You are on page 1of 10

RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN UNTUK

TAMBANG BIJIH NIKEL BUKIT RUBICON


PT. ANEKA TAMBANG (PERSERO)
KOLAKA SULAWESI TENGGARA

Oleh
Anton Wijaya
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta,
No.Hp : +6281230670186, email : antonwijaya1994@yahoo.co.id

ABSTRACT
Nickel ore mining in Pomalaa sub-district of Kolaka district, Province of Southeast Sulawesi
is one of nickel ore mining activities which owned by PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.. The
mining is using open pit mining method. The mining products is carried on to the processing place
to produce Ferronickel and sold in pellets form.
From the data of daily rainfall in 2004-2016, the result was rainfall report was 189,28
mm/day, rainfall intensity was 45,22 mm/hour with rain frequent period was 4 years and the
hydrology risks was 76,27%. Drainage area is divided into 10 areas. The drainage area in the
first mining is 0,014 km² with rate of flow 0,13 m³/second, in the second mining is 0,020 km² with
rate of flow 0,19 m³/second, in the third mining is 0,082 km² with rate of flow 0,76 m³/second, and
in the fourth mining is 0,066 km² with rate of flow 0,61 m³/second. The first drainage area is 0,201
km² with rate of flow 1,87 m³/second, the second drainage area is 0,183 km² with rate of flow 1,70
m³/second, the third drainage area is 0,016 km² with rate of flow 0,15 m³/second, the fourth
drainage area is 0,049 km² with rate of flow 0,46 m³/second, the fifth drainage area is 0,016 km²
with rate of flow 0,15 m³/second, and the sixth drainage area is 0,047 km² with rate flow 0,44
m³/second.
There are 16 open channel flows which divided into two open channel flows in the first mining,
three open channel flows in the second mining, seven open channel flows in the third mining, and
two open channel flows in the fourth mining. Those open channel flows will channel the water
into the sump in each mine openings, which will be pumped into settling pond.
There are three settling ponds which will hold wastewater from each mine openings. The first
settling pond will hold water from sumps of the second and the third mining with rate of flow is
1,73 m³/second, the second settling pond will hold water from sump of the first mining with rate
of flow is 1,00 m³/second, the thirds settling pond will hold water from sump of the fourth mining
with the rate of flow is 3,75 m³/second. The treatment of settling ponds are continuously done
based on the calculated time. Equipment which used for the treatment is Back Hoe Komatsu PC
200 Long Arm. The treatment for the first settling pond is done once in 224 days. The treatment
for the second settling pond is done once in 179 days. The treatment of the third settling pond is
done once in 226 days.

RINGKASAN
Penambangan bijih Nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
Tenggara merupakan salah satu kegiatan penambangan bijih Nikel yang dimiliki PT. Aneka
Tambang (Persero) Tbk. Penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka. Hasil dari
penambangan dibawa ke pabrik pengolahan untuk diolah menjadi Feronikel yang dijual dalam
bentuk butiran (Pellets).
Dari data curah hujan harian tahun 2004-2016 diperoleh curah hujan rencana sebesar 189,28
mm/hari, intensitas curah hujan sebesar 45,22 mm/jam dengan periode ulang hujan 4 tahun dan
resiko hidrologi sebesar 76,27%. Daerah tangkapan hujan (DTH) dibagi menjadi 10 DTH. DTH
PIT 1 = 0,014 km² dengan debit 0,13 m³/detik, DTH PIT 2 = 0,020 km² dengan debit 0,19
m³/detik, DTH PIT 3 = 0,082 km² dengan debit 0,76 m³/detik, DTH PIT 4 = 0,066 km² dengan
debit 0,61 m³/detik, DTH 1 = 0,201 km² dengan debit 1,87 m³/detik, DTH 2 = 0,183 km² dengan
debit 1,70 m³/detik, DTH 3 = 0,016 km² dengan debit 0,15 m³/detik, DTH 4 = 0,049 km² dengan
debit 0,46 m³/detik, DTH 5 = 0,016 km² dengan debit 0,15 m³/detik, DTH 6 = 0,047 km² dengan
debit 0,44 m³/detik.
Terdapat 16 saluran terbuka yang dibagi menjadi 2 (dua) saluran terbuka di pit 1, 3 (tiga)
saluran terbuka di pit 2, 7 (tujuh) saluran terbuka di pit 3, 2 (dua) saluran terbuka di pit 4. Saluran
terbuka tersebut akan mengalirkan air menuju sumuran ditiap – tiap bukaan tambang, yang
selanjutnya akan dipompakan menuju kolam pengendapan.
Terdapat 3 kolam pengendapan yang akan menampung aliran dari masing-masing bukaan
tambang. Kolam pengendapan 1 akan menampung air dari sumuran pit 2 dan sumuran pit 3
dengan debit aliran sebesar 1,73 m³/detik, Kolam pengendapan 2 akan menampung air dari
sumuran pit 1 dengan debit aliran sebesar 1,00 m³/detik, Kolam pengendapan 3 akan menampung
air dari sumuran pit 4 dengan debit aliran sebesar 3,75 m³/detik. Perawatan kolam pengendapan
dilakukan secara teratur sesuai waktu yang telah diperhitungkan. Alat untuk perawatan adalah
Back Hoe Komatsu PC 200 Long Arm. Kolam pengendapan 1 dilakukan perawatan dalam periode
224 hari sekali. Kolam pengendapan 2 dilakukan perawatan dalam periode 179 hari sekali. Kolam
pengendapan 3 dilakukan perawatan dalam periode 226 hari sekali.

I. PENDAHULUAN Tengah dengan metode tambang terbuka,


1.1. Latar Belakang maka air akan mempengaruhi kegiatan
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit penambangan tersebut, dan dapat
Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi mengganggu akses kegiatan penambangan
Tenggara merupakan salah satu perusahaan yang akan berlangsung. Untuk mendukung
Badan Usaha Milik Negara yang akan adanya kegiatan penambangan maka
melakukan kegiatan penambangan Nikel diperlukan sistem penyaliran tambang yang
dengan menggunakan sistem tambang baik pada rencana kegiatan penambangan
terbuka (open pit mining). Nikel tersebut. Diharapkan dengan adanya
Keadaan topografi di daerah penelitian penelitian rancangan sistem penyaliran
ini merupakan daerah yang berbukit, dengan tambang yang baik maka akan meminimalisir
curah hujan yang cukup tinggi yaitu 130,42 air yang masuk ke dalam bukaan tambang.
mm/hari. Intensitas hujan di daerah penelitian
1.3. Tujuan Penelitian
sebesar 45,22 mm/jam.
1) Menghitung jumlah air yang masuk ke
Diperlukannya sistem penyaliran untuk
dalam bukaan tambang.
mencegah masuknya air ke area
2) Menentukan letak dan lokasi, dimensi,
penambangan. Sistem penyaliran tambang
serta penampang tegak dari saluran
adalah salah satu cara untuk mencegah
terbuka.
masuknya air ke dalam bukaan tambang.
3) Menentukan dimensi dan lokasi
Sumber air yang masuk ke dalam tambang
sumuran.
pada tambang terbuka umumnya berasal dari
air hujan yang masuk ke bukaan tambang, air
4) Menghitung jumlah kebutuhan pompa.
5) Menentukan dimensi dan lokasi kolam
limpasan yang masuk dari daerah tangkapan
pengendapan, serta waktu pengerukan.
hujan di sekitar bukaan tambang, air tanah
yang merembes pada lereng bukaan tambang.
1.4. Batasan Masalah
Sumber air tersebut harus diketahui
1) Menggunakan data curah hujan selama
volumenya agar dapat ditentukan sistem
13 tahun dari tahun 2004 sampai 2016
penyaliran tambang yang baik.
yang bersumber dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Pomalaa.
1.2. Permaslahan
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit 2) Air tanah diasumsikan tidak berpengaruh
Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi terhadap debit air tambang.
Tenggara akan membuka suatu area
penambangan di bukit Rubicon Tambang
1.5. Metodologi Penelitian f. Menghitung jumlah kebutuhan
Tahapan penelitian yang dilakukan pompa.
adalah sebagai berikut: g. Menentukan dimensi dan lokasi
1) Studi Literatur kolam pengendapan, serta waktu
Yaitu dengan mempelajari teori – teori pengerukan.
yang berhubungan dengan masalah yang 5) Kesimpulan dan Saran
akan dibahas di lapangan melalui buku – Kesimpulan adalah jawaban atas masalah
buku atau literatur. Selain itu juga yang dikaji dari sebuah penelitian.
mempelajari penelitian yang pernah Kesimpulan bertujuan untuk
dilakukan sebelumnya berupa skripsi menyimpulkan seluruh pembahasan
atau laporan perusahaan. beserta berbagai poin yang telah dicapai.
2) Orientasi Lapangan Saran adalah masukan yang diberikan
Melakukan pengamatan keseluruhan untuk menunjang kinerja rancangan
mengenai lokasi kantor dan sistem penyaliran di perusahaan.
penambangan yaitu melakukan
pengenalan tempat – tempat yang berada 1.6. Manfaat Penelitian
di PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Manfaat dari penelitian yang dilakukan
Unit Bisnis Pertambangan Nikel di PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit
Sulawesi Tenggara. Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi
3) Pengambilan Data Tenggara adalah:
Pengambilan data dilakukan setelah 1) Berdasarkan hasil penelitian ini
studi literatur dan observasi lapangan diharapkan dapat sebagai bahan
selesai dilaksanakan. Data yang diambil pertimbangan dan masukan dalam
terdiri dari data primer dan data melakukan rancangan sistem penyaliran
sekunder. Data primer merupakan data tambang pada rencana penambangan
yang diambil langsung dari pengamatan bijih Nikel bukit Rubicon di PT. Aneka
dilapangan seperti debit aktual pompa, Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis
kondisi topografi daerah penelitian. Pertambangan Nikel Sulawesi
Data sekunder merupakan data yang Tenggara.
diambil dari literatur atau laporan 2) Menambah pengetahuan penulis dan
perusahaan yang terdiri dari data curah pembaca mengenai rancangan teknis
hujan, peta topografi, peta geologi, peta sistem penyaliran tambang.
kesampaian daerah, data litologi dan
data struktur geologi. II. TINJAUAN UMUM
4) Pengolahan dan analisis data 2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Pengolahan dan analisis data dalam
Lokasi penelitian terletak di daerah
penelitian ini meliputi:
Kabupaten Kolaka, Kecamatan Pomalaa,
a. Data curah hujan yang diperoleh dari
Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara
hasil pencatatan perusahaan,
geografis terletak pada garis 04º 00’ 00” – 04º
kemudian diolah dengan
30’ 00” Lintang Selatan dan 121º 15’ 00” -
menggunakan Distribusi Gumbell.
121º 45’ 03” Bujur Timur.
b. Menentukan daerah tangkapan hujan
PT. Aneka Tambang, Tbk. UBPN
dari peta topografi menggunakan
Sultra, berbatasan dengan
perangkat lunak Surpac 6.5.1.
1) Disebelah utara berbatas dengan sungai
c. Menghitung debit air limpasan yang
Huko – huko.
masuk ke bukaan tambang dan debit
2) Disebelah timur berbatasan dengan Bukit
air hujan yang langsung masuk ke
Maniang.
bukaan tambang.
3) Disebelah barat berbatasan dengan Teluk
d. Menentukan letak dan lokasi,
Makongga.
dimensi, serta penampang tegak dari
Disebelah selatan berbatasan dengan sungai
saluran terbuka.
Oko – oko.
e. Menentukan dimensi dan lokasi
sumuran.
Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah Kabupaten Kolaka

2.2. Kondisi Iklim dan Curah Hujan


Daerah Pomalaa merupakan daerah Tambang (Persero) Tbk Unit Bisnis
yang beriklim tropis. Kegiatan penambangan Pertambangan Nikel Pomalaa yang terletak
bijih Nikel pada PT. Aneka Tambang di Kabupaten Kolaka berada di sekitar garis
(Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Khatulistiwa dan dekat dengan laut memiliki
Nikel Sulawesi Tenggara masih sangat suhu maksimum 31° dan suhu minimum 12°
dipengaruhi oleh iklim. Wilayah PT. Aneka dengan suhu rata-rata 24°-28°.

120.00

100.00
Curah Hujan (m)

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan

Gambar 2.3
Curah Hujan Rata-rata Bulanan Tahun 2004 – 2016
2.3. Tahapan Kegiatan Penambangan merupakan tujuan PT. Aneka Tambang
2.3.1. Land clearing. (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan
Kegiatan land clearing merupakan Nikel Sulawesi Tenggara Pomalaa untuk
tahap awal dari penambangan yaitu ditambang. Maka zona itu disebut
membersihkan lahan dari semak-semak Overburden yaitu bagian yang bukan
belukar dan pohonan, target pekerjaan ini merupakan tujuan. Overburden tersebut
didasarkan atas rencana Land Clearing Plan dikupas degan menggunakan buldozer dan
dari Perusahaan. kemudian dipindahkan dengan dumptruck
Keadaan endapan Nikel laterit biasanya untuk kemudian disimpan di Waste Dump.
terletak dibawah hutan atau pohon-pohon 2.3.4. Penambangan (Ore Getting)
yang harus terlebih dahulu disingkirkan. PT. Metode penambangan selective mining
Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis adalah metode penambangan yang digunakan
Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara dengan memilih beberapa daerah pada suatu
Pomalaa menggunakan Bulldozer untuk block yang telah ditentukan dengan kadar
menyingkirkan vegetasi yang tumbuh diatas yang masih diatas cut off grade (COG).
endapan Nikel. Setelah dilakukan Selective Mine, didapatkan
2.3.2. Pengupasan Tanah Pucuk (Top kesesuain kadar antara block model dengan
Soil). hasil analisa, kemudian dilakukan proses
Kegiatan pengalian lapisan Top Soil ini penambangan bijih Nikel.
di lakukan dalam ketebalan tertentu. Top Soil Proses penambangan dilakukan PT.
ini merupakan lapisan tanah penutup bagian Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis
atas yang mengandung unsur hara yang Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara
berguna sebagai media tumbuh dari tanaman. Pomalaa dengan menggunakan Bulldozer,
Top soil ini harus diperlakukan secara Backhoe, Dumptruck. Backhoe terlebih
baik dan akan ditempatkan pada stock area, dahulu melakukan penggalian pada daerah
dimana nantinya akan dipergunakan dan yang telah di SM, bulldozer bertugas untuk
disebar untuk reklamasi tambang. membantu pekerjaan yang dilakukan oleh
Penimbunan Top Soil peletakkannya harus backhoe dan dumptruck dalam kegiatan ore
diatur dengan ketinggian maksimum 2 meter getting. Yaitu mendorong ore yang menjadi
berjajar, dan timbunan diusahakan harus umpan backhoe dan merapikan kondisi
tetep stabil. Peralatan yang dipergunakan loading point agar dumptruck tidak slip.
untuk operasi pekerjaan pemindahan Top Soil 2.3.5. Pengangkutan Menuju Stokpile.
adalah Excavator untuk alat gali/muat dan Setelah dilakukan kegiatan
Dump Truck sebagai alat angkutnya. penambangan dilakukan adalah
Endapan Nikel laterit di PT. Aneka pengangkutan menuju stockyard.
Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pengangkutan menuju stockyard. ini
Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara bertujuan untuk penyimpanan sementara
Pomalaa berada di bawah tanah penutup yang sebelum diangkut menuju tempat
menurut visualisasi di lapangan berwarna pengolahan.
coklat kemerahan. Tanah tersebut biasa Setelah sampai di stockyard.,
disebut Tanah Merah. dilakukan penimbunan bijih Nikel yang
2.3.3. Pengupasan Tanah Penutup ditumpuk pada stockyard. untuk dilakukan
(Overburden). sampling guna pengecekan kadar.
Overburden merupakan lapisan diantara Selanjutnya bijih Nikel yang memiliki kadar
lapisan atas/Top Soil dan lapisan bijih/Ore , Ni lebih dari 1,8% diangkut ke pabrik untuk
lapisan Overburden ini mayoritas terdiri dari dilakukan pengolahan. Penimbunan
tanah laterit dan batuan lempungan yang dipisahkan berdasarkan kadar pada bijih.
mudah untuk digali. Untuk operasi pekerjaan
pemindahan Overburden akan dipergunakan III. Hasil Penelitian
Buldozer , Excavator sebagai alat gali/muat 3.1. Kondisi Curah Hujan dan Intensitas
dan peralatan angkut Dump Truck. Curah Hujan
Zona limonit yang mempunyai
ketebalan bervariasi dari 1-3 meter bukan
3.1.1. Kondisi Curah Hujan. Tabel 4.1
Penentuan curah hujan didasarkan Luas Daerah Tangkapan Hujan di Daerah
pada data curah hujan rata – rata maksimum Penelitian
pada daerah pengamatan dalam satu tahun Daerah Luas
selama 13 tahun pengamatan. Data curah No. Tangkapan Catchment
hujan, jumlah hari hujan, dan rata – rata curah Hujan (km²)
hujan perbulan dalam tiap tahun disajikan 1 Rubicon 1 0,014
dalam satu tabel agar mempermudah dalam 2 Rubicon 2 0,020
pengelompokan data. 3 Rubicon 3 0,082
Berdasarkan data yang diperoleh dari 4 Rubicon 4 0,066
kantor BMKG Pomalaa setelah dilakukan
5 DTH 1 0,201
perhitungan maka didapatkan harga curah
6 DTH 2 0,183
hujan maksimum rata-rata sebesar 130,42
mm/hari. Resiko hidrologi yang didapatkan 7 DTH 3 0,016
dengan periode ulang hujan 4 tahun adalah 8 DTH 4 0,049
76,27 %. 9 DTH 5 0,016
3.1.2. Intensitas Curah Hujan. 10 DTH 6 0,047
Berdasarkan perhitungan, telah
ditentukan besarnya curah hujan rencana 2) Koefisien Limpasan
adalah sebesar 202,17 mm/hari lihat Tabel 4.2
(Lampiran B) dengan periode ulang hujan 4 Koefisien Air Limpasan (Perhitungan
tahun. Dari hasil perhitungan dengan lengkap lihat lampiran C)
menggunakan persamaan Monnonobe, pada
lokasi penambangan Nikel oleh PT. Aneka Tahun Daerah Koefisien
Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis Tangkapan Limpasan
Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara
diperoleh harga intensitas curah hujan Hujan (DTH) (C)
sebesar 45,22 mm/jam RUBICON 1 0,74
3.2. Rancangan Sistem Penyaliran
RUBICON 2 0,74
Tambang
3.2.1. Sumber dan Debit Air Tambang. RUBICON 3 0,74
1) Daerah Tangkapan Hujan (DTH). RUBICON 4 0,74
Dalam pembagian daerah tangkapan
hujan dilakukan dengan pengamatan DTH 1 0,74
2017
langsung di lapangan dan pengamatan pada DTH 2 0,74
peta topografi daerah penambangan. DTH 3 0,74
Pengamatan langsung di lapangan bertujuan
untuk mengetahui arah aliran limpasan air DTH 4 0,74
dan permasalahan yang ditimbulkan oleh DTH 5 0,74
adanya aliran limpasan, sehingga nantinya
dapat didesain suatu sistem penyaliran yang DTH 6 0,74
dapat mengatasi permasalahan yang ada.
Pengamatan pada peta topografi Nilai koefisien limpasan diperoleh dari
dimaksudkan untuk menentukan area yang perbandingan antara jumlah air hujan yang
lebih tinggi dan memiliki kemungkinan jatuh di permukaan tanah dengan yang
untuk menampung air hujan dan mengalir di permukaan tanah sebagai air
mengalirkannya ke lokasi tambang. Luas limpasan dari hujan di permukaan tanah.
daerah tangkapan hujan pada penelitian ini Aliran tersebut terjadi karena air hujan yang
diperoleh dengan menggunakan perangkat mencapai permukaan tanah tidak terinfiltrasi
lunak Surpac 6.5.1. akibat intensitas hujan melampaui kapasitas
infiltrasi atau faktor lain, seperti kemiringan
lereng, bentuk dan kekompakan permukaan
tanah serta vegetasi (Arsyad, 1989).
3) Debit Air Limpasan 3.2.3. Rancangan Kolam Pengendapan.
Debit air limpasan di daerah penelitian Dalam mengkaji kolam pengendapan
dapat ditentukan setelah diketahui luas ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
masing–masing daerah tangkapan hujan, diantaranya adalah kolam pengendapan harus
nilai intensitas curah hujan dan nilai koefisien mampu menampung debit air dari air
limpasan. sumuran yang dipompakan, debit saluran
Tabel 4.3 terbuka dan debit air limpasan dari kolam
Debit Air Limpasan pengendapan itu sendiri. Selain itu, ukuran
Intensitas dari kolam pengendapan harus disesuaikan
Q dengan ukuran dan jangkauan alat gali
DTH Hujan
Excavator Komatsu PC 200 Long Arm yang
(mm/jam) (m³/detik) digunakan untuk mengeruk lumpur dalam
Rubicon 1 45,22 0,13 kolam.
Rubicon 2 45,22 0,19 Untuk mengurangi kecepatan aliran
Rubicon 3 45,22 0,76 air, maka perlu dibuatkan sekat–sekat dalam
kolam pengendapan. Hal ini akan
Rubicon 4 45,22 0,61 mempengaruhi waktu yang digunakan oleh
DTH 1 45,22 1,87 partikel padatan untuk mengendap semakin
DTH 2 45,22 1,70 lama. Berdasarkan data pengujian terhadap
lumpur di lokasi penambangan, maka
DTH 3 45,22 0,15 diperoleh persen padatan adalah 0,012% dan
DTH 4 45,22 0,46 persen air 98,88%. Kecepatan pengendapan
DTH 5 45,22 0,15 dari partikel padatan yaitu 0,0027m/detik dan
DTH 6 45,22 0,44 sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi serta
diameter dari padatan itu sendiri. Selain itu,
juga dipengaruhi oleh berat jenis padatan,
3.2.2. Rancangan Saluran Terbuka dan
berat jenis air, dan kekentalan cairan.
Gorong – gorong.
Tabel 4.5
Untuk menentukan dimensi saluran Dimensi Kolam Pengendapan
terbuka, dilakukan perhitungan dengan Waktu
Dimensi Kolam Pengendapan
menggunakan rumus Manning (lihat Kolam Pengerukan
Lampiran E). Harga koefisien kekasaran Pengendapan Panjang Lebar Kedalaman
hari
m m m
saluran (n) yaitu 0,02 karena dinding 1 70 64,5 4 224,21
saluran berupa tanah tanpa pengerasan. 2 40 31,3 4 178,49
Gorong - gorong diperhitungkan untuk
3 53 39,3 4 226,31
menghubungkan saluran terbuka menuju ke
kolam pengendapan yang berfungsi untuk
mengalirkan air melewati jalan angkut. 3.2.4. Rancangan Sumuran.
Gorong – gorong yang akan digunakan Pada prinsipnya sumuran diletakkan
terbuat dari bahan dari baja keling sehingga pada lantai tambang (floor) yang paling
koefisien yang digunakan yaitu 0,02. rendah, jauh dari aktifitas penggalian nikel,
Tabel 4.4 jenjang disekitarnya tidak mudah longsor,
dan dekat dengan kolam pengendapan. Air
Perhitungan Diameter Gorong – gorong
limpasan yang masuk ke bukaan tambang
Koefisien Diameter akan tertampung pada sumuran yang
Gorong- Debit Kekasaran gorong- ditempatkan pada lantai penambangan
gorong Dinding gorong terendah. Air tambang yang telah tertampung
(m³/detik) Pipa d (m)
Rubicon I 1,00 0,02 0,92 pada sumuran akan dialirkan dengan
Rubicon II 0,79 0,02 0,85 menggunakan pompa dan pipa menuju
Rubicon III , 1 2,91 0,02 1,38 kolam pengendapan. Pembuatan sumuran
Rubicon III , 2 0,94 0,02 0,90
Rubicon IV 3,75 0,02 1,52
direncanakan sesuai dengan rencana arah
kemajuan tambang dengan memanfaatkan tambang jika tidak dikelola dengan baik
elevasi terendah dari bukaan tambang. maka akan mengganggu berlangsungnya
Dimensi sumuran tambang sangat kegiatan penambangan. Sistem penyaliran
bergantung pada debit air limpasan, kapasitas tambang yang baik dapat membantu
pompa, volume dan waktu pemompaan. Hal mengelola air yang berada di dalam bukaan
ini, dipengaruhi juga kondisi lapangan seperti tambang.
kondisi penggalian terutama pada lantai 4.2. Rancangan Saluran Terbuka
tambang (floor) dan luas area penambangan. Saluran terbuka berfungsi untuk
Tabel 4.6 menampung air limpasan permukaan pada
Dimensi Sumuran suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat
penampungan air. Saluran terbuka yang
dibuat harus tahan terhadap aliran air,
sehingga tidak menimbulkan erosi pada
dinding saluran. Lamanya jangka waktu
saluran itu difungsikan akan memberikan
dampak yang mengakibatkan saluran tersebut
3.2.5. Sistem Pemompaan. tidak dapat berfungsi secara optimal karena
Berdasarkan air yang masuk ke dalam adanya erosi. Dalam perhitungan, kemiringan
sump, air kemudian dipompakan menuju ke dasar saluran ditetapkan sebesar 0,0025
saluran terbuka dengan menggunakan (Pfleider E.P) agar tidak terjadi
pompa dan pipa. Pompa yang dipakai adalah pengendapan. Kemiringan 0,25% hanya
Torishima CDM 200x150BN. digunakan sebagai acuan untuk penentuan
Tabel 4.7 sebuah saluran dimana air yang masuk ke
Head Total dalam saluran bisa mengalir dengan
sendirinya. Untuk mengatasi atau mencegah
masuknya air dari luar daerah tambang yang
memiliki topografi lebih tinggi, maka dibuat
saluran terbuka di bukaan tambang bukit
Rubicon yang kemudian dialirkan menuju ke
kolam pengendapan dengan memanfaatkan
gaya gravitasi maupun pompa.
Penentuan lokasi saluran terbuka
Tabel 4.8 berdasarkan letak daerah tangkapan hujan,
Kebutuhan Pompa arah aliran air, dan debit air limpasan masing-
masing daerah tangkapan hujan. Umumnya
saluran terbuka yang dibuat secara tidak
permanen atau dibuat dengan dinding saluran
berupa tanah akan menimbulkan suatu
pengendapan, oleh karena itu perawatan
diperlukan dalam hal ini guna mengurangi
partikel atau padatan yang mengendap.
IV. PEMBAHASAN Rancangan dari saluran terbuka tidak
4.1. Debit Air Tambang memiliki arti apa-apa jika tidak didukung
Sumber air tambang di daerah penelitian oleh ketersediaan alat dan tenaga kerja untuk
berasal dari air hujan yang langsung masuk aplikasi langsung di lapangan.
ke dalam bukaan tambang dan air limpasan. Dimensi Saluran Terbuka :
Air tanah di daerah penelitian diasumsikan a) Kedalaman saluran (d) berkisar antara
tidak ada. Debit air hujan yang langsung 0,45 m – 1,22 m.
masuk ke dalam pit adalah Rubicon 1 = b) Ketebalan air (h) berkisar antara 0,39 m –
0,13 m³/detik, Rubicon 2 = 0,19 m³/detik, 1,06 m.
Rubicon 3 = 0,76 m³/detik, Rubicon 4 = 0,61 c) Lebar dasar saluran (b) berkisar antara
m³/detik. Air yang berada di dalam bukaan 0,45 m – 1,23 m.
d) Lebar permukaan (B) berkisar antara 0,96 Dimensi dan waktu pengerukan di daerah
m – 2,64 m. penelitian :
e) Panjang sisi miring (a) berkisar antara a) Lebar kolam pengendapan berkisar antara
0,51 m – 1,41 m. 30 m – 64 m.
4.3. Dimensi dan Lokasi Sumuran b) Kedalaman kolam pengendapan 4 m.
Penentuan letak dan lokasi sumuran c) Volume kolam pengendapan berkisar
didasarkan pada elevasi terendah dari antara 14.560 m³ - 58800 m³.
dasar bukaan tambang, agar air yang d) Waktu pengerukan berkisar antara 178
tidak mengalir melalui saluran terbuka hari – 226 hari sekali.
4.6. Perawatan Kolam Pengendapan
akan mengalir secara alami menuju ke
Kolam pengendapan juga harus
dalam sumuran. Letak dan lokasi juga dipelihara supaya berfungsi dengan optimal.
jauh dari kegiatan yang berada pada dasar Pada saat melakukan rancangan kolam
bukaan tambang agar tidak mengganggu pengendapan, rencana pemeliharaan atau
jalannya kegiatan penambangan. pengerukan kolam harus menjadi
Dimensi Sumuran : pertimbangan. Pemeliharaan kolam
a) Panjang permukaan sumuran berkisar pengendapan dilakukan dengan
antara 5 m – 30 m. menggunakan excavator dan truk.
b) Lebar permukaan berkisar antara 1,07 m – Pengerukan endapan yang berada di dalam
18,20 m. kolam pengendapan dilakukan dengan
c) Tinggi sumuran 4 m. excavator, lalu dimuat ke dalam truk,
d) Volume sumuran berkisar 21,44 m³ - kemudian ditempatkan ke lokasi
2184,20 m³. pembuangan sedimen. Pemeliharaan kolam
4.4. Jumlah Kebutuhan Pompa dan pengendapan tersebut dilakukan sesuai
Waktu Kerja dengan waktu pengerukan yang telah
Pompa yang akan digunakan adalah ditentukan. Rencana pemeliharaan ini akan
pompa sentrifugal dengan merk Torishima membuat kolam pengendapan berfungsi
tipe CDM 200x150BN dengan spesifikasi dengan baik dan optimal.
pompa (Lampiran M). Dalam perhitungan
tersebut didapat bahwa air dari sumuran V. PENUTUP
Rubicon 3 daerah timur laut tidak 5.1. Kesimpulan
memerlukan pompa karena dapat dilakukan 1) Sumber air tambang di daerah penelitian
dengan menggali paritan menuju kolam berasal dari air hujan yang langsung
pengendapan dengan tinggi 4,3m. masuk ke dalam bukaan tambang dan air
4.5. Dimensi dan Lokasi Kolam limpasan. Intensitas curah hujan dilokasi
Pengendapan, serta Waktu penelitian yaitu 45,22 mm/jam. Debit
Pengerukan yang masuk kedalam PIT I sebesar 0,13
Kolam Pengendapan berfungsi sebagai m³/detik, PIT II sebesar 0,19 m³/detik, PIT
tempat penampungan air sekaligus untuk III sebesar 0,76 m³/detik, PIT IV sebesar
mengendapkan partikel – partikel padatan 0,61 m³/detik.
yang ikut bersama air dari lokasi 2) Saluran terbuka berbentuk trapesium,
penambangan. Kolam pengendapan dibuat lokasi saluran terbuka didasarkan pada
pada daerah terendah di luar daerah arah aliran dan debit tiap daerah
penambangan, sehingga air akan masuk ke tangkapan hujan, dengan dimensi :
kolam pengendapan secara alami, dan a) Kedalaman saluran (d) berkisar antara
selanjutnya dialirkan ke sungai melalui 0,45 m – 1,22 m.
saluran pembuangan. Dalam merancang b) Ketebalan air (h) berkisar antara 0,39 m –
kolam pengendapan harus 1,06 m.
mempertimbangkan ukuran dan bentuknya. c) Lebar dasar saluran (b) berkisar antara
Sebelum menentukan ukuran kolam 0,45 m – 1,23 m.
pengendapan, terlebih dahulu harus diketahui d) Lebar permukaan (B) berkisar antara 0,96
% padatan dan % air yang terkandung dalam m – 2,64 m.
lumpur penambangan.
e) Panjang sisi miring (a) berkisar antara 4) Kite, G.W. 1997. Frequency and Risk
0,51 m – 1,41 m. Analyses in Hydrology, Water
3) Sumuran berbentuk trapesium yang Resources Publication LLC.
terletak pada elevasi terendah dari bukaan 5) Partanto, Prodjo Sumarto. 1994.
tambang dan tidak mengganggu kegiatan Rancangan Kolam Pengendapan
penambangan, dengan dimensi : sebagai Pelengkap Sistem Penyaliran
a) Panjang permukaan sumuran Tambang, Bandung.
berkisar antara 5 m – 30 m. 6) Rudi, Sayoga Gautama. 1990.
b) Lebar permukaan berkisar antara 1,07 m – Penyaliran Tambang, Bandung : Institut
18,20 m. Teknologi Bandung. hal 4-4.
c) Tinggi sumuran 4 m. 7) Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik,
d) Volume sumuran berkisar 21,44 m³ - Surabaya: Usaha Nasional – Surabaya
2184,20 m³. Indonesia.
4) Pompa yang digunakan adalah Torishima 8) Sularso dan Haruo Tahara. 2004. Pompa
tipe CDM 200x150BN. Debit pompa 216 dan Kompresor, Cetakan ketujuh PT.
m³/jam dan head total berkisar antara Pradnya Paramita. Jakarta.
24,16 m – 35,59 m. 9) Suripin. 2004. Sistem Drainase
5) Dimensi dan waktu pengerukan di daerah Perkotaan yang Berkelanjutan,
penelitian : Yogyakarta : Andi Offset. Jl. Beo 38-40
a) Panjang kolam pengendapan berkisar Yogyakarta. hal 149.
antara 40 m – 70 m. 10) ___________. 2008. General Purpose
b) Lebar kolam pengendapan berkisar antara Pipes. Jakarta Selatan: PT. Bakrie Pipe
30 m – 64 m. Industries
c) Kedalaman kolam pengendapan 4 m. 11) ___________. 2015. Torishima Pump
d) Volume kolam pengendapan berkisar Catalog. Jakarta Timur: PT. Torishima
antara 14.560 m³ - 58800 m³. Guna Indonesia.
e) Waktu pengerukan berkisar antara 178
hari – 226 hari sekali.
5.2. Saran
1. Pengerukan dan pengecekan endapan
yang berada pada kolam pengendapan
sebaiknya dilakukan secara teratur dalam
jangka waktu yang telah ditentukan yaitu
berkisar antara 178 hari – 226 hari.
2. Selain perawatan kolam pengendapan,
sumuran dan saluran terbuka juga harus
dilakukan pengecekan agar kapasitas
kemampuan pengaliran airnya tidak
berkurang, sehingga dapat menampung
air dengan baik.

VI. DAFTAR PUSTAKA


1) C.W. Fetter. 1994. Applied
Hydrogeology, 3rd eddition. Macmillan
College Publishing Company.
2) Hassing, J. 1996. Hidrologi, in:
Highway and Traffic Engineering
Developing Countries, ed. Thagesen. E
& FN. London.
3) John, M. Currie. 1973. Unit Operation
in Mineral Processing. British
Columbia : Department of Chemical and
Metalurgical Technology.

You might also like