Professional Documents
Culture Documents
PANDEGLANG BANTEN
eksterior maupun interior dalam perancangan Pada sub bab ini akan membahas tentang
seperti jaringan sistem transportasi, bangunan analisis perencanaan dan perancangan bandar
publik atau komersial, dan lingkungan hingga udara berupa peruangan, tapak, pencapaian,
skala kota. (Gibson, 2009) kebisingan, pengelompokkan ruang, dan
Berikut empat stategi dalam penerapan struktur.
wayfinding dalam desain menurut buku 3.1 Analisis Peruangan
Wayfinding-Handbook karya Gibson (2009) : Tabel 1. Kebutuhan Ruang
1. Konsep distrik, yang menandakan bahwa Pengguna Kebutuhan Ruang
setiap wilayah baik itu perkotaan maupun Penumpang Curb, hall, hall check in,
rumah tinggal sekalipun terbagi dalam baggage claim area,
beberapa distrik-distrik tertentu atau lavatory, ruang komersial,
dalam arsitektural disebut musholla, ruang tunggu,
pengelompokkan ruang. Konsep distrik executif lounge, parkiran
ini dapat berdasarkan fungsi dan Pengantar / Curb, hall, area komersial,
pengguna, sehingga memudahkan untuk penjemput lavatory, musholla,
di ingat. parkiran
2. Street concept. Konsep alur sirkulasi Maskapai Hall, ruang karyawan,
seperti penerapan sistem jalan pada penerbangan counter check in,
wilayah perkotaan, pada wilayah musholla, toilet, gudang,
lingkungan disebut jalan setapak dan parkiran
disebut alur sirkulasi atau pola sirkulasi Pengelola Hall, musholla, ruang
jika konsep diterapkan pada suatu terminal kepala bandara, toilet,
bangunan. Sama halnya dengan sistem parkiran
jalanan, konsep ini juga menerapkan Pengelola Hall, area komersial,
jalan utama/protokol dan jalan kecil. komersial lavatory, musholla, ruang
1. User circulation tunggu, parkiran
Pola sirkulasi ini memudahkan user
bergerak bebas sesuai dengan fungsi Pada Tabel 1. terlihat kebutuhan ruang untuk
masing-masing. Antara pengelola dan memenuhi kebutuhan wadah kegiatan di
pengguna lain tidak di beri jalur sirkulasi bandar udara.
yang sama hingga akses masuk ke dalam
bangunan (user oriented). 3.2 Analisis Tapak
2. Pedestrian and vehicular circulation Menganalisis tapak yang telah di tentukan
Pola sirkulasi yang lebih mengatur guna mengetahui kelayakan tapak digunakan
pergerakan kendaraan dan pejalan kaki sebagai bandar udara.
khususnya di area yang luas seperti 3.2.1 Tujuan
kampus atau universitas hingga kota Potensi tapak
sekali pun.
3. Connector. Konsep penghubung yang 3.2.2 Dasar pertimbangan
menghubungkan semua tujuan dengan 1. Suhu
suatu lokasi tertentu. Connector 2. Kecepatan angin
merupakan penerapan yang lebih 3. Kemiringan
sederhana dari path atau sirkulasi. 4. Kualitas tanah
Connector dapat berupa lorong, 5. Ketinggian
jembatan, dan ruang.
4. Landmark. Titik strategis atau nodes 3.2.3 Proses analisis
utama yang secara langsung diingat oleh Tapak memiliki suhu rata-rata 34,7˚C dengan
pengguna. Landmark tidak harus bentuk kecepatan angin 6 knot dengan ketinggian
dengan dimensi yang besar, landmark tanah 503-509 m dan kemiringan 10-20%
dapat berupa lift yang berada di tengah yang jauh dari pemukiman sekitarnya
atau suatu titik utama yang dituju. sehingga layak menjadi tapak bandar udara.
Landmark juga dapat berbentuk vantage
point atau titik kumpul bersama. 3.3 Analisis Pencapaian
Pencapaian ke dalam bangunan harus mudah
3. ANALISIS diakses, mudah dilihat, dan memiliki
183
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 182-187
sirkulasi yang aman akan menstimulus orang dijangkau oleh para pengunjung, namun
untuk masuk dalam area bangunan. tetap mempertimbangkan kemudahan
3.3.1 Tujuan pencapaian bagi pengelolanya
Main entrance kemudahan pencapaian bagi
pengelolanya.
3.3.2 Dasar pertimbangan Pengelompokkan ruang secara vertikal
Kemudahan akses, arus kendaraan, dan didasarkan pada tingkat kebisingan dari
potensi jalan. banyaknya kegiatan, yaitu :
a. Zona bawah, merupakan zona yang
3.3.3 Proses analisis memiliki tingkat kebisingan tertinggi
Main Entrance (ME) karena adanya kegiatan yang melibatkan
Letak main entrance terdapat satu sesuai para pengunjung.
dengan bentuk tapak terhadap jalan yang b. Zona transisi, merupakan zona peralihan
memudahkan pengguna untuk mencapai antara zona bawah dan zona tenang.
objek rancang (lihat Gambar 1). c. Zona atas, zona paling atas dan
merupakan zona tenang karena
membutuhkan banyak privasi dan
ketenangan yang tinggi.
Pengelompokkan ruang secara horizontal
dan vertikal (lihat Gambar 2).
184
Anggraeni Budi,Hadi Setiawan, Edi Pramono, Bandar Udara....
185
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 182-187
186
Anggraeni Budi,Hadi Setiawan, Edi Pramono, Bandar Udara....
187