You are on page 1of 5

Name : Naimatul Azizah

Grade : XII Science 6

English task 9 : Writing the Legend Story

The legend of Danau Toba

Once upon a time, there lived a young man named Toba. He is an orphan. Everyday he
worked in the fields. Every now and then he looked for fish in the river which was not far from
his hut. The fish they catch are usually used as side dishes and the rest is sold to the market.

One day Toba was fishing after returning from the field. He really hopes to find a large
fish which he can immediately cook to be a side dish. Fulfilled that hope. Not long after, he
threw his fishing line into the river, the fish's hook had been struck. How excited he was when
he pulled the fishing line and found a large fish caught in the hook.

For a moment Toba noticed the big fish he had lured. " What a strange fish. "
Gumannya. He had never seen such a fish in his life. The color of the fish is yellowish and the
scales are golden yellow. The scales look sparkling when exposed to the sun. When Toba
removed the hook from the mouth of the fish he caught, suddenly a miracle happened. The
strange fish with golden yellow scales was transformed into a woman with a beautiful face.

Toba was amazed to find a miracle that was going on in front of his eyes. He just stood there
with his eyes rounded and his mouth wide open.

"Sir." Said the beautiful fish incarnate woman. "I am the curse of God because I have violated
the great prohibition. It is destined for me that I will change shape to resemble any creature that
holds or touches me. Because the master has held me, then I will turn into a human like this
Lord. "

Toba introduced his name. Likewise with that beautiful-faced woman. " My name is, Putri, sir.
"

Toba then explained his desire to marry Putri because he was fascinated by the beauty of the
fish-incarnate woman. " Will you marry me? " he asked after talking for a while.

"Alright, I am willing, sir, as long as you are willing to fulfill one of the conditions I put
forward." Putri replied.

"What conditions do you want? Mention. I will certainly fulfill it. "

"My only wish is one, please, sir, keep my secrets tight. Don't ever mention if I come from fish.
If you express your willingness to keep this secret, I am willing to become your wife. "

"All right!." Said Toba. " I will keep your secrets tight. This secret is only known to us alone.
"
Toba and Putri got married. Both of them live harmoniously and happily even in simplicity.
Their happiness seemed more complete with the birth of their child. A boy. Samosir is the
name.

Samosir grew up to be a healthy child. His body is strong. Unfortunately he is a bit


naughty and lazy. His only wish is to lie down. It seemed that he didn't care or want to help his
father's troubles, who were busy working in the fields. In fact, to just deliver food and drinks
to his father, Samosir often refused to be asked. If he wanted to, he would do it lazily, with a
grumpy face. Increasingly lazy because his mother continues to spoil him. Whatever he asks
his mother will try to fulfill.

Samosir has a very strong appetite. He can finish a day's food ration for his family in one meal.
Toba felt he had to work even harder to fulfill his son's extraordinary desire to eat.

One day Samosir was asked by his mother to deliver food and drink for his father. At
first, Samosir was reluctant to carry out his mother's orders. However, after his mother
continued to insist he finally agreed to do it even with a grumpy face.

Samosir brought the food and drink to the fields. In the middle of the trip, Samosir was hungry.
He stopped walking toward the garden. He then ate the food that was meant for his father. He
did not finish all the food but left a little. With that little food and drink left, Samosir continued
his journey to the fields. Arriving at the fields, Samosir gave the food and drink to his father.

Toba was very hungry because he worked hard since morning and immediately opened
his lunch. He was surprised when he saw the food for him is running low. " Why are my food
and drink rations low? " he asked with an annoyed face.

With an innocent face as if he had done nothing wrong, Samosir answered. " Earlier on the
road I was very hungry, Dad. Therefore, I have eaten some of my father's food and drink
rations. But, not all I finished, right? There is still some food and drink for Dad. "

“ children do not know how lucky. " said Toba to his son. The anger immediately rose. As if
he could no longer hold back and be patient, his curses immediately slid. " You fish offspring.
"

Samosir was very surprised to hear his father's curse. He immediately ran to the house.
When he met his mother, Samosir immediately recounted his father's curses and insults, who
said he was a descendant of fish.

Hearing her son's complaint, Samosir's mother became very sad. Unexpectedly, if her husband
broke his oath not to mention that he came from fish.

Samosir and his mother held each other. In a matter of an instant, the two of them
disappeared. A miracle happened. Imprinted by Samosir and his mother's footsteps, spraying
very heavy water. From inside the ground, water seemed to be gushing out as if it was endless.
The longer the water sprayed, the bigger it was. In no time, the surface of the land was flooded.
The water level continued to rise and how long after that the valley where Toba lived was
inundated. Then formed a very large lake in that place.
The residents then named the lake Lake Toba. The small island in the middle of Lake Toba is
called Samosir Island to remind the son of Toba.

In Indonesian

Legenda Danau Toba

Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplan seorang pemuda bernama Toba. Ia adalah
seorang yatim piatu. Sehari-hari ia bekerja di ladang. Sesekali dia mencari ikan di sungai
yang berada tak jauh dari gubugnya. Ikan hasil tangkapannya biasanya dijadikan sebagai lauk
dan sisanya dijual ke pasar.

Pada suatu hari Toba memancing sepulang dari Ladang. Ia sangat berharap
mendapatkan ikan yang besar yang bisa segera dimasaknya untuk dijadikan lauk.
Terpenuhilah harapannya itu. Tak berapa lama ia melemparkan pancingnya ke sungai, mata
kailnya telah disambar ikan. Betapa gembiranya ia ketika menarik tali pancingnya dan
mendapati seekor ikan besar tersangkut di mata pancingnya.

Sejenak toba memperhatikan ikan besar yang berhasil dipancingnya itu.” Ikan yang
aneh.” Gumannya. Seumur hidupnya belum pernah dilihatnya ikan seperti itu. Warna ikan itu
kekuningan dan sisik-sisiknya kuning keemasan. Terlihat berkilauan sisik-sisik itu ketika
terkena sinar matahari. Ketika Toba melepaskan mata kailnya dari mulut ikan tangkapannya,
mendadak terjadi sebuah keajaiban. Ikan aneh bersisik kuning keemasan itu menjelma
menjadi seorang perempuan yang cantik jelita wajahnya.

Toba terheran-heran mendapati keajaiban yang berlangsung di depan matanya itu. Ia hanya
berdiri dengan bola mata membulat dan mulut melongo.

“Tuan.” Kata perempuan jelmaan ikan indah itu.”Aku adalah kutukan Dewa karena telah
melanggar larangan besarnya. Telah ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk
menyerupai makhluk apa saja yang memegang atau menyentuhku. Karena tuan telah
memegangku, maka akupun berubah menjadi manusia seperti Tuan ini.”

Toba memperkenalkan namanya. Begitu pula dengan perempuan berwajah jelita itu.”
Namaku, putri, tuan.”

Toba lantas menjelaskan pula keinginannya untuk memperistri Putri karena dia terpesona
kecantuikan si perempuan jelmaan ikan itu.” Bersediakah engkau menikah dengan ku?”
tanyanya setelah pembicaraan beberapa saat.

“Syarat apa yang engkau kehendaki? Sebutkan. Niscaya aku akan memenuhinya.”

“Permintaanku hanya satu, hendaklah tuan menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali
tuan menyebutkan jika aku berasal dari ikan. Jika tuan menyatakan kesedian tuan untuk
menjaga rahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan.”
“Baiklah.” Kata Toba.” Aku akan menutup rapat-rapat rahasimu ini. Rahasia ini hanya kita
ketahui berdua saja.”

Toba dan Putri pun menikah. Keduanya hidup rukun dan berbahagia meski dalam
kesederhanaan. Kebahagian mereka serasa kian lengkap dengan kelahiran anak mereka.
Seorang anak laki-laki. Samosir namanya.

Samosir tumbuh mejadi anak yang sehat. Tubuhnya kuat. Sayang dia agak nakal serta
pemalas. Keinginannya hanya tidur-tiduran saja. Ia seperti tidak peduli atau ingin membantu
kerepotan ayahnya yang sibuk bekerja di ladang. Bahkan, untuk sekedar mengantar makanan
dan minuman untuk ayahnyapun, Samosir kerap menolak jika diminta. Seandainya mau, dia
akan melakukannya dengan malas-malasan, dengan wajah bersungut-sungut. Bertambah-
tambah malas kelakuannya akibat ibunya terus memanjakannya. Apapun yang dimintanya
akan diusahakan ibunya untuk dipenuhi.

Samosir sangat kuat nafsu makannya. Jatah makanan sehari untuk sekeluarganya bisa
dihabiskannya dalam sekali makan. Toba merasa harus bekerja lebih keras lagi untuk dapat
memenuhi keinginan makan anak laki-lakinya yangb luar biasa itu.

Pada suatu hari Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman
untuk ayahnya. Samosir yang tengah bermalas-malasan semula enggan untuk menjalankan
perintah ibunya itu. Namun, setelah ibunya terus memaksa akhirnya dia bersedia
melakukannya meski dengan wajah yang bersungut-sungut.

Samosir membawa makanan dan minuman itu menuju ke ladang. Ditengah perjalanan,
Samosir measa lapar. Dihentikannya langkah menuju kebun. Ia lantas memakan makanan
yang seharusnya diperuntukan bagi ayahnya itu. Tidak dihabiskannya semua makanan itu
melainkan disisakan sedikit. Dengan makanan dan minuman yang tersisa sedikit itu Samosir
melanjutkan perjalanan menuju ladang. Setibanya di ladang, samosir memberikan makanan
dan minuman itu untuk ayahnya.

Toba telah sangat merasa lapar karena bekerja keras sejak pagi langsung membuka bekal
untuk memakannya. Terperanjat dia saat melihat makanan untuk nya tinggal sedikit.”
Mengapa jatah makanan dan minumanku tinggal sedikit?” tanyanya dengat raut wajah kesal.

Dengan wajah polos seolah tidak melakukan kesalahan, Samosir menjawab.” Tadi di jalan
aku sangat lapar, Ayah. Oleh karenanya, jatah makanan dan minuman ayah itu telah kumakan
sebagian. Tapi, tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih tersedia sedikit makanan dan
minuman untuk Ayah.”

“anak tidak tahu diuntung.” Maki toba kepada anaknya. Kemarahan seketika meninggi.
Serasa tidak bisa lagi dia menahan dan bersabar, umpatannyapun seketika itu meluncur.”
Dasar anak keturunan ikan engkau ini.”

Samosir sangat terkejut mendengat umpatan ayahnya. Dia langsung berlari ke rumah. Pada
saat bertemu ibunya, samosir langsung menceritakan umpatan dan cacian ayahnya yang
menyebutkan dirinya adalah keturunan ikan.

Mendengar pengaduan anaknya, ibu Samosir menjadi sangat bersedih. Tidak disangka
jika suaminya melanggar sumpah untuk tidak menyebutkannya berasal dari ikan.
Samosir dan ibunya saling berpegangan. Dalam hitungan sekejap, keduanya menghilang.
Keajaiban pun terjadi. Dibekas pijakan kaki Samosir dan ibunya menyembur air yang sangat
deras. Dari dalam tanah, air laksana disemburkan keluar seolah tiada henti. Semakin lama
tidak semkin berkuran semburan air itu melainkan semakin besar adanya. Dalam waktu cepat
permukaan tanah itu pun tergenang. Permukaan air terus meninggi dan tek berapa lama
kemudian lembah tempat tinggal Toba telah tergenang air. Terbentuklah kemudian sebuah
danau yang sangat luas di tempat itu.

Penduduk kemudian menamakan danau itu Danau Toba. Adapun pulau kecil yang
berada ditengah-tengah danau toba itu disebut Pulau Samosir untuk mengingatkan kepada
pada anak lelaki Toba.

You might also like