambar 2

PETA BENTUKLAHAN
DESA PUCUNG KECAMATAN EROMOKO
KABUPATEN WONOGIRI
Sbla 1:21.590
2ICI D 2111 a 1Gt IDD I.DOIM
I fi! 8

IITARA

LEGENDA
(oJ l'l (tJ (a) biiiiS desa; (b) biiiiS ~(c) batu
---- -- - - pnpiaoi
W (a) JIM -..; (b) Jalon llnlao; (c)....-
;--i
(II l'l

(oj (ltl
(a)tlonu;(b) ..............
(a) .......,.,.ltwlt (b) a.nt.tilhM.,.,........
miD
Sumbar: • Fata ..... Wnnwloh .......... obla I:IO.GCIO, tlohun
1991
• l'llalilpopd ........ JWI.4I" ... 1:25.000, Duldl

1926
......
m.- Oleh: ~ P. Svryanto, Yulllrta IU'., Bldlna LJtb1nWLH. KMPA Qi lllhlme Flkultas Geo.,.& UMS, JuiZOOI

56 Forum Geogra.fi, Vo/.15, No. I, 2001 : 46-59


Gambar 3

PETA MORFOLOGI
DESA PUCUNG KECAMATAN EROMOKO

-a
KABUPATEN WONOGIRI

2lle I Ill 1111.-M


18 8 e-------'1 e------"1

UTARA

LEGENDA
(a)..-......-
.!'. ~ ~(c) ......
(a) ...... dooo;(lo) .....

(It " ' (cl


..........
(a)jolm-..; (lo)jolm . . . . (•) ......
- - 7---
(1,) I') (a)~ {II),...._ olpeotlhbn
- --··· ·
lfu v
14 ... •
~ (a)dlmu;(lo)~(c) .......

......,., _,_ ............................ I:ID.IIIIO,.._

........,........,.xu....
1"1
11 . . . 1.a-,Duldl

Interpretasi Foto Udara lnframerah Berwarna untuk ... (Suharjo, dkk) 57


....,._

Gambar4

PETA PERSEBARAN GUA


HASIL INTERPRETASI FOTO UDARA
DESA PUCUNG KECAMATAN EROMOKO
IKAMJPATEN WONOGIRI
III*IIZLS"
- I - - - ...... M

LEGENDA
w .., 14 (ll) . . . - . . . . - ( I I ) -. . . . . . . . ........- (c)
• ~ (9 - ............... .-,....;(11) ....... ......
,, ClJ ~(·)- ......... - .....
w "" ICI (10) ........... (ll).,_..__,(c) ......
---- - ·- ----- ...........
(ll) jalon-...; (II) . . . . . . . (c) .....
-""- ,""- -14
.
~ . • ~-. (ll) palallon; (II} .......... . -
"" 14
@) "~-~) (•)--(11} . . . - . . . - ( c ) ........

Sumlow: • .._ ............................. - ......... -


__
'"' ..,......_.Xl.J1.41q-I~.-

Map.

l)lo..., Oleh: . . . . . . P~ ~ 'lllllrta U~ ...... ~ KMPA Girt..,_ Fakulboa Geocndl UMS,JulllOOI

..
0

58 Forum Geograji, Vo/.15, No.1, 2001 : 46- 59


Gambar 5

PETA PERSEBARAN GUA


HASIL SURVEY
DESA PUCUNG KECAMATAN EROMOKO
KABUPATEN WONOGIRI
Sblal:71.590
:IIIII I :101 4GI 101 - I.IIIM

UTARA

LEGENPA
tol 1'1 tol (IIJ,_dopnll;{ll)- . . . . . . -....... (~
• ~ 61 ...................... (ol)lllllloota- . . .
W' r-<•>_.. ......... ....
tol 1'1 (8) . . . . . . . . (11) .............. (c) .....
- --- ·-·- ---- ..........
(4

fit lit 14 (IIJ,_,-..;(ll) ..... lnllll;(c) ......


---;-;.; (IIJ ,-....;(b),_._..,._

- · _,_.....,.w..w.h......_ ............. toha


__'"'.....,........,.XI..II4....... 1:25MO.~

Mep.

Dlauaun Oleh: ll....lnta P~ Suryuto, Yularta ILP., lhlani UtbanrfLH. ICMPA Glri hhama Fakulw G'"'lrafl UMS, fulllOOI

Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna untuk ... (Suharjo, dkk) 59

You might also like