You are on page 1of 16

Kebijakan ASEAN dalam Menanggulangi

Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-Obatan


Berbahaya di Asia Tenggara

Devi Anggraini
Departemen Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Abstract

The missaplication of narcotics and dangerous drugs is a phenomenon that has


long existed and experienced by all countries in the world. This missaplication are
basically included in transnational crime, given the chain in form of missuse of
narcotics and dangerous drugs including trading and production activities.
Transnational crime is a type of crime that planned, organized, and require proper
preparation. Southeast Asia is one of the areas that have high levels of missaplication of
narcotics and dangerous drugs in the world, with one of the cases that opium
cultivation in the world's second largest place in the region namely in Myanmar and
Laos. Missaplication of narcotics and dangerous drugs in Southeast Asia raises
potential threats that impact on securitization or the security of a country, given the
nature of this phenomenon is a transnational crime. Because of this security threat,
many countries have encouraged ASEAN to cooperate for the reduction of the abuse of
narcotics and dangerous drugs. Securitization and international cooperation is a
theory that can explain this phenomenon. Since 1972, ASEAN have started paying more
attention to the danger of drug abuse. Until 1998, the ASEAN began to implement a
shared commitment related to drug abuse contained in the implementation plan to
realize the Drug-Free ASEAN 2020 then accelerated into a joint commitment of the
Drug-Free ASEAN 2015.

Key Words: Missaplication of narcotics and dangerous drugs, South East Asia,
ASEAN, Securitization, International Cooperation

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) adalah fenomena


yang telah lama ada dan dialami oleh seluruh negara di belahan dunia. Penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan berbahaya pada dasarnya termasuk dalam kejahatan
transnasional, mengingat mata rantai dalam peyalahgunaan narkoba termasuk didalamnya
berupa aktivitas perdagangan maupun produksi. Kejahatan transnasional merupakan tipe
kejahatan yang terencana, terorganisir, dan memerlukan persiapan matang. Kawasan Asia
Tenggara merupakan salah satu kawasan yang memiliki tingkat penyalahgunaan narkotika
dan obat-obatan berbahaya yang tinggi di dunia, dengan salah satu kasus yakni
pembudidayaan opium terbesar kedua di dunia terjadi di kawasan ini yakni di Myanmar dan
Laos. Adapun terjadinya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya di Asia
Tenggara memunculkan ancaman tersendiri yang berdampak pada sekuritisasi atau
keamanan sebuah negara, mengingat sifat dari fenomena ini merupakan kejahatan
transnasional. Adanya ancaman keamanan negara ini, semakin mendorong ASEAN untuk
melakukan kerja sama sebagai upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan obat-
obatan berbahaya. Sehingga pada sekuritisasi dan kerja sama internasional merupakan teori
yang dapat menjelaskan fenomena ini. Sejak tahun 1972, ASEAN sudah mulai menaruh
perhatian lebih terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba. Hingga pada tahun
1998, ASEAN mulai melaksanakan komitmen bersama terkait penyalahgunaan narkoba yang

36
Kebijakan ASEAN dalam

tertuang dalam rencana pelaksanaan mewujudkan Drug-Free ASEAN 2020 yang kemudian
komitmen bersama tersebut dipercepat menjadi Drug-Free ASEAN 2015.

Kata Kunci: Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya, Asia Tenggara,


ASEAN, Sekuritisasi, Kerja Sama Internasional.

Penyalahgunaan narkoba semakin Selama tahun 1980-an, Myanmar


menjadi ancaman yang banyak menarik merupakan penghasil opium terbesar,
perhatian global terutama Asia mencapai 700 metrik ton per tahun
Tenggara. Perkembangan dunia yang antara tahun 1981-1987. Diperkirakan
begitu pesat akibat arus globalisasi tidak pada akhir 1990an, dua per tiga opium
hanya meningkatkan kemudahan dunia (yang kemudian diolah menjadi
komunikasi lintas batas negara, namun heroin) ditanam di Asia Tenggara. Sejak
juga memberi kesempatan bagi pesatnya Perang Afghanistan pada Oktober 2001
kemunculan kejahatan lintas batas dan keruntuhan rezim Taliban,
negara atau kejahatan transnasional. Afghanistan kembali menjadi produsen
Perdagangan narkoba (drug trafficking) opium poppies di dunia. Laos
pada umumnya bersifat transnasional merupakan produsen opium terbesar
(cross border) yang menjadi perhatian ketiga di dunia setelah Afghanistan dan
dunia karena menciptakan ancaman Myanmar. Golden Triangle yang
keamanan internasional. Kawasan Asia diyakini menghasilkan 60 persen opium
Tenggara turut menghadapi dan heroin di dunia memberikan
permasalahan yang sama terkait sumbangan pada industri heroin yang
perdagangan narkoba dan juga memiliki bernilai US$ 160 milyar per tahun.
wilayah perdagangan narkoba terbesar
di Asia yakni Golden Triangle. Luput Saat ini masalah narkotika dan obat-
perhatian dari pemerintah ditambah obatan berbahaya telah menjadi sebuah
dengan lemahnya penegakan hukum fenomena global terutama di kawasan
semakin mendorong perdagangan Asia Tenggara. Secara umum, masalah
narkoba di Asia Tenggara semakin narkotika dan obat-obatan berbahaya
besar. Oleh sebab itu, sangat penting pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
bagi negara-negara di Asia Tenggara bagian yang saling terkait, yakni
untuk mempersiapkan diri dalam masalah produksi obat secara ilegal
mengahadapi isu perdagangan narkoba. (illicit drug production), perdagangan
gelap atau ilegal (illicit trafficking), dan
Narkoba adalah kependekan dari penyalahgunaan obat-obatan berbahaya
narkotika dan bahan berbahaya. Secara (drug abuse). Produksi obat secara
harfiah narkotika itu sendiri berasal dari ilegal meliputi pembudidayaan tanaman
bahasa Yunani dari kata narke, yang yang menjadi bahan baku pembuatan
artinya beku, lumpuh, kelenger, dan obat-obatan berbahaya seperti tanaman
dungu. Narkotika merujuk pada sesuatu koka sebagai bahan baku kokain, bunga
yang bisa membuat seseorang tidak opium sebagai bahan baku heroin, dan
sadarkan diri (fly), sedangkan dalam cannabis atau ganja yang diolah menjadi
bahasa Inggris narcotic lebih mengarah hashish maupun marijuana; serta
ke konteks yang artinya opium (candu). pengolahan bahan baku tersebut hingga
Persoalan perdagangan gelap narkoba siap untuk diperdagangkan dan
telah sejak lama menjadi masalah di dikonsumsi. Perdagangan gelap atau
kawasan Asia Tenggara. Kawasan ilegal merupakan segala kegiatan pasca
Golden Triangle, yang menghubungkan panen maupun pasca pengolahan hingga
Thailand Utara, Myanmar Timur, dan sampai ke tangan para pengguna, yang
Laos Barat, merupakan salah satu dari meliputi aktifitas pengangkutan,
dua kawasan yang dikenal sebagai pusat penyelundupan, dan perdagangan obat-
penanaman, produksi, dan perdagangan obatan haram tersebut. Sedangkan
opium dunia. Selama tahun 1970-an dan penyalahgunaan merupakan mata rantai
1980-an, kawasan ini dianggap sebagai terakhir dari masalah narkoba, yaitu
produsen opium terbesar di dunia. penggunaan obat-obatan berbahaya oleh

37
Devi Anggraini

konsumen yang tidak sesuai dengan


kaedah kesehatan.

Bahaya akan penyalahgunaan narkotika


dan obatan-obatan berbahaya di
kawasan Asia Tenggara dapat dilihat
dari siginifikansi persebaran atau
tingginya tingkat keberadaan narkoba di
setiap negara. Menginjak tahun 2000
penyalahgunaan narkotika dan obat-
obatan berbahaya di ASEAN Sumber: United Nations Office on
menunjukkan seberapa besar bahaya Drugs and Crime (UNODC), Tahun
narkoba yang dihadapi oleh masing- 2008.
masing negara di Asia Tenggara.
Memang tingkat bahaya yang dihadapi Berdasarkan data-data diatas setidaknya
oleh satu negara dapat berbeda tingkat dapat memberi gambaran bahwa tingkat
berbahayanya dengan negara lain, bahaya penyalahgunaan narkotika dan
namun bukan berarti permasalahan obat-obatan berbahaya di kawasan Asia
bahaya narkoba ini dapat Tenggara sudah pada tahap urgensi
dikesampingkan justru harus dijadikan tiggi. Setiap negara ASEAN memiliki
titik fokus bersama negara-negara di jenis narkoba tertentu disertai dengan
ASEAN untuk segera diatasi. Berikut jumlah tertentu. Mulai dari jenis
tabel yang menunjukkan persebaran narkoba yang masih berbahan mentah
macam-macam narkoba di masing- seperti opium mentah hingga jenis
masing negara Asia Tenggara pada narkoba yang sudah dalam bentuk
tahun 2000. olahan seperti heroin maupun ATS
(amphetamine) tersebar merata di
masing-masing negara. Pada tahun
2000 tidak ada satu pun dari negara-
negara di ASEAN tidak memiliki jenis
narkoba yang disalahgunakan baik yang
diperdagangkan maupun yang
dikonsumsi. Menginjak tahun 2006 tren
Tabel I.1 Jumlah Persebaran
jenis narkoba di Asia Tenggara
Narkotika dan Obat-Obatan
mengalami fluktuasi di masing-masing
Berbahaya di Setiap Negara
negara dengan jenis narkoba tertentu.
ASEAN Tahun 2000
Pada tahun 2006 ini jenis-jenis narkoba
semakin banyak hingga mengakibatkan
tren nasional di setiap negara berubah
seiring dengan tren konsumen.

Gencarnya penyalahgunaan narkoba


yang merupakan kejahatan
transnasional tentu saja merupakan
ancaman nyata bagi seluruh negara
terutama negara-negara di ASEAN,
Sumber: United Nations Office on karenanya sangat dibutuhkan gerakan
Drugs and Crime (UNODC), Tahun perlawanan bersama negara-negara di
2008. Asia Tenggara. Ancaman perdagangan
narkoba yang semakin mengancam
Tabel I.2 Tren Jenis Narkoba di stabilitas keamanan regional Asia
Asia Tenggara Tahun 2006. Tenggara, mendorong ASEAN untuk
segera mengambil tindakan memerangi
kejahatan transnasional tersebut.
Diawali tahun 1972, untuk pertama

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 38


Kebijakan ASEAN dalam

kalinya ASEAN mulai menaruh masalah narkoba, serta menghasilkan


perhatian pada meningkatnya ancaman rekomendasi-rekomendasi dari hasil
yang datang dari peredaran narkoba dan working group yang diwadahi oleh
disaat yang bersamaan negara-negara ASOD sendiri. Maka dari itu, tugas
anggoata memiliki kesamaan ASOD adalah menyelaraskan
kepentingan yakni saling bekerjasama pandangan, pendekatan, dan strategi
mengontrol peredaran narkoba. dalam menanggulangi masalah narkoba
Kebijakan penanggulangan melalui konsolidasi. Selain daripada itu,
penyalahgunaan narkoba di tingkat memperkuat upaya bersama di bidang
regional Asia Tenggara disepakati dalam penegakan hukum, penyusunan undang-
ASEAN Drugs Experts Meeting on the undang, upaya-upaya preventif,
Prevention and Control of Drug Abuse kerjasama internasional, dan
yang diselenggarakan di Manila pada pengingkatan partisipasi oragnisasi-
tanggal 23-26 Oktober 1972. organisasi non-
Isi dari deklarasi regional pemerintah, seperti LSM
ASEAN ini meliputi kegiatan- terkait yang memiliki akar
kegiatan bersama yang Pada tulisan ini, kuat dalam masyarakat.
diantaranya: Penulis lebih menaruh
perhatian pada Pada tulisan ini, Penulis
1. Kesamaan cara pandang bagaimana lebih menaruh perhatian
dan pendekatan serta penyalahgunaan pada bagaimana
strategi penanggulangan narkotika dan obat- penyalahgunaan narkotika
kejahatan narkoba. obatan berbahaya yang dan obat-obatan
terjadi di kawasan Asia berbahaya yang terjadi di
2. Keseragaman perarturan Tenggara yang kawasan Asia Tenggara
perundang-undangan di kemudian yang kemudian
bidang narkoba. ditindaklanjuti oleh ditindaklanjuti oleh
ASEAN dengan ASEAN dengan
3. Membentuk badan mengupayakan baik mengupayakan baik
koordinasi di tingkat kebijakan maupun kebijakan maupun
nasional, dan kerjasama yang baik kerjasama yang baik untuk
untuk menanggulangi menanggulangi
4. Kerja sama antar negara- penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba
negara ASEAN secara narkoba tersebut. tersebut.
bilateral, regional, dan
internasional. Masalah
Penyalahgunaan Narkotika dan
Kerja sama ASEAN mengontrol narkoba Obat-Obatan Berbahaya di Asia
di kawasan, terinstitusionalisasi Tenggara
dibawah lingkup Meeting of the ASEAN
Drug Experts sejak tahun 1976. Penyalahgunaan narkotika dan obat-
Perkembangan penting selanjutnya obatan berbahaya pada dasarnya
dalam upaya ASEAN menghadapi termasuk dalam kejahatan
ancaman peredaran gelap narkoba transnasional, mengingat mata rantai
adalah pembentukan the ASEAN Senior dalam peyalahgunaan narkoba termasuk
Officials on Drug Matters (ASOD) pada didalamnya berupa aktifitas
tahun 1984, serta pengadopsian ASEAN perdagangan maupun produksi.
Regional Policy and Strategy in the Kejahatan transnasional merupakan tipe
Prevention and Control of Drug Abuse kejahatan yang terencana, terorganisir,
and Illicit Trafficking. ASOD dibentuk dan memerlukan persiapan matang.
dengan tujuan penanganan kejahatan Pelaku kejahatan transnasional tidak
lintas batas di bidang narkoba. Secara hanya negara namun individu dan
umum, mekanisme kerja ASOD adalah kelompok juga bisa berperan sebagai
membuat agenda, merencanakan proyek sponsor tidak hanya sekedar sebagai
kerjasama terkait penanggulangan pelaku. Oleh karena itu, motif kejahatan

39
Devi Anggraini

ini juga beragam, tidak hanya berada yang berarti. Berbagai masalah yang
dalam koridor motif ekonomi dan politik berkaitan dengan narkoba di Brunei
saja. Perdagangan narkoba secara relatif tergolong kecil. Begitu juga
umum berdampak negatif bagi stabilitas halnya dengan terdapat indikasi bahwa
kawasan, memberikan ancaman Brunei dimanfaatkan sebagai negara
terhadap sebuah negara dan transit maupun tujuan pemgiriman
berorientasi memberikan ancaman obat-obatan berbahaya secara ilegal atau
individu. Dalam skala ataupun dimensi usaha pencucian uang. Namun
ancaman terhadap stabilitas kawasan, demikian, pemerintah Brunei
perdagangan narkoba dapat Darussalam mempunyai program anti-
dikategorikan sebagai kejahatan pada narkoba (anti-drug program) yang
level transnasional karena aktifitas dari sangat keras dan proaktif dengan
peredaran narkoba di kawasan dikepalai oleh Badan Pengawas
dilakukan oleh organisasi atau Narkotika (Narcotics Control Bureau /
kelompok-kelompok kriminal yang NCB). Baik jumlah dan kualitas narkoba
terorganisir. ilegal yang masuk atau transit di Brunei
relatif sangat sedikit. Pihak otoritas
Tingkat dan pola penyebaran dari Brunei melaporkan bahwa tidak
penyalahgunaan narkotika dan obat- terdapat bukti adanya sindikat yang
obatan berbahaya serta permasalahan beroperasi di dalam negeri. Narkotika
terkait lainnya seperti perdagangan, dan obat-obatan berbahaya yang masuk
penanaman atau produksi narkoba ke Brunei biasanya diselundupkan
berbeda-beda antara region dan negara melalui udara di bandara internasional
satu dengan yang lainnya. Jenis narkoba atau dengan melintasi beberapa tempat
yang banyak disalahgunakan di pemeriksaan perbatasan (border
Myanmar (misal) berbeda dengan yang checkpoints). Penyelundupan narkoba
banyak disalahgunakan di Indonesia ke Brunei juga dapat dilakukan melalui
(misal). Meskipun demikian fenomena jalur laut dengan mengguakan kapal
penyalahgunaan narkotika dan obat- boat yang datang dari Malaysia seperti
obatan berbahaya menimbulkan Serabah dan Serawak atau melalui
dampak yang begitu besar pada sektor illegal jungle entry points.
keamanan terutama bagi keamanan
manusia (human security). Mengacu Kamboja
kepada Commission on Human Security
(CHS) human security adalah segala Kamboja yang saat ini memiliki jumlah
yang ditujukan untuk melindungi populasi sekitar 13 juta jiwa merupakan
seluruh komponen vital yang dimiliki negara yang paling akhir bergabung
oleh setiap manusia yang kemudian dengan ASEAN. Wilayah yang mayoritas
dapat meningkatkan aspek kebebasan penduduknya adalah bangsa Khmer
dan kepenuhan manusia. tersebut memiliki perbatasan langsung
dengan Thailand, Laos, dan Vietnam
Tren Jenis Narkotika dan Obat- yang merupakan jalur utama peredaran
Obatan Berbahaya di Asia heroin di Asia Tenggara. Sudah sejak
Tenggara tahun 1990an, Kamboja menjadi negara
transit jalur perdagangan anrkoba di
Brunei Darussalam Asia Tenggara. Pesatnya perdagangan
narkoba di Asia Tenggara tidak
Sebagai salah satu negara anggota menimbulkan dampak yang sangat
ASEAN, Brunei Darussalam belum sigiinifikan bagi peredaran yang
mengganggap penyalahgunaan berujung pada penyalahgunaan narkoba
narkotika dan obat-obatan berbahaya di Kamboja. Tanaman marijuana dan
sebagai masalah yang serius. Hal ini opium banyak ditemukan didaerah
disebabkan oleh karena Brunei tidak perbatasan, termasuk keberadaan
memiliki wilayah atau kawasan yang beberpa laboratorium pembuatan
khusus memproduksi maupun methamphetamine. Selain daripada itu
mengkonsumsi narkoba dalam jumlah

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 40


Kebijakan ASEAN dalam

Kamboja juga dijadikan sebagai daerah bebas di konter obat terbanyak adalah
transit untuk heroin yang berasal dari dextromethorpan (0,7%).
Golden Triangle sebelum dipasarkan ke
Eropa dan Amerika Serikat. Kamboja Laos
memang bukan negara penghasil utama
narkoba, walaupun ganja banyak Laos adalah salah satu negara yang
dihasilkan di negara ini. Masalah masuk dalam kawasan Golden Triangle
narkoba di Kamboja tidak seberat kasus- tentunya terasuk dalam kategori negara
kasus yang serupa terjadi di negara- penghasil atau produksi narkoba yang
negara anggota ASEAN lainnya. dalam hal ini adalah produksi opium.
Walaupun demikian, beberapa jenis Laos sampai dengan saat ini masih
narkoba tetap menjadi masalah yang termasuk diantara tiga negara terbesar
membutuhkan perhatian serius. di dunia yang memproduksi opium
selain Mynamar dan Afghanistan.
Indonesia Produksi utama Laos yakni opium dan
ganja. Hingga pada tahun 2006, opium
Jenis narkotika seperti ganja atau di Laos masih menjadi produksi utama
marijuana merupakan jenis narkotika narkoba. Kawasan penanaman opium di
yang peredarannya sangat dominan di Laos ditemukan hingga enam titik
Indonesia, hal tersebut yang kemudian daerah yang menjadi tempat utama
menjadikan Indonesia sebagai salah produksi opium.
satu negara penghasil ganja terbesar di
Asia Tenggara. Berdasarkan hasil Pembudidayaan opium ilegal di Laos
penelitian BNN tahun 2011 tentang banyak ditemukan di bagian provinsi
Survei Nasional Perkembangan Houaphan, provinsi Xiangkhoang,
Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, provinsi Bokeo, provinsi Louangnamtha,
diketahui bahwa angka prevalensi provinsi Louangphabang, provinsi
penyalahgunaan narkoba di Indonesia Oudamxai, provinsi Phongsali, dan
telah mencapai 2,23% atau sekitar 4,2 provinsi Xaignabouli yang juga terletak
juta orang dari total populasi penduduk di bagian Utara Laos. Total luas wilayah
(berusia 10 - 59 tahun). Prevalensi jenis produksi opium hingga tahun 2006
Narkoba yang paling banyak digunakan mencapai 2.500 hektar. Tidak hanya
oleh pekerja transportasi setahun sekedar opium saja, namun jenis-jenis
terakhir adalah Ganja sebesar 4,9%, ATS narkotika lainnya juga banyak
sebesar 2,3%, sedangkan Opiad, ditemukan di Laos, seperti ATS dan
Tranquilizer, Hallucinogen dan Inhalant ganja.
di bawah 1%. Pada kelompok ATS jenis
yang paling sering digunakan adalah Malaysia
ekstasi dan shabu dengan prevalensi
ekstasi 1,4%, dan shabu 1,4%, jenis Seiring dengan peningkatan kemajuan
katinon juga dilaporkan digunakan di bidang ekonomi dan tingkat sosial
dengan prevalensi 0,3%. Penggunaan masyarakat Malaysia, masalah narkotika
opiad jenis heroin prevalensinya 0,5%, dan obat-obatan berbahaya di Malaysia
morfin 0,4% dan opium 0,2%. juga telah menjadi masalah yang cukup
Pengunaan tranquilizer seperti luminal serius bagi masa depan negara ini.
(0,4%), pil koplo/BK (0,5%), dan Walaupun demikian, Malaysia bukan
fenorbital (barbiturate) prevalensinya termasuk ke negara-negara anggota
0,1% juga ditemukan dikalangan pekerja ASEAN yang tidak memproduksi atau
transportasi setahun terakhir. menghasilkan narkoba.
Sedangkan pada kelompok hallucinogen
terbanyak digunakan adalah mushroom Namun tidak dapat dipungkiri walaupun
(0,3), kecubung (0,3%), dan bentuk bukan negara penghasil tetapi pasti
Narkoba jenis lama yaitu LSD yang menjadi sasaran pengedar narkoba.
masih tetap beredar (0,1%). Untuk obat Peredaran maupun perdagangan
narkoba di Malaysia jenisnya bervariasi
yakni heroin, morfin, ganja,

41
Devi Anggraini

methamphetamine kristal, psychotropic penghasil jenis narkotika lainnya.


pills, ekstasi, amphetemine, opium, dan Berdasarkan laporan UNODC Filipina
sebagainya. Namun dari banyaknya termasuk negara penghasil
variasi jenis narkotika yang tersebar di methamphetamine hydrochlorid atau
Malaysia tetap saja heroin, morfin dan biasa dikneal dengan Shabu terbesar di
ganja merupakan jenis yang paling dunia. Tidak hanya itu, Filipina juga
banyak ditemukan di negara jiran ini. dijadikan target sebagai negara transit
bagi perdagangan narkoba di Asia
Myanmar Tenggara untuk beberapa jenis narkoba
tertentu seperti methamphetamine
Myanmar merupakan negara penghasil kristal dan ganja. Jenis narkotika yang
salah satu jenis narkoba yakni opium dominan di Filipina adalah
paling besar di Asia Tenggara dan methamphetamine kristal, ganja, dan
terbesar ke dua di dunia setelah inhalas.
Afghanistan. Selain daripada itu,
Myanmar juga merupakan aktor utama Singapura
dalam wilayah Golden Triangle, karena
hasil produksi akan opiumnya yang Singapura adalah negara terkecil di
begitu besar. Pembudidayaan opium ASEAN dengan luas wilayah hanya
ilegal di Myanmar banyak ditemukan di sekitar 641 kmn persegi dan jumlah
sekitar provinsi Shan terutama di daerah penduduk sekitar 3,5 juta yang berrarti
Wa dan Kokang, provinsi Kachin, dan lebih banyak dibandingkan jumlah
provinsi Kokang yang berada di bagian penduduk Brunei Darussalam namun
Utara Myanmar. Secara sudut pandang jauh berada di kedelapan negara
geografis, Myanmar memiliki iklim yang anggota ASEAN lainnya. Hampir sama
sangat cocok bagi pembudidayaan dengan tren Malaysia, Sinagpuara
opium. Pada dasarnya opium hanya menjadi pasar edar narkoba dengan
dapat tumbuh di tempat dengan tingkat jenis narkotika yang bervairasi. Namun
iklim dan temperatur yang cocok dan jenis bupernorphine, narkotika analgesic
biasanya berada di dataran tinggi sekitar yang digunakan untuk perawatan
800 meter diatas permukaan laut atau pecandu opiate menjadi konsen
lebih adalah tempat terbaik bagi pemerintah Singapura karena juga
pembudidayaan opium. Sejatinya disalahgunakan.
budidaya opium sangat mudah
dilakukan karena tidak membutuhkan Thailand
pemeliharaan yang begitu ketat seperti
irigasi, fertilisasi, maupun Thailand merupakan salah satu negara
penyemprotan insektisida. Pada tahun di dunia yang memiliki siklus produksi,
2000, ketika itu luas lahan yang peredaran, perdagangan, dan pasar
digunakan untuk pembudidayaan opium narkoba paling lepngkap di Asia
ilegal di Myanmar seluas 108.700 hektar Tenggara. keberadaan Golden Triangle
kemudian turun menjadi 21.500 hektar atau Segitiga Emas di bagian utara
pada tahun 2006, sedangkan di tahun Thailand yang berbatasamn dengan
yang sama Laos dilaporkan memiliki Myanmar dan Laos menjadikan negara
lahan seluas 19.000 hektar yang ini sebagia salah satu produsen utama
diperuntukkan pembudidayaan opium narkoba. Hal ini erat kaitannya dengan
ilegal yang kemudian pada tahun 2006 keberadaan Golden Triangle yan
menurun hingga 2.500 hektar. menjadi penghasil dan pemasok dari
60% produksi opium dan georin di
Filipina dunia. pada saat ini jenis-jenis narkoba
yang banayak beredar di Thailand terdiri
Tidak seperti Myanmar yang memiliki dari heroin, opium, methamphetamine,
wilayah tertentu sebagai penghasil marijuana, dan sebagainya. Sementara
opium, sebagai salah satu negara kokain dan ekstasi sangat populer
anggota ASEAN, Filipina bukan digunakan oleh kalanagan yang
penghasil opium terbesar namun memiliki strata sosial lebih tinggi seperti

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 42


Kebijakan ASEAN dalam

selebritis, wisatawan asing, pelajar financial crisis, at least one business is


thialand yang sekolah di luar negeri, dan still booming: the trade in narcotics
lain-lain. from the Golden Triangle”. Banyak
literatur yang mengatakan apabila
Vietnam opium telah ada di Asia sejak abad ke-7,
dibawa oleh para pedagang Arab dengan
Vietnam merupakan salah satu negara satu tujuan yakni medis.
anggota ASEAN dengan memiliki
jumlah penduduk sekitar 80 juta jiwa Myanmar dan Laos memiliki iklim yang
juga merupakan salah satu negara di sangat cocok bagi pembudidayaan
Asia Tenggara yang termasuk akan opium. Pada dasarnya opium hanya
negara peghasil narkoba walaupun tidak dapat tumbuh dengan berada di tempat
sebesar Myanmar maupun Laos. Heroin dengan tingkat iklim dan temperatur
merupakan jenis narkoba yang banyak yang cocok yang biasanya berada di
beredar di Vietnam. Kendati demikian dataran tinggi sekitar 800 meter diatas
beredarnya jumlah narkoba yang ada di permukaan laut atau lebih adalah
Vietnam memang tidak bervariasi tempat terbaik bagi pembudidayaan
seperti yang terjadi di Thialand opium. Sejatinya budidaya opium sangat
sebelumya, hanya jenis-jenis tertentu mudah dilakukan karena tidak
saja yang sangat populer di Vietnam membutuhkan pemeliharaan yang
seperti Heroin, methamphetamine, begitu ketat seperti irigasi, fertilisasi,
ekstatsi dan opium. maupun penyemprotan insektisida.
Pembudidayaan opium ilegal di
Myanmar banyak ditemukan di sekitar
Provinsi Shan terutama di daerah Wa
Pembudidayaan Opium di dan Kokang, Provinsi Kachin, dan
Myanmar dan Laos Provinsi Kokang yang berada di bagian
Utara Myanmar. Adapun
Pembudidayaan opium ilegal yang pembudidayaan opium ilegal di Laos
dilakukan oleh Myanmar dan Laos banyak ditemukan di bagian Provinsi
menyumbang 25 persen dan 10 persen Houaphan, Provinsi Xiangkhoang,
dari total produksi opium di dunia. Provinsi Bokeo, Provinsi
Disamping itu, baik Myanmar dan Laos Louangnamtha, Provinsi
juga merupakan negara yang melakukan Louangphabang, Provinsi Oudamxai,
pembudidayaan opium ilegal terbesar Provinsi Phongsali, dan Provinsi
pertama dan kedua di Asia Tenggara. Xaignabouli yang juga terletak di bagian
Pembudidayaan dan produksi opium Utara Laos.
ilegal termasuk dalam kejahatan
transnasional, dimana dalam ruang Berdasarkan laporan tahunan United
lingkup Asia Tenggara sendiri memiliki Nations Office on Drugs and Crime
kawasan yang terkenal akan kejahatan (UNODC), jumlah pembudidayaan
transnasional terutama masalah drug opium ilegal yang ada di Myanmar
trafficking yakni “Segitiga Emas” atau maupun Laos sejak tahun 2000 hingga
“Golden Triangle”, yang mengubungkan 2006 telah menurun secara perlahan.
Thailand Utara, Myanmar Timur, dan Pada tahun 2000, ketika itu luas lahan
Laos Barat sebagai daerah produsen yang digunakan untuk pembudidayaan
opium terbesar di kawasan. Asia opium ilegal di Myanmar seluas 108.700
Tenggara secara keseluruhan telah hektar, kemudian turun menjadi 21.500
menjadi kawasan yang paling besar dan hektar pada tahun 2006. Sedangkan di
paling cepat dalah hal pertumbuhan tahun yang sama Laos dilaporkan
pasar narkotika dan sama halnya memiliki lahan seluas 19.000 hektar
dengan para pelaku produsen. Seperti yang diperuntukkan pembudidayaan
apa yang dicantumkan oleh Lintner opium ilegal yang kemudian pada tahun
(1998) dalam Far Eastern Economic 2006 menurun hingga 2.500 hektar.
Review, “in the midst of the Asian Namun pasca tahun 2006, keberhasilan

43
Devi Anggraini

Myanmar dan Laos dalam mereduksi maupun orang-orang yang berada di


pembudidayaan opium ilegal tidak daerah penghasil opium demi
diikuti dengan keadaan yang sama pada memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
tahun selanjutnya, terutama Myanmar. Akibat kondisi geografis yang
Menginjak tahun 2007 hingga 2014, menempatkan daerah penghasil opium
jumlah pembudidayaan opium ilegal di ini jauh dari pusat perkotaan, terpencil,
Myanmar setiap tahun meningkat dan sangat sulit untuk dijangkau
menjadi 57.600 hektar yang mana memberi dampak sosial kemudian
terjadi peningkatan dua kali lipat lebih. menimbulkan kemiskinan. Seperti yang
Akan tetapi berbeda dengan laporan dilansir dalam pernyataan petani-petani
survei pembudidayaan opium ilegal opium di Myanmar, bahwa:
pasca tahun 2006 yang terjadi di Laos.
Memang jumlah pembudidayaan di Laos “We grow opium in order to ensure
tidak meningkat setiap tahunnya, akan food security for our family and to
tetapi mengalami fluktuasi yang diakhiri provide our basic needs, and to have
pada tahun 2014 menunjukkan access to health and education. We
peningkatan jumlah pembudidayaan grow opium because of poverty and
opium ilegal seluas 6.200 hektar. because we live in isolated and
mountainous and high elevated areas,
Menurut Direktur Eksekutif UNODC, where it is difficult to grow other crops,
Yuri Fedotov, mengatakan masalah infrastructure is weak and we face
pembudidayaan opium ilegal yang saat difficulties to transport crops, and
ini mengalami peningkatan baik di where we have difficulty to access
Myanmar dan Laos tidak hanya markets. We also have little access to
disebabkan karena usaha pemerintah land to grow other crops. The large
yang kurang maksimal. Tentu saja majority of opium farmers are not rich
pemerintah telah berusaha maksimal and grow it for their survival.
untuk meningkatkan upaya Therefore, they should not be treated as
pemberantasan opium ilegal, namun criminals.”
faktor-faktor lain yang mendorong
pembudidayaan opium ilegal meningkat Mereka para petani opium baik di
masih belum teratasi. Kondisi internal Myanmar maupun Laos sejatinya tidak
Myanmar dan Laos sangat memberi memiliki pilihan lain selain
kesempatan bagi para petani opium membudidayakan opium. Terkait
ilegal untuk terus menanam bunga dengan kondisi geografis yang memaksa
opium di tempat mereka tinggal dan para petani ini menanam opium,
selain daripada itu kondisi geografis wilayah yang terpencil, terletak di kaki
juga merupakan salah satu faktor pegunungan yang otomatis jauh baik
penting yang menyebabkan dari infrastruktur perkotaan,
pembudidayaan opium di Myanmar dan transportasi, maupun akses mereka
Laos sulit diatasi. Selain itu menurut pada aktivitas masyarakat perkotaan
perwakilan UNODC untuk Asia seperti pasar. Pada dasarnya, dengan
Tenggara, Jeremy Doughlas, menanam opium merupakan jalan satu-
mengatakan alasan para petani tetap satunya bagi para petani opium untuk
melakukan pembudidayaan opium ilegal melangsungkan hidup mereka, karena
yakni karena alasan ekonomi yang hanya dengan mengandalkan hasil jual
kemudian memilih membudidayakan opium lah mereka dapat menyambung
opium sebagai jalan satu-satunya untuk hidup. Status budidaya opium di
mendapatkan penghasilan rumah Myanmar maupun Laos tentu saja
tangga. berupa aktivitas legal, namun situasi
dan kondisi yang mendorong para
Hal yang menarik terhadap kondisi petani opium tetap membudidayakan
opium di Myanmar dan Laos adalah opium.
bahwa aktivitas budidaya opium sangat
menentukan nasib petani-petani opium

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 44


Kebijakan ASEAN dalam

Oleh sebab itu, para petani tersebut dalam negerinya ataupun mengangkat
tidak bisa diperlakukan sebagai seorang masalah dalam negeri orang lain dengan
penjahat karena hanya dengan opium tujuan untuk mendapatkan perhatian
lah mereka dapat bertahan hidup. Tidak internasional. Ketiga, Sebagai aktor
hanya itu, opium juga telah menjadi independen, dimana organisasi
obat-obatan tradisional para penduduk internasional dapat membuat
di daerah penghasil opium yang banyak keputusan-keputusan sendiri tanpa
digunakan sebagai obat diare, pereda dipengaruhi oleh kekuasaan atau
rasa sakit, demam, dan sebagai penawar paksaan dari luar organisasi.
racun dari binatang buas. Benang merah
dari bahaya opium di Sebagai sebuah organisasi
Myanmar dan Laos ini internasional yang berada di
adalah membentuk rantai Asia Tenggara, sudah
Kerja sama ASEAN
kemiskinan atau yang menjadi kewajiban untuk
disebut sebagai lingkaran dalam memberantas menanggulangi
setan. Hal tersebut terjadi dan menanggulangi penyalahgunaan narkotika
ketika kemiskinan yang ada penyalahgunaan dan obat-obatan berbahaya
pada penduduk daerah narkotika dan obat- yang terjadi. Masalah
penghasil opium karena obatan berbahaya penyalahgunaan narkotika
faktor geografis lainnya tercakup dalam dan obat-obatan berbahaya
mengarahkan mereka wadah ASEAN Senior dalam kurun waktu dua dasa
kepada opium sebagai satu- warsa terakhir ini bukan lagi
Officials on Drug menjadi masalah yang bisa
satunya solusi untuk
bertahan hidup, namun Matters (ASOD). dihadapi dengan sebelah
penduduk lokal juga Wadah kerja sama mata, namun justru harus
menggunakan opium sebagai ASOD ini mulai mendapat prioritas untuk
candu lokal yang sudah dibentuk ketika segera diatasi.
membudaya sehingga pertemuan ASEAN
kemiskinan itu sendiri akan Ministerial Meeting Pertama kali ASEAN mulai
mengulang dengan menyadari akan bahaya
(AMM) sejak setelah ancaman penyalahgunaan
sendirinya.
ditandatangani narkotika dan obat-obatan
Kebijakan ASEAN dalam ASEAN Declaration of berbahaya di Asia Tenggara
Menanggulangi Prinsiples to Combat the pada tahun 1972. Saat itu
Penyalahgunaan Abuse of Narcotics juga ASEAN pertama kali
Narkotika dan Obat- Drugs. mengeluarkan kebijakan
Obatan Berbahaya terkait merespon ancaman
narkoba. Kebijakan penanggulangan
ASEAN sebagai organisasi internasional penyalahgunaan narkotika dan obat-
tentu saja memiliki peranan besar dalam obatan berbahaya di tingkat regional
mengambil sikap yang kemudian terbagi Asia Tenggara disepakati dalam ASEAN
dalam tiga kategori. Pertama, peran Drugs Experts Meeting on the
organisasi sebagai instrumen, yakni Prevention and Control of Drug Abuse
organisasi internasional digunakan oleh yang dilaksanakan di Manila, Filipina.
negara-negara anggotanya untuk Sebagai bentuk respon tindak lanjutan
mencapai tujuan tertentu berdasarkan dari pertemuan tersebut pada tahun
tujuan politik luar negerinya. Kedua, 1976 diadakan pertemuan ASEAN
Berperan sebagai arena yang Declaration of Principles to Combat the
menempatkan organisasi internasionanl Abuse of Narcotic Drugs yang diadakan
sebagai tempat bertemu bagi negara- di Singapura. Dari pertemuan tersebut
negara anggotanya untuk membahas didapati sebuah deklarasi regional
dan membicarakan masalah-masalah bersama yang disepakati yang
yang dihadapi. Tidak jarang organisasi diantaranya, pertama, kesamaan cara
internasional digunakan oleh beberapa pandang dan pendekatan serta strategi
negara untuk mengangkat masalah penanggulangan kejahatan narkoba;

45
Devi Anggraini

kedua, keseragaman peraturan penyalahgunaan narkotika dan obat-


perundang-undangan di bidang obatan berbahaya, ASOD memiliki tugas
narkoba; ketiga, membentuk badan antara lain sebagai berikut. Pertama,
koordinasi di tingkat nasional; dan melaksanakan ASEAN Declaration of
keempat, kerja sama antar negara- Principles to Combat the Abuse of
negara ASEAN secara bilateral, regional Narcotics Drugs. Kedua, menyelaraskan
dan internasional. pandangan, pendekatan, dan strategi
dalam menanggulangi masalah narkoba
Kerja sama ASEAN dalam memberantas dan cara memberantas peredarannya di
dan menanggulangi penyalahgunaan wilayah ASEAN. Ketiga,
narkotika dan obat-obatan berbahaya mengkonsolidasikan serta memperkuat
lainnya tercakup dalam wadah ASEAN upaya bersama, terutama dalam
Senior Officials on Drug Matters masalah penegakan hukum, penyusunan
(ASOD). Wadah kerja sama ASOD ini undang-undang, upaya-upaya preventif
mulai dibentuk ketika pertemuan melalui pendidikan, penerangan kepada
ASEAN Ministerial Meeting (AMM) masyarakat, pengawasan atas
sejak setelah ditandatangani ASEAN penanaman tanaman narkoba, serta
Declaration of Prinsiples to Combat the peningkatan partisipasi organisasi-
Abuse of Narcotics Drugs. organisasi non-pemerintah. Keempat,
Pembentukan wadah kerja sama ASEAN melaksanakan ASEAN Policy and
dalam ASOD ini merupakan perwujudan Strategies on Drug Abuse Control
konkret ASEAN sebagai bentuk upaya sebagaimana telah disetujui dalam
menanggulangi kejahatan narkoba. pertemuan ASEAN Drug Experts ke-8 di
Awalnya pada tahun 1981 ASEAN telah Jakarta tahun 1984. Kelima,
membentuk ASEAN Drug Experts melaksanakan pedoman mengenai
sebagai sub-komite di bawah Committee bahaya narkoba yang telah ditetapkan
on Social Development (COSD) dan oleh International Conference on Drug
Narcotic Desk di Sekretariat ASEAN. Abuse and Illicit Trafficking dimana
Selanjutnya pada sidang tahunan negara-negara anggota ASEAN telah
ASEAN ke-8 tahun 1984, ASEAN Drugs berpartisipasi secara aktif. Merancang,
Experts mengubah namanya menjadi melaksanakan, memonitor, serta
ASEAN Senior Officials on Drug mengevaluasi semua program
Matters (ASOD). Secara resmi, ASOD penanggulangan masalah
didirikan pada tahun 1984 yang penyalahgunaannarkotika dan obat-
kemudian menghasilkan Rencana Aksi obatan berbahaya di ASEAN. Keenam,
ASEAN terhadap pengendalian mendorong partisipasi dan kerja sama
penyalahgunaan Narkoba, melalui dengan pihak ketiga dalam usaha
sidang tahunan. pemberantasan peredaran gelap
narkoba. Ketujuh, Meningkatkan upaya
ASOD merupakan elemen utama dari ke arah tercapainya ratifikasi, aksesi,
kerangka ASEAN yang dibentuk khusus dan pelaksanaan semua ketentuan PBB
untuk menangani masalah kejahatan yang berkaitan dengan masalah bahaya
transnasional drug trafficking. ASOD narkoba.
memiliki mandat untuk meningkatkan
implementasi ASEAN Declaration of Sebagai organisasi yang memiliki
Principle to Combat the Drug Problem konsen khusus terhadap narkoba, ASOD
of 1976, mengkonsolidasikan usaha pada tahun 1994 mulai menjalankan
kolaboratif dalam mengawasi dan fungsi-fungsinya yang kemudian
mencegah permasalahan narkoba di menghasilkan rencana kegiatan ASEAN
kawasan, membasmi dan mengevaluasi Plan of Action on Drug Abuse Control
semua program ASEAN mengenai yang meliputi empat bidang piroritas.
pengawasan dan pencegahan Langkah-langkah prioritas tersebut
penyelahgunaan narkoba. Sebagai antara lain adalah dengan menyediakan
sebuah wadah bagi negara-negara pendidikan terkait bahaya narkoba serta
ASEAN bekerjasama menanggulangi bahayanya akan aktifitas

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 46


Kebijakan ASEAN dalam

penyalahgunaan narkoba, memberikan beberapa butir langkah-langkah untuk


bentuk pelayanan perawatan dan mengurangi permintaan (demand) dan
rehabilitasi bagi para pengguna narkoba, persediaan (supply), serta memberantas
melakukan pemberdayaan terhadap produksi, pemrosesan, perdagangan dan
para pengguna, serta tentu saja penggunaan narkoba di ASEAN hingga
melakukan penelitian. tahun 2020.

Penyalahgunaan narkotika dan obat- Langkah-langkah menanggulangi


obatan berbahaya merupakan salah satu permasalahan penyalahgunaan
bentuk kejahatan transnasional yang narkotika dan obat-obatan berbahaya
sejak awal pada penelitian ini telah yang ditujukan untuk mewujudkan
dijelaskan oleh Penulis. Setelah Kawasan ASEAN bebas narkoba
membentuk sebuah wadah kerja sama memang fokus pada pengaturan
menanggulangi masalah narkoba di Asia pereduksian permintaan dan penawaran
Tenggara yakni ASOD, kemudian namun juga didalamnya menjelaskan
ASEAN kembali membuat kebijakan terkait. Pertama, membangun
terkait narkoba. Pada sidang tahunan kurikulum penegakkan hukum sesuai
ASEAN khusus perihal kejahatan dengan kapasitas kawasan Asia
transnasional yang dikukuhkan dalam Tenggara. Kedua, berkolaborasi dengan
pertemuan ASEAN Ministerial Meeting pihak Bea Cukai atau Pabean untuk
on Transnational Crime (AMMTC), saling berintegrasi terhadap kontrol
sejak tahun 1997 ASEAN secara keluar-masuknya barang ke dalam
siginifikan memberi perhatian besar negara. Ketiga, melakukan kampanye
pada meningkatnya macam-macam pencegahan yang tepat sasaran terhadap
kejahatan transnasional yang penyalahgunaan narkotika dan obat-
bermunculan pada era globalisasi saat obatan berbahaya. Keempat,
ini. Pada pertemuan AMMTC ke-2 yang meningkatkan cakupan pengobatan dan
dilaksanakan pada tahun 1999, para memperluas jaring sosial dari program-
negara anggota ASEAN melalui AMMTC program berbasis masyarakat yang
saling menyepakati prinsip-prinsip yang menangani ketergantungan narkoba.
tertuang pada ASEAN Plan of Action to Kelima, mengadopsi pendekatan
Combat Transnational Crime yang science-based untuk mengatasi
didalamnya dijelaskan mengenai HIV/AIDS. Keenam, mencari partispasi
mekanisme-mekanisme dan upaya- aktif dari sektor swasta untuk
upaya apa saja yang dibutuhkan untuk memastikan pelaksanaan alternaive
memerangi segala bentuk kejahatan development atau pembangunan
transnasional, termasuk alternatif. Ketujuh, memperluas dan
penyalahgunaan narkotika dan obat- memperkuat Border Liaison Offices
obatan berbahaya, perdagangan atau kantor penghubung perbatasan
narkoba. sebagai metode utama untuk
meningkatkan kerja sama regional.
Satu lagi tonggak penting dalam kerja Kedelapan, mengintensifikasikan
sama ASEAN untuk mengatasi pengendalian berbagai peralatan dan
penyalahgunaan narkotika dan obat- bahan kimia ataupun obat-obatan ilegal
obatan berbahaya adalah disahkannya di wilayah Asia Tenggara. Terakhir,
sebuah deklarasi bersama untuk peningkatan partisipasi dalam
mewujudkan Drug-Free ASEAN atau pendekatan regional untuk memerangi
kawasan ASEAN bebas narkoba pada money laundering, terorisme, dan
tahun 2020. Deklarasi ini pertama kali financing transnational crime.
diresmikan pada sidang Menteri Luar
Negeri ASEAN atau ASEAN Ministerial Komitmen untuk menciptakan Drug-
Meeting (AMM) pada tahun 1998. Free ASEAN 2020 kemudian direvisi
Komitmen politik ini menegaskan tenggat waktu pelaksanaannya yang
kembali program dan prioritas-prioritas awalnya dilaksanakan hingga tahun
kerja sama ASEAN yang terdiri dari 2020 namun diubah mejadi tahun 2015

47
Devi Anggraini

yang kemudian menjadi Drug-Free dalam memerangi perdagangan


ASEAN 2015. Komitmen politik terbaru narkotika dan obat-obatan terlarang,
tersebut dihasilkan oleh kongres Dari kerjasama antara ASEAN dan Cina
internasional yang dilaksanakan di tersebut dihasilkan ACCORD Plan of
Bangkok-Thailand pada tahun 2000. Action.
Kongres yang bertema In Pursuit of a
Drug-Free ASEAN 2015: Sharing he Dalam rencana aksi ACCORD tersebut
Vision, Leading the Change. Seperti disebutkan bahwa negara-negara
yang disampaikan pada Komunike ASEAN dan Cina telah sepakat untuk
Bersama pada pertemuan AMM ke-33, meningkatkan koordinasi dalam upaya
Bangkok-Thailand, 24-25 Juli 2000 memberantas masalah narkotika dan
bahwa, obat-obatan berbahaya di Asia Tenggara
dan Cina. Adapun koordinasi diantara
“Para Menteri Luar Negeri ASEAN kedua belah pihak difokuskan pada
menyadari ancaman dari empat pilar utama. Pertama,
penyalahgunaan dan perdagangan gelap membangun kesadaran masyarakat
narkoba pada keamanan dan stabilitas tentang bahaya narkoba dan respon
kawasan ASEAN, khususnya hubungan yang diharapkan dari masyarakat.
dengan kejahatan transnasional. Antar Kedua, mereduksi tingkat konsumsi
negara anggota saling mendesak untuk narkotika dan obat-obatan berbahaya
meningkatkan upaya bersama antara melalui pembentukan konsensus serta
semua negara yang terkena dampak serta peningkatan kerja sama dalam hal
dalam memerangi ancaman narkoba, penegakan hukum. Ketiga, memerangi
terutama obat-obatan jenis stimulan produksi gelap dan perdagangan
(ATS). Dalam hal ini, setiap negara narkoba melalui peningkatan upaya
anggota sepakat untuk memajukan penegakan hukum, kerja sama dengan
Drug-Free ASEAN 2020 menjadi Drug- pihak-pihak terkait, serta memperbarui
Free ASEAN 2015.” perangkat hukum dan sarana lainnya.
Keempat, memberantas penanaman
Sejak adanya perubahan tenggat waktu ilegal melalui program-program
penerapan Drug-Free ASEAN 2015, pembangunan alternatif dan partisipasi
ASEAN membentuk kerangka kerja dari berbagai kelompok masyarakat.
untuk menyelaraskan kinerja nasional
negara anggota dengan regional ASEAN Selain ACCORD Plan of Action,
dalam upaya penanggulangan dan kerangka kerja Drug-Free ASEAN
pemberantasan perdagangan narkotika lainnya adalah Work Plan on
dan obat-obatan terlarang. Combating Illicit Drug Production,
Pembentukan kerangka kerja ASEAN Trafficking, and Use (2009-2015).
untuk menciptakan kawasan yang bebas Rencana kerja ini merupakan hasil dari
dari narkotika dan obat-obatan The 30th Meeting of the ASEAN Senior
terlarang didukung dengan adanya Officials on Drug matters (ASOD) yang
kerangka kerja yang diciptakan untuk diselenggarakan di Kamboja pada 29 –
diimplementasikan di tingkat regional 30 September 2009. Sekretariat ASEAN
maupun internasional. Kerangka kerja juga menggelar Study on Achieving
regional ASEAN menuju Drug-Free Drug-Free ASEAN 2015 Status and
ASEAN 2015 terbagi dalam tiga macam, Recommendations bersama Amerika
yaitu ACCORD (ASEAN – China Serikat. Berdasarkan studi tersebut,
Cooperatative Operation in Response to ditetapkan bahwa visi dalam Drug-Free
Dangerous Drugs), ASOD (ASEAN ASEAN 2015 adalah untuk mengontrol
Senior Officials on Drug matters), dan narkotika dan obat-obatan berbahaya
MOU terkait kontrol narkotika dan obat- dan mengurangi konsekuensi negatif
obatan terlarang. ACCORD dihasilkan yang timbul secara efektif dan sukses.
melalui kerjasama antara ASEAN dan
Cina. ASEAN tidak menutup mata Visi Drug-Free ASEAN 2015 juga
bahwa Cina memiliki peran penting meliputi pengurangan budidaya

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 48


Kebijakan ASEAN dalam

tanaman berbahaya secara signifikan and layanan lanjutan bagi pengguna


dan berkelanjutan, memberantas narkotika dan obat-obatan terlarang
industri dan perdagangan narkoba dan agar dapat berinteraksi kembali dengan
segala kejahatan yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat.; dan
narkoba, serta pengurangan perluasan meningkatkan dan memperkuat
penggunaan narkotika dan obat-obatan kerjasama antara sektor publik dan
berbahaya di masyarakat. Selain swasta dan organisasi sipil dalam
daripada itu, pada studi tersebut juga merespon penyalahgunaan obat-obatan
telah disepakati tolak ukur aktivitas ilegal.
pengurangan dan penghapusan oleh
pemerintah untuk beberapa elemen dari Penjabaran dari visi yang tertuang
visi Drug-Free ASEAN 2015, dalam tolak ukur yang dihasilakn dari
diantaranya pertama, pengurangan dan Study on Achieving Drug-Free ASEAN
penghapusan budidaya tanaman 2015 Status and Recommendations
berbahaya termasuk didalamnya antara ASEAN dengan Amerika Serikat
menjelaskan penghapusan tersebut selanjutnya menjadi landasan
pembudidayaan opium di tahun 2015, dalam upaya pemberantasan narkotika
menghapuskan pembudidayaan ganja di dan obat-obatan berbahaya menuju
tahun 2015; dan penyedian mata Kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015
pencaharian berkelanjutan bagi mantan (Drug-Free ASEAN 2015). Kesepakatan
petani produsen tanaman narkotika dan diantara negara anggota ASEAN atas
obat-obatan berbahaya. Kedua, komitmen kawasan dalam mewujudkan
pengurangan dan penghapusan industri Drug-Free ASEAN 2015 merupakan
dan perdagangan narkotika dan obat- tanggung jawab moral bersama yang
obatan berbahaya ilegal serta kejahatan harus dilakukan secara maksmial.
yang berhubungan dengan narkotika Pemimpin masing-masing negara
dan obat-obatan berbahaya, yang berupaya menggerakkan
didalamnya membahas penghapusan pemerintahannya untuk turut mencapai
sindikat yang terlibat dalam produksi sasaran tersebut. Kerjasama operasional
rahasia narkotika dan obat-obatan pun turut menjadi perhatian utama
berbahaya; penghapusan sindikat yang dalam teknis pelaksanaan. Hal tersebut
terlibat dalam perdagangan illegal didasari alasan karena perdagangan
narkotika dan obat-obatan terlarang, narkoba bukanlah merupakan kejahatan
kimia esensial dan bahan kimia lain yang dapat diselesaikan oleh satu negara
yang dapat ditransformasi menjadi melainkan banyak negara.
komponen narkotika dan obat-obatan
berbahaya; penghapusan perdagangan Kesimpulan
dan penyelundupan bahan-bahan kimia
yang dapat dijadikan sebagai komponen Berdasarkan analisis yang telah
pembuatan narkotika dan obat-obatan dilakukan oleh Penulis, fenomena
berbahaya; dan peningkatan kerjasama penyalahgunaan narkotika dan obat-
dan kolaborasi penegakan hukum lintas obatan yang terjadi di Asia Tenggara
batas dan transnasional. Ketiga, merupakan masalah yang sudah lama
pengurangan dan penghapusan dihadapi oleh ASEAN. Adanya
penggunaan narkotika dan obat-obatan penyalahgunaan narkotika dan obat-
berbahaya, termasuk didalamnya obatan berbahaya ini lantas memberi
mengenai pengurangan penyalahgunaan ancaman kepada setiap negara-negara di
narkotika dan obat-obatan berbahaya Asia Tenggara, walaupun level ancaman
secara umum di masyarakat, khususnya yang dihadapi masing-masing negara
pelajar, pemuda serta kelompok- berbeda satu sama lain. Menimbulkan
kelompok yang rentan dan beresiko suatu ancaman disebabkan karena
tinggi, seperti anak jalanan, pekerja seks fenomena penyalahgunaan narkotika ini
dan karyawan dengan tuntutan merupakan salah satu bentuk dari
performa kerja tinggi; meningkatkan kejahatan transnasional, yang
akses terhadap pengobatan, rehabilitasi diindikasikan sebagai kejahatan yang

49
Devi Anggraini

terjadi lintas batas negara. Adanya penyalahgunaan narkotika dan obat-


fenomena penyalahgunaan narkotika obatan berbahaya pada pertemuan
dan obat-obatan berbahaya ini tentu ASEAN Drugs Experts Meeting on the
saja mendorong ASEAN untuk Prevention and Control of Drug Abuse
mengambil tindakan penanggulangan. yang dilaksanakan di Manila, Filipina.
Namun untuk menanggulangi Sejak kebijakan pertama ASEAN saat itu
penyalahgunaan narkoba tersebut tidak hingga kebijakan terakhir ASEAN terkait
bisa dilakukan secara mandiri atau penanggulangan masalah narkoba yakni
hanya dilakukan oleh satu dengan dikeluarkannya
negara, namun harus komitmen Drug-Free
dilakukan secara bersama- ASEAN 2015 telah
sama sehingga menuntut Kebijakan terakhir menunjukkan bahwasannya
adanya bentuk kerja sama ASEAN terkait ASEAN sangat menaruh
diantara negara-negara di penanggulangan perhatian besar terhadap
Asia Tenggara. masalah narkoba yakni narkoba yang tersebar di
dengan dikeluarkannya kawasan Asia Tenggara.
Fenomena penyalahgunaan komitmen Drug-Free Adanya kebijakan-kebijakan
narkotika dan obat-obatan ASEAN 2015 telah yang dikeluarkan oleh
berbahaya di Asia Tenggara ASEAN juga merupakan
menunjukkan
ini tentu saja menyangkut bentuk kerja sama diantara
sekuritisasi negara-negara bahwasannya ASEAN negara-negara anggota
anggota ASEAN, disamping sangat menaruh sebagai upaya
itu sifat dari penyalahgunaan perhatian besar penanggulangan. Ancaman
tersebut juga termasuk ke terhadap narkoba yang penyalahgunaan narkotika
dalam kejahatan tersebar di kawasan dan obat-obatan berbahaya
transnasional. Level ancaman Asia Tenggara. yang terjadi di Asia
keamanan yang dialami Adanya kebijakan- Tenggara juga bukan
setiap negara di Asia merupakan suatu hal yang
kebijakan yang
Tenggara akibat narkotika dapat dibiarkan begitu saja,
dan obat-obatan berbahaya dikeluarkan oleh dimana masalah tersebut
ini tidak sama satu sama lain. ASEAN juga dapat memberi dampak ke
Oleh karena itu, dibutuhkan merupakan bentuk berbagai dimensi. Seperti
upaya bersama yang kerja sama diantara banyaknya tren jenis
dikukuhkan dalam kerja negara-negara anggota narkotika dan obat-obatan
sama internasional diantara sebagai upaya berbahaya yang tersebar
negara-negara Asia Tenggara penanggulangan. rata di setiap negara-negara
melalui ASEAN yang khusus ASEAN dam kasus
membuat pengaturan pembudidayaan opium yang
maupun kebijakan terkait terjadi di Myanmar dan Laos seperti
penanggulangan penyalahgunaan yang telah dijelaskan oleh Penulis pada
narkoba. Memang permasalahan bab sebelumnya, bahwa menunjukkan
penyalahgunaan narotika dan obat- level ancaman akibat penyalahgunaan
obatan telah terjadi sejak lama dan telah narkoba sudah berada pada titik kritis
menjadi fokus utama ASEAN sejak hingga mempengaruhi kualitas hidup
tahun 1972, ketika kala itu ASEAN masyarakat pada suatu daerah.
mengeluarkan kebijakan terkait

Daftar Pustaka http://www.aipasecretariat.org/asean-senior-


officials-on-drug-matters-asod/ [diakses 30
[1] A.A, Perwita dan Y.M., Yani, 2005. Mei 2016].
Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. [3] Association of Southeast Asia Nations
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. (ASEAN), 2000. Combating and Preventing
[2] ASEAN Inter-Parliamentary Assembly Drug and Subtance Abuse, by Pratap
(AIPA), t.t. ASEAN Senior Officials on Drug Parameswaran. [online] Tersedia dalam
Matters (ASOD) Cooperation on Drugs and http://asean.org/combating-and-preventing-
Narcotics Overview. [online] Tersedia dalam drug-and-substance-abuse-by-pratap-
parameswaran/ [diakses 29 Mei 2016].

Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 3, Oktober 2016 50


Kebijakan ASEAN dalam

[4] Association of Southeast Asia Nations Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
(ASEAN), 2012. Cooperation on Drugs and Politik Universitas Pembangunan Nasional
Narcotics Overview. [online] Terseida dalam “Veteran” Jakarta.
http://asean.org/?static_post=cooperation- [16] Roza, Rizki, 2012. “Peran Penting Parlemen
on-drugs-and-narcotics-overview [diakses dalam Mencapai Drug-Free ASEAN 2015”,
30 Mei 2016]. dalam Info Singkat Hubungan Internasional,
[5] Association of Southeast Asia Nations Vol. IV, No.14.
(ASEAN), t.t. Cooperation on Drugs and [17] Sungkar, Yasmin, et al., 2008. Isu-Isu
Narcotics Overview. [online] Tersedia dalam Keamanan strategis dalam Kawasan
http://www.asean.org/news/item/cooperation ASEAN. Jakarta: LIPI Press.
-on-drugs-and-narcotics-overview [diakses [18] Tobing, Fredy B.L., 2002. “Aktifitas Drugs
pada 15 September 2015]. Trafficking sebagai Isu Keamanan yang
[6] Association of Southeast Asian Nations Mengancam Stabilitas Negara”, dalam
(ASEAN), 2013. ASEAN Security Outlook. Jurnal Global Politik Internasional, Vol. 5,
[7] Badan Narkotika Nasional (BNN), 2014. No.1.
Jurnal Data Pencegahan dan [19] United Nastions Office on Drugs and Crime
Pemberantasan Penyalahgunaan dan (UNODC), 2006. Opium Poppy Cultivation
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun in the Golden Triangle: Lao PDR,
2013. [online] Tersedia dalam Myanmar, Thailand.
http://bnn.go.id/portal/_uploads/post/2014/0 [20] United Nastions Office on Drugs and Crime
8/19/Jurnal_Data_P4GN_2013_Edisi_2014_ (UNODC), 2010. South-East Asia Opium
Oke.pdf [diakses 24 Mei 2016]. Survey 2010: Lao PDR, Myanmar.
[8] Burma Library, 2015. Statement of 3rd [21] United Nastions Office on Drugs and Crime
Myanmar Opium Farmer Forum, 12 (UNODC), 2014. Southeast Asia Opium
September 2015. [online] Tersedia dalam Survey 2014: Lao PDR, Myanmar.
http://www.burmalibrary.org/docs21/TNI- [22] United Natins Office on Drugs and Crime
2015-09- (UNODC), t.t. United Nations Convention
statement_of_3rd_myanmar_opium_farmer_ Against Transnational Organized Crime and
forum-en.pdf [diakses 9 Juni 2016]. the Protocols Thereto. [online] Tersedia
[9] Chandran, D. Suba dan Chari, P.R., 2014. dalam
Armed Conflicts in South Asia 2013: http://www.unodc.org/unodc/en/treaties/CT
Transition. New Delhi: Routledge. OC/index.html [diakses pada 21 Mei 2016].
[10] Devaney, Madonna, et al., 2006. Situational [23] United Nations Office on Drugs and Crime
Analysis of Illicit Drug Issues and Responses (UNODC), 2003. Laos: Opium survey 2003.
in the Asia-Pacific Region. Canberra: [24] United Nations Office on Drugs and Crime
Australian National Council on Drugs. (UNODC), 2003. Myanmar: Opium Survey
[11] Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN 2003.
Departemen Luar Negeri Republik [25] United Nations Office on Drugs and Crime
Indonesia, 2000. Kerja Sama ASEAN dalam (UNODC), 2008. Drug-Free ASEAN 2015:
Menanggulangi Kejahatan Transnasional, Status and Recommendations.
Khususnya Penyalahgunaan Narotika dan [26] United Nations, 2010. Development of
Obat-Obatan Berbahaya. Community Based Drug Abuse Counseling,
[12] Euarukskul, Julaporn, 1998. The New Treatment and Rehabilitation Services in
Security Agenda: A Global Survey. Tokyo: Cambodia. [online] Tersedia dalam
Japan Center for International Exchange. http://www.un.org/humansecurity/sites/www
[13] Harto, Syafri dan Sebastian, Arif, 2013. .un.org.humansecurity/files/cambodia_final_
“Peranan ASEAN Senior Official on Drugs summary.pdf [diakses 24 Mei 2016].
Matters (ASOD) dalam Menanggulangi [27] VOA NEWS, 2015. UN: Poverty, Conflict
Drugs Trafficking di Negara Thailand 2005- Drive Opium Production in Myanmar-Laos
2010”, dalam Jurnal Transnasional, Vol. 5, [online] Tersedia dalam
No. 1. http://m.voanews.com/a/un-says-poverty-
[14] Narcotics Control Bureau, 2015. Mission conflict-drivers-in-opium-poppy-production-
and Functions. [online] Tersedia dalam in-myanmar-laos/3103560.html [diakses 6
http://www.narcotics.gov.bn/SitePages/Miss Maret 2016].
ion%20and%20Functions.aspx [diakses 23 [28] Wulansari, Anggia, 2013. Upaya dan
Mei 2016]. Tantangan Thailand dalam Penanggulangan
[15] Prima, Adri, 2010. Peran ASOD (ASEAN Narkotika dan Obat Terlarang Menuju
SENIOR OFFICIALS ON DRUGS Drug-Free ASEAN 2015. [online] Tersedia
MATTERS) dalam Menanggulangi Drugs dalam http://journal.unair.ac.id/download-
Trafficking di Asia Tenggara 2003-2009. fullpapers-jahia60fde87812full.pdf [10
Skripsi. Jakarta: Departemen Hubungan Maret 2016].

51

You might also like