You are on page 1of 11

Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)

Volume 05, Nomor 02, September 2022

Identifikasi Kerusakan dan Penanganan Perkerasan


Lentur Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik
Kabupaten Jombang

R. Endro Wibisono1), Prathita Muti’a Yuzaeva 2)


1)
Prodi Transportasi, Vokasi, Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya, , Indonesia, 60231
Email: endrowibisono@unesa.ac.id
2)
Prodi Transportasi, Vokasi, Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya, , Indonesia, 60231
Email: prathita.19013@mhs.unesa.ac.id

Received: 2022-06-06; Accepted: 2022-09-28; Published: 2022-09-30

Abstract
Peterongan - Kedungbetik Road section is one of the alternative routes from Mojokerto to Jombang. On the Peterongan -
Kedungbetik Road Section, there are several types of damage. Road damage is a condition where the structural and functional
on the road is no longer able to provide optimal service to traffic that crosses the road. As much as the need for appropriate
action in dealing with damage that occurs to the Peterongan - Kedungbetik Road Section to be able to achieve the life of the
road plan and comfort and safety for road users. The purpose of this observation is to identify the type of damage, to find out
the extent of damage that occurs, to know the appropriate handling method in handling damage, and to find out the handling
process carried out by the Jombang Regency Public Works and Spatial Planning Office. The method used in this observation
is the method of direct observation in the field and and data collection through observation, literature and documentation so
that it can analyze the damage data on the Peterongan - Kedungbetik Road Section. The results of this observation analysis
are the type of damage that occurred, the calculation of the level of damage, how to handle the damage, the work instruments
that can be carried out for handling damage, the process in the field when handling damage and an assessment of the process
carried out in accordance with the provisions governing road maintenance. With the results of the analysis, it can be
concluded that the types of damage that occur are longitudinal cracks, holes and grain release. So that a follow-up process is
needed so that the damage does not get worse with proper handling so as to provide comfort and safety for road users

Keywords: Damage; Road Maintenance; Damage Level; Road; Jombang Regency.

Abstrak
Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik adalah salah satu jalur alternatif dari arah Mojokerto menuju Jombang. Pada Ruas
Jalan Peterongan – Kedungbetik terdapat beberapa jenis kerusakan. Kerusakan jalan merupakan suatu kondisi dimana
struktural dan fungsional pada jalan sudah tidak mampu untuk memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang
melintasi jalan tersebut. Sehiggga diperlukannya tindakan yang tepat dalam menangani kerusakan yang terjadi pada Ruas
Jalan Peterongan – Kedungbetik untuk dapat tercapainya umur rencana jalan dan kenyamanan maupun keamanan bagi
pengguna jalan. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kerusakan, untuk mengetahui tingkat kerusakan
yang terjadi, untuk mengetahui cara penanganan yang tepat dalam penanganan kerusakan, dan untuk mengetahui proses
penanganan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jombang. Metode yang digunakan
dalam pengamatan ini ialah metode pengamatan langsung dilapangan dan pengumpulan data melalui observasi, literatur dan
dokumentasi sehingga dapat melakukan analisis data kerusakan pada Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik. Hasil Analisa
pengamatan ini adalah jenis kerusakan yang terjadi, perhitungan tingkat kerusakan, cara penanganan kerusakan, instrument
pekerjaan yang dapat dilakukan untuk penanganan kerusakan, proses dilapangan saat penanganan kerusakan dan penilaian
terhadap proses yang dilakukan sesuai ketentuan yang mengatur tentang pemeliharaan jalan. Dengan adanya hasil analisa
tersebut didapatkan kesimpulan bahwa jenis kerusakan yang terjadi adalah retak memanjang, berlubang dan pelepasan butir.
Sehingga dibutuhkan proses tindak lanjut agar kerusakan tersebut tidak semakin parah dengan cara penanganan yang tepat
sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan

Kata Kunci: Kerusakan; Pemeliharaan Jalan; Tingkat Kerusakan; Jalan; Kabupaten Jombang.

PENDAHULUAN Kedungbetik ialah jaringan jalan yang terjadi


Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar dalam ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi serta
mendukung laju perekonomian serta berperan besar dalam pertumbuhan kendaraan dengan pertumbuhan kinerja
perkembangan suatu daerah tersebut. Indonesia termasuk kondisi jalan. Terdapat berbagai kerusakan jalan
dalam negara berkembang dimana sangat membutuhkan dibeberapa titik yang terjadi pada ruas Jalan Peterongan
kuantitas dan kualitas jalan dalam rangka memenuhi Kedungbetik seperti adanya retak memanjang, lubang, dan
kebutuhan masyarakat dengan berbagai kegiatan untuk pelepasan butir. Dengan jenis kerusakan tersebut, langkah
menunjang perekonomian baik aksesibilitas maupun pertama untuk menangani agar tidak terjadi kerusakan
perpindahan barang dan jasa. Ruas Jalan Peterongan – yang semakin besar dan dapat memicu adanya kecelakaan
61
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

lalu lintas, Tim URC bidang bina marga melakukan spesifik tentang bagaimana pengaturan memperoleh data.
pemeliharaan rutin jalan. Menurut Permen PU Nomor Selanjutnya pengumpulan data dengan beberapa metode
13/PRT/M/2011, Pemeliharaan rutin jalan ialah kegiatan Metode pengumpulan yang digunakan yaitu,
merawat serta memperbaiki kerusakan – kerusakan yang metode observasi lapangan, metode literatur dan metode
terjadi pada ruas – ruas jalan dengan kondisi pelayanan dokumentasi. Metode observasi lapangan adalah suatu cara
mantap. Kegiatan tersebut dapat berupa pencegahan dan pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
perawatan, sehingga dapat mempertahankan kondisi jalan pendatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti.
dapat melayani lalu lintas yang optimal dengan umur Dengan metode tersebut didapatkan kondisi jalan secara
encana yang ditetapkan. Pemeliharaan rutin jalan yang langsung. Metode Literatur adalah suatu cara
dapat dilakukan ialah dengan melakukan penambalan pengumpuulan data dengan mengambil data dari pustaka,
aspal. Dengan adanya tindakan cepat oleh pihak URC membaca, mencatat, dan mengolah bahan pengamatan.
mengenai penanganan pemiliharaan rutin jalan, maka Selain itu dapat mencari referensi yang berupa artikel
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ilmiah, jurnal maupun media cetak lainnya yang memiliki
mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), topik yang sama dengan permasalahan yang dibahas.
dimana merupakan program yang dibuat sebagai upaya Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit dengan melihat dan menganalisis dokumen – dokumen
akibat dari suatu pekerjaan. Bahaya dan resiko terjadinya yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain, sehingga
kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi pada setiap didapatkan gambaran atau sudut pandang lain. Selanjutnya
pekerjaan. Besarnya resiko tersebut tergantung dengan pada prosedur pengambilan data.
jenis pekerjaan serta upaya pengendalian resiko yang Prosedur pengambilan data dilakukan beberapa
dilakukan. Resiko terjadinya kecelakaan tersebut, dapat tahap, yaitu dengan persiapan, persiapan dilakukan untuk
memungkinkan kejadian berbahaya bahkan cedera dan mempermudah suatu proses pengambilan data dengan
gangguan terhadap kesehatan bagi para pekerja. mencari informasi terkait objek yang sudah ditentukan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Selanjutnya pengumpulan data.
Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Sistem Manajemen K3 Pengumpulan data dilakukan untuk memberikan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, diperlukannya suatu informasi penunjang dalam pengamatan mengenai
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur tersebut
dapat meliputi tentang struktur organisasi, perencanaan, dengan dilakukannya dokumentasi pada ruas jalan.
tanggung jawab, pelaksanaa, prosedur, proses dan sumber Selanjutnya analisis data.
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan dan menganalisis tingkat kerusakan dari data yang
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat didapatkan di lapangan yang terjadi, sehingga dapat
kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. memberikan solusi berupa pemeliharaan atau metode
Masalah dalam pengamatan perkerasan lentur perbaikan yang sesuai terhadap kerusakan yang terjadi.
Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik ini ialah cara
penanganan pemeliharaan jalan yang dilakukan oleh pihak Bagan Alir
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Jombang yang dibantu oleh Tim URC sebagai pihak Identifikasi masalah:
pelaksana penanganan pemeliharaan jalan tersebut. Banyaknya macam kerusakan yang terjadi pada
Sehingga menghasilkan rumusan masalah bagaimana cara permukaan perkerasan, kurangnya tingkat
identifikasi jenis kerusakan jalan, bagaimana cara pemeliharaan dan perkembangan jalan secara cepat
menentukan tingkat kerusakan, bagaimana cara
penanganan pemeliharaan jalan serta proses pelaksanaan
penanganan kerusakan jalan. Hipotesa:
Tujuan pengamatan ini adalah untuk Tingginya tingkat kerusakan jalan pada
mengidentifikasi jenis kerusakan jalan, untuk mengetahui ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik,
tingkat kerusakan jalan yang terjadi, untuk menentukan banyaknya kendaraan bertonase tinggi
penanganan kerusakan secara tepat dan untuk mengetahui melintas
proses penanganan pemeliharaan rutin yang dilaksanakan
oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pengumpulan data
Kabupaten Jombang.

METODE
Sebelum melakukan suatu pengamatan yang Data Primer:
dilakukan, sebelumnya adalah menentukan lokasi 1. Jenis dan tingkat kerusakan pada
pengamatan sehingga dapat difokuskan mengenai jenis dan permukaan jalan
tingkat kerusakan yang terjadi pada Ruas Jalan Peterongan 2. Data LHR
– Kedungbetik dengan melakukan pendekatan secara 3. Peta Lokasi
kualitatif sehingga didapatkan proses yang rinci dan
Analisis Data

62
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

3. Material konstruksi perkerasan, faktor ini dapat


disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat
Hasil pula disebabkan oleh sistem pengolahan yang tidak
baik
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis dimana suhu udara dan
curah hujan umumnya tinggi yang merupakan salah
Kesimpulan dan saran satu penyebab kerusakan jalan
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil, faktor ini
Gambar 1. Bagan Alir kemungkinan disebabkan oleh sifat tanah dasarnya
yang tidak bagus
HASIL DAN PEMBAHASAN 6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar kurang
Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Ruas Jalan baik
Peterongan – Kedungbetik
Untuk tindak lanjut dalam menangani keluhan Perhitungan tingkat kerusakan
masyarakat mengenai kerusakan jalan pada Ruas Jalan Untuk dapat melakukan perhitungan tingkat
Peterongan – Kedungbetik, penyelenggara pemeliharaan kerusakan yang dilakukan penulis, penulis mendapatkan
jalan melakukan tindakan pertama berupa identifikasi informasi dari pihak penyelenggara pemeliharaan jalan
kerusakan jalan dengan melakukan survei langsung ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
lokasi kerusakan jalan yang terjadi pada Ruas Jalan Jombang, yaitu:
Peterongan – Kedungbetik yang nantinya hasil survei • Nilai LHR tahun 2021 pada bulan September yang
tersebut diidentifikasi berdasarkan metode bina marga, dikhususkan untuk kendaraan roda 4 yaitu sebesar
dimana kegiatan survei dan pengukuran dimensi kerusakan 1.560 dimana termasuk dalam kelas 4 berdasarkan
tersebut dilakukan pada tanggal 16 Maret 2022. Dengan Tabel 1 berikut.
diadakannya survei langsung dilokasi dan identifikasi
kerusakan yang tepat, penyelenggara pemeliharaan jalan Tabel 1. Kelas lalu lintas untuk pekerjaan pemeliharaan
akan memberikan keputusan penanganan yang tepat guna Kelas Lalu Lintas LHR (smp/hari)
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna
jalan. Dimana untuk pelaksanaan survei kerusakan tersebut
sebagai berikut: 0 <20
Mendokumentasikan tiap kerusakan yang ada, 1 20 – 50
lalu mengukur dimensi kerusakan pada tiap titik stasiun 2 50 – 200
dan mencatat hasil pengukuran kerusakan selanjutnya 3 200 – 500
dapat menentukan tingkat kerusakan
Berdasarkan hasil survei di lapangan didapatkan 4 500 – 2000
beberapa jenis kerusakan yang terjadi yaitu: lubang, retak 5 2000 – 5000
memanjang, dan butiran lepas (raveling) 6 5000 – 20000
7 20000 – 50000
8 >50000
Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga, 1990

• Peta lokasi kerusakan jalan sepanjang 150 m dari


total ruas jalan sepanjang 10.152 m

Gambar 2. Kegiatan survei lokasi kerusakan

Jenis – jenis kerusakan tersebut dapat Gambar 3. Peta lokasi pengamatan


disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat pada Sumber: Google Maps
lapangan, diantaranya:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban dan • Berdasarkan metode Bina Marga, untuk
repetisi beban; menentukan nilai kerusakan jalan dapat dilihat
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase pada Tabel 2 berikut
jalan yang tidak baik serta naiknya air akibat kapilaritas
63
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

UP = 7
Tabel 2. Penentuan kondisi perkerasan Dengan urutan prioritas 7, maka berdasarkan
berdasarkan jenis kerusakan pada tabel 3, nilai tersebut termasuk kedalam golongan
1. Retak – retak 2. Alur urutan prioritas >7 dengan program pemeliharaan rutin.
(cracking Perhitungan tersebut dilakukan penulis setelah
Tipe Angka Kedalaman Angka mengikuti survei kerusakan langsung di lapangan sehingga
Buaya 5 >20 mm 7 penulis dapat memberikan saran atau validasi kepada
Acak 4 11 – 20 mm 5 penyelenggara mengenai penanganan yang tepat untuk
Melintang 3 6 – 10 mm 3 menangani kerusakan jalan tersebut yang dilaksanakan
Memanjang 1 0 – 5 mm 1 pada 17 Maret 2022.
Tidak ada 1 Tidak ada 0
Lebar Angka 3. Tambalan dan lubang Cara Penanganan Pemeliharaan Rutin
Penanganan pemeliharaan rutin dilaksanakan
>2 mm 3 Luas Angka guna untuk mengatasi keluhan masyrakat tentang
1 -2 mm 2 >30% 3 kerusakan yang terjadi. Untuk cara penanganan
<1 mm 1 20 - 30 % 2
pemeliharaan rutin yang tepat dapat mengacu ketentuan
Tidak ada 0 10 – 20% 1
dan acuan yang berlaku, sehingga proses dalam
Luas Angka <10% 0
penanganan tersebut berjalan sebaik mungkin dalam
kerusakan
>30% 3 4. Kekasaran permukaan
menangani kerusakan yang terjadi. Cara penanganan
tersebut dapat diambil oleh pihak penyelenggara
10% - 30% 2 Jenis Angka pemeliharaan rutin sehingga dapat ditindak lanjuti untuk
<10% 1 Disintegration 4 penanganannya yang akan dilaksanakan di Ruas Jalan
Tidak ada 0 Pelepasan 3 Peterongan – Kedungbetik pada 17 Maret 2022.
butir Berdasarkan Permen PUPR Nomor 13/PRT/M/2011
5. Amblas Rough(kasar) 2 Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan,
Kedalaman Angka Fatty 1 yaitu:
(kegemukan) • Pemeliharaan Rutin, dimana kegiatan tersebut
>5/100 m 4 Close texture 0 dilakukan sepanjang tahun yang meliputi
2 – 5/100 m 2 kegiatan:
Pemeliharaan/ pembersihan bahu jalan,
0 – 2/100 1 Pemeliharaan sistem drainase, pemeliharaan/
m pembersihan rumaja, pemeliharaan pemotongan
Tidak ada 0 tumbuhan/ tanaman liar didalam rumija,
Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga, 1990 pengisian celah/retak permukaan (sealing),
laburan aspal, penambalan lubang, pemeliharaan
Dengan itu didapatkan jenis kerusakan bangunan pelengkap jalan, pemeliharaan
yang terjadi yaitu: retak memanjang, berlubang, perlengkapan jalan, dan grading operation/
pelepasan butir (raveling) reshaping untuk perkerasan jalan tanpa penutup
dan jalan tanpa perkerasan
Tabel 3. Kondisi perkerasan berdasarkan jenis
kerusakan Instrumen Penanganan Kerusakan Jalan dengan
Kerusakan Nilai Pemeliharaan Rutin
Retak memanjang 1 Instrumen penanganan ini bertujuan untuk
Luas kerusakan <10% 1 dilakukannya proses penanganan kerusakan jalan
Tambalan dan Lubang 10 – 20% 1
Tabel 4. Instrumen Pekerjaan
Pelepasan Butir 3
Total 6 No Langkah Instrumen Output
kerja
Sumber: Hasil Analisis 1 Survei Menindak lanjuti Data kerusakan
Lokasi laporan perkerasan jalan
Berdasarkan data kerusakan dengan mengenai
melihat Tabel 2 yang berisikan tentang penetapan kerusakan jalan
nilai kondisi jalan berdasarkan total angka Penyedia/badan
Kerusakan dengan jumlah total kerusakan yang berwenang
melakukan
terjadi di lapangan ialah 18 yang diantaranya
survei langsung
ialah lubang, retak dan pelepasan butir, termasuk ke lapangan
kedalam nilai kondisi jalan 6. 2 Pendataan Melakukan Hasil tingkat
UP = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) jumlah dan pendataan kerusakan
UP = 17 – (4+6) jenis jumlah jenis, dan sehingga dapat
UP = 17 – 10 kerusakan ukuran ditentukan
jalan kerusakan dan penanganannya
64
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

No Langkah Instrumen Output


kerja
perhitungan
tingkat
kerusakan
3 Penanganan Menghitung dan Penanganan
memperkirakan yang tepat untuk
bahan dan alat menangani
yang dibutuhkan kerusakan jalan
untuk
penanganan
kerusakan jalan
Para pekerja Kerusakan jalan Gambar 5. Lubang dan beberapa lepas butir
diterjunkan ke cepat teratasi
(raveling)
lokasi lapangan sehingga tidak
dengan menimbulkan
membawa alat kerusakan yang b. Kedua, keputusan tentang penanganan dan
dan bahan lebih parah tindak lanjut dari kerusakan tersebut yakni
kerusakan dengan melakukan tambal jalan
Para pekerja Keamanan
menggunakan keselamatan dan
APD dan APK kesehatan
yang sesuai pekerja
dengan SOP
Sumber: Hasil Analisis

Proses Penanganan Kerusakan


Proses penanganan kerusakan diambil oleh
penulis berdasarkan proses penanganan yang dilakukan
oleh pihak penyelenggara pemeliharaan jalan yang
dilaksanakan dengan tim URC Dinas Pekerjaan Umum Gambar 6. Tindak lanjut kerusakan dengan
dan Penataan Ruang pada tanggal 17 Maret 2022. Dimana penandaan kerusakan untuk perbaikan
pihak penyelenggara sebagai pengawas dari jalannya
proses penanganan kerusakan yang berada di Ruas Jalan
Peterongan – Kedungbetik. Berdasarkan pengamatan c. Ketiga, proses perbaikan kerusakan dengan
penulis dilapangan didapatkan proses penanganan menggunakan stemper dan baby roller
kerusakan sebagai berikut:
a. Pertama, melakukan survey lokasi dan pengukuran
kerusakan oleh pihak penyelenggara

Gambar 7. Pemberian cairan tack coat (lapisan


perekat
Gambar 4. Retak Memanjang

65
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

Gambar 8. Pemberian batu dengan diameter 0,5 – Gambar 12. Proses penggilasan atau pemadatan
1 atau 2 cm aspal hotmix pada kerusakan menggunakan
stamper
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
penulis pada proses penangangan kerusakan Ruas Jalan
Peterongan – Kedungbetik yang dilakukan ialah pekerjaan
tambal jalan. Dimana awal dari proses penangan tersebut
ialah koordinasi dengan pihak lurah terkait, lalu
pengamanan lokasi pengerjaan dengan memasang kerucut
pengaman dan pengawas penyelenggara pemeliharaan
membantu dalam menangani arus lalu lintas dengan
memberikan pertanda untuk mengurangi kecepatan

Gambar 9. Penurunan aspal hotmix

Gambar 10. Proses perataan aspal hotmix Gambar 13. Pengawas membantu menangani arus lalu
lintas
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan saat
proses penanganan kerusakan jalan dengan material
hotmix dan penggunaan alat baby roller, para pekerja
masih belum mematuhi aturan K3 yang diterapkan.
Dimana K3 yang dapat diterapkan sebagai berikut:
a. Helm proyek atau Safety helmet, yang berguna untuk
melindungi kepala dari benturan benda keras selama
berada di lokasi pekerjaan
b. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindari
terjadinya terpeleset karena licin atau melindungi
kaki dari kejatuhan benda keras serta bahan bahan
Gambar 11. Proses penggilasan atau pemadatan yang berbahaya selama berada di lokasi pekerjaan
aspal hotmix pada kerusakan menggunakan baby c. Kacamata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk
roller melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak
serbuk metal atau serbuk matrial keras lainnya.
d. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu

66
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

e. Sarung tangan, diperlukan pada waktu pengerjaan No Kegiatan Ceklis


pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang kegiatan
keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut Ya Tidak
dan sebagainya pepohonan) di dalam rumija
f. Rompi keselamatan 5. Pengisian celah/retak permukaan V
(sealing);
6. Laburan aspal; V
7. Penambalan lubang; V
8. Pemeliharaan bangunan pelengkap V
9. Pemeliharaan perlengkapan jalan V
10. Grading operation / Reshaping atau V
pembentukan kembali permukaan untuk
perkerasan jalan tanpa penutup dan jalan
tanpa perkerasan.
Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan

Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut,


penyelenggara pemeliharaan dari Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang hanya menindaklanjuti kerusakan
perkerasan jalan. Dimana kerusakan tersebut meliputi
retak memanjang, lubang, dan pelepasan butir. Dengan
dilakukannya penanganan pada perkerasan hanya dapat
Gambar 14. Kegiatan penanganan mengatasi kerusakan secara sementara untuk mencapai
umur rencana konstruksi perkerasan jalan.
Penilaian Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Dalam penanganan penambalan lubang untuk ruas
• Kegiatan Pemeliharaan Jalan jalan Peterongan – Kedungbetik menggunakan material
Pemeliharaan Rutin, dimana kegiatan tersebut hotmix. Material tersebut digunakan dengan pertimbangan
dilakukan sepanjang tahun yang meliputi: waktu yang dibutuhkan dalam penanganan lebih cepat,
lebih mudah, dan dengan melihat arus lalu lintas yang
Tabel 5. Daftar kegiatan dalam pemeliharaan rutin jalan padat pada ruas tersebut. Dalam proses penanganan
No Kegiatan penambalan lubang, pihak penyelenggara dari Dinas
1. Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan; Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan bantuan tim
2. Pemeliharaan sistem drainase URC sejumlah 10 orang berbagi tugas dalam penanganan
3. Pemeliharaan/pembersihan rumaja penambalan lubang seperti menyiramkan cairan tack coat,
4. Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman liar
(rumput-rumputan, semak belukar, dan pepohonan) di
menutup bagian aspal yang kehilangan agregat dengan
dalam rumija pemberian batu diameter 0.5-1 atau 2 cm, meratakan
5. Pengisian celah/retak permukaan (sealing); material hotmix sebelum digilas atau dipadatkan, dan
6. Laburan aspal; mengoperasionalkan baby roller dan stamper.
7. Penambalan lubang; Untuk memaksimalkan kegiatan pemeliharaan rutin
8. Pemeliharaan bangunan pelengkap jalan, kegiatan yang dapat mengurangi kerusakan tersebut
9. Pemeliharaan perlengkapan jalan terjadi kembali yaitu dengan memelihara sistem drainase.
10. Grading operation / Reshaping atau pembentukan Dimana sistem drainase ialah salah satu bangunan
kembali permukaan untuk perkerasan jalan tanpa pelengkap pada ruas jalan berfungsi untuk mengalirkan air
penutup dan jalan tanpa perkerasan.
yang dapat mengganggu pengguna jalan, sehingga badan
Sumber: Permen PUPR No 13 Tahun 2011
jalan tetap kering. Saluran drainase merupakan salah satu
persyaratan teknis prasarana jalan. Pada umumnya saluran
drainase jalan raya adalah saluran terbuka dengan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan air
dilapangan, tindakan penanganan pemeliharaan pada ruas
menuju outlet. Distribusi aliran dalam saluran drainase
jalan Peterongan – Kedungbetik, kegiatan yang dilakukan
menuju outlet ini mengikuti kontur jalan raya, sehingga air
ialah:
permukaan akan lebih mudah mengalir secara gravitasi.
Muka air yang terlalu tinggi dapat berpengaruh pada
Tabel 6. Ceklis kegiatan di lapangan pemeliharaan rutin
kekuatan subgrade/lapis pondasi karena akan
jalan
meningkatkan kadar air. Peningkatan kadar air akan
No Kegiatan Ceklis
kegiatan
melemahkan perkerasan jalan secara keseluruhan.
Ya Tidak Akibatnya jalan menjadi rapuh dan mudah rusak. Drainase
1. Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan; V yang baik akan membuat ketinggian muka air maksimum
2. Pemeliharaan sistem drainase V tidak akan membanjiri badan jalan.
3. Pemeliharaan/pembersihan rumaja V Drainase sering diabaikan karena dianggap kurang
4. Pemeliharaan pemotongan V penting dan kurang esensial bagi jalan secara keseluruhan.
tumbuhan/tanaman liar (rumput- Benar, kendaraan tidak membutuhkan drainase untuk
rumputan, semak belukar, dan
67
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

lewat. Namun, drainase dibutuhkan badan jalan untuk No Metode Langkah - Ceklis kegiatan
menopang apa yang menjadi tugasnya. Langkah Sesuai Tidak
Dengan tidak diadakannya pemeliharaan pada sistem sesuai
drainase yang sudah ada pada ruas Jalan Peterongan – Melakukan V
Kedungbetik, genangan air bisa saja terjadi sehingga dapat pemadatan
ringan (1 –
menimbulkan kerusakan kembali pada jalan.
2) ton
Selain pentingnya pemeliharaan sistem drainase pada sampai
jalan, pemeliharaan pada rumija dengan juga sangatlah diperoleh
penting. Dimana pemeliharaan pada rumija dapat meliputi permukaan
pembersihan bahu jalan, pemotongan rumput atau tanaman yang rata
liar. Dimana adanya rumput atau tanaman liat yang ada dan
pada bahu jalan dapat memicu terhambatnya aliran air kepadatan
yang ada pada badan jalan sehingga dapat memicu optimum
genangan air. (kepadatan
95%).
• Metode Perbaikan Kerusakan Jalan 2 Metode Menggali V
Penanganan kerusakan jalan pada lapisan lentur penambal material
menggunakan metode perbaikan standar Direktorat Jendral an lubang sampai
Bina Marga 1995. mencapai
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis lapisan
dilapangan, metode dan langkah – langkah tindakan dibawahnya
penanganan pemeliharaan pada ruas jalan Peterongan – Membersihk V
Kedungbetik,kegiatan yang dilakukan ialah: an bagian
yang akan
ditangani
Tabel 7. Ceklis metode dan langkah – langkah yang dengan
digunakan di lapangan untuk pemeliharaan rutin jalan tenaga
No Metode Langkah - Ceklis kegiatan manusia
Langkah Sesuai Tidak Menyemprot V
sesuai kan lapis
1 Metode Memobilisas V resap
perbaikan i peralatan, pengikat
pelapisan pekerja dan prime coat
retakan material ke dengan
lapangan. takaran 0.5l
iter/m2
Membersihk V Menebarkan V
an bagian dan
yang akan memadatkan
ditangani campuran
dengan air aspal beton
compressor, sampai
sehingga diperoleh
permukaan permukaan
jalan bersih yang rata.
dan kering Memadatkan V
Menyemprot V dengan baby
kan tack roller
coat (0,2 (minimum 5
liter/ m 2 di lintasan)
daerah yang 3 Metode Membersihk V
akan di perbaikan an bagian
perbaiki) perataan yang akan
Menebar dan V ditangani
meratakan dengan
campuran tenaga
aspal beton manusia.
pada seluruh Melaburkan V
daerah yang tack coat 0,5
telah diberi 5l iter/m2
tanda.

68
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

No Metode Langkah - Ceklis kegiatan padat daripada saat menggunakan stemper. Karena untuk
Langkah Sesuai Tidak mencapai pemadatan,stemper membutuhkan 5 kali lintasan
sesuai hingga kondisi mantap.
Menaburkan V • Waktu Tanggap Perbaikan yang Berdasarkan
campuran
Indikator Kinerja Jalan
aspal beton
kemudian Berdasarkan Spesifikasi Teknis 2018, waktu tanggap
memadatkan perbaikan ialah waktu yang dibutuhkan dalam proses
nya sampai penanganan kerusakan perkerasan jalan.
diperoleh Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
permukaan dilapangan, untuk waktu tanggap dalam penanganan
yang rata. perbaikan kerusakan pada ruas jalan Peterongan –
Memadatkan V Kedungbetik, ialah:
dengan baby
roller
Tabel 8. Ceklis waktu tanggap perbaikan di lapangan
(minimum 5
lintasan).
untuk pemeliharaan rutin jalan
N Indikator Waktu Ceklis Kegiatan
Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan
o Kinerja Jalan Tanggap Sesuai Tidak
Perbaikan sesuai
Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut, metode
yang dilakukan sudah sangat baik namun belum maksimal 1 Perkerasan
Jalan
dalam pelaksanaan. Dimana dengan menganut acuan dari
a. Lubang: Harus V
dalam proses pembersihan lahan perbaikan standar Tidak boleh ada selesai
Direktorat Jendral Bina Marga 1995, dalam pembersihan lubang dengan diperbaiki
permukaan perkerasan jalan untuk metode perbaikan diameter lebih dalam waktu
pelapisan retakan dilakukan dengan penggunaan air dari 10 cm dan maksismum
compressor, sehingga permukaan perkerasan dalam kedalaman lebih 7 (tujuh)
keadaan bersih dan kering. Jika permukaan tidak dalam dari 4 cm pada hari.
kondisi bersih dan kering dapat memicu penyebab bagian jalan
kerusakan tersebut terjadi kembali dikarenakan b. Retakan: Harus V
Tidak boleh ada selesai
pemeliharaan yang kurang maksimal.
retakan lebih diperbaiki
Pada metode penambalan lubang, penanganan dalam lebar 3 mm dan dalam waktu
pembersihan kerusakan lubang dilakukan hanya dengan atau luas retakan maksimum
pembersihan sisa material yang terkelupas dan lebih besar 5 % 14 (empat
pembersihan genangan air tanpa dilakukkanya sistem setiap 100m belas) hari.
pitching (pengerukan atau penggalian) material sampai panjang lajur
mencapai lapisan bawahnya dan mengganti material (lane) jalan
dengan batu pecah sebagai dasar dan diatasnya diberikan Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan
aspal hotmix, sehingga permukaan perkerasan jalan yang
ditangani dengan penambalan tidak menimbulkan Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut, dalam
ketinggian yang berbeda jauh dengan permukaan penggunaan waktu tanggap perbaikan yang berdasarkan
perkerasan yang masih baik. Dengan ketinggian yang rata, pada indikator kinerja jalan untuk menangani perbaikan
dapat meminimalkan terjadinya selip pada kendaraan yang kerusakan perkerasan pada ruas jalan Peterongan –
dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dan untuk Kedungbetik sangat berjalan lancar. Dengan panjang ruas
mengatasi lubang yang terdapat genangan air yang susah yang diperbaiki sepanjang 150 m dapat terselesaikan 1 hari
dijangkau pembersihannya, dapat menggunakan alat sedot dikarenakan pada saat proses pelaksanaan perbaikan
air sederhana guna untuk menghilangkan genangan air. kerusakan tersebut dalam kondisi cerah. Sehingga tidak
Apabila pada lubang tersebut masih terdapat genangan air, menghambat proses penanganan. Dengan penggunaan
maka pada saat proses perbaikan terjadi kurang maksimal waktu tanggap perbaikan yang cepat, dapat memberikan
dikarenakan air adalah salah satu faktor penyebab kenyamanan bagi pengendara untuk melintasi ruas jalan
kerusakan perkerasan jalan material aspal. jalan tersebut.
(Binamarga.2018) Pada proses penanganan perbaikan kerusakan
Untuk metode perataan, langkah dalam proses tersebut hanya dilakukan pemberian aspal hotmix, baik
penanganan sudah berjalan dengan baik. Pada penggunaan kerusakan berlubang, retak memanjang, dan pelepasan
alat untuk metode ini, pihak dinas dan tim URC pada butir perkerasan jalan. Sehingga dapat meminimalkan
menggunakan baby roller dan stemper. Penggunaan waktu proses penanganan.
stamper digunakan untuk mempercepat proses • Instrumen Pekerjaan
penanganan, sehingga tidak terlalu lama mengganggu arus Instrumen penanganan ini bertujuan untuk pendataan
lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan. Namun dilakukannya proses penanganan kerusakan jalan
dengan perbedaan penggunaan alat tersebut, terdapat Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
perbedaan kualitas penggilasan atau pemadatan. Untuk dilapangan, untuk rincian tahapan dalam proses
pemadatan yang menggunakan baby roller terlihat lebih
69
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

penanganan perbaikan kerusakan pada ruas jalan beberapa pekerja yang hanya menggunakan sepatu biasa,
Peterongan – Kedungbetik, ialah: tidak menggunakan sarung tangan, masker, rompi
keselamatan dan helm proyek atau safety helmet .
Tabel 9. Ceklis instrument penanganan perbaikan di Selain penggunaan APD yang kurang maksimal,
lapangan untuk pemeliharaan rutin jalan penggunaan APK seperti pagar pengaman, pembatas area
N Langkah Instrumen Output Ceklis dan papan tanda adanya perbaikan jalan tidak terdapat
o kerja Kegiatan dilapangan saat proses penanganan perbaikan. Pada saat
Sesu Tida dilapangan, APK yang digunakan hanya tiang kerucut
ai k sebagai batas adanya penanganan perbaikan kerusakan.
sesu
ai
KESIMPULAN
1 Survei Menindak Data V
Berdasarkan dari teori dan hasil pengamatan
Lokasi lanjuti kerusakan
laporan perkerasan pelaksanaan dilapangan yang didapatkan penulis maka
mengenai jalan dapat disimpulkan sebagai berikut:
kerusakan Identifikasi jenis kerusakan pada ruas jalan
jalan Peterongan – Kedungbetik diperlukan proses tindak lanjut
Penyedia/ba V yang akan diambil dalam menangani keluhan masyarakat
dan dan mencegah kerusakan yang semakin parah.
berwenang Perhitungan tingkat kerusakan diperlukan untuk
melakukan menentukan penanganan yang tepat sehingga dapat
survei memeberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna
langsung ke jalan.
lapangan
Cara penanganan diperlukan untuk mengetahui
2 Pendataa Melakukan Hasil tingkat V
n jumlah pendataan kerusakan kegiatan yang sebaiknya dapat dilakukan dalam proses
dan jenis jumlah jenis, sehingga pemeliharaan rutin. Dimana proses tersebut dilakukan agar
kerusaka dan ukuran dapat dapat mengurangi kerusakan kembali dalam waktu yang
n jalan kerusakan ditentukan pendek dan tidak dapat memenuhi umur perencanaan
dan penanganan rencana jalan.
perhitungan nya Proses penanganan yang didapatkan penulis saat
tingkat dilapangan adalah berupa kegiatan dalam penambalan
kerusakan kerusakan pada ruas jalan Peterongan – Kedungbetik
3 Penangan Menghitung Penanganan V
Diperlukannya pencermatan dalam perencanaan yang
an dan yang tepat
memperkira untuk matang dalam konstruksi jalan, sehingga dapat memenuhi
kan bahan menangani umur rencana penggunaan jalan dan dapat memeberikan
dan alat kerusakan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.
yang jalan Diperlukannya kajian pengadaan sistem drainase
dibutuhkan apabila jalan tersebut tidak terdapat sistem drainase.
untuk Dimana adanya sistem drainase yang baik dapat
penanganan mengurangi faktor dari kerusakan perkerasan jalan
kerusakan
jalan
DAFTAR PUSTAKA
Para pekerja Kerusakan V
diterjunkan jalan cepat Ariyanto.,dkk. (2021). “Analisis Kerusakan Jalan
ke lokasi teratasi Menggunakan Metode Bina Marga 1990”.Jurnal
lapangan sehingga DISPOTEK Vol.12 No. 1
dengan tidak Binamarga.pu.go.id. (2018). “Pentingnya Drainase Cegah
membawa menimbulka Kerusakan Jalan”. Diakses pada 17 Mei 2022, dari
alat dan n kerusakan https://binamarga.pu.go.id/balai-jatim-
bahan yang lebih bali/index.php?/berita/detail/pentingnya-drainase-
kerusakan parah cegah-kerusakan-jalan
Para pekerja Keamanan V
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). “Manual
menggunaka keselamatan
n APD dan dan Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”, Departemen
APK yang kesehatan Pekerjaan Umum, Jakarta
sesuai pekerja Direktorat Jendral Bina Marga. (1990). Tata Cara
dengan SOP Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota No.
Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan 018/T/BNKT/1990
Direktorat Jendral Bina Marga. (2017). “Panduan
Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut, instrumen Pemilihan Teknologi Pemeliharaan Preventif
penanganan terdapat hal yang sangat penting bagi para Perkerasan Jalan” No. 07/SE/Db/2017.
pekerja, yakni dalam hal penggunaan APD dan APK yang
tidak diterapkan secara maksimal. Sehingga terdapat

70
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022

Kurrahman, Taufik. (2021). “Analisa Kerusakan Jalan


Berdasarkan Metode Bina Marga”.Jurnal Ilmu
Teknik. Vol. 17 No 1
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. “Sistem Manajemen
K3 Konstruksi Bidang”. Nomor: 09/PRT/M/2008
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. “Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan”. Nomor
:14/PRT/M/2011.
Pratiwi,Evitriana Dessy. (2021). “Penanganan Kerusakan
Jalan Kabupaten Menggunakan Metode Bina Marga
Pada Jalan Sepaku – Perigi Kabupaten Lamandau”.
Jurnal Spektrum Sipil Vol. 8 , No.2:97
Setiawan,Dian.,dkk. (2021). “Penentuan Metode
Pemeliharaan dan Penanganan Lapis Permukaan
Lentur Jalan Menggunakan Metode Pavement
Condition Index (PCI)”. Jurnal Ilmiah Indonesia.
Vol.6, No.1
Widayanti, A., Wibisono, R.E. and Sari, C.K., (2020).
“Tipe Kerusakan Jalan Provinsi dan Penentuan Skala
Prioritas Penanganan di Kabupaten Lamongan”.
Publikasi Riset Orientasi Teknik Sipil (Proteksi),
2(2), pp.73-83.

71
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535

You might also like