You are on page 1of 13

Vol.VIII, No.

2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

PENGARUH PENERAPAN ETIKA PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL PADA INSPEKTORAT KOTA AMBON
(SENSUS PADA KANTOR INSPEKTORAT KOTA AMBON)

Ali Amin Kalau


Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena Kampus Poka Ambon

ABSTRACT
This research is aimed to identify, analyze, and obtain the impirical data in relation to the influence implementation of professional
ethics and motivation to work on performance of government internal auditor’s on inspectorate of Ambon city.
The independent variables in this research are implementation of professional ethics and motivation to work. And the dependent
variable, on the other hand, in this research is the performance of government internal auditor’s. Data of this research is a primary
data obtained from questionnaires circulated to 32 auditors on local government in inspectorate of Ambon city.
Analysis model that used is multiple path analysis, these analysis based on valid questionnaires taken from 32 responden.
These result of this research represent that the implementation of professional ethics and motivation to work that have significant
influence on performance of government internal auditor’s on inspectorate of local government in inspectorate of Ambon city area
simultaneously. In Partially, the implementation of professional ethics and motivation to work that have significant influence on
performance of government internal auditor’s on inspectorate of local inspectorate of Ambon city area; however; the implementation of
professional ethics has the bigger influence on performance of local government in inspectorate of Ambon city.
Keywords : Professional ethics, motivation, performance, internal auditor’s.

I. PENDAHULUAN
Peran dan fungsi Inspektorat (Propinsi, mengantisipasi timbulnya organisasi yang
Kabupaten/Kota) secara umum diatur dalam pasal 4 menyimpang dan tidak akuntabel, maka diperlukan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. sistem akuntabilitas publik yang baik.
Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam Sebagai daerah yang baru saja dilanda konflik
melaksanakan tugas pengawasan urusan sosial, Kota Ambon kini mulai kembali berbenah diri
pemerintahan, inspektorat propinsi, kabupaten/kota dan kembali melakukan pembangunan di berbagai
mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, bidang. Tentunya, bergulirnya pembangunan ini
perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan mendapat apresiasi serius dari masyarakat yang sangat
kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, mengharapkan transparansi dari pemerintahan daerah
pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian di Maluku sendiri dalam melaporkan hasil
tugas pengawasan. pembangunannya selama ini. Untuk itulah
Fungsi pemeriksaan pengusutan, pengujian, dan akuntabilitas publik merupakan hal yang tak dapat
penilaian tugas pengawasan sendiri, dilakukan oleh ditawar lagi.
Aparat Pengawasan intern pemerintah (APIP) dalam Kinerja instansi pemerintahan di Kota Ambon
inspektorat daerah. Menurut Boynton (2005), fungsi khususnya Inspektorat daerah akhir-akhir ini banyak
auditor internal adalah melaksanakan fungsi menjadi sorotan publik, terutama setelah timbulnya
pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi iklim demokrasi, dan adanya tuntutan pelaksanaan
penilaian yang independen dalam suatu organisasi pemerintahan yang transparan sebagai acuan good
untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi governance pasca konflik sosial. Masih terdapat
yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan beberapa hal yang menjadi permasalahan sentral
pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi mengapa aparat inspektorat daerah di Kota Ambon
perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka belum mampu mencapai kinerja dalam melaksanakan
peningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian tugasnya mengawasi jalannya pemerintahan di
auditor internal memegang peranan yang sangat Maluku. Berbagai permasalahan tersebut antara lain :
penting dalam proses terciptanya kinerja 1. Kinerja aparatur belum optimal.
pemerintahan yang akuntabilitas dan transparansi 2. Penyelesaian tindak lanjut hasil temuan yang tidak
didalam pengelolaan keuangan di daerah. Mulgan sesuai rekomendasi.
(1997, dalam Mifti, Lestariyo dan kowanda, 2009:120) 3. Penyampaian LHKPN belum sesuai daftar nama
menyatakan dalam rangka meminimalkan dan pejabat.

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 158


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

4. Belum dilakukannya program dan wilayah bebas mereka miliki. Akibatnya terdapat kesenjangan
korupsi. sumber daya manusia (SDM) dengan beban tugas
5. Sarana dan prasarana yang tidak representatif. yang harus dijalani oleh mereka sehingga tentu saja
(RPJM Kota Ambon 2010/2011) berdampak pada kurang optimalnya kinerja
Dalam menjalankan profesinya, pada dasarnya pengawasan sesuai yang diharapkan.
auditor APIP dituntut untuk menjaga standar perilaku Sebagai contoh dari permasalahan ini adalah
etis mereka terhadap organisasi dimana mereka minimnya SDM Auditor internal pada inspektorat
bekerja, profesi mereka, masyarakat, dan diri mereka kota Ambon. Di kota ini, masalah kinerja aparatur
sendiri. Di Indonesia standar etika profesi khususnya belum optimal disebabkan karena sumber daya
bagi auditor yang bekerja di lingkungan inspektorat aparatur pengawas yang masih rendah. Hal ini dapat
pusat, propinsi kabupaten maupun kota (Auditor diketahui dari kenyataan bahwa masih terdapat 12
APIP) diatur dalam Peraturan MENPAN seksi pengawasan yang belum bersertifikasi, walaupun
No.PER/04/M.PAN/03/20008 tentang Kode Etik telah terdapat 22 auditor yang telah memiliki
Auditor APIP. Kode etik APIP ini memuat 4 (empat) sertifikasi. Akibatnya adalah tidak dapat
hal penting yakni Integritas, obyektivitas, kerahasiaan dimanfaatkannya 12 seksi pengawasan tersebut.
dan kompetensi. Persoalan ini berdampak pada pelaksanaan tugas yang
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bonner tidak optimal karena audit operasional yang dilakukan
(1990), ditemukan bawa kinerja seorang auditor selama 1 (satu) tahun baru kepada 120 obrik (obyek
dipengaruhi oleh kompetensi yang dilandasi pemeriksaaan) dari 239 obrik yang menjadi target
spesifikasi pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena pemeriksaan, sehingga terdapat 79 obrik yang tidak
itu seorang auditor harus terus meningkatkan mendapatkan pemeriksaan selama tahun 2010. (Data
kompetensi melalui pelatihan dan kursus-kursus Inpektorat kota Ambon, 2010).
keterampilan agar kemampuan sumber daya manusia Auditor dikatakan profesional, bila dalam
(SDM) yang dimilikinya menjadi lebih baik, sehingga pemeriksaan menghasilkan audit yang memenuhi
mampu menjalankan setiap tugas yang diembankan ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi dan
kepada dirinya. Dalam kenyataanya kualitas SDM sesuai dengan kode etik atau standar profesi. Kode
Auditor APIP di ispektorat kota Ambon masih belum etik profesional diperlukan untuk mengatur perilaku
sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan profesional agar bertindak untuk kepentingan orang
banyaknya auditor yang belum mendapatkan banyak (Lindblom dan Ruland, 1997).
pelatihan, kursus-kursus dan keterampilan- Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja
keterampilan yang sesuai untuk memenuhi kriteria pada inspektorat tersebut, Auditor internal biasanya
kompetensi profesional yang dimaksud. Keadaan ini dihadapi pada suatu problematika etika yang terkait
dapat terjadi bukan saja oleh kurangnya rutinitas dengan independensi dimana mereka dituntut harus
pelaksanaan diklat-diklat seperti diklat substansif dan melaporkan temuan-temuan yang ada kaitannya
diklat sertifikasi yang semestinya dilakukan oleh dengan pejabat negara dalam tugas audit yang mereka
instansi inspektorat sendiri, namun juga disebabkan lakukan. Akibatnya kebanyakan hasil rekomendasi dan
oleh kurangnya respon dari auditor sendiri sebagai temuan mengalami perbedaan yang signifikan dan ini
tanggung jawab etika profesionalnya untuk mengikuti tentunya berdampak pada kinerja pemerintahan di
berbagai diklat, kursus-kursus keterampilan dan kabupaten/kota itu sendiri. Berikut merupakan tabel
keahlian serta pengembangan pengetahuan dan selisih antara rekomendasi dan temuan oleh
pendidikan dalam meningkatkan kompetensi yang inspektorat kota Ambon.

Tabel 1. Selisih Rekomendasi Dengan Temuan (2010)


Jumlah Jumlah
Instansi Selisih
Rekomendas Temuan
Inspektorat Kota 169 118 51
BPK 73 61 12
BPKP 28 25 3
Data : Inspektorat Kota Ambon Th. 2010

Penerapan etika profesi seperti integritas, seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan
objetktivitas, kerahasiaan dan kompetensi merupakan baik. namun belum tentu auditor yang menerapkan
standar profesionalisme yang harus dipenuhi oleh etika profesi tersebut akan memiliki komitmen untuk

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 159


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

melakukan tugas auditnya dengan baik. Sebagaimana aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam
dikatakan oleh Goleman (2001) bahwa hanya dengan konflik audit (Tsui, dan Gul, 1996).
adanya motivasi kerja, maka seseorang akan Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba
mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul :
tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata Pengaruh Etika Profesi dan Motivasi Kerja Terhadap
lain, motivasi kerja akan mendorong seseorang Kinerja Auditor Internal Pada Inspektorat Kota
termasuk auditor untuk berprestasi, berkomitmen Ambon.
terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan
optimisme yang tinggi untuk meningkatkan kinerja II. TINJAUAN PUSTAKA
kerjanya. Pengertian Etika Profesi
Mc Clelland dalam Mangkunegara (2005), Perilaku etika merupakan fondasi peradaban
mengatakan bahwa salah satu faktor motivasi adalah modern yang menggaris bawahi keberhasilan
harapan, yang merupakan kemungkinan mencapai berfungsinya hampir semua aspek di masyarakat. Rasa
sesuatu dengan aksi tertentu, dimana seseorang terhadap etika mengarahkan individu untuk menilai
karyawan dimotivasi untuk menjalankan upaya tingkat lebih dari kepentingan diri sendiri dan untuk
tinggi, bila karyawan menjalani upaya tersebut, akan mengakui maupun menghormati kepentingan orang
menghantar ke suatu penilaian yang baik, suatu lain.
penilaian yang baik dan akan mendorong ganjaran- Pengertian Ethics atau Etika menurut Arens et. Al
ganjaran organisasional seperti bonus, kenaikan gaji (2008) sebagai berikut :
atau promosi. Kenaikan-kenaikan tersebut tentunya
“Ethics can be defined broadly as a set of moral principles or
akan juga meningkatkan Kinerja mereka secara
values. Each of us has such a set of values, although we may
langsung.
not have considered them expplicity. Philosophers, religious
Kinerja diartikan sebagai kesuksesan yang dicapai
organizzations and other group have defined in various ways
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
ideal sets of moral principles or value.‖
Kesuksesan yang dimaksud tersebut ukurannya dapat
disamakan pada semua orang, namun lebih Sementara itu pengertian profesi menurut Kamus
merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang menurut Besar Bahasa Indonesia/KBBI (Depdikbud, 1988),
ukuran yang berlaku sesuai dengan pekerjaan yang menjelaskan pengertian profesi adalah bidang
ditekuninya (Marier dalam Wayan, 2000). Kinerja pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
sebagai pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai (keterampilan, kejujuran, dan sebagainya) tertentu.
tujuan sesuai dengan standar prestasi kualitatif Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
maupun kuantitatif, yang telah ditetapkan oleh persyaratan utama dari suatu profesi adalah tuntutan
individu secara pribadi maupun oleh kepemilikan keahlian tertentu yang unik. Dengan
instansi/perusahaan tempat individu bekerja. Kinerja demikian setiap orang yang mau bergabung dalam
juga seringkali identik dengan kemampuan seorang suatu profesi dituntut memiliki keahlian khusus yang
auditor bahkan berhubungan dengan komitmen tidak dimiliki oleh orang awam atau orang
menjalankan etika suatu profesi (Larkin dan kebanyakan. Selain itu para anggota profesi karena ada
Seweikart, 1992). kompensasi berupa pembayaran untuk melakukannya.
Terpulang pada berbagai fenomena dari berbagai Dengan demikian etika profesi merupakan
persoalan diatas, peneliti dapat mendeksripsikan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu
bahwa etika profesi dan motivasi kerja menjadi faktor profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
kunci terkait kurang optimalnya kinerja auditor APIP mengatur tingkah laku para anggotanya. Etika profesi
pada inspektorat kabupaten/kota di Kota Ambon. berkaitan dengan independensi, disiplin pribadi dan
Penelitian tentang kinerja audit ini dilakukan oleh para integritas moral orang yang profesional.
peneliti beranjak dari bentuk pertanggunjawaban Dalam tulisan mengenai proffesional ethics ini, Kell
profesi kepada masyarakat. Damman (2003) dan Boynton (2005), menyatakan bahwa :
menyatakan bahwa sebenarnya akuntan di dalam ―Professional ethics must extend beyond moral principles, they
menjalankan aktivitas auditnya memiliki berbagai include standards of behavior for a proffesional person that are
peretimbangkan, karena dalam diri auditor mewakili designed for both practical and idealistic purposes’.
banyak kepentingan yang melekat dalam proses audit Etika profesi didalamnya memiliki komitmen
(built-in conflict of interest). Selanjutnya Baker (1977), moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk
berpendapat bahwa profesi akuntan (auditor) telah aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main
dikarakteristikan sebagai profesi yang memiliki dalam menjalankan atau mengembankan profesi
potensi terjadi konflik. Seringkali dalam pelaksanaan tersebut, yang biasa disebut sebagai Kode Etik. Kode

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 160


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi hubungannya dengan lingkungan kerja, dijelaskan
yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat sebagai berikut:
dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. ―Work Motivation is defined as conditions which influence the
Auditor APIP dalam pelaksanaan audit wajib arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in
mentaati kode etik yang berkaitan dengan statusnya work settings‖
sebagai pegawai negeri sebagaimana yang diatur dalam Pernyataan diatas diatas menjelaskan bahwa
Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang
No. PER/04/M.PAN/03/2008. Adapun isi dari kode berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan dan
etik memuat 2 (dua) komponen, yaitu 1) Prinsip- memelihara perilaku yang berhubungan dengan
prinsip perilaku auditor, dan 2) Aturan perilaku, yang lingkungan kerja. Mc Clelland dalam Mangkunegara
menjelaskan 4 (empat) hal yang menjadi kode etik (2005) menyimpulkan terdapat tiga faktor utama yang
auditor APIP, yaitu: Integritas, Obyektifitas, menjadi dimensi dari motivasi kerja yaitu motif,
Kerahasiaan, Kompetensi. harapan dan insentif yang berkaitan dan
Pengertian Motivasi Kerja mempengaruhi pencapaian kinerja seseorang.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti Pengertian Kinerja Auditor Internal.
dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah Menurut Rivai (2009), kata kinerja adalah
pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan terjemahan dari kata “Performance”, yang berasal kata
kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, dari “to perform” dengan beberapa “entries”, yaitu 1)
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry
upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, out, execute); 2) memenuhi atau melaksanakan
2003:92). Wexley dan Yuki (1997 dalam Sutrisno, kewajiban suatu niat atau nazar (to disccharge of fullfill; as
2009) menyatakan motivasi adalah sesuatu yang vow); 3) melaksanakan atau menyempurnakan
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. tanggung jawab (to execute or complete an undertaking);
Sedangkan Amstrong (1994 dalam Triasningsih, 2007) dan 4) melakukan sesuatu yang diharapkan seseorang
mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang atau mesin (to do what is expected of a person/machine).
memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang Pengertian performance atau kinerja menurut
bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu. Gordon (1993:46), sebagai berikut:
Motivasi merupakan suatu konsep yang “Performance is a function of employer’s ability, actuance of the
digunakan dalam menguraikan kekuatan-kekuatan goals, level of the goals and the interaction of the goal with their
yang bekerja terhadap atau di dalam diri individu ability.‖
untuk memulai dan mengarahkan perilaku, (Gibson et Penilaian kinerja auditor menurut Emby dan
all,1993). Motivasi merupakan suatu keinginan yang Etherington (1996 dalam Tarigan 2010), dilakukan
tumbuh dalam diri seseorang yang menyebabkan berdasarkan tujuh dimensi, yang merupakan
orang tersebut bertindak, (Mathis and Jackson, 2007). gambaran kualitas dan kuantitas kerja dari seorang
Pengertian motivasi menurut Handoko (1992:9), auditor. Dimensi-dimensi tersebut dapat dijabarkan
yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam sebagai berikut :
diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan a. Technical Skills.
mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi 1) Auditing and accounting knowledge end ability
merupakan akibat dari interakasi seseorang dengan (familiarity with generally accepted accounting
situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah principles/GAAP and generally accepted auditing
terdapat perbedaaan dalam kekuatan motivasi yang standards/GAAS and firm technical releases.
ditunjukkan seseorang dalam menghadapi situasi 2) Ability to apply knowledhe to specifik situations.
tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang 3) Working paper preparation.
menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang b. Audit Engagement Management.
akan menunjukkan dorongan tertentu dalam Ability to plan and aminister audit program in effective,
menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu timely manner.
yang berlainan pula (Siagian, 1995). Sementara itu, c. Client Service.
Rivai (2009) menyatakan motivasi adalah serangkaian 1) Developing and presenting management letter
sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu recomendation to client management.
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan 2) Promoting new or expanded services to existing
individu. clients.
Sementara itu pengertian motivasi kerja atau work 3) Facilitacing performances of the audit by obtaining
motivation menurut Mc Cormick (1985:295) dalam respect and confidence of the cllient.

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 161


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

d. Practice Development. 4) Professional judgment and common and common


1) Developing new clients through involvement in sense.
professional and community organizations. 5) Ability to learn on the job and manage time.
2) Presentations to prospective clients. Penilaian kinerja seseorang harus dilakukan secara
e. Staff Development. adil, tidak memihak dan harus menggambarkan
1) On the job training, supervisions and kinerja yang aktual dan akurat. Karena itu untuk
evaluation/appraisal of staff. memastikannya, harus ada kepastian mengenai faktor-
2) Estabilishing Leadership role. faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang
f. Personal Skills. yang optimal
1) Interpersonal relations (with clients, peers,
Alur Kerangka Pemikiran dan Diagram Alur
subordinates, supervisors).
Penelitian
2) Communicating with client and rest of audit team
Adapun alur kerangka pemikiran pengaruh
effectively.
pelaksanaan etika profesi dan motivasi kerja terhadap
g. Professional Ability.
kinerja auditor internal pada Inspektorat Kota
1) Solving client problems.
Ambon (Auditor APIP) dapat di gambarkan dalam
2) Willingness and ability to accept responsibility on job
skema diagram alur penelitian sebagai berikut :
3) General business knowledge.

Pelaksanaan Etika Profesi ε


(X1)

Kode Etik APIP (2008)


- Integritas Kinerja Auditor Internal
- Objektivitas (Y)
- Kerahasiaan
- Kompetensi

Emby & Etherington (1996)


Motivasi Kerja - Technical Skill
(X2)
- Audit Engagement Management
- Personal Skill
Mangkunegara (2001) - Personal Ability
- Motif
- Harapan
- Insentif

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran


Keterangan :
= Jalur pengaruh varibel independen (X1, X2) secara partial terhadap variabel dependen
(Y).
= Hubungan korelasi antara variabel independen
= Jalur pengaruh variabel independen (X1 dan X2) secara simultan terhadap variabel
dependen (Y).
= Jalur pengaruh variabel lainnya (error) terhadap variabel independen.

Hipotesis 1 : Pelaksanaan Etika profesi dan


Hipotesis
motivasi kerja berpengaruh secara
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka
simultan terhadap kinerja auditor
pemikiran, maka hipotesis yang diajukan adalah :
internal pada inspektorat Kota
Ambon.

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 162


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

Hipotesis 2 : Pelaksanaan Etika profesi dan motivasi tersebut tidak sahih dan tidak andal, maka hasilnya
kerja berpengaruh secara parsial tidak menggambarkan keadaan objek penelitian yang
terhadap kinerja auditor internal pada sesungguhnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
inspektorat Kota Ambon. kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan dalam kuesioner merupakan hal yang
III. METODOLOGI PENELITIAN penting. Untuk itu diperlukan dua macam pengujian
Jenis dan Sumber Data yaitu uji kesahihan (test of validity) dan uji keandalan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini (test of reliability).
adalah kuantitatif, yakni data yang diperoleh dengan Pengujian Hipotesis
mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
(atau populasi) dengan memakai perhitungan statistik. menggunakan metode sensus, dimana semua populasi
Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari menjadi responden penelitian. Hipotesis statistik yang
data primer dan sekunder. Data primer adalah sumber diuji harus sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
data yang diperoleh secara langsung dari sumber Sesuai dengan hipotesis dan desain penelitian yang
tanpa melalui perantara. Data primer dalam penelitian telah dikemukakan sebelumnya, maka dalam
ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang pengujian hipotesis pertama, dilakukan dengan
disebar kepada responden. pengujian hipotesis simultan yang diuji dengan uji F.
Definisi Operasionalisasi Variabel. Sementara pengujian hipotesis kedua, dan ketiga,
Sekaran (2006) menyatakan bahwa : adalah pengujian hipotesis parsial yang di uji dengan
“ A variabel is anything that can take on differing or varying uji t.
values. The value differ at various times for the same object or
person, or at the time for different object or persons.” IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan Hasil Uji Instrumen Penelitian.
atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
pada berbagai waktu untuk objek atau orang atau untuk memperoleh data adalah kuesioner. Kuesioner
pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang penelitian disi oleh 22 responden. Untuk mengetahui
berbeda. apakah alat ukur (instrumen) yang digunakan berupa
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua 2 butir item pernyataan kuesioner telah mengukur
(dua) jenis yaitu independent variabel (variabel bebas) secara cermat dan tepat apa yang diukur pada
dan dependent variabel (variabel terikat). Independent penelitian ini, data penelitian terlebih dahulu diuji
variabel adalah variabel yang mempengaruhi atau validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan dalam
menjadi perubahan atau timbulnya variabel terikat, analisis data. Instrumen penelitian dikatakan baik jika
Cooper dan Schindler (2008:61). Independent variabel memenuhi ketiga persyaratan utama yaitu :1) valid
pada penelitian ini bersifat mempengaruhi, meliputi; atau sahih; 2) reliabel atau handal; 3) praktis, Cooper
pelaksanaan etika profesi (X1) dan motivasi kerja (X2). dan Schindler (2006).
Dependent variabel (variabel terikat) adalah variabel Hasil Pengujian Validitas.
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya Uji validitas alat ukur penelitian dilakukan
variabel bebas, Cooper dan Schindler (2008:61). mengunakan pendekatan statistika, yaitu melalui nilai
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor
penelitian ini adalah variabel kinerja auditor internal total variabel. Ukuran yang digunakan untuk
pemerintah (Y). menyatakan pernyataan valid apabila nilai korelasi skor
Pengujian Data butir pernyataan dengan skor total variabelnya > 0,30.
Uji Instrumen/Uji Kuesioner Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan korelasi
Dalam suatu penelitian, kesahihan (validity) dan rank spearman (rs), diperoleh hasil uji validitas variabel
keandalan (reliability) suatu hasil penelitian sosial pelaksanaan etika profesi (X1) sebagai berikut:
ditentukan oleh alat ukur (instrument) yang digunakan
dan data yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 163


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pelaksanaan Etika Profesi (X1)

Butir Pertanyaan r-hitung r-kritis Keterangan


P1 0.643 0.30 Valid
P2 0.610 0.30 Valid
P3 0.551 0.30 Valid
P4 0.629 0.30 Valid
P5 0.471 0.30 Valid
P6 0.551 0.30 Valid
P7 0.303 0.30 Valid
P8 0.373 0.30 Valid
P9 0.643 0.30 Valid
P10 0.471 0.30 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil perhitungan nilai korelasi item total skor variabel pelaksanaan etika profesi (X1) adalah valid
variabel X1 pada Tabel 2 di atas menunjukkan untuk dan dapat digunakan pada analisis selanjutnya.
seluruh butir pertanyaan atau pernyataan diperoleh Selanjutnya hasil uji validitas variabel motivasi
nilai koefisien korelasi lebih besar dari nilai 0.30, kerja (X2) disajikan pada tabel 4.10 sebagai berikut:.
sehingga hasil ini mengindikasikan semua pertanyaan
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Kerja (X2)
Butir Pertanyaan rhitung rkritis Keterangan
P11 0.522 0.30 Valid
P12 0.703 0.30 Valid
P13 0.318 0.30 Valid
P14 0.389 0.30 Valid
P15 0.644 0.30 Valid
P16 0.672 0.30 Valid
P17 0.419 0.30 Valid
X18 0.492 0.30 Valid
Sumber : Hasil Pengalahan Data

Tabel 3 di atas menunjukkan untuk seluruh butir Selanjutnya hasil uji validitas variabel kinerja
pernyataan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih auditor internal (Y) disajikan pada tabel 4, sebagai
besar dari nilai 0.30. Hasil ini mengindikasikan semua berikut:.
pertanyaan variabel X2 valid dan dapat digunakan
pada analisis selanjutnya.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Auditor Internal (Y)


Butir
rhitung rkritis Keterangan
Pertanyaan
P19 0.810 0.30 Valid
P20 0.752 0.30 Valid
P21 0.867 0.30 Valid
P22 0.812 0.30 Valid
P23 0.661 0.30 Valid
P24 0.809 0.30 Valid
P25 0.804 0.30 Valid

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 164


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

Butir
rhitung rkritis Keterangan
Pertanyaan
P26 0.741 0.30 Valid
P27 0.791 0.30 Valid
P28 0.804 0.30 Valid
P29 0.812 0.30 Valid
P30 0.866 0.30 Valid
P31 0.867 0.30 Valid
P32 0.709 0.30 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil perhitungan nilai korelasi item total skor andal bila alat ukur tersebut digunakan berulangkali
variabel kinerja auditor internal (Y) seperti pada tabel akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak
4 menunjukkan untuk seluruh butir pernyataan berbeda jauh). Pendekatan secara statistika yang dapat
diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari nilai digunakan untuk melihat andal tidaknya suatu alat
0.30. Hasil ini mengindikasikan semua pertanyaan ukur adalah koefisien reliabilitas. Adapun ukuran yang
variabel Y valid dan dapat digunakan pada analisis disarankan sebagai dasar secara keseluruhan
selanjutnya. pernyataan dinyatakan andal (reliabel) adalah apabila
Hasil Pengujian Reliabilitas koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70.
Setelah diperoleh butir item kuesioner Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan
yang valid, ukuran lain yang harus dipenuhi suatu alat metode Cronbach's Alpha diperoleh hasil uji reliabilitas
ukur adalah memiliki tingkat keandalan atau untuk data penelitian yang digunakan sebagai berikut:
reliabilitas yang baik (tinggi). Suatu alat ukur dikatakan

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Penelitian (X1, X2, Y)


Variabel rhitung rkritis Keterangan
X1 0.725 0.70 Reliabel
X2 0.716 0.70 Reliabel
Y 0.773 0.70 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 5 diatas diperoleh kesimpulan bahwa dalam perhitungan analisis jalur sekurang-kurangnya
alat ukur yang digunakan dalam peneltian ini memiliki mempunyai tingkat pengukuran interval. Data hasil
tingkat keandalan yang baik (r > 0.70) sehingga dapat tanggapan responden melalui kuesioner penelitian
digunakan dalam melakukan analisis guna menjawab terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala ukur
permasalahan penelitian. interval menggunakan Method of Successive Interval
Hasil Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi dan (MSI). Hasil data interval dapat dilihat pada lampiran.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor Internal Perhitungan Koefisien Jalur.
Pada Inspektorat Kota Ambon. Variabel pelaksanaan etika profesi dan motivasi
Untuk menjawab hipotesis penelitian mengenai kerja dalam penelitian ini adalah sebagai variabel
pengaruh pelaksanaan etika profesi dan motivasi kerja penyebab (eksogenus variabel) dan variabel kinerja
terhadap kinerja auditor internal pada inspektorat auditor internal adalah sebagai variabel akibat
Kota Ambon, digunakan analisis jalur. Data penelitian (endogenus variabel). Dari hasil penelitian diperoleh
untuk variabel yang diteliti dikumpulkan melalui hasil perhitungan koefisien jalur seperti terlihat pada
penyebaran kuesioner dengan skala ukur ordinal. persamaan struktur jalur berikut :
Sehingga untuk memenuhi syarat data yang digunakan Y = 0.478 X1 + 0.345 X2 + ε1 …… (1)

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 165


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

Gambar 3. Hasil Koefisen Jalur X1 dan X2 Terhadap (Y) Pada Inspektorat Kota Ambon

Dari hasil penelitian diketahui koefisien jalur ditunjukkan oleh koefisien jalur pyx2 sebesar 0,345.
untuk pengaruh pelaksanaan etika profesi terhadap Hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,261.
kinerja auditor internal (Pyx1) bertanda positif dengan Hipotesis :
nilai sebesar 0,478 Koefisien jalur untuk pengaruh H0 : YX2 = 0, Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja
motivasi kerja terhadap kinerja auditor internal (Pyx2) secara parsial terhadap kinerja auditor
bertanda positif dengan nilai sebesar sebesar 0,345. internal pada inspektorat Kota Ambon.
Pengujian Hipotesis 1 : Pengaruh Pelaksanaan H1 : YX2 0, Terdapat pengaruh motivasi kerja secara
Etika Profesi (X1) Secara Parsial Terhadap parsial terhadap kinerja auditor internal pada
Kinerja Auditor Internal Pada Inspektorat Kota inspektorat Kota Ambon.
Ambon (Y). Hasil uji empiris menyatakan penolakan terhadap H0
Pengaruh pelaksanaan etika profesi secara parsial atau dengan kata lain uji signifikan dan berarti
terhadap kinerja auditor internal pada inspektorat hipotesis H1 diterima. Keputusan ini diambil karena
Kota Ambon ditunjukkan oleh koefisien jalur pyx1 diperoleh thitung = 2.261 > ttabel = 2,021. Dari hasil
sebesar 0,478. Hasil perhitungan diperoleh thitung pengujian hipotesis parsial untuk variabel X2 dapat
sebesar 3,131. dinyatakan terdapat pengaruh signifikan dari motivasi
Hipotesis : kerja terhadap kinerja auditor internal secara parsial.
H0 : YX1 = 0, Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan Selanjutnya dapat diketahui besarnya total pengaruh
etika profesi secara parsial terhadap kinerja (pengaruh simultan) serta pengaruh langsung dan
auditor internal pada inspektorat Kota pengaruh tidak langsung dari masing-masing variabel
Ambon. (pelaksanaan etika profesi dan motivasi kerja terhadap
H1 : YX1 0, Terdapat pengaruh pelaksanaan etika kinerja auditor internal) berdasarkan koefisen jalur
profesi secara parsial terhadap kinerja yang telah diperoleh.
auditor internal pada inspektorat Kota Pengaruh Simultan Pelaksanaan Etika Profesi
Ambon. dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor
Hasil uji empiris menyatakan penolakan terhadap H0 Internal Pada Inspektorat Kota Ambon
atau dengan kata lain uji signifikan dan berarti Besarnya pengaruh simultan pelaksanaan etika profesi
hipotesis H1 diterima. Keputusan ini diambil karena dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor internal
diperoleh thitung = 3.133 > ttabel = 2.021 dan nilai pada inspektorat Kota Ambon ditunjukkan dengan
signifikansi untuk X1 lebih kecil dari ??= 0.05. Dari nilai R-square (R2) yaitu sebesar 0,595 atau 59,5
hasil pengujian hipotesis parsial untuk variabel X1 persen.
terhadap Y, dapat dinyatakan bahwa terdapat Dari tabel 6, dapat dilihat total pengaruh variabel
pengaruh signifikan dari pelaksanaan etika profesi pelaksanaan etika profesi dan motivasi kerja terhadap
terhadap kinerja auditor internal pada inspektorat kinerja auditor internal pada inspektorat Kota Ambon
Kota Ambon. adalah sebesar 0,595 atau 59,5 persen, sedangkan
Pengujian Hipotesis 2 : Pengaruh Motivasi Kerja pengaruh faktor lainnya terhadap kinerja auditor
(X2) Secara Parsial Terhadap Kinerja Auditor internal ditunjukkan dengan nilai 0,404 atau 40,4
Internal Pada Inspektorat Kota Ambon (Y). persen. Dengan kata lain, variabel kinerja auditor
Pengaruh motivasi kerja secara parsial terhadap internal dapat dijelaskan sebesar 59.6 persen oleh
kinerja auditor internal pada inspektorat Kota Ambon variabel pelaksanaan etika profesi dan motivasi kerja.

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 166


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

Sisanya sebesar 40,4 persen variabel kinerja auditor internal dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Tabel 6. Besaran Koefisien Jalur
Koefisien Pengaruh Secara Pengaruh
Variabel
Jalur Bersamaan Residu
Partisipasi Pelaksanaan Etika Profesi (X1) Pyx1 = 0,478
0,595 0,404
Motivasi Kerja (X2) Pyx2 = 0.345
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Pengaruh Parsial Pelaksanaan Etika Profesi parsial . Berdasarkan nilai korelasi dan koefisien jalur
Terhadap Kinerja Auditor Internal Pada yang diperoleh dapat diketahui besarnya pengaruh
Inspektorat Kota Ambon. langsung dan tidak langsung pelaksanaan etika profesi
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan etika terhadap kinerja auditor internal pada inspektorat
profesi mempengaruhi kinerja auditor internal secara Kota Ambon seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Pelaksanaan Etika Profesi


Terhadap Kinerja Auditor Internal Pada Inspektorat Kota Ambon
Pengaruh langsung Besar kontribusi
Pyx1 Pyx1
X1 langsung 0,2283 atau 22,83%
(0,478 x0.478)
Pengaruh tidak langsung
Pyx1 rx1x2 Pyx2
X1 melalui X2 0,1240 atau 12,40%
(0.478 x 0,345x0,751)
Total pengaruh = 22,83% + 12,40% = 35,24%
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil yang diperoleh jika dilihat secara langsung Pengaruh Parsial Motivasi Kerja Terhadap
tanpa adanya variabel lain menunjukkan pelaksanaan Kinerja Auditor Internal Pada Inspektorat Kota
etika profesi mempengaruhi kinerja auditor internal Ambon.
sebesar 22.83 persen dan nilai pengaruh tidak Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
langsung dari motivasi kerja adalah sebesar 12,40 motivasi kerja terhadap kinerja auditor internal secara
persen. Melalui motivasi kerja pengaruh secara parsial parsial. Berdasarkan nilai korelasi dan koefisien jalur
pelaksanaan etika profesi terhadap kinerja auditor yang diperoleh dapat diketahui besarnya pengaruh
internal adalah sebesar 35.24 persen. langsung dan tidak langsung motivasi kerja terhadap
kinerja auditor internal pada inspektorat Kota Ambon
seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 8.Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Auditor Internal Pada Inspektorat Kota Ambon
Pengaruh langsung Besar kontribusi
Pyx2 Pyx2 =
X2 langsung 0.1192 atau 11.92%
(0,345 x 0,345)
Pengaruh tidak langsung
Pyx2 rx1x2 Pyx1
X2 melalui X1 0.1240 atau 12,40%
(0.478 x 0,345x0,752)
Total pengaruh = 11.92% + 12,40% = 24,32%
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil yang diperoleh jika dilihat secara langsung 11,92 persen dan dari nilai pengaruh tidak langsung
tanpa adanya variabel lain menunjukkan motivasi menunjukan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
kerja mempengaruhi kinerja auditor internal sebesar auditor internal akan semakin besar dengan adanya

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 167


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

pelaksanaan etika profesi. Besarnya tambahan inspektorat Kota Ambon. Walaupun secara
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor spesifik terdapat berbagai permasalahan, yakni;
internal karena adanya pelaksanaan etika profesi o Auditor pada inspektorat Kota Ambon
adalah 12,40 persen. Melalui pelaksanaan etika profesi kadang-kadang saja mengikuti pendidikan,
maka total pengaruh secara parsial motivasi kerja pelatihan, kursus-kursus dan keterampilan,
terhadap kinerja auditor internal adalah sebesar 24,32 dimana para auditor internal rata-rata hanya
persen. mendapatkan pelatihan 1 sampai dengan 2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kali dalam setahun hal ini menyebabkan
etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor sumber daya manusia (SDM) auditor menjadi
internal secara individual pada auditor internal (APIP) terbatas.
yang memiliki sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor o Auditor pada inspektorat Kota Ambon
(JFA) pada inspektorat Kota Ambon. Artinya cukup sering mengeluh didalam
semakin tinggi etika profesi diterapkan oleh mereka, melaksanakan pekerjaan audit yang berkaitan
maka akan semakin meningkatkan kinerja mereka. dengan kelengkapan dan kenyamanan
Mengacu pada tabel kekuatan antar variabel, pengaruh menggunakan fasilitas kerja (sarana dan
pelaksanaan etika profesi terhadap kinerja auditor prasarana) yang tersedia. Hal ini
internal masuk pada kategori kuat, Hal tersebut menyebabkan pelaksanaan ekspose hasil
diduga bahwa esensi dasar dari kode etik (ethical pemeriksaan menjadi tidak maksimal,
conduct) telah dipahami secara mendalam oleh auditor kurangnya keamanan data dan ruang
sebagai bagian dari aparat di daerah dalam penyimpanan serta sering terhambatnya
menegakkan prinsip good governance dan good government. kegiatan-kegiatan operasional.
Untuk lebih mengoptimalkan tingkat pencapaian
2) Penelitian ini lebih di arahkan pada pengukuran
kinerja auditor di Kota Ambon, maka perlu
kinerja auditor internal secara individual, dan
diupayakan agar para auditor seharusnya diberikan
bukan secara tim sehingga penelitian ini belum
tambahan pelatihan-pelatihan yang lebih sering dan
dapat menggambarkan kinerja secara tim maupun
berkaitan dengan pemahaman kode etik, serta diberi
kinerja inspektorat secara keseluruhan pada setiap
kesempatan seluas-luasnya bergabung dengan
inspektorat Kota Ambon.
berbagai organisasi profesi auditor, melanjutkan
pendidikan formal atupun non formal mereka pada b.) Saran
tingkatan yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini sejalan Mengacu pada kesimpulan hasil penelitian, maka
dengan penelitian Pflugraph, Bennie and Chen (2007) terdapat beberapa saran dan masukan yakni :
yang menyatakan bahwa pengetahuan dan 1. Penerapan etika profesi dan motivasi kerja oleh
kemampuan memecahkan masalah dapat dicapai jika para auditor internal hendaknya menjadi
seorang auditor melaksanakan etika terkait perhatian dari masing-masing pimpinan pada
peningkatan kompetensi sesuai standar profesional lingkup inspektorat Kota Ambon, karena
yang dimilikinya. Hasil penelitian ini juga mendukung tentunya akan berpegaruh kepada kinerja auditor
penelitian Douglas et all (2001) dan Booth dan Schulz internal yang bekerja didalamnya. pemerintah juga
(2004) yang menyatakan bahwa kode etik berdampak harus berupaya mendorong para auditor internal
positif terhadap penyesuaian perbedaan jumlah untuk terlibat pada organisasi-organisasi yang
rekomendasi, yang berpengaruh pada kualitas sesuai dengan profesi yang mereka miliki,
penilaian audit, sehingga dengan sendirinya sehingga dengan adanya keterikatan secara moral
menunjukkan bahwa kode etik berpengaruh positif dan terdapatnya sanksi akan memberikan
pada kinerja auditor. kepatuhan dalam melaksanakan etika profesi yang
mereka miliki. mendorong motivasi kerja para
V. PENUTUP auditor tersebut untuk mencapai kinerja yang
a.) Kesimpulan lebih maksimal.
Merujuk pada pengujian hipotesis, hasil analisis, 2. Bagi peneliti (akademisi, praktisi) dan pihak-pihak
pembahasan serta temuan hasil penelitian, maka dapat lain yang tertarik melakukan penelitian dengan
dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai topik yang berkaitan dengan penelitian ini, karena
berikut: pengukuran kinerja pada penelitian ini hanya
1) Pelaksanaan etika profesi dan motivasi kerja berdasarkan kinerja individual auditor, maka
secara simultan dan parsial berpengaruh positif disarankan penelitian selanjutnya dilakukan
signifikan terhadap kinerja auditor internal pada dengan mengukur kinerja auditor berdasarkan
kinerja tim, sehingga dapat diperoleh informasi

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 168


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

yang lebih akurat terkait kinerja auditor internal Falah, (2006). Tesis: Pengaruh Budaya Etis
pemerintahan di suatu wilayah penelitian. Selain Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
itu wilayah penelitian perlu lebih diperluas lagi Sensitivitas Etika. (Studi Tentang
serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi Pemeriksaan Internal di Bawasda Pemda
kinerja auditor internal seperti sikap Papua). Tidak dipublikasikan. Universitas
profesionalisme, tekanan anggaran dan waktu, Diponegoro. Semarang.
sarana prasarana, dan faktor residual lain yang Gary Pflugrath, Nonna Martinov Bennie and
tidak diteliti dalam penelitian perlu diteliti lagi. Liang Chen. (2007). The Impact of Codes of
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dimana Ethic and Experience on Auditor Judgements.
masih terdapat sekitar 40,4% variabel lainnya Managerial Auditing Journal, Vol. 22 No. 6,
yang mempengaruhi kinerja auditor yang tidak pp. 566-589.
dikaji dalam penelitian ini.
Harun Al Rasyid. (2002). Statistika Sosial. Program
Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran
REFERENSI
Bandung.
Abdulmohamadi Mohammad and Arnold Wright,
Hasibuan, Malayu. (2003). Manajemen Sumber
(1987). An Examination of The Effect of
daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi
Experience and Task Complexity on Audit
Aksara.
Judgement. The Accounting Review, January,
PP. 1-3. Hiro Tugiman, (2006). Standar Profesional Audit
Internal. Cetakan ke-9 Kanisius-Yogyakarta.
Albar, Zulkifli, 2009. Tesis: Pengaruh Tingkat
Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Hudiwinarsih, Gusti., (2005)., Pengaruh
Komitmen Organisasi, Sistem Reward, Pengalaman Terhadap Profesionalisme Dan
Pengalaman dan Motivasi Auditor Terhadap Pengaruh Profesionaliseme Terhadap
Kinerja Auditor Inspektorat Propinsi Kinerja, Komitmen Organisasi, kepuasan
Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan. Kerja dan Turnover Intension., (Journal of
Program Magister Ilmu Akuntansi Economicand Accounting Ventura Vol. 13.,
Universitas Sumatera Utara-Medan. No., 3 Desmeber (Hal. 253-264).
Hun Tong Tan, Terence Bu-Peow ng and Bobby
Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur penelitian suatu
wai-Young, (2002). The Effect of Task
pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Complexity on Auditor Performance: The Impact of
Azizah Nurna, 2010. Tesis: Hubungan Antara Resiko Accountability and knowledge.
Manipulasi Earnings dan Resiko Coorporate Imam Gozali, (2007). Aplikasi Analisis Multivariate
Governance Dengan Perencanaan Audit. Tidak Dengan Program SPSS. Badan Penerbit:
dipublikasikan. Program Magister Sains Universitas Diponegoro. Semarang.
Akuntansi-Universitas Diponegoro, Inpres No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Semarang. Pemberantasan Korupsi.
Boynton, William C dan Walter G Kell. (2005). Jumaili, Saman., (2009)., “Kepercayaan terhadap
Modern Auditing, Assurance Services and Integrity Teknologi Sistem Informasi Baru Dalam
of Financial Reporting. 8th Edition., New York, Evaluasi Kinerja Individual : Kumpulan
John Wiley & Sons, Inc. Materi Simposium Nasional Akuntansi VIII,
Cathleen L. Miller, (2006). Effect of Discusion of Audit Solo, Hal 15-16 September.
Reviews on Auditor’s Motivation and Performance. Kinicky, A and Kreitner, R. (2003). Organizational
Chang, C.J and Liao W.M, (2006). The Effect of Behaviour: Key Concepts, Skills and Best Practices.
Justification, Task Complexity and Mc Graw Hill.
Experience/Training on Problem Solving Mangkunegara, A. Anwar Prabu,. (2005),. Evaluasi
Performance. Kinerja Sumber Daya Manusia., Cetakan I.
Cooper, Donald R. Schindler, Pamela S. (2008). Bandung: PT. Revika Aditama.
Marketing Research, McGraw-Hill Irwin. Mardiasmo,. (2005). Akuntansi sektor publik,.
Damman, T.E. (2003). “Audit: A Build-in Conflict of Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Interest‖, Corporate Board, Vol 24. Issue 128, Mathis, Robert L. and Jackson, Jhon L. (2007).
hal. 16-22. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Eric, E. Kohler, (1979), ―A Dictionary for Accountants‖. Terjemahan. Penerbit: Salemba Empat.
5th edition. Mifti Sri, Lestario B. N, Kowanda, A. (2009).
Pengawasan Internal dan Kinerja. Journal

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 169


Vol.VIII, No.2, Desember 2014 ISSN: 1978-3612

Ekonomi dan Binis No.3 Vol 14. Agustus, Udayana. (Journal 4. No.1 Januari\. Hal 51-
Hal 114-124. 63).
Moukammal Al Hisham, (2009). Code of Ethic. Sekaran, Umar, (2006). Research Methods For Business
hmm@professionalauditors.com. A Skill Building Approach, 4th. Terjemahan:
Mulgan, Richard., (1997)., The Procces of Public Kwan Men Yon, Jakarta. Penerbit: Salemba
Accountability, Australian Journal of Public Empat.
Administration., 56 (1st), March, 25-36. Shao, Resick and Schaubroek, (2011). Ethical
Mutmainah, Siti. (2006). Tesis: Pengaruh Penerapan leadership and Motivation: Examining Promotion
Metode Pembelajaran Koperatif Berbasis and Prevention Regulatory Foci. AMBPP-
Kasus Yang Berpusat Pada Mahasiswa 10.5464.150.a.
Terhadap Efektifitas Pembelajaran Akuntansi Silaban, Adanan. (2009). Disertasi: Perilaku
Keperilakuan. Tidak Dipublikasikan. Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan
Program Magister Akuntansi-Universitas Program Audit. Studi Empiris pada Kantor
Diponegoro, Semarang. Akuntan Publik. Program Doktoral-
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun Universitas Diponegoro, Semarang. Tidak
2007, pasal 4 Tentang Peran dan fungsi Dipublikasikan.
Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota. Sugiyono, (2010). Penelitian Untuk Bisnis. Bandung.
Pusdiklatwas BPKP, (2008). Kode Etik dan standar Penerbit Alfabeta..
Audit. ISBN 979-3873-09-X. Jakarta. Sunarsip, (2001)., Coorporate Governance Audit :
Riduwan & Engkos, A.K. (2008). Cara Menggunakan Paradigma Baru Profesi Akuntan Dalam
dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Mewujudkan Good Cooporate Governance.,
Bandung. Alfabeta. Media Akuntansi, Edisi 17., April-Mei VIII.
Rivai Veitzal, (2009). Manajemen Sumber Daya Suraida,. (2005),. Pengaruh Etika, Kompetensi,
Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori Ke Pengalaman Audit dan Resiko Audit
Praktik. Penerbit: PT. Raja Grafindo. Jakarta. Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan
Ketepatan Pemberian Opini Akuntansi
Robbins Stephen P. and Judge, Timothy A.
Publik., (Journal Sosiohumaniera. Vol.17.).
(2008). Perilaku organisasi, Edisi 12.
Terjemahan. Penerbit : Salemba Empat. Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya
Jakarta. manusia. Penerbit: Kencana, Jakarta.
Sawyers Lawrence B, A. Dittenhofer, Mortiner, Tampubolon, R. (2005). Risk and Systems-Based
H. Scheiner, James. (2006). Sawyyers internal Internal Audit. Penerbit Elex Media
auditing. 6th Edition The Institute of Internal Komputindo. Jakarta.
Auditor, Florida. Tsui, J.S. L & Gul, F. A., (1996)., Auditor’s Behaviour
Sanduan, Abdullah. (2011). Tesis : Pengaruh Etika in an Audit Conflict Situation, Accounting,
Profesi dan Profesionalisme Auditor Internal Organisations and Society, 2th, PP. 41-51.
Terhadap Kualitas Auditor Pemerintah Wayan I. Suartana. (2000). Anteseden dan
Provinsi Maluku-Survey Pada Inspektorat Konsekuensinya Job Insecurity dan Intensi
Propinsi Maluku. Tidak Dipublikasikan., Fak. Keluar pada Internal Auditor. Tesis Program
Ekonomi UNPAD Bandung. Pasca Sarjana UGM (Tidak dipublikasikan.
Sari, M. Ratna. (2009). Pengaruh Efektifitas Zuraidah Mohd-Sanusi and Takiah Mohd-
Penggunaan Kepercayaan Terhadap Iskandar, (2007). Audit Judgement Performance:
Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Assessing The Effect of Performance, Incentives,
Terhadap Kinerja Individual Pada Pasar Effort and Task Complexity.
Swalayan Di Kota Denpasar., Universitas

Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi | 170

You might also like