You are on page 1of 18

Vol. 16 No.

2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Uji Penerapan Metode Geolistrik Time-Lapse untuk


Memonitoring Pergerakan Fluida Bawah Permukaan (Air Tanah)
Di Lokasi Sumur Produksi Air Tanah Warga Kelurahan Tondo
Kota Palu
Ahmad Imam Abdullah1, Badaruddin2, Moh. Dahlan Th. Musa2, Sahabuddin2, Abdullah2
1
Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
2
Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas Tadulako

ABSTRACT
The case study was chosen at the area of Tondo Sub-District of Palu City, because there were
many settlers using source of groundwater, and geographically it was near the beach. Based on
the condition of the area, there might be the existence of the dynamic nature of subsurface fluid
movement as the effect of the filling and production of groundwater and the existence of sea
water.To detect the fluid movement, we applied geoelectrical method. This method was tested
as the subsurface fluid movement (groundwater) monitoring technology on the cgeolistrikain
time interval (time lapse). To describe the movement of the groundwater dynamic, we
constructed one 2-D geoelectric measurement path where the people’s groundwater located
and conducted a survey on the physical condition of the well. The result obtained was that 3
wells of groundwater were found. The groundwater level is at a depth of 9 m. The
groundwater’s position was type of shallow groundwater layer at the semi-unconfined aquifer
or aquitard. The layer had sand clay lithology and gravel. The local groundwater had a DHL
value of 700 – 1000 µS/cm, in which toward the sea, it became more brackish and sometimes
salty. Based onthe monitoring result derived from geoelectric data time lapse, groundwater
movement vector would be greater (rapidly moved) toward high resistivity value of 40-100
Ohm-m,and found that the movement accumulated at a depth of over 9 m.The pattern of
groundwater movement at the local aquitard layer was more dominant to be affected by
gravitation,infiltration and percolation, well production activities, and the influence of sea
water intrusion factors. In terms of sea water intrusion, the appearance was quite significant on
the west side of the path (at the distance of 90-100 m). It was seen from time to time that the
defined pattern of resistivity anomalies containing water in the sub-surface (especially around
the well) did not experience significant change of pattern, it indicated that the volume of the
water at the layer system tended to be constant or the filling and production of the locals’
groundwater well factor still existed.
Key Words: Geolectric, Well, Groundwater, Resistivity

106
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

ABSTRAK
Studi kasus dipilih pada wilayah Kelurahan Tondo Kota Palu, karena banyak pemukim yang
menggunakan sumber air tanah, serta secara geografis berdekatan dengan pantai. Berdasarkan
kondisi wilayah tersebut, kemungkinan terdapat sifat dinamika pergerakan fluida bawah
permukaan dari pengaruh pengisian dan produksi air tanah, serta keberadaan air laut. Untuk
mendeteksi pergerakan fluida tersebut, kami menerapkan metode geolistrik. Metode ini diuji
sebagai teknologi monitoring pergerakan fluida bawah permukaan (air tanah) pada selang
waktu tertentu (time lapse). Untuk menggambarkan pergerakan dinamika air tanah tersebut,
kami membuat 1 lintasan pengukuran geolistrik 2-D di sekitar lokasi sumur air tanah warga
serta melakukan survei kondisi fisik sumur tersebut. Hasil yang diperoleh terdapat 3 buah
sumur air tanah. Level muka air tanah berada di sekitar kedalaman 9 m. Kedudukan air tanah
tersebut merupakan jenis lapisan air tanah dangkal pada sistem lapisan akuifer semi bebas atau
akuitar. Lapisan tersebut memiliki litologi pasir lempungan dan kerikil. Air tanah setempat
memiliki nilai DHL 700 – 1000 µS/cm, dimana semakin ke arah laut rasa air tanah telah payau
atau terkadang asin. Berdasarkan hasil monitoring yang diturunkan dari data geolistrik time
lapse, vektor pergerakan air tanah akan semakin besar (cepat bergerak) menuju nilai
resistivitas tinggi 40-100 Ohm-m, dan ditemukan pergerakan tersebut berakumulasi pada
kedalaman lebih dari 9 m. Pola pergerakan air tanah pada lapisan akuitar setempat, lebih
dominan dipengaruhi oleh faktor gravitasi, infiltrasi dan perkolasi, aktivitas produksi sumur,
serta pengaruh intrusi air laut. Untuk pengaruh intrusi air laut, ini cukup signifikan
kenampakannya di sisi barat lintasan (jarak 90-100 m). Terlihat dari waktu ke waktu pola
anomali resisitivitas yang terdefinisi mengandung air di bawah permukaan (terutama di sekitar
sumur) tidak mengalami perubahan pola secara signifikan, hal ini mengindikasikan volume air
tanah pada sistem lapisan tersebut cenderung konstan atau tetap adanya dari faktor pengisian
dan produksi sumur air tanah warga.
Kata Kunci :Geolistrik, Sumur, Air Tanah, Resistivitas

107
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

I. PENDAHULUAN saltwater dalam endapan glasiofluvial, dan


Yaramanci (2000) memonitoring
Metode geolistrik merupakan salah satu batugaram untuk menduga adanya
metode geofisika yang umumnya pembuangan limbah di bawah permukaan.
diaplikasikan untuk keperluan eksplorasi
sumber daya geologi. Akan tetapi, metode Berdasarkan hasil dan tujuan dari beberapa
ini tergolong jarang diaplikasikan di penelitian yang menerapkan teknologi
Indonesia untuk kegiatan monitoring yang metode geolistrik time lapse di atas, maka
terkait dengan kondisi bawah permukaan dalam penelitian ini akan dicoba menguji
(bumi). Di dunia eksplorasi, metode penerapan metode tersebut untuk
monitoring bawah permukaan yang umum memonitoring pergerakan fluida bawah
digunakan di Indonesia, dengan permukaan pada sumur produksi air tanah
menggunakan metode mikro gaya berat warga di Kelurahan Tondo Kota Palu.
selang waktu (time lapse). Metode mikro Wilayah ini dipilih untuk dijadikan studi
gaya berat umumnya dilakukan untuk kasus penelitian, karena merupakan
mengidentifikasi pengaruh proses kawasan pengembangan pemukiman Kota
produksi-injeksi fluida di reservoar minyak Palu, yang memiliki daya tarik bagi
bumi dan panas bumi. Beberapa penelitian masyarakat kota untuk bermukim di sekitar
monitoring menggunakan mikro gaya berat kawasan pusat pendidikan tinggi. Dalam
time lapse, seperti yang dilakukan oleh memenuhi kebutuhan air setempat,
Abdurrahman, dkk (2010) untuk masyarakat banyak membuat sumur bor air
memonitoring pergerakan fluida dari tanah. Maraknya pengambilan sumber air
pengaruh produksi-injeksi di lapangan tanah ini karena tuntutan kebutuhan akan
geothermal Kamojang, kemudian air yang terus meningkat dari tahun ke
Supriyadi, dkk (2006) melakukan tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan
penelitian amblesan tanah di kawasan masyarakat maupun pelayanan umum di
industri di sekitar Kota Semarang. Dengan sekolah, kampus, permukiman, industri
analogi yang sama dari penerapan metode kecil dan lain sebagainya. Dengan begitu,
mikro gaya berat selang waktu, maka akibat pengaruh terus diproduksinya dari
beberapa peneliti dan praktisi ilmu waktu ke waktu sumber air tanah oleh
kebumian yang merujuk pada metode warga, tentunya akan terjadi perubahan
geolistrik juga mengaplikasikan metode level atau muka air tanah (MAT). Selain itu
tersebut untuk melakukan kegiatan faktor curah hujan (input) dan keduduan
monitoring bawah permukaan. Di luar geografis Kelurahan Tondo yang berada di
negeri, penerapan teknologi metode wilayah pesisir atau berdekatan dengan
geolistrik selang waktu (time lapse) telah pantai, juga akan mempengaruhi kuantitas
dilakukan oleh Radulescu, dkk (2007) air tanah setempat karena pengaruh
untuk melihat pola anomali resistivitas dari infiltrasi dan kemungkinan adanya intrusi
adanya kontaminasi polutan bawah air laut.
permukaan, Pellicer, dkk (2012)
menerapkan metode geolistrik time lapse Berdasarkan permasalahan dan uraian
untuk menganalisis lapisan sedimen kuarter kondisi lokasi penelitian, maka akan
di Irlandia, Ranieri, dkk (2007) semakin kompleks fenomena dinamika
menerapkan metode geolistrik time lapse pergerakan fluida di bawah permukaan
untuk mendelineasi struktur lempung di dalam hal ini air tanah. Sehingga yang
area prospek arkeologi, Leroux dan Dahlin menjadi perhatian dan fokus penelitian
(2006) menerapkan metode geolistrik time untuk menguji penerapan meteode
lapse untuk mengambarkan pergerakan geolistrik time lapse sebagai teknologi
monitoring dinamika air tanah, melalui

108
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

tahapan pengukuran berulang, pemodelan, (ERT) atau electrical resisitivitas imaging


dan analisis. (ERI). Pada umumnya pengukuran metode
geolistrik dilakukan dengan cara
menginjeksikan arus ke dalam tanah
melalui 2 elektroda arus (C1 dan C2), dan
II. METODE
mengukur hasil beda potensial yang
Pengukuran resistivitas (hambatan jenis) ditimbulkannya pada 2 elektroda potensial
batuan bawah permukaan dikenal dengan (P1 dan P2) untuk setiap jarak elektroda
teknik atau metode geolistrik. Dalam tertentu. Dalam penelitian ini konfigurasi
rumpun ilmu kebumian metode ini dikenal pengukuran yang digunakan yaitu
dengan electrical resistivity tomography konfigurasi Wenner (Gambar 1).

Gambar 1: Setup pengukuran konfigurasi Wenner (Reynolds, 1997).

Gambar 2: Skema pengukuran geolistrik time-lapse.

Konsep metode geolistrik time lapse pada pola anomali terhadap waktu. Tentunya
dasarnya yaitu pengukuran berulang yang mengalami perubahan di bawah
metode geolistrik selang waktu, kemudian permukaan disebabkan oleh adanya
data waktu awal dijadikan acuan untuk pergerakan fluida, karena dari segi waktu
melihat perubahan pola anomali dari waktu geologi pembentukan lapisan dan batuan
ke waktu berikutnya. Dari Gambar (2) memerlukan jutaan waktu lamanya,
terlihat bahwa model penampang sehingga tidak memungkinkan geometri
resistivitas hasil pengukuran metode struktur bumi berubah dengan waktu yang
geolistrik time lapse terdapat perubahan singkat, terkecuali terjadi gempa tektonik

106
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

atau ada energi mendadak yang terjadi pada geofisika dikenal dengan teknik pemodelan
saat pengukuran berlangsung. kebelakang (inverse modeling).
Hasil pengukuran dari metode geolistrik Dalam penelitian ini proses pemodelan
yaitu nilai resistivitas semu yang terukur inversi menggunakan bantuan software
merupakan respon sinyal kelistrikan yang EarthImager 2-D v.2.4.0. Software tersebut
bersumber dari semua kemungkinan di dikeluarkan oleh perusahaan Advanced
bawah permukaan, dalam hal ini bumi Geosiences, Inc (AGI) dari Texas, Amerika
dianggap homogen atau satu lapis saja. Serikat yang dikhususkan untuk pemodelan
Namun kenyataannya, model bumi inversi data resistivitas dan induksi
bukanlah hanya satu lapis melainkan terdiri polarisasi (IP). Teknik pemodelan inversi
atas lapisan-lapisan tertentu dan yang kami gunakan yaitu smooth model
berbeda-beda di bawah permukaan. Untuk inversion atau dikenal dengan Occam’s
memperoleh model resistivitas batuan inversion. Teknik ini menambahkan faktor
bawah permukaan yang representatif dari constrains pada model sebagai solusi
pengukuran geolistrik, nilai resistivitas optimum. Rumusan smooth model
semu tadi diproses melalui metode model inversion dituliskan sebagai berikut (AGI
pembalikan data, istilah dalam ilmu Instruction Manual for EarthImager 2-D,
2009):

( ) ( ( )) ( ( )) (1)

Dimana ( ) merupakan fungsi objektif Prosedur pemodelan inversi di atas


yang ditentukan, parameter model, dilakukan pada masing-masing data
data pengamatan, ( ) data resitivitas semu tiap waktu ( ), yaitu
terhitung, matriks pembobot, ( ) , ( ) , dan ( ) . Hasil
pengali Lagrange dan sebagai faktor yang pemodelan inversi terbaik dikarakterkan
mengstabilkan, serta merupakan berdasarkan kecilnya tingkat root mean
operator kekasaran. square (RMS) error dalam satuan persen
yang didefinisikan pada persamaan berikut:

√∑ ( ) (2)

Dimana merupakan jumlah data, air tanah yang berkembang berada pada
data yang terhitung atau prediksi, dan batuan yang tidak terkonsolidasi, seperti
data yang terukur. pasir dan kerikil. Jadi, satuan aluvium dan
endapan pantai di lokasi penelitian,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan lapisan ideal tempat
keterdapatan air tanah dangkal dalam zona
Secara administratif lokasi penelitian saturasi, berdasarkan sifatnya yang
berada di Kelurahan Tondo Kota Palu, impermeable yang dapat meluluskan atau
dimana jarak lokasi pengukuran dengan menampung air tanah. Hal ini juga dapat
garis pantai sekitar 150 m (Gambar 3). dibuktikan di lapangan, terdapat 3 sumur
Secara geologi, lokasi penelitian berada di air tanah warga yang memiliki kedalaman
satuan aluvium dan endapan pantai yang atau rata-rata level muka air tanah di
terdiri atas kerikil, pasir, dengan sisipan kedalaman 9 m yang berada di sekitar
lempung setempat (Sukamto, dkk., 1973). lintasan pengukuran geolistrik yang
Todd dan Mays (2005) menyatakan diilustrasikan pada Gambar (4) dan data
kemungkinan 90 persen semua keberadaan

106
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Tabel (1). Selain pengambilan data (DHL) atau konduktivitas listrik air tanah
kedalaman sumur air tanah warga, kami yang menunjukkan kisaran nilai 700 – 1000
juga mengambil data daya hantr listrik µS/cm.

Gambar 3: Peta lokasi penelitian.

Gambar 4: Ilustrasi pemanfaatan air tanah dangkal (sumur warga) yang berada di sekitar
lokasi pengukuran, dengan rata-rata kedalaman 9 meter bawah permukaan tanah.
Pada sumur 2 dan 3, nilai DHL yang daratan yang terpengaruh oleh intrusi air
ditunjukkan 735 µS/cm dengan rasa air laut. Intrusi adalah proses masuknya air
tawar. Sedangkan pada sumur 1 nilai DHL laut ke daratan. Proses intrusi ini akan
yang ditunjukkan 1000 µS/cm dengan rasa semakin panjang, bila dilakukan
air payau/terkadang asin. Keberadaan rasa pengambilan air tanah dalam jumlah
air payau/terkadang asin tersebut, berlebihan. Dimana air laut tadi, sesaat
kemungkinan karena pengaruh akan mengisi ruang air tanah yang kosong
kedudukannya yang berdekatan dengan dan dapat menyebabkan rasa air sumur
garis pantai. Artinya, di lokasi penelitian menjadi asin.
yang merupakan daerah pantai adalah
Tabel 1: Parameter daya hantar listrik (DHL) dan kedalaman air sumur warga
Koordinat Rasa
Kode Berdekatan DHL Kedalaman

106
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Sumur Patok (µS/cm) Level Air


X Y
Tanah (m)

Payau/terkada
Sumur 1 119°52'51.87"E 0°50'41.34"S 15 100 9
ng asin

Sumur 2 119°52'52.61"E 0°50'41.22"S 6 735 9 Tawar

Sumur 3 119°52'53.49"E 0°50'41.10"S 11 735 9 Tawar

Sumber: Hasil pengamatan lapangan, Juli 2017


Pada penelitian ini, pengukuran geolistrik infiltrasi atau perkolasi secara vertikal dari
selang waktu (time lapse) bertujuan untuk hujan, serta kondisi site lokasi yang
memonitoring pergerakan fluida bawah berdekatan dengan pantai yaitu pengaruh
permukaan (air tanah) dalam yang waktu air laut terhadap air tanah setempat.
pendek. Berdasarkan kondisi fisik lokasi Sehingga, hasil pengukuran geolistrik
yang diuraiakan di atas, fenomena nantinya akan berkorelasi antara pegerakan
pergerakan fluida bawah permukaan (air fluida (air tanah) tersebut dengan
tanah) disebabkan adanya kegiatan perubahan nilai resistivitas batuan bawah
pemanfaatan atau eksploitasi air tanah permukaan yang terukur.
dangkal melalui sumur warga, pengaruh

Gambar 5: Diagram titik datum (stacking chart) pengukuran geolistrik 2-D menggunakan
konfigurasi Wenner a = 5 m dengan 22 jumlah patok elektroda.

Pada pengukuran geolistrik time lapse ini, chart) konfigurasi Wenner yang digunakan
kami menggunakan konfigurasi Wenner dapat dilihat pada Gambar (5), dengan
dengan spasi a = 5 m yang dilakukan kedalaman target sekitar 20 meter bawah
selama 3 waktu. Untuk selang waktu permukaan tanah setempat (m.bmt).
pengukuran, kami menggunakan selang
waktu sekitar 10 – 15 hari. Waktu Konsep pengukuran geolistrik yaitu
pengukuran pertama (t1) dilakukan pada mengukur resistansi batuan yang terbaca
tanggal 13 Juli 2017, waktu pengukuran dari beda potensial dan arus listrik yang
kedua (t2) dilakukan pada tanggal 23 Juli diinjeksikan pada bumi yang mula-mula
2017, dan waktu pengukuran ketiga (t3) diasumsikan sebagai model bumi homogen
dilakukan pada tanggal 06 Agustus 2017. half-space. Jadi, pembacaan resistansi
Skema titik datum pengukuran (staking batuan dengan perkalian faktor geometri

106
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

dari konfigurasi merupakan nilai


resistivitas semu. Pada pengukuran waktu
t1 diperoleh kisaran resistivitas semu 3,9 –
12,6 Ohm-m, kemudian pengukuran waktu
t2 diperoleh kisaran resistivitas semu 3,9 –
12,2 Ohm-m, serta pengukuran pada waktu
t3 diperoleh kisaran resistivitas semu 4,2 –
12,8 Ohm-m. Hasil trend atau
kecenderungan data pengukuran dari waktu
ke waktu ditunjukkan pada Gambar (6).

106
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Gambar 6: Trend data (70 datum) pengamatan geolistrik time-lapse pada waktu t1, t2, dan t3.

107
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Data resistivitas semu yang terukur pada bebas) di lokasi penelitian, secara
Gambar (6) merupakan sinyal yang akan signifikan dipengaruhi oleh faktor input
diproses melalui pemodelan inversi dan output ke dalam sistem lapisan
menurut algoritma smooth model inversion tersebut. Faktor input vertikal dari porses
(AGI Instruction Manual for EarthImager infiltrasi curah hujan dan perkolasi, serta
2-D, 2009). Tujuan pemodelan ini untuk injeksi horizontal dipengaruhi oleh
memperoleh nilai resisitivitas batuan keberadaan air laut yang memungkinkan
bawah permukaan yang sesungguhnya. terjadinya intrusi air laut ke dalam air
Dalam penelitian ini proses pemodelan tanah. Kemudian faktor output dipengaruhi
inversi menggunakan bantuan software oleh produksi sumur air tanah oleh warga
EarthImager 2-D v.2.4.0. Software tersebut setempat, melihat banyaknya titik-titik
dikeluarkan oleh perusahaan Advanced pemboran sumur air tanah di sekitar lokasi
Geosiences, Inc (AGI) dari Texas, Amerika pengukuran.
Serikat yang dikhususkan untuk pemodelan
inversi data resistivitas dan induksi Hal yang menarik dari Gambar (7), terlihat
polarisasi (IP). bahwa kedudukan sumur air tanah warga
yang memperoleh air di kedalaman 9 m
Dari hasil pemodelan inversi, diperoleh berasosiasi dengan pola anomali resistivitas
nilai resistivitas batuan bawah permukaan tinggi. Terlihat dari waktu ke waktu pola
yang terdistribusi berada pada range 1,7 – anomali resisitivitas yang terdefinisi
100 Ohm-m. Berdasarkan informasi mengandung air di bawah permukaan
geologi, singkapan di lapangan, serta nilai (terutama di sekitar sumur) tidak
resistivitas, dan faktor formasi batuan, mengalami perubahan pola secara
model litologi perlapisan bawah signifikan, hal ini mengindikasikan volume
permukaan diinterpretasikan terdiri atas air tanah pada sistem lapisan tersebut
lempung pasiran yang memiliki resistivitas cenderung konstan atau tetap adanya dari
1,7 – 40 Ohm-m, kemudian lapisan faktor input dan output. Akan tetapi, tetap
berikutnya pasir lempungan dengan sisipan saja ditemukan adanya perubahan kecil
kerikil > 40 Ohm-m. Menurut Schoen pola anomali resistivitas, hal ini disebabkan
(1996) dan Loke (2004) nilai potensial dari sifat fluida air tanah yang dinamis,
keberadaan air tanah berorde 10-100 bergerak menuju ruang lapisan berpori
Ohm-m, maka berdasarkan hasil yang mampu menampung ataupun
pengukuran, kedalaman level sumur air meluluskan.
tanah warga dan satuan batuan yang berada
di sekitar lokasi litologi pasir lempungan Pada Gambar (7) juga menerangkan bahwa
dan kerikil merupakan lapisan keterdapatan vektor pergerakan air tanah akan semakin
air tanah. Air tanah di kedalaman tersebut besar (cepat bergerak) menuju nilai
sifatnya dangkal, merupakan lapisan resistivitas tinggi 40-100 Ohm-m, dan
akuifer semi bebas (unconfined) atau ditemukan pergerakan tersebut
disebut juga dengan akuitar. Berdasarkan berakumulasi di sekitar kedalaman 9 m
pola anomali resistivitas dari pengukuran lebih di bawah permukaan. Pola pergerakan
waktu ke waktu, pergerakan air di lapisan air tanah pada lapisan akuitar setempat,
akuitar tersebut menuju ke zona resistivitas lebih dominan dipengaruhi oleh faktor
tinggi pada range nilai 40 – 100 Ohm-m gravitasi, infiltrasi, aktivitas produksi
(Gambar 7). sumur, serta pengaruh intrusi air laut.
Untuk pengaruh intrusi air laut, ini cukup
Dinamika pergerakan air tanah pada signifikan kenampakannya di sisi barat
lapisan akuitar (akuifer dangkal semi lintasan (jarak 90-100 m).

108
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Gambar 7: Interpretasi pergerakan fluida bawah permukaan (lokal di zona saturasi


akuitar/akuifer dangkal) berdasarkan nilai resistivitas batuan selang waktu.
Kemunculan anomali resistivitas tinggi (2006) yang akan ditunjukkan pada
pada waktu pengukuran pertama Gambar (12).
mengindikasikan pengaruh intrusi air laut
masih kuat, namun pada waktu pengukuran Secara lebih detail mengenai pola
kedua anomali tersebut menghilang, dan perubahan resistivitas dari waktu ke waktu
mulai muncul kembali pada saat terhadap posisi sumur air tanah, kami
pengukuran ketiga. Artinya, sifat intrusi air mencoba mengekstrak data log resistivtas
laut berflukuatif untuk berkontaminasi (LogRes) 1-D yang berpasan dengan posisi
dengan lapisan freshwater (Gambar 7). sumur air tanah warga dari data geolistrik
Fenomena tersebut tergambarkan seperti 2-D hasil pemodelan inversi. Hasil ekstrak
konsep zona transisi/dispersi yang tersebut juga kami konversi kedalaman
diperoleh dari hasil penelitian Ranjan, dkk. besaran faktor formasi resistivitas untuk
memperhatikan jenis lapisan pembawa air
yang ditunjukkan pada Gambar (8-10).
109
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Gambar 8: Log resistivitas (kiri) dan fakor formasi (kanan) 1-D dari data geolistrik 2-D untuk
patok elektroda 6 terhadap sumur 3.

Pada data LogRes1D sumur 3 patok 6, dengan sisipan pasir atau lempung pasiran.
terlihat keberdaan air tanah di level (Gambar 8). Menurut Taib (1999) harga
kedalaman 9 m, membuat pola resistivitas faktor formasi ≤ 1 merupakan lapisan yang
mengalami perubahan yaitu turun dan dapat menampung air tapi tidak ideal untuk
mulai naik ketika melewati level meluluskan seperti karakter lapisan akuitar.
kedalaman tersebut. Kemudian
berdasarkan harga faktor formasi yang ≤ 1
cenderung didominasi oleh lempung

110
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Gambar 9: Log resistivitas (kiri) dan fakor formasi (kanan) 1-D dari data geolistrik 2-D untuk
patok elektroda 11 terhadap sumur 2.
Pada data LogRes1D sumur 2 patok 11, Pada data LogRes1D sumur 3 patok 15,
terlihat harga resistivitas > 40 Ohm-m dan nilai resisitivitas mengalami perubahan
faktor formasi mencapai nilai 5 yang yang cukup kontras dari waktu ke waktu
dimulai pada kedalaman 12 m (Gambar 9). pada level kedalaman air tanah (Gambar
Berdasarkan harga resistivitas, lapisan ini 10). Kemudian pada nilai faktor formasi
merupakan yang mengandung air tanah. juga berfluaktif dari nilai 2 hingga 4.
Menurut Taib (1999) nilai faktor formasi Menurut Taib (1999) tersebut termasuk
tersebut merupakan lapisan akuifer yang jenis lapisan pembawa air yang medium
produktif. Jenis lapisan akuifer yang maupun potensial. Kemungkinan adanya
dimaksud, didominasi oleh pasir kerikil perubahan yang cukup kontras baik
dengan selingan lempung. Pada kedalaman resistivitas maupun faktor formasi,
lebih dari 12 m, ditemukan lapisan disebabkan oleh pengaruh intrusi air laut,
pembawa air tanah potensial namun karena hasil ini cukup mendukung hasil survei
kedudukannya dangkal dan tidak parameter rasa sumur yang bersifat payau
terpengaruh signifikan oleh tekanan maka atau terkadang asin.
lapisan akuifer ini tergolong akuifer semi
bebas (unconfined) atau akuitar.

111
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Gambar 10: Log resistivitas (kiri) dan fakor formasi (kanan) 1-D dari data geolistrik 2-D
untuk patok elektroda 15 terhadap sumur 1.
Kesimpulan dari analisis per log yang bercampur dan berubah secara
resisitivitas 1-D yang berpasan dengan bgeolistrikahap dari air tawar ke air asin.
sumur air tanah warga kami korelasikan Walaupun begitu, pada kondisi tertentu
seperti model yang ditunjukkan pada zona ini relatif kecil (misalnya jika
Gambar (11). Hasil ini memberikan dibandingkan dengan tebal akuifer),
gambaran bahwa akuifer di sekitar lokasi sehingga dapat dianggap sebagai suatu
yang merupakan dataran pantai adalah bidang batas yang jelas seperti halnya
sumber air tanah yang baik, walaupun dengan muka air tanah.
dengan resiko penyusupan/intrusi air laut
jika posisi sumur semakin berdekatan Zona kontak antara air tawar
dengan pantai atau ke arah laut, maka dan air asin ini selanjutnya
beresiko kualitas rasa air akan berubah disebut Interface seperti yang ditemukan
menjadi payau atau asin. Air tawar dan air dari hasil penelitian ini yang ditunjukkan
asin (air laut) adalah dua fluida dengan pada Gambar (11) hasil korelasi data antar
densitas (berat jenis) yang berbeda. Jika log resistivitas 1-D berdasarkan konsep
kedua jenis air ini kontak di dalam tanah, penelitian Ranjan, dkk. (2006) yang
akan terbentuk suatu zona dengan densitas ditunjukkan pada Gambar (12).

112
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Gambar 11: Interpretasi pergerakan fluida bawah permukaan (lokal di zona saturasi
akuitar/akuifer dangkal) berdasarkan nilai resistivitas batuan selang waktu.

Gambar 12: Konsep kedudukan muka air tanah, air tanah (freshwater), air tanah (saltwater),
dan zona transisi (Modifikasi dari Ranjan, dkk., 2006).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Level muka air tanah di lokasi


penelitian berada di kedalaman 9
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian m.bmt. Kedudukan air tanah tersebut
yang diperoleh, maka dapat ditarik suatu merupakan jenis lapisan air tanah
kesimpulan yaitu: dangkal dalam sistem lapisan akuifer
113
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

semi bebas atau akuitar. Lapisan UCAPAN TERIMAKASIH


tersebut memiliki litologi pasir
lempungan dan kerikil. Air tanah Kami mengucapkan terima kasih kepada
setempat memiliki nilai DHL 700 – DRPM Kemenristekdikti melalui LPPM
1000 µS/cm, dimana semakin ke arah UNTAD yang telah memberikan bantuan
laut rasa air tanah telah payau atau dana penelitian skim Dosen Pemula Tahun
terkadang asin. 2017, serta Laboratorium Fisika Bumi dan
Kelautan Jurusan Fisika FMIPA UNTAD
2. Berdasarkan hasil monitoring yang yang telah mengizinkan kami untuk
diturunkan dari data geolistrik time mengakses atau menggunakan alat ukur
lapse, vektor pergerakan air tanah akan resistivitymeter dalam pengerjaan
semakin besar (cepat bergerak) menuju penelitian ini.
nilai resistivitas tinggi 40-100 Ohm-m,
dan ditemukan pergerakan tersebut DAFTAR PUSTAKA
berakumulasi di sekitar kedalaman 9 m
Abdurrahman, D., Dahrin, D., Zaenudin,
lebih di bawah permukaan. Pola
A., dan Wahyudi, E.J., 2010, Aplikasi
pergerakan air tanah pada lapisan
Gayaberat Mikro Selang Waktu
akuitar setempat, lebih dominan
dalam Mengidentifikasi Pengaruh
dipengaruhi oleh faktor gravitasi,
Injeksi-Produksi Fluida di Lapangan
infiltrasi dan perkolasi, aktivitas
Geothermal Kamojang Jawa Barat,
produksi sumur, serta pengaruh intrusi
Jurnal Teknologi Mineral Vol. XVII
air laut. Untuk pengaruh intrusi air laut,
No.1: 41-53.
ini cukup signifikan kenampakannya di
sisi barat lintasan (jarak 90-100 m). Baharuddin, M.F.T., Taib, S., Hashim, R.,
Abidin, M.H.Z., dan Ishak, M.F.,
3. Terlihat dari waktu ke waktu pola 2011, Time-Lapse Resisivity
anomali resisitivitas yang terdefinisi
Investigation of Salinity Changes at
mengandung air di bawah permukaan an Ex-Promontory Land: A Case
(terutama di sekitar sumur) tidak
Study of Carey Island Selangor
mengalami perubahan pola secara Malaysia, Environ Monit Assess 180:
signifikan, hal ini mengindikasikan
345-369.
volume air tanah pada sistem lapisan
tersebut cenderung konstan atau tetap Beff, L., Gunther, T., Vandoorne, B.,
adanya dari faktor input dan output. Couvreur, V., dan Javaux, M., 2013,
Akan tetapi, tetap saja ditemukan Three-Dimensional Monitoring of
adanya perubahan kecil pola anomali Soil Water Content in a Maize Field
resistivitas, hal ini disebabkan dari sifat using Electrical Resistivity
fluida air tanah yang dinamis, bergerak Tomography, Hydrology and Eart
menuju ruang lapisan berpori yang System Sciences, 17: 595-609.
mampu menampung ataupun
meluluskan. Castells, A.M., (2006) :Magnetotelluric
Investigation of Geoelectrical
Dalam menginterpretasi secara lebih detail Dimensionality and Study of the
mengenai gejala intrusi air laut kedalam Central Betic Crustal Structure,
sistem lapisan air tanah, maka perlu Universitat de Barcelona.
dilakukan pula monitoring data
hidrogeokimia seperti parameter pH, TSS, Hayley, K., Bentley, L.R., dan Gharibi, M.,
TDS, NaCl, dan salinitas bersamaan 2008, Time-Lapse Electrical
dengan pengamatan data geolistrik time Resistivity Monitoring of
lapse. Salt-Affected Soil and Groundwater,

114
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Water Resources Research, Vol. 45, Resistivity Tomography to Delineate


W07425. Mud Structures in Archaeological
Prospections, Near Surface
Mojica, A., Diaz, I., Ho, C.A., Ogden, F., Geophysics 375-382.
Pinzon, R., Fabrega, J., Vega D., dan
Hendrickx, J., 2013, Study of Ranjan, S.P., Kazama, S., dan Sawamoto,
Seasonal Rainfall Infiltration Via M., 2006, Effects of Climate and
Time-Lapse Surface Electrical Land Use Chages on Groundwater
Resistivity Tomography: Case Study Resources in Coastal Aquifers,
of Gamboa Area Panama Canal Journal of Environmental
Watershed, Air Soil and Water Management, Volume 80, Issue 1,
Research, 6: 131-139. pp. 25-35.
Muchingami, I., Nel, J., Xu, Y., Stey, G., Reynolds, J.M., 1997, An Introduction to
dan Reynolds, K., 2013, On The Use Applied and Environmental
of Electrical Resistivity Methods in Geophysics, John Wiley & Sons.
Monitoring Infiltration of Salt Fluxes
in Dry Coal Ash Dumps in Sukamto, RAB., Sumadirdja, H.,
Mpumalanga South Africa, Water Suptandar, T., Hardjoprawiro, S., dan
SA. Vol. 39 No. 4: 491-497. Sudana, D., 1973, Peta Geologi
Tinjau Lembar Palu Sulawesi, Pusat
Leroux, V., dan Dahlin, T., 2006, Penelitian dan Pengembangan
Time-lapse Resistivity Investigations Geologi.
for Imaging Saltwater Transport in
Glaciofluvial Deposits, Environ. Supriyadi, Santoso, D., Kadir, W.G.A.,
Geol 49: 347-358. Sarkowi, M., dan Zaenudin, A., 2006,
Penelitian Amblesan Tanah di
Loke, M.H., 2004, Tutorial: 2-D and 3-D Kawasan Industri Kaligawe
Electrical Imaging Surveys. Semarang Menggunakan Metode
Gayaberat Mikro 4-D, J. Sains Tek.
Loke, M.H., dan Barker, R.D., 1995, Vol 12, Hal 83-90.
Least-square Deconvolution of
Apparent Resistivty Pseudosection, Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff,
Geophysics, Vol. 60 No. 6, pp. R.E., 1990, Applied Geophysics
1682-1960. Second Edition, Cambridge
University Press.
Pellicer, X.M., Zarroca, M., dan Gibson, P.,
2012, Time-lapse Resistivity Analysis Todd, D.K., dan Mays, L.W., 2005,
of Quaternary Sediments in The Groundwater Hydrology “Third
Midlands of Ireland, Elsevier; Edition”, John Wiley & Sons, Inc.
Journal of Applied Geophysics 82:
46-58. Wagner, F.M., Moller, M.,
Schmidt-Hattenberger, C., Kempka,
Radulescu, M., Valerian, C., dan Yang, J., T., dan Maurer, H., 2013, Monitoring
2007, Time-lapse Electrical Freshwater Salinization in Analog
Resistivity Anomalies Due to Transport Models by Time-Lapse
Contaminant Transport Around Electrical Resistivity Tomography,
Landfills, Annals of Geophysics Vol. Journal of Applied Geophysics, 89:
50 N. 3: 453-468. 84 – 95.
Ranieri, G., Sharpe, L., Trogu, A., dan Piga Wilkinson, P.B., Meldrum, P.I., Kuras, O.,
C., 2007, Time-lapse Electrical Chambers, J.E., Holyoake, S.J., dan

115
Vol. 16 No. 2 Juli – Desember 2017 ISSN : 1412-2375

Ogilvy, R.D., 2010, High-Resolution


Electrical Resistivity Tomography
Monitoring of a Tracer Test in a
Confined Aquifer, Elsevier; Journal
of Applied Geophysics 70: 268-276.
Yaramanci, U., 2000, Geoelectric
Exploration and Monitoring in Rock
Salt for The Safety Assessment of
Underground Waste Disposal Sites,
Elsevier; Journal of Applied
Geophysics 44: 181-196.

116

You might also like