You are on page 1of 7

Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

Unnes.J.Biol.Educ. 1 (2) (2012)

Unnes Journal of Biology Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe

EFEKTIVITAS KOOPERATIF TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP


AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Nur Ida Fitriyah, Eling Purwantoyo, Chasnah

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penggunaan model pembelajaran
Diterima: Juni 2012 kooperatif two stay two stray terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi klasifikasi
Disetujui: Juli 2012 makhluk hidup. Penelitian dilaksanakan di kelas VII semester gasal di MTs Negeri Sulang tahun
Dipublikasikan: Agustus ajaran 2011/2012. Rancangan penelitian ini adalah pre-experimental design dengan desain One Shoot
Case Study. Sampel yang digunakan adalah kelas VII2, VII3 dan VII4 dengan teknik purposive
2012
sampling. Variabel penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif two stay two stray, aktivitas
________________ dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase siswa yang aktif dan sangat
Keywords: aktif secara klasikal pada ketiga kelas mencapai 86,67%. Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
student activities and learning 93,33%. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini
outcomes; bahwa model pembelajaran kooperatif two stay two stray efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar
the learning of living things siswa materi klasifikasi makhluk hidup di MTs Negeri Sulang.
classification;
“two stay two straý” Abstract
cooperative learning model ___________________________________________________________________
____________________ This research aimed to identify the effectiveness of using of ”two stay two stray” cooperative learning models
towards students’ activities and learning achievements in classification of living things subject matter . The
study was held at MTs state of Sulang, 7th grade semester in 2011/2012. The design of research was pre-
experiment with One Shoot Case Study. Samples were included the class VII2, VII3 and VII4 who were
selected by purposive sampling technique. The variable were ”two stay two stray” cooperative learning models,
students’ activities and learning achievements in classification of living things matter. Obtained data were
analyzed by descriptive quantitative methods. The results showed that the percentage of students who were
active and very active in the class from all three class up to 86.67%. The passing level of students’ learning
achievement was 93,33%. The conclusion from this research was that the learning of Living Things
Classification using “two stay two straý” cooperative learning model was effective to improve the activity and
students’ learning achievements at MTs state of Sulang.

© 2012 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579
E-mail: puppyloveieda@yahoo.com

129
Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

PENDAHULUAN Model pembelajaran adalah cara yang


digunakan guru dalam proses belajar mengajar
Pembelajaran adalah seperangkat dengan berbagai variasi sehingga siswa tidak
peristiwa (event) yang mempengaruhi peserta bosan dan tercipta suasana belajar yang menarik
didik sedemikian rupa sehingga peserta didik dan menyenangkan.
memperoleh kemudahan (Briggs 1992, diacu Salah satu model pembelajaran yang
dalam Rifa’i & Chatarina 2010). Oleh karena dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
itu, di dalam pembelajaran, pendidik harus aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
benar-benar mampu menarik perhatian peserta klasifikasi makhluk hidup adalah model
didik agar mampu mencurahkan seluruh pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran
energinya sehingga dapat melakukan aktivitas kooperatif seorang siswa menjadi sumber belajar
belajar secara optimal dan memperoleh hasil bagi temannya yang lain (Wena 2009). Dari
belajar seperti yang diharapkan (Rifa’i dan berbagai model yang ada, peneliti tertarik
Chatarina 2010). Untuk memperoleh hasil menggunakan model kooperatif Two Stay-Two
belajar yang diharapkan guru perlu memiliki Stray.
kemampuan serta kesiapan dalam melakukan Model two stay two stray adalah salah satu
pembelajaran. Guru memegang peranan penting model pembelajaran kooperatif yang dapat
dalam proses belajar mengajar, serta aktivitas meningkatkan aktivitas siswa dan menciptakan
belajar siswa merupakan hal penting dalam suasana belajar yang menyenangkan (Indriyani
kegiatan belajar mengajar. 2011). Model pembelajaran ini memberikan
Berdasarkan hasil observasi awal pada kesempatan kepada anggota kelompok untuk
bulan Februari tahun 2011 di sekolah MTs N membagikan hasil atau informasi ke anggota
Sulang diperoleh informasi bahwa aktivitas kelompok lain. Tahap-tahap pelaksanaannya
siswa rendah, dan motivasi dalam pembelajaran adalah (1) Diskusi kelompok (2) Dua siswa
pun rendah. Rata-rata hasil ulangan harian pada bertamu ke kelompok lain dan dua siswa
mata pelajaran klasifikasi makhluk hidup yang lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima
diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya masih tamu (dua orang dari kelompok lain) (3)Siswa
rendah (hanya 55% siswa mencapai ketuntasan kembali ke kelompok asal, (4) Melakukan
belajar) dengan Kriteria Ketuntasan Minimal diskusi kelompok (5) laporan hasil diskusi
(KKM) untuk materi biologi 60. Rendahnya kelompok (Lie 2008). Dengan model
aktivitas dan hasil belajar siswa tersebut karena pembelajaran ini siswa saling bertukar
siswa belum terlibat langsung dalam proses informasi, siswa memiliki peran dan tanggung
belajar mengajar. jawab untuk mempelajari bahan diskusi bersama
Klasifikasi makhluk hidup memiliki kelompok ketika menjadi 'tamu' maupun 'tuan
cakupan yang luas. Materi klasifikasi makhluk rumah'. Dengan demikian, pengetahuan dan
hidup di sekolah MTs Negeri Sulang memiliki wawasan siswa berkembang, siswa lebih
tingkat kesulitan yang relatif tinggi karena menguasai topik diskusi sehingga hasil belajar
jumlah materi yang banyak dan nama-nama siswa dapat ditingkatkan.
ilmiah yang sulit diingat oleh siswa. Materi Permasalahan yang dikaji dalam
klasifikasi makhluk hidup yang memiliki penelitian ini adalah apakah model
karakteristik tersebut harus disampaikan oleh pembelajaran kooperatif two stay two stray efektif
guru dengan menggunakan model pembelajaran terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada
yang tepat agar siswa tertarik dan aktif dalam materi klasifikasi makhluk hidup di MTs N
pembelajaran. Sulang? Penelitian ini bertujuan untuk
Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar mendeskripsikan efektivitas Model pembelajaran
klasifikasi makhluk hidup dan meningkatkan kooperatif two stay-two stray terhadap aktivitas
mutu pendidikan sekolah diantaranya dengan dan hasil siswa belajar siswa pada Materi
menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Klasifikasi Makhluk Hidup.

130
Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di MTs N Data hasil penelitian berupa aktivitas dan
Sulang Kabupaten Rembang pada semester hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa
gasal tahun ajaran 2011/2012 dengan populasi diamati selama proses pembelajaran. Kegiatan
seluruh kelas VII. Penelitian ini merupakan jenis yang diamati yaitu mengamati gambar, diskusi
penelitian pre-experimental design dengan dengan kelompok awal, diskusi dengan
desain One-Shot Case Study. Dilaksanakan pada kelompok bertamu, menyampaikan informasi
siswa kelas VII2, VII3 dan VII4. Variabel kepada kelompok bertamu, kemampuan dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran menyampaikan informasi dari kelompok tamu
kooperatif two stay two stray pada mater kepada kelompok awal dan mencatat hal-hal
klasifikasi makhluk hidup, aktivitas dan hasil penting selama pembelajaran. Aktivitas siswa
belajar siswa. Data penelitian yang diperoleh dalam pembelajaran dengan menerapkan two
stay two stray disajikan pada Tabel 1.
dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa,
kinerja guru, tanggapan siswa dan tanggapan Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa
guru kelas terhadap kegiatan pembelajaran. aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. dengan menggunakan model kooperatif two stay

Tabel 1. Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

two stray menunjukkan kriteria baik. Hasil menjadi tamunya. Kegiatan ini yang melatih
tersebut sesuai dengan indikator keberhasilan siswa untuk berkomunikasi dan melatih
yaitu ≥75% siswa aktif dan sangat aktif. keberanian berbicara.
Pembelajaran membuat suasana belajar menjadi Pada pelaksanaan tahapan model
menyenangkan, karena dalam pembelajaran kooperatif two stay-two stray, setiap siswa dalam
siswa menemukan sendiri dari pengalaman yang satu kelompok saling bekerja sama untuk
dilakukan. Aktivitas yang tinggi berpengaruh memahami dan menguasai tugas yang diberikan
pula pada hasil belajar siswa. Sesuai pendapat sehingga siswa yang ditugaskan untuk bertamu
Qomariah (2010) bahwa keaktifan siswa dalam dapat menguasai hasil diskusi mereka dan tidak
belajar merupakan salah satu faktor yang merasa kesusahan ketika pihak kelompok lain
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menanyakan hasil diskusi mereka. Aktivitas
belajar. belajar siswa dalam pembelajaran ini seperti
Model pembelajaran kooperatif Two mengamati gambar, diskusi dengan kelompok
Stay-Two Stray merupakan model pembelajaran awal, diskusi dengan kelompok bertamu,
yang melatih siswa untuk aktif. Pada tahapan menyampaikan informasi kepada tamu
model kooperatif Two Stay-Two Stray ini siswa kemampuan dalam menyampaikan informasi
berdiskusi secara berkelompok serta melakukan dari kelompok tamu kepada kelompok awal,
kunjungan ke kelompok lain untuk saling tukar dan mencatat hal-hal penting dalam
informasi. Cara bertamu ini secara tidak pembelajaran, hal ini membantu siswa dalam
langsung menjadikan siswa aktif karena harus memahami materi dan dapat meningkatkan
bertanya dan mempersiapkan jawaban serta hasil belajar siswa. Sesuai pendapat Qomariah
menjawab pertanyaan dari siswa lain yang (2010) dalam jurnal penelitiannya tentang upaya

131
Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

peningkatan keterampilan berargumentasi yang berkaitan dengan pengajaran.


pendidikan agama islam dengan metode two stay Aktivitasaktivitas siswa dalam berdiskusi
two stray bahwa keaktifan siswa dalam belajar tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan
merupakan salah satu faktor yang partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pengalaman sikap kepemimipinan dan membuat
belajar. keputusan dalam kelompok, serta memberikan
Pada ketiga kelas penelitian, aspek kesempatan untuk berinteraksi dan belajar
aktivitas “mengamati” memiliki persentase yang bersama-sama dengan latar belakang siswa yang
lebih tinggi daripada aktivitas yang lain yaitu berbeda (Trianto 2007).
diskusi dengan kelompok awal, diskusi dengan Aktivitas siswa yang belum maksimal
kelompok bertamu, menyampaikan informasi dalam pembelajaran disebabkan siswa masih
kepada tamu, kemampuan dalam malu mengungkapkan pendapatnya dalam
menyampaikan informasi dari kelompok tamu kelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
kepada kelompok awal, dan mencatat hal-hal Nasution (2002) bahwa siswa yang pasif dalam
penting dalam pembelajaran. Hal ini sejalan pembelajaran diduga terkait dengan gaya belajar
dengan apa yang dinyatakan Meier (2002) masing-masing siswa. Ada siswa yang lebih
bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak memilih belajar sendiri dan ada pula yang
perangkat memproses informasi pengamatan senang mendengarkan penjelasan dan informasi
daripada informasi yang lain. Menurut Pike dari guru melalui metode ceramah. Bagi siswa
dalam Silberman (2006) dengan menambahkan yang memiliki gaya belajar individual, pada
kegiatan mengamati pada pembelajaran akan umumnya siswa tidak menyukai belajar
menaikkan ingatan dari 14% ke 38%. kelompok, akibatnya mereka tidak sepenuhnya
Faktor lain yang menyebabkan tingginya terlibat dalam aktivitas kelompok.
aktivitas siswa adalah iklim dan suasana Hasil belajar dalam penelitian ini berupa
lingkungan belajar model pembelajaran hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa
kooperatif two stay two stray mendorong siswa setelah menggunakan model Two Stay-Two Stray
untuk ikut terlibat dalam proses belajar pada materi klasifikasi makhluk hidup. Hasil
mengajar. Sesuai dengan pendapat Bligh dalam belajar siswa diambil dari nilai post test. Hasil
Lord (2001) menyatakan bahwa siswa yang belajar siswa disajikan pada Tabel 2.
mendapat kesempatan untuk berinteraksi secara Berdasarkan Tabel 2, diketahui hasil
aktif dengan teman sekelas, siswa lebih belajar siswa kelas VII2, VII3 dan VII4 sangat
menikmati, dan lebih puas dengan pengalaman baik. Nilai rata-rata tingkat ketuntasan klasikal
belajar yang diperoleh karena tiap anggota mencapai 93,33%. Hasil ini telah melampaui
kelompok menghargai kemampuan anggotanya kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
dalam keterlibatan mereka didalam kelas. ditetapkan oleh MTs Negeri Sulang yaitu
Melalui pembelajaran ini siswa lebih mudah sebesar 60 dengan ketuntasan klasikal ≥55%.
Tabel 2. Hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhuk hidup dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif two stay two stray (TSTS)

memahami konsep yang sulit dengan saling Hasil tersebut juga telah melampaui indikator
berdiskusi dengan temannya. Siswa diajarkan keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu
mencari, menemukan dan berbagi informasi sekurang-kurangnya 85% dari seluruh peserta

132
Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

didik tuntas belajar. Pembelajaran kooperatif two kognitif tergambar pada hasil belajar yang
stay two stray selain dapat meningkatkan prestasi diukur dengan tes hasil belajar .
belajar kognitif siswa juga dapat meningkatkan Pembelajaran kooperatif Two Stay-Two
motivasi dan hasil belajar siswa. Hal tersebut Stray didasari teori kontruktivisme. Siswa harus
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan menemukan sendiri dan mentransformasikan
oleh Sari (2010) bahwa penerapan pembelajaran informasi yang diperoleh. Agar siswa dapat
kooperatif two stay two stray dapat meningkatkan memahami dan menerapkan pengetahuan yang
motivasi dan hasil belajar siswa. diperoleh, siswa harus bekerja memecahkan
Penerapan model pembelajaran masalah dengan ide dan menggali dari berbagai
kooperatif yang bercirikan saling ketergantungan sumber informasi yang relevan. Pembelajaran
positif, tanggung jawab perorangan, interaksi kooperatif Two Stay-Two Stray melatih siswa
promotif, komunikasi antar anggota dan untuk menemukan dan memahami konsep yang
pemrosesan kelompok, membantu siswa untuk sulit dengan saling berdiskusi. Pembelajaran
dapat meraih keberhasilan dalam belajar kooperatif mengutamakan aspek sosial, hal ini
(Zakaria 2006). Selain itu, siswa memiliki dimaksudkan agar siswa bekerja dalam
keterampilan, baik keterampilan berpikir kelompok untuk saling membantu dalam
maupun keterampilan sosial yaitu memecahkan masalah-masalah yang kompleks
mengemukakan pendapat, bertanya, bekerja dalam pembelajaran.
sama dan mengurangi perilaku menyimpang di Pembelajaran kooperatif two stay two stray
kelas. Kelima unsur tersebut ada dalam melatih siswa untuk menemukan dan
pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar memahami konsep yang sulit dengan saling
dengan efektif. Lord (2001) mengemukakan berdiskusi. Adanya kerjasama dalam kelompok
bahwa siswa memiliki hasil belajar yang tinggi menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif.
dengan menggunakan model pembelajaran Nasution (2002) mengatakan bahwa belajar
kooperatif. Sesuai hasil penelitian Subratha kelompok itu efektif bila setiap individu merasa
(2007) bahwa model pembelajaran kooperatif bertanggung jawab terhadap kelompok,
meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses berpartisipasi dan bekerjasama dengan individu
pembelajaran yang ditunjukkan dengan lain secara efektif, sehingga setiap anggota
tingginya aktivitas siswa. merasa aman dan puas di dalam kelas dan pada
Siswa yang belum tuntas belajar akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.
disebabkan karena siswa kurang kesiapan belajar Guru memegang peranan penting
dan perbedaan persepsi tiap siswa tentang terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.
pemahaman yang diperoleh dari proses Oleh karena itu, kemampuan serta kesiapan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru dalam mengajar memegang peranan
Darsono (2004) bahwa faktor-faktor yang penting bagi keberhasilan proses belajar
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah mengajar siswa. Kinerja guru dalam
faktor internal (kesiapan belajar, perhatian, dan pembelajaran materi klasifikasi makhluk hidup
perbedaan individu). dengan menggunakan model kooperatif two stay
Menurut Bloom diacu dalam Sunarto dan two stray sudah baik (90%) dan sesuai dengan
Hartono (2008) setiap orang memiliki persepsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
tentang pengamatan atau penyerapan atas suatu telah dibuat, sehingga dapat mendorong
objek. Berarti ia menguasai sesuatu yang aktivitas siswa untuk belajar lebih aktif sehingga
diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk hasil belajar meningkat.
persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan Kendala yang dihadapi pada penelitian
secara sistematik menjadi miliknya. Setiap saat ini adalah siswa belum terbiasa menggunakan
bila diperlukan pengetahuan yang dimilikinya model pembelajaran kooperatif Two Stay Two
itu dapat direproduksi. Tingkat kemampuan Stray sehingga proses pembelajaran belum
sepenuhnya sesuai yang diharapkan. Hal ini

133
Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

dapat dilihat saat pertemuan pertama pada saat tersebut. Selain itu, adanya kegiatan bertukar
bertamu dan menjadi tuan rumah, siswa masih informasi membuat ketertarikan siswa dalam
belum siap dan belum paham bagaimana cara pembelajaran. Hasil ini sesuai dengan penelitian
bertukar informasi sehingga siswa merasa Ismawati (2011) bahwa ketertarikan siswa
canggung dan banyak waktu terbuang. Saat terhadap model pembelajaran kooperatif two stay
proses pembelajaran berlangsung siswa masih two stray memperoleh hasil positif/tinggi.
menimbulkan kegaduhan, serta belum adanya Hasil wawancara dengan guru mata
kekompakan pembagian tugas menyebabkan pelajaran biologi kelas VII MTs Negeri Sulang
siswa kurang percaya diri untuk bertanya dan diketahui bahwa guru tertarik untuk
menyampaikan pendapat. Oleh karena itu, menggunakan model kooperatif two stray two
sebelum menerapkan model pembelajaran stray pada materi klasifikasi makhluk hidup. Hal
kooperatif Two Stay Two Stray guru perlu ini dikarenkan pembelajaran kooperatif two stay
memberikan penjelasan mengenai model yang two stray lebih menyenangkan dan membuat
akan digunakan. Guru dapat menggunakan siswa aktif. Siswa sangat senang dan
charta/grafik/bagan dalam menjelaskan model bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
pembelajaran kooperatif Two Stay-Two Stray kooperatif two stay two stray sehingga
sehingga siswa akan paham dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang Pembelajaran menggunakan model
diharapkan dalam pembelajaran kooperatif Two kooperatif Two Stay-Two Stray mampu
Stay-Two Stray. Selain itu, guru memberikan meningkatkan peran siswa dalam kegiatan
pembagian tugas yang jelas pada masing-masing belajar mengajar terutama kegiatan diskusi,
siswa sehingga proses pembelajaran berjalan bertamu dan menerima tamu. Siswa menjadi
lancar dan suasana kelas menjadi lebih termotivasi dalam belajar , kondisi kelas menjadi
menyenangkan. lebih diwarnai dengan aktivitas siswa, sehingga
Berdasarkan analisis angket orientasi pembelajaran dalam KTSP yang
keterlaksanaan pembelajaran kooperatif two stay menuntut pembelajaran berpusat pada siswa
two stray diperoleh rata-rata kelas mencapai 92%. (Student centered learning) dan guru hanya
Hasil tersebut tergolong sangat baik dan berperan sebagai fasilitator dan motivator dapat
membuktikan bahwa tahapan-tahapa dari tercapai dengan baik.
pembelajaran kooperatif two stay two stray dapat
terlaksana dengan sangat baik. Namun, masih SIMPULAN
ada siswa yang tidak melakukan
tahapantahapan dari pembelajaran kooperatif Berdasarkan hasil analisis data dan
two stay two stray, hal tersebut diduga karena pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
siswa kurang termotivasi dalam mengikuti penggunaan model pembelajaran kooperatif two
pembelajaran kooperatif Two Stay-Two Stray stay two stray efektif terhadap aktivitas dan hasil
sehingga siswa kurang memperhatikan belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk
pengarahan dari guru. hidup di MTs Negeri Sulang-Rembang. Saran
Berdasarkan analisis tanggapan siswa yang diajukan berdasarkan penelitian ini yaitu
dengan menggunakan model kooperatif two stay guru dapat menggunakan model pembelajaran
two stray, diketahui bahwa siswa memberikan koopertif two stay-two stray sebagai salah satu
tanggapan yang baik terhadap pembelajaran. alternatif pembelajaran biologi untuk
Tanggapan yang baik ini muncul karena model meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pembelajaran kooperatif two stay two stray pada materi klasifikasi makhluk hidup.
merupakan model baru yang diterapkan
disekolah MTs Negeri Sulang, sehingga siswa
termotivasi untuk melaksanakan
tahapantahapan dari model pembelajaran

134
Fitriyah, dkk / Unnes Journal of Biology Education 1 (2) (2012)

DAFTAR PUSTAKA Rifa’i & A, Chatarina. 2010. Psikologi Pendidikan.


UNNES, Semarang
Darsono, M. 2004. Belajar dan Pembelajaran.
Semarang: IKIP Press Sari, F W . 2010. Penerapan model pembelajaran
kooperatif model two stay two stray (tsts)
Indriyani, C. 2011. Peningkatan kualitas dengan pendekatan kontekstual untuk
pembelajaran IPS dengan model meningkatkan motivasi dan hasil belajar
pembelajaran kooperatif teknik two stay-two biologi siswa kelas VII A SMP N 2 kertosono
stray pada siswa kelas IV SD Tambakaji 05 jawa timur . Malang : On line at
kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Jurnal http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/biol
Kependidikan Dasar 1(2) hal 180-193. ogi/article/view/9483. Diunduh tanggal 12
april 2011
Ismawati, N & N, Hindarto. 2011. Penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Silberman. 2006. Active Learning, 101 Strategi
struktural two stay two stray untuk Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X al). Y ogyakarta: YAPPENDIS.
SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7
hal 38-41 Subratha, N. 2007. Pengembangan model
pembelajaran kooperatifdan strateg
Lie, A. 2008. Mempraktikan cooperatif learning di pemecahan masalah untuk meningkatkan
ruang-ruang Kelas. PT Gramedia hasil belajar siswa kelas VIIC SMP 1
Widiasarana Indonesia, Jakarta
Sukadana. Jurnal penelitian dan pengembangan. 1 (2)
Lord, T . (2001). 101 Reason for using cooperative hal 135-147.
learning in biology teaching. The American
Biology T eacher . 60.30-39. Sunarto & Hartono. 2008. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Meier , D. 2002. The Accelerated Learning
Handbook. Bandung: Kaifa. Trianto. 2007. Model Pembelajaran inovatif
berorientasi konstruktivistik konsep landasan
Nasution. 2002. Didaktik Asas-asas Mengajar . teorotis dan implementasinya. Prestasi
Jakarta: Bumi Aksara. Pustaka Publisher , Jakarta

Qomariah, I dan L, Badriyah. (2010) Upaya Wena, M. 2009. Strategi pembelajaran kontemporer
peningkatan ketrampilan berargumentasi suatu tinjauan konseptual operasional. Bumi
pendidikan agama islam dengan metode two Aksara, Jakarta
stay two stray pada siswa kelas xi di SMA al
muniroh ujung pandang gresik. Jurnal Zakaria E. dan Z. Iksan (2007). Promoting cooperatve
Penelitian Tindakan Kelas pendidikan learning in science and mathematics
Agama Islam 1 (1) hal 37-52. education: A Malaysia. Eurasia Journal of
Mathematics, Science & Technology.

135

You might also like