You are on page 1of 12

Indonesian Journal of Conservation Volume 07 (01), Tahun 2018

Indonesian Journal of Conservation


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc

PENGEMBANGAN KUNCI DETERMINASI TUMBUHAN HASIL EKSPLORASI HUTAN


WISATA GUCI KABUPATEN TEGAL UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Fika Rofiuddin Izza1, Amin Retnoningsih2, Krispinus Kedati Pukan3
1,2,3 Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Corresponding author : fikaizza9@gmail.com 1*

Info Artikel Abstract


Diterima Classification of living things is one of Biology material in the
September 2018
senior high school level which explains the formation of various
Disetujui
Oktober 2018 animal and plants groups until structured the taxon following a
Dipublikasikan hierarchy. The identification process of living things especially
Desember 2018 plants is one of activities that need students’ accuracy through
observation. The plants identification process with determination
Keywords key is main discussion on plants classification material in Biology
Pengembangan kunci learning for tenth grade of senior high school students. The
determinasi tumbuhan; problems found in living things classification material (plants) are
eksplorasi tumbuhan;
klasifikasi tumbuhan;
difficulty in recognizing the plants characteristics, less key
kelayakan; determination media, and lesson plan arranged by teacher tends
keefektifan buku kunci only to be used for classroom activity. Furthermore, learning
determinasi tumbuhan media is needed for increasing students’ competency from nature
exploration which is used for identifying school’s environment.
Plants key determination media which is developed from
exploration of Guci forest tourism in Tegal Regency. Analysis of
exploration result is 32 family and 50 species of plants are
identified. The key determination media is validated by material
expert with very valid result by score 85.7% and 94.4% from
media expert. The media implementation in the learning results
students’ score achievement by more than 93.9% students’ score
surpassed KKM (minimum completeness criteria) with very good
response from students and teacher while the method applied in
the learning in the senior high school.

menyebutkan bahwa prinsip-prinsip


PENDAHULUAN klasifikasi makhluk hidup dalam lima
Klasifikasi makhluk hidup adalah salah kingdom harus dipahami oleh siswa.
satu materi pada pelajaran biologi di sekolah Kompetensi ini berisi materi penerapan
menengah atas (SMA) yang mengajarkan prinsip dan dasar klasifikasi makhluk hidup,
pengelompokkan berbagai jenis makhluk ke serta pembuatan kunci determinasi
dalam takson sesuai hierarkinya. Sifat dan ciri sederhana. Kegiatan pembelajarannya,
makhluk hidup menjadi dasar klasifikasi meliputi mengamati, menentukan dasar
tersebut. Silabus SMA kelas X kompetensi pengelompokkan dan melakukan pengelom-
dasar (KD) klasifikasi makhluk hidup 3.3 pokkan makhluk hidup berdasarkan per-

119
Fika R, dkk. Pengembangan Kunci Determinasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Hutan Wisata Guci
Kabupaten Tegal untuk Sekolah Menengah Atas

samaan dan perbedaan ciri makhluk hidup berdasarkan surat Hoofd Inspecteur April
yang ditemukan, serta membuat kunci 1924 dan Local Decree tanggal 11 Januari
determinasi sederhana dalam kerja kelompok 1927 diperkuat dengan SK Menteri Kehutanan
(BSNP, 2016). No. SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1
Hasil rata-rata ujian nasional (UN) Oktober 2004. Kondisi lingkungannya lembab
tahun 2012-2014 menunjukkan bahwa dengan temperatur harian berkisar antara
kemampuan siswa dalam mengklasifikasi 12°-20°C, banyak aliran air, dan curah hujan
makhluk hidup terus mengalami penurunan. rata-rata 2.170,6 mm/tahun (Tegalkab.go.id ;
Penurunan nilai tersebut disebabkan siswa DPPL, 2011).
menglami kesulitan dalam mengenali sifat dan Pengembangan media hasil eksplorasi
ciri makhluk hidup terutama tumbuhan. tersebut disusun sampai pada tingkatan
Ketersedian media yang menuntun siswa takson famili berupa buku kunci determinasi
melakukan klasifikasi jarang ditemukan. tumbuhan untuk SMA. Buku kunci
Selain itu, rencana pembelajarannya dibatasi determinasi tersebut dapat digunakan untuk
pada ruang kelas sehingga lingkungan sekolah membantu siswa melakukan identifikasi di
belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai lingkungan sekolah dengan cara
sumber belajar (Hariyatmi & Syaifullah, membandingkan tumbuhan yang ditemukan
2016). di sekolah dengan media kunci determinasi
Proses belajar mengajar pada yang disediakan. Tujuan dari penelitian ini
hakikatnya adalah proses penyampaian pesan adalah untuk menganalisis famili tumbuhan
dari sumber pesan melalui media tertentu ke hasil eksplorasi di kawasan hutan wisata Guci
penerima pesan. Guru dituntut untuk Tegal, mengembangkan kunci determinasi
membuat pembelajaran yang menarik dan tumbuhan untuk SMA, dan menganalisis
inovatif. Usaha untuk mencapai pembelajaran penilaian dari pakar materi dan media, serta
yang menarik dan inovatif salah satunya menganalisis hasil penerapan dalam
dengan menggunakan media pembelajaran pembelajaran.
(Sadiman, et al., 2011). Pemanfaatan media
hasil eksplorasi alam yang digunakan untuk
mengindentifikasi tumbuhan di lingkungan METODE PENELITIAN
sekolah dapat meningkatkan hasil belajar Rancangan penelitian yang digunakan
siswa (Safitri, et al, 2014). Melalui media adalah research and development (R&D).
berupa buku kunci determinasi yang Penelitian dilaksanakan pada semester gasal
disediakan mempermudah siswa tahun ajaran 2017/2018. Eksplorasi dan
mengidentifikasi spesimen yang sedang identifikasi famili tumbuhan dilaksanakan di
diamati (Durchhalter, et al., 2013). Istiani Kawasan Hutan Wisata Guci Kab. Tegal. Media
(2015) menambahkan pembelajaran yang yang telah dikembangkan dari hasil eksplorasi
memanfaatkan lingkungan sekolah dan media tumbuhan divalidasi oleh pakar materi dan
yang bersifat kontekstual efektif dapat media. Uji keterbacaan dilakukan kepada 15
meningkatkan aktivitas belajar dan siswa, uji coba skala luas untuk menganalisis
pemecahan masalah yang dihadapi siswa. keefektifan buku dilaksanakan di SMAN 3
Media kunci determinasi tumbuhan Slawi pada kelas X IPA 5. Desain penelitian
yang dikembangkan yaitu hasil eksplorasi yang digunakan dalam uji coba skala luas
kawasan hutan wisata Guci Kabupaten Tegal. adalah one shot case study. Keberhasilan
Kawasan tersebut adalah cagar alam yang penelitian dilihat dari hasil penilaian validator
terletak di Kecamatan Bojong, Kab. Tegal, mencapai ≥ 62,50%, keefektifan buku dalam
dengan luas kawasan ± 2,0 ha. Kawasan ini pembelajaran ditunjukkan ≥ 75% jumlah
ditetapkan sebagai kawasan cagar alam siswa memperoleh nilai ≥ 70, dan tanggapan

120
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 119-130

guru memperoleh respon diterapkan sangat No Famili Jenis Keterangan


baik, serta skor tanggapan siswa ≥ 62,50%. indica
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui Asteraceae Wedelia Angio
4
triloba spermae
keefektifan buku adalah soal posttest dan
Agerratum
lembar kerja siswa. conyzoides
Youngia
HASIL DAN PEMBAHASAN japonica
Famili Tumbuhan Hasil Eksplorasi di 5 Balsaminaceae Impatiens sp.
Kawasan Hutan Wisata Guci Kabupaten 6 Cannaceae Canna indica
7 Convolvulaceae Ipomea carica
Tegal
8 Cyperaceae Carex baccans
Hasil identifikasi famili tumbuhan yang Cyperus iria
ditemukan di kawasan Hutan Wisata Guci Kab. 9 Euphorbiaceae Euphorbia sp
Tegal disajikan pada Tabel 1 dan 2. 10
Lythraceae Cuphea
hyssopifolia
Tabel 1. Famili tumbuhan paku hasil eksplorasi di Lagerstroemia
kawasan Hutan Wisata Guci Kabupaten Tegal speciosa
No Famili Jenis Keterangan 11 Malvaceae Urena lobate
Sida
1 Aspleniaceae Asplenium sp. rhombifolia
Histiopteris 12 Melastomataceae Clidemia hirta
2 Dennstaeditiaceae
incisa Melastomata
Nephrolepis afinei
3 Dryopteridaceae
cordifolia 13 Mimosaceae Calliandra
Dicranopteris 14 Moraceae Ficus deltodea
4 Gleicheniaceae
linearis
Poligala 15 Orchidaceae Pholidota
5 Polygalaceae Paku-
paniculata carnea
pakuan
6 Polypodiaceae Davallia sp. 16 Oxalidaceae Oxcalis
Blechnum sp. corniculata
Pteris Biophytum
7 Pteridaceae
biaurita sensitivum
Adiantum sp. 17 Plantaginaceae Plantago
Platyrium major
biforcatum 18 Poaceae Eleusinea
Selaginella indica
8 Selaginelaceae
sp. Papalum
conjugatum
Tabel 2. Famili tumbuhan angiospermae hasil Lophatherum
eksplorasi di kawasan Hutan Wisata Guci Bambusa sp.
Kabupaten Tegal Axonopus
compressus
19 Rosaceae Rubus sp.
No Famili Jenis Keterangan Rosa sp.
20 Rubiaceae Paederia
Amaryllidaceae Curculigo
1 scandens
capitulata
21 Solanaceae Solanum sp
Crinum
22 Theaceae Schima
giganteum
wallichii
Apiaceae Hydroctyle
2 23 Verbenaceae Lantana sp.
javanica
Centella
asiatica
Araceae Colocasia
3
gigantea
Colocasia

121
Fika R, dkk. Pengembangan Kunci Determinasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Hutan Wisata Guci
Kabupaten Tegal untuk Sekolah Menengah Atas

Hasil eksplorasi di kawasan Hutan


Wisata Guci diperoleh 50 jenis tumbuhan dari
32 famili, 31 famili terdiri atas tumbuhan
paku-pakuan dan angiospermae (Tabel 1.1.
dan 1.2), dan 1 famili anggota gymnospermae.
Tumbuhan yang mendominasi kawasan
tersebut adalah Pinus sp. yang memiliki
habitus pohon. Jumlah jenis terbanyak
diidentifikasi pada famili Poaceae, yaitu lima
jenis. Sebanyak 38 jenis lainnya merupakan
anggota 23 famili pada angiospermae, 11 jenis
merupakan anggota 8 famili tumbuhan paku,
dan 1 jenis merupakan anggota
gymnospermae.

Keanekeragaman tumbuhan tersebut


karena kondisi tempat tumbuh yang berbeda.
Famili anggota angiospermae kebanyakan
tumbuh di lokasi yang lembab dan jauh dari
jangkauan pengunjung, demikian pula famili
anggota tumbuhan paku. Jenis tanah di RPH
Guci adalah latosol cokelat, sebagian besar
lapisan geologi berupa batuan induk volkan
intermedier dan tingkat kesuburan sedang,
serta curah hujan cukup tinggi yaitu rata-rata Gambar 1. Buku Kunci Determinasi
4.115 mm/tahun (Apriliana, 2012). Ngabekti Tumbuhan
(2014) menyatakan keberadaan jenis
Validitas Buku Kunci Determinasi
tumbuhan yang berbeda dalam suatu
Tumbuhan
komunitas karena kisaran toleransinya
Kualitas buku kunci determinasi
berbeda. Berbagai faktor lingkungan dan
tumbuhan dinilai oleh pakar materi dan pakar
perilaku, terutama kemampuan beradaptasi
media. Penilaian media tersebut
suatu vegetasi mempengaruhi jumlah suatu
menggunakan instrumen yang diadaptasi dari
jenis pada suatu kawasan (Sriyati, 2011).
standar kelayakan bahan ajar (BSNP, 2016)
Pengembangan Buku Kunci Determinasi yang meliputi penilaian segi materi dan segi
Tumbuhan media. Penilaian segi materi meliputi
komponen isi, kebahasaan, dan penyajian.
Hasil identifikasi tumbuhan yang Penilaian komponen media meliputi penyajian
ditemukan di kawasan Hutan Wisata Guci dan kegrafikan. Rincian hasil penilaian pakar
digunakan sebagai sumber pengembangan materi pada Tabel 3 dan rincian hasil
media pembelajaran berupa buku kunci penilaian pakar media pada Tabel .4.
determinasi. Isi buku memuat ringkasan buku,
petunjuk penggunaan buku, istilah morfologi
tumbuhan, foto-foto morfologi famili
tumbuhan, kunci determinasi dan deskripsi
famili tumbuhan yang dapat diidentifikasi.
Hasil pengembangan buku kunci determinasi
tumbuhan dapat dilihat pada Gambar 1.

122
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 119-130

Tabel 3. Hasil Validasi Media Pada Buku Kunci II KOMPONEN KEGRAFIKAN


Determinasi Tumbuhan 1 Tampilan sampul 4
2 Ilustrasi dapat menggambarkan 4
No. Komponen Skor
isi/materi buku
I KOMPONEN KELAYAKAN ISI
3 Penulisan 4
1 Relevansi materi dengan 4
4 Ilustrasi dapat mengungkap 4
kurikulum yang berlaku
makna/arti dari objek
2 Keluasan materi 3
5 Bentuk ilustrasi proporsional 3
3 Kedalaman materi 3
Jumlah Skor 19
4 Akurasi fakta dan konsep 3
Rerata Komponen Kegrafikan 3,8
5 Definisi dan gambar konkret 4
Total Skor 34
dari lingkungan local
Persentase 94,4
Jumlah skor 17
%
Rerata Komponen Kelayakan Isi 3,4
II KOMPONEN KEBAHASAAN
1 Kesesuaian dengan tingkat 4 Penilaian kelayakan awal buku kunci
perkembangan berpikir siswa determinasi tumbuhan menggunakan angket
2 Ketepatan penggunaan Bahasa 3 uji skala terbatas. Aspek-aspek yang perlu
Indonesia baku diperbaiki adalah 1) desain sampul media
3 Ketepatan tatabahasa 3 karena gambar sampul masih sederhana,
4 Konsistensi penggunaan istilah 3 mengganti gambar yang pecah, pencantuman
dan simbol/lambing nama pembimbing pada sampul depan, dan
5 Ketepatan penulisan nama 3 merivisi sampul yang menunjukkan isi buku
ilmiah/asing
kunci determinasi. Perbaikan yang lain
Jumlah Skor 16
dilakukan pada komposisi halaman yang
Rerata Komponen Kebahasaan 3,2
III. KOMPONEN PENYAJIAN terbalik dan tidak urut dalam pencetakan,
1 Relevansi foto/gambar 4 ukuran foto yang kurang proposional, dan
2 Petunjuk umum 4 tidak menunjukkan poin penting dari foto
3 Keruntutan penyajian 3 tersebut. Media foto seharusnya memiliki
4 Ketepatan penomoran 4 kemampuan fiksatif yaitu mampu
Jumlah Skor 15 menampilkan kembali suatu objek atau
Rerata Komponen Penyajian 3,75 kejadian dengan proporsional, lugas, dan jelas
Total Skor 48 (Santyasa, 2007 dan Arsyad, 2011).
Persentase 85,7
Hasil penilaian buku kunci determinasi
%
oleh pakar materi adalah perbaikan untuk
komponen kelayakan isi aspek keluasan
Tabel 4. Hasil Validasi Media Pada Buku Kunci
Determinasi Tumbuhan
materi. Deskripsi tumbuhan yang dituliskan
No. Komponen Skor tidak sesuai dengan gambar yang ditampilkan,
I KOMPONEN KELAYAKAN materi kurang detail menunjukkan ciri famili
PENYAJIAN tumbuhan, serta inkonsistensi pada fakta dan
1 Kejelasan penyajian 4 konsep tertentu. Komponen kebahasaan perlu
foto/gambar diperbaiki sesuai pedoman umum ejaan
2 Terdapat petunjuk umum 4 Bahasa Indonesia baku. Ketepatan tatabahasa
3 Keruntutan penyajian 4 masih rancu, penggunaan istilah tidak
4 Ketepatan penomoran 3 konsisten dan penggunaan istilah dan simbol,
Jumlah skor 15
penulisan nama ilmiah yang tidak tepat.
Rerata Komponen Kelayakan 4
Sarana identifikasi penting menggunakan
Penyajian
istilah dan simbol yang mudah dipahami dan
banyak memiliki ilustrasi gambar yang sesuai

123
Fika R, dkk. Pengembangan Kunci Determinasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Hutan Wisata Guci
Kabupaten Tegal untuk Sekolah Menengah Atas

dengan fakta dan konsep (Wulansari, 2015). Tanggapan Siswa Terhadap Proses
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami Pembelajaran Menggunakan Buku Kunci
istilah yang digunakan dalam kunci Determinasi Tumbuhan
determinasi karena ilustrasi tidak sesuai fakta Hasil angket tanggapan siswa terhadap
(Putri, 2015). proses pembelajaran menggunakan buku
Hasil penilaian buku kunci determinasi kunci determinasi dapat dilihat pada Tabel 6.
tumbuhan oleh pakar media meliputi aspek
penyajian dan kegrafikan. Materi dalam buku Tabel 6. Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Proses
perlu disederhanakan. Gambar disusun lebih Pembelajaran Menggunakan Buku Kunci
proporsional dalam satu halaman maksimal Determinasi Tumbuhan
untuk dua famili. Foto tumbuhan pada buku
Presentase
kunci determinasi idealnya meliputi foto No. Pertanyaan
Ya Tidak
organ vegetatif (batang dan daun), dan organ 1 Apakah anda senang belajar 91% 9%
generatif (bunga, buah, dan biji) (Sudjana dan biologi secara
Rivai, 2010). berkelompok?
2 Apakah anda suka jika 97% 3%
dalam pembelajaran biologi
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Buku
materi klasifikasi dikaitkan
Kunci Determinasi Tumbuhan dengan alam sekitar?
Hasil belajar siswa diperoleh dari 3 Apakah penggunaan buku 100% 0%
penilaian tes evaluasi akhir pembelajaran dan kunci determinasi
membantu anda dalam
nilai LKS. Soal tes yang digunakan terdiri atas
memahami materi?
20 butir soal pilihan ganda. Nilai LKS 4 Apakah penggunaan buku 91% 9%
diperoleh berdasarkan jawaban siswa dalam kunci determinasi
laporan pengamatan dan jawaban memotivasi anda untuk
pertanyaan-pertanyaan yang tercantum belajar biologi?
5 Apakah anda tertarik 85% 15%
dalam lembar pengamatan tersebut. Hasil
dengan pengajaran guru
belajar siswa disajikan pada Tabel 5. selama
pembelajaran berlangsung?
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa 6 Apakah anda menyukai 64% 36%
Sumber Penilaian Kelas X MS 5 suasana belajar yang
Rata-rata posttest 75 berlangsung?
Rata-rata LKS 82,7 7 Apakah anda tidak 58% 42%
Jumlah siswa 33 kesulitan dalam mengikuti
Jumlah siswa yang mencapai KKM 31 kegiatan belajar?
Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 2 8 Apakah anda setuju jika 97% 3%
Ketuntasan Klasikal Siswa 93,9% kegiatan pembelajaran
dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunci 9 Apakah kunci determinasi 97% 3%
determinasi layak digunakan karena tersebut dapat menentukan
ketuntasan klsasikal mencapai 93,9%. sampai tingkat famili?
10 Apakah foto dan bahasa 97% 3%
Pembelajaran menggunakan kunci
yang digunakan pada kunci
determinasi tumbuhan telah memenuhi target determinasi jelas?
minimal 75% siswa mendapat nilai minimal 11 Apakah istilah dan 94% 6%
70. penulisan nama ilmiah pada
kunci determinasi
konsisten?

124
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 119-130

Tabel 6 menunjukkan bahwa secara bahasa usia anak SMA, dan gambar yang
keseluruhan siswa menerima pembelajaran digunakan disusun proporsional.
klasifikasi tumbuhan menggunakan kunci
determinasi dengan baik. Komponen yang Tabel 1.7 tanggapan guru memperoleh
memperoleh persentase kurang maksimal tanggapan sangat baik terhadap penggunaan
adalah suasana belajar dan kesulitan dalam buku kunci determinasi yang digunakan
belajar. dalam pembelajaran klasifikasi tumbuhan.
Adanya buku kunci determinasi dapat
Tanggapan Guru Terhadap Proses mempermudah guru dan siswa dalam
Pembelajaran Menggunakan Buku Kunci pembelajaran klasifikasi tumbuhan. Masukan
Determiasi Tumbuhan dari guru terhadap buku kunci determinasi
Hasil tanggapan guru terhadap proses tumbuhan yaitu dari segi bahasa agar
pembelajaran menggunakan buku kunci disederhanakan sesuai tingkat perkembangan
determinasi dapat dilihat pada Tabel 7. bahasa usia anak SMA, dan gambar yang
digunakan disusun proporsional.
Tabel 7. Hasil Tanggapan Guru Terhadap Kriteria media dikatakan baik menurut
Proses Pembelajaran Menggunakan Buku Rahmatullah (2011) jika mampu
Kunci Determinasi Tumbuhan meningkatkan pemahaman dan penguasaan
No Pernyataan Tanggapan materi pada siswa. Pembelajaran klasifikasi
1 Bagaimanakah tanggapan bapak Sangat bagus tumbuhan menggunakan buku kunci
terhadap kunci determinasi yang dalam belajar
digunakan dalam pembelajaran
determinasi menunjukkan hasil sangat baik,
klasifikasi tumbuhan? lebih dari 75% siswa mendapat nilai ≥ 70.
2 Menurut Bapak apakah Sangat Pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa
pembelajaran dengan eksplorasi menarik
lingkungan sekolah pada materi lebih mudah mengingat materi kembali
Klasifikasi Tumbuhan menarik (Atmodiwirjo, 2013). Pembelajaran
bagi siswa?
3 Menurut Bapak apakah Dapat
menggunakan kunci determinasi memberi
penggunaan kunci determinasi membantu peluang kepadasiswa untuk mengembangkan
dengan mengeksplorasi dapat siswa pengetahuannya sendiri melalui interaksi
membantu siswa untuk lebih
memahami dengan lingkungannya. Pembiasaan kepada
mudah memahami materi
materi
Klasifikasi Tumbuhan? siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri
4 Menurut Bapak apakah siswa Iya antusias
berpartisipasi aktif dalam belajar
akan membangun pondasi pengetahuan
mengajar? (Zulfah, 2008) Penggunaan buku kunci
5 Menurut Bapak apa kelemahan Bahasa dan determinasi mendorong siswa lebih mandiri
dari media kunci determinasi gambar ada
yang digunakan? dalam belajar dan mengkonstruksikan
yang belum
tepat munculnya sikap rasa ingin tahu dari
informasi yang didapatkan (Watson dan
Miller, 2009 & Taufiq et al, 2014).
Tabel 7 tanggapan guru memperoleh Sumber belajar yang menyenangkan
tanggapan sangat baik terhadap penggunaan (rekreatif) dapat meningkatkan motivasi
buku kunci determinasi yang digunakan siswa untuk belajar.Sisawa yang memiliki
dalam pembelajaran klasifikasi tumbuhan. motivasi lebih mudah memahami materi
Adanya buku kunci determinasi dapat pelajaran (Utami et al, 2016). Siswa lebih
mempermudah guru dan siswa dalam mudah memahami materi, karena sumber
pembelajaran klasifikasi tumbuhan. Masukan belajar dihadirkan dihadapan siswa yaitu
dari guru terhadap buku kunci determinasi melalui pemanfaatan lingkungan sekolah.
tumbuhan yaitu dari segi bahasa agar Pembelajaran di luar kelas membuat siswa
disederhanakan sesuai tingkat perkembangan menyimpan dan membangun pengetahuan

125
Fika R, dkk. Pengembangan Kunci Determinasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Hutan Wisata Guci
Kabupaten Tegal untuk Sekolah Menengah Atas

yang didapat lebih lama. Menurut Tanggapan guru secara umum memberi
Suryoatmojo (2011) metode pembelajaran apresiasi baik kepada pembelajaran yang
luar kelas menjadikan siswa lebih dilakukan. Menurut guru siswa cenderung
bersemangat dalam belajar dan menjadi aktif dan terlihat gembira saat
berkonsentrasi pada materi. Pembelajaran mengikuti pelajaran, sehingga siswa lebih
luar sekolah juga mengembangkan daya pikir mudah menyimpan informasi yang didapat.
siswa dan membuat suasana belajar lebih Guru juga mengharapkan dengan
nyaman, sehingga siswa lebih dapat pembelajaran tersebut siswa lebih memahami
memahami materi pelajaran dan siswa dapat materi yang diajarkan, karena siswa
lebih berani mengemukakan pendapat. dihadapkan pada objek yang nyata.
Pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas Kelemahan pembelajaran menggunakan buku
disukai para siswa karena mengurangi rasa kunci determinasi tumbuhan dengan
jemu sewaktu melakukan kegiatan mengidentifikasi tumbuhan di lingkungan
pembelajaran sekolah menurut guru adalah daya
Hasil evaluasi post test dan unjuk kerja konsentrasi siswa mudah menurun. Daya
menunjukkan bahwa dua siswa tidak lulus konsentrasi siswa yang menurun disebabkan
dan hasil angket menunjukkan 42% siswa lingkungan belajar siswa yang mudah
merasa kesulitan dalam kegiatan berubah. Kendala utama yang dihadapi dalam
pembelajaran. Siswa yang sulit mengikuti melakukan penelitian ini adalah kondisi cuaca
pembelajaran karena tidak dapat beradaptasi dan alokasi waktu, selain itu area yang luas
dengan pembelajaran yang dilakukan dan mengakibatkan siswa menjadi tidak fokus
masih asing dengan proses pembelajaran yang dalam melakukan pengamatan. Konsentrasi
masih baru. Setiap hari siswa dihadapkan siswa mudah beralih pada kejadian yang
dengan proses belajar yang hampir sama, terjadi disekitarnya, selain itu kelompok siswa
yaitu duduk, mencatat apa yang ditulis guru bekerja secara menyebar mengakibatkan guru
dipapan tulis, tugas untuk mengerjakan buku kerepotan dalam melakukan pengawasan dan
tugas diberikan guru saat guru berhalangan pendampingan. Pembelajaran dengan
hadir, atau ada waktu yang tersisa, seperti mengeksplorasi lingkungan sekolah
halnya dengan praktikum yang dilakukan membutuhkan banyak waktu, tenaga dan
sesekali. Hal ini mengakibatkan siswa biaya, serta menuntut siswa selalu aktif.
kesulitan dalam kegiatan metode Menurut Siyanto (2007) pembelajaran seperti
pembelajaran yang baru imbasnya pada nilai di atas perlu diterapkan secara intensif dan
yang didapat siswa menjadi rendah. Menurut berkesinambungan untuk mendapat hasil
Mariana (2007) siswa yang belum terbiasa maksimal.
dengan pembelajaran yang berlangsung sulit
untuk mengikuti pembelajaran, sehingga SIMPULAN
perlu diadakan pengenalan dan sosialisasi Berdasarkan hasil dan pembahasan
metode baru yang akan digunakan (Hasanah, yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
2007). Sebanyak 36% siswa tidak menikmati bahwa terdapat 32 famili tumbuhan yang
suasana belajar alasannya karena kondisi digunakan pada buku kunci determinasi.
pembelajaran yang cenderung lebih ramai. Produk buku kunci determinasi tumbuhan
Konsentrasi siswa mudah sekali beralih untuk SMA layak digunakan sebagai media
karena di luar kelas sering kali banyak belajar materi klasifikasi tumbuhan. Buku ini
gangguan seperti suara bising, orang hilir mendapat penilaian sangat layak oleh
mudik, cuaca yang tidak menentu dan lain validator. Penilaian pakar materi 85,7% dan
sebagainya (Nicol, 2003). pakar media 94,4%. Buku kunci determinasi
tumbuhan efektif digunakan dalam

126
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 119-130

pembelajaran klasifikasi tumbuhan yaitu dari Pengelolaan Hutan KPH Pekalongan


hasil belajar siswa 93,9% lulus. Tanggapan Barat. Slawi: KPH Pekalongan Barat.
siswa terhadap pembelajaran menggunakan
buku kunci determinasi tumbuhan serta Hariyatmi & A. Syaifullah. (2016). Biology
tanggapan guru sangat baik untuk diterapkan Teacher Ability in the Implementation
dalam pembelajaran di SMA. Buku tersebut of Curriculum in Senior High School
layak digunakan dalam pembelajaran 2013 District State Pekalongan.
klasifikasi tumbuhan di SMA untuk Proceeding Biology Education
meningkatkan hasil belajar siswa dan Conference, 13(1): 225-231
tambahan wawasan yang belajar klasifikasi
tumbuhan. Hasanah, Y. (2007). Efektifitas Pembelajaran
Kooperaif Tipe Stad dan Jigsaw Dalam
DAFTAR PUSTAKA Materi Pokok Materi Klasifikasi Makhluk
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Hidup di MTs NU Ungaran (Skripsi).
Jakarta: Raja Grafindo. Semarang. UNNES

Atmodiwirjo, P. (2013). School ground as Istiani, R.M. & A. Retnoningsih. (2015).


environmental learning resources: Pemanfaatan Lingkungan Sekolah
Teachers’ and pupils’ perspectives on its Sebagai Sumber Belajar Menggunakan
potentials, uses and accessibility. Metode Post to Post Pada Materi
International Electronic Journal of Klasifikasi Makhluk Hidup. Unnes
Environmental Education, 3(2): 101- Journal of Biology Education, 4(1): 70-
119. 80.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kaplan, D.R. (2001). The Science of Plant
(2016). Naskah Akademik Instrumen Morphology: Definition, History, and
Penilaian: Buku Teks Pelajaran Role in Modern Biology. American
Pendidikan Dasar dan Menengah. Journal of Botany. Academic Press.
Jakarta: BSNP. Berkley. Hal. 34.
--------------------------------------------------------.
Silabus Mata Pelajaran Sekolah Kemendikbud. (2013). Peraturan Kementerian
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Mata Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
Pelajaran Biologi. Jakarta: Kementerian Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
Pendidikan dan Kebudayaan. dan Struktur Kurikulum SMA/MA.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Durchhalter, M., Scheuch, M., Radits, F. (2013). Kebudayaan.
Identifying Deep Sea Gasreopods in an
Authentic Student-Scientist-Partnership Mariana, A. (2007). Aktivitas dan Hasil Belajar
– Learning To Deal With Identification. Siswa Pada pembelajaran Konsep
International Journal of Biology pengelolaan Lingkungan Hidup dengan
Education University of Vienna Press, penerapan Pendekatan Jelajah Alam
2(1) Sekitar Model Conceptual Change
(Skripsi). Semarang: UNNES
Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup KPH Pekalongan Nicol, R. (2003). Outdoor Educations :
Barat (DPPL). (2011). Kegiatan Research topic or Universal Value ? Part

127
Fika R, dkk. Pengembangan Kunci Determinasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Hutan Wisata Guci
Kabupaten Tegal untuk Sekolah Menengah Atas

Three. Journal of Adventure Education Siyanto, D. (2007). Hasil Belajar dan Aktivitas
& Outdoor Learning 3(1): 11-28 Siswa Dengan Pendekatan Jelajah Alam
Sekitar Berbasis Pengetahuan Awal
Pemerintah Kabupaten Tegal. (2016). Siswa Pada Pembelajaran Konsep
Kawasan Taman Wisata Guci. Pengelolaan Lingkungan (Studi Kasus Di
http://tegalkab.go.id (accesed at 3 SMP Negeri 37 Semarang (Skripsi).
Januari 2017) Semarang: UNNES

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Sudjana, N & A. Rivai. (2009). Media


Nomor 47 tahun 1997 Tentang Rencana Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Tata Ruang Wilayah Nasional. Algensindo.

Putri, L.O.L. (2015). Kartu Indentifikasi Filum -------------------------------. (2010). Media


Sebagai Media Pembelajaran Yang Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Inovatif Untuk Mempelajari Materi Algensindo.
Klasifikasi Hewan. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia. 2(1): (31-38) Suryoatmojo, A. (2011). Efektifitas
Penggunaan Kunci Determinasi Dengan
Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Pada
Dan Pengembangan Kementerian Pembelajaran Klasifikasi Tumbuhan Di
Pendidikan Dan Kebudayaan. (2015). Smp Negeri 4 Temanggung (Skripsi).
Daya Serap Biologi IPA Tahun 2012, Semarang: Universitas Negeri
2013, dan 2014. Jakarta: Kementerian Semarang.
Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwila, M.T. (2015). Identifikasi Tumbuhan
Rahmatullah, M. (2011). Pengaruh Pemanfaat- Epifit Berdasarkan Ciri Morfologi dan
an Media Film Animasi Terhadap Hasil Anatomi Batang di Hutan Perhutani Sub
Belajar. Edisi Khusus No. 1 BKPH Kedunggalar, Sonde dan Natah.
Florea, 2(1): 47-50.
Sadiman, A. S., R. Rahardjo, A. Hayono &
Rahardjito. (2011). Media Pendidikan, Taufiq, M., N.R. Dwi & A. Widiyatmoko. (2014).
Pengertian, Pengembangan, dan Pengembangan Pembelajaran IPA
Pemanfatannya. Jakarta: PT Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan
RajaGrafindo Persada. Tema “ Konservasi Berpendekatan
Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan
Safitri, O.I., A. Retnoningsih, & A. Irsad. (2014). IPA Indonesia, 3(2): 140-145
Penerapan Outdoor Learning Process
(OLP) Menggunakan Papan Klasifikasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
pada Materi Klasifikasi Tumbuhan. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Unnes Journal of Biology Education, 3 Undang-Undang Republik Indonesia
(1): 61-68. Nomor 62 tahun 1998 Tentang
Penyerahan Sebagian Urusan
Santyasa, W. (2007). Landasan konseptual Pemerintahan.
media pembelajaran. Makalah
disampaikan pada Workshop media Utami, F. N., S. Ridlo & A. Widiyatmoko.
pembelajaran bagi guru-guru SMA di (2016). Pengembangan Lks Ipa Terpadu
Negeri Banjar Angkan. Klungkung. Berbasis Permainan Edukatif Tema

128
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 119-130

Tekanan Dalam Sistem Peredaran Darah Zulfah. (2008). Meningkatkan Kualitas


Manusia Untuk Siswa Kelas VIII. Unnes Pembelajaran Materi Pengelolaan
Science Education Journal, 3(3): 570-578 Lingkungan Dengan Pendekatan JAS
Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-
Watson, S. & T. Miller. (2009). Clasification Pair-Share dan Penilaian Autentik di
and Dichotomous Key. Science Teacher, SMPN 37 Semarang (Skripsi). Semarang:
3(76): 50-54. UNNES

Wulansari, L. D., (2015). Pengembangan Atlas


Keanekaragaman Tumbuhan:
Euphorbiales, Myrtales, dan Solanales
Sebagai Sarana Identifikasi. BioEdu
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi.
4(3):1029-1035.

129
Fika R, dkk. Pengembangan Kunci Determinasi Tumbuhan Hasil Eksplorasi Hutan Wisata Guci
Kabupaten Tegal untuk Sekolah Menengah Atas

130

You might also like