You are on page 1of 75

APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)

MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17 PADA


KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH TIGA LANTAI FAHUTAN
IPB, BOGOR

SKRIPSI

RANTI RAMADIAPRANI
F44080032

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
APPLICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)
BY USING TEKLA STRUCTURES 17 SOFTWARE IN THE
CONSTRUCTION OF THREE FLOORS BUILDING OF FAHUTAN
IPB, BOGOR

Ranti Ramadiaprani and Machmud Arifin Raimadoya


Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology,
Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java,
Indonesia.
Phone 62 813 1702 5104, email: ranti.ramadiafrani@gmail.com

ABSTRACT

Building Information Modeling is the process of managing building data during the
construction cycle. In this research Building Information Modeling (BIM) by using Tekla Structures
software version 17 was applied on a three floors building of Fahutan IPB. This software has many
good advantages in order to be considered as the best one solution in solving civil engineering
problems. This research objective was to apply one BIM software to model the three floors building of
Fahutan IPB in 3D and 4D, and to present the integrated information aspects of that building by
using Tekla Structures software. In modeling the building, it required the as built drawing and
schedule which was obtained from the Directorate of Facilities and Property of IPB. The building
modeling process in this study was first started by drawing the structure such as foundations,
columns, beams, slabs, reinforcement and followed by the implementation of schedule for each job
structure. The result was four dimensions (4D) modeling that was poured in 3D modeling with
contained scheduling features in one file of Tekla Structures. This research produced information
that represented in Tekla Structures software such as building dimensions, volume of material, and
output of project implementation schedule.

Keywords: Building Information Modeling, Tekla Structures, Schedule


Ranti Ramadiaprani. F44080032. Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan
Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor.
Di bawah bimbingan Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M, Sc. 2012

RINGKASAN

Perkembangan teknologi informasi sekarang memungkinkan kita membuat model “Virtual


Building” di komputer untuk menyimulasikan gedung sebelum dibangun. Dengan teknologi “Virtual
Building” dapat menggambar elemen gedung. Tiap-tiap objek tiga dimensi (3D) yang di gambar dapat
merepresentasikan elemen gedung dengan perilaku sesuai elemen gedung sebenarnya. Prinsip dasar
dari pemodelan Building Information Modeling (BIM) adalah menggunakan model bangunan 3D
untuk menggambarkan semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar
presentasi dan rendering serta gambar detail konstruksi, serta perhitungan kuantitas dan estimasi
harga. Perubahan pada satu elemen model secara otomatis akan memperbarui semua gambar,
perhitungan kuantitas dan estimasi harga.
Penelitian ini akan mengaplikasikan Building Information Modeling (BIM) menggunakan
software Tekla Structures 17 pada pembangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, Bogor.
Dengan Tekla, penyelesaian dari suatu proyek akan lebih terintegrasi mulai dari proses pemodelan,
desain, drawing dan detailing sehingga penyelesaian desain dan konstruksi suatu proyek menjadi
lebih cepat.
Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan salah satu software BIM untuk memodelkan
bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB secara 3D dan 4D, serta merepresentasikan aspek-
aspek informasi bangunan yang terintegrasi melalui BIM menggunakan software Tekla Structures.
Dalam pemodelan bangunan dibutuhkan as built drawing dan jadwal pelaksanaan yang
didapatkan dari Direktorat Fasilitas dan Properti IPB. Pemodelan bangunan gedung dilakukan dengan
menggambar pondasi, kolom, balok, plat lantai, atap dan tulangan. Hasil pemodelan berupa 4D yang
akan dituangkan dalam bentuk gambar tiga dimensi dengan dilengkapi schedulling yang berada dalam
satu file Tekla Structures. Penelitian ini menghasilkan informasi yang direpresentasikan menggunakan
software Tekla Structures version 17 yaitu dimensi bangunan, volume material dan output schedule
pelaksanaan proyek.
Tekla menyediakan alat untuk memodelkan komponen struktur beton dan untuk
mendefinisikan properties dari komponen tersebut. Misalnya Concrete Column Properties untuk
mendefinisikan data tentang kolom. Selain kolom juga tersedia fasilitas pengaturan properties untuk
pad footing, balok, pelat dan wall. Tekla mempunyai banyak library yang bisa digunakan untuk
mempermudah pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database material, jenis dan bentuk
profil dengan memasukkan angka pada parameter-parameternya.
Manfaat digunakanya Building Information Modeling dalam penelitian diantaranya: pertama,
pemodelan 2D dapat dibuat lebih cepat dari model 3D yang telah dibuat sebelumnya. Kedua, dengan
adanya BIM, informasi rinci setiap komponen bangunan terkandung dalam elemen yang dimodelkan
dalam penelitian menggunakan Tekla BimSight. Ketiga, Building Information Modeling
memungkinkan mendeteksi bentrokan antara berbagai anggota tim desain. Deteksi bentrokan dapat
memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk membangun desain. Pada penelitian ini pendeteksian
bentrokan pada model bangunan menggunakan “Clash Check Manager” yang ada pada software
Tekla Structures. Keempat, manajer konstruksi dapat menggunakan BIM untuk menghasilkan laporan,
koordinat, rencana, jadwal dan perkiraan biaya. BIM berbasis jadwal diintegrasikan dengan model 4D.
Pada penelitian ini, penjadwalan dikerjakan pada Tekla Structures 17 yaitu di Task Manager.
APLIKASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17 PADA
KONSTRUKSI GEDUNG KULIAH TIGA LANTAI FAHUTAN
IPB, BOGOR

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNIK
pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor

Oleh
RANTI RAMADIAPRANI
F44080032

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi : Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan
Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga
Lantai Fahutan IPB, Bogor
Nama : Ranti Ramadiaprani

NIM : F44080032

Menyetujui,

Pembimbing

(Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc)


NIP. 19510604 197703 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

(Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, MS)


NIP. 19561025 1980031 003

Tanggal Lulus:
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Aplikasi Building
Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi
Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan
dosen pembimbing akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2012


Yang membuat pernyataan

Ranti Ramadiaprani
F44080032
© Hak cipta milik Ranti Ramadiaprani, tahun 2012
Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis


dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun,
baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ranti Ramadiaprani. Penulis lahir di Jakarta, pada tanggal 1 April 1990.


Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan F.Sadikin dan
Yeti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Islam Al-Azhar 13
Rawamangun tahun 2002, dan pada tahun 2005 menyelesaikan pendidikan
menengah pertama di SMP Negeri 92 Jakarta. Pendidikan menengah atas
diselesaikan penulis pada tahun 2008 di SMA Negeri 21 Jakarta, dan pada
tahun yang sama diterima di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI).
Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti kepanitiaan kegiatan atau acara kelembagaan
seperti Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (Himatesil) IPB periode 2009/2010 dan
2010/2011. Pada bulan Juni – Agustus 2011, penulis melaksanakan praktek lapang di PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk dengan topik “Manajemen Proyek Jalan Pada Pekerjaan Penambahan Lajur A Jalan Tol
Jagorawi Ruas TMII-Cibubur (KM 03+800-KM 13+800)”. Pada tahun berikutnya, penulis
menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Aplikasi Building Information Modeling (BIM)
Menggunakan Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan
IPB, Bogor” di bawah bimbingan Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc.
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi
yang berjudul “Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Tekla
Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor” dapat
diselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, atas berkat, rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya skripsi ini dapat selesai dengan
tepat waktu.
2. Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc, sebagai dosen pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan serta telah banyak memberikan masukan dan saran selama pelaksanaan
penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Erizal, MAgr dan Muhammad Fauzan, S.T, M.T sebagai dosen Teknik Sipil dan
Lingkungan IPB yang yang telah memberikan banyak pengarahan dan koreksi selama
pelaksanaan penelitian.
4. Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng sebagai dosen penguji yang sudah memberikan masukan
dalam penyusunan skripsi ini
5. Ayah, Ibu, dan Adik-adik penulis di Jakarta yang telah memberikan semangat, doa dan
dukungan kepada penulis.
6. Anton S atas seluruh bantuan, nasihat, motivasi dan kebersamaannya yang diberikan kepada
penulis.
7. Rekan-rekan satu bimbingan (Febriana Saputri dan Rahmat Kurniawan) atas bantuan dan
kerjasamanya selama melakukan penelitian.
8. Seluruh teman-teman SIL 45 khususnya dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.
Disadari dalam pembuatan skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu disampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik sangat diharapkan sebagai masukan yang
sangat berharga untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi. Semoga penelitian ini dapat berguna dan
memberi manfaat bagi yang membutuhkannya.

Bogor, Juli 2012

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 2
1.3 Sasaran ............................................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup ................................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................. 3
2.1 Bangunan Gedung ............................................................................................................... 3
2.1.1 Bangunan Bawah ...................................................................................................... 3
2.1.2 Bangunan Atas ......................................................................................................... 5
2.2 Pemodelan ........................................................................................................................... 7
2.2.1 Pemodelan 2D (Dua Dimensi) ................................................................................... 7
2.2.2 Pemodelan 3D (Tiga Dimensi) .................................................................................. 7
2.2.3 Pemodelan 4D (Empat Dimensi) ............................................................................... 8
2.3 Building Information Modeling (BIM) .................................................................................. 8
2.3.1 Pengenalan Building Information Modeling ............................................................... 8
2.3.2 Kelebihan Building Information Modeling................................................................. 9
2.3.2 Aplikasi Program Building Information Modeling ................................................... 10
2.4 Tekla Structures ................................................................................................................ 12
2.4.1 Pengenalan Tekla Structures ................................................................................... 12
2.4.2 Kelebihan Tekla Structures ..................................................................................... 13
2.4.3 Elemen-Elemen Pada Tekla Structures .................................................................... 13
2.5 Manajemen Proyek ............................................................................................................ 17
2.5.1 Pengertian Manajemen Proyek ................................................................................ 17
2.5.2 Penjadwalan (Schedule) .......................................................................................... 18
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................. 20
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................................................ 20
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................................. 20
3.3 Metode Penelitian ............................................................................................................. 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................. 23
4.1 Langkah-Langkah Pemodelan Bangunan Menggunakan Tekla Structures ........................... 23
4.1.1 Login Program....................................................................................................... 24
4.1.2 Pemodelan Fondasi ................................................................................................ 25
4.1.3 Pemodelan Kolom ................................................................................................. 33
4.1.4 Pemodelan Balok ................................................................................................... 36
4.1.5 Pemodelan Plat Lantai ........................................................................................... 41
4.1.6 Pemodelan Atap .................................................................................................... 44
4.1.7 Model Organizer ................................................................................................... 44
4.1.8 Scheduling Pada Tekla ........................................................................................... 45

iv
4.2 Manfaat Building Information Modeling............................................................................ 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................. 49
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 49
5.2 Saran ................................................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 50
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 52

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Aplikasi program dari BIM (Reinhardt, 2009) .................................................................... 11


Tabel 2. Jenis software pendukung pada MEP (Reinhardt, 2009) ..................................................... 12

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan bangunan atas dan bangunan bawah ..................................................................... 3


Gambar 2. Fondasi batu kali ............................................................................................................ 4
Gambar 3. Potongan tiang pancang poor/pile cap ............................................................................ 4
Gambar 4. (1) Sloof pada fondasi batu kali; (2) Sloof pada fondasi beton ......................................... 5
Gambar 5. Kolom praktis pada dinding bata .................................................................................... 5
Gambar 6. Kolom-kolom konstruksi................................................................................................ 6
Gambar 7. Beberapa contoh struktur atap baja ................................................................................. 7
Gambar 8. Penggunaan BIM pada siklus pekerjaan pembangunan gedung (Hergunsel, 2011) ........... 9
Gambar 9. Pengaruh penggunaan bim pada profitabilitas proyek (Becerik-Gerber, 2010) ................. 9
Gambar 10. Kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam proyek (Tekla.com) .................................... 12
Gambar 11. Area kerja Tekla Structures .......................................................................................... 13
Gambar 12. Bagian-bagian grid ...................................................................................................... 14
Gambar 13. (a) Toolbar general ; (b) Toolbar dawing object ........................................................... 14
Gambar 14. Jenis material ............................................................................................................... 15
Gambar 15. Bentuk profil................................................................................................................ 15
Gambar 16. Bagian-bagian component catalog ................................................................................ 15
Gambar 17. Proses pemotongan ...................................................................................................... 16
Gambar 18. Mini toolbar................................................................................................................. 17
Gambar 19. Langkah memindahkan objek ....................................................................................... 17
Gambar 20. Langkah mencerminkan sekaligus mengopi objek ........................................................ 17
Gambar 21. Lokasi gedung Fahutan IPB ......................................................................................... 20
Gambar 22. Diagram alir metode penelitian..................................................................................... 21
Gambar 23. Login program Tekla Structures 17 .............................................................................. 24
Gambar 24. Grid yang digunakan pada penelitian ............................................................................ 25
Gambar 25. Komponen fondasi pada library ................................................................................... 25
Gambar 26. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP2 .............................................. 27
Gambar 27. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP4. ............................................. 28
Gambar 28. Lokasi pemodelan fondasi tiang pancang ...................................................................... 29
Gambar 29. Pemodelan fondasi tiang pancang ................................................................................. 29
Gambar 30. Contoh detail penulangan pile cap fondasi TP4 ............................................................. 30
Gambar 31. Propertis fondasi batu kali 1 ......................................................................................... 30
Gambar 32. Propertis fondasi batu kali 2 ......................................................................................... 30
Gambar 33. Lokasi pemodelan fondasi batu kali .............................................................................. 31
Gambar 34. Properties sloof ............................................................................................................ 31
Gambar 35. (a) (b) Pendetailan tulangan sloof beton ........................................................................ 32
Gambar 36. Pemodelan fondasi batu kali ......................................................................................... 33
Gambar 37. Properties kolom beton struktur .................................................................................... 33
Gambar 38. Properties kolom praktis............................................................................................... 33
Gambar 39. Pemodelan konstruksi kolom ........................................................................................ 34
Gambar 40. Contoh pendetailan tulangan kolom struktur pada lantai 1. ............................................ 35
Gambar 41. (a), (b), (c) Pendetailan tulangan kolom praktis............................................................. 36
Gambar 42. Contoh properties balok struktur tipe 3B1..................................................................... 36
Gambar 43. Contoh properties tie beam praktirs tipe TB1 ................................................................ 37
Gambar 44. Lokasi balok lantai dasar .............................................................................................. 37

vii
Gambar 45. Lokasi balok lantai dua ................................................................................................ 37
Gambar 46. Lokasi balok lantai tiga ................................................................................................ 38
Gambar 47. Lokasi ringbalk ............................................................................................................ 38
Gambar 48. Pemodelan konstruksi balok ......................................................................................... 38
Gambar 49. Contoh pendetaialan tulangan balok struktur tipe 3B1 ................................................... 39
Gambar 50. Contoh pendetailan tulangan tie beam praktis tipe TB1 ................................................. 40
Gambar 51. Pemodelan detail tulangan balok tipe 3B1 .................................................................... 41
Gambar 52. Properties plat lantai tipe S1 ......................................................................................... 41
Gambar 53. Properties plat lantai tipe S1 ......................................................................................... 42
Gambar 54. Pemodelan plat lantai 1, 2 dan 3 ................................................................................... 42
Gambar 55. Komponen slab pada library ........................................................................................ 42
Gambar 56. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S1......................................................................... 43
Gambar 57. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S2......................................................................... 43
Gambar 58. Contoh pemodelan detail tulangan plat lantai tipe S1 .................................................... 44
Gambar 59. Komponen pondasi pada library ................................................................................... 44
Gambar 60. Tampilan task manager ................................................................................................ 45
Gambar 61. Tampilan task manager, model organizer, dan objek model .......................................... 46
Gambar 62. Perbandingan uang yang terbuang antara industri konstruksi dan industri manufaktur ... 46
Gambar 63. Indeks produktivitas tenaga kerja antara industri konstruksi dan non-pertanian.............. 47
Gambar 64. Parameter data kolom dengan Tekla BimSight.............................................................. 48

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Spesifikasi data kolom ................................................................................................. 53


Lampiran 2. Spesifikasi data balok .................................................................................................. 54
Lampiran 3. Model organizer .......................................................................................................... 55
Lampiran 4. Model 2D (Tampak Depan) ......................................................................................... 56
Lampiran 5. Model 2D (Tampak Samping Kanan)........................................................................... 57
Lampiran 6. Model 3D (Tekla BimSight) ........................................................................................ 58
Lampiran 7. Jadwal perencanaan dan pelaksanaan pada Tekla Structures ......................................... 59

ix
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangunan adalah suatu lingkungan buatan yang dibuat oleh manusia untuk berbagai kebutuhan
hidup sehari-hari. Berkaitan dengan bangunan sebagai lingkungan buatan, teknologi dibutuhkan agar
berbagai kegiatan pembangunan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Dengan adanya teknologi,
akan didapat produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pemakai bangunan dan lebih ekonomis
dalam biaya.
Perkembangan teknologi informasi sekarang memungkinkan kita membuat model “Virtual
Building” di komputer untuk mensimulasikan gedung sebelum dibangun. Virtual building yaitu
memasukan seluruh elemen bangunan ke dalam sebuah database lengkap, kemudian memanfaatkan
database tersebut di dalam membuat gambar rancangan. Dengan teknologi “Virtual Building” dapat
menggambar menggunakan elemen gedung secara tiga dimensi (3D) seperti kolom, plat, balok,
dinding, atap, pintu, jendela, tangga, dan objek lainnya. Sistem komputerisasi yang digunakan pada
dunia struktur berdasarkan pada prinsip Building Information Modeling (BIM). Dengan BIM dapat
menciptakan kesatuan arsitektur, struktur, dan MEP (Mekanikal Elektrikal Plumbing). Pelaksanaan
pertama BIM dalam konsep Virtual Building pada tahun 1987 oleh ArchiCAD Graphisoft.
Prinsip dasar dari pemodelan BIM adalah dapat menggunakan model bangunan 3D untuk
mendapatkan semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar presentasi
dan rendering serta gambar detail konstruksi, serta perhitungan kuantitas dan estimasi harga.
Perubahan pada satu elemen model secara otomatis akan memperbarui semua gambar, perhitungan
kuantitas dan estimasi harga.
BIM saat ini semakin populer dan diyakini akan mempercepat proses perencanaan dan
pengerjaan proyek. Penggunaanya terus meluas di dunia. Bahkan Thom Mayne, seorang arsitek yang
tergabung dalam American Institute of Architect menyatakan bahwa perusahaan yang tidak
menggunakan aplikasi BIM akan hilang peredarannya dalam sepuluh tahun kedepan. Pernyataan ini
sangat menarik dan tentunya harus kita sikapi dengan bijak. Kita harus mulai membuka mata dan
mempelajari perkembangan perencanaan struktur dengan berbasis BIM.
Dalam penelitian ini akan mengaplikasikan Building Information Modeling (BIM)
menggunakan software Tekla Structures pada pembangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB,
Bogor. Hal menarik dari tugas akhir ini adalah digunakannya software Tekla Structures version 17. Di
Indonesia penggunaan software ini masih kurang populer dibanding SAP 2000 maupun Autocad,
tetapi sesungguhnya program ini mempunyai banyak kelebihan yang layak untuk dipertimbangkan
sebagai salah satu solusi dalam pemecahan permasalahan rekayasa sipil.
Tekla dapat membantu penyelesaian suatu proyek, sehingga penyelesaian dari suatu proyek
akan lebih terintegrasi mulai dari proses pemodelan, desain, drawing dan detailing. Tekla juga dapat
melakukan perhitungan volume material (Bill of Material) serta mengeluarkan output schedule
pelaksanaan proyek. Kemampuan yang dimiliki software ini membuat banyak perusahaan rekayasa
bangunan di berbagai negara tertarik untuk menggunakannya. Walaupun investasi yang harus
dikeluarkan untuk pembelian lisensi relatif mahal, namun penggunaanya terus meluas karena software
ini terbukti memberikan keuntungan jangka panjang berupa peningkatan produktivitas dalam proses
desain dan konstruksi.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Memodelkan struktur fondasi, kolom, balok, plat lantai serta atap pada bangunan gedung
kuliah tiga lantai Fahutan IPB secara 3D dan 4D.
2. Merepresentasikan aspek-aspek informasi bangunan yang terintegrasi melalui BIM
menggunakan software Tekla Structures 17.

1.3 Sasaran

Sasaran dari penelitian ini adalah :


1. Dihasilkannya model struktur fondasi, kolom, balok, plat lantai serta atap pada bangunan
gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB secara 3D dan 4D.
2. Dihasilkan aspek-aspek informasi bangunan yang terintegrasi melalui BIM menggunakan
software Tekla Structures 17.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :


1. Memodelkan bangunan gedung hanya dalam segi struktur saja.
2. Tidak dilakukan analisis bangunan gedung.
3. Manajemen proyek yang ditinjau hanya dari segi waktu.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bangunan Gedung

Menurut UU nomor 28 tahun 2002, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Ditinjau dari susunannya, bangunan gedung dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bangunan bawah
dan bangunan atas. Bangunan bawah yaitu bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah,
seperti fondasi dan sloof. Bangunan bawah merupakan konstruksi yang dibuat untuk menahan seluruh
bangunan. Bangunan atas yaitu bagian bangunan yang terletaak di atas permukaan tanah, seperti
kolom, balok, slab dan atap.

Gambar 1. Bagan bangunan atas dan bangunan bawah

2.1.1 Bangunan Bawah

A. Fondasi

Fondasi adalah bagian bangunan yang terletak paling bawah, berfungsi sebagai penahan
seluruh beban bangunan. Gaya/beban diteruskan ke tanah yang menahan beban tersebut. Jenis-jenis
fondasi sebagai penahan bangunan, diantaranya:
1. Fondasi Dangkal
Fondasi langsung atau fondasi dangkal (shallow foundation), digunakan bila lapisan tanah
padat dengan daya dukung cukup besar, letaknya tidak dalam. Dasar fondasi dangkal selain harus
terletak di atas tanah padat, juga harus terletak di bawah lapisan-lapisan tanah yang masih di
pengaruhi oleh iklim, antara lain gerusan erosi, susut muai atau retak-retak pada tanah liat di musim
kemarau. Karena itu, kedalaman dasar fondasi minimal 0,80 m sampai 1 m di bawah permukaan tanah
(Gunawan Rudi, 1994).
Fondasi langsung dapat dibuat dari pasangan batu kali atau batu bata, beton/beton bertulang,
tetapi yang terbanyak digunakan ialah batu kali, karena pasangan batu kali murah, awet dan daya
dukungnya besar. Fondasi batu kali dibuat dari susunan batu kali belah yang dieratkan dengan adukan
pasir yang dicampur dengan semen. Batu kali dapat dibuat menjadi fondasi setempat atau fondasi titik.
Selain itu, fondasi batu kali dapat dibuat menerus jika tanah menerima beban yang rata.

3
Gambar 2. Fondasi batu kali

2. Fondasi Dalam
Fondasi tiang disebut fondasi dalam (deep foundation), digunakan bila lapisan tanah dengan
daya dukung yang cukup kuat, terletak jauh di bawah permukaan tanah. Fondasi tiang dapat dibuat
dari tiang-tiang kayu, baja, beton bertulang atau beton pratekan. Ukuran panjang tiang tidak boleh
lebih dari 45 kali diameternya, dan beban tiang-tiang tidak boleh melebihi daya dukungnya. Bila
digunakan tiang-tiang pancang, maka kepala dan ujung tiang harus dijaga jangan sampai rusak oleh
pekerjaan pemancangan. Bila digunakan tiang-tiang dari beton bertulang atau beton pratekan yang
tidak dicor ditempat, maka tiang-tiang ini harus cukup kuat pula untuk diangkut dan dikerjakan
(Gunawan Rudi, 1994).
Fondasi tiang pancang dibuat untuk menahan beban yang berat pada suatu bangunan
bertingkat rendah, sedang atau tinggi. Fondasi ini dapat dibuat dari batang kayu, baja berbentuk H
atau beton berbentuk segitiga, segiempat maupun bulat dengan panjang antara 4 sampai 12 m (dapat
disambung sesuai pilihan). Mengingat besarnya bangunan, tiang-tiang (kolom bangunan) dapat dibuat
satu, dua, tiga atau lebih fondasi tiang pancang yang masing-masing diikat dengan poor (pile cap).
Kemudian dihubungkan dengan sloof ke titik kolom yang lain (Tangoro Dwi et al, 2005).

Gambar 3. Potongan tiang pancang poor/pile cap

B. Sloof

Beban bangunan dapat disalurkan ke tanah dengan perantara fondasi. Untuk memperkuat daya
dukung fondasi, maka diperluakan, bagian yang dapat meyebarkan beban tersebut ke seluruh fondasi
yang menerus. Bagian tersebut disebut sloof. Sloof dapat dibuat dari beton atau dari bata yang
dipasang tegak berjejer (disebut bata rolag, hanya dapat menahan beban yang ringan). Sloof, selain

4
dapat menahan beban langsung dari atas juga dapat berfungsi sebagai pengikat antara pile cap
(Tangoro Dwi et al, 2005).

(a) (b)

Gambar 4. (1) Sloof pada fondasi batu kali; (2) Sloof pada fondasi beton

2.1.2 Bangunan Atas

A. Kolom

Kolom adalah suatu unsur penguat vertikal pada bangunan. Kolom dapat dibedakan
berdasarkan fungsinya:
- Kolom penguat atau sering disebut sebagai kolom praktis, yaitu suatu kolom yang dibuat dari
beton dengan campuran antara semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5 dengan tulangan baja praktis
(tidak memerlukan perhitungan struktur). Berukuran 13 x 13 cm 2, dipasang sebagai penguat
pada pasangan dinding bata dengan luas tidak lebih dari 9 – 11 m2, di tempat sudut pertemuan,
persilangan dan pengakhiran.
- Kolom struktur, yaitu kolom yang dibuat berdasarkan suatu perhitungan oleh ahli struktur
.

Gambar 5. Kolom praktis pada dinding bata

Bangunan yang tidak bertingkat maupun yang bertingkat mempunyai beban, baik beban mati
maupun beban hidup. Beban tersebut disalurkan oleh kolom konstruksi/kolom struktur untuk
diteruskan ke fondasi. Kolom struktur menerima beban dari atas berupa beban balok, kolom, dinding
dan lantai yang ada diatasnya. Kolom yang membawa beban dari bagian atas akan bertemu dengan
balok-balok lantai dan bersama-sama disalurkan ke kolom di bawahnya. Besar dan tingginya kolom
ditentukan oleh jarak bentangan pada bangunan diatasnya. Tinggi ruangan juga akan menentukan
besar tekukannya dan ini akan menentukan jumlah tulang dan pemasangan beugel (tulang yang
melintang).
Kolom struktur dapat dibuat dari beberapa bahan, disesuaikan dengan bahan struktur
bangunannya, seperti kolom beton untuk struktur bangunan beton, kolom baja untu skturktur
bangunan baja, dan kolom kayu untuk kolom struktur bangunan kayu. Khusus untuk struktur

5
bangunan baja dan kayu, dalam hubungannya dengan fondasi, sloof, kolom dan balok, memerlukan
sistem sambungan baja dan sambungan kayu (Tangoro Dwi et al, 2005).

Gambar 6. Kolom-kolom konstruksi

B. Ring Balk

Ring balk atau biasa disebut dengan balok ring adalah konstruksi balok yang berfungsi untuk
mengikat kolom satu dengan lainnya pada bagian ujung atas tiap-tiap kolom. Ring balk juga berfungsi
untuk mengikat dan menjaga kestabilan pasangan dinding pada bagian atasnya. Pada kondisi tertentu,
ring balk juga berfungsi sebagai penumpu rangka atap, misalnya pada bangunan yang menggunakan
rangka atap baja ringan dimana konstruksi truss atau rangka baja ringan hampir semuanya menumpu
pada ringbalk (Prihatno Bowo, 2010). Pemasangan ring balk maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3
meter, dimensi ring balk yang biasa digunakan adalah lebar 15 cm tinggi 15 cm dengan tulangan
pokok (besi beton) 4 - 8 mm.

C. Slab

Slab/plat lantai adalah alas dari suatu ruangan atau bangunan. Fungsi utama plat lantai adalah
sebagai dasar ruangan, yang dapat menahan semua beban diatasnya. Lantai bangunan yang paling
sederhana adalah tanah. Lantai tingkat dapat dibuat dari bahan yang sesuai dengan struktur
bangunannya. Bahan-bahan tersebut diantaranya:
1. Bahan utama
- Struktur bangunan dari beton : bahan lantai dari beton.
- Struktur bangunan dari baja: bahan lantai dari baja dan beton.
- Struktur bangunan dari kayu: bahan lantai dari kayu.
2. Bahan finishing
Bahan penyelesaian akhir pada umumnya berupa petak-petak yang disebut ubin, marmer,
keramik, karpet, parket dan lain-lain

D. Atap

Atap adalah unsur bangunan yang terletak di bagian paling atas suatu bangunan. Fungsi utama
atap adalah sebagai penahan/pelindung dari panas matahari, air hujan dan hembusan angin. Fungsi
lainnya adalah untuk keindahan dan penyesuaian lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat atap adalah
- bahan alam/organik, seperti daun yang dianyam, ranting, kayu, dan batu alam.
- bahan buatan, seperti genteng tanah liat, genteng keramik, dan beton.
- bahan buatan dari pabrik, seperti seng, asbes, plastik, tegola, baja, aluminium, dan lain-lain.

6
Struktur atap baja mempunyai sudut kemiringin yang besarnya lebih dari 10 0, tepatnya minimal
15% kemiringan untuk dapat mengalirkan air hujan (ditentukan juga oleh bahan penutupnya).
Konstruksi atap baja menggunakan bahan utama baja, yaitu baja I (portal) dan baja L (siku) dengan
menggunakan alat sambung berupa las dan mur baut. Konstruksi ini banyak digunakan pada bangunan
bentang pendek maupun bentang lebar dengan menggunakan baja I (portal) dan baja L (siku). Sistem
konstruksi bahan baja L (siku), akan terjadi baja yang bekerja sebagai penekan dan bekerja sebagai
penarik. Untuk memberikan kekuatan konstruksi baja pada baja yang bekerja sebagai penarik dan
penekan, digunakan baja L (siku) rangkap. Untuk baja yang netral hanya dipasang baja tunggal.

Gambar 7. Beberapa contoh struktur atap baja

2.2 Pemodelan

Pemodelan adalah rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem,
konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model yang akan dibuat dapat
digolongkan menjadi: pemodelan dua dimensi (2D), pemodelan tiga dimensi (3D) dan pemodelan
empat dimensi (4D).

2.2.1 Pemodelan 2D (Dua Dimensi)

Pemodelan dua dimensi merupakan bentuk dari benda yang memiliki panjang dan lebar.
Penggambarannya hanya pada titik koordinat sumbu x dan sumbu y. Program aplikasi diantaranya
Corel Draw, Adobe Photoshop, dan lain sebagainya.

2.2.2 Pemodelan 3D (Tiga Dimensi)

Melihat objek secara tiga dimensi berarti melihat objek dalam bentuk sesungguhnya.
Penggambaran 3D akan lebih membantu memperjelas maksud dari rancangan objek karena bentuk
sesungguhnya dari objek yang akan diciptakan divisualisasikan secara nyata. Pemodelan 3D adalah
prosedur pengembangan model tiga dimensi menggunakan perangkat lunak khusus. Prosedur ini
dilakukan sebagai proses untuk menciptakan sebuah model yang mewakili objek sebenarnya secara
tiga dimensi. Objek yang dibuatkan modelnya bisa berupa objek hidup ataupun benda mati.
Penggambaran 3D merupakan pengembangan lebih lanjut dari penggambaran 2D. Sebuah model tiga
dimensi dibuat dengan menggunakan sejumlah titik dalam ruang 3D, yang dihubungkan dengan
berbagai data geometris seperti garis, bidang datar, dan permukaan melengkung yang menghasilkan
bentuk tiga dimensi utuh menyerupai objek yang dijadikan model. Program aplikasi 3D diantaranya
Corel 3D, Autocad, 3D Studio Max, ArchiCad dan sebagainya.

7
2.2.3 Pemodelan 4D (Empat Dimensi)

Pemodelan 4D memberikan cara yang lebih cepat dan lebih efektif menyampaikan informasi
antar pihak proyek yang berkepentingan. Salah satu informasi yang disampaikan adalah scheduling
(jadwal pelaksanaan) konstruksi, sehingga informasi bagaimana bangunan akan dibangun hari demi
hari dapat terlihat. Program aplikasi 4D diantaranya Tekla Structures dan Autodesk Revit.

2.3 Building Information Modeling (BIM)

2.3.1 Pengenalan Building Information Modeling

BIM atau yang biasa disebut Intregrated Project Delivery (IPD) adalah suatu permodelan
untuk desain, pelaksanaan dan penyampaian desain bangunan dengan kolaborasi, penyatuan dan
pengorganisasian tim yang produktif dari suatu sistem pengendalian pelaksanaan proyek.
Pembangunan di masa sekarang ini mengharapkan kontribusi dari semua anggota tim yang dilandasi
dengan prinsip kepercayaan, proses yang transparan, kolaborasi yang efektif, keterbukaan penyebaran
informasi, kesuksesan tim yang menuju kesuksesan proyek, penyebaran risiko dan penghargaan,
penentuan keputusan berdasarkan nilai dan pekerjaan yang kapabilitas dan dukungan teknologi. Hasil
akhirnya adalah kesempatan untuk mendesain, membangun dan pengoperasian seefisien mungkin.
Tujuan dari diciptakannya suatu sistem Intregrated Project Delivery adalah untuk mengurangi
kesalahan, kerusakan dan biaya saat keseluruhan pelaksanaan desain, konstruksi dan proses
pelaksanaan (Rizki Aniendhita, 2010).
Menurut Roginski Daniel (2011), BIM merupakan proses inovatif dan efisien pengembangan
informasi bangunan yang menggunakan model bangunan digital dan teknologi informasi.
Menurut Eastman et al (2008), menjelaskan BIM sebagai salah satu perkembangan paling
menjanjikan dalam arsitektur, industri teknik dan konstruksi. Dengan teknologi BIM, sebuah model
virtual akurat bangunan akan dibangun secara digital. Ketika selesai, model yang dihasilkan
mengandung geometri yang tepat dan data relevan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
konstruksi, fabrikasi dan pengadaan yang diperlukan untuk mewujudkan bangunan.
Proses akhir dari pemodelan tiga dimensi bangunan memiliki kualitas tinggi yang dihasilkan
dari BIM. Jika kontraktor hanya menggunakan pemodelan untuk lebih mengkomunikasikan konsep
BIM dalam model 3D dan tidak menggunakan informasi lebih lanjut, maka disebut sebagai BIM
“Hollywood”. Kontraktor dapat menggunakan konsep ini untuk memenangkan pekerjaan (Hergunsel
Mehmet, 2011).
Terkadang BIM digunakan secara internal hanya dalam satu organisasi proyek dan tidak dibagi
kepada seluruh organisasi proyek. Hal ini disebut “lonely”. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
arsitektur dapat memutuskan untuk merancang BIM dan menggunakannya untuk visualisasi dan
analisis energi. Perusahaan arsitek memiliki kolaborasi internal. Namun, arsitek dapat memutuskan
untuk menyediakan gambar-gambar dalam dua dimensi dan membatasi akses BIM. Hal ini akan
menghambat manajer konstruksi (MK), kecuali MK menciptakan model baru.
Manajer konstruksi dapat menggunakan BIM dalam menentukan jumlah pekerjaan untuk
mempersiapkan estimasi biaya. Selanjutnya MK dapat memberikan rendering gambar tiga dimensi.
Jadwal BIM yang terintegrasi dikenal dengan BIM 4D (empat dimensi), dapat digunakan untuk
pemodelan, analisis, keamanan dan untuk menyiapkan rencana logistik. Sehingga, MK dapat
menggunakan BIM untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan subkontraktor, memperbarui jadwal
dan biaya, serta dapat merubah as built drawing kepada owner.

8
Telah banyak penggunaan BIM dalam proyek konstruksi, seperti pada tahap perencanaan
(preconstruction), tahap desain, tahap konstruksi dan tahap pasca kontruksi. Penggunaan BIM secara
primer dan skunder pada proyek konstruksi disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Penggunaan BIM pada siklus pekerjaan pembangunan gedung (Hergunsel, 2011)

2.3.2 Kelebihan Building Information Modeling

Keuntungan menggunakan BIM pada konstruksi adalah kualitas tinggi dan dokumentasi akurat
dari proses konstruksi, perbaikan manajemen konstruksi, meningkatkan interaksi antara arsitek,
insinyur dan kontraktor, memungkinkan pra-fabrikasi dari berbagai komponen konstruksi untuk
meminimalkan siklus hidup desain (Ezine Articles, 2012).
Penggunaan BIM dapat memberikan keuntungan yang besar. Disajikan dalam Gambar 9, 41%
responden menyatakan bahwa penggunaan BIM meningkatkan profitabilitas proyek. Pengguna BIM
lain mungkin tidak merasakan perubahan profitabilitas proyek dan berpikir bahwa keuntunngan BIM
kecil. Secara keseluruhan, pengeluaran biaya awal penggunaan BIM cukup mahal karena dibutuhkan
teknologi pendukungnya Namun, penggunaan BIM dapat memberikan keuntungan yang meningkat,
menurunkan biaya dan dapat melakukan penjadwalan proyek konstruksi.

Gambar 9. Pengaruh penggunaan bim pada profitabilitas proyek (Becerik-Gerber, 2010)

9
BIM adalah representasi evolusi digital dari model 2D menjadi model 3D dan bahkan menjadi
model 4D (penjadwalan) dan model 5D (estimasi biaya) dengan menggunakan database yang tersedia
selama siklus bangunan. Model 3D merupakan perwakilan dari lebar, panjang dan tinggi suatu benda.
Model 4D, menambahkan dimensi keempat yaitu jadwal proyek dengan model 3D. Sebuah model 4D
BIM menghubungkan elemen 3D dengan timeline pengiriman proyek untuk memberikan sebuah
simulasi virtual dari proyek di lingkungan 4D. Model 5D, menghubungkan data biaya dengan daftar
kuantitas yang dihasilkan dari model 3D, sehingga memberikan estimasi biaya yang lebih akurat.
Salah satu tujuan utama dari teknologi BIM adalah untuk mendukung semua proses dimulai
dari tahap pra-konstruksi berlanjut sampai tahap pemeliharan pada siklus hidup seluruh bangunan.
Kelebihan penggunaan BIM dari setiap tahap pembangunan proyek adalah:
1. Tahap Pra-Konstruksi
Dalam tahap pra-konstruksi owner mencoba untuk menentukan/mengestimasi ukuran proyek
sesuai dengan anggaran proyek yang tersedia. Estimasi proyek pada tahap ini masih terbilang sangat
kasar. Dengan menggunakan BIM, perkiraan model bangunan dapat dihubungkan dengan database
dan biaya harga proyek yang akan dihitung langsung. Dalam tahap awal, hanya menggunakan skema
model dan berfungsi untuk mengevaluasi fungsi bangunan. Hal ini dapat mendefinisikan arah
pengembangan proyek tepat di tahap awal yang dapat meningkatkan kualitas keseluruhan bangunan.
2. Tahap Desain
Pada tahap desain merupakan kolaborasi tim konstruksi dengan insinyur, arsitek dan owner.
Pada tahap ini BIM harus segera dilaksanakan. Jika arsitek hanya menyediakan gambar 2D, maka
manajer konstruksi harus mengubah gambar 2D menjadi gambar 3D. Upaya koordinasi manajer
konstruksi dan kontraktor bertujuan untuk mengurangi kesalahan desain dan untuk lebih memahami
pekerjaan yang akan dilakukan.
3. Tahap Konstruksi dan Fabrikasi
Pada tahap ini menggunakan model 4D yang bertujuan untuk mensimulasikan proses
konstruksi, memvisualisasikan bagaimana bangunan akan dibangun hari demi hari dan untuk
menemukan potensi masalah yang dihadapi sehingga dapat dilakukan perbaikan. Teknologi BIM
memungkinkan mengidentifikasikan bentrokan sebelum konstruksi berlangsung, sehingga dapat
mempercepat proses konstruksi, mengurangi risiko penaikan biaya proyek akibat bentrokan dan
diperlukan solusi untuk memperbaiki kesalahan. Selama konstruksi mungkin akan muncul perubahan
desain, sehingga memperbaharui perkiraan biaya dan jadwal pelaksanaan. Teknologi BIM dapat
memfasilitasi proses fabrikasi. Elemen 3D dari model dapat dikirim ke pabrik-pabrik elemen proses
produksi secara otomatis.
4. Tahap Pemeliharaan
Model BIM penuh dengan informasi yang dapat berguna untuk membangun proses operasi.
Hal ini dapat mendukung monitoring sistem kontrol proyek.

2.3.2 Aplikasi Program Building Information Modeling

Ada banyak program pendukung dari penggunaan Building Information Modeling. Tabel 1.
berikut akan disebutkan aplikasi program dari BIM dan fungsi utama masing-masing. Daftar ini
mencakup MEP, struktural, arsitektur. Beberapa program ini mampu melakukan penjadwalan
pekerjaan dan estimasi biaya.

10
Tabel 1. Aplikasi program dari BIM (Reinhardt, 2009)
Product Name Manufacturer Primary Function
Cadpipe HVAC AEC Design Group 3D HVAC Modeling
3D Architectural Modeling and
Revit Architecture Autodesk
Parametric Design
3D Architectural Modeling and
AutoCAD Architecture Autodesk
Parametric Design
3D Architectural Modeling and
Revit Structure Autodesk
Parametric Design
Revit MEP Autodesk 3D Detailed MEP Modeling
AutoCAD MEP Autodesk 3D MEP Modeling
AutoCAD Civil 3D Autodesk Site Development
Cadpipe Commercial Pipe AEC Design Group 3D Pipe Modeling
3D Conceptual Modeling with Real-
Dprofiler Back Technology
Time Cost Estimating
Bentley BIM Suite 3D Architecture, Structural, Mechanical,
(MicroStation, Bentley Electrical, and Generative Components
Architecture, Structural, Bentley Systems Modeling\
Mechanical, Electrical,
Generative Design)
Fastrak CSC (UK) 3D Structural Modeling
SDS/2 Design Data 3D Detailed Structural Modeling
Fabrication for AutoCAD East Cost CAD/CAM 3D Detailed MEP Modeling
MEP
CATIA based BIM System for
Digital Project Gehry Technologies Architectural, Design, Engineering, and
Construction Modeling
Digital Project MEP
Gehry Technologies MEP Design
Systems Rounting
ArchiCAD Graphisoft 3D Architectural Modeling
MEP Modeler Graphisoft 3D MEP Modeling
HydraCAD Hydratec 3D Fire Sprinkler Design and Modeling
AutoSPRINK VR M.E.P CAD 3D Fire Sprinkler Design and Modeling
FireCad Mc4 Software Fire Piping Network Design and
Modeling
CAD-Duct Micro Application 3D Detailed MEP Modeling
Vectorworks Designer Nemetschek 3D Architectural Modeling
Duct Designer 3D, Pipe QuickPen International 3D Detailed MEP Modeling
Designer 3D
Full suite of 2D and 3D Structural
RISA RISA Technologies
Design Application
Tekla Structure Tekla 3D Detailed Structural Modeling
Affinity Trelligence 3D Model Application for Early Concept
Design
5D Modeling which can be used to
Vico Ofice Vico Software
Generate cost and Schedule Data
Power Civil Bentley Systems Site Development
Site Design, Site Planning Eagle Point Site Development

Dari berbagai jenis program program aplikasi BIM yang digunakan untuk menggambar
struktural dan MEP, program Tekla Structures, Bentley dan Autodesk Revit merupakan aplikasi BIM
secara 4D (empat dimensi) yang dapat melakukan pemodelan dan manajemen konstruksi. Pada Tabel
2. terdapat jenis-jenis software yang digunakan pada bidang MEP.

11
Tabel 2. Jenis software pendukung pada MEP (Reinhardt, 2009)
Product Name Manufacturer Primary
Cadpipe Commercial Pipe AEC Design Group 3D Pipe Modeling
Revit MEP Autodesk 3D Detailed MEP Modeling
3D Detailed Structural
SDS/2 Design Data
Modeling
Fabrication for AutoCAD MEP East Coast CAD/CAM 3D Detailed MEP Modeling
CAD-Duct Micro Application Packages 3D Detailed MEP Modeling
Duct Designer 3D, Pipe QuickPen Internationa
3D Detailed MEP Modeling
Designer 3D
3D Detailed Structural
Tekla Structures Tekla
Modeling

2.4 Tekla Structures

2.4.1 Pengenalan Tekla Structures

Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki kantor pusat di Espoo,
Finlandia, sedangkan kantor cabang dari Tekla Corporation berada di Swedia, Denmark, Jerman dan
Amerika Serikat. Tekla memiliki penjualan bersih sebesar hampir 58 juta euro pada tahun 2010.
Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 500 orang dan memiliki pelanggan di sekitar 100 negara
(Tekla, 2012). Tekla corporation memiliki empat jenis software berdasarkan fungsi pekerjaan yang
dihadapi, diantaranya Tekla Stuctures untuk pekerjaan struktur, Tekla XCity untuk arsitektur, Tekla
XPipe untuk perpipaan, dan Tekla XPower untuk bagian elektrikal.
Tekla Structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun 1990 (Jiang
Xinan, 2011). Tekla X-steel hanya terfokus pada perencanaan bangunan baja. Versi ini berkembang
sampai versi 9. Untuk versi selanjutnya Tekla Corporation sebagai pengembang program ini
memperluas kemampuan Tekla Structures dengan menambah fitur untuk pemodelan, analisis, desain
dan detailing struktur beton bertulang,
Tekla adalah aplikasi Building Information Modelling yang dikembangkan oleh Tekla
Corporation untuk keperluan perhitungan dan rekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur
komprehensif yang bisa digunakan bagi para detailer, fabricator, manufaktur dan constructor. Modul
untuk keperluan manajemen konstruksi juga sudah ditambahkan pada software ini. (Khemlani, 2008).
Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan mampu mempersingkat proses
delivery desain, pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi dan manjemen konstruksi.

Gambar 10. Kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam proyek (Tekla.com)

12
Dari Gambar 10 kita dapat melihat bahwa Tekla merupakan program bantu dengan
kemampuan yang komplit. Tekla dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses
perencanaan (pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi, dan
manajemen kontruksi). Dengan kemampuan yang lengkap tersebut menjadikan penyelesaian proyek
akan menjadi lebih cepat. Tidak mengherankan jika ribuan lisensi software ini sudah digunakan oleh
perseorangan dan perusahaan di seluruh dunia demi mendapatkan produk rekayasa engineering yang
berkualitas dan cepat untuk memuaskan pelanggannya (Yanuarini Erlina, 2011).

2.4.2 Kelebihan Tekla Structures

Software ini dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan- permasalahan model struktur.
Tekla Structure adalah software pemodelan multi-material dan multi-proses. Kita dapat menentukan
dan menganalisa dalam suatu model 3D yang serupa, memperbaiki secara akurat semua pekerjaan
struktur. Semua perubahan secara otomatis update sewaktu-waktu dilakukan revisi. Pemodelan
dengan waktu singkat dan kemampuan mengoperasikan memberikan hasil manajemen proyek yang
efisien. Dan yang paling hebatnya, Tekla Structures sungguh mudah digunakan dan dikuasai.
(Yanuarini Erlina, 2011).
Menurut Jian Xinan (2011) Tekla Corporation mengembangkan Server Multiuser, sehingga
dapat mendukung maksimum 40 pengguna beroperasi secaara bersamaan. Format yang didukung oleh
Tekla Structures adalah IFC, DWG, CIS/2, DSTV, SNDF, DGN dan DXF, sehingga Tekla Structures
dapat digabungkan dengan aplikasi-aplikasi yang sudah ada. Software ini terhubung dengan berbagai
jenis sistem melewati Tekla Open API. IFC, CIS/2, DSTV dan SDNF merupakan contoh format biasa
yang didukung oleh Tekla Structures, sedangkan DWG, DGN dan DXF merupakan contoh dari
format yang sudah jadi hak milik yang didukung oleh Tekla Structures.

2.4.3 Elemen-Elemen Pada Tekla Structures

A. Area Kerja Tekla Structures

Area kerja Tekla Structures adalah tempat penentuan area kerja agar sesuai dengan situasi
tertentu, misalnya hanya terfokus pada daerah tertentu dari model. Menentukan area kerja
membuatnya lebih cepat dan lebih mudah untuk bekerja dengan model. Objek yang berada di luar area
kerja masih ada, tetapi tidak terlihat.

Gambar 11. Area kerja Tekla Structures

B. Grid

Grid adalah pemodelan bantuan model tiga dimensi dari bidang horisontal dan vertikal.
Tujuanya untuk mempermudah proses pembuatan model dan sebagai titik as tulangan. Pengaturan

13
grid dilakukan dengan menentukan jumlah, jenis dan ukuran dari koordinat x, y dan z. Pembuatan
grid dalam tekla dapat dibuat lebih dari satu grid, misalnya grid skala besar untuk seluruh struktur dan
grid yang lebih kecil untuk beberapa bagian rinci.
Bagian-bagian grid pada Tekla Structures ada tiga bagian, diantaranya:
1. Grid Origin, Titik dimana nilai nol dari masing-masing sumbu koordinat berpotongan.
2. Grid Line Extentions, Menentukan sejauh mana garis grid memperpanjang di setiap arah.
3. Grid Labels, Nama dari garis grid.

Gambar 12. Bagian-bagian grid

C. Toolbar

Toolbar adalah kumpulan objek elemen-elemen konstruksi siap pakai yang dibutuhkan dalam
membuat gambar rancangan secara cepat. Toolbar berisi tombol yang memberikan akses mudah ke
beberapa perintah yang sering paling sering digunakan. Sebagai contoh, toolbar “General” seperti
yang disajikan pada Gambar. 13 (a), berisi perintah-perintah dasar untuk membuat, membuka dan
menyimpan model, mencetak, menyalin dan memindahkan model. Contoh lain adalah toolbar
“Drawing Object” seperti yang disajikan pada Gambar 13 (b), berisi perintah untuk melakukan
dimensioning.

(a) (b)

Gambar 13. (a) Toolbar general ; (b) Toolbar dawing object

D. Properties

Properties adalah salah satu aplikasi tekla yang berisi koleksi karakteristik dari setiap item
objek. Properties terdiri dari nama, profil, material dan sebagainya. Material yang dapat digunakan
adalah beton dan baja yang disajikan dalam Gambar. 14 yaitu jenis dari masing-masing material besi
dan baja. Dalam tekla, bentuk profil dari suatu objek sangat bervariasi dan ukuran dari masing-masing
profil dapat diatur sesuai kebutuhan. Bentuk profil disajikan pada Gambar 15.

14
Gambar 14. Jenis material

Gambar 15. Bentuk profil

E. Component Catalog

Digunakan untuk mempermudah pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database


material, jenis dan bentuk profil, komponen-komponen balok pun dapat dimodelkan dengan
memasukkan angka pada parameter-parameternya.

Gambar 16. Bagian-bagian component catalog

15
Dari Gambar 16. menunjukan bagian-bagian dari Component Catalog dengan penjelasan
dibawah ini yaitu:
1. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan.
2. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan berdasarkan folder yang telah tersedia.
3. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan berdasarkan rincian yang telah tersedia.
4. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan berdasarkan thumbnail.
5. Menampilkan/menyembunyikan deskripsi komponen.
6. Membuat komponen menggunakan alat komponen yang terakhir digunakan.
7. Klik dua kali nama untuk mengatur properti dan membuat komponen.
8. Mendeskripsikan komponen.
9. Komponen custom memiliki simbol kuning.
10. Komponen sistem memiliki simbol biru.
11. Untuk mengurutkan kolom.

F. Model Organizer

Model organizer digunakan untuk mengelola pemodelan dan melihat perbedaan bagian serta
jenis objek dalam model. Sehingga model organizer dapat mengklasifikasikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan. Keunggulan dari model organizer adalah dapat membagi model besar menjadi
bagian-bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek.

G. Task Manager

Task manager digunakan untuk menggabungkan data time schedule pelaksanaan ke dalam
struktur 3D dan untuk mengontrol jadwal pelaksanaan seluruh proyek. Dengan task manager
pemodelan dilakukan dengan 4D dan menghasilkan output schedule pelaksanaan proyek. Fungsi task
manager adalah membuat, menyimpan dan mengelola tugas-tugas yang dijadwalkan pada proyek,
selanjutnya dihubungkan ke objek model. Pengerjaan task manager dapat dilakukan dengan
pembuatan tugas-tugas secara langsung dari software Tekla Structures dan dengan mengimpor jadwal
pelaksanaan dari program manajemen proyek eksternal seperti Microsoft Office Project atau
Primavera P6.

2.4.4 Mode Pengeditan Gambar Pada Tekla Structures

A. Split

Digunakan untuk memotong objek menjadi dua bagian pada suatu titik. Dapat memotong garis,
polyline, lingkaran dan busur. Memotong objek dengan split lebih praktis dan cepat daripada
membuat objek baru yang ukuranya disesuaikan kembali. Cara memotong objek dengan split adalah
dengan mengklik objek yang akan dipotong, lalu klik edit  split dan pilih titik pada objek untuk
menunjukan lokasi yang akan dipotong. Hasil akhir pemotongan dengan split disajikan pada Gambar
17.

Gambar 17. Proses pemotongan

16
B. Mini Toolbar

Mini toolbar digunakan untuk mengedit/memodifikasi sifat-sifat objek yang paling umum,
seperti nama objek, merotasi objek, mengedit tinggi, tebal objek dan mengedit class (warna) objek.
Mini Toolbar muncul di sebelah pointer mouse ketika mengklik suatu objek dalam suatu model.

Gambar 18. Mini toolbar

C. Memindahkan Objek

Tool paling dasar dalam memodifikasi objek adalah dengan memindahkan objek dari satu
tempat ke tempat lain. Cara memindahkan objek yaitu dengan mengklik objek yang akan dipindahkan,
klik kananpilih “move”  tempatkan lokasi objek pada lokasi yang diinginkan.

Gambar 19. Langkah memindahkan objek

D. Mencerminkan Objek

Prinsip mencerminkan objek adalah membuat objek gambar kebalikan pada posisi berlawanan.
Cara mencerminkan objek ada 2, yaitu mencerminkan objek langsung dan mencerminkan sekaligus
mengopi. Langkah yang dilakukan untuk mencerminkan objek adalah mengklik objek yang akan
dicerminkan, klik kanan pilih “move special/copy special”  letakan koordinat yang digunakan
sebagai garis cerminan  klik move/copy.

Gambar 20. Langkah mencerminkan sekaligus mengopi objek

2.5 Manajemen Proyek

2.5.1 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan


kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi yang telah

17
ditentukan. Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga,
keahlian, peralatan, dana dan informasi (Soeharto, 1999).
Proyek bermakna sebuah pekerjaan besar yang kemungkinannya tidak akan terulang dalam
jangka waktu yang singkat. Suatu kesalahan akan sangat mahal, sehingga sangat diinginkan
melaksanakan tahap demi tahap tanpa adanya kesalahan. Manajemen proyek adalah cara mengontrol,
mengorganisir dan mengelola sumber daya maupun penghasilan yang penting untuk menyelesaikan
proyek. Manajemen proyek merupakan seni mengontrol selama proyek, dari sejak dimulai sampai
selesai.
Manajemen proyek terbagi menjadi bagian-bagian ilmu yaitu project scope management,
project time management, project cost managment, project quality management, project human
resources management, project communications management, project risk management, project
procurement management dan project integration management (Project Management Institute, 1996).
Manajemen waktu proyek (project time management) adalah proses merencanakan, menyusun
dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan
diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat
pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan
penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek
dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars, 1991).

2.5.2 Penjadwalan (Schedule)

Jadwal waktu kegiatan merupakan urutan kerja proyek yang berisi jenis pekerjaan yang
dilaksanakan dari waktu dimulai dan diakhiri suatu pekerjaan Dengan adanya jadwal waktu maka
dapat diketahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan. Tujuan dari pembuatan jadwal
antara lain:
a. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan untuk memudahkan melakukan pekerjaan agar berjalan
dengan lancar dan efektif.
b. Untuk memperkirakan alokasi sumber daya yang hasrus disediakan, agar proyek berjalan
lancar dan efektif.
c. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan, sehingga jika ada keterlambatan dapat segera diketahui
untuk diambil tindakan penanggulangan.
d. Agar terget lamanya waktu yang ditentukan pemilik dapat terpenuhi.

Schedule dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule.
Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level
excecutive management, sedangkan Detailed Scheduled merupakan bagian dari Master Scheduled
yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibantu untuk membantu para pelaksana
dalam pengerjaan di lapangan. Macam-macam dari schedule dapat dibagi menjadi dua yaitu Bagan
Balok dan Jaringan Keja (CPM). Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti
dijelaskan di bawah ini:
1. Bagian Balok (Bar/Gantt Chart)
Metode bagan balok diperkenalkan oleh H.L Gantt, dengan tujuan mengidentifikasi unsur dan
urutan dalam merencanakan urutan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian
dan pada saat pelaporan. Bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga berguna sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
Penggunaan metode bagan balok ssangat terbatas karena mempunyai kelemahan-kelemahan
seperti tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang

18
lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan
terhadap jadwal keseluruhan proyek, sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating)
karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru, selain itu juga tidak cocok
untuk proyek yang berukuran sedang dan besar atau yang bersifat kompleks disebabkan kurangnya
kemampuan penyajian secara sistematis karena menyusun sedemekian besar jumlah kegiatan yang
mencapai puluhan ribu dan memiliki keterkaitan antara satu kegiatan dengan lainnya (Ardani, 2009).

2. Jaringan Kerja (CPM)


CPM merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti berapa lama kurun waktu penyelesaian proyek tercepat, kegiatan mana yang
bersifat kritis dan non kritis, dan lain-lain. CPM diperkenalkan pertama kali oleh ahli matematika dari
perusahaan DU-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation dibantu oleh team engineer. Pada
metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen
kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek
tercepat (Ardani, 2009).

19
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Februari sampai Juni 2012. Pengambilan data penelitian dilakukan
pada bulan Maret 2012 di Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor. Dalam penelitian
ini digunakan objek pemodelan berupa bangunan gedung kuliah tiga lantai Wing Fahutan, Institut
Pertanian Bogor. Lokasi pembangunan gedung berada di kota Bogor, khususnya di daerah Dramaga.
Pemodelan dilaksanakan di wilayah kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga dan Baranangsiang
pada bulan April sampai Juni 2012.

Gambar 21. Lokasi gedung Fahutan IPB

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Data sekunder pembangunan gedung kuliah tiga lantai fahutan IPB yang didapat dari owner
yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB)
2. Seperangkat komputer
3. Software Tekla Structures
4. Software AutoCad 2007
5. Software Tekla BimSight

3.3 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut:

20
Persiapan

Pengumpulan Data

Pemodelan

Modeling Drawing

3D (Tiga Dimensi) 4D (Empat Dimensi) Shop


Drawing

Menggambar Menggambar Membuat Time


Struktur Bangunan : Detail Tulangan : Schedule
1. Fondasi
1. Fondasi
2. Kolom
2. Kolom
3. Balok
3. Balok
4. Plat Lantai
4. Plat Lantai
5. Atap

Penyajian Hasil

Gambar 22. Diagram alir metode penelitian

Dari Gambar 22, metode yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data.
Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk
mengefektifkan waktu dan pekerjaan.
Kegiatan tahap persiapan meliputi:
a. Studi pustaka terhadap materi BIM untuk menentukan jenis software yang akan digunakan
pada penelitian
b. Studi pustaka terhadap software yang telah dipilih yaitu Tekla Structures 17
c. Melakukan “Workshop Tekla in Education” di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tanggal
7 Februari 2012
d. Menentukan lokasi proyek yang akan diteliti
e. Menentukan kebutuhan data yang diperlukan
f. Pengadaan persyaratan administrasi untuk pencarian data
g. Perencanaan jadwal kegiatan pembuatan desain
Persiapan diatas harus dilakukan dengan baik untuk menghindari pekerjaan yang berulang
sehingga tahap pengumpulan data menjadi optimal dan efisien

21
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah tahap persiapan dalam pemodelan gedung
kuliah tiga lantai Fahutan IPB. Dalam pengumpulan data peranan instansi yang terkait sangat
diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
Data didapatkan dari Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor. Data-data yang
akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Data as built drawing gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB
Guna: Untuk pedoman pemodelan struktur bangunan
b. Data time schedule/jadwal pelaksanaan proyek
Guna: Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu
c. Data metode pelaksanaan proyek
Guna: - Untuk mengetahui jenis struktur yang digunakan pada bangunan gedung
- Untuk mengetahui metode pelaksanaan pada bangunan tersebut

3. Tahap Pemodelan
Pemodelan merupakan langkah ketiga setelah pengumpulan data. Pemodelan dapat dilakukan
jika data as built drawing sudah didapatkan. Pemodelan strruktur gedung menggunakan Software
Tekla Structures 17. Pada dasarnya pengerjaan pada Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu Modeling
dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam tiga dimensi dan empat
dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga dimensi) menjadi 2D (dua
dimensi) yang siap di print out.
Hal-hal yang dilakukan pada modeling antara lain:
- Menggambar struktur bangunan. Struktur bangunan meliputi fondasi, kolom, balok, plat lantai,
atap.
- Menggambar detail tulangan. Pendetailan tulangan meliputi struktur fondasi, kolom, balok dan
plat lantai
- Membuat Time Schedule dari masing-masing pekerjaan struktur bangunan

4. Penyajian Hasil
Jika ketiga kegiatan diatas telah dilakukan dengan baik, maka hasil penelitian dapat
disampaikan. Hasil pemodelan bangunan akan disajikan dalam Tekla BIMsight.

22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan proyek konstruksi pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB
tahun 2010. Pada proyek ini ada tiga perusahaan yang terlibat pada proyek, yaitu Direktorat Fasilitas
dan Properti Institut Pertanian Bogor sebagai owner, PT. Fadjar Adhi Karya sebagai kontraktor
pelaksana dan CV. Karya Lestari sebagai konsultan pengawas. Dalam pemodelan bangunan,
diperlukan gambar as built dari suatu proyek konstruksi. Gambar as built didapatkan dari Direktorat
Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor yang berperan sebagai owner.
Building Information Modeling sangat penting dalam perkembangan teknologi informasi pada
bidang struktur. Untuk mengaplikasikan BIM, harus didukung dengan software (perangkat lunak).
Software utama yang digunakan pada peneltian ini adalah Tekla Structures version 17. Sedangkan
software pendukung yang digunakan adalah Tekla BimSight dan Autocad 2007. Tekla BimSight
digunakan sebagai presentasi hasil dari pemodelan .
Tekla dapat digunakan untuk menyimpan dan memanfaatkan semua analisa 4D, serta untuk
mendeteksi jumlah dan penempatan tulangan secara cepat dan akurat. Pada dasarnya pengerjaan pada
Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu Modeling dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan
suatu project di dalam tiga dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga
dimensi) menjadi 2D (dua dimensi) yang siap di print out. Pemodelan pada penelitian ini dilakukan
secara 3D dan 4D. Pemodelan secara 3D pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan dilakukan
dengan menggambar pondasi, kolom,balok, slab atap dan tulangan. Pemodelan secara 4D terjadi
dengan menambahkan schedulling dari gambar 3D yang telah dibuat.
Fungsi pemodelan yaitu melihat model (semua material dan profil), membuat dan
memodifikasi grid, membuat penjelasan gambar, penambahan beban untuk model, membuat rebar
concreat, membuat assemblies dari concrete parts, membuat level dari assembly hierarchy, membuat
detail (steel and concrete) connection, melihat infornasi model 4D (jadwal simulasi), memilih dan
mengelola jadwal tahap pembangunan.

4.1 Langkah-Langkah Pemodelan Bangunan Menggunakan Tekla Structures

Metode pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB
antara lain:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Untuk point 1,2, dan 4 tidak akan penulis bahas karena tidak berhubungan dengan pokok bahasan
penulisan penelitian ini. Sedangkan untuk point 3, masih terbagi lagi menjadi beberapa tahapan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengurugan tanah pasir urug darat
2. Pekerjaan pondasi
3. Pekerjaan kolom
4. Pekerjaan balok
5. Pekerjaan plat lantai
6. Pekerjaan atap

23
Dari langkah-langkah diatas, point 1 tidak termasuk ke dalam proses pemodelan bangunan
gedung bertingkat menggunakan program Tekla Structures 17. Proses pemodelan bangunan gedung
akan dimulai dari point 2 sampai dengan 6. Pemodelan bangunan terbagi menjadi dua, yaitu
pemodelan struktur bangunan dan pemodelan detail tulangan.
Sebelum masuk ke langkah pemodelan bangunan gedung pada program Tekla Structures 17,
pelajari dahulu gambar struktur bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari as built drawing
yang telah didapatkan, baik softcopy maupun hardcopy. Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana cara
memodelkan struktur bangunan dan pendetailan tulangan bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan
IPB ke dalam program bantu gambar Tekla Structures 17. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:

4.1.1 Login Program

1. Buka ProgramTekla Structures 17


2. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23. Login program Tekla Structures 17

3. Tekla menyediakan banyak environment yang dapat dipilih pada saat menginstal. Masing-
masing dari environment akan menyediakan database profil, tulangan, baut maupun material
sesuai template gambar dan report yang sesuai dengan standar yang dipakai negara tersebut.
4. Terdapat beberapa konfigurasi sesuai dengan keperluan dari penggunaan program, seperti steel
detailing, precast concrete detailing, reinforced concrete detailing dan sebagainya. Karena
dalam penelitian ini akan membuat detailing lengkap, maka dipilih konfigurasi Full Detailing.
5. Pilih “Create a new model”
6. Sebelum memodelkan struktur gedung, terlebih dahulu melakukan pengaturan grid. Tujuan
pembuatan grid yaitu untuk mempermudah proses pembuatan model dan sebagai titik as
tulangan. Pengaturan grid dilakukan dengan menentukan jumlah, jenis dan ukuran dari
koordinat x, y dan z. Untuk mengatur grid langkah yang dilakukan adalah klik Modeling 
Create Grid  masukan angka-angka pada parameter-parameternya. Setelah diatur gridnya
maka, kemudian akan muncul tampilan tekla.

24
Gambar 24. Grid yang digunakan pada penelitian

4.1.2 Pemodelan Fondasi

Fondasi yang digunakan pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ada dua jenis, yaitu
fondasi tiang pancang dan fondasi batu kali.
A. Fondasi Tiang Pancang
Fondasi tiang pancang dibuat dari beton K-300 untuk pilecap dan beton K-450 untuk mini
pilenya. Pilecap berbentuk persegi empat dan mini pile berbentuk segitiga sama sisi. Pemodelan
dengan Tekla Structures untuk tiang pancang digunakan beton C30 sedangkan pilecap digunakan
beton C45. Hal ini terjadi karena Tekla Structures belum menggunakan SNI.
Tekla Structures mempunyai banyak library yang bisa digunakan untuk mempermudah
pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database material, jenis dan bentuk profil. Untuk
pemodelan pondasi digunakan library yang telah tersedia. Ada lima macam komponen pondasi yang
ada dalam library Tekla, yaitu untuk fondasi beton, penulangan mini pile, penulangan pilecap, fondasi
pracast dan penulangan fondasi menerus.

Gambar 25. Komponen fondasi pada library

Langkah pemodelan fondasi tiang pancang, yaitu:


1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing  component  component
catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.

25
2. Setelah library terbuka, search “Foundations”, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang
tersedia pada Tekla
3. Pilih “Concrete Foundation (1030)”
4. Selanjutnya, fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameter-
parameternya.

(a)

(b)

26
(c)

(d)

Gambar 26. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP2

Dari Gambar 26 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap
1250 mm x 600 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi
dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada dua mini pile yang dipakai dan terlihat jarak-jarak
antar mini pile.

(a)

27
(b)

(c)

(d)

Gambar 27. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP4.

Dari Gambar 27 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap
1300 mm x 1300 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi
dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada empat mini pile yang dipakai dan terlihat jarak-
jarak antar mini pile.
5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing fondasi, yaitu TP2 dan TP4

28
6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK
7. Letakan seluruh fondasi tiang pancang bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya klik
pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6,
C7, C8, C9, C10 dan C11.

Gambar 28. Lokasi pemodelan fondasi tiang pancang

8. Langkah pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang bangunan gedung kuliah tiga lantai
Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang disajikan
dalam Gambar 29.

Gambar 29. Pemodelan fondasi tiang pancang

Setelah pemodelan struktur fondasi tiang pancang digambar, langkah selanjutnya dilakukan
pemodelan detail tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi tiang pancang yaitu:
1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing  component  component
catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.
2. Setelah library terbuka, search “Foundations”, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang
tersedia pada Tekla
3. Pilih “Pad Footing Reinforcement (77)”
4. Selanjutnya, tulangan pile cap pada fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka
pada parameter-parameternya. Ukuran tulangan pile cap fondasi TP2 yang digunakan adalah
diameter tulangan sebesar 130 mm dengan jarak antar tulangan 200 mm.
5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing pile cap fondasi, yaitu TP2 dan TP4
6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK
7. Letakan tulangan fondasi pada struktur fondasi dan kolom yang telah dibuat. Gambar dibawah
ini menunjukan contoh penulanan pile cap fondasi TP4 pada lokasi B11.

29
Gambar 30. Contoh detail penulangan pile cap fondasi TP4

B. Fondasi Batu Kali


Fondasi batu kali digunakan bila letaknya tidak dalam. Fondasi batu kali dibuat dari susunan
batu kali belah yang dieratkan dengan adukan pasir yang dicampur dengan semen. Pada bangunan
gedung Fahutan besar fondasi batu kali yang dipakai yaitu menerus dengan kedalaman dasar fondasi
0,90 m di bawah permukaan tanah, yaitu dengan kedalaman sloof 0,55 m, kedalaman pasangan batu
kali 0,50 m dan pasir urug 5 cm Pemodelan fondasi batu kali dengan program tekla tidak
menggunakan material batu kali, tetapi menggunakan material beton, sehingga digunakan fondasi
menerus (strip footing) berbahan beton. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya material batu kali pada
program tekla. Langkah pemodelan fondasi batu kali:

1. Pada toolbar, pilih “Strip Footing”


2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Strip Footing Properties”.
3. Bentuk, ukuran, material fondasi diatur, yaitu ukuran pasangan batu kali (1) 500 mm dan
pasangan batu kali (2) 200 mm.

Gambar 31. Propertis fondasi batu kali 1

Gambar 32. Propertis fondasi batu kali 2

30
4. Klik OK
5. Letakan model tiap-tiap bagian fondasi batu kali pada posisi yang telah ditentukan, seperti
yang disajikan pada Gambar 33.

Gambar 33. Lokasi pemodelan fondasi batu kali

Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali telah selesai dikerjakan. Langkah selanjutnya
membuat sloof beton. Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas fondasi.
Salah satu fungsi sloof yaitu pengikat antara dinding fondasi dengan kolom. Langkah pemodelan sloof
dan pendetailan tulangan sloof diantaranya:

1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Beam”


2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties”
3. Masukan ukuran balok sebesar150x100, seperti yang disajikan dalam Gambar 34

Gambar 34. Properties sloof

4. Setelah itu, beri nama balok “Beam Praktis”.


5. Klik OK.
6. Letakan model sloof diatas fondasi batu kali yang telah dimodelkan sebelumnya.
7. Langkah selanjutnya membuat detail tulangan sloof. Tekan ctrl+f dan pilih “Automated
Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54)”
8. Tulangan sloof pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-
parameternya.

31
(a)

(b)

Gambar 35. (a) (b) Pendetailan tulangan sloof beton

Dari Gambar 35 (a) dimasukan angka 10 mm untuk diameter tulangan dan jumlah tulangan
ada empat. Sedangkan Gambar 35 (b) dimasukan diameter sengkang 8 mm pada rebar size dengan
jarak 200 mm. Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali dan sloof serta detail tulangannya
telah selesai dikerjakan, seperti yang disajikan pada Gambar 36.

32
Gambar 36. Pemodelan fondasi batu kali

4.1.3 Pemodelan Kolom

Kolom berfungsi untuk menahan semua beban. Keberadaannya sangat diperlukan. Pada
konstruksi bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk kolom
adalah beton K-300 dan ada dua jenis kolom yang digunakan yaitu kolom praktis dan kolom struktur.
Kolom praktis berbentuk persegi empat dengan ukuran 100 x 100 mm, sedangkan kolom struktur
berbentuk lingkaran dengan diameter 550 mm. Data spesifikasi kolom yang digunakan pada bangunan
gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari masing-masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1.
Langkah membuat kolom dari bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB yaitu:

1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Column”


2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Column Properties”
3. Bentuk, ukuran, material kolom struktur dan kolom praktis diatur. kolom struktur dan kolom
praktis dari masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 37. Properties kolom beton struktur

Gambar 38. Properties kolom praktis

33
4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom.
5. Klik Save as  Klik Save  Klik OK
6. Letakan seluruh kolom bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya untuk kolom struktur
pada lantai dasar klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1,
C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11. Kolom struktur ada lantai 2 dan 3 klik B1, B2,
B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan terakhir
C11. Kolom praktis pada posisi B-C 0-1, B-C 1-2, B-C 3-4, B-C 4-5 dan B-C 11.
7. Langkah pemodelan konstruksi kolom bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah
selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi kolom disajikan dalam Gambar 39.

Gambar 39. Pemodelan konstruksi kolom

Setelah pemodelan struktur kolom selesai, selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan.
Spesifikasi data tulangan terdapat pada Lampiran 1. Langkah pemodelan detail tulangan kolom
diantaranya:
1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing  Component  Component
Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.
2. Setelah library terbuka, search “Column”, lalu akan keluar 36 komponen kolom yang tersedia
pada Tekla
3. Untuk kolom struktur pilih “Automated Reinforcement Layout-Columns (57)”, sedangkan
untuk kolom praktis pilih “Rectangular Column Reinforcement (83)”.
4. Selanjutnya, tulangan kolom pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-
parameternya. Ukuran detail tulangan kolom struktur dan kolom praktis dapat dilihat pada
Lampiran 1.

34
Gambar 40. Contoh pendetailan tulangan kolom struktur pada lantai 1.

Dari Gambar 40. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library
“Automated Reinforcement Layout-Columns (57)” yaitu ukuran sengkang (Tie size), diameter
tulangan (Main bar size) dan jarak antar tulangan (Number of main bars) yg dipakai pada lantai 1 tipe
1K1B. Jarak antara tulangan dengan beton berukuran 40 mm dan jarak antar sengkang 150 mm.

(a)

(b)

35
(c)

Gambar 41. (a), (b), (c) Pendetailan tulangan kolom praktis

Dari Gambar 41. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library
“Rectangular Column Reinforcement (83)”. Sengkang berukuran 8 mm dengan jarak 200 mm, dan
tulangan berdiameter 100 mm.

5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom.


6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK
7. Letakan model detail tulangan kolom pada struktur kolom yang telah dibuat.

4.1.4 Pemodelan Balok

Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menompang lantai diatasnya.
Pada konstruksi bangunan, jenis bahan yang digunakan untuk balok adalah beton K-300 dan
berbentuk persegi panjang. Ada dua jenis balok yang dipakai pada struktur bangunan gedung kuliah
tiga lantai Fahutan IPB, yaitu balok (tie beam) praktis pada lantai dasar dan balok struktur pada lantai
dua dan tiga. Pada lantai dasar, ada dua jenis tipe tie beam, lantai 2 ada 16 jenis tipe balok, lantai 3
ada 7 tipe balok, lantai atas ada 6 tipe balok yang digunakan. Pada lantai atas digunakan ring balk,
karena pada bangunan Fahutan menggunakan rangka atap baja ringan. Masing-masing ukuran balok
serta detail tulangannya dapat dilihat pada Lampiran 3. Langkah pemodelan balok dengan software
Tekla Structures yaitu:

1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Beam”


2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties”.
3. Masukan data ukuran dan material dari masing-masing balok. Data ukuran balok terdapat pada
Lampiran 2.
4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing balok seperti yang terdapat pada Lampiran 2.

Gambar 42. Contoh properties balok struktur tipe 3B1

36
Gambar 43. Contoh properties tie beam praktirs tipe TB1

5. Klik Save as  Klik Save  Klik OK


6. Letakan model balok pada posisi yang telah ditentukan.

Gambar 44. Lokasi balok lantai dasar

Gambar 45. Lokasi balok lantai dua

37
Gambar 46. Lokasi balok lantai tiga

Gambar 47. Lokasi ringbalk

9. Langkah pemodelan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB
telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi balok disajikan dalam Gambar 48.

Gambar 48. Pemodelan konstruksi balok

Setelah pemodelan struktur balok digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail
tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi balok yaitu:
1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing  Component  Component
Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.
2. Setelah library terbuka, search “Beam”, lalu akan keluar 47 komponen kolom yang tersedia
pada Tekla
3. Pilih “Automated Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54)”

38
4. Selanjutnya, tulangan balok pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-
parameternya. Ukuran detail tulangan dapat dilihat pada Lampiran 2.

(a)

(b)

Gambar 49. Contoh pendetaialan tulangan balok struktur tipe 3B1

Dari Gambar 49 (a) dimasukan angka 25 mm untuk diameter tulangan atas dan bawah, 12
mm untuk diameter tulangan tengah. Sedangkan Gambar 49 (b) dimasukan diameter sengkang 10 mm
pada rebar size dengan jarak 100 mm.

39
(a)

(b)

Gambar 50. Contoh pendetailan tulangan tie beam praktis tipe TB1

Dari gambar 50 (a) dimasukan angka 25 mm untuk diameter tulangan atas dan bawah, 12
mm untuk diameter tulangan tengah. Sedangkan Gambar 50 (b) dimasukan diameter sengkang 10 mm
pada rebar size dengan jarak 150 mm.

5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing balok seperti yang terdapat pada lampiran 2
6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK
7. Letakan model detail tulangan balok pada struktur balok yang telah dibuat.

40
8. Langkah pemodelan detail tulangan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai
Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Contoh pemodelan detail tulangan konstruksi balok
disajikan pada Gambar 51.

Gambar 51. Pemodelan detail tulangan balok tipe 3B1

4.1.5 Pemodelan Plat Lantai

Plat adalah lantai dari sebuah bangunan. Plat dapat berada dibagian atas maupun bawah.
Fungsinya sebagai dasar lantai pada bagian bawah dan sebagai dasar lantai bagian atas, apabila
bangunan bertingkat fungsinya sebagai pengikat antara kolom, balok dan dinding. Pada konstruksi
bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk plat lantai adalah
beton K-300. Pada plat lantai dasar memiliki ketebalan 60 mm dan tidak menggunakan tulangan
wiremesh. Plat lantai dua dan tiga pada bangunan gedung Fahutan ada dua tipe ketebalan, yaitu tipe
S1 dengan tebal 130 mm dan tipe S2 dengan tebal 120 mm. Plat S1 menggunakan tulangan wiremesh
tipe M10-15 dan Plat S2 tulangan wiremesh tipe M8-15. Langkah-langkah memodelkan plat lantai
pada program Tekla diantaranya:
1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Slab”
2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties”, disajikan pada
Gambar 52 dan Gambar 53.
3. Bentuk, ukuran, material plat lantai dasar dan plat tipe S1 dan S2 diatur sesuai yang
diinginkan.
4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing plat lantai yaitu lantai dasar, S1 dan S2.
5. Klik Save as  Klik Save  Klik OK

Gambar 52. Properties plat lantai tipe S1

41
Gambar 53. Properties plat lantai tipe S1

6. Letakan model plat lantai pada posisi yang telah ditentukan di lantai dasar, dua dan tiga.
7. Langkah pemodelan konstruksi balok pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB
telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi balok disajikan pada Gambar 54.

Gambar 54. Pemodelan plat lantai 1, 2 dan 3

Setelah pemodelan struktur plat lantai digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan
detail tulangan. Untuk pemodelan slab digunakan library yang telah tersedia. Ada tujuh macam
komponen plat lantai yang ada dalam library Tekla. Jenis-jenis komponen plat lantai disajikan pada
Gambar 55.

Gambar 55. Komponen slab pada library

Langkah pemodelan detail tulangan plat lantai:


1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing  Component  Component
Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.
2. Setelah library terbuka, search “Slab”, lalu akan keluar 7 komponen plat lantai yang tersedia
pada Tekla
3. Pilih “Slab Bars (18)”
4. Selanjutnya, tulangan plat lantai tipe S1 dan S2 pun dapat dimodelkan dengan memasukan
angka pada parameter-parameternya.
5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing plat lantai yaitu S1 dan S2.
6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK

42
7. Letakan model detail tulangan plat lantai pada struktur plat lantai yang telah dibuat.

Gambar 56. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S1

Gambar 57. Pendetailan tulangan plat lantai tipe S2

8. Langkah pemodelan detail tulangan konstruksi plat lantai pada bangunan gedung kuliah tiga
lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Contoh pemodelan detail tulangan konstruksi plat
lantai dapat dilihat pada Gambar 58.

43
Gambar 58. Contoh pemodelan detail tulangan plat lantai tipe S1

4.1.6 Pemodelan Atap

Atap merupakan penutup dari rangkaian sebuah bangunan. Atap berfungsi untuk melindungi
penghuni di bawahnya dari terpaan angin dan hujan. Model atap banyak ragamnya. Atap yang
digunakan pada konstruksi gedung kuliah adalah baja ringan. Hanya ada satu macam komponen atap
yang ada dalam library Tekla, yaitu “Truss (S78)”.

Gambar 59. Komponen pondasi pada library

Langkah pemodelan atap:


1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik Detailing  Component  Component
Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.
2. Setelah library terbuka, search “Truss”, lalu akan keluar satu komponen atap yang tersedia
pada Tekla
3. Pilih “Truss (S78)”
4. Selanjutnya, atap pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameter-
parameternya.
5. Klik Save
6. Klik OK
7. Letakan model atap pada posisi yang telah ditentukan

4.1.7 Model Organizer

Model Organizer digunakan untuk mengelola pemodelan dan melihat perbedaan bagian serta
jenis objek dalam model. Sehingga Model Organizer dapat mengklasifikasikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan. Keunggulan dari Model Organizer adalah dapat membagi model besar menjadi
bagian-bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek. Model Organizer dapat membantu
dalam pembuatan jadwal gedung.
Langkah pembuatan Model Organizer yaitu:

1. Klik Tools  Model Organizer


2. Buat kategori tiap objek yang telah dibuat dengan memilih “Object Types”

44
3. Klik kanan Object Types  New Obect Type
4. Untuk membuat sub-sub tipe objek dengan klik kanan pada tipe objek utama lalu pilih “New
Obect Type”
5. Setelah semua tipe objek telah dibuat langkah selanjutnya mengkategorikan tipe objek dengan
model yaitu dengan klik kanan pada masing-masing tipe objek dan pilih Add Selected to
Category.
6. Model organizer yang digunakan pada penelitian disajikan pada Lampiran 3.

4.1.8 Scheduling Pada Tekla

Setelah semua pemodelan telah selesai dibuat. Langkah selanjutnya yaitu membuat manajemen
proyek. Manajemen proyek yang dilakukan pada penelitian adalah manajemen waktu. Scheduling
berbentuk barchart. Pembuatan barchart dapat dilakukan dengan pembuatan tugas-tugas secara
langsung dari software Tekla Structures atau dengan mengimport jadwal pelaksanaan dari program
manajemen proyek eksternal seperti Microsoft Office Project atau Primavera P6.

Langkah pengerjaan scheduling pada Tekla Structures 17 sebagai berikut:

1. Klik Tools  Task Manager


2. Task Manager akan terbuka. Tampilan task manager pada Tekla Structures disajikan pada
Gambar 60.

Gambar 60. Tampilan task manager

3. Klik “Create Task” . Lalu ketik nama-nama kegiatan utama yang dikerjakan.

4. Untuk membuat sub-sub kegiatan, klik “Create Subtask”


5. Masukan jadwal pengerjaan masing-masing kegiatan pada kolom “Planned Start Date,
Planned End Date. Actual Start Date, Actual End Date”.
6. Setelah semua nama kegiatan dan jadwal masing-masing dibuat, langkah selanjutnya yaitu
menghubungkan jadwal kegiatan dengan objek model masing-masing.

7. Buka “Model Organizer” pada toolbar Tekla Structures.

45
8. Setelah Model Organizer terbuka, tampilan model gedung dirubah terlebih dahulu dengan
menekan Ctrl+5. Proses ini disajikan pada Gambar 61.
9. Sebagai contoh, pada tipe kategori yang telah dibuat sebelumnya, pilih “Footing”.
10. Klik kanan, lalu tekan Shift dan pilih Show Only Selected. Maka objek model yang terbuka
hanya footing saja.
11. Tampilan model dari tiga dimensi (3D) dirubah menjadi tampak atas dengan Ctrl+P
12. Pada Task Manager Pilih Footing, lalu klik kanan  pilih Add Selected Objects.
13. Jadwal kegiatan dan objek model terhubung.

Gambar 61. Tampilan task manager, model organizer, dan objek model

4.2 Manfaat Building Information Modeling

Sebuah revolusi baru yang bernama Building Information Modeling (BIM) muncul. BIM
digambarkan sebagai representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional fasilitas yang
berfungsi sebagai sumber daya pengetahuan bersama untuk memberikan informasi mengenai fasilitas
yang digunakan selama siklus hidup pembangunan. Bangunan mengonsumsi sumber daya yang besar.
BIM digunakan untuk mengalokasikan sumber daya, apakah itu menggunakan bahan baru atau bahan
daur ulang atau mengurangi konsumsi energi. Pihak-pihak berharap bahwa BIM akan menjadi kunci
dalam mengurangi konsumsi sumber daya pembangunan. Ada beberapa fakta tidak digunakan BIM
pada konstruksi bangunan, yaitu:
1. Pada tahun 2004, Construction Industry Institute memperkirakan 57% dari uang yang
dihabiskan untuk konstruksi terbuang. Amerika diperkirakan telah mengeluarkan $1,288 triliun
untuk konstruksi dan 57% terbuang, sehingga sekitar $ 600 miliar per tahun terbuang.
(Eastman et al. 2009)

Gambar 62. Perbandingan uang yang terbuang antara industri konstruksi dan industri manufaktur

46
2. Pada tahun 1964-2004, tidak ada keuntungan produktivitas dalam industri konstruksi selama
40 tahun terakhir. Sehingga terjadi penurunan stabil, sedangkan semua non-pertanian industri
naik lebih dari 200% dalam produktivitas. Indeks produktivitas tenaga kerja dari tahun 1964-
2004 disajikan pada Gambar 63.

Gambar 63. Indeks produktivitas tenaga kerja antara industri konstruksi dan non-pertanian
Sumber: Paul Teicholz, 2004

Salah satu penyebab uang yang terbuang dan pengurangan produktivitas industri konstruksi
adalah desain bangunan dikomunikasikan melalui puluhan atau ratusan data terpisah serta dokumen
sering tidak konsisten. Namun dengan adanya berbagai jenis software dari aplikasi BIM, evaluasi
desain menjadi lebih efektif. Dalam satu model, informasi konstruksi seperti surat penawaran,
dokumen kontrak, jadwal spesifikasi, daftar harga dan panduan pemeliharaan dapat digabungkan
sehingga semua pihak penting yang mebutuhkan informasi konstruksi menjadi lebih mudah.
Melihat beberapa fakta tersebut penggunaan BIM sangat diperlukan di dunia konstruksi.
Manfaat BIM antara lain:
1. Pemodelan secara 2D memungkinkan desainer untuk melihat bangunan dan isinya dari semua
sudut. Desain model dapat menghemat waktu dengan membuat dan mengedit bagian-bagian
desain secara bersamaan. Perubahan pada salah satu dari elemen-elemen akan mempengaruhi
secara keseluruhan termasuk biaya dan jadwal konstruksi. Pemodelan 2D dapat dibuat lebih
cepat dan akurat dari model 3D yang telah dibuat sebelumnya. Pemodelan 2D dari bangunan
gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.
2. Parameter model adalah unsur - unsur yang dapat menjelaskan batas - batas atau bagian -
bagian tertentu dari suatu model. Misalkan sebuah model dalam bentuk geometri, maka
parameternya adalah berupa panjang, lebar, atau tinggi dari objek tersebut. Perubahan dan
penambahan elemen bangunan (panjang, lebar, atau tinggi) secara bersamaan akan
mempengaruhi kondisi model tersebut. Dengan adanya BIM, informasi rinci setiap komponen
bangunan terkandung dalam elemen yang dimodelkan. Perubahan data parameter dalam model
dapat menghemat waktu selama proses desain dan administrasi konstruksi seperti tidak
melakukan cek gambar secara manual. Dalam penelitian, hasil pemodelan dari Tekla Structures
disajikan dalam Tekla BimSight seperti yang disajikan pada Lampiran 6. Dengan Tekla

47
BimSight data parameter dari konstruksi bangunan terlihat lebih jelas, lengkap dan mudah.
Contoh data parameter yang ditampilkan pada Tekla BimSight disajikan pada Gambar 64.

Gambar 64. Parameter data kolom dengan Tekla BimSight

3. Dengan BIM dapat mempermudah tim konstruksi untuk mengakses informasi-informasi yang
terkandung dalam proyek konstruksi, sehingga meningkatkan koordinasi antara anggota tim.
Sifat kolaboratif BIM memungkinkan mendeteksi bentrokan antara berbagai anggota tim
desain. Deteksi bentrokan dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk membangun
desain. Salah satu contoh deteksi bentrokan/kesalahan pemodelan dengan BIM yaitu
mengidentifikasi unsur-unsur pada objek model. Pada penelitian ini pendeteksian bentrokan
pada model bangunan dengan menggunakan “Clash Check Manager” yang ada pada software
Tekla Structures. Dengan Clash Check Manager bentrokan pada pemodelan secara otomatis
terdeteksi. Sehingga mempermudah tim desain dalam melakukan pemodelan bangunan.
Tampilan Clash Check Manager pada software Tekla Structures yang digunakan dalam
penelitian.
4. Manajer konstruksi dapat menggunakan BIM untuk menghasilkan laporan, koordinat, rencana,
jadwal dan perkiraan biaya. Manajer konstruksi juga dapat menggunakan BIM untuk
mengkoordinasikan pekerjaan dengan subkontraktor, seperti memperbarui jadwal dan biaya
dengan BIM. BIM berbasis jadwal diintegrasikan dengan model 4D. Pada penelitian ini,
penjadwalan dikerjakan pada Tekla Structures 17. Perbedaan penjadwalan pada Tekla
Structures 17 dengan Microsoft Office Project ialah pada Tekla Structures 17 dapat dilakukan
penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan sedangkan pada Microsoft Office Project hanya
salah satu saja. Penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pada Tekla Structures
disajkan pada Lampiran 7.

48
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Telah dimodelkan struktur fondasi, kolom, balok, plat lantai serta atap pada bangunan gedung
kuliah tiga lantai Fahutan IPB secara 3D dan 4D dengan menggunakan software Tekla
Structures 17.
2. Telah dihasilkan informasi yang direpresentasikan menggunakan software Tekla Structures 17
yaitu dimensi bangunan, volume material dan mengeluarkan output schedule pelaksanaan
proyek.

5.2 Saran

1. Perlu dicoba untuk melakukan analisa struktur dan desain menggunakan Tekla Structures yang
terintregrasi dengan SAP, ETAB maupun STAAD pro. Tujuannya adalah mengetahui hasil
analisa struktur dari program tekla, sehingga tidak hanya menghasilkan
penggambaran/pemodelan saja dan sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan perencanaan yang lebih matang suatu bangunan berskala
besar dan memaksimalkan kemampuan program Tekla yang ditinjau dari aspek lain seperti
aspek MEP (Mekanika Elektrikal Plumbing).
3. Saran khusus untuk jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB agar mulai membeli dan
menggunakan program bantu terbaru dalam melakukan pengembangan proses pengajaran di
kampus sehingga mahasiswa dapat meningkatkan daya saing dan kompetensi dalam
mengantisipasi permintaan pasar yang akan mengarah pada penggunaan program bantu
berbasis Building Information Modeling (BIM)

49
DAFTAR PUSTAKA

Ardani. 2009. Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek Konstruksi Jalan [skripsi].
Sumatera Utara: Program Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

Becerik-Gerber, Burcin, and Samara Rice. "The Perceived Value of Building Information Modeling in
the U.S. Building Industry." Journal of Information Technology in Construction 15 (2010):
185-201.

Clough, Richard H. And Sears, Glenn A. 1991. Construction Project Management. Canada: John
Willey & Sons Inc. 1991.

Eastman et al. 2009. BIM handbook: a guide to building information modeling for owners, managers,
designers, engineers, and contractors. s.l. : John Wiley and Sons.

Gunawan Rudi. 1994. Pengantar Ilmu Bangunan. Kanisius, Yogyakarta.

Hergunsel Mehmet. 2011. Benefits Of Building Information Modeling For Construction Managers
And Bim Based Scheduling [thesis]. United States: Graduate Program, Worcester Polytechnic
Institute.

Jiang Xinan. 2011. Development in Cost Estimating and Scheduling in BIM Technology [tesis].
Boston: Graduate Program, Northeastern University.

Khemlani, L. 2004. "Autodesk Revit: Implementation in Practice." Arcwiz, Fremont CA.

Paul Teicholz, “Labor Productivity Declines in the Construction Industry: Causes and Remedies.”
AECBytes, April 14, 2004

Prihatno Bowo. 2010. 18 Desain Rumah Modern 1 lantai. Andi, Yogyakarta.

Project Management Institute. A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK).
United States: PMI Publications, 1996.

Reinhardt, Jan. "Appendix C: BIM Tools Matrix." The Contractor's Guide to BM. 2nd ed. AGC of
America, 2009. 57-67. Print.

Rizki Aniendhita. 2010. Studi Literatur Tentang Program Bantu Autodesk Revit Structure [skripsi].
Surabaya: Program Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh November

Roginski Daniel. 2011. Quantity Takeoff Process For Bidding Stage Using BIM Tools In Danish
Construction Industry [thesis]. Denmark: Graduate Program, Technical University.

Tangoro Dwi et al. 2005. Teknologi Bangunan. Universitas Indonesia, Jakarta.

50
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 1 Ayat 1.

Yanuarini Erlina. 2011. Aplikasi Program Bantu Tekla Stuctures 15 Untuk Perancangan Gedung
Graha Nusantara Menggunakan Sistem Pracetak [skripsi]. Surabaya: Program Sarjana, Institut
Teknologi Sepuluh November.

51
LAMPIRAN

52
Lampiran 1. Spesifikasi data kolom

Tulangan
Lantai Tipe Dimensi Sengkang
Lentur
Lantai Dasar 1K1A D 55 12 D 25 10 – 150/200
1K1B D 55 10 D 25 10 – 150/200
Kolom Praktis 10 mm x 10 mm D10 8 – 200
Lantai 2 2K1 D 55 8 D 25 10 – 150/200
Lantai 3 3K1 D 55 6 D 19 10 – 150/200

53
Lampiran 2. Spesifikasi data balok

Tulangan Tulangan Tulangan


Lantai Tipe Dimensi Sengkang
Atas Tengah Bawah
Lantai Dasar TB 40 x 75 5 D 25 2 12 3 D 25 10 - 15
TB1 35 x 55 3 D 25 2  12 2 D 25 10 - 15
Lantai 2 2B1 30 x 45 3 D 19 2 12 2 D 19 10 - 15
2B1A 40 x 75 5 D 25 2  12 3 D 25 10 - 10
2B1B 40 x 75 5 D 25 2  12 3 D 25 10 - 10
2CB1 40 x 75 3 D 25 2  12 2 D 25 10 - 10
2CB2 35 x 75 5 D 19 2  12 3 D 19 10 - 10
2CB3 40 x 75 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 10
2B2A 35 x 55 5 D 19 2  12 3 D 19 10 - 10
2B2B 35 x 55 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 15
2B3A 25 x 65 3 D 19 2  12 3 D 19 10 - 15
2LB1 25 x 65 3 D 19 2  12 3 D 19 10 - 15
2LB3 25 x 30 3 D 13 2  12 3 D 13 10 - 10
2LB2 25 x 30 3 D 13 2  12 3 D 13 10 - 10
2B3B 25 x 65 5 D 19 2  12 3 D 19 10 – 10
2B3C 25 x 65 4 D 19 2  12 4 D 19 10 - 10
2CLB1 25 x 65 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 10
2CB4 25 x 65 4 D 19 2  12 4 D 19 10 - 10
Lantai 3 3B1 40 x 75 4 D 25 2  12 3 D 25 10 - 10
3B2A 35 x 55 4 D 19 2  12 2 D 19 10 - 10
3B2B 35 x 55 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 15
3B3 30 x 45 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 15
3B4 25 x 65 3 D 19 2  12 3 D 19 10 - 15
3CB1 35 x 75 5 D 19 2  12 3 D 19 10 - 10
3CB2 30 x 45 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 10
Ringbalk 4B1 35 x 65 3 D 25 2  12 2 D 25 10 - 15
4B2 35 x 40 3 D 19 - 2 D 19 10 - 15
4CB2 30 x 45 3 D 19 2  12 2 D 19 10 - 10
4B3 25 x 40 3 D 19 - 2 D 19 10 - 15
4B4 25 x 65 2 D 19 2  12 2 D 19 10 - 15
4CB1 35 x 75 5 D 19 2  12 3 D 19 10 - 10

54
Lampiran 3. Model organizer
55

55
Lampiran 4. Model 2D (Tampak Depan)
56

56
Lampiran 5. Model 2D (Tampak Samping Kanan)
57

57
Lampiran 6. Model 3D (Tekla BimSight)
58

58
Lampiran 7. Jadwal perencanaan dan pelaksanaan pada Tekla Structures
59

59
Lampiran 7. Lanjutan
60

60

You might also like