Professional Documents
Culture Documents
p-ISSN 2088-9321
e-ISSN 2502-5295
Volume 11 No. 1, Mei 2022
Jl. Kapten Suparman 39 Potrobangsan, Magelang Utara, Magelang, Jawa Tengah 56116
*)email: evi.puspitasari@untidar.ac.id
Abstract: The Jepara-Bangsri road section is a provincial road or collector road that connects Jepara Regency with
Pati Regency. This road has a fairly high Average Daily Traffic load (ADT). This review was conducted to examine
the degree of road damage using the Road Condition Index (RCI) method and look for factors causing road damage
to flexible pavement structures, as well as suggestions for handling that can be done. The method is utilized in this
review is a quantitative descriptive method by conducting research in the field and in the laboratory, which is then
compared with the Job Mix Formula (JMF) to obtain handling recommendations. Statistical analysis show that the
common price of the level of road damage using the RCI method is 4.90, with 7 types of road damage, hair cracks,
alligator cracks, patching, potholes, weathering and raveling, shoving, and corrugation. It is found that the factors
causing damage to the pavement structure of the Jepara-Bangsri road with an average stability value of 834.57 kg
which is below the specification value JMF of 1032 kg, the value of flow of 2.64 mm which is below the JMF value of
2.93 mm, the value of marshall quotient 381.13 kg/mm which is above the JMF specification value of marshall of
351.82 kg/mm, the average asphalt content value is 7.09% which is greater than the JMF specification value. asphalt
5.51%, and the average California Bearing Ratio (CBR) in the field is 5.98%, which is smaller than the subgrade CBR
specification of 6.00%. Therefore, the proposed handling of road damage can be carried out through routine
maintenance, periodic maintenance, and road improvement.
Keywords: Asphalt Content, Road Damage, Maintenance, Road Condition Index (RCI).
Abstrak: Ruas Jalan Jepara-Bangsri merupakan jalan provinsi atau jalan kolektor yang menghubungkan Kabupaten
Jepara dengan Kabupaten Pati. Jalan ini memiliki beban Lalu lintas Harian Rara-rata (LHR) yang cukup tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa tingkat kerusakan jalan menggunakan metode Road Condition Index (RCI)
dan mencari faktor penyebab kerusakan jalan pada struktur perkerasan lentur, serta usulan penanganan yang dapat
dilakukan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode diskriptif kuantitatif dengan melakukan
penelitian di lapangan dan di laboratorium, yang selanjutnya dibandingkan dengan Job Mix Formula (JMF) untuk
didapatkan saran penanganan. Dari hasil analisis data, didapatkan nilai tingkat kerusakan jalan menggunakan metode
RCI rata-rata sebesar 5,50, dengan 7 macam kerusakan jalan, diantaranya kerusakan retak halus, retak kulit buaya,
tambalan, lubang, pelapukan dan butiran lepas, sungkur, dan bergelombang. Faktor penyebab kerusakan pada struktur
perkerasan jalan Jepara-Bangsri dengan nilai rata-rata stabilitas sebesar 834,57 kg yang berada dibawah nilai
spesifikasi JMF sebesar 1032 kg, nilai flow sebesar 2,64 mm yang berada di bawah nilai JMF sebesar 2,93 mm, nilai
marshall quotient sebesar 381,13 kg/mm yang berada di atas nilai spesifikasi JMF marshall 351,82 kg/mm, nilai rata-
rata kadar aspal sebesar 7,09 % yang lebih besar daripada nilai spesifikasi JMF kadar aspal 5,51 %, dan rata -rata
California Bearing Ratio (CBR) lapangan sebesar 5,98 % yang lebih kecil daripada spesifikasi CBR tanah dasar
sebesar 6,00 %. Penanganan kerusakan jalan yang disarankan berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan
peningkatan jalan.
Kata kunci: Kadar Aspal, Kerusakan Jalan, Pemeliharaan, Road Condition Index (RCI).
55
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala
Lapis Antara (AC-BC) dan hasil Uji Marshall PUPR pada [13]. Pada pelaksanaan survei tingkat
Jalan Jepara-Bangsri yang didapatkan dari Dinas kerusakan jalan ini menggunakan cara visual
Bina Marga Provinsi Jawa Tengah. Dan data dikarenakan tidak adanya kendaraan dan alat
primer berupa data yang didapatkan dari survei yang memadai. Survei secara visual
penelitian di lapangan dan di laboratorium. merupakan pengamatan yang dilakukan pada
jalan yang mengalami kerusakan dan berdasarkan
Tahapan Penelitian kerusakan dan kondisi jalan tersebut sehingga
Tahapan yang akan dilakukan pada didapatkan nilai RCI. Survei dilaksanakan pada
penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 1. ruas jalan di titik yang sudah ditentukan
menggunakan bantuan kendaraan. Survei
dilakukan oleh tiga orang surveyor. Tiga orang
surveyor dalam satu kendaraan yang masing-
masing surveyor melakukan pengamatan secara
visual terhadap kondisi jalan, selanjutnya nilai
RCI ditentukan. Panjang pengamatan dilakukan
sesuai dengan patok jalan yang sudah tersedia
atau sesuai dengan patok sendiri.
menangani kerusakan jalan di ruas jalan Jepara- Tabel 1 Hasil survei kerusakan jalan
Bangsri. menggunakan metode RCI pada ruas jalan Jepara-
Bangsri
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Patok RCI Kondisi Permukaan Jalan
STA Rata- Secara Visual
Analisis Tingkat Kerusakan Jalan
Rata
Data kondisi dan jenis kerusakan jalan 0+000 5 Cukup, sedikit sekali atau
didapatkan dari survei kerusakan jalan pada ruas tidak ada lubang tetapi
jalan Jepara-Bangsri. Panjang ruas jalan total permukaan jalan tidak rata
yang di survei adalah 3 km, yaitu Sta. 0+000 yang 0+020 4,7 Jelek, kadang-kadang ada
berada pada sebelum SPBU Sekuro tepatnya lubang, permukaan jalan
pada KM. 81,8 hingga Sta. 3+000 yang berada tidak rata
pada pasar Krasak Bangsri. Kondisi dan jenis 0+120 5 Cukup, sedikit sekali atau
kerusakan jalan pada ruas jalan Jepara-Bangsri tidak ada lubang tetapi
dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. permukaan jalan tidak rata
0+300 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
0+480 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
0+660 4,3 Jelek, kadang-kadang ada
lubang, permukaan jalan
Gambar 2 Retak kulit buaya (kiri) dan lubang tidak rata
(kanan) pada jalan Jepara-Bangsri 0+760 3,3 Rusak, bergelombang,
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2021 banyak lubang
0+950 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
1+140 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
1+330 3,3 Rusak, bergelombang,
banyak lubang
Gambar 3 Pelapukan dan butiran lepas (kiri) dan 1+430 3 Rusak, bergelombang,
sungkur (kanan) pada jalan Jepara-Bangsri banyak lubang
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2021 1+530 3,7 Rusak, bergelombang,
banyak lubang
Dari hasil survei di atas dapat diketahui 1+680 7 Baik
kondisi dan jenis kerusakan jalan pada ruas jalan 1+830 7 Baik
Jepara-Bangsri, adapun jenisnya meliputi retak 1+970 5,7 Cukup, sedikit sekali atau
halus, retak kulit buaya, tambalan, lubang, tidak ada lubang tetapi
pelapukan dan butiran lepas, sungkur, dan permukaan jalan tidak rata
bergelombang. 2+070 6 Cukup, sedikit sekali atau
Sedangkan untuk survei tingkat kerusakan tidak ada lubang tetapi
jalan pada ruas jalan Jepara-Bangsri permukaan jalan tidak rata
menggunakan metode Road Condition Index 2+240 7 Baik
(RCI). Survei ini dilakukan pada beberapa titik 2+410 7 Baik
2+580 7 Baik
yang berada di dalam setiap segmen. Hasil survei
2+750 7 Baik
didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada
2+850 6,7 Baik
Tabel 1. 3+000 5,5 Cukup, sedikit sekali atau
Maka, didapatkan nilai rata-rata dari nilai tidak ada lubang tetapi
RCI sepanjang lokasi penelitian didapatkan permukaan jalan tidak rata
tingkat kerusakan jalan pada nilai 5,5 yang Sumber: Data penelitian, 2021
menunjukkan bahwa kondisi jalan cukup, sedikit
sekali atau tidak ada lubang tetapi permukaan
jalan tidak rata.
58
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No.1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala
Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Jalan ekstraksi didapatkan kadar aspal berlebih. Hal ini
Analisis data faktor penyebab kerusakan disebabkan oleh lapisan AC-BC sebagai lapis
struktur perkerasan jalan ditinjau dari beberapa antara, dimana lapisan AC-WC yang telah
data, sebagai berikut. mengalami pengausan sehingga aspal menempel
pada lapisan AC-BC. Hal ini juga disebabkan
1. Marshall oleh lapisan AC-BC yang telah menyatu dengan
Hasil pengujian marshall pada sampel aspal lapisan sebelumnya karena peningkatan repitisi
yang didapatkan dari penelitian lapangan beban yang besar selama kurun waktu 10 tahun.
didapatkan nilai Marshall Quotient rata-rata Dua hal tersebut sama dengan hasil penelitian
adalah 381,13 kg/mm. Hasil tersebut yang telah diteliti yaitu mengalami peningkatan
menunjukkan nilai hasil pengujian marshall nilai kadar aspal dari nilai spesefikasi JMF
berada di atas nilai Marshall Quotient JMF sebelumnya. Disamping juga kemungkinan
sebesar 351,82 kg/mm. Perbandingan antara nilai kekurangtelitian sumber daya manusia pada saat
hasil pengujian marshall dengan data sekunder pelaksaan berlangsung.
nilai marshall dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai
berikut. Tabel 3 Perbandingan antara kadar aspal data
primer dan data sekunder
Tabel 2 Perbandingan data primer dan data Kadar Aspal (%)
sekunder hasil uji marshall Hasil Spesifikasi Spek. Bina
Hasil Spesifik Spesifikas Penelitian JMF Marga
Penelitian asi JMF i Bina 7,096 5,51 4,3-7,7
Rata-Rata Marga Sumber: Data penelitian, 2021
Stabilitas 834,57 1032 Min. 800
Marshall Analisis Saringan
(kg) Hasil pengujian analisis saringan didapatkan
Flow 2,64 2,93 2-4 rata-rata presentase berat agregat yang lolos
(mm) saringan No. 1 ½”, No. 1”, No. ¾”, No. 3/8”, No.
Marshall 381,13 351,82 - 4, No. 8, No. 30, No. 50, No. 100, No. 200 lebih
Quotient besar daripada presentase berat agregat yang
Sumber: Data penelitian, 2021 lolos saringan pada spesifikasi JMF.
Perbandingan rata-rata presentase berat agregat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh yang lolos saringan hasil penelitian dengan data
[14], mengenai kerusakan dini pada lapisan sekunder dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar
perkerasan. Nilai Marshall Quotient berada pada 4.
angka diatas spesifikasi sehingga mempengaruhi Secara keseluruhan rata-rata dari semua
campuran aspal pada perkerasan jalan yang tidak stasiun, degradasi tertinggi terjadi pada saringan
melekat dengan baik sehingga dapat mengalami No. 30. Berdasarkan penelitian evaluasi
kerusakan retak-retak hingga lepasnya butiran kerusakan jalan pada ruas jalan Parangtritis DIY
aspal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang yang dilakukan oleh [16], hasil penelitian yang
telah dilakukan yaitu nilai Marshall Quotient didapatkan analisis saringan degradasi tertinggi
lebih tinggi daripada nilai JMF. pada saringan 3/8”. Kemungkinan terjadinya
degradasi disebabkan oleh adanya proses
2. Kadar Aspal pengausan agregat selama masa pelayanan jalan.
Hasil Pengujian kadar aspal pada sampel Degradasi pada agregat ini juga dapat disebabkan
aspal yang didapatkan dari penelitian lapangan selama proses pelaksanaan perkerasan jalan,
rata-rata sebesar 7,096 %. Hasil pengujian kadar hingga pengaruh kelembaban, dan perubahan
aspal menunjukkan hasil yang lebih tinggi suhu. Hal ini sama dengan penelitian yang telah
dibandingkan dengan nilai kadar aspal pada dilakukan yaitu analisis saringan mengalami
spesifikasi JMF yaitu sebesar 5,51%. Adapun degradasi tertinggi pada saringan No. 30.
perbandingan antara hasil penelitian kadar aspal
dengan kadar aspal dalam spesifikasi JMF dapat
dilihat pada Tabel 3.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh [15],
dalam penelitiannya tentang evaluasi tingkat
kerusakan jalan perkerasan lentur pada pengujian
59
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala
Tabel 4 Rekapitulasi perbandingan gradasi data jalan yaitu dapat terjadi penurunan jalan hingga
primer dan data sekunder kerusakan jalan berupa retak-retak dipermukaan
Ukuran Rata- Spesifik Spesifikasi Bina dan kehilangan bentuk permukaan jalan. Hal ini
Saringa rata % asi Marga (% lolos sama dengan penelitian yang telah dilakukan
n berat JMF saringan)
yaitu CBR tanah dasar didapatkan nilai rata-rata
agregat (% Minim Maksim
yang lolos um um CBR < 6%.
lolos saringa
n) Tabel 5 Perbandingan CBR data primer dengan
No. 1 100 100 100 100 data sekunder
1/2" Spesifikasi JMF
No. 1" 100,00 100 100 100 CBR Rata-Rata CBR Tanah Dasar
No. 91,99 93,5 90 100 Penelitian (%) (%)
3/4" 5,976 6
No. 76,68 70,8 66 82 Sumber: Data penelitian, 2021
3/8"
No. 4 64,42 53,1 46 64 Dari penjelasan di atas, maka dapat
No. 8 45,34 35,6 30 49 disimpulkan bahwa faktor penyebab kerusakan
No. 30 23,87 16,1 12 28 struktur perkerasan jalan pada ruas jalan Jepara-
No. 50 15,97 10,4 7 20 Bangsri adalah nilai stabilitas dan nilai flow di
No. 100 10,28 8,1 5 13 bawah spesifikasi JMF, nilai marshall quotient
No. 200 5,62 5,4 4 8 yang berada di atas spesifikasi JMF, nilai kadar
pan 0 0 0 0 aspal berlebihan, dan nilai CBR tanah dasar <
Sumber: Data penelitian, 2021 6%. Berikut ini merupakan pembahasan
kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan Jepara-
Bangsri KM. 81,8-84,8 adalah sebagai berikut.
1. Retak Halus
Kerusakan retak halus yang terjadi pada
ruas jalan tersebut umumnya terletak dibagian
tengah dan pinggir ruas jalan tersebut.
Berdasarkan Manual Pemeliharaan Jalan
No.03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh [18],
penyebab kerusakan retak halus adalah bahan
material yang kurang baik, pelapukan
permukaan, dan tanah dasar yang kurang stabil.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
Gambar 4 Grafik perbandingan gradasi data dilakukan yaitu nilai stabilitas dan nilai CBR
primer dan data sekunder tanah dasar yang lebih rendah dari nilai yang
Sumber: Data penelitian, 2021
disyaratkan.
60
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No.1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala
61
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala
64