You are on page 1of 13

ANALISIS PENGARUH GEOMETRIK DAN KELENGKAPAN

RAMBU LALU LINTAS TERHADAP KECELAKAAN


(Studi Kasus : Tanjakan Kethekan Kec. Jambu, Ruas Jalan
Ambarawa – Magelang Km. 46+000 s/d 46+750)

Rizqi Rangga Perdana1), Yeremia Kristian Adi Permata1), Siti Latifah1,*)


Sukoyo1), Wasino1)
1)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang 50275 Telepon (024) 76480569
*)
Email: latifahsiti606@gmail.com

Abstract
Ambarawa – Magelang main road is an arterial road which used by drivers who
came from Central Java headed to Yogyakarta. The Road Segment is considered to
have frequent traffic accidents. The study aims to analyze the relationship between
geometric aspects and the occurrence of accidents, compare actual speed with plan
speed, and analyzing the completeness of the traffic signs on this section to identify
the causes of accidents that occurred at that location. The stages of analysis is by
doing the geometric calculation of the road and compared with the requirements in
the regulation then identifying whether there is a relationship between accidents
that occur with geometric conditions, vehicle speed, and the signs completeness.
Identification and results of geometric analysis is known that Black Spot are on
bend road I (km 46+300) there were 22 accidents due to breaking road markings,
6 accidents due to extreme bend, and 4 accidents due to road slackness throughout
2012 – 2018. On the bend road II (km 46+440) there were 5 accidents due to
breaking road markings and on the bend road III (km 46+520) there were 3
accidents due to road slackness. with the result that there is a relationship between
geometric conditions with accidents that occur and after being analyzed the
completeness of the traffic signs is still lacking and needs to be completed

Kata kunci : traffic accidents, geometric, traffic signs

PENDAHULUAN penghubung kota Ambarawa dengan


Jalan arteri merupakan jalan yang kota Magelang dan merupakan jalan
didesain dengan kecepatan rencana dengan aksesibilitas yang tinggi
yang tinggi dan memiliki perencanaan dengan kondisi rawan kecelakaan,
geometrik yang baik sehingga seperti pada tanggal 8 Juni tahun 2014
pengguna jalan dapat dengan cepat, terjadi kecelakaan maut yang
aman, dan nyaman sampai ke daerah menimpa dump truck bermuatan pasir
tujuan. Salah satu jalan yang memiliki yang mengalami rem blong, yang
kriteria seperti diatas adalah ruas jalan terjadi pada jalan yang menurun,
Ambarawa – Magelang, Kecamatan akibatnya dump truck saat itu
Jambu (Tanjakan Kethekan) yang menabrak 10 kendaraan didepannya
merupakan salah satu jalan hingga menewaskan 5 orang
pengendara sepeda motor (www.radar penyebabnya serta solusi
semarang.com/ 2014/06/ 16). Kondisi pencegahaannya. Penelitian ini
ini didukung oleh banyaknya dilakukan tidak terlepas dari penelitian
kecelakaan yang terjadi pada daerah – penelitian terdahulu yang pernah
tersebut dalam beberapa tahun dilakukan sebagai bahan perbandingan
sebelumnya. Diantaranya pada tahun dan kajian. Adapun hasil – hasil
2015 sebanyak 42 kasus kecelakaan, penelitian yang dijadikan
tahun 2016 sebanyak 35 kasus perbandingan tidak terlepas dari topik
kecelakaan, tahun 2017 sebanyak 11 penelitian yaitu : Dalam penelitian
kasus kecelakaan (Sumber : Satuan Qomaruddin, dkk (2015) telah
Lalu Lintas Kabupaten Semarang). menganalisa alinyemen horizontal
Karena tingkat kecelakaan cukup pada tikungan depan Gardu PLN
tinggi maka daerah tersebut menjadi Ngabul di Kabupaten Jepara yang
daerah “Black Spot”. berisi tentang analisa yang dilakukan
Black spot biasanya berkaitan pada tikungan yang dijadikan sebagai
dengan daerah perkotaan dimana jalan alternatif bagi pengendara
lokasi kecelakaan dapat dikarenakan jalan utama mengalami
diidentifikasikan dengan pasti dan kepadatan lalulintas. Wicaksono, dkk
tetap pada suatu titik tertentu. (2014) Menganalisa Kecelakaan lalu
Keadaan jalan harus sesuai dengan lintas pada Jalan Raya Ungaran-
perencanaan yang telah diatur dalam Bawen yang berisi tentang analisa
Tata Cara Perencanaan Geometrik yang dilakukan di Ruas Jalan tersebut
Jalan Antar Kota No.038/T/1997. yang merupakan jalan arteri yang pada
Pentingnya kelengkapan rambu lalu lintasnya.
peringatan juga dapat menjadi salah Analisa data yang penulis
satu faktor yang mempengaruhi angka lakukan untuk mengetahui hubungan
kecelakaan yang terjadi. Tujuan antar variabel yang berpengaruh
diberikannya rambu peringatan terhadap jumlah kecelakaan
tersebut yaitu supaya pengemudi menggunakan bantuan program
berhati-hati dalam menjalankan komputer SPSS, sedangkan untuk
kendaraannya. Misalnya: rambu yang penentuan lokasi rawan kecelakaan
menunjukkan adanya lintasan kereta (blackspot), menggunakan teknik
api, atau adanya simpangan yang statistik kontrol lalu lintas. Kejadian
berbahaya bagi para pengemudi. kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh
Berdasarkan uraian diatas maka beberapa faktor, yaitu manusia
diperlukan kajian mendalam mengenai (pengemudi), lingkungan, kendaraan
analisa geometrik dan kelengkapan dan jalan. Dari hasil analisa data,
rambu lalulintas dari jalan Ambarawa manusia merupakan faktor utama
– Magelang, Kecamatan Jambu penyebab terjadinya kecelakaan
(Tanjakan Kethekan), yang belum (66,89%). Pengemudi yang kurang
pernah dilaksanakan suatu penelitian antisipasi adalah perilaku pengemudi
yang menyangkut kecelakaan, faktor yang paling sering menyebabkan

Analisis Pengaruh Geometrik Dan Kelengkapan ... (Rizqi Rangga Perdana, dkk) 61
terjadinya kecelakaan (72,45%). Jenis lokasi studi dengan alat teodolith.
kecelakaan yang paling sering terjadi Sedangkan penelitian ini akan
adalah tabrak depan depan (50,85%), menganalisis lebih spesifik mengenai
dengan sepeda motor (53,78%) keterkaitan antara bentuk geometrik
sebagai kendaraan yang paling sering jalan khusunya tikungan dan
terlibat. Waktu yang paling sering kelengkapan rambu serta marka jalan
terjadi kecelakaan adalah pukul 12.00- dalam prosentase terjadinya
18.00 (31,74%), dan profesi kecelakaan.
pengemudi yang sering terlibat
kecelakaan adalah karyawan / swasta METODE PENELITIAN
(61,86%). Lokasi blackspot di ruas Metodologi penelitian yang digunakan
jalan Ungaran Bawen ini ada 6, yaitu adalah berupa observasi langsung pada
Pertigaan Citroen (40 kejadian), objek lapangan yang akan diteliti.
Pertigaan Lemah Abang (35) kejadian Untuk mendapatkan data yang akurat
, Pertigaan Ngobo (31 kejadian), dan sesuai dengan kondisi lapangan
Depan PT Sosro = (27 kejadian), yang sebenarnya dengan
Depan PT Apac Inti Corpora (32 menggunakan peralatan penunjang
kejadian), Pertigaan Bawen (36 yang akan digunakan. Waktu yang
kejadian). Fauzan dkk (2016) akan digunakan untuk melakukan
Mengkaji tentang Geometrik Jalan penelitian ini yaitu: pada minggu ke –
Raya pada Bundaran Arteri baru 11 sampai dengan minggu ke – 18.
Porong Sidoarjo, yang berisi tentang Tempat dilaksanakannya penelitian ini
analisa pengaruh bundaran pada adalah di jalan Ambarawa – Magelang
simpang Arteri Baru Porong terhadap pada kecamatan Jambu seperti pada
pergerakan kendaraan yang melewati Gambar 1 dan di ruas ini akan dilakukan
daerah tersebut. pengukuran pada 3 tikungan pada
Metode yang dilakukan yaitu lokasi tersebut.
survei /pengukuran topografi pada

Gambar 1. Lokasi Survei (sumber : Google Map, 2018)

62 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 60 - 72


Data yang dikumpulkan terdiri dari dengan program Autocad
data primer dan data sekunder. Data  Menentukan Lc (Panjang tikungan)
primer terdiri dari pengamatan rambu  Memperoleh Kelandaian Jalan
lalu lintas yang ada di jalan Raya Peralatan yang digunakan :
Ambarawa – Magelang km 46+000 Waterpass, Rambu Ukur,
s/d 46+750, pengukuran lebar jalan, Rollmeter, Alat Tulis dan Leveling
pengukuran panjang lengkung pada Field Note.
tikungan, kelandaian jalan, survei
kecepatan aktual kendaraan, dan Analisa Geometrik
dokumentasi rambu-rambu lalulintas. Metode untuk menganalisa geometrik
Sedangkan data sekunder diperoleh yaitu dengan menghitung data yang
dari data – data yang sudah ada sebagai sudah didapat dari lapangan ataupun
rujukan, antara lain; data kecelakaan software menggunakan rumus jari –
lalu lintas yang diperoleh dari Satuan jari, rumus jarak pandang dan rumus
Lalu Lintas Kabupaten Semarang, dan daerah kebeasan samping yang ada
trase jalan yang di peroleh dari pada TPGJAK No.038/T/1997. Lalu
Software Google Earth. Pengumpulan dibandingkan apakah hasil yang
data ini dilakukan guna mendapatkan didapat memenuhi syarat atau tidak.
jari – jari tikungan, kelandaian jalan,
jarak pandang dan daerah kebebasan Data Kecepatan Aktual Kendaraan
samping pada jalan tersebut. Kegiatan Survei kecepatan aktual kendaraan
yang dilakukan dalam penganalisaan dilakukan dengan cara menghitung
geometrik : jarak yang ditempuh kendaraan dibagi
dengan waktu. Lokasi survei diambil
Pengumpulan data sepanjang 50 m pada setiap tikungan.
Data yang perlu didapat yaitu data – Penganalisaan data kecepatan yang
data yang sudah ada sebagai rujukan, telah dikumpulkan yaitu dengan
antara lain; data kecelakaan lalu lintas membuat rata – rata dari data tersebut
yang diperoleh dari Satuan Lalu Lintas lalu dibandingkan dengan data
Kabupaten Semarang, dan trase jalan kecepatan rencana.
yang di peroleh dari Software Google
Earth. Langkah untuk mendapatkan Survei Rambu – Rambu Lalu
data yang diperlukan untuk Lintas dan Marka Jalan
perhitungan dan analisa dari geometrik Analisa ini dilakukan dengan melihat
adalah sebagai berikut: dan mendokumentasi sarana dan
 Menentukan trase jalan dan sudut fasilitas rambu – rambu lalu lintas
tikungan sesuai lokasi objek yang sudah terpasang dan rambu –
penelitian dengan bantuan rambu lalu lintas apa yang belum
software Google Earth terpasang di ruas jalan tersebut.
 Menentukan ∆ (sudut tikungan) Kemudian dianalisa apakah fasilitas
dari sumber data Google Earth tersebut sudah sesuai dengan keadaan

Analisis Pengaruh Geometrik Dan Kelengkapan ... (Rizqi Rangga Perdana, dkk) 63
medan dan memberikan penjelasan HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang rambu lalu lintas yang kurang Dari hasil pengamatan pada ruas jalan
di ruas jalan tersebut. Semua aspek Ambarawa – Magelang tepatnya Jalan
tersebut disesuaikan pada Peraturan Raya Jambu terdapat 3 belokan
Mentri Perhubungan Republik (tikungan) yang dianggap banyak
Indonesia PM Nomor 13 Tahun 2014 terjadi gangguan lalu lintas. Berikut
Tentang Rambu Lalulintas, PM Nomor pada Tabel 1 merupakan data
34 Tahun 2014 tentang marka jalan, kecelakaan yang dicatat oleh Satuan
serta PM Nomor 49 Tahun 2014 Lalulintas Kabupaten Semarang dari
tentang alat pemberi isyarat lalu lintas. tahun 2012 – 2018.

Tabel 1. Data Kecelakaan di Jalan Raya Jambu

(Sumber: Satuan Lalulintas Kabupaten Semarang)

Berdasarkan analisa yang data yang kemudian dibandingkan


dilakukan tentang geometrik, dengan peraturan dari Bina Marga.
kecepatan aktual, dan rambu – rambu Ruas jalan Ambarawa - Magelang ini
lalu lintas didapatkan hasil yang termasuk ke dalam jalan Arteri Kelas I,
nantinya akan dibandingkan dengan ditinjau dari data jalan seperti lebar
peraturan – peraturan yang ada. Dari lajur, lebar bahu, median, dan marka
perbandingan tersebut maka kita dapat jalan ruas jalan ini memenuhi
melihat apakah ketentuan seperti persyaratan dari Bina Marga.
geometrik, kecepatan aktual, dan a. Alinyemen Horizontal (jari – jari
rambu – rambu lalu lintas tersebut tikungan)
merupakan faktor terjadinya Setelah dilakukan perhitungan Jari-jari
kecelakaan di ruas jalan tersebut atau minimum dibandingkan dengan
bukan. jari – jari yang tersedia dalam Tabel 2
Dari hasil perhitungan sebagai berikut.
geometrik yang ada, didapatkan data-

64 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 60 - 72


Tabel 2. Analisa perbandingan jari – jari minimum dan jari – jari perhitungan
No. Link Sudut Tikungan Panjang Lengkung Jari - jari ( Jari min Keterangan
Km (Δ) (LC) R) (Rmin)
(°) (meter) (meter) (meter)
1 46+300 95°21'40" 70 42,05 42,58 Tidak OK
2 46+440 72°16'39" 85 67,28 49,94 OK
3 46+520 132°37'43" 102 44,06 29,75 OK

Dapat diketahui pada tikungan sesampainya di turunan dan tikungan


I jari – jari tersebut kurang memenuhi tajam desa Jambu pengemudi tidak
persyaratan jari – jari minimum. Pada bisa mengendalikan kendaraannya
Km 46+300 dimana untuk panjang sehingga menabrak pagar rumah warga
lengkung sebesar 70 m yang sehingga truk terbalik (Data
seharusnya memiliki jari – jari Lakalantas Tahun 2014).
minimum sebesar 42,58 m namun dari Sedangkan pada tikungan II di
jari-jari yang tersedia yaitu 42,05 m. km 46+440 panjang lengkung sebesar
Ukuran jari - jari tersebut masih 85 meter dimana jari – jari yang
kurang untuk dapat memenuhi tersedia 67,28 meter, lebih besar dari
persyaratan jari – jari yang ideal. Hal syarat minimumnya yaitu 49,94 meter
ini tentunya menjadi salah satu faktor dan tikungan III di km 46+520 panjang
kurang aman dan kurang nyaman bagi lengkung sebesar 102 meter dimana
kendaraan ketika akan melintas pada jari – jari yang tersedia yaitu 44,06
tikungan I di Km 46+300, sehingga meter, lebih besar dari syarat
semakin kecil jari-jari suatu tikungan minimumnya yaitu 29,75 meter.
pada jalan semakin tinggi resiko Peristiwa kecelakaan juga kerap terjadi
kecelakaan yang akan terjadi. pada tikungan II dan III namun
Suatu peristiwa kecelakaan disebabkan oleh faktor yang lain.
akibat tikungan tajam di tikungan I b. Kebebasan Samping
terjadi pada tanggal 3 Oktober 2014 Analisa selanjutnya yaitu dari jarak
yang menimpa sebuah truk dengan pandang henti dan daerah kebebasan
nomor polisi B 9171 UEI, berjalan dari samping didapatkan hasil yaitu seperti
Temanggung menuju Ambarawa yang pada Tabel 3.

Tabel 3. Perhitungan Jarak Pandang dan Kebebasan Samping


No. Link Km Kecepatan Aktual Jari - jari ( R ) Jarak Pandang Kebebasan Kebebasan Samping
(km/jam) (meter) (meter) Samping yang tersedia
1 46+300 38 42,05 36,81 3,964 2,9
2 46+440 41 67,28 41,6 3,19 2,5
3 46+520 32 44,06 29,46 2,439 2,5

Dari data di atas dapat jarak pandang henti yaitu 36,81 meter
diketahui bahwa tikungan I km 46+300 dan kebebasan samping seharusnya

Analisis Pengaruh Geometrik Dan Kelengkapan ... (Rizqi Rangga Perdana, dkk) 65
3,964 meter namun dilokasi tersebut sementara itu dari arah berlawanan
pada tikungan I hanya tersedia dating kendaraan bermotor truk AB
kebebasan samping dengan lebar 2,9 9387 FE karena jarak dekat tidak bisa
meter. Hal ini ada kaitannya dengan menghindar maka terjadi laka lantas
peristiwa kecelakaan yang terjadi (Data lakalantas tahun 2015).
akibat pengendara mendahului dengan Tikungan III km 46+520 jarak
kendaraan di depannya hingga melebihi pandang henti 29,46 meter dan
marka jalan yang tidak putus terjadi kebebasan samping seharusnya 2,439
dari tahun 2012 hingga 2016. meter pada lokasi tersebut tersedia
Salah satunya yaitu pada kebebasan samping dengan lebar 2,5
tanggal 1 Januari 2014 terjadi pada meter sehingga pada tikungan tersebut
jalan raya Ambarawa menuju Secang terpenuhi kebebasan sampingnya,
(Tanjakan Ketekan) Kecamatan namun pada lokasi tersebut sempat
Jambu, kendaraan bermotor dengan terjadi kecelakaan akibat melanggar
nomor polisi B 217 AN berjalan dari marka.
Secang menuju Ambarawa Oleh karena hal diatas lebar
sesampainya di TKP berjalan terlalu ke bahu jalan yang ideal tanpa terhalang
kanan hingga melebihi marka jalan bangunan ini harus terpenuhi, yang
tidak putus sehingga sementara itu dari mempunyai fungsi sebagai daerah
arah berlawanan datang sepeda motor penyelamat kendaraan yang kehilangan
Honda dengan nomor polisi AB 6034 kecepatan ketika menanjak pada jalur
GF karena jarak dekat tidak bisa tersebut dan juga sebagai jalur untuk
menghindar maka terjadi laka lantas. mendahului kendaraan di belakang
(Data Lakalantas Tahun 2014). apabila terdapat kendaraan yang
Pada tikungan II km 46+440 mogok atau berjalan lambat di
jarak pandang henti yaitu 41,6 meter depannya.
dan kebebasan samping seharusnya c. Kelandaian Jalan
3,19 meter namun dilokasi tersebut Kelandaian jalan yang telah dihitung
hanya tersedia 2,5 meter. Kecelakaan dan dianalisa dapat diketahui
akibat mendahului kendaraan hingga prosentase kelandaiannya dan
melebihi marka terjadi di tikungan II dibandingkan dengan peraturan Tata
km tanggal 20 Oktober 2015 jalan raya Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Ambarawa menuju Pringsurat ikut Antar Kota (TPGJAK
dusun Dedor, kecamatan Jambu sepeda No.038/TBM/1997) apakah
motor dengan nomor polisi H 3102 QI prosentase kelandaian terpenuhi atau
berjalan dari Ambarawa menuju tidak. Berikut adalah Tabel 4 yang
Pringsurat sesampainya di TKP merupakan hasil perhitungan dan
mendahului kendaraan bus dengan analisa kelandaian jalan.
nomor polisi tidak dikenal hingga
menyerempet bus tersebut dan terjatuh
kekanan jalan melebihi AS jalan,

66 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 60 - 72


Tabel 4. Perhitungan dan Analisa Kelandaian Jalan
No. Link Km Kecepatan Aktual Peraturan TPGJAK Kelandaian Keterangan
(km/jam) Kelandaian (%) tersedia (%)
1 46+310 38 10 10,35 Tidak OK
2 46+420 41 9 6,125 OK
3 46+480 32 10 11,45 Tidak OK

tikungan I segmen A-B (km Magelang tepatnya pada kecamatan


46+310) dengan prosentase 10,35%, Jambu ini termasuk dalam medan
pada peraturan hanya boleh 10%. perbukitan yang dalam peraturan
Tikungan II Segmen C-D (km 46+420) TPGJAK No.038/TBM/1997 memiliki
dengan prosentase 6,13% dalam kemiringan 3% - 25%.
peraturan kelandaian maksimum yaitu Hal ini erat kaitannya dengan
9% sehingga memenuhi syarat. Pada kecelakaan akibat kelandaian jalan
tikungan III segmen EF (km46+480) yang terjadi pada 22 September 2012
dengan prosentase kelandaian 11,45% berada pada tanjakan Ketekan yang
namun pada peraturan maksimum melibatkan truk dengan nomor polisi K
kelandaian yaitu 10%. Sehingga 1872 FB yang berjalan dari Jambu
segmen A-B pada tikungan I dan menuju Bedono sesampainya di
segmen E-F pada tikungan III tidak tanjakan kendaraan tidak kuat dan
memenuhi syarat. Kelandaian suatu berjalan mundur, sehingga
jalan harus diperhatikan karena menyebabkan 1 korban. (Data
kendaraan berat akan sulit untuk Lakalantas Tahun 2012). Berikut ini
melewatinya dan resiko terganggunya Tabel 5 merupakan hasil analisis
lalu lintas juga pasti akan terjadi. geometrik yang tidak memenuhi
Medan pada ruas jalan Ambarawa – syarat.

Tabel 5. Hasil Analisa Geometrik yang tidak Memenuhi Syarat


No Link Analisa Perhitungan syarat Keterangan
km
1 46+300 Perbandingan Jari-jari 42,05 >42,58 Tidak Memenuhi
2 46+300 Kebebasan Samping 2,9 3,964 Tidak Memenuhi
3 46+440 Kebebasan Samping 2,500 3,190 Tidak Memenuhi
4 46+310 Kelandaian 10,35% ≤10% Tidak Memenuhi
5 46+480 Kelandaian 11,45% ≤10% Tidak Memenuhi

d. Analisa Batasan Kritis Tiap beberapa interval kecepatan, kemudian


Parameter didapatkan hasil pada kecepatan
Untuk dapat mengetahui batasan kritis manakah yang kritis, seperti pada
tiap parameter dilakukan perhitungan Tabel 6 yang merupakan batasan
menggunakan rumus di peraturan kristis parameter geometrik (km
(TPGJAK 1997) dengan memasukkan 46+300), serta Tabel 7 pada km 46 +

Analisis Pengaruh Geometrik Dan Kelengkapan ... (Rizqi Rangga Perdana, dkk) 67
440, dan Tabel 8 pada km 46 +520.

Tabel 6. Perhitungan Batasan Kritis Parameter Geometrik (km 46+300)


No. Kecepatan (km/jam) Jari minimum (m) Jarak Pandang Henti (m) Kebebasan Samping (m) Keterangan
1 10 2,95 7,66 0,174 Aman
2 20 11,78 16,77 0,833 Aman
3 30 26,51 27,32 2,200 Aman
4 40 47,13 39,32 4,513 Kritis
5 50 73,64 52,77 8,011 Tidak Aman
6 60 106,05 67,66 12,891 Tidak Aman

Tabel 7. Perhitungan Batasan Kritis Parameter Geometrik (km 46+440)


No. Kecepatan (km/jam) Jari minimum (m) Jarak Pandang Henti Kebebasan Samping Keterangan
1 10 2,97 7,72 0,111 Aman
2 20 11,87 17,01 0,537 Aman
3 30 26,70 27,86 1,437 Aman
4 40 47,47 40,28 2,992 Aman
5 50 74,17 54,26 5,397 Kritis
6 60 106,81 69,80 8,852 Tidak Aman

Tabel 8. Perhitungan Batasan Kritis Parameter Geometrik (km 46+520)


No. Kecepatan (km/jam) Jari minimum (m) Jarak Pandang Henti Kebebasan Samping Keterangan
1 10 2,90 7,65 0,166 Aman
2 20 11,61 16,71 0,789 Aman
3 30 26,13 27,20 2,082 Aman
4 40 46,45 39,10 4,267 Kritis
5 50 72,58 52,41 7,567 Tidak Aman
6 60 104,52 67,15 12,187 Tidak Aman

Dari hasil analisa pada tiap


tikungan dan parameter diatas dapat Kecepatan Aktual Kendaraan yang
diketahui bahwa pada interval Melintas
kecepatan 10 Km/jam s/d 30 Km/jam Data kecepatan aktual kendaraan yang
menunjukan kondisi aman. Sedangkan telah diperoleh dari Ruas Jalan
pada interval kecepatan 40 Km/jam s/d Ambarawa - Magelang dengan
60 Km/jam, ketiga aspek seperti jari – mengambil sebanyak 20 sampel
jari, jarak pandang henti, dan kendaraan dapat diketahui rata-rata
kebebasan samping ketiganya kecepatan kendaraan yang melintas
menunjukkan kondisi kritis sehingga pada daerah tersebut. Dalam
tidak memenuhi persyaratan jalan yang pengambilan data tersebut dibagi
aman dan nyaman. menjadi III segmen yaitu pada

68 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 60 - 72


tikungan I (km 46+300), tikungan II jalan tersebut. Pada km 46+545 pada
(km46+440) dan tikungan III (km jalan tersebut terdapat persimpangan
46+520). Rata – rata pada tikungan I yang merupakan akses dari
yaitu 38 km/jam, tikungan II yaitu 41 pemukiman warga pada area tersebut
km/jam, tikungan III yaitu 32 km/jam. belum terdapat rambu peringatan
Dengan diketahuinya kecepatan persimpangan tiga sisi. Pada km
rencana kendaraan yaitu pada tikungan 46+555 terdapat jembatan pada area
I dengan kecepatan rencana 40 tersebut namun belum tersedia rambu
km/jam, tikungan II yaitu 40 km/jam, peringatan adanya jembatan.
dan tikungan III yaitu 40 km/jam. Pada km 46+450 pada area
Dengan demikian kecepatan kendaraan tersebut terdapat tikungan ganda ke
yang melintas tidak melampaui terlalu kiri lalu ke kanan, area tersebut juga
jauh dari batas kecepatan rencana. belum tersedia rambu peringatan
Sehingga kecepatan kendaraan bukan tikungan ganda. Pada km 46+100
merupakan faktor penyebab kecelakaan adalah area dimana terdapat tanjakan
pada daerah tersebut. maka perlu diberikan rambu peringatan
jalan menanjak dan pengalihan kegigi
Rambu – rambu Lalu Lintas dan rendah pada kendaraannya. Pada km
Marka Jalan 46+545 dibutuhkan lampu isyarat satu
Pemasangan rambu lalu lintas aspek warna kuning yang bertujuan
merupakan fasilitas yang penting bagi agar pengendara lebih meningkatkan
pengendara yang hendak melewati kewaspadaannya ketika hendak
jalan tersebut. Setelah dilakukan melintasi area tersebut karena adanya
pengamatan pada ruas jalan tersebut tikungan tajam juga disertai
sepanjang 750 meter, terdapat persimpangan pada sisi jalannya.
beberapa rambu yang sudah sesuai Sepanjang 750 meter jalan Ambarawa
dengan keadaan medan pada jalan – Magelang ini marka jalan yang
tersebut. Dari pengamatan rambu lalu terdapat pada AS jalan sudah tersedia,
lintas yang sudah terpasang dapat namun untuk marka tepi belum
diketahui bahwa yang digunakan yaitu terdapat pada ruas tersebut. Marka tepi
rambu lalu lintas konvensional sesuai berfungsi agar pengendara tahu batas
dengan PM No.13 Tahun 2014. Perlu tepi dari suatu jalan terutama ketika
diperhatikan pada rambu yang sudah melintas dimalam hari.
terpasang dan sesuai dengan keadaan Pada tikungan I dan II belum
medan jalan tersebut, akan kehilangan ada perlengkapan penerangan jalan, hal
fungsinya jika rambu itu terhalang ini tentu dapat membahayakan
oleh dahan pohon atau rumah warga. pengendara yang melintas pada malam
Maka dari itu dalam pemasangan hari karena keterbatasan pandangan,
rambu perlu diperhatikan letaknya agar maka perlu diberi penerangan jalan
mudah dilihat oleh pengendara. pada tikungan I dan II agar pengendara
Analisa selanjutnya yaitu beberapa yang melintas dapat melihat dengan
rambu yang belum tersedia pada ruas jelas.

Analisis Pengaruh Geometrik Dan Kelengkapan ... (Rizqi Rangga Perdana, dkk) 69
Kurang tersedianya rambu lalu tersebut merupakan jalan nasional yang
lintas dan marka pada suatu area dapat banyak dilalui kendaraan berat dengan
menjadi salah satu akibat terjadinya volume yang tinggi. Diagram
kecelakaan di jalan raya, karena rambu Hubungan lokasi tikungan dengan
dan marka merupakan fasilitas jalan jumlah kecelakan yang terjadi pada
yang sangat vital dan berguna bagi jalan ambarawa–magelang kecamatan
pengendara terutama pengendara yang jambu (tanjakan kethekan KM. 46+000
pertama kali melintas pada jalan s/d 46+750), seperti pada Gambar 3.
tersebut. Terlebih lagi ruas jalan

25
24 22
23
22
21
20
19
18
17
16
Jumlah

15
14 Jari-jari
13
12 Kebebasan Samping
11
10 6 Kelandaian
9 5 Kebebasan
8 4
7 3
6
5 0 0 0 0
4
3 Tikungan 1 Tikungan 2 Tikungan 3
2
1 Tikungan Ke -
0
Gambar 3. Hubungan Lokasi Tikungan dengan Jumlah Kecelakaan

SIMPULAN tikungan I tidak memenuhi, hal ini


Dari hasil analisa geometrik pada dibuktikan dengan peristiwa
ketiga alinyemen horizontal dan kecelakaan dari tahun 2012 – 2018
pengidentifikasian kecelakaan dapat jumlah kecelakaan pada tikungan I
disimpulkan bahwa jari - jari pada akibat jari – jari tikungan sebanyak 6
tikungan I yaitu 42,05 m lebih kecil dari peristiwa, kebebasan samping 22
jari – jari minimumnya sebesar 42,58 peristiwa, dan kelandaian 4 peristiwa.
m, kebebasan samping pada lokasi Jari-jari pada tikungan II yaitu
tersebut yaitu 2,9 m lebih kecil dari 67,28 m lebih besar dari jari – jari
perhitungan kebebasan samping minimumnya sebesar 49,94 m,
selebar 3,964 m, dan kelandaian jalan kebebasan samping pada lokasi
pada tikungan I yaitu 10,35 % yang tersebut yaitu 2,5 m lebih kecil dari
mana kelandaian maksimal seharusnya perhitungan kebebasan samping selebar
10 %. Sehingga ketiga aspek 3,19 m, dan kelandaian jalan pada
geometrik yang telah dianalisa pada tikungan II yaitu 6,125 % tidak

70 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 60 - 72


melebihi kelandaian maksimal sebesar peringatan adanya tanjakan (km
9 %. Sehingga ada 1 aspek geometrik 46+100), lampu isyarat satu aspek
pada tikungan II yang tidak memenuhi warna kuning sebagai peringatan untuk
yaitu kebebasan samping. hal ini hati – hati (km 46+545) dan marka tepi
dibuktikan dengan peristiwa sepanjang 750 meter. serta pada
kecelakaan dari tahun 2012 – 2018 Tikungan I dan II belum terdapat
jumlah kecelakaan pada Tikungan II perlengkapan penerangan jalan.
akibat kebebasan samping sebanyak 5 Sehingga disimpulkan bahwa pada ruas
peristiwa. jalan tersebut kurang rambu lalu lintas
Jari-jari pada tikungan III yaitu dan marka tepi serta penerangan jalan.
44,06 m lebih besar dari jari – jari
minimumnya sebesar 29,75 m, DAFTAR PUSTAKA
kebebasan samping pada lokasi Data Lakalantas Kabupaten Semarang.
tersebut yaitu 2,5 m lebih besar dari (2012-2018). www.satlantas-
perhitungan kebebasan samping semarang.com.
selebar 2,439 m, dan kelandaian jalan Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997,
pada tikungan III yaitu 11,45 % yang Tata Cara Perencanaan
mana kelandaian maksimal seharusnya Geometrik Jalan Antar Kota,
10 %. Sehingga ada 1 aspek geometrik No.038/T/1997. Badan Penerbit
pada tikungan III yang tidak memenuhi Pekerjaan Umum, Jakarta.
yaitu kelandaian. hal ini dibuktikan Fauzan E. R, Thoriq Y. A, Arif M. Z,
dengan peristiwa kecelakaandari tahun Wicaksono A, 2016, Kajian
2012 – 2018 jumlah kecelakaan pada Geometrik Jalan Raya Pada
Tikungan III akibat kelandaian Bundaran Arteri Baru Porong
sebanyak 3 peristiwa. Kecepatan Sidoarjo. Jurnal Mahasiswa
kendaraan yang melintas tidak Jurusan Teknik Sipil : Volume
melampaui terlalu jauh dari batas 2, Nomor 2, Halaman 45 – 57.
kecepatan rencana. Hal ini menunjukan Google Inc., 2018, Google Maps: Peta
tidak ada hubungan yang signifikan Lokasi Jalan Ambarawa –
antara kecepatan kendaraan dengan Magelang Kecamatan Jambu
tingkat kecelakaan di ruas jalan dalam http://maps.google.com/
tersebut. Kementeri Perhubungan Republik
Dari hasil pengamatan rambu– Indonesia, 2014, Peraturan
rambu lalu lintas dan marka jalan Menteri Perhubungan Republik
sepanjang 750 meter sudah ada 9 Indonesia Nomor 13 Tahun
rambu yang tepat terpasang, namun 2014 Tentang Rambu Lalu
juga terdapat 5 rambu dan marka yang Lintas. Jakarta.
kurang yaitu rambu peringatan Kementrian Perhubungan Republik
persimpangan tiga sisi (km 46+545), Indonesia, 2014, Peraturan
rambu peringatan adanya jembatan Menteri Perhubungan
(km 46+555), rambu peringatan Republik Indonesia Nomor 34
tikungan ganda (km 46+450), rambu Tahun 2014 Tentang Marka

Analisis Pengaruh Geometrik Dan Kelengkapan ... (Rizqi Rangga Perdana, dkk) 71
Jalan. Jakarta. Radar Semarang, 2014, Tanjakan
Kementrian Perhubungan Republik Kethekan Paling Banyak
Indonesia, 2014, Peraturan MintaTumbal.
Mentri Perhubungan Republik www.radarsemarang.com/2014
Indonesia Nomor 49 Tahun /06/16/tanjakan-kethekan-
2014 Tentang Alat Pemberi paling-banyak-minta-tumbal/
Isyarat Lalu Lintas, Jakarta Wicaksono Y. I, Wicaksono D,
Qomaruddin, Sudarno, Saputro A. S, Fathurochman R. A, Riyanto
2016, Analisis Alinyemen B., 2014, Analisis Kecelakaan
Horizontal Pada Tikungan Lalulintas (Jalan Raya
Depan Gardu PLN Ngabul di Ungaran – Bawen). Jurnal
Kabupaten Jepara. Jurnal Karya Teknik Sipil : Volume
Disprotek: Volume 7, Nomor 3, Nomor 2, Halaman 345-
2, Halaman 36 – 42. 355.

72 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 60 - 72

You might also like