Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Peterongan - Kedungbetik Road section is one of the alternative routes from Mojokerto to Jombang. On the Peterongan -
Kedungbetik Road Section, there are several types of damage. Road damage is a condition where the structural and functional
on the road is no longer able to provide optimal service to traffic that crosses the road. As much as the need for appropriate
action in dealing with damage that occurs to the Peterongan - Kedungbetik Road Section to be able to achieve the life of the
road plan and comfort and safety for road users. The purpose of this observation is to identify the type of damage, to find out
the extent of damage that occurs, to know the appropriate handling method in handling damage, and to find out the handling
process carried out by the Jombang Regency Public Works and Spatial Planning Office. The method used in this observation
is the method of direct observation in the field and and data collection through observation, literature and documentation so
that it can analyze the damage data on the Peterongan - Kedungbetik Road Section. The results of this observation analysis
are the type of damage that occurred, the calculation of the level of damage, how to handle the damage, the work instruments
that can be carried out for handling damage, the process in the field when handling damage and an assessment of the process
carried out in accordance with the provisions governing road maintenance. With the results of the analysis, it can be
concluded that the types of damage that occur are longitudinal cracks, holes and grain release. So that a follow-up process is
needed so that the damage does not get worse with proper handling so as to provide comfort and safety for road users
Abstrak
Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik adalah salah satu jalur alternatif dari arah Mojokerto menuju Jombang. Pada Ruas
Jalan Peterongan – Kedungbetik terdapat beberapa jenis kerusakan. Kerusakan jalan merupakan suatu kondisi dimana
struktural dan fungsional pada jalan sudah tidak mampu untuk memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang
melintasi jalan tersebut. Sehiggga diperlukannya tindakan yang tepat dalam menangani kerusakan yang terjadi pada Ruas
Jalan Peterongan – Kedungbetik untuk dapat tercapainya umur rencana jalan dan kenyamanan maupun keamanan bagi
pengguna jalan. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kerusakan, untuk mengetahui tingkat kerusakan
yang terjadi, untuk mengetahui cara penanganan yang tepat dalam penanganan kerusakan, dan untuk mengetahui proses
penanganan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jombang. Metode yang digunakan
dalam pengamatan ini ialah metode pengamatan langsung dilapangan dan pengumpulan data melalui observasi, literatur dan
dokumentasi sehingga dapat melakukan analisis data kerusakan pada Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik. Hasil Analisa
pengamatan ini adalah jenis kerusakan yang terjadi, perhitungan tingkat kerusakan, cara penanganan kerusakan, instrument
pekerjaan yang dapat dilakukan untuk penanganan kerusakan, proses dilapangan saat penanganan kerusakan dan penilaian
terhadap proses yang dilakukan sesuai ketentuan yang mengatur tentang pemeliharaan jalan. Dengan adanya hasil analisa
tersebut didapatkan kesimpulan bahwa jenis kerusakan yang terjadi adalah retak memanjang, berlubang dan pelepasan butir.
Sehingga dibutuhkan proses tindak lanjut agar kerusakan tersebut tidak semakin parah dengan cara penanganan yang tepat
sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan
Kata Kunci: Kerusakan; Pemeliharaan Jalan; Tingkat Kerusakan; Jalan; Kabupaten Jombang.
lalu lintas, Tim URC bidang bina marga melakukan spesifik tentang bagaimana pengaturan memperoleh data.
pemeliharaan rutin jalan. Menurut Permen PU Nomor Selanjutnya pengumpulan data dengan beberapa metode
13/PRT/M/2011, Pemeliharaan rutin jalan ialah kegiatan Metode pengumpulan yang digunakan yaitu,
merawat serta memperbaiki kerusakan – kerusakan yang metode observasi lapangan, metode literatur dan metode
terjadi pada ruas – ruas jalan dengan kondisi pelayanan dokumentasi. Metode observasi lapangan adalah suatu cara
mantap. Kegiatan tersebut dapat berupa pencegahan dan pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
perawatan, sehingga dapat mempertahankan kondisi jalan pendatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti.
dapat melayani lalu lintas yang optimal dengan umur Dengan metode tersebut didapatkan kondisi jalan secara
encana yang ditetapkan. Pemeliharaan rutin jalan yang langsung. Metode Literatur adalah suatu cara
dapat dilakukan ialah dengan melakukan penambalan pengumpuulan data dengan mengambil data dari pustaka,
aspal. Dengan adanya tindakan cepat oleh pihak URC membaca, mencatat, dan mengolah bahan pengamatan.
mengenai penanganan pemiliharaan rutin jalan, maka Selain itu dapat mencari referensi yang berupa artikel
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ilmiah, jurnal maupun media cetak lainnya yang memiliki
mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), topik yang sama dengan permasalahan yang dibahas.
dimana merupakan program yang dibuat sebagai upaya Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit dengan melihat dan menganalisis dokumen – dokumen
akibat dari suatu pekerjaan. Bahaya dan resiko terjadinya yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain, sehingga
kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi pada setiap didapatkan gambaran atau sudut pandang lain. Selanjutnya
pekerjaan. Besarnya resiko tersebut tergantung dengan pada prosedur pengambilan data.
jenis pekerjaan serta upaya pengendalian resiko yang Prosedur pengambilan data dilakukan beberapa
dilakukan. Resiko terjadinya kecelakaan tersebut, dapat tahap, yaitu dengan persiapan, persiapan dilakukan untuk
memungkinkan kejadian berbahaya bahkan cedera dan mempermudah suatu proses pengambilan data dengan
gangguan terhadap kesehatan bagi para pekerja. mencari informasi terkait objek yang sudah ditentukan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Selanjutnya pengumpulan data.
Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Sistem Manajemen K3 Pengumpulan data dilakukan untuk memberikan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, diperlukannya suatu informasi penunjang dalam pengamatan mengenai
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur tersebut
dapat meliputi tentang struktur organisasi, perencanaan, dengan dilakukannya dokumentasi pada ruas jalan.
tanggung jawab, pelaksanaa, prosedur, proses dan sumber Selanjutnya analisis data.
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan dan menganalisis tingkat kerusakan dari data yang
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat didapatkan di lapangan yang terjadi, sehingga dapat
kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. memberikan solusi berupa pemeliharaan atau metode
Masalah dalam pengamatan perkerasan lentur perbaikan yang sesuai terhadap kerusakan yang terjadi.
Ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik ini ialah cara
penanganan pemeliharaan jalan yang dilakukan oleh pihak Bagan Alir
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Jombang yang dibantu oleh Tim URC sebagai pihak Identifikasi masalah:
pelaksana penanganan pemeliharaan jalan tersebut. Banyaknya macam kerusakan yang terjadi pada
Sehingga menghasilkan rumusan masalah bagaimana cara permukaan perkerasan, kurangnya tingkat
identifikasi jenis kerusakan jalan, bagaimana cara pemeliharaan dan perkembangan jalan secara cepat
menentukan tingkat kerusakan, bagaimana cara
penanganan pemeliharaan jalan serta proses pelaksanaan
penanganan kerusakan jalan. Hipotesa:
Tujuan pengamatan ini adalah untuk Tingginya tingkat kerusakan jalan pada
mengidentifikasi jenis kerusakan jalan, untuk mengetahui ruas Jalan Peterongan – Kedungbetik,
tingkat kerusakan jalan yang terjadi, untuk menentukan banyaknya kendaraan bertonase tinggi
penanganan kerusakan secara tepat dan untuk mengetahui melintas
proses penanganan pemeliharaan rutin yang dilaksanakan
oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pengumpulan data
Kabupaten Jombang.
METODE
Sebelum melakukan suatu pengamatan yang Data Primer:
dilakukan, sebelumnya adalah menentukan lokasi 1. Jenis dan tingkat kerusakan pada
pengamatan sehingga dapat difokuskan mengenai jenis dan permukaan jalan
tingkat kerusakan yang terjadi pada Ruas Jalan Peterongan 2. Data LHR
– Kedungbetik dengan melakukan pendekatan secara 3. Peta Lokasi
kualitatif sehingga didapatkan proses yang rinci dan
Analisis Data
62
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
UP = 7
Tabel 2. Penentuan kondisi perkerasan Dengan urutan prioritas 7, maka berdasarkan
berdasarkan jenis kerusakan pada tabel 3, nilai tersebut termasuk kedalam golongan
1. Retak – retak 2. Alur urutan prioritas >7 dengan program pemeliharaan rutin.
(cracking Perhitungan tersebut dilakukan penulis setelah
Tipe Angka Kedalaman Angka mengikuti survei kerusakan langsung di lapangan sehingga
Buaya 5 >20 mm 7 penulis dapat memberikan saran atau validasi kepada
Acak 4 11 – 20 mm 5 penyelenggara mengenai penanganan yang tepat untuk
Melintang 3 6 – 10 mm 3 menangani kerusakan jalan tersebut yang dilaksanakan
Memanjang 1 0 – 5 mm 1 pada 17 Maret 2022.
Tidak ada 1 Tidak ada 0
Lebar Angka 3. Tambalan dan lubang Cara Penanganan Pemeliharaan Rutin
Penanganan pemeliharaan rutin dilaksanakan
>2 mm 3 Luas Angka guna untuk mengatasi keluhan masyrakat tentang
1 -2 mm 2 >30% 3 kerusakan yang terjadi. Untuk cara penanganan
<1 mm 1 20 - 30 % 2
pemeliharaan rutin yang tepat dapat mengacu ketentuan
Tidak ada 0 10 – 20% 1
dan acuan yang berlaku, sehingga proses dalam
Luas Angka <10% 0
penanganan tersebut berjalan sebaik mungkin dalam
kerusakan
>30% 3 4. Kekasaran permukaan
menangani kerusakan yang terjadi. Cara penanganan
tersebut dapat diambil oleh pihak penyelenggara
10% - 30% 2 Jenis Angka pemeliharaan rutin sehingga dapat ditindak lanjuti untuk
<10% 1 Disintegration 4 penanganannya yang akan dilaksanakan di Ruas Jalan
Tidak ada 0 Pelepasan 3 Peterongan – Kedungbetik pada 17 Maret 2022.
butir Berdasarkan Permen PUPR Nomor 13/PRT/M/2011
5. Amblas Rough(kasar) 2 Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan,
Kedalaman Angka Fatty 1 yaitu:
(kegemukan) • Pemeliharaan Rutin, dimana kegiatan tersebut
>5/100 m 4 Close texture 0 dilakukan sepanjang tahun yang meliputi
2 – 5/100 m 2 kegiatan:
Pemeliharaan/ pembersihan bahu jalan,
0 – 2/100 1 Pemeliharaan sistem drainase, pemeliharaan/
m pembersihan rumaja, pemeliharaan pemotongan
Tidak ada 0 tumbuhan/ tanaman liar didalam rumija,
Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga, 1990 pengisian celah/retak permukaan (sealing),
laburan aspal, penambalan lubang, pemeliharaan
Dengan itu didapatkan jenis kerusakan bangunan pelengkap jalan, pemeliharaan
yang terjadi yaitu: retak memanjang, berlubang, perlengkapan jalan, dan grading operation/
pelepasan butir (raveling) reshaping untuk perkerasan jalan tanpa penutup
dan jalan tanpa perkerasan
Tabel 3. Kondisi perkerasan berdasarkan jenis
kerusakan Instrumen Penanganan Kerusakan Jalan dengan
Kerusakan Nilai Pemeliharaan Rutin
Retak memanjang 1 Instrumen penanganan ini bertujuan untuk
Luas kerusakan <10% 1 dilakukannya proses penanganan kerusakan jalan
Tambalan dan Lubang 10 – 20% 1
Tabel 4. Instrumen Pekerjaan
Pelepasan Butir 3
Total 6 No Langkah Instrumen Output
kerja
Sumber: Hasil Analisis 1 Survei Menindak lanjuti Data kerusakan
Lokasi laporan perkerasan jalan
Berdasarkan data kerusakan dengan mengenai
melihat Tabel 2 yang berisikan tentang penetapan kerusakan jalan
nilai kondisi jalan berdasarkan total angka Penyedia/badan
Kerusakan dengan jumlah total kerusakan yang berwenang
melakukan
terjadi di lapangan ialah 18 yang diantaranya
survei langsung
ialah lubang, retak dan pelepasan butir, termasuk ke lapangan
kedalam nilai kondisi jalan 6. 2 Pendataan Melakukan Hasil tingkat
UP = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) jumlah dan pendataan kerusakan
UP = 17 – (4+6) jenis jumlah jenis, dan sehingga dapat
UP = 17 – 10 kerusakan ukuran ditentukan
jalan kerusakan dan penanganannya
64
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
65
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
Gambar 8. Pemberian batu dengan diameter 0,5 – Gambar 12. Proses penggilasan atau pemadatan
1 atau 2 cm aspal hotmix pada kerusakan menggunakan
stamper
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
penulis pada proses penangangan kerusakan Ruas Jalan
Peterongan – Kedungbetik yang dilakukan ialah pekerjaan
tambal jalan. Dimana awal dari proses penangan tersebut
ialah koordinasi dengan pihak lurah terkait, lalu
pengamanan lokasi pengerjaan dengan memasang kerucut
pengaman dan pengawas penyelenggara pemeliharaan
membantu dalam menangani arus lalu lintas dengan
memberikan pertanda untuk mengurangi kecepatan
Gambar 10. Proses perataan aspal hotmix Gambar 13. Pengawas membantu menangani arus lalu
lintas
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan saat
proses penanganan kerusakan jalan dengan material
hotmix dan penggunaan alat baby roller, para pekerja
masih belum mematuhi aturan K3 yang diterapkan.
Dimana K3 yang dapat diterapkan sebagai berikut:
a. Helm proyek atau Safety helmet, yang berguna untuk
melindungi kepala dari benturan benda keras selama
berada di lokasi pekerjaan
b. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindari
terjadinya terpeleset karena licin atau melindungi
kaki dari kejatuhan benda keras serta bahan bahan
Gambar 11. Proses penggilasan atau pemadatan yang berbahaya selama berada di lokasi pekerjaan
aspal hotmix pada kerusakan menggunakan baby c. Kacamata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk
roller melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak
serbuk metal atau serbuk matrial keras lainnya.
d. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu
66
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
lewat. Namun, drainase dibutuhkan badan jalan untuk No Metode Langkah - Ceklis kegiatan
menopang apa yang menjadi tugasnya. Langkah Sesuai Tidak
Dengan tidak diadakannya pemeliharaan pada sistem sesuai
drainase yang sudah ada pada ruas Jalan Peterongan – Melakukan V
Kedungbetik, genangan air bisa saja terjadi sehingga dapat pemadatan
ringan (1 –
menimbulkan kerusakan kembali pada jalan.
2) ton
Selain pentingnya pemeliharaan sistem drainase pada sampai
jalan, pemeliharaan pada rumija dengan juga sangatlah diperoleh
penting. Dimana pemeliharaan pada rumija dapat meliputi permukaan
pembersihan bahu jalan, pemotongan rumput atau tanaman yang rata
liar. Dimana adanya rumput atau tanaman liat yang ada dan
pada bahu jalan dapat memicu terhambatnya aliran air kepadatan
yang ada pada badan jalan sehingga dapat memicu optimum
genangan air. (kepadatan
95%).
• Metode Perbaikan Kerusakan Jalan 2 Metode Menggali V
Penanganan kerusakan jalan pada lapisan lentur penambal material
menggunakan metode perbaikan standar Direktorat Jendral an lubang sampai
Bina Marga 1995. mencapai
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis lapisan
dilapangan, metode dan langkah – langkah tindakan dibawahnya
penanganan pemeliharaan pada ruas jalan Peterongan – Membersihk V
Kedungbetik,kegiatan yang dilakukan ialah: an bagian
yang akan
ditangani
Tabel 7. Ceklis metode dan langkah – langkah yang dengan
digunakan di lapangan untuk pemeliharaan rutin jalan tenaga
No Metode Langkah - Ceklis kegiatan manusia
Langkah Sesuai Tidak Menyemprot V
sesuai kan lapis
1 Metode Memobilisas V resap
perbaikan i peralatan, pengikat
pelapisan pekerja dan prime coat
retakan material ke dengan
lapangan. takaran 0.5l
iter/m2
Membersihk V Menebarkan V
an bagian dan
yang akan memadatkan
ditangani campuran
dengan air aspal beton
compressor, sampai
sehingga diperoleh
permukaan permukaan
jalan bersih yang rata.
dan kering Memadatkan V
Menyemprot V dengan baby
kan tack roller
coat (0,2 (minimum 5
liter/ m 2 di lintasan)
daerah yang 3 Metode Membersihk V
akan di perbaikan an bagian
perbaiki) perataan yang akan
Menebar dan V ditangani
meratakan dengan
campuran tenaga
aspal beton manusia.
pada seluruh Melaburkan V
daerah yang tack coat 0,5
telah diberi 5l iter/m2
tanda.
68
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
No Metode Langkah - Ceklis kegiatan padat daripada saat menggunakan stemper. Karena untuk
Langkah Sesuai Tidak mencapai pemadatan,stemper membutuhkan 5 kali lintasan
sesuai hingga kondisi mantap.
Menaburkan V • Waktu Tanggap Perbaikan yang Berdasarkan
campuran
Indikator Kinerja Jalan
aspal beton
kemudian Berdasarkan Spesifikasi Teknis 2018, waktu tanggap
memadatkan perbaikan ialah waktu yang dibutuhkan dalam proses
nya sampai penanganan kerusakan perkerasan jalan.
diperoleh Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
permukaan dilapangan, untuk waktu tanggap dalam penanganan
yang rata. perbaikan kerusakan pada ruas jalan Peterongan –
Memadatkan V Kedungbetik, ialah:
dengan baby
roller
Tabel 8. Ceklis waktu tanggap perbaikan di lapangan
(minimum 5
lintasan).
untuk pemeliharaan rutin jalan
N Indikator Waktu Ceklis Kegiatan
Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan
o Kinerja Jalan Tanggap Sesuai Tidak
Perbaikan sesuai
Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut, metode
yang dilakukan sudah sangat baik namun belum maksimal 1 Perkerasan
Jalan
dalam pelaksanaan. Dimana dengan menganut acuan dari
a. Lubang: Harus V
dalam proses pembersihan lahan perbaikan standar Tidak boleh ada selesai
Direktorat Jendral Bina Marga 1995, dalam pembersihan lubang dengan diperbaiki
permukaan perkerasan jalan untuk metode perbaikan diameter lebih dalam waktu
pelapisan retakan dilakukan dengan penggunaan air dari 10 cm dan maksismum
compressor, sehingga permukaan perkerasan dalam kedalaman lebih 7 (tujuh)
keadaan bersih dan kering. Jika permukaan tidak dalam dari 4 cm pada hari.
kondisi bersih dan kering dapat memicu penyebab bagian jalan
kerusakan tersebut terjadi kembali dikarenakan b. Retakan: Harus V
Tidak boleh ada selesai
pemeliharaan yang kurang maksimal.
retakan lebih diperbaiki
Pada metode penambalan lubang, penanganan dalam lebar 3 mm dan dalam waktu
pembersihan kerusakan lubang dilakukan hanya dengan atau luas retakan maksimum
pembersihan sisa material yang terkelupas dan lebih besar 5 % 14 (empat
pembersihan genangan air tanpa dilakukkanya sistem setiap 100m belas) hari.
pitching (pengerukan atau penggalian) material sampai panjang lajur
mencapai lapisan bawahnya dan mengganti material (lane) jalan
dengan batu pecah sebagai dasar dan diatasnya diberikan Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan
aspal hotmix, sehingga permukaan perkerasan jalan yang
ditangani dengan penambalan tidak menimbulkan Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut, dalam
ketinggian yang berbeda jauh dengan permukaan penggunaan waktu tanggap perbaikan yang berdasarkan
perkerasan yang masih baik. Dengan ketinggian yang rata, pada indikator kinerja jalan untuk menangani perbaikan
dapat meminimalkan terjadinya selip pada kendaraan yang kerusakan perkerasan pada ruas jalan Peterongan –
dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dan untuk Kedungbetik sangat berjalan lancar. Dengan panjang ruas
mengatasi lubang yang terdapat genangan air yang susah yang diperbaiki sepanjang 150 m dapat terselesaikan 1 hari
dijangkau pembersihannya, dapat menggunakan alat sedot dikarenakan pada saat proses pelaksanaan perbaikan
air sederhana guna untuk menghilangkan genangan air. kerusakan tersebut dalam kondisi cerah. Sehingga tidak
Apabila pada lubang tersebut masih terdapat genangan air, menghambat proses penanganan. Dengan penggunaan
maka pada saat proses perbaikan terjadi kurang maksimal waktu tanggap perbaikan yang cepat, dapat memberikan
dikarenakan air adalah salah satu faktor penyebab kenyamanan bagi pengendara untuk melintasi ruas jalan
kerusakan perkerasan jalan material aspal. jalan tersebut.
(Binamarga.2018) Pada proses penanganan perbaikan kerusakan
Untuk metode perataan, langkah dalam proses tersebut hanya dilakukan pemberian aspal hotmix, baik
penanganan sudah berjalan dengan baik. Pada penggunaan kerusakan berlubang, retak memanjang, dan pelepasan
alat untuk metode ini, pihak dinas dan tim URC pada butir perkerasan jalan. Sehingga dapat meminimalkan
menggunakan baby roller dan stemper. Penggunaan waktu proses penanganan.
stamper digunakan untuk mempercepat proses • Instrumen Pekerjaan
penanganan, sehingga tidak terlalu lama mengganggu arus Instrumen penanganan ini bertujuan untuk pendataan
lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan. Namun dilakukannya proses penanganan kerusakan jalan
dengan perbedaan penggunaan alat tersebut, terdapat Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
perbedaan kualitas penggilasan atau pemadatan. Untuk dilapangan, untuk rincian tahapan dalam proses
pemadatan yang menggunakan baby roller terlihat lebih
69
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
penanganan perbaikan kerusakan pada ruas jalan beberapa pekerja yang hanya menggunakan sepatu biasa,
Peterongan – Kedungbetik, ialah: tidak menggunakan sarung tangan, masker, rompi
keselamatan dan helm proyek atau safety helmet .
Tabel 9. Ceklis instrument penanganan perbaikan di Selain penggunaan APD yang kurang maksimal,
lapangan untuk pemeliharaan rutin jalan penggunaan APK seperti pagar pengaman, pembatas area
N Langkah Instrumen Output Ceklis dan papan tanda adanya perbaikan jalan tidak terdapat
o kerja Kegiatan dilapangan saat proses penanganan perbaikan. Pada saat
Sesu Tida dilapangan, APK yang digunakan hanya tiang kerucut
ai k sebagai batas adanya penanganan perbaikan kerusakan.
sesu
ai
KESIMPULAN
1 Survei Menindak Data V
Berdasarkan dari teori dan hasil pengamatan
Lokasi lanjuti kerusakan
laporan perkerasan pelaksanaan dilapangan yang didapatkan penulis maka
mengenai jalan dapat disimpulkan sebagai berikut:
kerusakan Identifikasi jenis kerusakan pada ruas jalan
jalan Peterongan – Kedungbetik diperlukan proses tindak lanjut
Penyedia/ba V yang akan diambil dalam menangani keluhan masyarakat
dan dan mencegah kerusakan yang semakin parah.
berwenang Perhitungan tingkat kerusakan diperlukan untuk
melakukan menentukan penanganan yang tepat sehingga dapat
survei memeberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna
langsung ke jalan.
lapangan
Cara penanganan diperlukan untuk mengetahui
2 Pendataa Melakukan Hasil tingkat V
n jumlah pendataan kerusakan kegiatan yang sebaiknya dapat dilakukan dalam proses
dan jenis jumlah jenis, sehingga pemeliharaan rutin. Dimana proses tersebut dilakukan agar
kerusaka dan ukuran dapat dapat mengurangi kerusakan kembali dalam waktu yang
n jalan kerusakan ditentukan pendek dan tidak dapat memenuhi umur perencanaan
dan penanganan rencana jalan.
perhitungan nya Proses penanganan yang didapatkan penulis saat
tingkat dilapangan adalah berupa kegiatan dalam penambalan
kerusakan kerusakan pada ruas jalan Peterongan – Kedungbetik
3 Penangan Menghitung Penanganan V
Diperlukannya pencermatan dalam perencanaan yang
an dan yang tepat
memperkira untuk matang dalam konstruksi jalan, sehingga dapat memenuhi
kan bahan menangani umur rencana penggunaan jalan dan dapat memeberikan
dan alat kerusakan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.
yang jalan Diperlukannya kajian pengadaan sistem drainase
dibutuhkan apabila jalan tersebut tidak terdapat sistem drainase.
untuk Dimana adanya sistem drainase yang baik dapat
penanganan mengurangi faktor dari kerusakan perkerasan jalan
kerusakan
jalan
DAFTAR PUSTAKA
Para pekerja Kerusakan V
diterjunkan jalan cepat Ariyanto.,dkk. (2021). “Analisis Kerusakan Jalan
ke lokasi teratasi Menggunakan Metode Bina Marga 1990”.Jurnal
lapangan sehingga DISPOTEK Vol.12 No. 1
dengan tidak Binamarga.pu.go.id. (2018). “Pentingnya Drainase Cegah
membawa menimbulka Kerusakan Jalan”. Diakses pada 17 Mei 2022, dari
alat dan n kerusakan https://binamarga.pu.go.id/balai-jatim-
bahan yang lebih bali/index.php?/berita/detail/pentingnya-drainase-
kerusakan parah cegah-kerusakan-jalan
Para pekerja Keamanan V
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). “Manual
menggunaka keselamatan
n APD dan dan Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”, Departemen
APK yang kesehatan Pekerjaan Umum, Jakarta
sesuai pekerja Direktorat Jendral Bina Marga. (1990). Tata Cara
dengan SOP Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota No.
Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan 018/T/BNKT/1990
Direktorat Jendral Bina Marga. (2017). “Panduan
Berdasarkan dari ceklis kegiatan tersebut, instrumen Pemilihan Teknologi Pemeliharaan Preventif
penanganan terdapat hal yang sangat penting bagi para Perkerasan Jalan” No. 07/SE/Db/2017.
pekerja, yakni dalam hal penggunaan APD dan APK yang
tidak diterapkan secara maksimal. Sehingga terdapat
70
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil ISSN 2615-7195 (E)
Volume 05, Nomor 02, September 2022
71
DOI: https://doi.org/10.25139/jprs.v5i2.4535