You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING


PADA PENGEMUDI BUS EKONOMI TRAYEK SEMARANG – SURABAYA
DI TERMINAL TERBOYO SEMARANG

AVENDIKA BAGOES PRASETYA, BINA KURNIAWAN, IDA WAHYUNI

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja , Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Diponegoro
Email : Avendika46@gmail.com

Abstract : Safety driving is an effective way to reduce the incidence of accidents due to
driver inattention while driving. In Indonesia, the cause of most accidents are caused by
human error, which reached 90%. Traffic accidents are one of the safety risks to the
driver economi bus which lasts for 24 hours a day.This study aims to identify the factors
of related safety driving on driver bus economic class route Semarang – Surabaya in
Terboyo terminal Semarang. This type of research is analytic survey with cross sectional
study. Subjects in this study is the economic driver of the bus route Semarang - Surabaya
in “Terminal Terboyo” as key informants. The sample in this study included all economic
bus driver route Surabaya - Semarang totaling 40 with different “PO”.Based on the
results of the study, researchers concluded that the level of education is not associated
premises driving safety, with α = 0.763, years of dealing with driving safety, with α =
0.003, attitudes related to driving safety, with α = 0.004, training driving safety related
with driving safety, with α = 0.002, the rules relating to driving safety, with α = 0.003,
vehicle conditions related to driving safety, with α = 0.003, the role of co-workers related
to driving safety, with α = 0.004, knowledge related to driving safety, with a α =
0.004.Researchers suggested that the held improvement to vehicle tires that has begun to
thin, repair sewers that have developed porous at the bottom, and repair speedometer
that is not lit, providing training on the driver's safety driving.

Key word : Safety Driving, Driver, Traffic accident

Reading List : 41 (1996 – 2016

Pendahuluan Data Kepolisian RI


menyebutkan, pada 2011, terjadi
Latar Belakang kecelakaan sebanyak 109.776
kasus, dengan korban meninggal
Transportasi/angkutan sebanyak 31.185 orang,
adalah perpindahan orang sedangkan pada 2012 terjadi
dan/atau barang dari satu tempat 109.038 kasus kecelakaan
ke tempat lain dengan dengan korban meninggal dunia
menggunakan kendaraan di sebanyak 27.441 orang, dengan
ruang lalu lintas jalan. potensi kerugian sosial ekonomi
Transportasi digunakan untuk sekitar Rp 203 triliun - Rp 217
memudahkan manusia dalam triliun per tahun (2,9% - 3,1 %
melakukan aktivitas sehari-hari. dari Pendapatan Domestik
1)
Bruto/PDB Indonesia).(2)

292
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Data Korlantas Polri melainkan meninggalkan bus


menyebut sekitar 41% korban tersebut agar terisi penumpang
kecelakaan lalu lintas jalan terlebih dahulu dengan keadaan
adalah rentang usia 16-30 tahun. mesin menyala. Setelah
Sedangkan sekitar 27% pemicu menunggu beberapa menit di
kecelakaan adalah kelompok luar, peneliti mulai masuk ke
usia yang sama. Setidaknya 42% dalam salah satu bus dan
kasus kecelakaan dipicu oleh memilih tempat duduk yang
perilaku berkendara yang ugal- berada di dekat pengemudi
ugalan. Selebihnya perpaduan bus.Selang beberapa saat setelah
dari aspek manusia lainnya, peneliti masuk ke dalam bus,
seperti lengah dan ngantuk, serta terdapat salah satu bus dengan
faktor jalan, Berdasarkan data trayek yang sama berangkat dari
yang didapat dari Korlantas terminal. Selang 5 menit bus
Polri sampai dengan Maret tersebut berangkat, bus yang
2016, jumlah kecelakaan lalu dinaiki oleh peneliti juga mulai
lintas di Indonesia sudah berangkat. Pengemudi bus
mencapai angka 24.903 kasus langsung menancap gas tanpa
dengan korban meninggal melakukan pengecekan rem,
sebanyak 4954 jiwa. Sedangkan lampu, dan perlengkapan lain.
di Pulau Jawa kecelakaan paling Selain itu juga pengemudi bus
banyak terdapat di Provinsi tidak menggunakan safety belt.
Jawa Tengah sebesar 4726 Keluar dari terminal Terboyo
kasus dan Provinsi Jawa Timur pengemudi bus mulai memacu
5165 kasus. Kasus kecelakaan bus di jalur pantura dengan
tersebut juga menyebabkan kecepetan cukup tinggi, pada
kerugian materiil kendaraan saat itu peneliti tidak dapat
hampir 10 Milyar. Jumlah kasus melihat kecepatan dikarenakan
kecelakaan bus sendiri pada speedometer bus tersebut dalam
Provinsi Jawa Tengah dan Jawa kedaan mati. Melewati jalur
Timur terhitung sampai dengan pantura di kota Demak - Kudus
maret 2016 telah mencapai dengan keadaan jalan yang lurus
angka 616 kasus.(5) menjadikan pengemudi bus
Dari survei awal yang tersebut mulai memacu
dilakukan peneliti untuk kendaaran dengan kecepatan
melihat bagaimana praktik semakin tinggi. Selain
mengemudi pengemudi berkendara dengan kecepatan
angkutan antar kota antar tinggi di jalan lurus, pengemudi
provinsi tersebut. Peneliti bus juga menggunakan
memulai pengamatan dimulai handphone (HP) untuk
dari awal datang ke Terminal berkomunikasi dan tetap
Terboyo. Di dalam Terminal berjalan dengan kecepatan
tersebut semua bus dalam tinggi walau keadaan jalan
keadaan terparkir rapi. Pada saat kurang baik. Selain itu juga
itu peneliti mengamati 2 bus pengemudi bus juga tidak
yang sudah menyala mesinnya mematuhi peraturan/ rambu lalu
dan siap berangkat. Namun pada lintas, misalnya sperti tetap
saat tersebut supir bus maupun mendahului kendaraan lain di
kernet bus tersebut tidak berada tikungan ataupun ketika marka
di dalam bus tersebut, jalan lurus.

293
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tujuan penelitian ini safety driving cukup.


adalah menganalisis faktor – Berdasarkan data tersebut
faktor yang berhubungan dapat disimpulkan bahwa
dengan Safety Driving pada pengemudi yang telah
pengemudi bus ekonomi trayek melakukan praktik safety
Semarang – Surabaya di driving pada bus ekonomi
Terminal Terboyo Semarang. trayek Semarang – Surabaya
ini masih sedikit. Masih
METODE PENELITIAN banyak pengemudi yang
y tidak
memperhatikan prinsip 4A.
Jenis penelitian yang 2. Tingkat pendidikan
digunakan adalah survey
analitik dengan pendekatan Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
cross sectional study yaitu tingkat pendidikan pengemudi
survey atau penelitian dengan bus ekonomi trayek Semarang
melakukan identifikasi serta – Surabaya di Terminal
mencari hubungan antar variabel Terboyo Semarang tahun 2016
untuk menerangkan
enerangkan kejadian
atau fenomena yang diamati
dengan cara pendekatan,
observasi, atau pengumpulan
data sekaligus pada saat itu.(27) Berdasarkan analisis univariat
Subjek dalam penelitian yang dilakukan terhadap
ini adalah pengemudi bus variabel tingkat pendidikan
ekonomi trayek Semarang – dengan menggunakan
Surabaya di Terminal Terboyo distribusi frekuensi, diketahui
sebagai informan utama.
ut Sampel bahwa responden yang telah
dalam penelitian ini meliputi menyelesaikan program
semua pengemudi bus ekonomi pendidikan wajib belajar 12
trayek Surabaya – Semarang tahun hanya berjumlah 4 orang
yang berjumlah 40 dengan PO dan kebanyakan dari
yang berbeda. pengemudi tamat SMP. Hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadikan praktik bekerja
be
1. Safety Driving para pengemudi lebih
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berorientasi pada tenaga tubuh
Safety Driving pengemudi bus mereka dan. Hal ini
ekonomi berdasarkan PO menjadikan presepsi
trayek Semarang – Surabaya di pengemudi tentang
Terminal Terboyo Semarang keselamatan berkendara
tahun 2016 kurang, dikarenakan
kurangnya kemampuan
pengemudi untuk
mengidentifikasi resiko yang
Berdasarkan analisis univariat akan terjadi dan kemampuan
yang dilakukan terhadap untuk mengatasi resiko
variabel safety driving dengan kecelakaan tersebut.
menggunakan distribusi
frekuensi didapatkan bahwa 3. Masa kerja
sebanyak 75% atau 30 dari 40 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi
responden memilki praktik masa kerja pengemudi bus
ekonomi trayek Semarang –

294
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Surabaya di Terminal Terboyo sikap baik ketika berkendara.


Semarang tahun 2016 Hal ini menjadikan selama ini
tingkat kecelakaan di pantura
yang melibatkan bus ekonomi
tinggi. Selain itu juga
Berdasarkan analisis univariat pelanggaran lalu lintas selalu
yang dilakukan terhadap di lakukan setiap harinya oleh
variabel masa kerja dengan pengemudi bus ekonomi
menggunakan distribusi tersebut.
frekuensi didapatkan bahwa 5. Pelatihan Safety Driving
sebanyak 70% atau 26 dari 40 Tabel 4.6 Distribusi frekuensi
responden, masa kerja Pelatihan Safety Driving
responden tergolong dalam pengemudi bus ekonomi
masa kerja lebih dari 5 tahun, trayek Semarang – Surabaya di
sedangkan sebanyak 30% atau Terminal Terboyo Semarang
12 dari 40 responden memiliki tahun 2016
masa kerja kurang dari 5
tahun. Dengan masa kerja
yang lama maka akan
memberikan pengalaman lebih
kepada pengemudi bus Berdasarkan analisis univariat
ekonomi trayek Semarang – yang dilakukan terhadap
Surabaya, yaitu dengan variabel sikap dengan
bertambahnya kemampuan, menggunakan distribusi
keterampilan, dan pengetahuan frekuensi didapatkan sabanyak
dalam mengendarai bus. 55% atau 22 dari 40 responden
4. Sikap termasuk dalam kategori
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi cukup dalam mengikuti
sikap pengemudi bus ekonomi pelatihan safety driving,
trayek Semarang – Surabaya di sedangkan hanya sebanyak
Terminal Terboyo Semarang 10% atau 4 dari 40 pengemudi
tahun 2016 yang telah mengikuti pelatihan
safety driving dengan baik.
Hal ini menjadikan para
pengemudi tidak
mempraktikan atau melakukan
Berdasarkan analisis univariat
safety driving ketika
yang dilakukan terhadap
berkendara dan menjadikan
variabel sikap dengan
sering terjadinya pelanggaran
menggunakan distribusi
lalu lintas setiap harinya.
frekuensi didapatkan bahwa
6. Peraturan
sebanyak 65% atau 26 dari 40
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi
responden termasuk dalam
peraturan pengemudi bus
kategori cukup dalam bersikap
ekonomi trayek Semarang –
ketika berkendara, sedangakan
Surabaya di Terminal Terboyo
sabanyak 30% atau 12 dari 40
Semarang tahun 2016
responden termasuk dalam
kategori kurang dalam
bersikap ketika berkendara dan
hanya sebesar 5% atau 2 dari
40 pengemudi yang memiliki

295
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan analisi univariat terhadap responden tergolong


yang dilakukan terhadap cukup. Selain itu juga
variabel peraturan dengan menjadikan para pengemudi
menggunakan distribusi menganggap hal yang wajar
frekuensi didapatkan bahwa ketika melakukan pelanggaran
sebanyak 65% atau 26 dari 40 berkendara, dikarenakan tidak
responden termasuk dalam hanya dirinya saja yang
kategori cukup dalam melakukan pelanggaran
mamatuhi peraturan Hal ini tersebut.
menjadikan banyak
pelanggaran yang dilakukan 9. Pengetahuan
ketika berkendara, seingga Tabel 4.10 Distribusi frekuensi
menimbulkan kerugian seperti pengetahuan pengemudi bus
kenyamanan para penumpang, ekonomi trayek Semarang –
dan lebih cepatnya kerusakan Surabaya di Terminal Terboyo
fasilitas yang atau komponen Semarang tahun 2016.
dari kendaraan.
7. Kondisi kendaraan
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi
kondisi kendaraan pengemudi
bus ekonomi trayek Semarang Berdasarkan analisis univariat
– Surabaya di Terminal yang dilakukan terhadap
Terboyo Semarang tahun 2016 variabel pengetahuan dengan
menggunakan distribusi
frekuensi didapatkan bahwa
sebanyak 65% atau 26 dari 40
Berdasarkan analisis univariat responden memliki pengetahuan
yang dilakukan terhadap yang cukup. Sehingga
variabel kondisi kendaraan menjadikan para pengemudi
dengan menggunakan kurang bisa mengidentfikasi
distribusi frekuensi didapatkan resiko dan bahaya tersebut. Hal
bahwa sebanyak 75% atau 30 ini juga disebabkan bahwa
dari 40 kendaraan responden seseorang yang mempunyai
dalam keadaan baik. pengetahuan yang baik terhadap
8. Peran teman kerja sesuatu maka akan bermanfaat
bagi dirinya ataupaun orang lain,
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi sehingga diharapkan dapat
peran teman kerja pengemudi memberikan pengaruh baik pula
bus ekonomi trayek Semarang terhadap perilakunya.(34)
– Surabaya di Terminal
Terboyo Semarang tahun 2016 A. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara tingkat
pendidikan dengan Safety
Driving
Berdasarkan analisis univariat Tabel 4.11 Hasil uji Rank
yang dilakukan terhadap Spearman antara variabel
variabel peran teman kerja Tingkat pendidikan dengan
dengan menggunakan distribusi
frekuensi didapatkan bahwa
sebanyak 60% atau 24 dari 40
responden, peran teman kerja

296
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Safety Driving. berhubungan dengan hal yang


akan dilakukan ketika
bekendara. Sikap tersebut juga
yang memberikan pengaruh
ketika pengemudi berkendara.
Pada pengemudi bus ekonomi Sikap dan cara dalam mengatasi
tingkat pendidikan tidak situasi tidak aman yang dihadapi
mempunyai hubungan dengan seseorang sebelum, saat dan
safety driving yang signifikan. setelah mengemudi. Selain itu
Hal ini disebabkan karena juga faktor seperti pelatihan
tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan
belum menjamin pengemudi kemampuan mengemudi dalam
tersebut melakukan tindakan mengatasi situasi tersebut
aman saat mengemudi karena 4. Hubungan antara pelatihan
pengalaman dan masa kerja Safety Driving dengan Safety
yang lama yang banyak Driving
memberikan pembelajaran. Tabel 4.14 Hasil uji Rank
2. Hubungan antara masa kerja Spearman antara variabel
dengan Safety Driving Pelatihan Safety Driving dengan
Tabel 4.12 Hasil uji Rank Safety Driving
Spearman antara variabel Masa
kerja dengan Safety Driving

Dengan demikian dengan


Hal ini dikarenakan mengemudi adanya pemberian pelatihan bagi
merupakan pekerjaan yang pengemudi, pengemudi tersebut
bersifat khusus yang menuntut dapat meningkatakan kinerja
keterampilan., kewaspadaan untuk memiliki keterampilan
serta konsentrasi seseorang dan kemampuan dalam
dalam mengemudikan mengemudi. Namun demkian,
kendaraan pada kondisi apapun. meskipun beberapa pengemudi
Dengan pengalaman mengemudi telah mengikuti pelatihan safety
menjadikan seseorang memiliki driving, masih terdapat
pengetahuan dan pengalaman pengemudi yang berperilaku
tentang bagaimana semestinya buruk dalam safety driving.
mengemudi. 5. Hubungan antara peraturan
3. Hubungan antara sikap dengan Safety Driving
dengan Safety Driving
Tabel 4.13 Hasil uji Rank
Spearman antara variabel Sikap
dengan Safety Driving
Hasil penelitian membuktikan
bahwa peraturan berhubungan
dengan safety driving. Hal ini
terjadi karena peraturan
Hasil penelitian membuktikan cenderung berhubungan dengan
bahwa sikap berhubungan atasan. Hal ini menjadikan
dengan safety driving. Hal ini atasan peduli terhadap bawahan
terjadi karena sikap cenderung atau pengemudi bus, dan selain

297
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mementingkan hasil atasan juga Driving


mementingkan pelayanan
kepada penumpang. Sehingga
apabila para pengemudi
mematuhi peraturan yang telah
dibuat oleh atasan maka Hasil penelitian yang dilakukan
kepuasan penumpang bagus dan terhadap pengemudi bus
pendapatan akan maksimal. ekonomi bahwa peran teman
6. Hubungan antara kondisi kerja berhubungan dengan
kendaraan dengan Safety praktik safety driving. Hal ini
Driving sesuai dengan teori L Green
Tabel 4.16 Hasil uji Rank yang menyatakan bahwa peran
Spearman antara variabel teman kerja sebagai faktor
Kondisi kendaraan dengan penguat, yaitu salah satu faktor
Safety Driving yang dapat memberikan
pengaruh terhadap perilaku
seseorang.
8. Hubungan antara
Hasil penelitian yang dilakukan pengetahuan dengan Safety
terhadap pengemudi bus Driving
Tabel 4.18 Hasil uji Rank
ekonomi membuktikan bahwa
Spearman antara variabel
keadaan kendaraan berhubungan
Pengetahuan kerja dengan Safety
dengan praktik safety driving.
Driving
Hal ini sejalan dengan teori L
Green bahwa kondisi kendaraan
merupakan faktor enabling atau
faktor pemungkin perubahan
perilaku seseorang, yang dalam
Dengan demikian dapat
hal ini yang dimaksud dengan
disimpulkan bahwa bahwa
perilaku adalah perilaku safety
semakin baiknya pengetahuan
driving. Kondisi kendaraan yang
seseorang maka akan
kurang baik menjadikan
memberikan dampak terhadap
pengemudi sering memaksakan
perilaku saat mengemudikan
untuk tetap menjalankan
kendaraan. KESIMPULAN
kendaraan demi pemenuhan
1. Hasil penelitian menunjukan
kebutuhan ekonomi sehingga
bahwa tingkat pendidikan
tidak banyak dari pengemudi
tidak berhubungan denga
mengalami kendala atau
safety driving
masalah ketika berada di jalan
2. Hasil penelitian menunjukan
raya.
bahwa masa kerja
7. Hubungan antara peran
berhubungan dengan safety
teman kerja dengan Safety
driving.
Driving
3. Hasil penelitian menunjukan
Tabel 4.17 Hasil uji Rank
bahwa sikap berhubungan
Spearman antara variabel Peran
dengan safety driving.
teman kerja dengan Safety
4. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pelatihan safety driving
berhubungan dengan safety
driving.

298
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

5. Hasil penelitian menunjukan yang sudah tidak


bahwa peraturan berhubungan menyala.
dengan safety driving, b. Diharapkan kepada
6. Hasil penelitian menunjukan pengemudi, dalam
bahwa kondisi kendaraan memanfaatkan waktu
berhubungan dengan safety istirahat kerja baiknya
driving diisi dengan tidur siang
7. Hasil penelitian menunjukan minimal 20 menit agar
bahwa peran teman kerja kondisi fisik dapat terjaga.
berhubungan dengan safety 3. Bagi Peneliti Lain
driving a. Perlunya penelitian
8. Hasil penelitian menunjukan selajutnya yang mampu
bahwa pengetahuan menggali lebih dalam
berhubungan dengan safety terkait variabel tertentu
driving mengenai perilaku safety
SARAN driving, seperti hal-hal
1. Bagi dinas terkait yang menyangkut
a. Mengadakan dukungan dari pihak
pemerikasaan rutin bus manajemen, shift kerja
antar kota antar provinsi ataupun kesegaran
yang beroperasi untuk jasmani pengemudi bus
melihat kelayakan dan ekonomi trayek Semarang
kepatuhan terhadap safety – Surabaya.
driving
b. Mengadakan pelatihan
safety driving dengan DAFTAR PUSTAKA
bekerja sama kepada 1. Pello Darmawan Ade. Dasar –
masing – masing PO bus dasar Transportasi Udara.
untuk meningkatkan Diakses melalui
pengetahuan dan http://ppsdma.bpsdm.dephub.go.
keterampilan pengemudi id/web/wp-content / uploads /
dalam praktik safety 2015 / 07 / DASAR-DASAR-
driving TRANSPORTASI-
c. Akan lebih baik apabila UDARA.docx tanggal 25
pada saat penerimaan Februari 2016
pengemudi baru langsung
dibekali dengan 2. Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi
pemberian pelatihan Pembunuh Terbesar Ketiga.
safety driving sebelum Diakses melalui
pengemudi tersebut diberi http://www.bin.go.id/ tanggal 25
tugas untuk mengemudi. Februari 2016
2. Bagi pengemudi
a. Segera melakukan 3. Metro News. Generasi Muda
perbaikan keadaan ban Dominasi Data Kecelakaan
kendaraan yang sudah Lalu Lintas.2014 Diakses
mulai tipis dan alat melalui
pembuangan gas yang http://metrosemarang.com/gener
sudah keropos pada asi-muda-dominasi-data-
bagian bawah, serta kecelakaan-lalu-lintas tanggal
perbaikan speedometer 25 Februari 2016

299
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

http//www.digilib.ui.ac.id. pada
4. DepHub RI. Kecelakaan Lalu tanggal 26 Februari 2016
Lintas Tempati Urutan Tiga
Penyebab Kematian.2011. 10. Tjipto, S. Peran Ilmu K3 di
Jakarta : Pusat Komunikasi Masa Depan.2009. Diakses
Publik. Diakses melalui melalui http//adln.lib.unair.ac.id.
http://www.dephub.go.id pada tanggal 26 Februari 2016
tanggal 25 Februari 2016.

5. Korlantas Polri. Accident 11. Budiono. Bunga Rampai


Data.2016 Diakses melalui Hiperkes dan Keselamatan
http://www.korlantas-irsms.info kerja: Higiene Perusahaan,
tanggal 25 Februari 2016 Ergonomi, Kesehatan kerja, dan
Keselamatan Kerja.2003
6. DepKes RI. Setiap Hari 30 Diakses melalui http//
Orang Meninggal Dunia Akibat http://io.undip.ac.id/index.php/li
Kecelakaan Lalu Lintas.2010. brary-services. Pada tanggal 26
Diakses melalui Februari 2016
http://www.depkes.go.id tanggal
25 Feberuari 2016. 12. Saputra, E. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku
7. Direktorat Jenderal Pembinaan Aman Pengemudi Dump Truck
Pengawasan Ketenagakerjaan PT. X Districk MTBU Tanjung
Kementerian Tenaga Kerja Dan Enim Sumatera Selatan Tahun
Transmigrasi RI. 2009. 2008. Fakultas Kesehatan
Kebijakan Keselamatan Dan Masyarakat Universitas
Kesehatan Kerja (K3) Nasional. Indonesia, Depok.2008 diakses
Diakses melalui melalui
www.depnaker.go.id tanggal 25 http//www.digilib.ui.ac.id. pada
Februari 2016. tanggal 26 Februari 2016

8. Oktarina, S. Faktor – faktor 13. Suardi. Sistem Manajemen


yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan
safety driving pada Pengemudi Kerja. Penerbit PPM.
Mobil Tanki Terminal BBM Jakarta.2005
Medan Group Pt. Pertamina
(Persero) Labuhan Deli Medan 14. Ridley. Keselamatan dan
Tahun 2011. Medan : Kesehatan Kerja. Erlangga,
Universitas Sumatra Utara.2011 Jakarta.2008
Online diakses pada tanggal 26
Februari 2016. 15. Wiegmann. “Human Error and
General Aviation accidents: A
9. Rizky, Y. Faktor – faktor yang Comprehensive, Fine-Grained
berhubungan dengan Perilaku Analysis Using HFACS”.2007
Aman ( Safety Driving) pada diakses melalui http : / / www .
Pengemudi Taxi PT X tahun humanfactors . uiuc . edu /
2009. Depok: Fakuktas Reports & Papers PDFs
Kesehatan Masyarakat TechReport/0508. Pada tanggal
Universitas Indonesia.2009 26 Feberuari 2016
diakses melalui

300
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

16. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan 22. Riskiansah, A & Zain, I.


Perilaku Kesehatan. Rineka Analisis Pola Tingkah Laku
Cipta. Jakarta.2003 Pengendara Sepeda Motor Di
Kota Surabaya Dengan Driver
17. Wikipedia. Defensive Behaviour Questionnaire
driving.2009 diakses melalui (DBQ).2010 diakses melalui
http://en.wikipedia.org/wiki/D http://digilib.its.ac.id/public
efensive_driving pada tanggal /ITS-paper-19525-
26 Februari 2016 1307100086-Paper.pdf
(Online). Pada tanggal 26
18. Oktarina, S. Faktor-Faktor Yang Februari 2016
Berhubungan Dengan Safety
Driving Pada Pengemudi Mobil 23. Hamid, F. Analisis Tingkat
Tangki Terminal BBM Medan Pengetahuan Pekerja Mengenai
Group Pt Pertamina (Persero) Cara Mengemudi yang Aman
Labuhan Deli Medan Tahun (Safety Driving) pada PT X
2011. Medan: Universitas Tahun 2008. Skripsi. Depok :
Sumatera Utara.2011 diakses Universitas Indonesia, 2008.
melalui www.digilib.usu.ac.id
pada tanggal 26 Februari 2016 24. Siman, R. Serba-Serbi Ilmu
Pendidikan.2012 diakses
19. Kompas, 2007. Sudahkah Anda melalui
Menyetir dengan Aman?.2007 http://blog.unm.ac.id/rusli/2012/
diakses melalui 07/21/serba-sebi-ilmu-
http//www.kompas.com/kompas pendidikan/ (Online).pada
-cetak /0404/21/sorotan 976934. tanggal 26 Februari 2016
htm. pada tanggal 26 Februari
2016 25. Mangkunegara, A.
P.Manajemen Sumber Daya
20. Wirawan, P. 2009. Etika Manusia Perusahaan. Bandung
Berkendara dan Cerminan : Remaja Rosdakarya.2001
Budaya Bangsa.2009 diakses
melalui 26. Adinugroho N. Faktor yang
http://praditatria.wordpress.com/ Berhubungan Dengan Praktik
2009/01/04/11/. Pada tanggal 26 Safety Driving Pada Pengemudi
Februari 2016 Angkutan Kota Jurusan
Banyumanik – Johar Kota
21. Utami, N.L. Hubungan Tingkat Semarang, Skripsi. Semarang :
Pengetahuan Perawat Tentang Universitas Diponegoro 2014
Teknik Perawatan Luka post
Operasi di Rumah Sakit 27. Departemen Pendidikan
Kepolisian Raden Said Soekanto Nasional. Kamus Besar Bahasa
Tahun 2009.2009 diakses Indonesia Online.
melalui http://pusatbahasa.kemdiknas.go
http://www.library.upnvj.ac.id/p .id/kbbi/diakses pada tanggal 15
df/ Maret 2016
s1keperawatan09/205312022/ba
b2.pdf (Online).pada tanggal 26 28. Firman A. Faktor yang
Februari 2016 Berhubungan dengan Perilaku
Safety Driving pada Pengemudi

301
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Mobil Pengangkut Semen Curah 36. Munandar. 2012. Belajar


di PT. Prima Karya Manunggal Meminimalisir Kecelakaan
(PKM) Kab Pangkep Tahun Lalulintas dari Bangsa Jepang.
2013.Skripsi.Makasar: http://metro.kompasiana.com/20
Universitas Hasanudi 2013 12/12/28/belajar-meminimalisir-
diakses melalui kecelakaan-lalu-lintas-dari-
http://repository.unhas.ac.id: bangsa-jepang-514600.html
4001/digilib/files/disk1/32/-- (Online). Diakses tanggal 21
andifirman-1563-1-13-andi- April 2016
).pdf pada tanggal 15 Maret
2016 37. Undang-Undang Republik
Indonesia No. 22 Tahun 2009.
29. Aspuah Siti. Buku Kumpulan Tentang lalu Lintas Dan
Kuesioner dan Instrumen Angkutan Jalan.
Penelitian http://118.97.61.233/perundanga
Kesehatan.Yogyakarta.Nuha n/images/
Medika.2013 stories/doc/uu/uu_no.22_tahun_
2009.pdf (Online). Diakses
30. Prof. DR.Dr. Sastroasmoro S, tanggal 21 April 2016
Sp.A dan Prof. Dr. Ismael S, Sp
A. Dasar – dasar Metodologi 38. Warpani, S.P. Pengelolaan Lalu
Penelitian Klinis. Jakarta : Lintas dan Angkutan Jalan.
Sagung Seto, 2011 Bandung. Penerbit ITB.2002

31. Hadikusumo, Kunaryo, 39. Sigian, Sondang P. Teori


Pengantar Pendidikan. Motivasi dan Aplikasinya :
Semarang : IKIP Semarang Jakarta. Rineka Cipta. 2004
Press, 1996
40. Kurniawan, Arif, Faktor-faktor
32. Hurlock, Elizabeth. Psikologi yang berhubungan dengan
Perkembangan – Suatu Safety Driving pada Pengemudi
Pendekatan Sepanjang Rentang Truk Pasir yang Melintasi Jalan
Kehidupan. Jakarta : Erlangga, Perintis Kemerdekaan Kota
1980 Semarang Tahun 2010. Skripsi.
Semarang : Fakultas Kesehatan
33. Notoadmodjo, Sukidjo. Masyarakat, Universitas
Pengantar Pendidikan Diponegoro, 2010
Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Yogyakarta : Andi Offset 1993 41. Wawan, A dan Dewi M. Teori
dan Pengukuran : Pengetahuan,
34. Mathis, L. & Jackson H. Sikap dan Perilaku Manusia.
Manajemen Sumber Daya Yogyakarta : Nuha Medika,
Manusia. Jakarta : Salemba 2010.
Empat.2002
42. Astra Toyota. Buku
35. Green, L.W. Perencanaan Smartdriving Toyota Astra.
Pendidikan Kesehatan Jakarta. Toyota Astra.2013
Pendekatan Diagnostik. FKM-
UI. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI.1980

302

You might also like