You are on page 1of 10

Jurnal Teknik Sipil

p-ISSN 2088-9321
e-ISSN 2502-5295
Volume 11 No. 1, Mei 2022

ANALISIS PENYEBAB KERUSAKAN JALAN TERHADAP


STRUKTUR PERKERASAN LENTUR SERTA
PENANGANANNYA PADA RUAS JALAN JEPARA-BANGSRI

Dina Amalia Fatma 1 , Evi Puspitasari 2 , Fajar Susilowati 3*


1,2,3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar

Jl. Kapten Suparman 39 Potrobangsan, Magelang Utara, Magelang, Jawa Tengah 56116

*)email: evi.puspitasari@untidar.ac.id

Diterima : 18 November 2021 Disetujui : 11 Mei 2022


Direvisi : 29 Maret 2022 Diterbitkan : 31 Mei 2022

Abstract: The Jepara-Bangsri road section is a provincial road or collector road that connects Jepara Regency with
Pati Regency. This road has a fairly high Average Daily Traffic load (ADT). This review was conducted to examine
the degree of road damage using the Road Condition Index (RCI) method and look for factors causing road damage
to flexible pavement structures, as well as suggestions for handling that can be done. The method is utilized in this
review is a quantitative descriptive method by conducting research in the field and in the laboratory, which is then
compared with the Job Mix Formula (JMF) to obtain handling recommendations. Statistical analysis show that the
common price of the level of road damage using the RCI method is 4.90, with 7 types of road damage, hair cracks,
alligator cracks, patching, potholes, weathering and raveling, shoving, and corrugation. It is found that the factors
causing damage to the pavement structure of the Jepara-Bangsri road with an average stability value of 834.57 kg
which is below the specification value JMF of 1032 kg, the value of flow of 2.64 mm which is below the JMF value of
2.93 mm, the value of marshall quotient 381.13 kg/mm which is above the JMF specification value of marshall of
351.82 kg/mm, the average asphalt content value is 7.09% which is greater than the JMF specification value. asphalt
5.51%, and the average California Bearing Ratio (CBR) in the field is 5.98%, which is smaller than the subgrade CBR
specification of 6.00%. Therefore, the proposed handling of road damage can be carried out through routine
maintenance, periodic maintenance, and road improvement.

Keywords: Asphalt Content, Road Damage, Maintenance, Road Condition Index (RCI).

Abstrak: Ruas Jalan Jepara-Bangsri merupakan jalan provinsi atau jalan kolektor yang menghubungkan Kabupaten
Jepara dengan Kabupaten Pati. Jalan ini memiliki beban Lalu lintas Harian Rara-rata (LHR) yang cukup tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa tingkat kerusakan jalan menggunakan metode Road Condition Index (RCI)
dan mencari faktor penyebab kerusakan jalan pada struktur perkerasan lentur, serta usulan penanganan yang dapat
dilakukan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode diskriptif kuantitatif dengan melakukan
penelitian di lapangan dan di laboratorium, yang selanjutnya dibandingkan dengan Job Mix Formula (JMF) untuk
didapatkan saran penanganan. Dari hasil analisis data, didapatkan nilai tingkat kerusakan jalan menggunakan metode
RCI rata-rata sebesar 5,50, dengan 7 macam kerusakan jalan, diantaranya kerusakan retak halus, retak kulit buaya,
tambalan, lubang, pelapukan dan butiran lepas, sungkur, dan bergelombang. Faktor penyebab kerusakan pada struktur
perkerasan jalan Jepara-Bangsri dengan nilai rata-rata stabilitas sebesar 834,57 kg yang berada dibawah nilai
spesifikasi JMF sebesar 1032 kg, nilai flow sebesar 2,64 mm yang berada di bawah nilai JMF sebesar 2,93 mm, nilai
marshall quotient sebesar 381,13 kg/mm yang berada di atas nilai spesifikasi JMF marshall 351,82 kg/mm, nilai rata-
rata kadar aspal sebesar 7,09 % yang lebih besar daripada nilai spesifikasi JMF kadar aspal 5,51 %, dan rata -rata
California Bearing Ratio (CBR) lapangan sebesar 5,98 % yang lebih kecil daripada spesifikasi CBR tanah dasar
sebesar 6,00 %. Penanganan kerusakan jalan yang disarankan berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan
peningkatan jalan.

Kata kunci: Kadar Aspal, Kerusakan Jalan, Pemeliharaan, Road Condition Index (RCI).
55
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

1. PENDAHULUAN Bangsri terdapat kerusakan jalan dengan lubang


Riset dari Kementrian Pekerjaan Umum dan yang dapat membahayakan pengguna jalan
Perumahan Rakyat mengenai kondisi jalan dan meskipun telah dilakukan beberapa kali
tingkat kewenangannya pada tahun 2019, di perbaikan [5]. Hal tersebut terjadi karena tidak
Indonesia kondisi jalan rusak dan rusak berat adanya penelitian kondisi strukur perkerasan
masih tergolong banyak yaitu rusak sepanjang jalan sehingga proses perbaikan hanya dilakukan
1.557 km dan rusak berat sepanjang 111.442 km. secara fungsional yaitu pada permukaan jalan [6].
Salah satunya terjadi pada ruas Jalan Jepara- Kondisi jalan yang mengalami kerusakan di
Bangsri di Kabupaten Jepara. Peneliti mengamati Ruas Jalan Jepara-Bangsri berpotensi dapat
sering adanya perbaikan yang dilakukan, namun membahayakan pengguna jalan. Oleh sebab itu
dalam jangka waktu tidak lama kembali diperlukan penelitian secara meluas terhadap
mengalami kerusakan sebelum memasuki umur kerusakan jalan terhadap struktur perkerasan
rencana. Jalan tersebut merupakan jalan provinsi jalan dan identifikasi kerusakan jalan di Ruas
atau jalan kolektor yang mempertemukan Jalan Jepara-Bangsri.
Kabupaten Jepara dengan Kabupaten Pati. Sehingga perbedaan dengan penelitian
Secara data, total panjang jalan kekuasaan Pusat, terdahulu [7]–[12], penelitian ini dilakukan
Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada Provinsi dengan mengidentifikasi kerusakan jalan yang
Jawa Tengah yaitu sepanjang 30.556,80 km. dilakukan menggunakan metode Road Condition
Jalan di Provinsi Jawa Tengah sebagian besar Index (RCI) dan menganalisis penyebab
menjadi jalan kewenangan Pemerintah kerusakan jalan terhadap struktur perkerasan
Kabupaten/Kota sepanjang 26.633,97 km (87,16 lentur dengan melakukan penelitian di lapangan
%), jalan dengan kewenangan Pemerintah untuk mengambil sampel dan pengujian di
Provinsi sepanjang 2.404,74 km atau 7,87 % dan laboratorium, berupa pengujian marshall,
4,97 % atau sepanjang 1.518,09 km merupakan ekstraksi aspal, analisis saringan, penetrasi dan
jalan kewenangan Pemerintah Pusat. Dari total ketebalan aspal dengan dibandingkan
panjang tersebut, selama tahun 2019 menggunakan data sekunder berupa Job Mix
menghasilkan identifikasi jalan dengan kondisi Formula (JMF) dan data uji Marshall untuk
rusak ringan dengan jumlah panjang 3.356,48 km memprediksi faktor-faktor penyebab kerusakan
(10,98 %) dan rusak berat sepanjang 2.649,88 km jalan, serta mengembangkan penanganan yang
(8,67 %) [1]. dapat digunakan untuk menanggulangi kerusakan
Kondisi jalan tersebut tidak memungkiri jalan berdasarkan hasil identifikasi kerusakan
adanya kerusakan jalan sebelum umur layan yang jalan.
direncanakan atau mengalami kerusakan dini [2]. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa
Salah satu penyebabnya adalah dengan adanya kondisi, jenis, dan tingkat kerusakan jalan
laju pertumbuhan pemilik kendaraan yang tidak berdasarkan metode RCI, untuk mengetahui
diiringi dengan pertumbuhan prasarana faktor penyebab kerusakan pada struktur
transportasi yang ada sehingga menyebabkan perkerasan Jalan Jepara-Bangsri menggunakan
bertambah padatnya volume lalu lintas sehingga perbandingan nilai hasil laboratorium dengan
beban kendaraan mengalami kenaikan dan data sekunder, serta dapat memberi usulan
memberikan tekanan lebih selama penggunaan penanganan yang dapat dilakukan untuk
jalan. Jalan Jepara-Bangsri mempunyai beban menanggulangi kerusakan Jalan Jepara-Bangsri
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) yang cukup berdasarkan hasil indentifikasi kerusakan jalan.
tinggi, bersumber pada survei LHR yang
dilaksanakan oleh [3] sebanyak 152.918 2. METODOLOGI PENELITIAN
smp/tahun. Jalan ini merupakan jalur utama Lokasi Penelitian
kendaraan yang melintas menuju atau dari PLTU Penelitian dilakukan di laboratorium Dinas
Tanjung Jati B. Akibat dari tingginya jumlah Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
LHR dan beban volume berlebih, hal ini Kabupaten Magelang untuk pengujian sampel
menyebabkan kerusakan struktural yang aspal dan penelitian langsung di lapangan,
signifikan, baik kerusakan kecil hingga tepatnya di ruas Jalan Jepara-Bangsri Kabupaten
kerusakan besar [4]. Jepara yang mengalami kerusakan.
Hasil survei pada tahun 2020 yang
dilaksanakan oleh Komisi D DPRD dan pihak Jenis dan Sumber Data
dari Dinas Pekerjaaan Umum Bina Marga Menggunakan dua jenis data, yaitu data
Provinsi Jawa Tengah pada ruas Jalan Jepara- sekunder berupa data Job Mix Formula Laston
56
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No.1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

Lapis Antara (AC-BC) dan hasil Uji Marshall PUPR pada [13]. Pada pelaksanaan survei tingkat
Jalan Jepara-Bangsri yang didapatkan dari Dinas kerusakan jalan ini menggunakan cara visual
Bina Marga Provinsi Jawa Tengah. Dan data dikarenakan tidak adanya kendaraan dan alat
primer berupa data yang didapatkan dari survei yang memadai. Survei secara visual
penelitian di lapangan dan di laboratorium. merupakan pengamatan yang dilakukan pada
jalan yang mengalami kerusakan dan berdasarkan
Tahapan Penelitian kerusakan dan kondisi jalan tersebut sehingga
Tahapan yang akan dilakukan pada didapatkan nilai RCI. Survei dilaksanakan pada
penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 1. ruas jalan di titik yang sudah ditentukan
menggunakan bantuan kendaraan. Survei
dilakukan oleh tiga orang surveyor. Tiga orang
surveyor dalam satu kendaraan yang masing-
masing surveyor melakukan pengamatan secara
visual terhadap kondisi jalan, selanjutnya nilai
RCI ditentukan. Panjang pengamatan dilakukan
sesuai dengan patok jalan yang sudah tersedia
atau sesuai dengan patok sendiri.

Pengumpulan Data Penyebab Kerusakan


Jalan
Pengumpulan data penyebab kerusakan jalan
diambil pada setiap segmen jalan yang dibagi
menjadi beberapa titik dengan mengambil sampel
berupa material perkerasan. Pengumpulan
sampel dilakukan pada beberapa titik yang
berada di dalam setiap segmen menggunakan alat
core drill machine yang selanjutnya dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian
marshall, ekstraksi, dan analisis saringan,
sedangkan pengujian tanah dasar dilaksanakan
menggunakan bantuan alat Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) untuk mendapatkan nilai
CBR lapangan pada ruas jalan yang diperiksa.

Analisis data tingkat kerusakan jalan


Data primer yang didapatkan dari lapangan
setelah itu dilakukan analisis menggunakan
metode Road Condition Index (RCI).

Analisis data faktor penyebab kerusakan


Gambar 1 Bagan alir penelitian jalan
Data yang didapatkan pada penelitian di
Survei Tingkat Kerusakan Jalan laboratorium selanjutnya dilakukan analisis
Menggunakan Metode Road Condition Index faktor penyebab kerusakan jalan yaitu data
(RCI) primer dengan data sekunder yang telah
Pelaksanaan survei tingkat kerusakan jalan didapatkan dari dinas terkait dibandingkan. Serta
menggunakan metode RCI. Indeks Kondisi Jalan menganalisis karakteristik tanah pada ruas jalan
atau RCI merupakan skala dari tingkat Jepara-Bangsri dengan menggunakan data CBR
kenyamanan jalan, pengukuran ini dapat lapangan.
dilakukan menggunakan perangkat Roughometer
maupun dengan cara visual. Secara visual Analisis penanganan kerusakan jalan
penentuan nilai RCI berdasarkan jenis Setelah mendapatkan hasil tingkat kerusakan
permukaan dan kondisi secara visual jalan dan penyebab kerusakan jalan, selanjutnya
menggunakan tabel RCI yang dikeluarkan oleh akan didapatkan saran penanganan untuk
57
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

menangani kerusakan jalan di ruas jalan Jepara- Tabel 1 Hasil survei kerusakan jalan
Bangsri. menggunakan metode RCI pada ruas jalan Jepara-
Bangsri
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Patok RCI Kondisi Permukaan Jalan
STA Rata- Secara Visual
Analisis Tingkat Kerusakan Jalan
Rata
Data kondisi dan jenis kerusakan jalan 0+000 5 Cukup, sedikit sekali atau
didapatkan dari survei kerusakan jalan pada ruas tidak ada lubang tetapi
jalan Jepara-Bangsri. Panjang ruas jalan total permukaan jalan tidak rata
yang di survei adalah 3 km, yaitu Sta. 0+000 yang 0+020 4,7 Jelek, kadang-kadang ada
berada pada sebelum SPBU Sekuro tepatnya lubang, permukaan jalan
pada KM. 81,8 hingga Sta. 3+000 yang berada tidak rata
pada pasar Krasak Bangsri. Kondisi dan jenis 0+120 5 Cukup, sedikit sekali atau
kerusakan jalan pada ruas jalan Jepara-Bangsri tidak ada lubang tetapi
dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. permukaan jalan tidak rata
0+300 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
0+480 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
0+660 4,3 Jelek, kadang-kadang ada
lubang, permukaan jalan
Gambar 2 Retak kulit buaya (kiri) dan lubang tidak rata
(kanan) pada jalan Jepara-Bangsri 0+760 3,3 Rusak, bergelombang,
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2021 banyak lubang
0+950 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
1+140 6 Cukup, sedikit sekali atau
tidak ada lubang tetapi
permukaan jalan tidak rata
1+330 3,3 Rusak, bergelombang,
banyak lubang
Gambar 3 Pelapukan dan butiran lepas (kiri) dan 1+430 3 Rusak, bergelombang,
sungkur (kanan) pada jalan Jepara-Bangsri banyak lubang
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2021 1+530 3,7 Rusak, bergelombang,
banyak lubang
Dari hasil survei di atas dapat diketahui 1+680 7 Baik
kondisi dan jenis kerusakan jalan pada ruas jalan 1+830 7 Baik
Jepara-Bangsri, adapun jenisnya meliputi retak 1+970 5,7 Cukup, sedikit sekali atau
halus, retak kulit buaya, tambalan, lubang, tidak ada lubang tetapi
pelapukan dan butiran lepas, sungkur, dan permukaan jalan tidak rata
bergelombang. 2+070 6 Cukup, sedikit sekali atau
Sedangkan untuk survei tingkat kerusakan tidak ada lubang tetapi
jalan pada ruas jalan Jepara-Bangsri permukaan jalan tidak rata
menggunakan metode Road Condition Index 2+240 7 Baik
(RCI). Survei ini dilakukan pada beberapa titik 2+410 7 Baik
2+580 7 Baik
yang berada di dalam setiap segmen. Hasil survei
2+750 7 Baik
didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada
2+850 6,7 Baik
Tabel 1. 3+000 5,5 Cukup, sedikit sekali atau
Maka, didapatkan nilai rata-rata dari nilai tidak ada lubang tetapi
RCI sepanjang lokasi penelitian didapatkan permukaan jalan tidak rata
tingkat kerusakan jalan pada nilai 5,5 yang Sumber: Data penelitian, 2021
menunjukkan bahwa kondisi jalan cukup, sedikit
sekali atau tidak ada lubang tetapi permukaan
jalan tidak rata.

58
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No.1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Jalan ekstraksi didapatkan kadar aspal berlebih. Hal ini
Analisis data faktor penyebab kerusakan disebabkan oleh lapisan AC-BC sebagai lapis
struktur perkerasan jalan ditinjau dari beberapa antara, dimana lapisan AC-WC yang telah
data, sebagai berikut. mengalami pengausan sehingga aspal menempel
pada lapisan AC-BC. Hal ini juga disebabkan
1. Marshall oleh lapisan AC-BC yang telah menyatu dengan
Hasil pengujian marshall pada sampel aspal lapisan sebelumnya karena peningkatan repitisi
yang didapatkan dari penelitian lapangan beban yang besar selama kurun waktu 10 tahun.
didapatkan nilai Marshall Quotient rata-rata Dua hal tersebut sama dengan hasil penelitian
adalah 381,13 kg/mm. Hasil tersebut yang telah diteliti yaitu mengalami peningkatan
menunjukkan nilai hasil pengujian marshall nilai kadar aspal dari nilai spesefikasi JMF
berada di atas nilai Marshall Quotient JMF sebelumnya. Disamping juga kemungkinan
sebesar 351,82 kg/mm. Perbandingan antara nilai kekurangtelitian sumber daya manusia pada saat
hasil pengujian marshall dengan data sekunder pelaksaan berlangsung.
nilai marshall dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai
berikut. Tabel 3 Perbandingan antara kadar aspal data
primer dan data sekunder
Tabel 2 Perbandingan data primer dan data Kadar Aspal (%)
sekunder hasil uji marshall Hasil Spesifikasi Spek. Bina
Hasil Spesifik Spesifikas Penelitian JMF Marga
Penelitian asi JMF i Bina 7,096 5,51 4,3-7,7
Rata-Rata Marga Sumber: Data penelitian, 2021
Stabilitas 834,57 1032 Min. 800
Marshall Analisis Saringan
(kg) Hasil pengujian analisis saringan didapatkan
Flow 2,64 2,93 2-4 rata-rata presentase berat agregat yang lolos
(mm) saringan No. 1 ½”, No. 1”, No. ¾”, No. 3/8”, No.
Marshall 381,13 351,82 - 4, No. 8, No. 30, No. 50, No. 100, No. 200 lebih
Quotient besar daripada presentase berat agregat yang
Sumber: Data penelitian, 2021 lolos saringan pada spesifikasi JMF.
Perbandingan rata-rata presentase berat agregat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh yang lolos saringan hasil penelitian dengan data
[14], mengenai kerusakan dini pada lapisan sekunder dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar
perkerasan. Nilai Marshall Quotient berada pada 4.
angka diatas spesifikasi sehingga mempengaruhi Secara keseluruhan rata-rata dari semua
campuran aspal pada perkerasan jalan yang tidak stasiun, degradasi tertinggi terjadi pada saringan
melekat dengan baik sehingga dapat mengalami No. 30. Berdasarkan penelitian evaluasi
kerusakan retak-retak hingga lepasnya butiran kerusakan jalan pada ruas jalan Parangtritis DIY
aspal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang yang dilakukan oleh [16], hasil penelitian yang
telah dilakukan yaitu nilai Marshall Quotient didapatkan analisis saringan degradasi tertinggi
lebih tinggi daripada nilai JMF. pada saringan 3/8”. Kemungkinan terjadinya
degradasi disebabkan oleh adanya proses
2. Kadar Aspal pengausan agregat selama masa pelayanan jalan.
Hasil Pengujian kadar aspal pada sampel Degradasi pada agregat ini juga dapat disebabkan
aspal yang didapatkan dari penelitian lapangan selama proses pelaksanaan perkerasan jalan,
rata-rata sebesar 7,096 %. Hasil pengujian kadar hingga pengaruh kelembaban, dan perubahan
aspal menunjukkan hasil yang lebih tinggi suhu. Hal ini sama dengan penelitian yang telah
dibandingkan dengan nilai kadar aspal pada dilakukan yaitu analisis saringan mengalami
spesifikasi JMF yaitu sebesar 5,51%. Adapun degradasi tertinggi pada saringan No. 30.
perbandingan antara hasil penelitian kadar aspal
dengan kadar aspal dalam spesifikasi JMF dapat
dilihat pada Tabel 3.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh [15],
dalam penelitiannya tentang evaluasi tingkat
kerusakan jalan perkerasan lentur pada pengujian
59
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

Tabel 4 Rekapitulasi perbandingan gradasi data jalan yaitu dapat terjadi penurunan jalan hingga
primer dan data sekunder kerusakan jalan berupa retak-retak dipermukaan
Ukuran Rata- Spesifik Spesifikasi Bina dan kehilangan bentuk permukaan jalan. Hal ini
Saringa rata % asi Marga (% lolos sama dengan penelitian yang telah dilakukan
n berat JMF saringan)
yaitu CBR tanah dasar didapatkan nilai rata-rata
agregat (% Minim Maksim
yang lolos um um CBR < 6%.
lolos saringa
n) Tabel 5 Perbandingan CBR data primer dengan
No. 1 100 100 100 100 data sekunder
1/2" Spesifikasi JMF
No. 1" 100,00 100 100 100 CBR Rata-Rata CBR Tanah Dasar
No. 91,99 93,5 90 100 Penelitian (%) (%)
3/4" 5,976 6
No. 76,68 70,8 66 82 Sumber: Data penelitian, 2021
3/8"
No. 4 64,42 53,1 46 64 Dari penjelasan di atas, maka dapat
No. 8 45,34 35,6 30 49 disimpulkan bahwa faktor penyebab kerusakan
No. 30 23,87 16,1 12 28 struktur perkerasan jalan pada ruas jalan Jepara-
No. 50 15,97 10,4 7 20 Bangsri adalah nilai stabilitas dan nilai flow di
No. 100 10,28 8,1 5 13 bawah spesifikasi JMF, nilai marshall quotient
No. 200 5,62 5,4 4 8 yang berada di atas spesifikasi JMF, nilai kadar
pan 0 0 0 0 aspal berlebihan, dan nilai CBR tanah dasar <
Sumber: Data penelitian, 2021 6%. Berikut ini merupakan pembahasan
kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan Jepara-
Bangsri KM. 81,8-84,8 adalah sebagai berikut.

1. Retak Halus
Kerusakan retak halus yang terjadi pada
ruas jalan tersebut umumnya terletak dibagian
tengah dan pinggir ruas jalan tersebut.
Berdasarkan Manual Pemeliharaan Jalan
No.03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh [18],
penyebab kerusakan retak halus adalah bahan
material yang kurang baik, pelapukan
permukaan, dan tanah dasar yang kurang stabil.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
Gambar 4 Grafik perbandingan gradasi data dilakukan yaitu nilai stabilitas dan nilai CBR
primer dan data sekunder tanah dasar yang lebih rendah dari nilai yang
Sumber: Data penelitian, 2021
disyaratkan.

2. Retak Kulit Buaya


3. CBR Tanah Dasar
Kerusakan retak kulit buaya disebabkan
Hasil pengujian di lapangan, angka CBR
oleh berkembangnya kerusakan retak halus.
rata-rata yang didapatkan yaitu senilai 5,976%.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan hasil yang Kerusakan ini ditemui pada ruas jalan Jepara-
Bangsri berada di bagian tengah jalan yang
lebih rendah dibandingkan dengan nilai CBR
membentuk menyerupai kulit buaya.
tanah dasar pada spesifikasi JMF yaitu sebesar
Berdasarkan Manual Pemeliharaan Jalan
6%. Adapun perbandingan antara hasil penelitian
No.03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh [18],
CBR dilapangan dengan nilai CBR dalam
spesifikasi JMF dapat dilihat pada Tabel 5. penyebab kerusakan retak kulit buaya adalah
defleksi berlebih, Gerakan pada tanah lapis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
bawah, modulus material pondasi yang rendah,
[17] mengenai studi pengaruh kualitas
lapis pondasi dan lapis aus yang terlalu getas,
lingkungan geofisik tanah terhadap kerusakan
kelelahan dari permukaan, pelapukan tanah
jalan pada tahun 2016, CBR tanah dasar
dasar, serta lapis pondasi dalah keadaan jenuh.
didapatkan CBR < 6%. Maka, sifat geofisik tanah
sangat berpengaruh terhadap struktur perkerasan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah

60
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No.1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

dilakukan yaitu nilai stabilitas, nilai flow dan 6. Sungkur


nilai CBR tanah dasar yang lebih rendah dari nilai Kerusakan sungkur pada jalan tersebut
spesifikasi yang ditentukan. terjadi di pinggir ruas jalan. Berdasarkan Manual
Pemeliharaan Jalan No.03/MN/B/1983 yang
3. Tambalan dikeluarkan oleh [18], penyebab kerusakan
Kerusakan tambalan pada ruas jalan sungkur adalah tingginya kadar aspal yang
tersebut kebanyakan merupakan tambalan yang mengakibatkan stabilitas campuran lapisan aspal
tidak rata sekaligus berukuran lebar. Berdasarkan menjadi rendah, kadar air yang berlebih, ikatan
Manual Pemeliharaan Jalan No.03/MN/B/1983 antar lapis tidak baik, dan tebal perkerasan yang
yang dikeluarkan oleh [18], penyebab kerusakan kurang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
tambalan adalah pelaksanaan pemadatan yang yang telah dilakukan yaitu tingginya nilai kadar
kurang baik sehingga menyebabkan amblesnya aspal dibandingkan dengan nilai spesifikasi yang
tambalan, buruknya pemasangan material bawah, ditentukan, serta nilai stabilitas yang kurang dari
dan gagalnya perkerasan dibawah tambalan. Hal spesifikasi yang disyaratkan.
ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan yaitu adanya kemungkinan 7. Bergelombang
kekurangtelitian sumber daya manusia pada saat Kerusakan bergelombang terjadi di
pelaksaan berlangsung. beberapa segmen yang terletak pada bagian
tengah sepanjang lajur jalan. Berdasarkan
4. Lubang Manual Pemeliharaan Jalan No.03/MN/B/1983
Kerusakan lubang yang terjadi pada jalan yang dikeluarkan oleh [18], penyebab kerusakan
tersebut terjadi di tengah maupun di sisi ruas bergelombang adalah kadar aspal yang terlalu
jalan. Kerusakan lubang berupa lubang-lubang tinggi sehingga mengakibatkan aksi lalu lintas
berukuran kecil hingga besar,dengan kedalaman dan permukaan tidak stabil, agregat halus terlalu
yang bervariasi. Berdasarkan Manual banyak, serta kadar air pada lapis pondasi
Pemeliharaan Jalan No.03/MN/B/1983 yang berlebihan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
dikeluarkan oleh [18], penyebab kerusakan yang telah dilakukan yaitu adanya nilai kadar
lubang adalah kurang baiknya pada pencampuran aspal yang lebih tinggi dari nilai spesifikasi yang
material lapis permukaan, masuknya air ke dalam ditentukan dan nilai stabilitas yang kurang dari
lapis pondasi dari retakan pada permukaan spesifikasi yang disyaratkan.
perkerasan, disintegrasi lapis pondasi yang
diakibatkan oleh beban lalu lintas, dan Analisis Penanganan Kerusakan Jalan
terkelupasnya aspal lapis aus pada ban kendaraan Urutan prioritas kondisi jalan dapat dilihat
yang melewatinya. Hal ini sejalan dengan hasil dari tingkat kerusakan jalan yang telah di analisis
penelitian yang telah dilakukan yaitu nilai menggunakan metode RCI, dalam
marshall yang lebih tinggi dari spesifikasi, serta mengelompokkan urutan prioritas penanganan
kadar aspal yang berlebih. dapat dilakukan jika nilai tingkat kerusakan 0-3
menandakan bahwa penanganan jalan dapat
5. Pelapukan dan Butiran Lepas dilakukan dengan peningkatan jalan, jika nilai
Kerusakan pelapukan dan butiran lepas tingkat kerusakan 4-6 maka penanganan jalan
pada jalan tersebut terjadi pada bagian tengah dapat dilakukan dengan pemeliharaan berkala,
lajur pada ruas jalan. Berdasarkan Manual dan jika nilai tingkat kerusakan ≥ 7 maka
Pemeliharaan Jalan No.03/MN/B/1983 yang pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah
dikeluarkan oleh [18], penyebab kerusakan pemeliharaan rutin [19].
pelapukan dan butiran lepas adalah kurang Dari hasil analisis tingkat kerusakan jalan
baiknya campuran pada material aspal menggunakan metode RCI, maka penanganan
permukaan, bahan pengikat yang semakin yang dapat dilakukan dan lingkup penanganan
melemah, pemadatan yang kurang baik, serta sesuai dengan Preservasi Jalan yang dikeluarkan
agregat hydrophilic. Hal ini sejalan dengan hasil oleh [20] seperti pada Tabel 6.
penelitian yang telah dilakukan yaitu nilai flow
yang lebih rendah daripada spesifikasi dan nilai
marshall quotient yang lebih tinggi dari nilai
spesifikasi yang ditentukan.

61
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

Tabel 6 Rekapitulasi penanganan berdasarkan prioritas kondisi jalan


Patok STA Nilai RCI Penanganan Lingkup Penanganan

0+000 5 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,


pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
0+020 4,7 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
0+120 5 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
0+660 4,3 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
0+760 3,3 Peningkatan Jalan Pelapisan ulang dan penambalan lubang
1+330 3,3 Peningkatan Jalan Pelapisan ulang dan penambalan lubang
1+430 3 Peningkatan Jalan Pelapisan ulang dan penambalan lubang
1+530 3,7 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
1+970 5,7 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
2+070 6 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation
2+750 7 Pemeliharaan Rutin Pengisian celah pada permukaan yang retak,
laburan aspal, penambalan lubang, dan
grading operation
2+850 6,7 Pemeliharaan Rutin Pengisian celah pada permukaan yang retak,
laburan aspal, penambalan lubang, dan
grading operation
3+000 6 Pemeliharaan Berkala Pelapisan ulang, pelapisan aspal tipis,
pengisian celah pada permukaan yang retak,
pengasaran pada permukaan, dan grading
operation

Penanganan kerusakan jalan sesuai Tabel 6,


titik yang memerkukan pemeliharaan berkala 4. KESIMPULAN DAN SARAN
lebih mendominasi dibandingkan dengan Kesimpulan
penanganan pemeliharaan rutin dan peningkatan Menurut hasil penelitian di lapangan dan
jalan. Pemeliharaan berkala merupakan pengujian di laboratorium serta analisis data,
penanganan yang dilakukan pada waktu tertentu pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa
dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pada ruas jalan Jepara-Bangsri didapatkan nilai
struktural perkerasan jalan. Hal tersebut sejalan rata-rata RCI sebesar 5,5 yang menunjukkan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kondisi jalan cukup, sedikit sekali atau
bahwa faktor penyebab kerusakan struktur tidak ada lubang tetapi permukaan jalan tidak
perkerasan jalan pada ruas jalan Jepara-Bangsri rata. Serta didapatkan 7 macam kerusakan jalan
adalah marshall, kadar aspal, analisis saringan, yang terjadi pada ruas jalan Jepara-Bangsri,
dan CBR tanah dasar. diantaranya adalah retak halus, retak kulit buaya,
62
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No.1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

tambalan, lubang, pelapukan dan butiran lepas, International Journal of Pavement


sungkur, dan bergelombang. Engineering. Vol. 17, No. 8, Hal. 716–726.
Faktor penyebab kerusakan struktur London: University of Colorado. doi:
perkerasan jalan pada ruas jalan Jepara-Bangsri 10.1080/10298436.2015.1019493.
berdasarkan pengujian laboratorium adalah nilai [5]. DPRD Prov Jateng, 2020. Rusak, Ruas Jalan
stabilitas dan nilai flow yang kurang dari Jepara-Bangsri Segera Diperbaiki. DPRD
spesifikasi JMF, nilai marshall quotient dan nilai Prov Jateng.
kadar aspal lebih tinggi dari nilai JMF, dan angka https://dprd.jatengprov.go.id/2020/01/16/rus
CBR tanah dasar lebih kecil daripada syarat ak-ruas-jalan-jepara-bangsri-segera-
spesifikasi CBR tanah dasar. Serta kemungkinan diperbaiki/
kekurangtelitian sumber daya manusia pada saat [6]. Adly, E., Widodo, W., Rahmawati, A., dan
pelaksanaan berlangsung. Putra, J. N. N. R. S. A., 2019. Rehabilitation
Penanganan kerusakan jalan pada ruas jalan Planning For Flexible Pavement Using
Jepara-Bangsri dapat dilakukan dengan Rebound Deflection Method And PCI
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan Method On Triwidadi Road Of Yogyakarta.
peningkatan jalan. International Journal of Integrated
Engineering. Vol. 11, No. 9 Special Issue,
Saran Hal. 201–211. Malaysia: Universiti Tun
Menurut kesimpulan di atas, maka diperoleh Hussein Onn Malaysia Publisher’s Office
beberapa saran yaitu perlunya dilakukan IJIE.
penanganan kerusakan jalan secepatnya agar [7]. Dasra, B. R., 2018. Evaluasi Kondisi
tidak memperparah kerusakan-kerusakan Perkerasan Lentur dan Faktor-Faktor
sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan Penyebab Kerusakan di Jalan Piyungan-
dan memberikan rasa aman serta nyaman bagi Prambanan Km 3,5-5. Skripsi.
pengguna jalan dengan mempertimbangkan hasil Yogyayakarta: Teknik Sipil Fakultas Teknik
penelitian pengenai penanganan kerusakan jalan Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam
Penelitian selanjutnya untuk mengetahui nilai Indonesia.
RCI dapat menggunakan alat NAASRA Meter [8]. Adhitama, A. dan Hardiyantmo, H. C., 2017.
atau Roughometer. Penelitian ini perlu Evaluasi Sebab Kerusakan Perkerasan
ditingkatkan lagi untuk mendapatkan hasil yang Lentur Lintas Selatan Jawa Tengah (Ruas
lebih baik. Jalan Kutowinangun-Prembun). Jurnal
Infrastruktur. Vol. 3, No. 02, Hal. 49–55.
5. DAFTAR PUSTAKA [9]. Maftukin, M. dan Kartikasari, D., 2017.
[1]. RKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Analisa Faktor Penyebab Kerusakan Jalan
Provinsi Jawa Tengah 2021, RKPD 2021. Kelas IIIA Di Kabupaten Lamongan. Jurnal
Jawa tengah: Pemerintah Provinsi Jawa CIVILLa. Vol. 2, No. 1, Hal. 41–48.
Tengah, 2021. [Daring]. Tersedia pada: Lamongan: Teknik Sipil Universitas Islam
http://owncloud.jatengprov.go.id/index.php/ Lamongan.
s/0ak0B1XRKKN9FQT/download [10].Birasungi, C. F., Waani, J. E., dan Manoppo,
[2]. Munggarani, N. A. dan Wibowo, A., 2017. M. R. E., 2019. Evaluasi Struktur Perkerasan
Kajian Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lentur Menggunakan Metode Bina Marga
Dini Perkerasan jalan Lentur dan 2013 (Studi Kasus: Ruas Jalan Yos Sudarso
Pengaruhnya terhadap Biaya Penanganan. Manado ). Jurnal Sipil Statik. Vol. 7, No. 1,
Jurnal Infrastruktur. Vol. 3, No. 01, Hal. 9– Hal. 137–146. Manado: Teknik Sipil FT
18. Universitas Sam Ratulangi.
[3]. DPU Bina Marga dan Cipta Karya Prov. [11].Fahrurrozi, Wibisono, G., dan Yusa, M.,
Jawa Tengah, 2019. Provinsi Jawa Tengah 2020. Evaluasi Struktur Perkerasan Lentur
Traffic Summary Report Class a Tahun 2019. Dengan Metode Empiris Dan Mekanistik-
Semarang: DPU Bina Marga dan Cipta Karya Empiris Studi Kasus: Jalan Kubang Raya-
Prov. Jawa Tengah. Simpang Panam. Jurnal Aptek. Vol. 12, No.
[4]. Rys, D., Judycki, J., dan Jaskula, P. , 2016. 2, Hal. 102–108. Riau: FT Universitas Pasir
Analysis Of Effect Of Overloaded Vehicles Pengaraian.
On Fatigue Life Of Flexible Pavements [12].Waani, J. E., dan Sendow, T. K., 2020.
Based On Weigh In Motion (WIM) Data. Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan
63
Jurnal Teknik Sipil Volume 11, No. 1, Mei 2022
Universitas Syiah Kuala

Menggunakan Metode Pavement Condition


Index (PCI) (Studi Kasus: Ruas Jalan
Airmadidi-Kairagi). Jurnal Sipil Statik. Vol.
8, No. 4, Hal. 545–554. Manado: Teknik
Sipil FT Universitas Sam Ratulangi.
[13].Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia, Peraturan
Menteri PUPR RI No.33 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
2021, hal. 1–38. [Daring]. Tersedia
pada:https://jdih.pu.go.id/detail-
dokumen/2882/1
[14].Sumiati dan Hasan, A., 2013. Kerusakan
Dini Lapisan Perkerasan Aspal Beton Ac-Bc.
PILAR Jurnal Teknik Sipil. Vol. 9, No. 2,
Hal. 111–117. [Daring]. Tersedia pada:
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/pilar/arti
cle/view/404
[15].Andreas, D. dan Gunawan, H., 2003.
Evaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan
Lentur Ruas Jalan Mt Haryono Dan Mayjen
Sutoyo Pada Tahun 2002 Dan
Pemecahannya. Skripsi. Yogyakarta:
Perpustakaan Teknik Sipil Universitas Islam
Indonesia,.
[16].Ariefiansyah dan Fitriawan, R., 2004.
Evaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan
Lentur Pada Ruas Jalan Parangtritis Daerah
Istimewa Yogyakarta. Skripsi.
Yogyayakarta: Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam
Indonesia.
[17].Daud, D. D. A. A., 2016. Studi Pengaruh
Kualitas Lingkungan Geofisik Tanah
Terhadap Kerusakan Ruas Jalan Polisi
Militer-Jalan Kejora. Inersia. Vol. 12, No. 1,
Hal. 52–69. Yogyakarta: Teknik Sipil dan
Arsitektur Universitas Negeri Yogyakarta.
[18].Direktorat Jenderal Bina Marga, 1983.
Manual Pemeliharaan Jalan No.
03/MN/B/1983. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
[19].Saputro, D. A., 2014. Penentuan Jenis
Pemeliharaan Jalan Dengan menggunakan
Metode Bina Marga (Studi Kasus:
Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang).
Ilmu-Ilmu Teknik Sistem. Vol. 10, No. 2,
Hal. 1–6.
[20].BPSDM PUPR, 2019. Preservasi Jalan.
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

64

You might also like