You are on page 1of 9

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETUNTASAN BELAJAR AKUNTANSI : MOTIVASI BELAJAR


SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Muhammad Khafid
Jurusan Akuntansi FE UNNES, e-mail: muh_khafid@yahoo.com

Abstract
The purpose of this research is to find out the influence of family environment,
school environment, teaching method and learning motivation towards the mastery
learning of accounting students. The population taken in this research is students of
grade XI MA YASPIA Grobogan as many as 116 students, that are divided into two
classes; XI A and XI B. The sample taken is students of grade XI MA YASPIA
Grobogan who are 100 students in total. The variable being addressed is variable
exogen which covers family envoronment, school environment and teaching method.
Meanwhile, learning motivation as the intervening variable and endogen variable are
mastery learning of accounting. The method of data gathering is documentation and
quesionaire. The method of data analysis is Structural Equation Modelling (SEM).
The result of the reserarch showed that family environment, school environment,
teaching method and learning motivation influenced the students’ accounting mastery.
Fisrt, the family environment influenced the students’ accounting mastery directly,
(13%), with CR = 1.96 and a p value of 0.049 lower than 0.05. Second, the learning
motivation influenced the students’accounting mastery, (8.91%), with CR = 3.085 and
a p value of 0.002 lower than 0.05. Third, the school environment influenced the
students’ accounting mastery directly (27%), with CR = 0.028 and a p value 0.000
lower than 0.05 and it had indirect influence base on motivation point of view
(11.55%) with CR = 4.111 and a p value of 0.000 lower than 0.05. Finally, the method
used in teaching influenced the students’ accounting mastery (34%) with CR = 5.171
and a p value of 0.000 lower than 0.05 and base on motivation point of view, it had
inderect influence (7.26%) with CR = 2.597 and a p value of 0.009 lower than 0.05.

Kata Kunci: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, metode pembelajaran, motivasi


belajar, ketuntasan belajar.

PENDAHULUAN parameter prestasi belajar siswa dengan


Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh melihat nilai kognitif, karena aspek ini
tiga komponen, yaitu masukan, proses dan dinilai guru untuk melihat penguasaan
keluaran. Komponen-komponen tersebut pengetahuan sebagai ukuran pencapaian
saling berhubungan, terkait dan saling hasil belajar siswa (Tu’u, 2004: 76).
mendukung untuk mencapai tujuan Ketuntasan belajar peserta didik
pendidikan. Ketuntasan belajar peserta dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
didik merupakan komponen keluaran yang faktor tersebut terdiri atas komponen-
diperoleh dari hasil suatu proses komponen masukan dalam pendidikan itu
pembelajaran. Ketuntasan belajar yang sendiri. Menurut Slameto (2003:54), secara
harus dicapai peserta didik permata garis besar faktor-faktor yang
pelajaran dalam Kurikulum Berbasis mempengaruhi belajar peserta didik dapat
Kompetensi (KBK), dikenal dengan digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern
sebutan Standar Ketuntasan Belajar dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
Minimal (SKBM). Ketuntasan belajar faktor yang ada dalam diri peserta didik,
tersebut dapat dilihat dengan menggunakan diantaranya motivasi, sedangkan faktor

46
Muhammad Khafid, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar 47

ekstern adalah faktor yang datang dari luar lingkungan inilah yang pertama ada, dan
peserta didik, diantaranya adalah metode keluarga disebut lingkungan yang utama
pembelajaran, lingkungan keluarga dan karena di dalam lingkungan ini segenap
lingkungan sekolah. potensi yang dimiliki manusia terbentuk
Berdasarkan data yang diperoleh pada dan sebagian dikembangkan. Lingkungan
saat studi pendahuluan di Madrasah Aliyah keluarga sangat berpengaruh terhadap
(MA) YASPIA Grobogan, hasil ulangan proses belajar dan perkembangan potensi
tengah semester peserta didik kelas XI mata peserta didik. Namun pada kenyataannya
pelajaran akuntansi tidak tuntas, yaitu 63,5. masih banyak orang tua yang kurang
Di samping itu, diperoleh informasi bahwa memperhatikan pendidikan anak-anak
peserta didik kurang bersemangat dalam mereka di rumah. Para orang tua
belajar akuntansi, banyak yang tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-
memiliki buku literatur dan kurang anak mereka pada sekolah.
berminat untuk mengerjakan soal-soal yang Di lain pihak, lingkungan sekolah
diberikan guru, motivasi peserta didik tempat peserta didik memperoleh
sangat rendah. Hal ini sangat ironis pendidikan kedua, juga dapat
mengingat motivasi sangat diperlukan mempengaruhi keberhasilan peserta didik
dalam proses belajar. Sardiman (2005:75) dalam mencapai ketuntasan belajar.
mengemukakan bahwa motivasi adalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan
keseluruhan daya penggerak didalam diri formal yang secara sistematis melaksanakan
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, program bimbingan, pengajaran dan
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan pelatihan dalam rangka membantu peserta
belajar dan memberikan arah pada kegiatan didik agar mampu mengembangkan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki potensinya baik yang menyangkut aspek
oleh subyek belajar itu dapat tercapai. moral, spiritual, intelektual, emosional
Faktor lain yang juga mempengaruhi maupun sosial (Yusuf, 2005:54). Oleh
ketuntasan belajar adalah guru. Menurut karena itu terciptanya lingkungan sekolah
Arikunto dalam B. Kotten (2005), guru yang baik sangat diperlukan untuk
merupakan satu-satunya komponen yang mencapai tujuan tersebut. Ketika tujuan
dapat merubah komponen-komponen tersebut tercapai maka ketuntasan belajar
lainnya. Seorang guru harus membuat peserta didikpun secara otomatis tercapai.
strategi pembelajaran yang efektif. Strategi Selain itu, sebagai lembaga pendidikan
pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat yang menyelenggarakan proses
dilihat dari metode pembelajaran yang pembelajaran, maka sekolah harus
diterapkannya. Hasibuan (2004:3) mempunyai sarana dan prasarana yang
menyatakan bahwa metode pembelajaran memadai untuk menunjang kelancaran
adalah alat yang merupakan bagian dari proses pembelajaran.
perangkat dan cara dalam melaksanakan Berdasarkan kondisi di atas, sangat
strategi belajar mengajar. penting dilakukan penelitian mengenai
Lingkungan keluarga juga merupakan “Pengaruh Lingkungan Keluarga,
faktor yang mempengaruhi ketuntasan Lingkungan Sekolah, Metode Pembelajaran
belajar peserta didik. Keluarga merupakan dan Motivasi terhadap Ketuntasan Belajar
lingkungan yang pertama dan utama dalam Akuntansi”. Berdasarkan latar belakang di
membentuk kepribadian setiap individu. atas, maka masalah penelitian dirumuskan
Munib (2006:77) menyatakan bahwa sebagai berikut: (1) adakah pengaruh
keluarga adalah lingkungan pertama dan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
utama, karena sebelum manusia mengenal dan metode pembelajaran terhadap motivasi
sekolah atau lembaga pendidikan yang lain, belajar peserta didik?; (2) adakah pengaruh
48 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, Tujuan penetapan SKBM tersebut


metode pembelajaran dan motivasi belajar yaitu: (1) menentukan target kompetensi
terhadap ketuntasan belajar? yangharus dicapai peserta didik. (2) sebagai
Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui patokan/dasar/acuan menentukan kompeten
pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan atau tidak kompetennya pesserta didik.
sekolah dan metode pembelajaran terhadap Ketuntasan belajar dapat dilihat
motivasi belajar peserta didik; (2) secara kelompok maupun secara perorangan
mengetahui pengaruh lingkungan keluarga, (Suryosubroto,2002:77). Secara kelompok
lingkungan sekolah, metode pembelajaran ketuntasan belajar dinyatakan telah dicapai
dan motivasi belajar terhadap ketuntasan jika sekurang-kurangnya 85% dari peserta
belajar peserta didik. didik dalam kelompok yang bersangkutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar
proses dan hasil belajar pada intinya dapat yang secara perorangan. Secara perorangan,
dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor ketuntasan belajar dinyatakan telah
intern dan faktor ekstern. Purwanto terpenuhi jika peserta didik telah mencapai
(1999:107) menyatakan bahwa, faktor- taraf penguasaan minimal yang ditetapka
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil bagi setiap unit bahan yang dipelajarinya.
belajar adalah faktor dari luar (lingkungan Ketuntasan belajar bagi peserta didik
alam, lingkungan sosial, kurikulum/bahan dapat dilihat dengan menggunakan
pelajaran, guru atau pengajar, fasilitas, dan parameter prestasi belajar siswa dengan
administrasi atau manajemen) dan faktor melihat nilai kognitif, karena aspek ini
dari dalam (kondisi fisik, kondisi panca dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan
indra, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, pengetahuan sebagai ukuran pencapaian
dan kemampuan kognitif. hasil belajar siswa (Tu’u, 2004:76).
Slameto (2003: 54) menyatakan Konsep yang diambil untuk dijadikan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi indikator lingkungan sekolah dalam
belajar peserta didik adalah: Faktor penelitian ini berasal dari konsep unsur-
jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat unsur lingkungan sekolah yang
tubuh), faktor psikologis (intelegensi, mempengaruhi keberhasilan belajar peserta
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, didik yang meliputi: relasi antara peserta
kesiapan), faktor keluarga, faktor sekolah, didik dengan guru, relasi antar peserta
dan faktor masyarakat. didik, disiplin sekolah, dan fasilitas
Berdasarkan kurikulum 2004 yang sekolah.
dikenal dengan Kurikulum Berbasis Keempat indikator tersebut paling
Kompetensi (KBK), penilaian hasil belajar tidak dapat mewakili indikator-indikator
peserta didik mengacu pada Penilaian lainnnya dan dapat dijadikan dasar untuk
Acuan Patokan (PAP). Oleh karena itu mengukur pengaruh lingkungan sekolah
penafsiran hasil belajar selalu dibandingkan terhadap ketuntasan belajar peserta didik.
dengan Standar Ketuntasan Belajar Menurut Slameto (2003:96), variasi
Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan. metode dapat meningkatkan kegiatan
SKBM adalah batas minimal kompetensi belajar mengajar siswa. Sebaliknya jika
dasar yang harus dicapai peserta didik dari dalam proses pembelajaran guru hanya
setiap mata pelajaran. Peserta didik yang berceramah di depan kelas, mencatatkan
telah mencapai standar ketuntasan yang materi pelajaran dan monoton seperti itu
telah ditetapkan dinyatakan tuntas dan terus menerus akan membuat peserta didik
diberi pengayaan, sedangkan peserta didik bosan dan tidak menumbuhkan kreativitas
yang belum mencapai standar ketuntasan peserta didik. Oleh karena itu, metode
dinyatakan tidak tuntas dan diberi remedial. pembelajaran yang dipilih oleh guru harus
Muhammad Khafid, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar 49

tepat, sesuai dengan karakteristik peserta anak terkontrol. Hal ini akan mendukung
didik agar dapat meningkatkan keaktifan proses belajar anak berjalan dengan lancar,
mereka dalam proses pembelajaran, tenang, bersemangat untuk belajar dan anak
merangsang untuk menggali pengetahuan akan merasa diperhatikan. Pola didikan
lebih mendalam serta menumbuhkan orang tua dan suasana keluarga belumlah
semangat untuk bersaing secara sehat antar cukup untuk membentuk anak termotivasi
peserta didik, sehingga pada akhirnya dalam belajar, oleh karena itu kebutuhan-
ketuntasan belajar yang diharapkan dapat kebutuhan anak baik secara fisik yang
tercapai. Sebagaimana hasil penelitian yang diperlukan bagi keberlangsungan hidupnya
telah dilakukan sebelumnya bahwa metode maupun kebutuhan menyangkut fasilitas-
pembelajaran guru mempengaruhi hasil fasilitas belajar yang diperlukan harus
belajar peserta didik, yaitu sebesar sebagai terpenuhi juga. Dengan adanya lingkungan
berikut; 43,91% (Tina, 2004); 31,3% keluarga yang kondusif tersebut
(Wahyu, 2005) dan 51% (Hidayanti, 2006). dimungkinkan anak akan lebih termotivasi
Lingkungan sekolah dan lingkungan untuk belajar, sehingga tercapailah
keluarga merupakan dua komponen ketuntasan belajar yang optimal sesuai
masukan lingkungan yang mempengaruhi harapan. Dari beberapa hasil penelitian
hasil belajar. Relasi antara guru dengan yang telah dilakukan sebelumnya
peserta didik, relasi antar sesama peserta menyebutkan bahwa lingkungan keluarga
didik, kedisiplinan dan fasilitas belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
tersedia di sekolah merupakan faktor anak dengan besar pengaruh yang berbeda-
lingkungan sekolah yang mempengaruhi beda, sebagaimana disebutkan sebagai
proses belajar peserta didik dan pada berikut; 36,22% (Tina, 2004); 38,43%
akhirnya hasil belajarnya pun akan sesuai (Mini, 2005); dan 42% (Hidayanti, 2006).
dengan efektif tidaknya proses belajar Dari kerangka berpikir di atas, maka
tersebut. Oleh karena itu lingkungan hipotesisnya sebagai berikut:
sekolah yang kondusif harus diciptakan dan H1 : terdapat pengaruh lingkungan keluarga
fasilitas sekolah harus memadai agar terhadap motivasi peserta didik untuk
peserta didik termotivasi untuk melakukan belajar akuntansi
kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai H2 : terdapat pengaruh lingkungan sekolah
ketuntasan belajar yang diharapkan. Dari terhadap motivasi peserta didik untuk
beberapa hasil penelitian yang telah belajar akuntansi
dilakukan sebelumnya oleh beberapa H3 : terdapat pengaruh metode
peniliti menyebutkan bahwa lingkungan pembelajaran guru terhadap motivasi
sekolah berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik untuk belajar akuntansi
belajar peserta didik, sebagaimana H4 : terdapat pengaruh motivasi terhadap
disebutkan sebagai berikut; 17,87% ketuntasan belajar mata pelajaran
(Ningrum, 2005); 32,32% (Gunawan, 2005) akuntansi
dan 38% (Hidayanti, 2006). H5 : terdapat pengaruh metode
Lingkungan belajar selain sekolah pembelajaran guru terhadap
adalah lingkungan keluarga. Lingkungan ketuntasan belajar mata pelajaran
keluarga merupakan lingkungan yang lebih akuntansi
dulu mempengaruhi perkembangan diri H6 : terdapat pengaruh lingkungan
setiap peserta didik. Keluarga adalah keluarga terhadap ketuntasan belajar
lingkungan pertama dan utama mata pelajaran akuntansi
(Munib,2006:77). Pola didikan orang tua H7 : terdapat pengaruh lingkungan sekolah
yang baik dan suasana keluarga yang terhadap ketuntasan belajar mata
harmonis menjadikan keadaan psikologi pelajaran akuntansi
50 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

Tabel 1. Operasionalisasi variabel


Skala
No Variabel Indikator
data
1 Lingkungan • Cara orang tua mendidik Skala
keluarga • Suasana rumah. ordinal
• Keadaan ekonomi orang tua.
• Relasi antar anggota keluarga
2 Lingkungan • Relasi peserta didik dengan guru. Skala
sekolah • Relasi antar peserta didik. ordinal
• Disiplin sekolah.
• Fasilitas Sekolah.
3 Metode • Membangkitkan minat dan motif belajar peserta didik Skala
pembelajaran • Membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut ordinal
• Mendidik peserta didik belajar sendiri.
• Meniadakan verbalitas dalam penyampaian materi.
4 Motivasi • Tekun menghadapi tugas akuntansi Skala
• Ulet menghadapi kesulitan belajar akuntansi ordinal
• Minat terhadap pelajaran akuntansi
• Senang memecahkan soal-soal akuntansi
5 Ketuntasan - Skala
Belajar interval
METODE antara suatu atau beberapa variabel.
Populasi dalam penelitian ini seluruh Sebelum diagram jalur diterjemahkan
peserta didik kelas XI MA YASPIA kedalam persamaan struktural (structural
Grobogan yang berjumlah 116 peserta equation), kesesuaian model dievaluasi
didik, yaitu terdiri atas 59 peserta didik terlebih dahulu dengan berbagai kriteria
kelas XI A dan 57 peserta didik kelas XI B. dalam SEM. Asumsi-asumsi yang harus
Structural Equation Modeling (SEM) dipenuhi dalam prosedur pengolahan data
memerlukan ukuran sampel yang cukup yang dianalisis dengan pemodelan SEM
mengingat sampel memegang peranan yaitu Normalitas dan Outlier.
penting dalam estimasi dan interpretasi Langkah selanjutnya adalah
hasilnya. Ketentuan dalam penggunaan mengevaluasi kesesuaian model. Dalam
SEM untuk menganalisis data, besarnya analisis SEM digunakan beberapa uji
ukuran sampel yang sesuai adalah antara statistic untuk menguji hipotesis dari model
100-200. Berdasarkan ketentuan tersebut, yang dikembangkan. Uji statistik yang
jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 digunakan untuk mengukur tingkat
siswa yang diambil dengan menggunakan kesesuaian model adalah sebagai berikut:
tehnik random sampling. Secara garis besar 1) X 2 -Chie Square Statistic
veriabel-variabel penelitian disajikan pada 2) RMSEA (The Root Mean Square Error
tabel 1. Of Approximation)
Analisis SEM digunakan untuk 3) GFI (Goodness of Fit Index)
mengetahui hubungan struktural antar 4) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)
variabel yang diteliti. Dalam menganalisis 5) CMIN/DF
jalur digunakan path model, yaitu model Dengan demikian indeks-indeks yang
dasar yang digunakan untuk menganalisis dapat digunakan menguji kelayakan model
jalur (path analysis) untuk mengestimasi adalah seperti yang terlihat dalam tabel 2.
kekuatan dari hubungan-hubungan kausal
Muhammad Khafid, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar 51

Tabel 2. Uji kelayakan model Motivasi Belajar


Goodness of Fit Index Cut-Off Value
X 2 - Chie-square Diharapkan kecil 5 5
Sangat Rendah
Significant Probebility ≥ 0,05
Rendah
RMSEA ≤ 0,08 Tinggi
41
GFI ≥ 0,90 49
Sangat Tinggi
AGFI ≥ 0,90
CMIN/DF ≤ 2,00
Gambar 4. Profil Motivasi Belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil statistik deskriptif, Analisis Structural Equation
dilakukan analisis penggambaran variabel- Modeling (SEM) digunakan untuk
variabel penelitian, yaitu lingkungan mengetahui hubungan struktural
keluarga, lingkungan sekolah, metode antarvariabel yang diteliti. Hasil diagram
pembelajaran dan motivasi belajar. jalur dapat dilihat pada gambar 5.

Lingkungan Keluarga Tabel 3. Uji hipotesis menggunakan


regression weight
6 5 Variabel Estimate S.E C.R P Label
Sangat Rendah MB LK .27 .083 3.085 .002 par_3
Rendah MB LS .35 .087 4.111 *** par_6
39
Tinggi MB MP .22 .090 2.597 .009 par_2
50 Sangat Tinggi
KB LK .13 .044 1.966 .049 par_7
KB LS .27 .048 4.028 *** par_5
KB MP .34 .047 5.171 *** par_8
Gambar 1. Profil lingkungan keluarga KB MB .33 .051 4.476 *** par_4

Berdasarkan hasil komputasi


Lingkunagn Sekolah
diperoleh nilai korelasi antarvariabel
eksogen sebagai berikut:
6 2
1) lingkungan keluarga dengan metode
Sangat Rendah
39
Rendah
pembelajaran diperoleh nilai korelasi
Tinggi
0,4.
53 Sangat Tinggi 2) lingkungan keluarga dengan lingkungan
sekolah diperoleh nilai korelasi 0,37.
3) metode pembelajaran dengan
Gambar 2. Profil lingkungan sekolah lingkungan sekolah diperoleh nilai
korelasi 0,31.
Nilai korelasi masing-masing variabel
Metode Pembelajaran
eksogen di atas < 0,9. Hal ini berarti
antarvariabel eksogen berkorelasi secara
7 2
lemah.
Sangat Rendah
36 Berdasarkan model struktural
Rendah
Tinggi
sebagaimana terlihat pada gambar 5 dapat
55 Sangat Tinggi disusun persamaan sebagai berikut:
1) MB = 0,27 LK + 0,35 LS + 0,22 MP
2) KB = 0,13 LK + 0,27 LS + 0,34 MP +
0.33 MB
Gambar 3. Profil Metode Pembelajaran
52 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

Lingkungan z2
Keluarga z1
.13
.27

.41 .68

.40 Motivasi .33 Ketuntasan


Belajar Belajar
.22
.34
.37
Metode
Pembelajaran
.35 .27
.31
UJI HIPOTESA
CHI-SQUARE = .000
PROBABILITY =1.000
Lingkungan TLI=\TLI
Sekolah RMSEA =\RMSEA
CFI =\CFI
CMIN/DF =\CMINDF
AGFI =\AGFI
GFI=\GFI

Gambar 5. Hasil analisis SEM variabel lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,


metode pembelajaran, motivasi belajar dan ketuntasan belajar
Hipotesis yang telah diajukan diuji Hipotesis III menyatakan bahwa
melalui analisis regression weight untuk metode pembelajaran mempunyai pengaruh
masing-masing variabel eksogen terhadap terhadap motivasi belajar. Pada tabel diatas
variabel endogen. Dengan melihat nilai c.r diperoleh nilai C.R sebesar 2.597 dengan
yang identik dengan nilai thitung pada hasil nilai probabilitas 0,009. Bila dibandingkan
pengolahan menggunakan AMOS 5 dengan nilai kritisnya, yaitu ± 1,96, maka
dibandingkan nilai kritis yakni -1,96 sampai diperoleh bahwa nilai C.R > 1,96. Dengan
1,96 pada tingkat signifikansi 0,05. Berikut demikian hipotesis III diterima dengan taraf
disajikan tabel dari nilai-nilai regression signifikansi 0,05.
weight. Hipotesis IV menyatakan bahwa
Hipotesis I menyatakan bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh
lingkungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap ketuntasan belajar. Pada tabel
terhadap motivasi belajar. Pada tabel di atas diatas diperoleh nilai C.R sebesar 1.966
diperoleh nilai C.R sebesar 3,085 dengan dengan nilai probabilitas 0,049. Bila
nilai probabilitas 0,000. Bila dibandingkan dibandingkan dengan nilai kritisnya,
dengan nilai kritisnya, yaitu ± 1,96, maka yaitu ± 1,96, maka diperoleh bahwa nilai
diperoleh bahwa nilai C.R > 1,96. Dengan C.R > 1,96. Dengan demikian hipotesis IV
demikian hipotesis I diterima dengan taraf diterima dengan taraf signifikansi 0,05.
signifikansi 0,05. Hipotesis V menyatakan bahwa
Hipotesis II menyatakan bahwa lingkungan sekolah mempunyai pengaruh
lingkungan sekolah mempunyai pengaruh terhadap ketuntasan belajar. Pada tabel
terhadap motivasi belajar. Pada tabel di atas diatas diperoleh nilai C.R sebesar 4.028
diperoleh nilai C.R sebesar 4.111 dengan dengan nilai probabilitas 0,000. Bila
nilai probabilitas 0,000. Bila dibandingkan dibandingkan dengan nilai kritisnya,
dengan nilai kritisnya, yaitu ± 1,96, maka yaitu ± 1,96, maka diperoleh bahwa nilai
diperoleh bahwa nilai C.R > 1,96. Dengan C.R > 1,96. Dengan demikian hipotesis V
demikian hipotesis II diterima dengan taraf diterima dengan taraf signifikansi 0,05.
signifikansi 0,05. Hipotesis VI menyatakan bahwa
Muhammad Khafid, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar 53

metode pembelajaran mempunyai pengaruh lingkungan sekolah terhadap ketuntasan


terhadap ketuntasan belajar. Pada tabel belajar lebih besar daripada koefisien
diatas diperoleh nilai C.R sebesar 5.171 pengaruh tidak langsung melalui motivasi
dengan nilai probabilitas 0,000. Bila belajar. Oleh karena itu pengaruh yang
dibandingkan dengan nilai kritisnya, sebenarnya adalah pengaruh langsung.
yaitu ± 1,96, maka diperoleh bahwa nilai Metode Pembelajaran mempunyai
C.R > 1,96. Dengan demikian hipotesis VI pengaruh langsung dan tidak langsung
diterima dengan taraf signifikansi 0,05. terhadap ketuntasan belajar. Dari hasil
Hipotesis VII menyatakan bahwa komputasi diatas diketahui bahwa koefisien
motivasi belajar mempunyai pengaruh pengaruh secara langsung metode
terhadap ketuntasan belajar. Pada tabel pembelajaran terhadap ketuntasan belajar
diatas diperoleh nilai C.R sebesar 4.476 lebih besar daripada koefisien pengaruh
dengan nilai probabilitas 0,000. Bila tidak langsung melalui motivasi belajar.
dibandingkan dengan nilai kritisnya, Dengan demikian pengaruh yang
yaitu ± 1,96, maka diperoleh bahwa nilai sebenarnya adalah berpengaruh secara
C.R > 1,96. Dengan demikian hipotesis VII langsung.
diterima dengan taraf signifikansi 0,05. Motivasi belajar hanya mempunyai
Besarnya pengaruh masing-masing pengaruh secara langsung terhadap
variabel baik antara variabel independen ketuntasan belajar. Pengaruh langsung
dengan variabel intervening (antara) motivasi belajar terhadap ketuntasan belajar
maupun antara variabel independen dengan sebesar 0,33 atau dalam persentase 33 %.
variabel dependen dapat dilihat dari
koefisien standardized regression weight SIMPULAN DAN SARAN
berikut ini: Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Tabel 4. Koefisien standardized regression pembahasan dapat disimpulkan sebagai
weight berikut:
Variabel Estimate 1) terdapat pengaruh lingkungan keluarga,
MB LK .27 lingkungan sekolah dan metode
MB LS .35 pembelajaran terhadap motivasi belajar
MB MP .22 peserta didik kelas xi ma yaspia
KB LK .13 grobogan.
KB LS .27 2) terdapat pengaruh lingkungan keluarga,
KB MP .34 lingkungan sekolah, metode
KB MB .33 pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap ketuntasan belajar peserta
Dari hasil komputasi diatas diketahui didik kelas xi ma yaspia grobogan.
bahwa koefisien pengaruh secara langsung 3) berdasarkan hasil analisis SEM dapat
lingkungan keluarga terhadap ketuntasan disimpulkan bahwa lingkungan
belajar lebih besar daripada koefisien keluarga, lingkungan sekolah dan
pengaruh tidak langsung melalui motivasi metode pembelajaran sebenarnya
belajar, maka dapat disimpulkan bahwa berpengaruh secara langsung terhadap
pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh ketuntasan belajar, karena besarnya
langsung. Lingkungan sekolah mempunyai koefisien pengaruh langsung lebih besar
pengaruh langsung dan tidak langsung daripada koefisien pengaruh tidak
terhadap ketuntasan belajar. langsung melalui motivasi belajar.
Dari hasil komputasi diatas diketahui Masing-masing besar pengaruh
bahwa koefisien pengaruh secara langsung langsungnya yaitu 13% untuk
54 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

lingkungan keluarga, 27% untuk Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar


lingkungan sekolah, 34% untuk metode Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran dan 33% untuk motivasi Hasibuan dan Mudjiono. 2004. Proses
belajar. Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Saran Khafid, Muhammad dan Slamet. Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian yang Akreditasi Sekolah dan Persepsi Guru
telah dilaksanakan, maka disarankan mengenai Supervisi Kepala Sekolah
kepada pihak sekolah hendaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa.
memperhatikan dan mengusahakan Jurnal Dinamika Pendidikan
lingkungan sekolah yang mendukung untuk Ekonomi Unnes. Vol. 1 Nomor 1 Feb.
proses pembelajaran. Di samping itu 2006.
metode pembelajaran juga perlu Munib, Achmad. 2005. Pengantar Ilmu
ditingkatkan kualitas dan variasinya sesuai Pendidikan. Semarang : UPT MKK
karakteristik mata pelajaran untuk UNNES.
meningkatkan prestasi belajar siswa. Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja
DAFTAR PUSTAKA Rosdakarya.
Arsyad, Muh. 2005. Edukasi Jurnal Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan
Pemikiran dan Penelitian Pendidikan. Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Makasar : FIP Uninversitas Negeri Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan
Makassar. Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
B. Kotten, Natsir. 2005. Jurnal Ilmu Raja Grafindo Persada.
Pendidikan. LPTK dan ISPI. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses
Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Baru Algensindo.
Ferdinand, Augusty. 2005. Structural Sudharma, Ketut. 2000. Pengaruh Motivasi
Equation Modeling. Semarang: Berprestasi dan Strategi Belajar
BPFE-UNDIP. Efektif terhadap Prestasi Belajar
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Akuntansi. Jurnal Dinamika
Multivariate dengan Program SPSS. Pendidikan Ekonomi Unnes. Vol. 1
Semarang: BPPE UNDIP. Nomor 1 Feb. 2006.
....................... 2004. Model Persamaan Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Struktural (Konsep dan Apliasi Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
dengan Program AMOS Ver. 5.0). Kualitatif dan R&D).
Semarang: BPPE UNDIP. Bandung:Alfabeta.
Gunawan, Ary.H. 2000. Sosiologi Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Prilaku-Prilaku Prestasi Siswa.
Hadikusumo, Kunaryo dkk. 2000. Jakarta: Rineka Cipta.
Pengantar Pendidikan. ................... 2006. Undang-undang
Semarang:UNNES. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003.Bandung: Fokusmedia.

You might also like