You are on page 1of 7

WAHANA INOVASI VOLUME 8 No.

2 JULI-DES 2019 ISSN : 2089-8592

RANTAI PASOK KUBIS DI KECAMATAN NAMAN TERAN


Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu
Universitas Quality
conie.sitepu@gmail.com

ABSTRACT Naman Teran subdistrict to increase


added value to the marketing practitioner.
The district of Naman Teran is the
most widespread vegetable cabbage Keywords : Supply chain, marketing,
cultivated compared to other sub-districts performance, cabbage,
namely Simpang Empat subdistrict, Supply Chain Networking
Merdeka District, Kecamatan Berastagi
and Kabanjahe subdistrict, covering an ABSTRAK
area of 405 Ha and its cultivation for three
months and Marketed. The cause of the Kecamatan Naman Teran jenis
request for cabbage is the quality of the sayuran kubis yang paling luas
cabbage decreases and dies young, one dibudidayakan dibanding kecamatan
of the causes is the volcanic ash struck in lainnya yaitu Kecamatan Simpang Empat,
Mount Sinabung eruption. So the price Kecamatan Merdeka, Kecamatan
never rises during the whole year 2016- Berastagi dan Kecamatan Kabanjahe,
2017 farmers, the statue does not make a seluas 405 Ha dan pembudidayaannya
sale because of demand, so farmers do selama tiga bulan dan dipasarkan.
not dare to plant cabbage. This condition Penyebab turunya permintaan kubis
is very disturbing the community of adalah kualitas kubis menurun dan mati
Naman Teran subdistrict, then the muda, salah satu penyebabnya adalah
community is turning other vegetables tertimpa abu vulkanik letusan gunung
such as chili, tomato, potato and so on, sinabung. Sehingga harga tidak pernah
because the price of this vegetable is naik selama sepanjang tahun 2016-2017
more promised price. petani, patalnya tidak melakukan
This research analyzes the marketing penjualan karena permintaan, sehingga
system of cabbage in Naman Teran petani tidak berani menanam kubis.
subdistrict. In the first marketing system Kondisi ini sangat meresahkan
conducted analysis on cabbage marketing masyarakat Kecamatan Naman Teran,
and marketing channels. Marketing maka masyarakat beralih menanam
analysis through two approaches, namely sayur-sayuran lainnya seperti cabai,
economic and management approaches. tomat, kentang dan sebagainya, karena
The economic approach is done by harga sayuran ini lebih menjanjinkan
function approaches, institutional harganya.
approaches, and system approaches. A Penelitian ini menganalisis sistem
management approach by analyzing pemasaran kubis di Kecamatan Naman
supply chains on each marketing channel. Teran. Dalam sistem pemasaran pertama
Supply chains are analysed with the dilakukan analisis mengenai pemasaran
Supply Chain Networking (SCN) approach kubis dan saluran pemasaran. Analisis
including supply chain structure, supply pemasaran melalui dua pendekatan, yaitu
chain business processes, supply chain pendekatan ekonomi dan manajemen.
management, chain resources, target Pendekatan ekonomi dilakukan dengan
chains and supply chain performance with pendekatan fungsi, pendekatan lembaga,
margin approach, farmer's share and cost dan pendekatan sistem. Pendekatan
profit ratio. Thus giving an overview of the manajemen dengan menganalisis rantai
Cabbage Marketing System in Naman pasok pada setiap saluran pemasaran.
Teran sub-district to farmers, in order for Rantai pasok dianalisis dengan
the District farmer Naman Teran know the pendekatan Supply Chain Networking
marketing actors who can affect the price (SCN) meliputi struktur rantai pasok,
of cabbage. Provide understanding of proses bisnis rantai pasok, manajemen
cabbage supply Chain performance in rantai pasok, sumber daya rantai, sasaran
156
Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu : Rantai Pasok Kubis ……………………………

rantai dan kinerja rantai pasok dengan Tabel Luas Panen, Produksi, Rata-rata
pendekatan margin, farmer’s share dan Produksi Kubis Kecamatan Naman Teran
rasio keuntungan biaya. Sehingga Tahun Luas Produksi Rata-rata
memberikan gambaran sistem pemasaran Panen (Ton) Produksi
kubis di Kecamatan Naman Teran kepada (Ha) (Ton/Ha)
Petani, agar Petani Kecamatan Naman 2013 274 14.485 52,86
Teran mengetahui pelaku pemasaran 2014 167 3.210 19,22
yang dapat memengaruhi harga kubis. 2015 454 9.804 22,00
Memberikan pemahaman kinerja rantai 2016 405 8.000 19,75
pasok Kubis di Kecamatan Naman Teran BPS Kabupaten Karo, 2017
untuk meningkatkan nilai tambah kepada
Pelaku Pemasaran. Dari Tabel produksi kubis
berfluktuasi mempengaruhi harga pada
Kata Kunci : Rantai Pasok, Pemasaran, kubis, pada tahun 2013 mengalami
Kinerja, Kubis, Supply kenaikan Rp1.500/kg, tetapi pada tahun
Chain Networking 2014, 2015 dan 2016 harga tidak
mengalami turun naik tetapi tetap pada
PENDAHULUAN harga Rp.1.500 per kg (BPS Kabupaten
Karo, 2017), sehingga akibatnya produk
Kabupaten Karo memiliki keunggulan kubis dari Kecamatan Naman Teran tidak
bidang usaha pertanian pangan, hasil kontinu. Jadi, Petani mengalami
hortikultura tropika yang beranekaragam penurunan penanaman kubis, dilihat dari
genetik. Salah satu keunggulannya Luas Panen penanaman kubis mulai dari
adalah kubis, Kabupaten Karo produksi tahun 2012-2013 dan pada tahun 2014
kedua terbanyak setelah Kabupaten mengalami penurunan Luas Panen,
Simalungun, sebesar 69.364 ton. Kubis dimana pada tahun 2015 terjadi kenaikan
dibudidayakan di beberapa Kecamatan, 9.804 ton Produksi kubis, juga pada tahun
diantaranya Kecamatan Naman Teran. 2016 terjadi penurunan kembali.
Kecamatan Naman Teran jenis sayuran Permasalahan tersebut,
kubis yang paling luas dibudidayakan mengakibatkan turunnya permintaan
dibanding kecamatan yang adi di kubis, faktor lain penyebab turunya
Kabupaten Karo, seluas 405 Ha dan permintaan kubis adalah kualitas kubis
pembudidayaannya selama tiga bulan menurun dan mati muda, salah satu
dan dipasarkan. Ke Pasar Internasional penyebabnya adalah tertimpa abu
seperti Malaysia, Singapore dan Jepang, vulkanik letusan gunung sinabung.
serta Pasar Domestik ke Kota Medan dan Sehingga harga tidak pernah naik dari
Aceh. Rp.1500 per kg, selama sepanjang tahun
Harga lebih menjanjikan ke Pasar 2016-2017 petani, fatalnya tidak
Internasional, yaitu Rp1.500-Rp2.000 per melakukan penjualan karena permintaan
kg dengan ketentuan besar kubis 1,5 kg-2 hanya Rp.500 per kg, sehingga petani
kg tidak cacat atau tidak terkena ulat tidak berani menanam kubis.
daun, pengkelasan kubis ekspor Selain dari permasalahan itu petani
berdasarkan mutu dan ukuran panjang, memiliki posisi tawar-menawar
diameter dan dilakukan pembersihan (bargaining position) dalam penjualan
kubis dengan membuang bagian luar kubis dengan ketentuan harga dari
daun kubis yang rusak, dimana harga bandar, bandar memiliki perwakilan dari
Domestik Rp500-Rp1.500 per kg tidak Desa-desa yang disebut agen, agen juga
ada pengkelasan berat kubis hanya sudah memiliki harga yang sudah
tergantung pada kualitas kubis yang tidak ditentukan sendiri. Sistem lelang dan
rusak dan tidak ada bekas ulat daun. pengumpul merupakan cara pemasaran
yang dilakukan oleh sebagian besar
petani, dimana agen datang ke lahan dan
meninjau kondisi kubis, yaitu menentukan
banyaknya yang bisa diekspor. Dalam hal
ini, tidak semua hasil diambil oleh agen,
yaitu menyesuaikan kondisi kubi dan
sistem panen yang juga merupakan cara
pemasaran kubis di Naman Teran, yaitu
157
Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu : Rantai Pasok Kubis ……………………………

memotong kubis dari lahan, 1. Memberikan gambaran sistem


membersihkan dan mengkemas dengan pemasaran kubis di Kecamatan
rajut, dipasarkan kepada pasar lokal dan Naman Teran kepada Petani, agar
pasar induk dengan penentuan harga Petani Kecamatan Naman Teran
oleh agen sesuai bagus atau tidaknya mengetahui pelaku pemasaran yang
kubis, semua hasil diambil oleh pasar dapat memengaruhi harga kubis.
lokal dan pasar induk dan harga sesuai 2. Memberikan pemahaman kinerja rantai
kondisi kubis. pasok Kubis di Kecamatan Naman
Berdasarkan latar belakang Teran untuk meningkatkan nilai
penelitian, maka urgensi dari yang akan tambah kepada Pelaku Pemasaran.
diteliti, adalah: Diagram aliran penilitian ini dapat
dilihat dari Gambar berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN pemasaran. Saluran pemasaran pertama


terdiri dari petani kubis – agen – bandar –
Rantai Pasok Kubis dengan ekspor. Saluran kedua melibatkan petani
Saluran/Manajemen Pemasaran Kubis kubis – bandar – ekspor. Saluran ketiga
Pemasaran kubis dalam bentuk petani – agen – pasar lokal. Saluran ke
bokar di Kecamaran Naman Teran empat petani – pasar lokal. Pemasaran
memiliki empat pola saluran pemasaran kubis di Kecamatan Naman Teran
dan melibatkan lembaga pemasaran. melibatkan 80 orang petani menggunakan
Adapun saluran pemasaran kubis yang saluran. Saluran pemasaran pertama 13
terbentuk adalah sebagai berikut: orang petani, 27 orang petani
a. Saluran 1 :Petani-Bandar-Agen– menggunakan saluran kedua, yang
Ekspor menggunakan saluran ketiga 35 orang
b. Saluran 2 :Petani-Agen–Ekspor petani dan 5 orang petani menggunakan
c. Saluran 3 :Petani-Bandar-Pasar saluran keempat.
Lokal
d. Saluran 4 :Petani-Pasar Lokal Struktur Rantai Pasok Kubis
Anggota primer rantai pasok kubis,
Pemasaran kubis di Kecamatan sebagai berikut:
Naman Teran melibatkan empat saluran
158
Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu : Rantai Pasok Kubis ……………………………

Tabel Aktivitas Anggota Primer Rantai Pasok Kubis


Anggota Primer Rantai Pasok Kubis
Petani Kubis Bandar Kubis Agen Kubis
Aktivitas (Lokal dan
Induk)
Budidaya √ - -
Pembelian - √ √
Pemanenan ● √ ●
Pengemasan ● √ ●
Penyimpanan - √ -
Pengangkutan ● √ √
Penjualan √ √ √
Keterangan: √ (Dilakukan), ● (Kadang-kadang Dilakukan), – (Tidak Dilakukan)

Petani Kubis Kinerja Rantai Pasok


Petani yang berada di Kecamatan Kinerja rantai pasok dapat dilihat
Naman Teran Desa Sukandebi, dengan menggunakan alat yakni efisiensi
Sukatepu, Naman dan Dalan Jahe, pemasaran dengan alat margin
merupakan daerah yang menjadi sentra pemasaran dan farmer’s share.
produksi kubis tertinggi diantara
Kecamatan lainnya, karena didukung oleh Margin Pemasaran
kesuburan tanah, penggunaan teknologi Besarnya margin pemasaran disetiap
dan pengetahuan Petani dalam lembaga pemasaran mengalami
pembudidayaan. Ketiga dukungan ini perbedaan dikarenkan setiap lembaga
sangat diperlukan untuk pengembangan pemasaran memiliki kegiatan atau fungsi
kubis. pemasaran yang berbeda. Adapun hasil
perhitungan margin pemasaran pada
Bandar Kubis kegita saluran tersebut tertera pada tabel:
Kegiatan yang dilakukan bandar
adalah pembelian, pemanenan,
pengemasan, penyimpanan, pengangkut,
dan penjualan. Proses pembelian kubis
kepada petani adalah survei langsung ke
lahan, cara ini bandar memastikan
kualitas dan kriteria kubis yang cocok
untuk ekspor. Kriteria berat kubis untuk
ekspor adalah 1.5-3 kg/buah. Sistem
lelang (borong) cara bandar melakukan
kesepakatan beli dengan petani.

Saluran
Pelaku 1 2 3 4
(Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
Petani
Harga Beli -
Harga Jual 1 700
Biaya (Rp) 250
Keuntungan 1450
Margin 1 700
Rasio n/C 5,8
Bandar
Harga Beli 1 850 1 300
Harga Jual 2 000 1 800
Biaya (Rp) - 260
Keuntungan 150 240
Margin 150 500
159
Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu : Rantai Pasok Kubis ……………………………

Saluran
Pelaku 1 2 3 4
(Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
Rasio n/C 0,92
Agen
Harga Beli 2 000 2 000
Harga Jual 3 500 3 500
Biaya (Rp) 400 400
Keuntungan 1100 1100
Margin 1500 1500
Rasio n/C 2,75 2,75
Total Biaya 400 400 260 250
Pemasaran
Total Biaya 1250 1100 240 1450
Keuntungan
Total Margin 1650 1500 500 1700
Total Rasio n/C 2,75 2,75 0,92 5,8

Saluran pertama dan kedua angkut, biaya simpan, biaya proses dan
merupakan biaya pemasaran yang paling biaya sortasi dan grading. Biaya
tinggi, untuk biaya pemasaran terendah keuntungan terendah adalah saluran
yaitu saluran keempat. Total biaya ketiga. Total margin tertinggi merupakan
keuntungan tertinggi adalah saluran saluran keempat, dan saluran terrendah
ketiga, biaya ini terjadi dikarenakan biaya merupakan saluran ketiga.

Farmers’s Share
Tabel Farmers’s Share pada saluran pemasaran kubis di Kecamatan Naman Teran
Jenis Harga di tingkat Harga di tingkat Farmers’s Share
Saluran petani (Rp/buah) konsumen (Rp/buah)
Pemasaran
Saluran 1 1 850 3 500 52,86
Saluran 2 2 000 3 500 57,14
Saluran 3 1 300 2 500 52
Saluran 4 1 700 2 500 68

Tabel Farmers’s Share menunjukan mengawasi proses pemasaran rantai


saluran yang efesien merupakan saluran pasok kubis dari petani sampai
keempat, dilihat dari nilai farmers’s share konsumen sehingga pemasaran rantai
keempat yang lebih besar dibandingkan pasok belum terintegrasi. Rantai pasok
saluran lainnya. kubis masih terdiri dari beberapa
Saluran keempat jika dilihat dari lembaga yang saling terkait tetapi tidak
harga di tingkat petani dan konsumen ada ikatan yang jelas dan tidak di
bukan harga jual tertinggi, tetapi bawah satu manajemen sehingga
merupakan saluran yang paling efesien. menyebabkan kesepakatan kontrak
Dikarenakan saluran pemasaran ke antara lembaga yang terkait terhadap
empat ini, petani langsung menjual kubis informasi harga dan kuantitas pasokan
ke pasar lokal. kubis belum jelas. Sulitnya
memperoleh tenaga kerja buruh tani
SIMPUL DAN SARAN sebagai sumber daya rantai pasok
kubis.
Simpulan 2. Kinerja rantai pasok Kubis di
Beberapa hal yang dapat Kecamatan Naman Teran dari sisi
disimpulkan dari penelitian ini antara lain: sistem pemasaran yang paling efesien
1. Proses rantai pasok di Kecamatan adalah saluran ke empat.
Naman Teran belum terlaksana 3. Sistem pemasaran kubis di Kecamatan
dengan baik. Belum adanya pelaku Naman Teran terdapat empat saluran
yang bertujuan mengatur dan pemasaran. Saluran pemasaran
160
Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu : Rantai Pasok Kubis ……………………………

pertama terdiri dari petani kubis – agen Devaux, Andre, Maximo Torero, Jason
– bandar – ekspor. Saluran kedua Donovan, Douglas Horton. 2017.
melibatkan petani kubis – bandar – Agricultural innovation and inclusive
ekspor. Saluran ketiga petani – agen – value-chain development: a review.
pasar lokal. Saluran ke empat petani – Journal of Agribusiness in
pasar lokal. Developing and Emerging
Economies.
Saran
1. Perlu adanya lembaga kusus yang Dilana Akbar Indra. 2013. Pemasaran dan
mengelola rantai pasok kubis mulai Nilai Tambah Biji Kakao di
dari pengaturan pola tanam petani, Kabupaten Madiun, Jawa Barat
kualitas kubis, aliran barang, aliran [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah
informasi dan sluruh kegiatan Pascasarjana Institut Pertanian
pemasaran dalan pengoptimalan rantai Bogor
pasok kubis di Kecamatan Naman
Teran. Jan van Roekel, Willems S, Boselie DM.
2. Saran terhadap kebijakan manajerial 2002. Agri-supply chain
yaitu sebaiknya setiap pelaku yang management, to stimulate croos-
terlibat dalam rantai pasok kubis border trade in developing
memiliki kesepakatan kontrak atau countries and emerging economies.
perjanjian tertulis yang jelas terkait World Bank Paper.
harga, kuantitas dan kualitas kubis.
3. Saran terhadap kebijakan pemerintah Mutakin, Anas dan Musa Hubeis. 2011.
yaitu menjembatani dan menjamin Pengukuran Kinerja Manajemen
kontrak yang jelas antara petani Rantai Pasokan dengan SCOR
dengan pedagang eksportir. Model 9.0 (Studi Kasus di PT
Pemerintah sebaiknya meningkatkan Indocement Tunggal Prakarsa
penyebaran informasi terkait persiapan Tbk). Jurnal Manajemen dan
agribisnis Indonesia agar dapat Organisasi, Vol II No. 3.
bersaing di pasar internasional
menghadapi ASEAN Economic Pettersson A. 2008. Measurements of
Community. efficiency in a supply chain [Tesis].
Stockholm (SE): Luleǻ University of
DAFTAR PUSTAKA Technology Beamon (1999)
Beamon. BM. 1999. Measuring
Asmarantaka RW. 2012. Agrimarketing. Supply Chain Performance.
Departemen Agribisnis. Fakultas International Journal of Operations
Ekonomi dan Manajemen. Institut and Production Management. (19)3
Pertanian Bogor : 275-292.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. Singh, Sukhpal. 2006. Organic Cotto
Diakses Agustus 2017. Supply Chains adn Small
Producers. JSTOR
Bandara, Sumangala, Civilai Leckie,
Antonio Lobo, Chandana Hewege. Skinner, G. William. 2018. Vegetable
2016. Power and relationship Supply and Marketing in Chinese
quality in supply chains The case of Cities. JSTOR
the Australian organic fruit and
vegetable industry. Asia Pacific Timsina, Krishna P, Ram C. Bastakoti,
Journal of Marketing and Logistics Ganesh P. Shivakoti. 2015.
Achieving strategic fit in onion seed
Bhattarai, Salil, Michael C. Lyne, Sandra supply chain. Journal of
K. Martin. 2013. Assessing the Agribusiness in Developing and
performance of a supply chain for Emerging Economies.
organic vegetables from a
smallholder perspective. Journal of
Agribusiness in Developing and
Emerging Economies
161
Conie Nopinda Br Sitepu dan Jupianus Sitepu : Rantai Pasok Kubis ……………………………

Woods EJ. 2004. Supply-chain


management: Understanding the
concept and its implications in
developing countries. Di Dalam:
Johnson GI, Hofman PJ, editor.
Agriproduct Supply-Chain
Management in Developing
Countries; 2003 Agustus 19-22;
Bali, Indonesia. Canberra (AU):
Ausralia Centre for International
Agricultural Research.

You might also like