Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan ASEAN Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Berbahaya Di Asia Tenggara
Kebijakan ASEAN Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Berbahaya Di Asia Tenggara
Devi Anggraini
Departemen Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
Abstract
Key Words: Missaplication of narcotics and dangerous drugs, South East Asia,
ASEAN, Securitization, International Cooperation
36
Kebijakan ASEAN dalam
tertuang dalam rencana pelaksanaan mewujudkan Drug-Free ASEAN 2020 yang kemudian
komitmen bersama tersebut dipercepat menjadi Drug-Free ASEAN 2015.
37
Devi Anggraini
39
Devi Anggraini
ini juga beragam, tidak hanya berada yang berarti. Berbagai masalah yang
dalam koridor motif ekonomi dan politik berkaitan dengan narkoba di Brunei
saja. Perdagangan narkoba secara relatif tergolong kecil. Begitu juga
umum berdampak negatif bagi stabilitas halnya dengan terdapat indikasi bahwa
kawasan, memberikan ancaman Brunei dimanfaatkan sebagai negara
terhadap sebuah negara dan transit maupun tujuan pemgiriman
berorientasi memberikan ancaman obat-obatan berbahaya secara ilegal atau
individu. Dalam skala ataupun dimensi usaha pencucian uang. Namun
ancaman terhadap stabilitas kawasan, demikian, pemerintah Brunei
perdagangan narkoba dapat Darussalam mempunyai program anti-
dikategorikan sebagai kejahatan pada narkoba (anti-drug program) yang
level transnasional karena aktifitas dari sangat keras dan proaktif dengan
peredaran narkoba di kawasan dikepalai oleh Badan Pengawas
dilakukan oleh organisasi atau Narkotika (Narcotics Control Bureau /
kelompok-kelompok kriminal yang NCB). Baik jumlah dan kualitas narkoba
terorganisir. ilegal yang masuk atau transit di Brunei
relatif sangat sedikit. Pihak otoritas
Tingkat dan pola penyebaran dari Brunei melaporkan bahwa tidak
penyalahgunaan narkotika dan obat- terdapat bukti adanya sindikat yang
obatan berbahaya serta permasalahan beroperasi di dalam negeri. Narkotika
terkait lainnya seperti perdagangan, dan obat-obatan berbahaya yang masuk
penanaman atau produksi narkoba ke Brunei biasanya diselundupkan
berbeda-beda antara region dan negara melalui udara di bandara internasional
satu dengan yang lainnya. Jenis narkoba atau dengan melintasi beberapa tempat
yang banyak disalahgunakan di pemeriksaan perbatasan (border
Myanmar (misal) berbeda dengan yang checkpoints). Penyelundupan narkoba
banyak disalahgunakan di Indonesia ke Brunei juga dapat dilakukan melalui
(misal). Meskipun demikian fenomena jalur laut dengan mengguakan kapal
penyalahgunaan narkotika dan obat- boat yang datang dari Malaysia seperti
obatan berbahaya menimbulkan Serabah dan Serawak atau melalui
dampak yang begitu besar pada sektor illegal jungle entry points.
keamanan terutama bagi keamanan
manusia (human security). Mengacu Kamboja
kepada Commission on Human Security
(CHS) human security adalah segala Kamboja yang saat ini memiliki jumlah
yang ditujukan untuk melindungi populasi sekitar 13 juta jiwa merupakan
seluruh komponen vital yang dimiliki negara yang paling akhir bergabung
oleh setiap manusia yang kemudian dengan ASEAN. Wilayah yang mayoritas
dapat meningkatkan aspek kebebasan penduduknya adalah bangsa Khmer
dan kepenuhan manusia. tersebut memiliki perbatasan langsung
dengan Thailand, Laos, dan Vietnam
Tren Jenis Narkotika dan Obat- yang merupakan jalur utama peredaran
Obatan Berbahaya di Asia heroin di Asia Tenggara. Sudah sejak
Tenggara tahun 1990an, Kamboja menjadi negara
transit jalur perdagangan anrkoba di
Brunei Darussalam Asia Tenggara. Pesatnya perdagangan
narkoba di Asia Tenggara tidak
Sebagai salah satu negara anggota menimbulkan dampak yang sangat
ASEAN, Brunei Darussalam belum sigiinifikan bagi peredaran yang
mengganggap penyalahgunaan berujung pada penyalahgunaan narkoba
narkotika dan obat-obatan berbahaya di Kamboja. Tanaman marijuana dan
sebagai masalah yang serius. Hal ini opium banyak ditemukan didaerah
disebabkan oleh karena Brunei tidak perbatasan, termasuk keberadaan
memiliki wilayah atau kawasan yang beberpa laboratorium pembuatan
khusus memproduksi maupun methamphetamine. Selain daripada itu
mengkonsumsi narkoba dalam jumlah
Kamboja juga dijadikan sebagai daerah bebas di konter obat terbanyak adalah
transit untuk heroin yang berasal dari dextromethorpan (0,7%).
Golden Triangle sebelum dipasarkan ke
Eropa dan Amerika Serikat. Kamboja Laos
memang bukan negara penghasil utama
narkoba, walaupun ganja banyak Laos adalah salah satu negara yang
dihasilkan di negara ini. Masalah masuk dalam kawasan Golden Triangle
narkoba di Kamboja tidak seberat kasus- tentunya terasuk dalam kategori negara
kasus yang serupa terjadi di negara- penghasil atau produksi narkoba yang
negara anggota ASEAN lainnya. dalam hal ini adalah produksi opium.
Walaupun demikian, beberapa jenis Laos sampai dengan saat ini masih
narkoba tetap menjadi masalah yang termasuk diantara tiga negara terbesar
membutuhkan perhatian serius. di dunia yang memproduksi opium
selain Mynamar dan Afghanistan.
Indonesia Produksi utama Laos yakni opium dan
ganja. Hingga pada tahun 2006, opium
Jenis narkotika seperti ganja atau di Laos masih menjadi produksi utama
marijuana merupakan jenis narkotika narkoba. Kawasan penanaman opium di
yang peredarannya sangat dominan di Laos ditemukan hingga enam titik
Indonesia, hal tersebut yang kemudian daerah yang menjadi tempat utama
menjadikan Indonesia sebagai salah produksi opium.
satu negara penghasil ganja terbesar di
Asia Tenggara. Berdasarkan hasil Pembudidayaan opium ilegal di Laos
penelitian BNN tahun 2011 tentang banyak ditemukan di bagian provinsi
Survei Nasional Perkembangan Houaphan, provinsi Xiangkhoang,
Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, provinsi Bokeo, provinsi Louangnamtha,
diketahui bahwa angka prevalensi provinsi Louangphabang, provinsi
penyalahgunaan narkoba di Indonesia Oudamxai, provinsi Phongsali, dan
telah mencapai 2,23% atau sekitar 4,2 provinsi Xaignabouli yang juga terletak
juta orang dari total populasi penduduk di bagian Utara Laos. Total luas wilayah
(berusia 10 - 59 tahun). Prevalensi jenis produksi opium hingga tahun 2006
Narkoba yang paling banyak digunakan mencapai 2.500 hektar. Tidak hanya
oleh pekerja transportasi setahun sekedar opium saja, namun jenis-jenis
terakhir adalah Ganja sebesar 4,9%, ATS narkotika lainnya juga banyak
sebesar 2,3%, sedangkan Opiad, ditemukan di Laos, seperti ATS dan
Tranquilizer, Hallucinogen dan Inhalant ganja.
di bawah 1%. Pada kelompok ATS jenis
yang paling sering digunakan adalah Malaysia
ekstasi dan shabu dengan prevalensi
ekstasi 1,4%, dan shabu 1,4%, jenis Seiring dengan peningkatan kemajuan
katinon juga dilaporkan digunakan di bidang ekonomi dan tingkat sosial
dengan prevalensi 0,3%. Penggunaan masyarakat Malaysia, masalah narkotika
opiad jenis heroin prevalensinya 0,5%, dan obat-obatan berbahaya di Malaysia
morfin 0,4% dan opium 0,2%. juga telah menjadi masalah yang cukup
Pengunaan tranquilizer seperti luminal serius bagi masa depan negara ini.
(0,4%), pil koplo/BK (0,5%), dan Walaupun demikian, Malaysia bukan
fenorbital (barbiturate) prevalensinya termasuk ke negara-negara anggota
0,1% juga ditemukan dikalangan pekerja ASEAN yang tidak memproduksi atau
transportasi setahun terakhir. menghasilkan narkoba.
Sedangkan pada kelompok hallucinogen
terbanyak digunakan adalah mushroom Namun tidak dapat dipungkiri walaupun
(0,3), kecubung (0,3%), dan bentuk bukan negara penghasil tetapi pasti
Narkoba jenis lama yaitu LSD yang menjadi sasaran pengedar narkoba.
masih tetap beredar (0,1%). Untuk obat Peredaran maupun perdagangan
narkoba di Malaysia jenisnya bervariasi
yakni heroin, morfin, ganja,
41
Devi Anggraini
43
Devi Anggraini
Oleh sebab itu, para petani tersebut dalam negerinya ataupun mengangkat
tidak bisa diperlakukan sebagai seorang masalah dalam negeri orang lain dengan
penjahat karena hanya dengan opium tujuan untuk mendapatkan perhatian
lah mereka dapat bertahan hidup. Tidak internasional. Ketiga, Sebagai aktor
hanya itu, opium juga telah menjadi independen, dimana organisasi
obat-obatan tradisional para penduduk internasional dapat membuat
di daerah penghasil opium yang banyak keputusan-keputusan sendiri tanpa
digunakan sebagai obat diare, pereda dipengaruhi oleh kekuasaan atau
rasa sakit, demam, dan sebagai penawar paksaan dari luar organisasi.
racun dari binatang buas. Benang merah
dari bahaya opium di Sebagai sebuah organisasi
Myanmar dan Laos ini internasional yang berada di
adalah membentuk rantai Asia Tenggara, sudah
Kerja sama ASEAN
kemiskinan atau yang menjadi kewajiban untuk
disebut sebagai lingkaran dalam memberantas menanggulangi
setan. Hal tersebut terjadi dan menanggulangi penyalahgunaan narkotika
ketika kemiskinan yang ada penyalahgunaan dan obat-obatan berbahaya
pada penduduk daerah narkotika dan obat- yang terjadi. Masalah
penghasil opium karena obatan berbahaya penyalahgunaan narkotika
faktor geografis lainnya tercakup dalam dan obat-obatan berbahaya
mengarahkan mereka wadah ASEAN Senior dalam kurun waktu dua dasa
kepada opium sebagai satu- warsa terakhir ini bukan lagi
Officials on Drug menjadi masalah yang bisa
satunya solusi untuk
bertahan hidup, namun Matters (ASOD). dihadapi dengan sebelah
penduduk lokal juga Wadah kerja sama mata, namun justru harus
menggunakan opium sebagai ASOD ini mulai mendapat prioritas untuk
candu lokal yang sudah dibentuk ketika segera diatasi.
membudaya sehingga pertemuan ASEAN
kemiskinan itu sendiri akan Ministerial Meeting Pertama kali ASEAN mulai
mengulang dengan menyadari akan bahaya
(AMM) sejak setelah ancaman penyalahgunaan
sendirinya.
ditandatangani narkotika dan obat-obatan
Kebijakan ASEAN dalam ASEAN Declaration of berbahaya di Asia Tenggara
Menanggulangi Prinsiples to Combat the pada tahun 1972. Saat itu
Penyalahgunaan Abuse of Narcotics juga ASEAN pertama kali
Narkotika dan Obat- Drugs. mengeluarkan kebijakan
Obatan Berbahaya terkait merespon ancaman
narkoba. Kebijakan penanggulangan
ASEAN sebagai organisasi internasional penyalahgunaan narkotika dan obat-
tentu saja memiliki peranan besar dalam obatan berbahaya di tingkat regional
mengambil sikap yang kemudian terbagi Asia Tenggara disepakati dalam ASEAN
dalam tiga kategori. Pertama, peran Drugs Experts Meeting on the
organisasi sebagai instrumen, yakni Prevention and Control of Drug Abuse
organisasi internasional digunakan oleh yang dilaksanakan di Manila, Filipina.
negara-negara anggotanya untuk Sebagai bentuk respon tindak lanjutan
mencapai tujuan tertentu berdasarkan dari pertemuan tersebut pada tahun
tujuan politik luar negerinya. Kedua, 1976 diadakan pertemuan ASEAN
Berperan sebagai arena yang Declaration of Principles to Combat the
menempatkan organisasi internasionanl Abuse of Narcotic Drugs yang diadakan
sebagai tempat bertemu bagi negara- di Singapura. Dari pertemuan tersebut
negara anggotanya untuk membahas didapati sebuah deklarasi regional
dan membicarakan masalah-masalah bersama yang disepakati yang
yang dihadapi. Tidak jarang organisasi diantaranya, pertama, kesamaan cara
internasional digunakan oleh beberapa pandang dan pendekatan serta strategi
negara untuk mengangkat masalah penanggulangan kejahatan narkoba;
45
Devi Anggraini
47
Devi Anggraini
49
Devi Anggraini
[4] Association of Southeast Asia Nations Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
(ASEAN), 2012. Cooperation on Drugs and Politik Universitas Pembangunan Nasional
Narcotics Overview. [online] Terseida dalam “Veteran” Jakarta.
http://asean.org/?static_post=cooperation- [16] Roza, Rizki, 2012. “Peran Penting Parlemen
on-drugs-and-narcotics-overview [diakses dalam Mencapai Drug-Free ASEAN 2015”,
30 Mei 2016]. dalam Info Singkat Hubungan Internasional,
[5] Association of Southeast Asia Nations Vol. IV, No.14.
(ASEAN), t.t. Cooperation on Drugs and [17] Sungkar, Yasmin, et al., 2008. Isu-Isu
Narcotics Overview. [online] Tersedia dalam Keamanan strategis dalam Kawasan
http://www.asean.org/news/item/cooperation ASEAN. Jakarta: LIPI Press.
-on-drugs-and-narcotics-overview [diakses [18] Tobing, Fredy B.L., 2002. “Aktifitas Drugs
pada 15 September 2015]. Trafficking sebagai Isu Keamanan yang
[6] Association of Southeast Asian Nations Mengancam Stabilitas Negara”, dalam
(ASEAN), 2013. ASEAN Security Outlook. Jurnal Global Politik Internasional, Vol. 5,
[7] Badan Narkotika Nasional (BNN), 2014. No.1.
Jurnal Data Pencegahan dan [19] United Nastions Office on Drugs and Crime
Pemberantasan Penyalahgunaan dan (UNODC), 2006. Opium Poppy Cultivation
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun in the Golden Triangle: Lao PDR,
2013. [online] Tersedia dalam Myanmar, Thailand.
http://bnn.go.id/portal/_uploads/post/2014/0 [20] United Nastions Office on Drugs and Crime
8/19/Jurnal_Data_P4GN_2013_Edisi_2014_ (UNODC), 2010. South-East Asia Opium
Oke.pdf [diakses 24 Mei 2016]. Survey 2010: Lao PDR, Myanmar.
[8] Burma Library, 2015. Statement of 3rd [21] United Nastions Office on Drugs and Crime
Myanmar Opium Farmer Forum, 12 (UNODC), 2014. Southeast Asia Opium
September 2015. [online] Tersedia dalam Survey 2014: Lao PDR, Myanmar.
http://www.burmalibrary.org/docs21/TNI- [22] United Natins Office on Drugs and Crime
2015-09- (UNODC), t.t. United Nations Convention
statement_of_3rd_myanmar_opium_farmer_ Against Transnational Organized Crime and
forum-en.pdf [diakses 9 Juni 2016]. the Protocols Thereto. [online] Tersedia
[9] Chandran, D. Suba dan Chari, P.R., 2014. dalam
Armed Conflicts in South Asia 2013: http://www.unodc.org/unodc/en/treaties/CT
Transition. New Delhi: Routledge. OC/index.html [diakses pada 21 Mei 2016].
[10] Devaney, Madonna, et al., 2006. Situational [23] United Nations Office on Drugs and Crime
Analysis of Illicit Drug Issues and Responses (UNODC), 2003. Laos: Opium survey 2003.
in the Asia-Pacific Region. Canberra: [24] United Nations Office on Drugs and Crime
Australian National Council on Drugs. (UNODC), 2003. Myanmar: Opium Survey
[11] Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN 2003.
Departemen Luar Negeri Republik [25] United Nations Office on Drugs and Crime
Indonesia, 2000. Kerja Sama ASEAN dalam (UNODC), 2008. Drug-Free ASEAN 2015:
Menanggulangi Kejahatan Transnasional, Status and Recommendations.
Khususnya Penyalahgunaan Narotika dan [26] United Nations, 2010. Development of
Obat-Obatan Berbahaya. Community Based Drug Abuse Counseling,
[12] Euarukskul, Julaporn, 1998. The New Treatment and Rehabilitation Services in
Security Agenda: A Global Survey. Tokyo: Cambodia. [online] Tersedia dalam
Japan Center for International Exchange. http://www.un.org/humansecurity/sites/www
[13] Harto, Syafri dan Sebastian, Arif, 2013. .un.org.humansecurity/files/cambodia_final_
“Peranan ASEAN Senior Official on Drugs summary.pdf [diakses 24 Mei 2016].
Matters (ASOD) dalam Menanggulangi [27] VOA NEWS, 2015. UN: Poverty, Conflict
Drugs Trafficking di Negara Thailand 2005- Drive Opium Production in Myanmar-Laos
2010”, dalam Jurnal Transnasional, Vol. 5, [online] Tersedia dalam
No. 1. http://m.voanews.com/a/un-says-poverty-
[14] Narcotics Control Bureau, 2015. Mission conflict-drivers-in-opium-poppy-production-
and Functions. [online] Tersedia dalam in-myanmar-laos/3103560.html [diakses 6
http://www.narcotics.gov.bn/SitePages/Miss Maret 2016].
ion%20and%20Functions.aspx [diakses 23 [28] Wulansari, Anggia, 2013. Upaya dan
Mei 2016]. Tantangan Thailand dalam Penanggulangan
[15] Prima, Adri, 2010. Peran ASOD (ASEAN Narkotika dan Obat Terlarang Menuju
SENIOR OFFICIALS ON DRUGS Drug-Free ASEAN 2015. [online] Tersedia
MATTERS) dalam Menanggulangi Drugs dalam http://journal.unair.ac.id/download-
Trafficking di Asia Tenggara 2003-2009. fullpapers-jahia60fde87812full.pdf [10
Skripsi. Jakarta: Departemen Hubungan Maret 2016].
51