You are on page 1of 68

PENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)

PADA PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG


PERPUSTAKAAN IPB MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA
STRUCTURES 17

SKRIPSI

FEBRIANA SAPUTRI

F44080029

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

i
BIM IMPLEMENTATION ON IPB’s LIBRARY BUILDING
STRUCTURE WITH TEKLA STRUCTURES 17 SOFTWARE

1 2
Febriana Saputri , Machmud Arifin Raimadoya
1,2
Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology
Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 16680, Bogor, West Java,
Indonesia
Phone +62 8567274649, email: febriana.saputri27@gmail.com

ABSTRACT

stract : Building Information Modeling (BIM) is an approach to building design,


A
nstruction, and management. Tekla software is a new revolution in the field of
b
gineering structures has several advantages over other application program that
co
ows to create and manage data accurately and in detail, and can create 3D
en
dels of structures and materials without forgetting the complex structure. This
all
dy was intended to conduct IPB’s library building modeling with BIM software
m
ekla Structures 17) in 3D and 4D and to explore the advantages of BIM that easier
o
coordination, speed the information, and save the cost. The research method
st
olves the preparation stage, secondary data collection, and modeling using Tekla
u
uctures 17. In the modeling stage, the first thing to do was to create a grid, and
(T
ntinued with the structure of the building foundations, pile caps, beams, slabs, and
th
umns from floor to roof. In modeling with Tekla software, dimensions and type of
e
terials used can be selected directly on each piece. Tekla software has tools that
in
n simplify the design up to the time of implementation, including Orginizer Model
v
d Task manager. With BIM, all building information was presented into one file so
St
t it can save time and costs. BIM 4D modeling is very good if applied on existing
r
velopment in Indonesia.
co
co
l y words : Building Information Modeling, modeling, construction, construction
m nagement, Tekla Structures
a
ca
an
th
a
de

Ke
ma

ii
riana Saputri. F44080029. Penerapan Building Information Modeling (BIM) pada
F
mbangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB menggunakan Software Tekla Structures 17.
e
Bawah Bimbingan Ir. Machmud Arifin Raimadoya, Msc. 2012
b
P
e
RINGKASAN
D
i
Building Information Modeling (BIM) adalah sebuah pendekatan untuk desain bangunan,
struksi, dan manajemen. Ruang lingkup BIM ini mendukung dari desain proyek, jadwal, dan
ormasi-informasi lainnya secara terkordinasi dengan baik. Software Tekla merupakan revolusi baru
am bidang rekayasa struktur yang memiliki beberapa keunggulan dibanding program aplikaasi
nya. Tekla Structures merupakan perangkat lunak Building Information Modeling (BIM) yang
mungkinkan untuk membuat dan mengelola data secara akurat dan rinci, serta dapat membuat
ko
del struktur 3D tanpa melupakan material dan struktur yang kompleks. Model Tekla Structures ini
n
at mencakup seluruh proses konstruksi bangunan dari konsep desain untuk fabrikasi, erection, dan
in
najemen konstruksi. Tekla BIM (Building Information Modeling) merupakan software yang dapat
f
mbantu kontraktor untuk mengelola resiko dari biaya-biaya yang tidak terduga dan hilangnya
da
ktu, terutama pada fase pelaksanaan proyek. Tekla dapat digunakan oleh kontraktor, sub-
l
traktor, dan para profesional manajemen proyek yang membantu dalam pelaksanaan dan
lai
meriksaan data proyek.
n
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan gedung Perpustakaan IPB dengan
m
ware BIM (Tekla Structures 17) dalam bentuk 3D dan 4D dan memberi masukkan bahwa dengan
e
nggunakan BIM suatu proyek akan menghemat waktu, biaya, dan sumber daya manusia. Dalam
m
elitian ini Tekla Structures 17 akan digunakan untuk membuat pemodelan proyek pembangunan
o
ung Perpustakaan IPB. Proyek pembangunan gedung perpustakaan merupakan kerjasama antara
da
ner dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kontraktor dari PT. Fajar Adhi Karya yang terletak di
p
mpus IPB – Dramaga, Bogor.
m
Hal pertama yang dilakukan pada pemodelan ini adalah pembuatan grid sesuai dengan dimensi
a
g terdapat pada shop drawing. Setelah membuat grid maka selanjutnya melakukan pemodelan, 4D.
m
tas grid dimulai pemodelan yang paling pertama , yaitu pondasi. Pondasi yang digunakan yaitu
e
dasi tiang pancang yang berbentuk persegi. Pemodelan dilanjutkan kebagian pile cap, pembalokan
w
tai dasar, slab lantai dasar, dan juga kolom. Setelah pondasi dan lantai dasar selesai, dilanjutkan
a
i pemodelan lantai 1 dimulai dari pembalokan, slab lantai 1, dan kolom, begitu juga pada
ko
modelan lantai 2, lantai 3 juga lantai 4. Dalam pemodelan dengan software Tekla Structures 17,
n
mensi dan jenis bahan yang digunakan dapat dipilih langsung pada masing-masing bagian. Pada
pe
ware Tekla Structures 17 terdapat tools yang sangat membantu dalam pemodelan, pembuatan 4D,
juga mempermudah pengecekan bagian apabila terjadi kesalahan.
sof
Pemodelan 4D yang didalamnya terdapat informasi-informasi dapat disimpan dalam satu file
t
g akan tersimpan secara rapih dan tidak tercecer sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan akan
me
nghemat waktu.
pe
n
ge
d
ow
Ka

ya
n
Di iii
a
po
n
PENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) PADA
PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN IPB
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar
SARJANA TEKNIK
di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh : FEBRIANA
SAPUTRI F44080029

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

i
ul Skripsi : Penerapan Building Information Modeling (BIM) pada Pembangunan
Jud
Struktur Gedung Perpustakaan IPB menggunakan Software Tekla
Structures 17
ma : Febriana Saputri
Na
M : F44080029
NI

Menyetujui,
Bogor, Juli 2012
Pembimbing Akademik,

Ir. Machmud Arifin Raimadoya, Msc.


NIP 195106041977031002

Mengetahui :
Ketua Departemen Teknik Sipil & Lingkungan,

Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, Ms


NIP 195610251980031003

nggal lulus :
Ta

ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Penerapan Building
ormation Modeling (BIM) pada Pembangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB
In
nggunakan Software Tekla Stuctures 17 adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen
f
mbimbing akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.
m
mber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
e
ulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
pe
Su
pe
n
ini
.

Bogor, Juli 2012


Yang membuat pernyataan

Febriana Saputri
F44080029

iii
© Hak cipta milik Febriana Saputri, tahun 2012
Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari


Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik
cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya.

i
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Febriana Saputri, penulis lahir di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 25 Februari
1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak
Fakhrudin dan Ibu Eka Handayani. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK
Islam Baitull Hikmah, Depok pada tahun 1996 dan penulis melanjutkan
pendidikan sekolah dasar di SDN Curug 3 pada tahun periode 1996-2002.
Selanjutnya penulis melanjutkan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama di
SMP 8 Depok pada tahun 2002 sampai 2005. Pada tahun 2005 penulis
melanjutkan pendidikannya di SMA Islam Panglima Besar Soedirman, Jakarta
Timur dan lulus pada tahun 2008.
a tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK
Pa
a Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian dan menyelesaikan
d
di sarjananya pada tahun 2012. Penulis juga banyak mengikuti berbagai kepanitiaan acara-acara
pa
g diadakan oleh BEM TPB, BEM Fateta, Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan
d
MATESIL), dan juga organisasi lainnya. Pada tingkat satu penulis mengikuti organisasi sebagai
st
wan Gedung di Asrama A2, tingkat dua dan tiga penulis mengikuti organisasi HIMATESIL. Pada
u
an Juni – Agustus 2011, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Lapang di PT. Waskita Karya
ya
rsero) dengan topik “Manajemen Konstruksi Pembangunan Jalan Layang Non Tol PT. Waskita
n
ya”. Pada tahun 2012, penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Penerapan Building
(
ormation Modeling (BIM) pada Pembangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB menggunakan
H
tware Tekla Structures 17” di bawah Bimbingan Ir. Machmud Arifin Raimadoya, Msc.
I
D
e
bu
l
(p
e
K
ar
In
f
S
of

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
ayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Building
hid
ormation Modeling (BIM) pada Pembangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB menggunakan
Inf
tware Tekla Structures 17”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Nabi
So
hammad SAW atas segala sauritauladan yang telah diberikan. Laporan penelitian ini merupakan
f
h satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Departemen Teknik Sipil dan
M
gkungan Institut Pertanian Bogor.
u
Laporan ditulis berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis mulai bulan
sal
ruari 2012. Dengan selesainya Laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
a
g telah membantu dalam penyusunan Laporan ini hingga selesai tepat pada waktunya. Oleh karena
Li
penulis ucapkan terima kasih kepada :
n

1. Ir. Machmud Arifin Raimadoya, Msc selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
F
banyak memberikan saran dan bimbingan dalam bidang akademik, moral dan spiritual.
e
2. Dr. Ir. Erizal, MAgr selaku Direktur Fasilitas dan Properti dan dosen Teknik Sipil dan
b
Lingkungan yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
y
3. Muhammad Fauzan S.T. , M.T selaku dosen Teknik Sipil dan Lingkungan yang telah
a
banyak memberikan saran dan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.
n
4. Bapak, Ibu, dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungannya secara moral,
it
material, maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
u
5. Teman - teman seperjuangan di Teknik Sipil dan Lingkungan 45 atas bantuan dan spirit
selama penulis melaksanakan studi, proses penelitian , hingga penyusunan skripsi ini.
6. Teman-teman kost di Pondok Harum (Syifa, Ida, Ade, Hany, Thia, Heti, Rete, Anis,
Winda, Mamen) dan Novia atas bantuan dan spirit selama penulis melaksanakan studi,
proses penelitian , hingga penyusunan skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dari
mulai penelitian hingga selesainya skripsi ini .

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak sempurna dan banyak kekurangan, oleh karena itu
ulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki laporan ini. Penulis sangat berharap
oran ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Juli 2012

p
e
n Penulis
la
p

v
i
DAFTAR ISI

Halaman

TA PENGANTAR ........................................................................................................................... v
K
FTAR ISI ........................................................................................................................................
A
vii FTAR TABEL
D
................................................................................................................................. ix FTAR
A
GAMBAR ............................................................................................................................. x FTAR
D
LAMPIRAN ......................................................................................................................... xi
A
PENDAHULUAN
D
.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
A
.2 Tujuan Penelitian......................................................................................................................... 2
D
.3 Batasan Masalah........................................................................................................................... 2
A
TINJAUAN PUSTAKA
I.
.1 Bangunan Bertingkat ...................................................................................................................
1 3
1 2.1.1 Perkembangan Bangunan Tinggi .......................................................................................... 3
1 2.1.2 Struktur Bangunan Tinggi yang Lazim ................................................................................. 5
II. .2 BIM (Building Information Modeling)........................................................................................ 7
2 2.2.1 Pengertian BIM (Building Information Modeling)................................................................ 7

2.2.2 Sejarah BIM (Building Information Modeling) ..................................................................... 9


2.2.3 BIM Tools ............................................................................................................................. 9
2 .3 Tekla.......................................................................................................................................... 10
.4 Manajemen Proyek ....................................................................................................................
10
METODOLOGI
.1 Waktu dan Pelaksanaan.............................................................................................................. 12
2
.2 Alat dan Bahan ..........................................................................................................................
2
12
III.
3.2.1 Alat ...................................................................................................................................... 12
3
3.2.2 Bahan................................................................................................................................... 12
3
.3 Prosedur Penelitian ....................................................................................................................
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
3 .1 Building Information Modeling (BIM)....................................................................................... 14
IV. .1 Tekla Structures 17 ....................................................................................................................
14
4
.2 Pemodelan 3D Gedung Perpustakaan IPB menggunakan software Tekla Structures 17 ...........
4 15
4 .3 Pemodelan 4D ........................................................................................................................... 29
4 .4 Pembuatan 2D ............................................................................................................................
vii
4 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5
.1 Kesimpulan................................................................................................................................ 32
.2 Saran .......................................................................................................................................... 32
5
FTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 33
D
MPIRAN ......................................................................................................................................... 35
A
L
A

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

bel 1. Software Building Information Modeling (BIM) untuk menggambar shop drawing dan
Ta
fabrication (Reinhardt, 2009)..................................................................................................9
bel 2. Bagian-bagian struktur yang digunakan pada masing-masing lantai
Ta
......................................22

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

mbar 1. Diagram alir (flow chart) proses pemodelan gedung Perpustakaan IPB
G
.............................13 mbar 2. Login Tekla Structures 17
a
...................................................................................................15 mbar 3 . Tampilan awal
G
pemodelan yang masih kosong ..................................................................16 mbar 4. Pengaturan
a
Grid ..................................................................................................................17 mbar 5. Grid
G
pemodelan gedung Perpustakaan IPB .........................................................................17 mbar 6.
a
Pemodelan Pondasi gedung Perpustakaan IPB....................................................................18 mbar
G
7. Pengaturan beam .................................................................................................................19 mbar
a
8. Pemodelan lantai dasar ........................................................................................................19 mbar
G
9. Kolom dan dimensi tingginya .............................................................................................20 mbar
a
10. Pemodelan lantai 1 gedung Perpustakaan IPB ..................................................................20
G
mbar 11. Pemodelan lantai 2 gedung Perpustakaan IPB
a
..................................................................21 mbar 12. Pemodelan lantai 3 gedung Perpustakaan
G
IPB ..................................................................21 mbar 13. Pemodelan lantai 4 gedung
a
Perpustakaan IPB ..................................................................21 mbar 14. Pemodelan lantai LMR
G
gedung Perpustakaan IPB ............................................................22 mbar 15. Pengaturan
a
pembuatan pile cap .........................................................................................23 mbar 16. Pile cap
G
dan mini pile dengan tulangannya .......................................................................24 mbar 17.
a
Pengaturan pembuatan tulangan untuk kolom ...................................................................25 mbar
G
18. Lantai dasar yang sudah diberi tulangan ...........................................................................25
a
mbar 19. Pengaturan tulangan untuk kolom yang berbentuk lingkaran
G
............................................26 mbar 20. Contoh kolom lingkaran dilihat dari penampang atas
a
.......................................................27 mbar 21. Slab pada atap yang menggunakan tulangan
G
.....................................................................27 mbar 22. Atap dengan rangka baja
a
...................................................................................................28 mbar 23. Pengaturan untuk
G
pembuatan tangga .................................................................................28 mbar 24. Tangga pada
a
pemodelan 3D gedung Perpustakaan IPB ....................................................29 mbar 25. Model
G
Organizer pada Tekla Structures 17.......................................................................30
a
G
a
G
a
G
a
G
a
G
a
G
a
G
a
G
a
x
G
a
G
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

mpiran 1. Tabel Deskripsi program-program untuk BIM (Reinhardt, 2009)


L
....................................36 mpiran 2. Gambar 3D pemodelan gedung Perpustakaan IPB
a
...........................................................38 mpiran 3. Tabel jenis beam dan
ukurannya.......................................................................................39 mpiran 4. Tabel jenis kolom
L
dan ukurannya .....................................................................................40 mpiran 5. Component
a
catalog pada store stairs, ladder, dan railing ................................................41 mpiran 6. Contoh
detail Model Organizer pemodelan gedung Perpustakaan IPB pada software
L
Tekla Structures 17 ..........................................................................................................42
a
mpiran 7. Task Manager dan Barchart pemodelan gedung Perpustakaan IPB pada software Tekla
Structures 17 ....................................................................................................................43
L
mpiran 8. Gambar hubungan task manager dengan model 3D
a
.........................................................48 mpiran 9. Gambar 2D gedung Perpustakaan IPB tampak
samping ..................................................49 mpiran 10. Gambar 2D gedung Perpustakaan IPB
L
tampak atas........................................................50 mpiran 11. Gambar 2D gedung Perpustakaan
a
IPB tampak depan ....................................................51

L
a

La

L
a

L
a

L
a

L
a

x
i
I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
1
Teknik Sipil dan lingkungan merupakan bidang ilmu dan teknologi yang terkait erat dengan
erlangsungan kehidupan manusia serta terkait dengan lingkungan alam dimana suatu masyarakat
keup dan beraktifitas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pada bidang
b nik sipil, di lain pihak kondisi lingkungan juga menuntut perkembangan ilmu dan teknologi untuk
hiat menjawab tuntutan yang ada. Perkembangan ilmu dan teknologi bidang teknik sipil harus bisa
d rapkan pada suatu kondisi masyarakat dan lingkungannya dan memberikan manfaat yang optimal
te uk mencapai kesejahtaraan bersama dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Perkembangan
k u dan teknologi telah berjalan dengan sangat cepat, terutama dipacu oleh perkembangan bidang
danologi komputasi dan teknologi informasi.
Keberhasilan proyek sangat ditentukan oleh teamwork (tim arsitek, tim sipil, tim mekanikal-
p
ditktrikal, tim manajemen konstruksi, dan lain-lain). Dalam kegiatan proyek, gambar kerja (shop-
wing) merupakan salah satu alat komunikasi yang bersifat universal, maka tidak heran jika tidak
e
unikit biaya dan waktu yang harus dikeluarkan.
t Dalam suatu kegiatan konstruksi membutuhkan gambar kerja dalam bentuk 2D atau 3D untuk
il mpresentasikannya. Selain itu perlu digambarkan tampak bangunan, seperti tampak depan, tampak
mping, dan tampak atas. Denah untuk bangunan perlu mempresentasikan detail-detail dari potongan
m
mbar dan detail struktur, untuk mempermudah pekerjaan di lapangan. Dalam menggambarkan suatu
te
ah bangunan diperlukan keterangan-keterangan seperti ukuran dan material yang digunakan untuk
k
mbuat bangunan tersebut misalnya struktur utama bangunan terbuat dari beton bertulang, baja atau
u.
el
Dalam dunia konstruksi perhitungan volume pekerjaan adalah suatu hal yang sangat penting.
e
alahan dalam perhitungan volume akan berakibat pada kerugian yang sangat besar bagi kontraktor.
d
banyakan sifat kontrak yang dipakai dalam proyek konstruksi adalah jumlah harga keseluruhan
ra
mana resiko kesalahan akibat volume yang tidak akurat menjadi tanggung jawab kontraktor
se
enuhnya. Metode yang dipakai untuk menghitung volume pekerjaan saat ini adalah dengan cara
d
nghitung manual seluruh item pekerjaan satu persatu dengan bantuan program spreadsheet. Untuk
u proyek gedung diperlukan minimal 3 (kadang lebih) estimator yang bekerja seminggu penuh
m
uk menyelesaikan semua perhitungan yang diperlukan. Itu juga belum tentu menghasilkan
e
hitungan yang akurat, sering kali beberapa item pekerjaan tidak masuk dalam perhitungan karena
s
ewatkan.
a
Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk mendapatkan perhitungan volume
g
erjaan otomatis dari model komputer yang biasa disebut BIM (Building Information Modeling).
a
mua elemen konstruksi yang digambarkan dalam model secara otomatis akan didapat volumenya.
d
tal volume material untuk setiap item pekerjaan yang dibutuhkan, total upah yang dibutuhkan,
e
erjaan mana saja yang akan di subkontrakkan, semua bisa didapatkan dari BIM.
n
Software Tekla Structures merupakan revolusi baru dalam bidang rekayasa struktur yang
m
miliki beberapa keunggulan dibanding program aplikasi lainnya. Tekla Structures merupakan
e
angkat lunak Building Information Modeling (BIM) yang memungkinkan untuk membuat dan
k
ngelola data secara akurat dan rinci, serta dapat membuat model struktur 3D tanpa melupakan
a
erial dan struktur yang kompleks. Software Tekla Structures 17 ini dapat mencakup seluruh proses
y
struksi bangunan dari konsep desain untuk fabrikasi, erection, dan manajemen konstruksi.

Ke
s
Ke 1
di
se
p
unggulan Tekla antara lain yaitu terintegrasinya pemodelan, analisis, desain struktur dengan
Ke
nyertakan setiap detail penting saat mengelola proses konstruksi secara keseluruhan, bill quantity,
m
ance pekerjaan sampai kegiatan schedulling bahkan dapat digabungkan dengan software lainnya,
e
ingga kegiatan AEC (architect, engineering, contruction) dapat terintegrasi dalam satu pemodelan
sq
g dapat diakses secara real time. Dalam software Tekla Structures 17 terdapat data yang akurat,
u
ci, dan 3D yang dapat digunakan bersama oleh kontraktor, structural engineers, Steel detailers and
se
ricators, Precast and Cast-in-Place concrete contractors, detailers and manufacturers,
h
ucational institutions, dan Application developers. Tekla Structures 17 memilliki fasilitas yang
ya
n memudahkan para pelaku indsutri konstruksi untuk membuka satu file model pada waktu yang
n
samaan sehingga apabila salah seorang pelaku industri konstruksi melakukan perubahan terhadap
rin
del maka akan secara otomatis model yang dilihat pada komputer lainnya akan berubah, sehingga
fa
at langsung dilakukan revisi atau perbaikan oleh pelaku industri konstruksi yang lain. Pemodelan
b
g dilakukan dengan waktu singkat dan kemampuan mengoperasikan yang baik akan memberikan
E
il manajemen proyek yang efisien. Apabila diaplikasikan hal tersebut sangat menghemat waktu dan
d
mber daya manusia.
ak
a
TUJUAN PENELITIAN
be
r Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
m Melakukan pemodelan gedung perpustakaan IPB dengan software BIM (Tekla Structures 17)
o dalam bentuk 3D dan 4D. pemodelan dimulai dari pondasi, lantai dasar, lantai 1, lantai 2, lantai 3,
da lantai 4, lantai LMR, dan atap.
p Mengeksplorasi keunggulan BIM yaitu mempermudah koordinasi, mempercepat informasi, dan
ya menghemat biaya.
n Explore the advantages of BIM that easier the coordination, speed the information, and save the
ha cost.
s
su BATASAN MASALAH

1.2 Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pemodelan Perpustakaan IPB menggunakan software Tekla Structures 17
Pemodelan hanya bagian struktur dari bangunan Perpustakaan IPB
1. Manajemen proyek yang digunakan hanya manajemen berdasarkan
waktu

2.

1.3

1.
2.
3.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2. BANGUNAN BERTINGKAT
1
Rancangan sebuah bangunan tinggi untuk penggunaan tunggal seperti apartemen, perkantoran,
olahan dan rumah sakit, ataupun untuk penggunaan ganda berskala lebih besar memerlukan
s dekatan tim antara berbagai disiplin ilmu perancangan, fabrikasi bahan, dan konstruksi bangunan.
e itek akan memimpin upaya tim sehingga komponen bahan, pelayanan, dan kegiatan berlaku
k agai suatu kesatuan. Kini seorang arsitek tidak dapat lagi mempunyai kebebasan dalam merancang.
p tidak hanya dibatasi oleh bentuk tertutup umum yang terdapat pada suatu pencakar langit dan
tutan penggunaan bahan secara efisien, tetapi ia harus juga mengamati banyak ketentuan lainnya
e
g berkaitan dengan persyaratan keamanan, bahaya kebakaran, dan persyaratan kesehatan yang
n
mit.
A
Seorang arsitek harus mendekati perancangan bangunan sebagai suatu sistem menyeluruh di
rs
na struktur penunjang fisik sebagai bagian organik tumbuh bersama rancangan bangunan tersebut,
s
ktur tidak bisa lagi dipandang sebagai suatu tambahan terpisah yang tidak berhubungan, untuk
e
mudian dimuat di dalam ruang fungsional oleh insinyurnya. Walaupun pendekatan rancangan yang
b
nyeluruh ini harus diterapkan pada semua bangunan arsitektur, hal ini sangat penting apabila
I
aitkan dengan skala bangunan tinggi yang memerlukan sistem penunjang struktur yang rumit di
a
na gaya-gaya fisik dan lingkungan merupakan penentu rancangan yang utama. Bangunan harus
t
mpu menghadapi gaya-gaya vertikal gravitasi dan gaya-gaya horizontal angin di atas tanah serta
u
a-gaya gempa di bawah tanah. Kulit bangunan harus menahan perbedaan suhu, tekanan udara, dan
n
embapan antara lingkungan luar dan dalam bangunan. Unsur-unsur struktur bangunan harus
y
ggap terhadap semua gaya ini. Batang-batangnya harus disusun dan disambung satu sama lain
a
ingga dapat menyerap gaya-gaya ini dan meneruskannya dengan aman ke tanah dengan usaha
n
edikit mungkin. Seorang arsitek yang peka terhadap gaya-gaya di atas beserta sumbernya dan
r
nyadari sifat keteraturan struktur akan mampu menanggapi dengan suatu tata letak yang dapat
u
rima akal pada tahap awal perancangan. Ia akan dapat berkomunikasi dengan seorang insinyur
ktur karena mampu berbicara dalam bahasa insinyur itu. Artinya, seorang arsitek yang mampu
m
mpunyai pengertian dasar tentang asas-asas keteknikan dapat benar-benar bekerja sama dengan
a
ahli ktur untuk mencapai pemecahan yang optimum. (Wolfgang Schueller, 2001)
str
Unsur-unsur struktur adalah tulang punggung yang penting untuk “badan” bangunan, dan
u
rang arsitek yang mampu mengendalikan unsur-unsur struktur dan menampilkannya untuk
ke
ngungkapkan hakikat bangunanlah yang dapat mengidentifikasi dan mencerminkan tujuan
m
mbangunannya sebagai suatu wadah untuk interaksi berbagai sistem kegiatan yang berbeda.
e
di
.1 Perkembangan Bangunan Tinggi
k
Gedung Perpustakaan IPB ini termasuk bangungan tinggi, karena tidak hanya terdapat 1 lantai
m
a, melainkan sampai 6 lantai, dimulai dari lantai dasar, lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, dan lantai
a
R. Pada bagian ini akan dituliskan tentang perkembangan bangunan tinggi di dunia yang di
m
ambil i buku Wolfgang Schueller.
a Menurut Wolfgang Schueller (2001), bangunan tinggi pertama telah ada pada zaman purba.
gauktur dinding penahan beban setinggi 10 lantai sudah digunakan di kota-kota Kerajaan Romawi.
y ta-kota di Barat berkembang sangat cepat pada abad kesembilan belas, dan kepadatan penduduk
kenyebabkan timbul kembalinya bangunan-bangunan tinggi yang menghilang dengan runtuhnya
l
ta
n
3
se
h
se
ajaan Romawi. Prinsip struktur dinding penahan dari bahan batu digunakan kembali. Akan tetapi,
K
erbatasan sistem struktur jenis ini adalah bahwa dengan bertambahnya tinggi bangunan, ketebalan
er
ding (yang berarti berat bangunan) harus bertambah pula, berbanding langsung dengan sifat gaya
ke
vitasi.
t
Keterbatasan konstruksi ini jelas terlihat pada Monadnock Building pada tahun 1891 yang
di
lantai 16 di Chicago, Amerika Serikat, yang memerlukan dinding setebal 6 kaki di bagian
n
arnya. Penggunaan sistem rangka yang ringan tampaknya merupakan jawaban paling tepat karena
gr
gka besi, dan kemudian baja, kemungkinan bangunan menjadi tinggi serta bukaan yang lebih besar
a
banyak. Perkembangan rangka baja memerlukan waktu yang lebih dari 100 tahun. Selama itu,
in baja harus diakui sebagai bahan bangunan, metode produksi pun terus dikembangkan. Hal ini
be
nuntut penelitian tentang perilaku bahan baru tersebut agar menghasilkan bentuk batang dan
r
bentuk itan yang paling baik. Selain itu diperlukan pula pengembangan detail yang cermat
da
dan erampilan pertukangan.
s
Para insinyur abad kesembilan belas membuat para arsitek menyadari potensi unsur rangka ini.
ra
n reka memperluas penggunaannya pada jembatan, pabrik, pergudangan, dan ruang pameran.
da garuh ini dapat diamati sampai ke tahun 1801 pada sebuah pabrik kapas rangka baja berlantai
n h di Manchester, Inggris, yang menggunakan kolom dan balok baja sebagai kerangka interior.
sela profil I digunakan di gedung ini, mungkin untuk pertama kali. Para perancangnya secara instuisi
a ngenal efisiensi bentuk itu dalam menahan lendutan. Sebenarnya, pabrik ini menjadi dasar
m gembangan rangka baja yang kemudian muncul di Chicago pada sekitar tahun 1890.
e Crystal Palace, yang dibangun untuk Pameran International London pada tahun 1851,
ra upakan rangka baja lengkap yang pertama. Konstruksi berat sistem dinding pendukung yang
k ka itu mendasari standar arsitektur seolah ditantang oleh efek anti-gravitasi dari bidang-bidang
ke a dan rangka kayu-baja. Bangunan ini memperlihatkan pendekatan berskala besar yang pertama
t nuju produksi massal. Pembagian ruang direncanakan berdasarkan lembar standar gelas yang
esar (panjang 4 kaki) dan proses konstruksi diperlihatkan sebagai bagian dari rancangannya.
M Mercusuar di Black Harbor, Long Island, yang dibangun pada tahun 1843, adalah struktur
e gka baja tempa pertama di Amerika Serikat. Sepuluh tahun kemudian, beberapa bangunan
Penggunakan rangka interior bersama-sama dengan dinding pendukung fasade batu. Rangka interior
n iri dari kolom baja cor yang mendukung balok baja tempa.
tu Sebelum bangunan tinggi dapat tanggap terhadap potensi rangka baja yang baru ini, terlebih
ju ulu harus dikembangkan sarana angkut vertikal. Elevator pertama muncul pada tahun 1851 di
B uah hotel di Fifth Avenue, New York. Sistem rel vertikal disempurnakan menjadi sistem gantung
aj a tahun 1866, tetapi kemungkinan penggunaan elevator untuk bangunan tinggi pertama kali diakui
m a Equitable Life Insurance Company Building di New York pada tahun 1870. Selanjutnya,
e liam Jennnings mengembangkan sistem rangka pada Home Insurance Building di Chicago pada
peun 1883. Bangunan tinggi ini adalah contoh partama yang seluruhnya didukung oleh rangka baja
n mentara fasade dinding batu hanya memiliki beban sendiri. Bangunan ini juga merupakan yang
tama kali menggunakan balok baja di bagian atasnya. Pada tahun 1889 bangunan Jennings yang
m ua, Leiter Building, merupakan yang pertama kali menggunakan rangka baja murni, yang tidak
ernggunakan dinding pendukung sama sekali
ke Gedung Rand McNally merupakan kedua yang berlantai sembilan yang berada di Chicago pada
ti n 1889 oleh Burnham and Root merupakan yang pertama menggunakan rangka baja seluruhnya.
ka reka juga mengembangkan konsep geser vertikal pada Masonic Temple berlantai 20 di Chicago
c a tahun 1891. Pada ketinggian ini gaya angin menjadi pertimbangan rancangan yang penting.
mtuk meningkatkan kekakuan lateral rangka baja tersebut, para arsiteknya memperkenalkan pengaku
e
te
rb 4

ra
n
gonal (diagonal bracing) pada rangka fasade, dan dengan demikian menciptakan prinsip rangka
di
tikal atau dinding geser.
a
Perbaikan metode rancangan baja memungkinkan bangunan gedung tumbuh terus ke atas pada
ve
un 1905, Metropolitan Tower Building berlantai 50 dibangun di New York, diikuti oleh Emipre
r
e Building berlantai 102, juga di New York pada tahun 1931. Perbaikan teknik membangun
njutnya diarahkan untuk mengembangkan tata letak rangka, perbaikan kualitas bahan, dan teknik
tah
struksi yang lebih baik dan bukan pada peningkatan ketinggian.
Sta
Pada tahun 1890-an beton mulai menempatkan diri sebagai bahan struktur yang lumrah. Pada
t
ancangan seperti Auguste Perret, Francoise Hennebique, dan Tony Garnier di Prancis serta Robert
sel
illart di Swiss adalah sebagian di antara para penemu beton bertulang. Perret adalah yang pertama
a
menggunakan rangka beton bertulang dalam konstruksi bangunan tinggi dan mengungkapkannya
ko
ta arsitektural dalam Rue Apartment Building di Paris pada tahun 1903. Pada saat yang sama, Ingall
n
ilding berlantai 16 di Cincinnati adalah pencakar langit rangka beton yang pertama di dunia. Akan
pi, pada paruh abad pertama, bangunan beton hanya muncul secara sporadis. Ketika itu tidak ada
pe
ha untuk mencari sifat bahan ini yang sebenarnya, sistem beton pada umumnya meniru pendekatan
r
gka baja. Akan tetapi, setelah Perang Dunia II sikap ini berubah. Teknik konstruksi yang canggih,
M
sama-sama dengan pengembangan bahan-bahan berkualitas tinggi, mulai menghasilkan konsep-
a
sep perancangan baru seperti plat rata (flat slab) dan dinding grid fasade pendukung (load bearing
kal
adegrid wall). Kedua sistem ini mulai menyaingi plat satu arah yang tradisional dan dinding tirai
i
rtain wall) tipikal untuk struktur rangka kaku. Pencakar langit seperti Marina City Towers di
ser
icago pada tahun 1963 benar-benar mengungkapkan watak seni pahat monolitik dari bahan beton.
Bu
tet.2 Struktur Bangunan Tinggi yang Lazim
a
Maksud dari bagian ini adalah untuk memperkenalkan sistem-sistem bangunan tinggi pendukung
us
an yang lazim dijumpai. Unsur-unsur struktur dasar bangunan menurut Wolfgang Schueller, 2001,
a lah sebagai berikut:
ra 1. Unsur linier
n - Kolom dan balok. Mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.
be 2. Unsur permukaan
r - Dinding. Bisa berlubang atau berangka, mampu menahan gaya-gaya aksial dan rotasi.
ko - Plat. Padat atau beruas, ditumpu pada rangka lantai, mampu memikul beban di dalam
n dan tegak lurus terhadap bidang tersebut.
fa 3. Unsur spasial
c - Pembungkus fasade atau inti (core), misalnya dengan mengikat bangunan agar berlaku
sebagai suatu kesatuan.
(c
Perpaduan dari unsur-unsur dasar di atas akan membentuk struktur tulang dari
u
bangunan. Dapat di bayangkan berbagai kemungkinan pemecahan yang tak terhingga.
Ch
- Dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)
Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal yang dipratekan oleh berat sendiri ,
2.1
sehingga menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Sistem dinding sejajar ini terutama
digunakan untuk bangunan apartemen yang tidak memerlukan struktur inti.
be - Inti dan dinding pendukung fasade (core and facade bearing walls)
b Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti.
ad Hal ini memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung pada kemampuan
a bentangan dari struktur lantai. Inti ini membuat sistem-sistem transportasi mekanis dan
vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
- Boks berdiri sendiri (self supporting boxes)

5
Boks merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding
pendukung apabila diletakkan di suatu tempat dan digabung dengan unit lainnya. Dalam
contoh tersebut boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan “pola English bond” sehingga
terjadi susunan balok dinding berselang-seling.
- Plat terkantilever (cantilevered slab)
Pemikulan sistem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom
yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Besi akan banyak
diperlukan, terutama apabila proyeksi pelat adalah besar. Kekakuan pelat dapat ditingkatkan
dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.
- Plat rata (flat slab)
Sistem bidang horizontal pada umumnyaterdiri dari plat lantai beton beton tebal rata
yang ditumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat dan atau kepala pada bagian
atas kolom, maka sistem ini dikatakan sistem plat rata. Pada kedua sistem ini tidak terdapat
balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum.
- Interspasial ( interspatial)
Struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diadakan pada setiap lantai antara
untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang berada di
dalam lantai rangka digunakan untuk peralatan tetap, dan ruangan bebas pada lantai di
atasnya dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
- Gantung (suspension)
Sistem ini memungkinkan penggunaan bahan secara efisien dengan menggunakan
penggantung sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai. Kekuatan unsur tekan
harus dikurangi karena adanya bahaya tekuk, berbeda dengan unsur tarik, yang dapat
mendayagunakan kemampuannya secara maksimal. Kabel-kabel ini meneruskan beban
gravitasi ke rangka di bagian atas yang terkantilever dari inti pusat.
- Rangka selang-seling (staggered truss)
Rangka tinggi selantai disusun sedemikian rupa sehingga setiap lantai bangunan
menumpang di bagian atas suatu rangka dan di bawah rangka di atasnya. Selain memikul
beban vertikal, susunan rangka akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan
cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui balok-balok dan plat lantai.
- Rangka kaku (rigid frame)
Sambungan kaku digunakan antara susunan unsur linear untuk membentuk bidang
vertikal dan horizontal. Bidang vertikal terdiri dari kolom dan balok, biasanya pada grid
persegi. Organisasi grid serupa juga digunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas
balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spesial yang bergantung pada kekuatan
kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu
pertimbangan rancangan.
- Rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan
ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral
bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat
sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
- Rangka trussed (trussed frame)
Gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal akan memberikan
peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Rancangan struktur dapat berdasarkan
penggunaan rangka untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin,
yang serupa dengan rangka kaku dan inti.
- Rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frameand core)

6
Belt truss mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan
inti. Pengakuan ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt
trussing apabila berada di bagian bawahnya.
- Tabung dalam tabung (tube in tube)
Kolom dan balok eksterior ditempatkan sedemikian rapat sehingga fasade menyerupai
dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela). Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung
kosong yang terkantilever dari tanah. Inti interior (tabung) meningkatkan kekakuan bangunan
dengan ikut memikul beban bersama kolom-kolom fasade.
- Kumpulan tabung (bundled tube)
Sistem kumpulan tabung dapat digambarkan sebagai suatu himpunan tabung-tabung
terpisah yang membentuk tabung multisel. Pada sistem ini memungkinkan bangunan
mencapai bentuk yang paling tinggi dan daerah lantai yang paling luas.

2.2 BIM (BUILDING INFORMATION MODELING)


Dalam sejarah desain dan konstruksi bangunan mengandalkan gambar untuk mewakili
erjaan yang dilakukan dilapangan. Biasanya berisi tentang kode bangunan yang disebut dengan
pe
umen-dokumen atau arsip, digunakan untuk pengelolaan bangunan tersebut setelah selesai. Tetapi
k
apat kendala untuk memenuhi hal tersebut , yaitu dibutuhkannya beberapa gambaran dari berbagai
do
ut untuk menggambarkan objek 3D yang secara rinci agar baik untuk kegiatan konstruksi dan
k
ngurangi dari kesalahan dan gambar-gambar tersebut kini hanya dapat dipegang oleh beberapa
ter
ng dalam bentuk hardcopy atau arsip-arsip yang belum dapat diinterpretasikan oleh komputer.
d
su
.1 Pengertian BIM (Building Information Modeling)
d
m Menurut Eastman et al (2008), BIM merupakan perubahan paradigma yang memiliki banyak
e nfaat, tidak hanya untuk mereka yang bergerak dalam bidang industri kontruksi bangunan tetapi
or a untuk masyarakat yang lebih luas lagi, bangunan yang lebih baik adalah bangunan yang dalam
a ap pembangunannya menggunakan energi, tenaga kerja dan modal yang lebih sedikit. BIM pada
arnya adalah digital platform untuk pembuatan bangunan virtual. Jika BIM diterapkan, modelnya
2.2 dapat berisi semua informasi bangunan tersebut, informasi tersebut digunakan untuk
us
erjasama, memprediksi, dan membuat keputusan tentang desain, konstruksi, biaya, dan tahap
meliharaan bangunan.
m
BIM dianggap lebih dari sekedar teknologi biasa, melainkan cara baru untuk menangani proses
a
mbangunan. Dengan menggunakan BIM dapat diperoleh 3D, 4D, 5D, dan 6D. Dimana 3D berbasis
ju
ek pemodelan parametric, 4D adalah urutan dan penjadwalan material, pekerja, luasan area, waktu,
g
lain-lain, 5D termasuk estimasi biaya dan part-lists, dan 6D mempertimbangkan untuk fasilitas
ta
najemen, biaya siklus hidup, dan dampak lingkungan. Konsep ini sangat tergantung pada teknologi
h
ware yang digunakan. Inti dari konsep tersebut adalah bahwa model BIM berisi informasi-
da
ormasi. Model suatu objek tidak hanya geometris tetapi model tersebut juga berisi informasi
s
tang bahan yang digunakan, berat, biaya, waktu dan bagaimana bagian dipasang, dan lain-lain.
ha
nni Tjell, 2010)
r
Building Information Modeling (BIM) adalah sebuah pendekatan untuk desain bangunan,
be
struksi, dan manajemen. Ruang lingkup BIM ini mendukung dari desain proyek, jadwal, dan
k
ormasi-informasi lainnya secara terkordinasi dengan baik. Pada dasarnya Building Information
pe
deling (BIM) ini merupakan penggabungan dari dua gagasan penting, yaitu :
pe - Menjaga informasi desain kritis dalam bentuk digital, sehingga lebih mudah untuk
diperbaharui dan berbagi dari perusahaan yang merencanakan dan perusahaan yang
ob
menggunakannya.
y
da
n 7
ma
sof
t
- Membuat real-time yang berhubungan terus menerus antara data desain digital dengan
inovasi-inovasi teknologi pemodelan bangunan, sehingga dapat mengehemat waktu dan uang
serta meningkatkan produktivitas dan kualitas proyek.
Building Information Modeling (BIM) pada umumnya didefinisikan sebagai proses penciptaan
bat dilihat dari kumpulan data dari berbagai ahli / professional dalam bidang desain dan konstruksi
h
ng dapat diolah dan dihitung dalam bentuk tiga dimensi. BIM memungkinkan untuk para
e
rencana, engineer, dan kontraktor untuk memvisualisasikan seluruh lingkup dari proyek
y
ngunannya dalam bentuk tiga dimensi. BIM juga dikenal sebagai proses menggunakan model 3-D
a
tuk meningkatkan kerjasama antar orang-orang yang melaksanakan proyek. Menggunakan
p
ndekatan kolaboratif, antara desainer dan kontraktor dapat merencanakan output secara tepat dan
e
nci dari mulai lokasi yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek hingga proyek tersebut selesai.
b
.M. Korman, L. Simonian & E. Speidel, 2010)
a
BIM adalah sebuah proses dan informasi yang menghasilkan metodologi untuk mengelola
u
ain bangunan dan data penting dari proyek yang dilaksanakan dalam bentuk digital di seluruh
n
lus pembuatan bangunan. (Teemu Lehtinen, 2010)
p
BIM ini merupakan platform yang digunakan untuk memberikan pengetahuan dan alat
e
munikasi antar peserta proyek. Dengan kata lain, BIM adalah informasi proses pengembangan
ri
del bangunan. 3D dengan kualitas yang sangat baik dapat diperoleh dengan merender dari BIM.
(
a kontraktor hanya lebih menggunakan model tersebut untuk menyampaikan konsep BIM dalam
T
tuk 3D dan tidak menggunakan informasi yang terdapat didalam BIM disebut sebagai BIM
ollywood”. Kontraktor yang menggunakan BIM “Hollywood” untuk memenangkan pekerjaan,
de
mun mereka tidak sepenuhnya menggunakan potensi dari Building Information Modeling. (Mehmet
s
ergunsel, 2011)
si
Terkadang Building Information Modeling dipraktekkan secara internal hanya didalam satu
k
anisasi proyek dan tidak dibagikan dengan anggota organsasi lainnya, itu disebut sebagai BIM
nely”. Sebagai contoh, sebuah perusahaan arsitektur dapat memutuskan untuk merancang
k
nggunakan Building Information Modeling dan menggunakannya untuk visualisasi dan analisa.
o
usahaan arsitek tersebut mungkin memilliki kolaborasi internal, namun arsitek dapat memutuskan
m
uk memberikan gambar-gambar dalam bentuk dua dimensi dan membatasi untuk mengakses
o
ilding Information Modeling, hal tersebut akan menghambat partisipasi dari Contruction manager
Ji
) kecuali CM menciptakan model baru. (Vandaro, 2009)
k
Manfaat Building Information Modeling (BIM) dalam tahap desain yaitu apabila dalam sebuah
be
yek bangunan arsitek harus menyeimbangkan ruang lingkup proyek antara jadwal dan biaya.
n
abila terjadi perubahan dari satu variabel biaya waktu dan uang maka akan mempengaruhi

ungan antara konsultan dan klien, dengan menggunakan Building Information Modeling (BIM)
H
mua informasi penting sudah tersedia, sehingga proyek yang berhubungan dengan keputusan dapat
na
uat lebih cepat dan efektif.
F.
H Objek 3D dengan menggunakan BIM dapat dilihat dan diperiksa secara otomatis apabila ada
alahan ataupun kendala. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh BIM maka kesalahan dapat
or kurang. Konsep dan metode BIM dipilih karena bentuk-bentuk geometri beserta propertinya
g erlakukan seperti halnya pada dunia nyata. Tidak dikenal perumpamaan ataupun layering seperti
“l nya konsep dan metode pada perangkat CAD. BIM dapat mengubah cara AEC (tim proyek) dalam
o erja sama untuk berkomunikasi, memecahkan masalah dan membangun proyek lebih baik lebih
m at dan dengan biaya kurang.
e
Pe
r
un
t 8
B
u
(C
2.2 .2 Sejarah BIM (Building Information Modeling)
Menurut Ballard dan Koskela (1998), dari yang tradisional sampai tingkat yang lebih tinggi
am industri bangunan untuk melaksanakan proyek menggunakan proses linear dimana
da
yampaian komunikasi dan pertukaran informasi terjadi secara berurutan dari pelaku industri
l
gan pelaku industri lainnya. Setiap pelaku industi memenuhi kewajibannya masing-masing untuk
pe
nghasilkan dan menambahkan informasi pada semua gambar dalam proyek bangunannya masing-
n
sing. Itu berarti dalam mendapatkan ide untuk pembangunan konstruksi biasanya membutuhan
de
ktu tujuh kali lebih banyak bahkan lebih dari itu. Dapat dilihat mengapa perselisihan beda pendapat
n
miskomunikasi adalah masalah umum dalam industri bangunan.
m
Sejak pertama kali banyak yang mengganggap BIM sebagai teknologi baru yang didasarkan
e
a software dan penelitian mengenai BIM diartikan sebagai pengembangan software. Software yang
m
mpu merancang bentuk 3D sudah ada sejak tahun 1973, kemudian pada tahun 1975 Eastman
a
mprediksikan bahwa teknologi baru ini mampu membuat industri bangunan jauh lebih efektif.
w
nni Tjell, 2010)
a
Menurut Eastman (1975), konsep BIM ketika pertama kali diluncurkan diprediksikan dengan
da
a pendekatan ini dibuat akan mengubah proses didalam industri baangunan, tetapi tidak ada
n
ubahan dan tidak sesuai dengan prediksi. Perubahan dari teknologi BIM ternyata menyebabkan
uk mempertimbangkan paradigma dalam industri konstruksi bangunan seperti yang disarankan
pa
h Eastman (Eastman, 2008). Perubahan paradigma dalam konteks ini berarti mengubah persepsi
d
ndasar bagaimana merancang dan membangun sebuah gedung. Perubahan persepsi ini harus datang
m
i orang yang terlibat dalam industri konstruksi bangunan, karena mereka yang harus membuat
a
ubahan. Eastman et al, mengatakan bahwa mengadopsi BIM saja tidak akan selalu menyebabkan
m
tu proyek akan sukses. BIM adalah seperangkat teknologi dan proses kerja yang harus didukung
e
h tim, manajemen, dan owner. BIM tidak akan menggantikan manajemen yang sangat baik, tim
(J
yek yang baik ataupun budaya kerja yang saling menghargai.
a

.3 BIM Tools
ca
Ada banyak tools dalam Building Information Modeling. Bagian ini akan mengidentifikasi
r
duk BIM. Dalam Lampiran 1 terdapat table yang akan mendeskripsikan progam-progam untuk
pe
r mbuat Building Information Modeling dan fungsi utamanya. Daftar ini mencakup MEP, structural,
unitektur, dan fungsi 3D modeling software. Beberapa software ini juga mampu untuk penjadwalan
t estimasi biaya.
ol Ada beberapa jenis software yang digunakan oleh para kontraktor untuk menggambar dan
e ancang struktur dan MEP, seperti yang terlihat pada Tabel 1 dibawah ini:
mTabel 1. Software Building Information Modeling (BIM) untuk Menggambar Shop Drawing dan
e Fabrication (Reinhardt, 2009)
daduct Name Manufacturer Primary Function
dpipe Commercial Pipe AEC Design Group 3D Pipe Modeling
r vit MEP Autodesk 3D Detailed MEP Modeling
peS/2 Design Data 3D Detailed Structural
r Modeling
rication for AutoCAD MEP East Coast CAD/CAM 3D Detailed MEP Modeling
su
D-Duct Micro Application Packages 3D Detailed MEP Modeling
a ct Designer 3D, Pipe QuickPen International 3D Detailed MEP Modeling
ol igner 3D
e kla Structures Tekla 3D Detailed Structural
pr Modeling
o

2.2
9

p
r
o
2. TEKLA
3
Tekla BIM (Building Information Modeling) merupakan software yang dapat membantu
traktor untuk mengelola resiko dari biaya-biaya yang tidak terduga dan hilangnya waktu, terutama
k a fase pelaksanaan proyek.
o Data penting untuk pekerjaan proyek seperti desain untuk supply dan instalasi dapat
nmasukkan kedalam software Tekla. Dengan begitu dapat merespon apabila terjadi penyimpangan
p juga dapat mengelola proyek secara baik dalam satu sistem. Software Tekla berhadapan langsung
a gan manajemen konstruksi dan software desain untuk mewujudkan platform manajemen yang
d mprehensif.
Software Tekla merupakan revolusi baru dalam bidang rekayasa struktur yang memiliki
d erapa keunggulan dibanding program aplikasi lainnya. Tekla BIM (Building Information
i deling) merupakan software yang berbasis ensiklopedi proyek. Software Tekla Structures
d upakan perangkat lunak Building Information Modeling (BIM) yang memungkinkan untuk
a mbuat dan mengelola data secara akurat dan rinci, serta dapat membuat model struktur 3D tanpa
n upakan material dan struktur yang kompleks. Model Tekla Structures ini dapat mencakup seluruh
d ses konstruksi bangunan dari konsep desain untuk fabrikasi, erection, dan manajemen konstruksi.
e Tekla merupakan software solusi untuk informasi – model pada manajemen konstruksi. Tekla
n at digunakan oleh kontraktor, sub-kontraktor, dan para profesional manajemen proyek yang
k mbantu dalam pelaksanaan dan pemeriksaan data proyek. Tekla dapat memproses sejumlah besar
o a model dan non model terlepas dari sumber. Software ini dapat digunakan untuk meningkatkan
sfer informasi desain dan data perencanaan antara desain dan tim konstruksi. Hal ini dapat
b mperjelas komunikasi dan pengambil keputusan pada setiap pelaksanaan, desain, dan manajemen
e yek bangunan.
b Keunggulan Tekla antara lain yaitu terintegrasinya pemodelan, analisis, desain struktur dengan
M nyertakan setiap detail penting saat mengelola proses konstruksi secara keseluruhan, bill quantity,
o ance pekerjaan sampai kegiatan schedulling bahkan dapat digabungkan dengan software lainnya,
mware Tekla Structures 17 ini terhubung dengan berbagai jenis system melewati Tekla Open API,
ertoh format biasa yang didukung oleh Tekla Structures adalah IFC, CIS/2,SDNF dan DSTV.
mntoh dari format yang sudah jadi hak milik yang didukung oleh Tekla Structures adalah DWG,
e F, dan DGN. Sehingga kegiatan AEC (architect, engineering, contruction) dapat terintegrasi
mam satu pemodelan yang dapat diakses secara real time. Dalam software Tekla terdapat data-data
elg akurat, rinci, dan 3D yang dapat digunakan bersama oleh kontraktor, structural engineers, Steel
prailers and fabricators, Precast and Cast-in-Place concrete contractors, detailers and
o nufacturers, Educational institutions, dan Application developers. Semua perubahan secara
matis akan update sewaktu-waktu dan butuh dilakukan revisi. Pemodelan yang membutuhkan
daktu singkat dan kemampuan mengoperasikannya akan memberikan hasil manajemen proyek yang
p ien. Apabila diaplikasikan hal tersebut sangat menghemat biaya, waktu dan sumber daya manusia.
m
e
MANAJEMEN PROYEK
da
Manajemen proyek ialah pengelolaan kegiatan pelaksanaan dalam rangka mewujudkan suatu
t
nginan atau gagasan, meliputi perencanaan, pelaksanaan serta pengendaliannya dengan batasan-
tr
asan tertentu sehubungan dengan biaya, mutu dan waktu. Untuk memperoleh batasan-batasan yang
an
uai, maka diperlukan biaya adanya sistem (manajemen) yang dapat mengelola input (berupa
m
cana konstruksi dan sumber daya) menjadi output bangunan jadi. (Febriana Saputri, 2011)
e
pr
o

10
me
sq
u
Manajemen konstruksi profesional suatu metoda yang efektif untuk memenuhi kebutuhan
erjaan konstruksi . Manajemen konstruksi profesional menangani tahap-tahap perencanaan, desain
pe
konstruksi proyek ke dalam tugas-tugas yang terpadukan. Tugas-tugas itu dibebankan pada suatu
k
manajemen proyek yang terdiri dari pemilik, manajer konstruksi profesional dan organisasi
da
ancang. Sebuah kontraktor utama konstruksi dan/atau badan pendukung dana dapat pula
n
upakan bagian dari tim tersebut. Tim ini bekerjasama sejak awal desain sampai pada penyelesaian
ti
yek, dengan tujuan bersama yaitu untuk melayani sebaik-baiknya kepentingan pemilik. Hubungan
m
trak antar anggota tim dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin adanya pertentangan dan
pe
numbuhkan daya tanggap dalam lingkungan tim manajemen itu sendiri. Interaksi yang bertalian
r
m gan biaya konstruksi, dampak lingkungan, kualitas dan jadwal penyelesaian, akan diperiksa
er gan teliti oleh tim, sehingga dapat diwujudkan sebuah proyek yang bernilai maksimum bagi
prmilik dalam kerangka-waktu yang seekonomis mungkin. (Donald S. Barrie, Boyd C.Paulson, JR.,
o inarto, 1995)
ko
n
m
e
de
n
de
n
pe
S
ud

11
III. METODOLOGI

3.1 WAKTU DAN PELAKSANAAN


Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret tahun 2012 di
mpus IPB Dramaga, Bogor. Pemodelan dilaksanakan pada bulan Maret-Juli tahun 2012 di kampus
ka
B Baranangsiang, kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
IP

3.2 ALAT DAN BAHAN

3.2 .1 Alat
. Satu unit laptop Lenovo dengan Operating System Windows 7 Home Premium 64-bit, Processor
1
Pentium® Dual-Core CPU T4300 @ 2.10GHz (CPUs),~2.1GHz
. Satu unit hardisk Seagate 1TB
2
. Mouse
3
. Penggaris
4
. Kalkulator
5
3.2 .2 Bahan
. Software Tekla Structures 17
1
. Tekla BIM Sight
2
. Software Autocad 2012
3
. Shop drawing dan schedule rencana dan aktual pembangunan gedung Perpustakaan IPB
4

3.3 PROSEDUR PENELITIAN


a. Persiapan Penelitian
Data dan bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini dicatat secara keseluruhan agar
tidak ada data yang kurang untuk penelitian dan mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian. Pada tahap ini dilakukan juga install software Tekla Structures 17 pada laptop.
b. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu shop drawing gedung Perpustakaan
IPB dan schedule perencanaan dan aktual proyek. Data tersebut merupakan data skunder
yang diperoleh dari Direktorat Fasilitas dan Properti IPB (Faspro) yang merupakan Owner
dari proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan IPB dengan kontraktor PT. Fajar Adhi
Karya. Data shop drawing tersebut diperoleh dalam bentuk hardcopy dan softcopy file
AutoCad (.dwg) dan data schedule dalam bentuk hardcopy.
c. Pemodelan
Data yang telah diperoleh dipelajari secara keseluruhan dan dilanjutkan pemodelan
gambar dengan software Tekla Structures 17. Pemodelan ini dilakukan dari pembuatan grid
yang sesuai dengan shop drawing. Selanjutnya pemodelan dari bagian-bagian struktur
gedung Perpustakaan IPB dimulai dari pondasi yang terdiri dari pile cap dan mini pile. Naik
kebagian atas struktur gedung yaitu pembalokan, slab, dan kolom lantai 1, lantai 2, lantai 3,
lantai 4, lantai LMR, dan atap. Pemodelan 3D yang telah selesai sampai bagian atap diubah
menjadi 4D dengan menambahkan informasi schedule waktu rencana dan aktual.
d. Penyusunan Skripsi
Pemodelan 3D dan 4D yang telah selesai dikerjakan maka selanjutnya akan dilaporkan
dan disajikan dalam bentuk skripsi.

1
2
Persiapan Penelitian

Data:
1. Shop Drawing Pembuatan Grid
2. Schedulling

Pemodelan lantai 1

Pemodelan lantai 2
Pemodelan 3D dan Pemberian
Tulangan

Pemodelan lantai 3

Pemodelan lantai 4
Model 3D menjadi 4D

Pemodelan lantai LMR

Atap

Selesai

Gambar 1. Diagram alir (flow chart) proses pemodelan gedung Perpustakaan IPB

13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)


Building Information Modeling (BIM) merupakan kemajuan dalam bidang konstruksi di dunia
ena merupakan inovasi baru untuk mendesain bangunan konstruksi. Dalam Building Information
ka
deling (BIM) tidak hanya dapat melakukan desain bangunan yang dilakukan oleh arsitek ataupun
r
encana bangunan, tetapi dalam Building Information Modeling (BIM) juga dapat dimasukkan data
M
najemen konstruksi dari mulai waktu, quantitiy take off, biaya, dan lain-lain. Adapun keunggulan
o
nggunakan Building Information Modeling (BIM) yaitu sebagai berikut :
pe
r 1. Mempermudah Koordinasi
m Data yang dibutuhkan dalam pembangunan konstruksi, mulai dari desain, ukuran,
a tulangan, hingga manajemen proyek dapat disimpan dalam satu file yang akan memudahkan
m dalam koordinasi antara owner, perencana, kontraktor, dan para pelaksana konstruksi
e lainnya. Dengan koordinasi yang baik antar pelaksana konstruksi maka tingkat
kesalahpahaman akan semakin kecil.
2. Mempercepat Penyampaian Informasi
Dengan file yang menjadi satu maka data proyek yang sangat banyak tidak tercecer dan
hanya membutuhkan satu buah software BIM sehingga data mudah dibuka dan dilihat secara
keseluruhan.
3. Penurunan Biaya
Koordinasi yang baik maka akan mengurangi tingkat kesalahpahaman antara pelaku
konstruksi dengan begitu biaya yang dikeluarkan untuk rapat ataupun menyelesaikan
kesalahpahaman yang terjadi dapat dihindari.
4. Penambahan Pemasukan
Biaya-biaya dari kesalahan koordinasi dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, dengan
begitu biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kesalahan-kesalahan itu dapat disimpan dan
jadi penambahan untuk pemasukan.

TEKLA STRUCTURES 17

Tekla Structures 17 salah satu dari BIM (Building Information Modeling) yang merupakan
ware yang dapat membantu kontraktor untuk mengelola resiko yang terjadi dari biaya-biaya yang
k terduga dan hilangnya waktu, terutama pada fase pelaksanaan proyek. Software Tekla Structures
4.1 juga dapat berfungsi untuk solusi dalam informasi pada manajemen konstruksi. Tekla Structures 17
dapat digunakan oleh kontraktor, sub-kontraktor, para profesional manajemen proyek, dan pelaku
ustri konstruksi yang akan membantu dalam pelaksanaan dan pemeriksaan data proyek. Tekla
softat memproses data yang berbentuk model dan yang bukan model dalam jumlah yang cukup besar
tidaepas dari sumber. Software ini dapat digunakan untuk meningkatkan transfer informasi desain dan
17a perencanaan antara desain dan tim konstruksi. Hal ini dapat memperjelas komunikasi dan
inigambil keputusan pada setiap pelaksanaan, desain, dan manajemen proyek bangunan.
in Dalam penelitian ini Tekla Structures 17 akan digunakan untuk membuat pemodelan proyek
d mbangunan gedung Perpustakaan IPB. Proyek pembangunan gedung perpustakaan merupakan
dajasama antara owner dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kontraktor dari PT. Fajar Adhi Karya
p g terletak di Kampus IPB – Dramaga, Bogor. Software Tekla Structures 17 ini dapat dikatakan
terware baru di Indonesia karena hanya satu Institusi saja yang menggunakannya, yaitu Politeknik
l
da
t
14
pe
n
am. Butuh waktu yang cukup lama untuk mempelajari software ini karena masih jarang pelatihan
Ba
tutorialnya. Software Tekla Structures 17 yang telah dimiliki lalu di instal pada laptop, dan
t
njutnya akan dimulai untuk mempelajari software tersebut.
da
Software Tekla Structures 17 memiliki berbagai jenis tools yang sangat membantu dalam
n
ndesain suatu proyek dari 3D menjadi 4D, salah satu tools yang digunakan pada penelitian ini
sel
uk menjadikan model 3D menjadi 4D yaitu task manager.
a

m PEMODELAN 3D GEDUNG PERPUSTAKAAN IPB MENGGUNAKAN


e SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17
un
t Software Tekla Structures 17 yang sudah di Instal dapat langsung digunakan untuk pemodelan.
modelan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambar 3D dari gedung Perpustakaan IPB dengan
4.erapa tambahan informasi-informasi yang akan ditambahkan didalamnya. Dalam bagian ini akan
2laskan detail dari proses hingga hasil yang diperoleh dari pemodelan Gedung Perpustakaan IPB.
Hal pertama yang dilakukan untuk memulai pemodelan ini adalah membuka software Tekla
uctures 17. Setelah membukanya akan muncul halaman untuk Login ke Tekla Structures 17. Pada
aman Login akan muncul beberapa pilihan yaitu terdapat Environment, Role, dan License seperti
Pea Gambar 2 . License Tekla Structures 17 yang digunakan pada penelitian ini adalah license
beucational. Setelah semua pilihan terisi lalu pilih OK.
b
dij
e

St
r
ha
l
pa
d
E
d

Gambar 2. Login Tekla Structures 17

Login yang telah berhasil maka akan masuk kedalam Tekla Structures 17. Setelah itu dapat
gsung melakukan pemodelan Gedung Perpustakaan IPB. Hal yang dilakukan pertama adalah
mbuat model baru, yang dapat dilakukan adalah dengan memilih salah satu menu yaitu File lalu
h New atau Ctrl + N, masukkan nama model , model template, dan model type. Nama model yang
unakan yaitu Gedung Perpustakaan IPB, model template yang dipilih none, dan model type yang

15
ilih single-user lalu tekan OK maka akan mucul model baru dengan nama Gedung Perpustakaan
dip
B yang masih kosong dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
IP

Gambar 3 . Tampilan awal pemodelan yang masih kosong

Pembuatan grid dilakukan setelah dibuat new model, grid dapat dibuat langsung pada Tekla
uctures 17 atau dapat juga dengan import file dari software lain yaitu AutoCAD (.dwg). Namun,
St
a penelitian ini grid dibuat dengan cara manual langsung dari Tekla Structures 17. Pada penelitian
r
tidak hanya digunakan satu grid saja melainkan menggunakan dua buah grid yang berbeda. Grid
pa
tama merupakan grid yang berbentuk persegi atau kotak, sedangkan grid yang kedua yaitu grid
d
g berbentuk lingkaran dengan menginput jarak dan derajat. Digunakannya dua buah grid karena
ini
ain dari Gedung Perpustakaan IPB tidak hanya berbentuk persegi saja, desain yang cukup unik
pe
gan sebagian bangunan berbentuk lingkaran. Grid yang pertama dibuat dengan cara memilih menu
r
deling lalu create grid, sedangkan pembuatan grid yang kedua dengan memilih salah satu
ya
mponen pada componen catalog (ctrl+f) yaitu Radialgrid. Ukuran grid yang digunakan seperti yang
n
apat pada shop drawing. Penginputan ukuran grid yang sesuai dengan koordinat yang ada X, Y,
de
Z lalu di beri label (nama) sesuai dengan shop drawing, pengaturan grid dapat dilihat pada
s
mbar 4. Penginputan untuk grid yang kedua pada koordinat X diisi dengan diameter lingkaran dan
de
rdinat Y diisi dengan derajat yang sesuai dengan desain. Grid yang digunakan untuk pemodelan
n
dung Perpustakaan IPB dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.
M
o
ko
ter
d
da
n
G
a
ko
16
o
G
e
Gambar 4. Pengaturan Grid

Gambar 5. Grid pemodelan gedung Perpustakaan IPB

Setelah pembuatan grid selesai maka dilakukan tahap pemodelan selanjutnya, yaitu pembuatan
del Pondasi yang merupakan bagian paling dasar atau bawah dari bangunan tersebut. Pondasi
m
miliki beberapa bagian, ada pile cap dan juga mini pile. Pada software Tekla Structures 17 sudah
o
apat pemodelan pondasi otomatis dimana pile cap dan mini pile sudah tersusun menjadi satu,
m
mun hanya terbatas hingga empat buah mini pile saja sedangkan pondasi pada gedung perpustakaan
e
B ini ada yang memiliki sampai sembilan buah mini pile, oleh sebab itu pada penelitian ini
te
rd
n
17
a
I
P
mbuatan pile cap dan mini pile dikerjakan secara terpisah. Pemodelan pondasi yang dilakukan
pe
tama yaitu pemodelan bagian pile cap dan dilanjutkan dengan pembuatan mini pile. Pile cap pada
pe
gunan ini memiliki beberapa ukuran, P1 memiliki ukuran sebesar 600x600 mm dengan mini pile
r
anyak 1 buah, P2 dengan ukuran pile cap sebesar 600x1350 mm, P4 dengan ukuran sebesar
ba
0x1350 mm dan mini pile sebanyak 4 buah, P8 memiliki ukuran 1900x2100 mm dengan mini pile
n
anyak 8 buah, dan P9 dengan ukuran sebesar 2100x2100 mm yang memiliki mini pile sebanyak 9
se
h. Mini pile yang digunakan dalam pembangunan Perpustakaan IPB ini berbentuk persegi dengan
b
ran 250x250 mm. Banyaknya mini pile disesuaikan dengan besarnya ukuran pile cap. Hasil dari
13
modelan pondasi disajikan pada Gambar 6 .
5
se
b
bu
a
uk
u
pe

Gambar 6. Pemodelan Pondasi gedung Perpustakaan IPB

Pemodelan selanjutnya yaitu pemodelan lantai dasar, pada lantai dasar ada beberapa komponen
yusunnya yaitu tie beam, kolom, dan slab. Bagian pertama yang dimodelkan yaitu tie beam dengan
tuk persegi, setelah itu pembuatan slab dengan ketebalan 80 mm, dan dilanjutkan dengan
mbuatan kolom dengan bentuk persegi empat, persegi panjang, dan bentuk L. Pembuatan tie beam
kukan dengan cara memilih menu modeling lalu create concrete part dan pilih beam atau dengan
ngklik toolbar create concrete beam lalu sesuaikan profil dan material yang sesuai dengan shop
wing lalu klik OK, selanjutnya arahkan kursor pada titik awal pembuatan tie beam ke titik tujuan
uai dengan ukuran yang dibutuhkan, pengaturan untuk beam dapat dilihat pada Gambar 7. Setelah
beam selesai dilakukan pembuatan slab dengan cara memilih toolbar create concrete slab dan
pe
tukan ketebalan slab yang diinginkan dan klik OK, arahkan kursor pada titik awal ke titik-titik
n
njutnya sesuai bentuk slab. Pembuatan kolom untuk lantai dasar juga dengan memilih toolbar
be
ate concrete column dan sesuaikan dimensi dan material yang digunakan sesuai dengan desain lalu
n
OK dan arahkan kursor pada titik-titik tempat kolom akan dibuat. Pemodelan lantai dasar yang
pe
h selesai dapat dilihat pada Gambar 8. Pada software Tekla Structures 17 untuk mengetahui
dil
mensi dari masing-masing kolom dan beam dapat dilakukan sangat mudah yaitu dengan cara
a
ngklik satu kali pada bagian yang ingin diketahui dimensinya, contoh pada Gambar 9 dimensi
me
om yang berukuran 4200 mm.
dr
a
ses
tie
ten
sel
a
cr 18
e
kli
k
Gambar 7. Pengaturan beam

Gambar 8. Pemodelan lantai dasar

19
Gambar 9. Kolom dan dimensi tingginya

Lantai satu memiliki luas yang lebih besar dibandingkan lantai dasar dengan begitu akan
makin banyak bagian-bagian yang dimodelkan. Pemodelan pada lantai satu bagian-bagian yang
se
modelkan sama seperti lantai dasar yaitu beam, tie beam, slab, dan kolom. Beam dimodelkan di atas
di
om-kolom lantai dasar, sedangkan tie beam dimodelkan di atas pilecap. Pemodelan lantai satu
kol
kukan dari mulai bagian tie beam, beam, slab, dan kolom. Ukuran-ukuran untuk beam, tie beam,
dil
kolom yang digunakan berbeda-beda pada lantai satu ini. Setelah satu per satu bagian diselesaikan
a
ka akan jadilah pemodelan lantai satu seperti pada Gambar 10. Untuk pemodelan pada lantai dua,
da
, dan empat memiliki urutan dan prosedur sama seperti pemodelan pada lantai satu dengan hasil
n
modelan lantai 1, hasil dari pemodelan lantai 2 dapat dilihat pada Gambar 11, untuk pemodelan
ma
tai 3 dapat dilihat pada Gambar 12, hasil pemodelan lantai 4 disajikan pada Gambar 13, dan
tig
modelan untuk lantai LMR dapat dilihat pada Gambar 14. Pemodelan gambar secara keseluruhan
a
i mulai pondasi hingga atap dalam bentuk 3D akan ditampilkan pada Lampiran 2.
pe
lan
pe
dar

Gambar 10. Pemodelan lantai 1 gedung Perpustakaan IPB

20
Gambar 11. Pemodelan lantai 2 gedung Perpustakaan IPB

Gambar 12. Pemodelan lantai 3 gedung Perpustakaan IPB

Gambar 13. Pemodelan lantai 4 gedung Perpustakaan IPB

21
Gambar 14. Pemodelan lantai LMR gedung Perpustakaan IPB

Perbedaan antara lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, dan lantai LMR terletak pada jenis dan
ran dari masing-masing bagiannya, yang akan dijelaskan pada Tabel 2.
uku
Tabel 2. Bagian-bagian Struktur yang Digunakan pada Masing-masing Lantai
Jenis Beam Jenis Slab Jenis Kolom
tai Dasar TB1, TB2, TB3, TB4, Slab dengan ketebalan K1K, KL,dan K4
Lan TB5, dan TB6 80 mm
tai 1 TB1, TB2, TB3, B1, Slab dengan ketebalan K2, K3, K1, K4, dan
Lan B2, B3, B5, B6, B7, 80 mm dan 120 mm KL
B8, B9, B9K, B10,dan
B10K
tai 2 B1, B2, B3, B5K, B6, Slab dengan ketebalan K2A, K3A, K1A, K4,
La B7, B8, B9, B9K, B10, 120 mm dan KL
dan B10K
tai 3 B1, B5, B6, B7, B8, Slab dengan ketebalan K3B, K1B, K4, dan
n B9, B9K, B10, dan 120 mm KL
B10K
tai 4 B1, B4, B5, B6, B7, Slab dengan ketebalan KP8, K1B, K3C, K4,
La B8, B9, B9K, B10, dan 120 mm dan KL
B10K
tai LMR B6, B7A, B8A, B9, Slab dengan ketebalan K1B, K4, dan KL
n B9K, B10, B10K, dan 120 mm
B11
p B6, B9, B9K, B10, dan Slab dengan ketebalan -
La B10K 120 mm

n Dari Tabel diatas dapat terlihat beam, slab, dan kolom yang digunakan pada masing-masing
tai. Adapun ukuran-ukuran dari masing-masing beam dan kolom yang digunakan terdapat pada
Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Pemodelan 3D gedung Perpustakaan IPB yang telah selesai selanjutnya ditambahkan tulangan
a masing-masing bagiannya, mulai dari penulangan untuk pondasi (pile cap dan mini pile). Setelah
n
dilanjutkan dengan penulangan tie beam, beam, kolom, dan pemberian wire mesh untuk slab untuk
tai dasar, lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap. Pada penulangan untuk slab
At apat perbedaan, lantai dasar hingga lantai 4 menggunakan wire mesh sedangkan slab untuk lantai
R dan atap menggunakan tulangan yang biasa pada umumnya.
a

22

lan
Pemodelan pondasi yang dikerjakan secara terpisah antara pile cap dan mini pile maka
ulangan pun dilakukan secara terpisah, penulangan pada pondasi dimulai dari pemberian tulangan
pe
cap terlebih dahulu. Penulangan pile cap dilakukan dengan cara memilih salah satu item yang
n
apat pada componen catalog yaitu pad footing reinforcement. Setelah itu input ukuran-ukuran dan
pil
k tulangan pile cap sesuai yang terdapat pada shop drawing. Pengaturan dan penginputan untuk
e
cap dapat dilihat pada Gambar 15.
ter
d
jar
a
pil
e

Gambar 15. Pengaturan pembuatan pile cap

Pada gambar diatas dapat dilihat apa saja yang dapat diinput pada pad footing reinforcment,
apat bagian picture untuk mengganti jarak tulangan dengan pinggir pile cap, primary bar untuk
ut ukuran, jenis, dan jarak antar tulangan bagian pertama, secondary bar digunakan untuk
nginput ukuran, jenis, dan jarak antar tulangan bagian kedua, sedangkan lacer bar untuk
gaturan ukuran dan spasi sengkang. Setelah ukuran-ukurannya sesuai dengan yang dibutuhkan
ka kursor dapat langsung diarahkan ke pile cap yang ingin diberikan tulangan. Hal tersebut
kukan untuk semua pile cap.
ter
Penulangan untuk mini pile dilakukan dengan cara memilih salah satu item yang terdapat
d
a component catalog yaitu round column reinforcement. Pada shop drawing desain mini pile
in
bentuk segi empat dengan ukuran 250x250 mm, namun untuk penulangannya digunakan tulangan
p
gan sengkang melingkar oleh sebab itu dipilih round column reinforcement untuk penulangannya.
me
gaturan pada round column reinforcement untuk mini pile disesuaikan dengan shop drawing.
pe
uran mini pile pada setiap pile cap sama, maka akan mempermudah dalam penulangan dengan
n
k mengganti ukuran tulanganya. Setelah penulangan pile cap dan mini pile selesai, hasilnya
ma
mpilkan pada Gambar 16.
dil
a

pa
d
ber
de
n
Pe 23
n
Uk
tid
Gambar 16. Pile cap dan mini pile dengan tulangannya

Penulangan tie beam dengan cara memilih salah satu dari beberapa macam penulangan untuk
m yang terdapat pada component catalog. Rectangular beam – automated reinforcement layout
be
ilih untuk penulangan tea beam dan beam. Ukuran tie beam pada lantai dasar berbeda-beda, maka
a
ap ingin menginput tulangan pada tea beam disesuaikan ukurannya terlebih dahulu sesuai dengan
di
p drawing. Setelah pengaturan Rectangular beam – automated reinforcement layout selesai, kursor
p
ahkan pada tie beam yang ukurannya sudah sesuai dengan pengaturan ukuran tulangan yang
set
masukkan.
i
Penulangan tie beam selesai maka dilanjutkan dengan penulangan pada slab. Slab pada lantai 1
sh
unakan single wire mesh M8-150, wire mesh dapat diperoleh pada component catalog. Wire mesh
o
g dipilih pada component catalog yaitu reinforcement mesh array in area. Pada reinforcement
di
h array in area, jenis wire mesh M8-150 dapat langsung dipilih dan disesuaikan, setelah itu pilih
ar
b yang ingin ditambahkan wire mesh dan klik pada titik-titik ujung slab sesuai dengan bentuk slab.
di
Penulangan dilanjutkan dengan penulangan kolom, penulangan kolom pada lantai dasar
nggunakan column – automated reinforcement layout yang merupakan salah satu item pada
dig
ponent catalog. Pada column – automated reinforcement layout jumlah tulangan untuk
ya
ulangan terbatas hanya sebanyak 12 buah, sedangkan tulangan untuk penulangan kolom pada
n
tai dasar ini terdapat kolom yang membutuhkan sebanyak 20 buah tulangan, oleh sebab itu ada
me
erapa tulangan yang ukurunnya 2 kali lebih besar dibanding yang lainnya, hal itu dilakukan agar
s
ngan tetap memiliki kekuatan yang sama walaupun jumlah tulangannya berbeda. Pengaturan
sla
umn – automated reinforcement layout untuk kolom yang berbentuk persegi dapat dilihat pada
mbar 17. Apabila ukuran, jarak, dan jumlah tulangan sudah disesuaikan, selanjutnya klik kursor
m
e
co
m
24
pe
n
la
a kolom-kolom tersebut. Penulangan tie beam, slab, dan kolom pada lantai dasar yang telah selesai
p
mpilkan pada Gambar 18.
a
d
di
ta

Gambar 17. Pengaturan pembuatan tulangan untuk kolom

Gambar 18. Lantai dasar yang sudah diberi tulangan

25
Penulangan juga dilakukan pada beam, slab, dan kolom lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4,
tai LMR, dan atap. Penulangan untuk beam lantai 1,lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap
la
a menggunakan rectangular beam – automated reinforcement layout yang terdapat pada
n
ponent catalog . Penulangan beam pada lantai 1 dikerjakan seluruhnya sesuai dengan ukuran yang
ju
apat pada shop drawing. Slab pada lantai 1 juga menggunakan single wire mesh M8-150, maka
g
ma seperti lantai dasar pada lantai 1 juga menggunakan reinforcement mesh array in area, seluruh
co
b pada lantai 1 diberikan wire mesh baik yang memiliki ketebalan 120 mm maupun dengan
m
ebalan 80 mm. Selanjutnya penulangan untuk kolom pada lantai 1, pembuatan tulangan untuk
ter
om pada lantai satu yang berbentuk persegi sama seperti pembuatan tulangan kolom pada lantai
d
ar yaitu menggunakan column – automated reinforcement layout. Pada lantai 1 juga terdapat
sa
om yang berbentuk lingkaran, untuk kolom yang berbentuk lingkaran pemberian tulangan
sl
nggunakan juga menggunakan column – automated reinforcement layout, namun penginputan
a
ran, jumlah, dan jarak dilakukan pada tab circular column. Pengaturan untuk kolom lingkaran
ke
at dilihat pada Gambar 19. Pada Gambar 20 akan diperlihatkan contoh salah satu gambar kolom
t
karan dari penampang atas.
ko
l
da
s
ko
l
m
e
uk
u
da
p
lin
g

Gambar 19. Pengaturan tulangan untuk kolom yang berbentuk lingkaran

26
Gambar 20. Contoh kolom lingkaran dilihat dari penampang atas

Penulangan beam dan kolom pada lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap sama seperti
paa lantai dasar dan lantai 1 yaitu menggunakan rectangular beam – automated reinforcement layout
d column – automated reinforcement layout. Slab pada lantai 2, lantai 3, dan lantai 4 juga
danggunakan single wire mesh M8-150 dan pembuatannya menggunakan reinforcement mesh array
n area yang sama seperti lantai dasar dan lantai 1, sedangkan untuk slab pada lantai LMR dan atap
mnggunakan tulangan biasa dengan diameter tulangan sebesar 8 mm dan jarak antar tulangan sebesar
e mm. Penulangan slab pada lantai LMR dan atap menggunakan salah satu komponen yang
in apat pada component catalog yaitu slab bars. Pada slab bars dimasukkan ukuran yang sesuai
m gan shop drawing. Setelah selesai pilih slab yang diberi tulangan, cukup klik satu kali pada slab
e ka tulangan terisi secara rata pada slab terssebut, contohnya dapat dilihat pada Gambar 21 yaitu
b pada atap. Pada bagian atap gedung perpustakaan IPB memiliki desain rangka atap yang cukup
17
k dengan bahan pipa baja berdiameter 8”. Hasil dari pemodelan atap dan rangka atap dapat dilihat
5
te a Gambar 22.
rd
de
n
m
a
sl
a
un
i
pa
d

Gambar 21. Slab pada atap yang menggunakan tulangan

27
Gambar 22. Atap dengan rangka baja

Selesainya pembuatan tulangan pada bagian-bagian gedung perpustakaan IPB tersebut


njutkan dengan pembuatan tangga. Pembuatan tangga dilakukan pada akhir dari penulangan
dil
tujuan agar mempermudah dalam pembuatan model dan penulangan. Tangga dibuat dengan
a
milih salah satu komponen di component catalog, komponen yang dipilih disesuaikan dengan
ber
tuk tangga yang cocok dengan tangga pada gedung perpustakaan IPB karena ada beberapa jenis
me
cam bentuk tangga yang terdapat pada component catalog, macam-macam katalog yang terdapat
be
a componen catalog untuk bagian tangga dapat dilihat pada Lampiran 5. Komponen untuk tangga
n
g sesuai dengan tangga pada gedung Perpustakaan IPB yaitu precast stairs. Pada precast stairs
ma
ka akan diatur ukuran-ukuran dari tangga tersebut, mulai dari lebar tangga, tinggi setiap
pa
kkannya, jumlah tangga, dan lain-lain. Pengaturan untuk pembuatan tangga pada precast stairs
d
at dilihat pada Gambar 23 dan hasil dari tangga yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 24.
ya
n
ma
pij
a
da
p

Gambar 23. Pengaturan untuk pembuatan tangga

28
Gambar 24. Tangga pada pemodelan 3D gedung Perpustakaan IPB

4.3 PEMODELAN 4D
Suatu pemodelan dapat dikatakan Building Information Modeling (BIM) apabila pemodelan
ebut tidak hanya gambar saja melainkan juga terdapat informasi-informasi mengenai gambar
ter
alamnya. Pemodelan yang masih berupa 3D tidak bisa dikatakan Building Information Modeling
s
M), model yang dapat dikatakan Building Information Modeling (BIM) yaitu pemodelan yang
did
upa 4D, 5D, atau 6D. Oleh sebab itu, pemodelan gedung Perpustakaan IPB tidak hanya sebatas 3D
(B
a, pemodelan gedung Perpustakaan IPB akan dibuat menjadi 4D. Pemodelan 3D menjadi 4D akan
I
kukan langsung pada software Tekla Structures 17. Dalam software Tekla Structures 17 terdapat
ber
ls yang akan membantu pembuatan 4D, yaitu model organizer dan task manager. Tools tersebut
saj
at dibuat dengan memilih dari menu tools dan pilih model organizer atau task manager. Model
dil
anizer digunakan untuk mengkategorikan bagian-bagian struktur dan membantu untuk pembuatan
a
wal gedung dan erection sequences, contohnya pengkategorian gambar berdasarkan lantai ataupun
to
dasarkan jenis bagian misalnya beam, slab, kolom, dan lain-lain. Dalam model organizer juga
o
apat detail dari nama, ukuran, volume, lokasi grid sehingga dapat mempermudah dalam
da
gecekan setiap bagian-bagiannya. Pada pemodelan ini adapun model organizer-nya dapat dilihat
p
erti Gambar 25. Untuk hasil model organizer yang lebih detail dan lengkap dapat dilihat pada
or
mpiran 6.
g
jad
ber
ter
d
pe
n
se
p
La
29
Gambar 25. Model Organizer pada Tekla Structures 17

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa model organizer akan membantu dalam pembuatan
jawal gedung yang termasuk dari salah satu manajemen konstruksi. Dengan penambahan jadwal
d ung pada model 3D, maka model akan menjadi 4D dan menjadikannya dapat dikatakan sebagai
geilding Information Modeling (BIM). Penambahan jadwal pada model membutuhkan tools lain pada
d kla Structures 17 yaitu task manager. Menggunakan task manager dapat menggabungkan waktu ke
Bam model struktur. Pembuatan jadwal gedung juga dapat dilakukan diluar software Tekla
u uctures 17 yaitu dengan menggunakan software Microsoft Project 2010, apabila penjadwalan
Tenggunakan software Microsoft Project 2010 maka untuk menggabungkannya dengan model harus
damport terlebih dahulu kedalam software Tekla Structures 17.
l Jadwal yang dimasukkan kedalam task manager yaitu jadwal detail perencanaan dan juga
Stwal aktual pelaksanaan dilapangan. Penginputan jadwal harus berdasarkan kategori seperti
r mbuatan model organizer. Apabila penginputan jadwal rencana dan aktual telah selesai, maka akan
mapatkan barchart dari model tersebut. Adapun task manager dan barchart keseluruhan dapat
e hat pada Lampiran 7.
di Model organizer dan task manager yang telah selesai dikerjakan, dilanjutkan dengan
i nggabungan jadwal kedalam model. Penggabungan jadwal kedalam model maka model organizer
task manager harus terbuka kedua-duanya. Hal pertama yang dilakukan adalah klik pada model
ja anizer bagian yang ingin digabungkan dengan jadwal, setelah itu pada task manager klik kanan
d a jadwal yang sesuai dengan bagian pada model organizer, setelah itu pilih add selection objek,
peka model dan jadwal sudah tergabung. Jadwal dan gambar yang sudah terhubung akan
di mpermudah dalam melihat proses pembangunan dengan cara mengaktifkan icon automatic
d ction in model pada task manager, setelah itu hanya meng-klik salah satu uraian pekerjaan dalam
dil
i
30
me
da
n
k manager maka pada model akan terlihat bagian yang di klik tersebut. Hubungan task manager
tas
gan model 3D dapat dilihat pada Lampiran 8.
den

4.4 PEMBUATAN 2D
Pada setiap industri konstruksi pembangunan membutuhkan data perencanaan gambar
struksi yang biasanya berupa gambar 2D. Gambar kontruksi sangat penting untuk penyampaian
ko
ormasi tentang bangunan yang akan dikerjakan. Di Indonesia penggunaan gambar konstruksi 2D
n
lu digunakan untuk kebutuhan proyek tanpa dilengkapi dengan gambar dalam bentuk 3D maupun
inf
Software tekla memberikan kemudahan dengan sekali pembuatan model 3D dapat juga diperoleh
sel
mbar dalam bentuk 2D. Pembuatan 2D dari 3D yang terdapat pada Tekla Structures 17 yaitu
a
gan cara memilih menu Drawing & Reports lalu pilih general arrangement drawing pada Drawing
4
ing dan kemudian pilih kembali menu Drawing & Reports dan pilih create general arrangement
D.
wing. Maka akan diperoleh gambar 2D sesuai dengan gambar perspektif model 3D. Hasil dari
ga
del 3D menjadi gambar 2D tampak samping dapat dilihat pada Lampiran 9. Selain gambar 2D
de
pak samping sofware Tekla Structures 17 juga dapat membuat model 3D menjadi 2D tampak atas
n
tampak depan. Hasilnya disajikan pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.
se
tt
d
r
a
m
o
ta
m
da
n

31
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Menggunakan software Tekla Structures 17 dapat diselesaikan pemodelan 3D dan 4D gedung


1.
Perpustakaan IPB mulai dari pondasi, lantai dasar, lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai
LMR, dan atap.
Building Information Modeling (BIM) mempermudah koordinasi antar pelaku industri kontruksi
2.
yaitu owner, konsultan, dan kontraktor karena data gambar dan informasi disimpan dalam satu
file, Building Information Modeling (BIM) juga mempercepat penyampaian informasi,
menurunkan biaya pengeluaran dan penambahan pada pemasukan.

5.2 SARAN

Perlu diupayakan pembelajaran yang lebih mendalam mengenai software Tekla Structures 17.
1.
Perlu diupayakan penambahan informasi pada pemodelan gedung Perpustakaan IPB agar
2.
menjadi 5D atau 6D.
Perlu diupayakan penggunaan BIM dalam praktik pelaksanaan proyek di
3.
Indonesia

3
2
DAFTAR PUSTAKA

lard, Koskela. 1998. BIM History. Di dalam skripsi : Janni Tjell (Ed). Building Information
Bal
Modeling (BIM) In Design Detailing With Focus On Interior Wall Systems, 2010. Denmark :
2-5

rie Donald S, Paulson Boyd C. Jr, Sudinarto. 1995. Manajemen Konstruksi Profesional. Edisi
Bar
Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga

tman Et Al. 1975. BIM History. Di dalam skripsi : Janni Tjell (Ed). Building Information
E
Modeling (BIM) In Design Detailing With Focus On Interior Wall Systems, 2010. Denmark :
2-5

tman Et Al. 2008. Concept Of BIM. Di dalam skripsi : Janni Tjell (Ed). Building Information
as
Modeling (BIM) In Design Detailing With Focus On Interior Wall Systems, 2010. Denmark :
1-2

tman Et Al. 2008. BIM History. Di dalam skripsi : Janni Tjell (Ed). Building Information
E
Modeling (BIM) In Design Detailing With Focus On Interior Wall Systems, 2010. Denmark :
2-5

gunsel Mehmet F. 2011. Benefits Of Building Information Modeling For Contruction Managers
as
And BIM Based Scheduling.[Skripsi]. Civil Engineering. Worcester Polytechnic
Institute.Amerika Serikat

rman, T.M, Simonian L., Speidel E. 2010. How Building Information Modeling Changed The Mep
E
Coordination Process [Skripsi].California Polytechnic State University, San Luis Obispo, Ca,
Usa

tinen Teemu. 2010. Advantages And Disadvantages Ff Verticl Integration In The Implementation
as
Ff Systemic Process Innovations: Case Studies On Implementing Building Information
Modeling (BIM) In The Finnish Construction Industry [Skripsi]. Degree Program Of
Information Networks – Business Process Networks. Faculty Of Information And Natural
H Sciences. Aalto University. Finlandia

nhardt. 2009. BIM Tools. Di dalam skripsi : Mehmet F. Hergunsel (Ed). Benefits Of Building
Information Modeling For Contruction Managers And BIM Based Scheduling, 2011. Amerika
er Serikat : 23-26

utri Febriana. 2011. Manajemen Konstruksi Pembangunan Jalan Layang Non Tol Pt. Waskita
Karya [Makalah]. Bogor : Departemen Teknik Sipil Dan Lingkungan, Institut Pertanian
K
Bogor ueller Wolfgang. 2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung : Refika Aditama

ll Janni. 2010. Building Information Modeling (BIM) In Design Detailing With Focus On Interior
Wall Systems [Skripsi]. Department Of Civil And Environmental Engineering At U.C.
o
Berkeley And Dtu Management At The Technical University Of Denmark. Denmark

3
3
eh
ndaro. 2009. What Is BIM?. Di dalam skripsi : Mehmet F. Hergunsel (Ed). Benefits Of Building
Va
Information Modeling For Contruction Managers And BIM Based Scheduling, 2011. Amerika
Serikat :5-7

34
LAMPIRAN

3
5
mpiran 1. Tabel Deskripsi program-program untuk BIM (Reinhardt, 2009)
La
Product Name Manufacturer Primary Function
dpipe HVAC AEC Design Group 3D HVAC Modeling
Ca
vit Architecture Autodesk 3D Architectural Modeling and
R
parametric design
toCAD Architecture Autodesk 3D Architectural Modeling and
e
parametric design
vit Structure Autodesk 3D Structural Modeling and
A
parametric design
vit MEP Autodesk 3D Detailed MEP Modeling
u
toCAD MEP Autodesk 3D MEP Modeling
toCAD civil 3D Autodesk Site Development
R
dpipie Commercial Pipe AEC Design Group 3D Pipe Modeling
rofiler Beck Technology 3D conceptual modeling with
e
realtime
cost estimating.
R
ntley BIM Suite Bentley Systems 3D Architectural, Structural,
e
croStation, Bentley Mechanical, Electrical, and
A
hitecture, Structural, Generative Components
u
chanical, Electrical, Modeling
A
nerative Design)
u
C
trak CSC (UK) 3D Structural Modeling
a
S/2 Design Data 3D Detailed Structural
D
Modeling
P
rication for AutoCAD East Coast 3D Detailed MEP Modeling
P CAD/CAM
ital Project Gehry CATIA based BIM System for
Be
Technologies Architectural, Design,
(M
Engineering,
i
and Construction Modeling
Ar
ital Project MEP Gehry MEP Design
c
tems Routing Technologies
M
hiCAD Graphisoft 3D Architectural Modeling
e
P Modeler Graphisoft 3D MEP Modeling
Ge
draCAD Hydratec 3D Fire Sprinkler Design and
Modeling
Fas
toSPRINK VR M.E.P. CAD 3D Fire Sprinkler Design and
S
D Modeling
eCad Mc4 Software Fire Piping Network Design
Fa and
b Modeling
M D-Duct Micro Application 3D Detailed MEP Modeling
E ctorworks Designer Nemetschek 3D Architectural Modeling
Dict Designer 3D, Pipe QuickPen 3D Detailed MEP Modeling
g igner 3D International

36

D
ig
S
La mpiran 1. Lanjutan
Product Name Manufacturer Primary Function
R A RISA Full suite of 2D and 3D
Technologies Structural
Design Applications
Ikla Structures Tekla 3D Detailed Structural
Modeling
inity Trelligence 3D Model Application for early
S concept design
o Ofice Vico Software 5D Modeling which can be
used to
T generate cost and schedule data
werCivil Bentley Systems Site Development
e Design, Site Planning Eagle Point Site Development
e

Aff

Vic

Po
Sit

37
• .

Lampiran 2. Gambar 3D pemodelan gedung Perpustakaan IPB

OJ
0
cc
0
"""I

)>
cc
::::!.
o
c
.......
c
0)
c::J
<
CD 38
s
" "

o;::::.:
"I

'<
mpiran 3. Tabel jenis beam dan ukurannya
La
Jenis Beam Ukuran
TB1 400 x 800
TB2 350 x 800
TB3 350 x 800
TB4 350 x 550
TB5 200 x 450
TB6 200 x 500
B1 400 x 800
B2 350 x 750
B2A 350 x 750
B3 500 x 800
B4 250 x 350
B5 350 x 750
B5K 350 x 750
B6 450 x 450
B6A 450 x 500
B7 300 x 450
B7A 150 x 500
B8 250 x 450
B8A 200 x 300
B9 200 x 400
B9K 200 x 400
B10 200 x 400
B10K 200 x 400
B11 200 x 350

39
mpiran 4. Tabel jenis kolom dan ukurannya
La
Jenis Kolom Ukuran
K1K 550 x 550
K1 D550
K1A D500
K1B D350
K2 500 x 500
K2A 550 x 550
K2B 550 x 550
K3 500 x 500
K3A 550 x 550
K3B 550 x 550
K3C D250
K4 200 x 400
KL 200 x 400 x 400

40

Lampiran 5. Component catalog pada store stairs, ladder, dan railing

i
wre mesh
i
Sta rs, Ladders, Railing

Cage Ladder (S.60) Connection plate . Create hole arou .. Handrailing (1024) Helicoidal stairs ( ... Ki ckp I ate (S75) Ladder (S.35) Ladder Pieces (1 .. Multiple beam rai.. Po lybe am pan (S... Pre cast stairs (6 5)

Railing beam to b... Railing beam to p.. Railing double cu .. Railing plane to b... Railing plane to p.. Railings (S77) Spiral stair (S.68) Stair Base Detail . Stairs (S.71)
\
Stairs (S82) Stairs detail (1038)

Stairs detail (1039) Stairs detail (1043) Stairwells and el.. Stanchion curved... Stanchion doume.. Stanchion side nt. Stanchion side pr.; Stanchion weld( Stanchions (S76) Stanchions - Raili.. Stringer cut (1023)

OJ
0
cc
0
"""I

)>
cc Stringer stanchio.. Stringer stanchio.. Welded column Wooden steps pa .. Z pan (S74) ...
::::!. .
o m
c

4
1

Lampiran 6. Contoh detail Model Organizer pemodelan gedung Perpustakaan IPB pada software Tekla Structures 17

ClJ Logical Areas Name Grid Location Profile Top Level Mark Material Phase NAME/. .. 08JEC ... 08JEC. .. MATER .. PROF'IL. .. MATER .. PART_ ... j

~~ Object Types
l tai Atap\8eam\B10 (8)

:~
EJ..IJ~ . ' an
~- -~a Beam (0). 810 -Y12/Y14-Y24 PLT20!t400 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 810 PART P .. PART Concret .. PLT20!L CONOR. .. b/0(?)
: :- .. Jl~ 810 (3) 810 -/Y3-Y10 PLT200•400 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 810 PART P .. PART Concret.. PLT200 ... CONOR. .. b/0(?)
: :- .. ..1.1~ 810K (4) 810 -Y12/Y1-Y2 PLT200.400 +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 810 PART P .. PART Concret .. PLT200 ... CONOR. .. b/0(?)
: :-----~~ 86 (43) Joint Id ..
: j ! -~ 89 (10)
Joint Id ..
: L 1:1~ B9K (16)_
:·· .l:Ja Plat (2)_ Joint Id ..
El· 1ocr Ra:rigka Pi pa (0: Joint Id ..
:-- --8~ Pi pau!i. (24). 810
-I PLT200•400 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 810 PART P .. PART Cencret .. PLT200 ... CONOR. .. b/0{?)
:-----~~ Pi pa El (24) lantai Atap\8eam\B10K (4)
:----~~ Pipa C (24)
j .....o~ Pi pa D (24) 810K -/Y14-Y24 PLT20!t400 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 810K PART P .. PART Concret .. PLT200 ... CONOR. .. b/0(?)
:-····I.I~ Pi pa Penjen 810K -/Y1-Y2 PLT20!t400 +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 810K PART P .. PART Concret .. PLT200 ... CONOR. .. b/0{?)
L ... 1:1~ Pipe Tiang Joint Id ..
I
Joint Id ..
EJ···IJ~ Lentei desar (0)
~-.1~ Kdlo:m (0)
1~
lantai Atap\8eam\86 (48)
: :----·i;i~ K1 K (36) 86 -X1/Y25-Y11 PLT4:5(t450 +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0{?)
: :-----1.1~ K4 (4) 86 Y21-/Y3- PLT450.450 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. ..
b/0(?)
: L ... i;i~ KL (4)
86 Y20-Y4/- PLT 4:50•450 +25.200 b/0(?) Concrete - llndef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0{?)
:··· -ij'~ Slab &OM M (36;
PLT450.450
86 Y19-Y5/- +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0{?)
:-----~~ Ta:n;gga (2)
El a,~ TieBeam (0) 86 Y18-Y6/- PLT450•450 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Coneret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0(?)
j .....1:1~ T81 (4) 86 Y17-Y7/- PLT450•450 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0{?)
:-····1:1~ TB2 (14) 86 Y16-Y8/- PLT450.450 +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0{?)
:-····1:1~ T83 (4) 86 -Y9/Y3- PLT450•450 +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0(?)
:----·i;i~ T84 (64) 86 -/Y2-Y10 PLT450•450 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0{?)
:-----~~ TBS (3()) PLT450.450
86 -/Y25-Y11 +25.200 b/0(?) Concrete Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Concret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0(?)
L... 1:1~ TB6
OJ (43) 86 -/Y24-Y1 PLT45(t450 +25.200 b/0(?) Concrete - Undef ... Phase 1 86 PART P .. PART Cencret .. PLT450 ... CONOR. .. b/0(?)
0
c c ~---IJ~ Lentai LMR (0)
Beam (0)
86
86
-/Y23-Y13
-IY22-Y14
PLT450•450
PLT450.450
+25.200
+25.200
b/0(?)
b/0(?)
Concrete - Undef ...
Concrete - Un def
Phase 1
Phase 1
86
86
PART P ..
PART P ..
PART
PART
Concret..
Concret ..
PLT450 ...
PLT450 ...
CONOR. ..
CONOR. ..
b/0{?)
b/0(?)
0 •

.
~- -~1~

:-----~~ 810 (3)

)> L ~~ 811 (31 ~ r,. ,.,,, . . . n=.+ .... r,. ,.,n ... . rcl
cc I RI': V11':.V~I- Pl TAJ;i'r•.t..n ~?1;.?l\11 h/lY.11 lln,j..f Ph.~Q 1 RI': P.!!.RTP P.!!.RT Pl TAl'J"I rn~1nr:i h/lY.11
~- I "r
::::!. '" l-lieracbicel definition: \!antai l\tap[423533]
o I Name lard:ai Al:ap :I
type:DOT _HIBRAROHIC_08JECT _TYPE. drawable.False,
hierarchical children:3. associated hierachical objects:O
guid:

c
Re I Objects: 2321

4
2

Lampiran 7. Task Manager dan Barchart pemodelan gedung Perpustakaan IPB pada software Tekla Structures 17

Task Name Planned I Actual Start I Planned I Planned I Actual End I Percerr"'--,1~Se---=.pt_e~m_be_r_~-~-----'-lo~ct-dbe~r--~-~--,--L-N_<'N_e~m_be_r~--~-~-.1-D_ece~m_·_be.._. -r-
~-il -
1 El PEKERJMN PONDASII I Start Date Date Duration End Date Date Comph 35 I 36 I 37 I 38 I 39 I 40 I 41 I 42 I 43 I 44 I 45 I 46 I 47 I 48 I 49 I so I 51 52
~1~011 ~1~011 2~~- 1Wf9.f2_ 1W1~- 1
1r-~~~~~~~~~~~~~~-~~-~-~-~-~-~--~-~-~-~-
,
2 Pondasi Tiang Pancang Mini... 9/14.12011 9/14/2011 25.00d 10/18/2011 10/4/2011
3 Pile cap P-1 (60x00x60) 9.121.12011 9/15/2011 10.00 d 10/4.12011 10/5/2011 -
4 Pile cap P-2 (13!:D:.00.:.65) 9.121.12011 9/15.12011 10.00 d 10/4/2011 10/5.12011
5 Pile cap P-4 (13!:D:.135x:85) 9.121.12011 9/15/2011 10.00 d 10/4/2011 10/5/2011
6 Pile cap P-3 (190x210x:120) 9.121.12011 9/15/2011 10.00 d 10/4/2011 10/5/2011
7 Pile cap P-9 (210x:210x:120) 9.121/2011 9/15/2011 2000d 10/18:/2011 10/5/2011
3 El Pit Lift
1,w12n 1w1.212 _ 6.00d 1,w19.12 1W14/2
9 LBntai P~ Lift
10/12/2011 10/13/2011 6.00d 10/19/2011 10/14/2011
10 Dinding P~ Lift
10/12/2011 10/12/2011 6.00d 10/19/2011 10/14/2011
11 Tie beam 1181 (40x:30)
9/21.12011 9/19/2011 20.00d 10/18/2011 10/5/2011
12 Tie beam TB2 (3&:30)
9.121.12011 9/19/2011 10.00 d 10/4.12011 10/5/2011
13 Tie beam TB3 (3&:00)
9.121.12011 9/19/2011 20.00d 10/18/2011 10/5/2011
14 Tie beam TB4 (3.!:&65)
9.121.12011 9/19/2011 10.00 d 10/4.12011 10/5/2011
15 Tie beam TB5 (20x:45) 9.121.12011 9/19/2011
10.00 d 10/4.12011 10/5/2011
16 El PEKERJMN KONSTRl!JK.... 9.12812011
50 ..0 ..... 12/6/2011 12130/2 ..... ~ ........
9.126/2011
L
45.:0. ... 11/29.12 .... _ 11122/2 ...,..
17 El LANIAII DASAR {ELV_ ---- 9.12812011 9.126/2011 ...,...
13 Kolom K1 K (6.:&,;.65) 9.128.12011
9.128/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
19 Kolom K4 (20x:40) 9.128.12011
9.128/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
20 Kolom KL (20x:40x:40~ift 9.128:.12011 ==±:
9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
OJ 21 Balok B 1 (40x:00) 9.128.12011
9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
0 22
c c 23
Balok 82 (3!:D:.75)
Balok BJ (S(kOO)
9.128.12011
9.128:/2011
9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011

0"""I so
" " 9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
24 Balok B5 (3&:75) 9/28:/2011 ;::::.: 9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
)> '<
cc 25 Balok BG (45:,::45) 9/28:/2011 9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
9123/2011 15.00d 10/18:/2011 11!22/2011
::::!.
o
26
27
Balok B7 (3&:45)
Balok B 3 (25x:45)
9128:/2011
9/28:12011
c 23 Balok B9 (20x:40) 9128/2011
9.123/2011 15.00d 10/18:/2011 11!22/2011
,-+ 9123/2011 15.00d 10/18:/2011 11!22/2011
c"""I 29 Balok B9K {20x:40) 9.128:/2011 9.123/2011 15.00d 10/18/2011 11!22/2011
~ I
0 '" .I [J[J

c
::J
<"
=:::±
------i-

==±
=:::±

=:::±

4
3

Lampiran 7. Lanjutan
T as.k Manager
,. -=------ b·fJ·~· \
- -- ----- -- --- - ~
:~ Task Name
I Planned
Start Date
I A.ctual Start
Date
I Planned
Duration
I Planned
End Date
I A.ctual End
Date
I Percer
Comp IE .... September IOctdber I November December
....

1 .J
30 Balok B 10 (20:,::40) 9/28/2011 9/28/2011 15.00d 10/18/2011 11/22!2011
35 IJB 137 IJ8 IJ9 140 141 142 lo I« 145 146 147 148
Jen149 I so 151 52

...;ii
31 Balok B10K (20x:40) 9/28/2011 9/28/2011 15.00d 10/18/2011 11/22!2011
32 Plat lantai t.00 mm ; elv. - ... 10/5/2011 9/26/2011 35.00d 11/22!2011 9/J0/2011
~· llllllllii
.
33 Plat lantai t.150 mm ; elv ... 10/5/2011 9/26/2011 10.00 d 10/18/2011 9/J0/2011

~
._.
34 Plat lantai t.12 cm ; elv. 0 ... 10/5/2011 9/26/2011 10.00 d 10/18/2011 9/J0/2011
35 Plat tangga Utama 10/19/2011 9126/2011 JO.OOd 11129/2011 9/J0/2011
36 Plat Bordes Tangga Lltama 10/19/2011 9126/2011 JO.OOd 11129/2011 9/J0/2011
37 El LANllAII 1 (ELV_ +0.05 --· 10./5.12011 lOfl./2011 20_0
11/1.12011 11./2212 .. _._ ; .......
.....
38 Kolom K1 d .50cm 10/5/2011 10/17/2011 15.00d 10/25/2011 11/22!2011
39 Kolom K2 (00.:.60) 10/5/2011 10/17/2011 15.00d 10/25/2011 11/22!2011 - -
40 Kolom K3 (00.:.60) 10/12/2011 10/17/2011 10.00 d 10/25/2011 11/22!2011
41 Kolom K4 (20x40) 10/12/2011 10/17/2011 10.00 d 10/25/2011 11/22!2011
42 Kolom ~L (20x:40x:40) lift 10/12/2011 10/17/2011 10.00 d 10/25/2011 11/22!2011
43 Balok 81 (4.0x:00) 10/12/2011 10/10/2011 10.00 d 10/25/2011 10/14/2011 i

44 Balok 82 (35x75) 10/12/2011 10n12011 10.00 d 10/25/2011 10/14/2011


45 Balok 83 (SOx:00) 10/12/2011 10n12011 10.00 d 10/25/2011 10/14/2011
46 Balok BSK (35x75) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011
47 Balok 86 (4:K45) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011
48 Balok 87 (J<k45) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011
49 Balok BP; (25x45) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011
50 Balok 89 (2(k40) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011
OJ
0 51 Balok B9K (2(k40) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011
c 52 Balok 810 (20x:40) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/14/2011

c 53 Balok B10K (20x:40) 10/12/2011 10n12011 15.00d 11/1/2011 10/19/2011


0
"""I 54 Plat lantai t.12 cm , elv. 4 ... 10/19/2011 10n12011 10.00 d 11/1/2011 10/19/2011
)>
cc 55 Plat Tangga 10/28/2011 10n12011 23.00d 11129/2011 10/19/2011

::::!. 56 Plat Bordes Tangga Lltama 10/23/2011 10n12011 23.00d 11129/2011 10/19/2011
o
c 57 El LANllAII 2 { ELV_ +4.150 10/19./2 10.120./2 .. _._ 30_0 11./29./2 11/18./2 .. _._ __
,

58 Kolom K1A d.50cm 10/19/2011 10/25/2011 15.00d 11/S/2011 11/1S/2011


~ I m .I [ill]

4
4

Lampiran 7. Lanjutan

@
Task Man.tger ... ~
:;ii I
J:
C l
,,. . Task Name I Planned I Actual Start I Planned I Planned I Actual End I Percer .....
September
October I November I December Jan ....
[~ Start Date Date Duration End Date Date Cornph
136 137 138 139 140 141 142 lo 144 145 146 147 148 149 I so 151 52
-6'
---
El LANIAII 2 (ELV_ +4.150 10/19/2 10/20/2 Jo_o_ 11/29/2 11/18/2
ii!' -'I
·- _J
57 1 T ,..,
58 Kolom K1 A d .50cm 10/19/2011 10/25/2011 15.00d 11/8/2011 11/18/2011
[
~ S9 Kolom K3A (55:65) 10/19/2011 10/25/2011 15.00d 11/8/2011 11/18/2011

ii
OJ
00 Kolom K4 (20x40) 10/19/2011 10/25/2011 15.00d 11/8/2011 11/18/2011

5"
Q 61 Kolom Kil (20x40x:40) lift 10/19/2011 10/25/2011 15.00d 11/8/2011 11/18/2011
-
..-., -
2 l. 62 Balok 85 (3.:&,::75) 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011
g 63 Balok 86 (45x:450 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011
..-.,
..;
"C 64 Balok 87 (JOx:45) 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011
e
;::i. ..;
Cl 65 Balok 88 (2::&,::45) 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011
::::, -..-.,
iii' 66 Balok 89 (2flx:40) 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011
::::,
OJ 67 Balok B9K (2flx:40) 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011
0

s
( Q
- ..-.,
68 Balok 810 ( 20x40) 10/19/2011 10/24/2011 16.00d 11/9/2011 10/31/2011
_;
69 Balok B10K (2flx:40) 10/19/2011 10/24/2011 15.00d 11/8/2011 10/31/2011 - r-r-

70
71
Plat Lantai t .12 cm : elv .8 ... 10/19/2011
Plat Tangga 11/1/2011
10/21/2011
10/20/2011
15.00d
21.00d
11/8/2011
11/29/2011
11/18/2011
11/18/2011
-
72 Plat Bordes Tangga Utama 11/1/2011 10/20/2011 21.00d 11/29/2011 11/18/2011
- -
73 El LANIAII 3 (ELV_ +8.350 10/26/2 11/2/2011 25_,0_ 11/29/2 11/21/2 1 ..,... .....-,
74 Kolom K1B d. 35cm 10/26/2011 11/7/2011 15.00d 11/15/2011 11/21/2011
75 Kolom K3B (5'5:65)cm 10/26/2011 11/7/2011 15.00d 11/15/2011 11/21/2011
76 Kolom K4 (2flx:40) 10/26/2011 11/7/2011 15.00d 11/15/2011 11/21/2011 - -- L....c

77 Kolom Kil (2flx:40x.40) lift 10/26/2011 11/7/2011 15.00d 11/15/2011 11/21/2011


~
OJ
0 78 Balok B4 (2::&,::35) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011
--
cc 79 Balok B5 (J.:&,::75) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011

"""I 30 Balok B6 (45x:45) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011

)> 31 Balok B7 (JOx:45) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011


cc -82 Balok 88 (2::&,::45) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011
--
o 83 Balok 89 (2flx:400 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011
c 84 Balok B9K (2flx:40) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011
..... .....
85 Balok 810 (2flx:40) 10/26/2011 11/2/2011 15.00d 11/15/2011 11/9/2011
~ I

"'
.I

~ O!O

~
45

~

Lampiran 7. Lanjutan

Task Man.tget" ... ~

I Planned I Actual Start I Planned I Planned I Actual End I Percer .... September October November December Ja: ....
.---,
·- _J
.85 Balok B 10 (20x:40) 1012612011 111212011 15.0!Jd 1111512011 11/912011
36 Balok B lOK (20x:40) 10126/2011 11!2/2011 15.0!Jd 11115/2011 11/9/2011 --
37 Plat lantai t12 cm : elv. 1 .. 111212011 11/3/2011 lOO!Jd 11/15/2011 11/9/2011
38 Plat Tangga 11/912011 11/3/2011 15.0!Jd 11129/2011 11/9/2011
&9 Plat Bordes Tangga Lltama 11/912011 11/3/2011 15.0!Jd 11129/2011 11/9/2011
10/26/2
90 El LAN"JAII 4 ( ELV .. +12.5 ... 11/7.12011 25J0 11fl9/2 11fl9/2 1 ... ...
91 Kolom Kl B d.35:::m 10126/2011 11/17/2011 25.0!Jd 11129/2011 11129/2011 ----
92 Kolom K3C d.25cm 10126/2011 11/17/2011 25.0!Jd 11129/2011 11129/2011
93 Kolom K4 (Zfi,::40) 10126/2011 11/17/2011 25.0!Jd 11129/2011 11129/2011
---
94 Kolom KL (Zfi,::40x40) lift 10126/2011 11/17/2011 25.0!Jd 11129/2011 11129/2011
95 Balok 86 (45x:45) 10126/2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
-
96 Balok B7A (0.15x0.5) 10/2,6/2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
-
97 Balok B8A (25x45) 10126/2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
-
98 Balok 89 (2a,::40) 1012·6!2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
99 Balok B9K ( 20x40) 10126/2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
100 Balok B 10 (20x:40) 10126/2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
101 Balok B lOK (20x:40) 10126/2011 11/7/2011 25.0!Jd 11129/2011 11/22/2011
102 Plat lantai t12 cm : elv. L 1012,6/2011 11/14/2011 25.0!Jd 11129/2011 11mno11
103 Plat Tangga 11/912011 11/25/2011 15.0!Jd 11129/2011 11129/2011
104 Plat Bordes Tangga Lltama 11/912011 11125/2011 15.0!Jd 11129/2011 11129/2011
- -
105 El LAN"JAII LMR (ELV_ +L
OJ 1112/2011 11/18/2 20J0 11fl9/2 11fl8f2 1 .. ...
0 106 Kolom Kl B d.35 cm 111212011 11121/2011 20.0!Jd 11129/2011 11123/2011
cc -
107 Kolom K4 (Zfi,::40) 111212011 11121/2011 20.0!Jd 11129/2011 11123/2011 -
"""I 108 Kolom KL (Zfi,::40x40) lift 111212011 11121/2011 20.0!Jd 11129/2011 11123/2011
)> 109 Balok 86 (45x:45) 111212011 11/21/2011 20.0!Jd 11129/2011 11/23/2011
-
cc
110 Balok 89 (20x40) 111212011 11/21/2011 1300d 11/25/2011 11/23/2011
o -
c 111 Balok B&K (20..::40) 1112/2011 11/21/2011 20.0!Jd 11129/2011 11/23/2011
112 Balok B 10 (20x:40) 1112/2011 11/21/2011 20.0!Jd 11129/2011 11123/2011
.... - .....
113 Balok B lOK QOx:40) 111212011 11121/2011 20.0!Jd 11129/2011 11123/2011
~ ~ ~
~ I
"' J
w
4
6
L ampiran 7. Lanjutan

47
• .

Lampiran 8. Gambar hubungan task manager dengan model 3D

~
s

.
I
~
5 ~ I
6 Pile cap P-8 (190x210x:120) ~
7 Pile cap P 9 (210x:210x:120)
0
~
i
8 El Pit Lift
i
9 L..anta Pit Lift 8
10 Dind ng Pit Lift 8
11 Tie beam TB1 (4U,;:OO)
~
12 Tie beam TB2 (3&:00)
~
13 Tie beam TB3 (3&:00)
~
14 Tie beam TB4 (35:65)
~
15 Tie beam TBS (2{k45)
~
16 El PEKER!IAAN
l KONSTRUKS _
.. .
l 17 1±1 L.ANlAI
l DASAR (ELV_ ----
37 1±1 L.ANlAl
I 1 (ELV_ +0"05 ----
OJ 1±1 L.ANlAl 2 (ELV_ +4.150... p::::a.. $
0 57
===d---=~~~_:_~~~~--t-~- s;;;;
cc 73
l .
1±1 L.ANlAI 3 (ELV_ +8.350___ $ $
0 I ,
,
"""I 90 1±1 L.ANlAl
I 4 ( ELV_ +12.5 ... 0 0
)> 105 1±1 L.ANlAI LNR (ELV_ + 16 _
cc
::::!. 115 1±1 LANlAI Al
o AP
c
Pan Current phase 1 179'5 + O object(s) selected

4
8
L ampiran 9. Gambar 2D gedung Perpustakaan IPB tampak samping

49
L ampiran10. Gambar 2D gedung Perpustakaan IPB tampak atas

50
L ampiran 11. Gambar 2D gedung Perpustakaan IPB tampak depan

51

You might also like