You are on page 1of 35

Curriculum Vitae

Oddang Rewu lahir di Sinjai, 7 Februari


1973. Ia telah menyelesaikan pendidikan S1
di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR)
Bandung, Fakultas Teknik, Jurusan Sipil.
Ia pernah bekerja di PT. Jakarta Industrial
Estate Pulogadung Persero (1997 - 1998),
PT. Istaka Karya Persero (2002 - 2007).
Sejak 2007 hingga sekarang, Ia bekerja di
PT. Anugerah Surya Jaya selaku Konsultan
Studi Kelayakan (Feasibility Study) Proyek
Infrastruktur.
Portofolio

Judul : Risalah Studi Kelayakan Investasi Proyek PLTA


Penulis : Oddang Rewu
Penerbit : Teknosain (Grup Graha Ilmu)
ISBN : 978-602-74479-9-8
Halaman : xviii + 332

Judul : Panduan Praktis Analisis Kelayakan Investasi Batubara


Penulis : Oddang Rewu
Penerbit : Teknosain (Grup Graha Ilmu)
ISBN : 978-602-72848-1-4
Halaman : xiv + 201
FLOW CHART KONSEP MENYUSUN RAB PROYEK INFRASTRUKTUR JALAN

Unit Price = Unit Cost / Q

UNIT PRICE
(B, NS A,YOUL, i, CRF, W) (B, YOUL, i, W)
(Rp./BCM, Rp./MT) or
Owning Cost Rent Cost
Unit Cost = O + O, R + O
(Rp./Jam) (Rp./Jam)
ANALISA BIAYA UNIT COST
(HS D, Lubricant, O/M, Wage)
(Rp./Jam)
Operating Cost
Q = (q * Eff * 60) / CT
(Rp./Jam)
KAP. PRODUKSI (Q)

(BCM/Jam, MT/Jam) Asphalt Mixing Plant (AMP), Stone Crusher (SC)


Surface Asphalt WL-AMP-DT-AF-TR-PTT HRS, AC, ATB, SS
Base Aggregate WL-DT-MG-VR-WTT LPA
PERKERASAN LENTUR
Sub Base Aggregate WL-DT-MG-VR-WTT LPB
Flexible Pavement Sub Grade Soil Compacted Exc.-DT-BD-VR-WTT
Batching Plant (BP), Asphalt Mixing Plant (AMP), Stone Crusher (SC)
Surface Asphalt WL-AMP-DT-AF-TR-PTT HRS, AC, ATB, SS
Base Concrete BP-TM-PV-CV
TIPE PERKERASAN KOMPOSIT
Sub Base Aggregate WL-DT-MG-VR-WTT LPB
Composite Pavement Sub Grade Soil Compacted Exc.-DT-BD-VR-WTT

Batching Plant (BP), Asphalt Mixing Plant (AMP), Stone Crusher (SC)
Base Concrete BP-TM-PV-CV
PERKERASAN KAKU
Sub Base Aggregate WL-DT-MG-VR-WTT LPB
Rigid Pavement Sub Grade Soil Compacted Exc.-DT-BD-VR-WTT

LCB Local Competitive Bidding BoQ, Spesifikasi Teknis, Gambar Tender


BAHASA
ICB International Comptetitive Bidding BoQ, Technical Specification, Tender Drawing

Pra Qualification
MANAJEMEN TENDER PROSES BIDDING
Post Qualification

Penunjukan Langsung
CARA TENDER
Tender Terbuka & Tender Tertutup
FLOW CHART KONSEP MENYUSUN RAB PROYEK INFRASTRUKTUR JALAN

Batu Kali, Batu Gunung, Kerikil, Pasir, Sirtu MOS (Material on Site)
QUARRY
Jarak rerata dari Quarry - Base Camp
Jarak rerata dari Quarry - Site

Common Embankment, Selected Embankment MOS (Material on Site)


SITE VISIT BORROW AREA
Jarak rerata dari Borrow Area - Base Camp
Jarak rerata dari Borrow Area - Site

BP, AMP, SC, Workshop, Laboratory, Warehouse, Office Fabricated Material


BASE CAMP (BC)
Jarak rerata dari Base Camp - Site

Karyawan, Material & Peralatan


MOB. & DEMOB. 1
Fasilitas Kontraktor & Direksi, Utilitas Proyek, Preliminary Survey

Upah, Bahan & Peralatan


DIRECT COST 2
Sub Kontraktor atau Vendor

Real Cost = Mob. & Demob + Biaya Langsung


REAL COST 3
3=1+2

COST CONTENT IN-DIRECT COST 4 Gaji, Operational Cost, Business Trip, Marketing, F&B, Pajak, Insurance

RAP = Real Cost + In-Direct Cost RAP (Rencana Anggaran Proyek)


RAP 5
RAP = 3 + 4

NET PROFIT 6

Bid Price = RAP + Net Profit (Exclude PPN 10%)


BID PRICE 7
7=5+6

Data - What if Analysis - Goal Seek (set cell ; to value : by changing cell)
ARRANGE
Analisa Sensitivitas, Variable Independent & Dependent
BID PRICE
set cell dalam bentuk formula
to value angka
FIGHT
by changing cell bukan formula
Jenis Tender berdasarkan Bahasa
 Local Competitive Bidding (LCB)
LCB adalah pelelangan proyek-proyek yang didanai dengan pinjaman luar negeri (loan)
tetapi hanya melibatkan kontraktor lokal, dan semua dokumennya berbahasa Indonesia.
Pada umumnya Dokumen Tender atau Dokumen Lelang terdiri dari 3 (tiga) buah Dokumen
yaitu,
1. Buku-1 mengenai Lampiran Daftar Harga Satuan & Kuantitas
2. Buku-2 mengenai Spesifikasi Teknis
3. Buku-3 mengenai Gambar Tender

 International Competitive Bidding (ICB)


ICB adalah pelelangan yang melibatkan kontraktor internasional, biasanya untuk proyek
yang didanai oleh pinjaman luar negeri (loan), dan semua dokumennya berbahasa Inggris.
Pada prinsipnya Dokumen Tender tipe LCB sama dengan tipe ICB yang juga terdiri dari 3
(tiga) buah Dokumen yaitu,
1. Buku-1 mengenai Bill of Quantity (BoQ)
2. Buku-2 mengenai Technical Speficification
3. Buku-3 mengenai Tender Drawing
Bill of Quantity & Drawing
Unit satuan yang berlaku dalam Bill of Quantity (BoQ) adalah “Fixed Unit Price”, artinya harga
satuan yang mengikat.

Sedangkan Drawing pada prinsipnya terdiri dari 3 (tiga) yaitu,


1. Tender Drawing
2. Shop Drawing
3. As Built Drawing
Sumber Dana Tender
 ENRIP (Eastern Indonesia National Roads Improvement Project) » Australia
 EIRTP (Eastern Indonesia Region Transport Project) » Europe
 IBRD (International Bank Reconstruction Development) » Europe (World Bank)
 ADB (Asian Development Bank) » Asia
 IDB (Islamic Development Bank) » Middle East
 JBIC (Japan Bank International Corporation) » Japan
 APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 100 %
 Sharing Loan Bantuan Luar Negeri + APBN (80 % : 20 %, 70 % : 30 %)
 APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 100 %
 Private Sector
Komponen Nilai Penawaran
1. Biaya Mobilisasi dan Demobilisiasi, ± 5 %
 Personil , Bahan & Peralatan
2. Biaya Langsung (Direct Cost), ± 75 %
 Upah (Labour)
 Bahan (Material)
 Peralatan (Equipment)
3. Biaya Umum Lapangan (In-Direct Cost), ± 10 %
4. Net Profit, ± 10 %
5. Penawaran (1) + (2) + (3) + (4) = 100 %
Nilai tersebut hanyalah contoh Empiris, nilai persentase yang aktual disesuaikan dengan
hasil Site Visit atau SOT (Site Orientation Tour) yang wajib di-ikuti oleh peserta Tender
dimana waktu dan tempat telah diatur oleh Panitia Lelang yang bersangkutan.
Rencana Biaya Pelaksanaan (RAP)

Biaya
RAP = x + y + z

(z)
(x) (y)
Biaya Umum
Biaya Mob. Biaya Langsung
Lapangan
& Demob. (Direct Cost)
(In-Direct Cost)
Bid Price
Bid Price (BP)
BP = RAP + M
atau
BP = x + y + z + M

(x) (y) (z)


Biaya Mob. Biaya Langsung Biaya Umum Lap (M) Margin
& Demob (Direct Cost) (In-Direct Cost)
Jenis & Tahapan Tender
Tender Bid

Post Qualification Pre-Qualification

Dok . Adm.
& Dok. Adm.
Dok. Teknis

Fight Arranged Lulus

Dok. Teknis

Fight Arranged
Jaminan Proyek
Jaminan
Uang
Muka

Jaminan Jaminan Jaminan


Pelaksanaan (Insurance) Pemeliharaan

Jaminan
Penawaran
Jaminan (Asuransi / Bank Garansi)
No. Jenis Jaminan Keterangan
1. Jaminan Penawaran ± 2 % x Nilai Kontrak (Netto)
2. Jaminan Uang Muka ± 10 % x Nilai Kontrak (Netto)
3. Jaminan Pelaksanaan ± 20 % x Nilai Kontrak (Netto)
4. Jaminan Pemeliharaan ± 5 % x Nilai Kontrak (Netto)

Dimana,
NP = Nilai Netto Kontrak Proyek (Rp.)
WP = Waktu Pelaksanaan (hari kalender)
Perbedaan Perkerasan Lentur & Kaku
Quarry, Borrow Area & Base Camp (Site Visit)
Quarry adalah tempat raw material seperti ,
 Batu Kali
 Batu Gunung (andesit)
 Sirtu
 Kerikil
 Pasir & lainnya

Borrow Area adalah tempat raw material seperti,


 Timbunan Biasa (common embankment)
 Timbunan Pilihan (selected embankment)
Base Camp
Base Camp adalah tempat berdirinya peralatan seperti Stone Crusher, AMP (Asphalt Mixing
Plant), Office, Workshop, Mess Karyawan dan lainnya

Stone Crusher

Asphalt Mixing Plant (AMP)


 Tipe Batch
 Tipe Continous
Definisi Aspal
Definisi aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat, dan
bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur
tertentu, dan kemudian membeku jika temperatur turun. Bersama dengan aggregat,
aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan.
(Silvia Sukirman., 2003)
atau
Definisi aspal adalah bahan hidrokarbon yang bersifat melekat, berwarna hitam,
tahan terhadap air. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi. Aspal
atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen dan klor. (wikipedia)
Aspal Drum
Tonase aspal untuk 1 drum berbeda-beda, ada tonase aspal 1 drum = 200 Kg dan ada juga
tonase aspal 1 drum = 155 Kg.
Untuk 1 kontainer bisa menampung ± 110 drum cq. Tonase aspal 1 drum = 155 Kg.

Jika lokasi pengaspalan berada di daerah perkotaan (urban area) maka disarankan untuk
memakai aspal curah dengan pertimbangan biasanya depo aspal curah tersedia di daerah
kota-kota besar.

Sebaliknya jika lokasi pengaspalan di daerah pedesaan (rural area) maka disarankan untuk
memakai aspal drum dengan pertiimbangan, biasanya tidak tersedia depo aspal curah
untuk daerah pedesaan atau kota-kota kecil atau kota sedang.
Bagan Air Pencampuran Beton Aspal Panas
Menghitung Harga Dasar HSD
Menurut undang-undang yang berlaku, setiap pelaku di sektor industri termasuk industri
konstruksi proyek infrastruktur, maka diwajibkan untuk memakai HSD (High Speed Diesel)
dengan tarif solar industri, salah satu sumber untuk mengetahui harga solar industri adalah
dengan membuka website www.pertamina.co.id.

Harga tersebut selalu release atau terbit setiap 2 (dua) minggu sekali yaitu pada tanggal (1 -
15) bulan berjalan dan periode (16 - 30) bulan berjalan.

Komponen harga solar industri tersebut adalah sebagai berikut,


 Harga dasar
 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %
 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 7 %
 Biaya pengiriman dari Depo Pertamina ke lokasi tambang (site)
Menghitung Biaya Kepemilikan & Operasional
Biaya kepemilikan (owning cost) dan biaya operasi (operation cost) untuk setiap A2B tidak
selalu tetap atau tidak sama karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya,
 Harga beli A2B yang berbeda
 Harga satuan pelumas yang berbeda antara setiap lokasi proyek
 Jenis pekerjaan yang dilakukan
 Besaran nilai suku bunga bank

Owning Cost (biaya kepemilikan)


Owning Cost (OC) ini terdiri dari depresiasi (penyusutan), nilai suku bunga bank dan
asuransi serta pajak-pajak lainnya.
Owning Cost adalah jumlah biaya dalam Rupiah yang harus diterima kembali oleh pemilik
A2B karena telah mengeluarkan biaya untuk pembelian A2B, angkutan, pajak, asuransi dari
setiap jam selama umur ekonomis alat, seringkali OC ini juga disebut biaya pasti (fixed cost)

Operation Cost (biaya operasional)


Operation Cost adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk keperluan operasional unit A2B
seperti biaya HSD, pelumas, filter, perbaikan alat, penggantian ban dan undercarriage
(untuk alat beroda track), upah operator dan mekanik serta penggantian suku cadang
(spare part)
Formula Menghitung Owning Cost
No. Simbol Keterangan Satuan
1 B Harga Alat (Baru / Bekas) Rp.
2 NSA Nilai Sisa Alat Rp.
3 YOUL Years of Utility Life Tahun
4 CRF Capital Refund Factor %
5 i Interest %
6 W Jam Efektif Alat (JEA) dalam 1 Tahun Jam
7 UC Unit Cost Rp./Jam
8 OW Owning Cost Rp./Jam
9 Q Kapasitas Produksi Alat M3/Jam
Owning Cost = Biaya Pengembalian Modal + Asuransi
Formula Menghitung Operation Cost
No. Simbol Keterangan Satuan
1 HP Horse Power undisclosed
2 undisclosed Moderat Koefisien HSD 15.00%
3 undisclosed Kebutuhan HSD Alat Rp./Jam
4 undisclosed Moderat Kebutuhan Lubricant 1.50%
5 undisclosed Kebutuhan Lubricant Alat Rp./Jam
6 undisclosed Koefisien O/M Alat 15.00%
7 undisclosed Upah Operator Rp./Jam
8 undisclosed Upah Helper Rp./Jam
9 undisclosed Operation Cost Rp./Jam
O
Operating Cost = HSD + Lubricant + Biaya + Operator + Helper
M
Unit Cost = Owning Cost + Operating Cost
Harga Satuan Alat-Alat Berat (A2B)
 Jika Bid Tender diasumsikan memakai unit A2B milik sendiri
Harga Sat. Alat = OC + (Konsumsi Solar) + (Konsumsi Pelumas) + O/M + Upah Operator
 Jika Bid Tender diasumsikan menyewa unit A2B
Harga Sat. Alat = RC + (Konsumsi Solar) + (Konsumsi Pelumas) + O/M + Upah Operator

dimana,

OC = Owning Cost (Rp./Jam)


RC = Rent Cost (Rp./Jam)
Menghitung Unit Price
Unit Cost
Unit Price =
Kap. Produksi (Q)

Satuan Unit Price adalah Rp./M3, Rp./M2, Rp./M, Rp./Ton


Satuan Unit Cost adalah Rp./Jam
Satuan Kap. Produksi adalah M3/Jam, M2/Jam, M/Jam, Ton/Jam
CAR & EAR
Contractor’s All Risk (CAR) adalah menjamin semua resiko kerusakan atau
kerugian yang terjadi dalam proses konstruksi (kecuali beberapa resiko saja yang
tercantum dalam pengecualian)

Erection All Risk (EAR) adalah menjamin semua resiko kerusakan atau kerugian
yang terjadi dalam proses pemasangan atau instalasi mesin-mesin (kecuali
beberapa resiko saja yang tercantum dalam pengecualian)
Susunan Perkerasan Lentur
Lapisan Permukaan Surface
Lapis Pondasi Atas Base Course
Lapis Pondasi Bawah Sub Base
Lapis Tanah Dasar Sub Grade

 Aggregat Kasar, Aggregat Halus, Filler & Aspal » Bina Marga, ASTM, AASTHO
 Aspal berdasarkan Asalnya » Aspal Alam (Asbuton), Aspal Minyak
 Aspal berdasarkan Bentuknya » Aspal Padat (AC), Aspal Cair (RC,MC,SC), Aspal Emulsi
 Jenis Aspal Beton (Asphalt Concrete) » Hotmix, Warm Mix, Cold Mix
 Tipe Aspal Panas (Hotmix) » Lataston, Laston, Latasir, Levelling, SMA
Pek. Lapis Pondasi Aggregat
Stone Crusher
2

Wheel Loader

6 Dump Truck
Vibro Roller 4
Motor Grader

5 Water Tank Truck 3


Pek. Prime Coat & Tack Coat
Cleaning dengan Air Compressor

Prime Coat dengan Asphalt Sprayer

3 Tack Coat dengan Asphalt Sprayer


Pek. Hotmix
Asphalt Mixing Plant (AMP) + DT
1

Wheel Loader

5
4 Pneumatic Tire Roller
Tandem Roller 3
Asphalt Finisher
Tahapan Membuat Bid Price
1. Membuat laporan hasil site visit atau SOT (Site Orientation Tour)
2. Menentukan titik lokasi,
 Quarry
 Borrow Area
 Titik Base Camp (AMP, SC, Warehouse, Office & lainnya)
 Jarak rerata Base Camp ke lokasi
3. Menentukan Daftar Harga Satuan Dasar Upah, Material dan Peralatan
4. Membuat Analisa Mobilisasi & Demobilisasi
5. Menghitung Back Up Harga Satuan Peralatan
5. Membuat Analisa Teknis Pelaksanaan (ATP)
6. Membuat Analisa Harga Satuan (AHS)
7. Menghitung Rekapitulasi Biaya Langsung
8. Mengisi harga satuan pekerjaan dalam form Bill of Quantity (BoQ)
9. Membuat Rekapitulasi BoQ
10. Konfirmasi Kapasitas Stone Crusher
11. Konfirmasi Kapasitas Asphalt Mixing Plant (AMP)
12. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
13. Menghitung Jumlah Kebutuhan Alat
14. Menghitung MOS (Material On Site)

You might also like