Professional Documents
Culture Documents
Perubahan Sistem Pergudangan Dengan Metode 5S Dan Perancangan Sistem Informasi Pendukung Pada PT Indokarlo Perkasa
Perubahan Sistem Pergudangan Dengan Metode 5S Dan Perancangan Sistem Informasi Pendukung Pada PT Indokarlo Perkasa
ABSTRACT
The problems that occurred in PT Indokarlo Perkasa especially at the warehouse of raw
materials is the need for improvement on the current layout as well as the system is running now. All
running on the warehouse that require more evaluation system is running effectively and efficiently,
so that the safety and comfort of workers in completing the work is created. The most crucial issues in
the warehouse is the lack of implementation of 5S in it, the less effective the form layout, mapping
product is not regular, the placement and retrieval of material flow in and out is also not regular, and
there is not system that regulates the effectiveness of the placement and retrieval of material. It was
proposed to evaluate the state of repair with the field now using 5S method; and layout improvements
proposed by ARC method along with the distance between the gang theory, the theory of noise level,
and also the theory of lighting levels; then repair mapping product with ABC method Analysis
(Pareto); as well as laying and retrieval system design materials that can support the work of a
warehouse clerk. So form some the above proposals, resulting proposal to form a horizontal layout of
the entrance to warehouse, moving the office area and area consumable, mapping product that is
more regular along with categories of material, maximizing the capacity of the material into a 9018
boxes, shelf replenishment to 109 racks, as well as alignment spacing between racks to 110 cm. (LLY,
MF, NA)
Keywords: Inventory, 5S, Layout, Warehouse, Mapping Product, Web Based Information System
ABSTRAK
Permasalahan yang terjadi di PT Indokarlo Perkasa khususnya pada bagian gudang bahan mentah
(raw material) adalah perlu adanya perbaikan mengenai layout sekarang beserta sistem yang sedang
berjalan sekarang. Semua yang berjalan pada gudang tersebut memerlukan evaluasi lebih agar
sistem berjalan secara efektif dan efisien, sehingga keamanan dan kenyamanan pekerja dalam
menyelesaikan pekerjaannya tercipta. Permasalahan paling krusial di dalam gudang tersebut adalah
kurangnya penerapan 5S, bentuk layout yang kurang efektif, mapping product yang belum teratur,
alur penempatan dan pengambilan material masuk maupun keluar juga belum teratur, serta belum
ada sistem yang mengatur keefektifan penempatan dan pengambilan material. Untuk itu diusulkanlah
perbaikan dengan melakukan evaluasi keadaan gudang sekarang menggunakan metode 5S; lalu
perbaikan layout usulan dengan metode ARC beserta teori jarak antar gang, teori tingkat kebisingan,
dan juga teori tingkat pencahayaan; lalu perbaikan mapping product dengan metode ABC Analisis
(Pareto); serta perancangan sistem peletakkan dan pengambilan material yang dapat mendukung
pekerjaan para petugas gudang. Sehinga dari beberapa usulan, dihasilkan layout usulan menjadi
bentuk horizontal dari pintu masuk gudang, memindahkan area office dan area consummable,
mapping product yang lebih teratur beserta kategori materialnya, memakasimalkan daya tampung
material menjadi 9018 boks, penambahan rak menjadi 109 rak, serta penyelarasan jarak antar rak
menjadi 110 cm. (LLY, MF, NA)
Kata Kunci: Persediaan, 5S, Layout, Gudang, Mapping Product, Sistem Informasi Berbasis Web
PENDAHULUAN
PT Indokarlo Perkasa didirikan pada tanggal 14 Desember 1988 di Jakarta. Perusahaan ini
memproduksi komponen karet dan juga metal baik untuk industri otomotif dan non-otomotif. Pada
awalnya, pabrik ini berada di Bekasi dengan luas 3500 meter persegi. Pada tahun 2004, perusahaan
pindah ke Cibinong, Bogor untuk memperluas skala produksi dengan luas pabrik 50.000 meter
persegi. Produk perusahaan biasanya dipasok ke perusahaan otomotif terkemuka seperti Toyota,
Daihatsu, Honda, Mitsubishi, Nissan, General Motors, Suzuki, Honda Motor, Yamaha, Kawasaki, dan
lain-lain.
Pada setiap pabrik pasti memiliki gudang (warehouse) sebagai tempat penyimpanan bahan mentah
(raw material). Di PT Indokarlo Perkasa ini terdapat dua buah gudang penyimpanan, diantaranya
adalah gudang bahan mentah (raw material) dan gudang barang jadi (finished good). Pada penelitian
tugas akhir ini, permasalahan yang dibahas berfokus pada persediaan gudang bahan mentah (raw
material). Di dalam gudang bahan mentah ini terdapat permasalahan-permasalahan genting yang
membuat kinerja para petugas gudang menjadi tidak optimal. Diantaranya adalah bahan mentah (raw
material) yang datang dari pemasok (supplier) ketika sampai di gudang, seringkali diletakkan secara
acak oleh petugas gudang. Penomoran rak-rak yang ada di gudang seolah-olah tidak berfungsi dengan
baik di sana. Hal ini menyebabkan sulitnya ketika mencari material mana yang akan dikirim ke divisi
produksi pada waktu tertentu. Masalah selanjutnya adalah layout gudang di perusahaan ini masih
dikatakan belum ergonomis. Dapat dilihat dari sisi peletakkan rak yang kurang teratur untuk bahan
mentah atau barang yang dikategorikan fast moving, bahan mentah yang jumlahnya banyak ataupun
sedikit dalam setiap pemesanan, maupun bahan mentah yang bahannya terbuat dari bahan berbahaya
atau tidak. Padahal saat ini, perusahaan menerapkan sistem SAP dalam menjalankan dan mengatur
produksi. Dari SAP, dapat diketahui berapa banyak dan kapan material akan digunakan. Data tersebut
digunakan oleh petugas PPC bagian penjadwalan untuk membuat jadwal kedatangan material, yang
selanjutnya digunakan oleh petugas gudang sebagai dasar dalam penerimaan material masuk. Tetapi,
karena kurangnya training yang dilakukan perusahaan bagi karyawannya atas penggunaan SAP, maka
SAP pun tidak berfungsi dengan baik. SAP yang digunakan perusahaan juga menggunakan jasa
outsource. Sehingga akan mengeluarkan biaya yang mahal untuk memperbaikinya.
Untuk mendukung optimalnya pekerjaan petugas gudang dalam penyimpanan bahan mentah tersebut
maka dilakukannya usulan perancangan sistem informasi pendukung yang berfungsi untuk membantu
petugas gudang dalam pengalokasian dan penempatan material pada kolom dan boks. Selain itu
adanya perbaikan layout gudang dengan menggunakan metode 5S yang nantinya diharapkan dapat
mempermudah dan membuat petugas gudang menjadi merasa aman, nyaman, dan efisien dalam
bekerja karena pengaturan rak berdasarkan bahan mentah yang dikategorikan sebagai fast moving,
bahan mentah yang terbuat dari bahan berbahaya atau tidak, dan bahan-bahan yang jumlahnya sedikit
atau banyak dalam setiap pemesanannya. Sehingga produktivitas petugas gudang akan semakin
meningkat.
METODE PENELITIAN
1. Pengajuan Surat Survei PT Indokarlo Perkasa
Sebelum melakukan observasi, terlebih dahulu mengajukan surat survei kepada perusahaan
dengan tujuan keresmian atas penelitian yang dilakukan kelompok kami untuk menyelesaikan
tugas akhir skripsi ini.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan yang dilakukan khusus pada daerah gudang bahan baku (raw material).
Observasi yang dilakukan dalam sisi teknik industrinya adalah mengecek layout sekarang, jumlah
bahan baku yang terletak di dalam gudang, jumlah rak dan jumlah box, dan melihat keadaan
gudang apakah sudah sesuai dengan penilaian 5S atau tidak. Sedangkan observasi dalam sisi
sistem informasi adalah mengecek apakah perusahaan sudah memiliki sistem yang terhubung antar
petugas gudang untuk mempermudah mereka dalam peletakkan bahan baku sesuai kelasnya dan di
rak yang sesuai.
3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam penelitian skripsi ini adalah dibagi menjadi 4, yaitu
Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan Untuk Mempermudah Petugas Gudang,
Perbaikan Layout Gudang Agar Lebih Ergonomis, Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Jika
Dibandingkan Dengan Proses Manual Perusahaan, Pengaruh Perubahan Layout Usulan Dengan
Layout Sebelumnya.
4. Penentuan Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini diantaranya adalah Merancang Sistem
Informasi Manajemen Persediaan Di Gudang Bahan Baku, Menerapkan Perbaikan Layout Gudang
Bahan Baku, Melihat Pengaruh Akibat Adanya Penerapan Sistem Informasi Di Gudang Bahan
Baku Sekarang Dengan Sebelumnya, Melihat Pengaruh Perubahan Layout Usulan Di Gudang
Bahan Baku Sekarang Dengan Sebelumnya.
5. Studi Pustaka
Dalam studi pustaka yang dipelajari melalui referensi buku, jurnal, website terkait, bahkan dari
referensi lain yang berhubungan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini bertujuan untuk
mendapatkan solusi yang tepat dalam memperbaiki sistem yang telah ada sekarang sehingga
menjadi lebih baik lagi sesuai teori yang dipelajari tersebut.
6. Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan bertujuan untuk pengambilan keputusan terbaik dalam membuat
sistem usulan bagi gudang PT IKP. Data-data yang diambil diantaranya adalah Profil Perusahaan,
Data Jenis Bahan Mentah (Raw Material), Data Nama Dan Jenis Rak, Data Surat Keluar Barang,
Data Stock Opname, Data Bahan Mentah Yang Paling Banyak Laku, Data Layout Sekarang.
7. Pengolahan Data
Data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya diolah dengan menggunakan rumus ABC, bahan
baku yang ada di gudang dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu fast moving, medium moving, dan
slow moving. Setelah itu, dilakukannya mapping rak untuk peletakkan bahan baku berdasarkan
tingkatan kelasnya masing-masing.
8. Analisis Dan Pembahasan
Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan untuk usulan perbaikan di
gudang bahan baku tersebut. Alasan-alasan yang sesuai dengan apa yang dilakukan akan
dijelaskan secara lengkap di sub bab ini.
9. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi
Pada sub bab ini dijelaskan sistem informasi yang telah berjalan di gudang bahan baku PT IKP.
Tujuannya agar dapat menganalisis sistem yang ada sekarang dan memperbaikinya dengan sistem
yang lebih sesuai yang akan diterapkan di gudang tersebut.
10. Pembuatan Program
Pada sub bab ini dibuat sebuah perancangan model sistem informasi berupa simulasi program SAP
perusahaan yang membantu mempermudah petugas gudang dalam menjalankan tugasnya.
11. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan diambil dari hasil penyelesaian atas permasalahan yang ada. Dengan membuat
kesimpulan ini, maka telah menjawab semua perumusan masalah yang telah ada di bab
sebelumnya. Penelitian yang telah dilakukan juga dapat memberikan berbagai saran yang
diusulkan kepada perusahaan agar sistem yang dijalankan nantinya menjadi semakin baik lagi.
Sehingga berdasarkan selisih yang telah dihitung bahwa pada layout gudang usulan bisa dilakukan
penambahan kapasitas penyimpanan material sebesar 2768 boks.
Dan dapat dilihat pada tabel diatas adalah bahwa penambahan rak yang dibutuhkan sebanyak 40 rak.
Hal ini diantisipasi apabila suatu saat perusahaan mendapatkan lonjakan order akan material yang
dibuat sehingga membutuhkan ruang lebih untuk penyimpanan material. Serta untuk mengantisipasi
material yang datang kembali dari supplier sehingga membutuhkan boks lebih untuk penyimpanan.
Sedangkan boks sebelumnya sedang keluar ke ruang produksi.
Lalu jarak antar rak juga di selaraskan yaitu 110 cm. Angka ini didapat dari perhitungan ukuran rata-
rata dimensi tubuh manusia no 17 (D17) atau lebar sisi bahu laki-laki orang Indonesia dengan rentang
umur antara 23 sampai dengan 47 tahun yaitu sebesar 43,45 cm dengan menggunakan perhitungan
P95 (Perhimpunan Ergonomi Indonesia, 2013) lalu ditambah dengan lebar trolley 60 cm dan ditambah
allowance sebesar kurang lebih 6,5 cm untuk mempermudah pergerakan petugas dalam penyimpanan
dan pengambilan boks yang terdapat dalam rak dan apabila petugas bergerak melewati samping
trolley. Angka allowance yang diberikan berasal dari perhitungan standar deviasi dari rata-rata lebar
bahu laki-laki Indonesia yang berumur 23 sampai dengan 47 tahun yaitu sekitar 7,8 cm. Dikarenakan
lahan yang tidak cukup jika ditambahkan keseluruhan angka standar deviasi maka diambillah angka
6,5 cm untuk penambahan allowance-nya. Dengan adanya usulan ini diharapkan tidak ada lagi boks
yang diletakkan diluar rak yang dapat membingungkan petugas itu sendiri dalam pencarian barang
yang diperlukan. Gudang juga menjadi lebih rapi dibandingkan dengan bentuk yang sekarang.
Analisis Letak Office (beserta tingkat pencahayaan dan tingkat kebisingan) dan Area
Consumable Pada Gudang Sekarang dan Usulan
Permasalahan area office yang tergabung dengan area rak penyimpanan material. Hal ini membuat
para pekerja menjadi tidak nyaman dalam bekerja. Ukuran awal office adalah 5,35 m x 6,35 m. Lalu
dipengaruhi juga oleh kebisingan yang muncul karena petugas lain yang menyimpan material di
dalam rak, dan juga tingkat pencahayaan yang kurang memadai untuk dijadikan sebagai tempat kerja.
Rata-rata tingkat pencahayaan yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur lux meter selama 3 kali
pengambilan dalam 1 hari adalah 206,1 lux yang berarti bahwa tingkat pencahayaan ini masih sangat
kurang dan tidak baik untuk para pekerjanya yang bekerja di depan komputer dalam waktu lama
karena menurut SNI 2001 minimal tingkat pencahayaan untuk ruang kerja adalah 350 lux (Badan
Standarisasi Nasional, 2001).
Rata-rata tingkat kebisingan (TWA) yang diperoleh selama 3 kali pengukuran dalam 1 hari adalah
sebesar 100,86 dB. Hal ini berarti bahwa sangatlah tidak baik untuk keamanan para pekerjanya jika
tingkat kebisingan tersebut terus terjadi dan didengarkan oleh para pekerjanya selama 8 jam kerja.
Yang dimana standar tingkat kebisingan yang aman dalam 8 jam kerja adalah sebesar 85-90 dB
(Niebel & Freivalds, 2009). Hal ini yang membuat ide untuk memindahkan area office terpisah dari
area rak penyimpanan material, sehingga terdapat penyekat ruangan yang dapat meredam suara-suara
bising yang berasal dari luar.
Dan juga dekatnya rak penyimpanan barang-barang yang mudah terbakar (consumable)dengan rak
material. Dengan ukuran area awal adalah 5,05 m x 1,09 m. Hal ini dapat menimbulkan risiko yang
sangat besar bagi perusahaan jika terjadi kebakaran pada area tersebut. Sehingga pemindahan area
barang-barang yang mudah terbakar juga dilakukan agar area menjadi lebih efisien.
Usulan selanjutnya adalah untuk mengatasi permasalahan office yang ada adalah dengan
memanfaatkan lahan kosong di depan gudang yang berukuran sekitar 6 m x 4,82 m untuk dibuatkan
kantor bagi petugas yang bekerja di depan komputer dan 7,94 m x 3,15 m untuk gudang bahan-bahan
yang mudah terbakar (area consumable). Hal ini dibuat dengan alasan agar petugas yang bekerja di
depan komputer dapat lebih nyaman dan tidak mudah terganggu dengan kegiatan di area rak
penyimpanan material. Tingkat kebisingan pun berkurang karena terdapat sekat yang dapat sedikitnya
meredam kebisingan yang berasal dari luar ruangan lalu tingkat pencahayaan juga dapat teratasi
dengan pemasangan lampu yang cukup terang untuk bekerja. Sedangkan untuk bagian gudang bahan
mudah terbakar dipisahkan dan dijauhkan dari rak-rak penyimpanan material logam. Dan pastinya
diletakkan APAR di dalamnya agar jika terjadi kebakaran dapat teratasi dengan cepat dan dapat
mengurangi risiko tersambarnya bagian rak material metal.
Analisis 5S
Setelah perbaikan layout gudang, perubahan yang baik tentunya tidak terbatas pada satu permasalahan
saja dan penyelesaiannya pun perlu dilihat dari beberapa sisi penyelesaian. Demi efektifitas dan
efesiensi gudang di PT Indokarlo Perkasa ini maka dilihat juga dari permasalahan yang masih ada
berdasarkan penilaian 5S di perusahaan tersebut. Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada bulan
April kemarin, telah diperoleh data contoh form patroli 5S yang telah dilakukan. Berikut merupakan
contoh Form Patroli 5S dan Safety di PT Indokarlo Perkasa yang diambil pada tanggal 9 April 2015.
Tabel 3 Form Patroli 5S dan Safety
Sistem ini terintegrasi dengan program SAP perusahaan. Ketika ada material yang masuk, maka akan
dilakukan input terhadap sistem pergudangan untuk merubah jumlah material. Secara otomatis, data
jumlah material yang ada pada program SAP akan berubah juga sesuai dengan jumlah material yang
masuk. Ketika ada material yang keluar dari gudang metal, maka hal yang sama pun terjadi terhadap
sistem. Setiap perubahan jumlah material yang terjadi, jumlah material pada kolom dan boks akan
berubah.
Maka dari itu, usulan sistem baru ini dapat membantu mengefisienkan penempatan dan pengambilan
material pada rak dan kolom yang sesuai. Sistem pendukung ini berfungsi untuk mengatur keluar
masuknya material dari rak dan kolom yang sesuai sehingga menjadi teratur. Lalu pada sistem yang
baru ini juga, petugas yang menjalankan sistem memiliki username dan password yang berbeda-beda
tiap orangnya sehingga diketahui siapa yang bekerja saat itu. Tujuannya adalah apabila terjadi
kesalahan input atau update data bisa langsung dimintai pertanggungjawabannya.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada diatas, ada beberapa hal yang perlu disarankan untuk
perusahaan yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dapat dikembangkan untuk menambahkan fungsi dari sistem mengenai penjadwalan
kedatangan material. Dengan demikian, petugas PPC tidak perlu lagi membuat secara manual dan
petugas gudang dapat melihat penjadwalan tanpa harus membuka penjadwalan manual (excel) dari
petugas PPC. Sehingga semua pekerjaan dilakukan dengan menggunakan sistem.
2. Mengimplementasikan hasil penelitian berupa layout usulan dan sistem informasi pendukung
berupa aplikasi pergudangan.
3. Mengganti data yang digunakan untuk melakukan analisis ABC dari menggunakan data forecast
demand, menjadi berdasarkan frekuensi pengambilan dan nilai dari material tersebut.
4. Melakukan mapping product untuk material pada area consumable.
5. Melakukan penelitian yang sama terhadap gudang raw material pada lantai dua.
REFERENSI
Aghazadeh, S.-M., Hafeznezami, S., Najjar, L., & Huq, Z. (2011). The influence of work-cells and
facility layout on the manufacturing efficiency. Proquest, 213-224.
Anonymous. (2010). Layout International and Garcia Media announce their partnership for
heightened efficacy. Proquest.
Anonymous. (2011). RACKING IT UP. Proquest, 36.
Arditya, P. (2012). Academia Edu. Diambil kembali dari
https://www.academia.edu/6668666/BAB_I_PENDAHULUAN
Arismaya, J., & Hergiana, M. (2015). Academia Edu. Diambil kembali dari
https://www.academia.edu/9516933/PENGUKURAN_INTENSITAS_CAHAYA_DI_LINGKUNGA
N_SEKITAR_DEPARTEMEN_TEKNIK_SIPIL_DAN_LINGKUNGAN_IPB_MEASUREMENT_O
F_LIGHT_INTENSITY_IN_THE_ENVIRONMENT_AROUND_THE_DEPARTMENT_OF_CIVIL
_AND_ENVIRONMENTAL_ENGINEERING_IPB_Abstrak_Keseh
Badan Standarisasi Nasional. (2001). Cipta Karya. Diambil kembali dari
http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/asset/doc/sni/SNI_CAHYABU.PDF
Boeana, D. R. (2013, Mei). konsultan warehouse. Diambil kembali dari
http://www.konsultanwarehouse.com/2013/05/mengukur-efektifitas-stock-opname.html
Ekoanindiyo, F. A., & Wedana, Y. A. (2012). Perencanaan Tata Letak Gudang Menggunakan Metode
Shared Storage Di Pabrik Plastik Kota Semarang. Dinamika Teknik, 46 - 57.
International Labour Organization. (2013). ILO Office. Diambil kembali dari
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf
Jak, M. (2012). Jurnal Akuntansi Keuangan. Diambil kembali dari
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/06/prosedur-teknis-penghitungan-fisik-persediaan-stock-
opname/
Kyt, H. (2015). Academia Edu. Diambil kembali dari
https://www.academia.edu/4844123/Pengertian_ERD
McLeod, J. R. (2001). Sistem Informasi Manajemen Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
McLeod, J. R. (2001). Sistem Informasi Manajemen Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo.
Nafida, W. G., Wardana, I., & Soenoko, R. (2012). Peningkatan Implementasi 5S Dan Total
Productive Maintenance Dengan Menggunakan Pendekatan Dmaic Dan Expert System (Studi Kasus
PT. “XYZ”, Jawa Timur). Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No.3 Tahun 2012 : 438-449, 438-449.
Niebel, B., & Freivalds, A. (2009). Niebel's Methods, Standards, and Work Design 12th Edition.
USA: McGraw Hill International Edition.
Partovi, F. Y., & Anandarajan, M. (2002). Classifying Inventory Using an Artificial Neural Network
Approach. Computers & Industrial Engineering 41 , 389-404.
Perhimpunan Ergonomi Indonesia. (2013). Antropometri Indonesia. Diambil kembali dari
http://antropometriindonesia.com/
Prasetio, R. E. (2014). Google. Diambil kembali dari
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#
Rahmayanti, D., & Afrinando, R. (2013). Perancangan Sistem Informasi Pada Bagian Gudang PT. PN
VI Unit Usaha Ophir. Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 12 No. 2, 420-426.
Ramdhani, M. (2015, April). Diambil kembali dari academia.edu:
http://www.academia.edu/2305460/Sistem_Informasi_Pergudangan_Pada_PT._Mitra_Solusindo
Rimawan, E., & Sutowo, E. (2011). Analisa Penerapan 5S + Safety Pada Area Warehouse Di PT
Multifilling Mitra Indonesia. Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869, 41-49.
Rohmatin, L. (2005). eprints.uns. Diambil kembali dari
http://eprints.uns.ac.id/10644/1/67422106200903421.pdf
Rose, I. (2015). Academia Edu. Diambil kembali dari
https://www.academia.edu/6655874/Kumpulan_Tipe_data_beserta_penjelasannya
Satzinger, J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. (2004). Object-Oriented Analysis & Design. Course
Technology.
School Of Computer Science Binus University. (2015, April). socs.binus.ac.id. Diambil kembali dari
http://socs.binus.ac.id/2014/03/19/analisis-pembentukan-class-diagram-dengan-menggunakan-
metode-domain-modelling/
Setyanto, R. H., Subiyanto, A., & Wiryanto. (2011). Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja
Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan (Studi Laboratorium). Jurnal EKOSAINS, 60-70.
Simanjuntak, R. A., & Hernita, D. (2008). Usulan Perbaikan Metode Kerja Berdasarkan Micromotion
Study Dan Penerapan Metode 5S Untuk Meningkatkan Produktifitas. Jurnal Teknologi, Volume. 1
Nomor 2, 191-203.
Siska, M., & Henriadi. (2012). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik Tahu Dan Penerapan
Metode 5S. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012, 144-153.
Stephens, M. P., & Meyers, F. E. (2010). Manufacturing Facilities Design & Material Handling. New
Jersey: Pearson.
Surya, E., Rosiawan, M. D., & Hadiyat, S.Si, M.Si, M. A. (2013). Perancangan Good Manufacturing
Practices (GMP) Dan Budaya Kerja 5S Di PT Indo Tata Abadi, Pandaan . Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.2 No.1.
Syarif, H. (2015). Diambil kembali dari academia.edu: http://www.academia.edu/5901329/Metode_5S
Tompkins, A. J., White, A. J., Bozer, A. Y., & Tanchoco, A. J. (2010). Facilites Planning. United
States: Wiley.
Universitas Sumatera Utara. (2015). Diambil kembali dari
http://ocw.usu.ac.id/course/download/4160000079-manajemen-
operasi/tdi_437_handout_pengendalian_persediaan.pdf
Universitas Sumatera Utara. (2015). Repository USU. Diambil kembali dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28716/4/Chapter%20II.pdf
Zijlstra, E., & Mobach, M. P. (2011). The influence of facility layout on operations explored.
Proquest, 127-144.
RIWAYAT PENULIS
Lisya Levirsa Yunanda lahir di kota Jakarta pada 21 November 1992. Penulis menamatkan
pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri dan Sistem Informasi
pada tahun 2015.
Mohammad Farid lahir di kota Jakarta pada 22 Juli 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri dan Sistem Informasi pada tahun 2015.
Niko Ardi lahir di kota Sukoharjo pada 29 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Industri dan Sistem Informasi pada tahun 2015.