You are on page 1of 9

APLIKASI PERLEKATAN RESIN GIGI KOMPOSIT PADA GTSL KERANGKA LOGAM

Ploypim Kraisintu, Settapak Somyhokwilas, Tananan Chandharohit, Tool Sriamporn, Awiruth Klaisiri, Niyom T

Reviewer
Ambar Delfi Mardiunti1, Dewi Sartieka Putri1, Irma Khoerunisa1, Pratitis Widi Seno1, Gene Rizky Natalia2
1Mahasiswa Program Profesi Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
2Bagian Prostodonsia, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Email korespondensi: dewisarti13@gmail.com

Abstract: The condition of tooth loss can be overcome by using dentures needed to maintain the condition of the remaining tissue,
improve the stomatognathic system, phonetic system, and aesthetics. Removable Partial Denture (MRPD) is a treatment option to replace
tooth loss in the oral cavity. This case report contains the manufacture of dentures using composite resin on a metal framework removable
partial denture. The technique has been applied for two patients. The first patient complained of losing 3 upper anterior teeth with a history
of frequent dentures and high aesthetic expectations and the second patient only wanted to replace 1-2 teeth in the lower jaw but had
limited space to install acrylic dentures. Hybrid composite dental resin made specifically on the metal framework removable partial denture
is the treatment of choice to overcome the limitations of space and more attention to aesthetics. The attachment between two different
materials requires the existence of mechanical and chemical biomechanical bonds. Mechanical bonding can be obtained using
sandblasting, manual coarsening, etching of HF acid, and phosphoric acid. Chemical bonds between metal layers and composite resins
are obtained from silane primers containing MDP monomers. The metal framework removable partial denture with a combination with
composite resin denture material is durable and has good strength and aesthetics compared to conventional acrylic-based removable
partial denture.
Keywords: Removable partial denture, metal framework, composite resin.

Abstrak: Kondisi kehilangan gigi dapat diatasi dengan penggunaan gigi tiruan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi jaringan
yang tersisa, memperbaiki sistem stomatognatik, sistem fonetik, dan estetika. Gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam merupakan
pilihan perawatan untuk menggantikan kehilangan gigi pada rongga mulut. Laporan kasus ini berisi tentang pembuatan gigi tiruan
menggunakan resin komposit pada GTSL kerangka logam. Teknik tersebut telah diterapkan untuk dua pasien. Pasien pertama dengan
keluhan kehilangan 3 gigi anterior atas yang memiliki riwayat gigi tiruan sering patah dan harapan estetika yang tinggi serta pasien kedua
hanya ingin mengganti 1-2 gigi di bagian rahang bawahnya tetapi memiliki keterbatasan ruang untuk memasang gigi tiruan akrilik. Resin
gigi komposit hybrid modern yang dibuat khusus pada GTSL kerangka logam menjadi pilihan perawatan untuk mengatasi adanya
keterbatasan ruang dan lebih memperhatikan estetika. Perlekatan antara dua bahan yang berbeda membutuhkan adanya ikatan
biomekanika secara mekanis dan kimiawi. Ikatan mekanis dapat diperoleh menggunakan sandblasting, pengasaran manual, etsa asam
HF, dan asam fosfat. Ikatan kimiawi antar lapisan logam dan resin komposit diperoleh dari primer silan yang mengandung monomer MDP.
GTSL kerangka logam dengan kombinasi bahan gigi tiruan resin komposit bersifat tahan lama, serta memiliki kekuatan dan estetika yang
baik dibandingkan dengan GTSL konvensional berbahan dasar akrilik.
Kata Kunci: Gigi tiruan sebagian lepasan, kerangka logam, resin komposit.

Pendahuluan (GTSL) merupakan gigi tiruan yang menggantikan


satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang
Kehilangan gigi merupakan suatu keadaan
atas atau rahang bawah yang dapat dilepas dan
dimana gigi sudah tidak berada dalam soket atau
dipasangkan kembali oleh pasien.4 Gigi tiruan
tempatnya.1 Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh
sebagian lepasan biasanya terbuat dari logam,
beberapa faktor yaitu karies, kehilangan perlekatan
resin akrilik, dan resin termoplastik.6 Komponen
jaringan periodontal serta riwayat trauma pada
GTSL konvensional biasanya terdiri dari basis dan
dentoalveolar.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar
gigi tiruannya yang terbuat dari akrilik, namun pada
(Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan bahwa
proses pembuatan gigi tiruan biasanya harus
Indonesia memiliki prevalensi kehilangan gigi
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari
sebesar 1,3% pada penduduk umur ≥ 12 tahun
pasien.4
menurut karakteristik dengan persentase tertinggi
GTSL konvensional dengan bahan akrilik
terjadi pada umur 65 tahun ke atas, yaitu sebesar
dipandang kurang estetik. Warna gigi tiruan akrilik
9,0%.3 Kondisi ini dapat diatasi dengan melakukan
memiliki warna yang seringkali tidak sama dengan
penggantian gigi yang hilang yaitu pembuatan gigi gigi asli sehingga pasien dengan keinginan estetika
tiruan lepasan atau gigi tiruan cekat.4 Penggunaan tinggi memerlukan pilihan bahan lain. Alternatif
gigi tiruan dibutuhkan untuk mempertahankan bahan lain yang dapat dijadikan pilihan adalah gigi
kondisi jaringan yang tersisa, memperbaiki sistem tiruan berbahan komposit. Pada laporan kasus ini,
stomatognatik, sistem fonetik, dan estetika.5 pasien ingin memiliki gigi tiruan yang kuat dan
Gigi tiruan lepasan secara garis besar dibagi
tahan lama, namun pasien memiliki keadaan
dua yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan keterbatasan ruang untuk menggunakan gigi tiruan
sebagian lepasan. Gigi tiruan sebagian lepasan prefabrikasi dan sangat memperhatikan estetika,

1
sehingga diperlukan inovasi untuk memenuhi perawatan pasien adalah agar protesa nyaman,
keinginan pasien tersebut.7 tahan lama dan dapat berfungsi dengan baik tanpa
GTSL kerangka logam merupakan salah satu adanya intervensi bedah. Riwayat kesehatan umum
pilihan untuk pasien yang membutuhkan gigi tiruan pasien dalam kondisi baik.
yang kuat dan tahan lama.8 Gigi tiruan sebagian
lepasan kerangka logam merupakan protesa
definitif yang terdiri dari campuran bahan Co-Cr
(Cobalt-Chromium) sebagai basisnya dan anasir
gigi akrilik yang menempel pada basis tersebut.9
Kondisi adanya keterbatasan ruang untuk
menggunakan gigi tiruan prefabrikasi maka dapat
digantikan dengan menggunakan bahan resin gigi
komposit.7
Resin komposit yang digunakan adalah jenis
hybrid modern yang memiliki viskositas tinggi
dengan kekuatan tekan 300-350 MPa. Kekuatan
tekan merupakan salah satu hal yang penting untuk Gambar 1. Foto intraoral sebelum perawatan dengan
menahan kekuatan pengunyahan dan kekuatan gigi tiruan yang lama.7
tekan yang dihasilkan harus memiliki karakteristik Pemeriksaan intra-oral: jumlah gigi yang
mekanis seperti struktur gigi asli.10 Aplikasi material hilang yaitu gigi 17, 11, 21, 26, 36, 37, 44, dan 46.
komposit hybrid modern tidak langsung menjadi Gigi 25 menggunakan crown PFM. Jarak antara
pilihan untuk digunakan karena memiliki kelebihan gigi 47 dengan area edentulous rahang atas sekitar
tahan lama dan estetika yang baik, serta bisa 2 mm dan gigi insisivus rahang bawah tidak
berfungsi secara efektif digunakan untuk membuat kehilangan dimensi vertikal.jarak antara gigi 32 dan
gigi tiruan kerangka logam.11 33 sekitar 3 mm dan ditemukan atrisi pada semua
GTSL yang ideal harus memiliki prinsip gigi tanpa keluhan (Gambar 2).
biomekanika yang baik dengan adanya dukungan,
stabilisasi dan retensi.8 Biomekanika yang
mendukung perlekatan antara GTSL kerangka
logam dan resin komposit adalah dengan ikatan
secara mekanis dan kimiawi. Proses perlekatan
antara dua bahan yang berbeda dipengaruhi
adanya adhesi yang merupakan gaya tarik menarik
dalam perlekatan untuk menghasilkan desain
rencana perawatan yang baik.12 Rencana
perawatan ditentukan pada banyak faktor yaitu
diantaranya, jumlah gigi yang dibutuhkan untuk
digantikan, estetika, waktu kehilangan gigi,
kenyamanan, fungsi, serta status sosial ekonomi Gambar 2. Foto intraoral sebelum perawatan tanpa gigi
pasien. Penentuan rencana perawatan kepada tiruan.7
pasien merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh dokter gigi dan berdasarkan Pemeriksaan menunjukkan tidak ada poket
persetujuan dari pasien tersebut.13 Laporan ini periodontal dan terdapat resesi gingiva serta oral
bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang hygiene dalam tingkatan sedang. Klasifikasi kasus
hubungan biomekanika perlekatan resin gigi di atas menurut Kennedy dan Applegate, rahang
komposit pada GTSL kerangka logam. atas yaitu Kelas III modifikasi 2 dan rahang bawah
Kelas II modifikasi 3. Rencana perawatan
Laporan Kasus disesuaikan dengan keinginan pasien yaitu GTSL
kerangka logam menggunakan resin komposit yang
Kasus 1 dibuat khusus (custom-made) dengan tujuan
Pasien wanita Asia berusia 65 tahun datang ke estetika dan bersifat tahan lama.
klinik gigi dengan keluhan tampilan senyum yang Prosedur pembuatan dilakukan dengan
kurang baik, gigi tiruan tidak pas, warna gigi yang tahapan berupa pembuatan sendok cetak
sudah tidak sesuai disertai dengan riwayat gigi perseorangan, penggantian gigi, border moulding,
tiruan yang pernah lepas (Gambar 1). Tujuan dan pencetakan fungsional dengan polivinil

2
siloksan, master model dicetak dengan gypsum tipe 4. Oleskan lapisan serviks komposit sebelumnya,
IV, dan kemudian di kirim ke laboratorium untuk diikuti bagian dari gigi untuk menghasilkan
pembuatan GTSL kerangka logam. GTSL kerangka tampilan dentin. (Gambar 5E). Setiap lapisan
logam dicobakan ke pasien untuk mengepaskan komposit tidak boleh lebih dari 2 mm,
konektor utama, cengkeram dan oklusi dari GTSL polimerisasi selama 40 detik untuk setiap
tersebut (Gambar 3). lapisan. Ulangi sampai bagian dentin terpenuhi
(Gambar 5F).
5. Aplikasikan lapisan warna enamel dan warna
transparan (tembus pandang) untuk
menghasilkan tampilan seperti gigi asli (Gambar
5G). Lakukan polishing (Gambar 5H).
6. Melakukan tahapan pembuatan yang sama
untuk mengisi ruang antara gigi 32 dan 33.

Gambar 3. Kerangka try-in yang menunjukkan adaptasi


pada gigi abutment.7

Pemilihan warna dan bentuk yang dibuat


untuk gigi depan disesuaikan dengan panduan dari
gigi yang tersisa dan persetujuan pasien. Warna
yang dipilih berdasarkan shade guide Vita Klasik
yaitu A3.5 untuk daerah servikal, A3 untuk daerah
tengah sampai insisal (Gambar 4).

Gambar 5. Langkah untuk membuat resin gigi komposit


pada kerangka logam.7
Gambar 4. Pemilihan warna menggunakan shade
guide.7 GTSL kerangka logam dicobakan kembali ke
pasien untuk dilakukan occlusal adjusment. Pasien
Teknik pembuatan gigi resin komposit tidak merasa puas dengan warna dari resin gigi komposit
langsung pada kerangka logam : serta dapat berfungsi dengan baik (Gambar 6).
1. Bagian yang tidak perlukan ditutup dengan tape
putih plumber. Teknik sandblasting dilakukan
pada kerangka logam menggunakan 50 mikron
alumina menggunakan mesin sandblasting pada
jarak 10 mm. Kerangka logam dialiri dengan
streamer untuk mengurangi kontaminasi
(Gambar 5A-5B).
2. Aplikasikan primer logam (Kuraray noritake,
alloy primer, Okayama, Jepang) ke kerangka
logam dengan mikrobrush dan biarkan hingga Gambar 6. Foto intraoral setelah perawatan dengan gigi
mengering sempurna (Gambar 5C). tiruan yang baru.7
3. Pilih opaquer yang kompatibel dengan warna
yang dipilih dari resin komposit (warna A3.5 dan Kasus 2
A3). Lalu oleskan opaquer pada semua Seorang pasien wanita Asia berusia 53 tahun
permukaan, akan diikat ke komposit dan datang ke klinik gigi mengeluhkan tentang
dipolimerisasi dengan alat curing ringan selama pewarnaan logam dan pemasangan gigi tiruannya
40 detik (Gambar 5D)

3
yang kurang baik (Gambar 7). Pasien tidak pernah komponen terpasang dengan benar pada
melakukan pembuatan bridge, implan maupun posisinya.
perawatan ortodontik. Pasien tidak memiliki riwayat Langkah-langkah untuk membuat gigi
penyakit dan kondisinya secara umum baik. komposit di daerah gigi 35 dan 45 pada kerangka
logam dibahas pada Gambar 9. Langkah-langkah
sama seperti yang diterapkan dari kasus 1.

Gambar 7. Foto intraoral sebelum perawatan dengan


dan tanpa gigi tiruan.7
Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan kondisi
gigi pada lengkung rahang atas baik. Pemeriksaan
intra oral: gigi 35 dan 45 hilang, di antara gigi 36
dan 34 terdapat jarak 3 mm, serta di antara gigi 46
dan 44 terdapat jarak 5 mm (Gambar 7).Pada
kondisi klinis pasien, tidak ditemukan adanya poket
periodontal dan kebersihan rongga mulut pasien
baik. Menurut klasifikasi Kennedy dan Applegate, Gambar 9 Langkah-langkah untuk membuat resin gigi
rahang bawah termasuk klasifikasi Kelas III komposit (premolar bawah) pada kerangka logam.7
modifikasi 1.
Pemilihan warna dan bentuk yang dibuat GTSL kerangka logam dicobakan kembali ke
untuk gigi depan disesuaikan dengan panduan dari pasien untuk dilakukan occlusal adjusment. Pasien
gigi yang tersisa dan persetujuan pasien. merasa puas dengan warna dari resin gigi komposit
Pencetakan komposit (mock-up) dilakukan untuk serta dapat berfungsi dengan baik (Gambar 10).
mendapatkan hasil yang lebih baik. Mock-up
komposit dilakukan aplikasi langsung pada
permukaan gigi. Warna yang dipilih yaitu A3.5
untuk daerah servikal dan A2 untuk daerah oklusal
menggunakan shade guide Vita Klasik.
Pencocokan warna komposit ditunjukkan pada
Gambar 8.

Gambar 10. Foto intraoral pasca perawatan dengan


GTSL kerangka logam.7

Pembahasan
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL)
Gambar 8. Pencocokan warna komposit.7 merupakan protesa yang digunakan untuk
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang
Setelah pembuatan desain GTSL, dilakukan pada rahang atas atau rahang bawah yang dapat
pemilihan gigi tiruan dan pencetakan final, model dilepas dan dipasangkan kembali oleh pasien.4 Gigi
master dicetak dengan gypsum tipe IV dan dikirim tiruan sebagian lepasan dibedakan menjadi dua
ke laboratorium untuk pembuatan GTSL kerangka jenis berdasarkan bahan basis yang digunakan,
logam. GTSL kerangka logam dicobakan ke pasien yaitu GTSL basis resin akrilik dan GTSL dengan
untuk mengecek dudukan yang tepat, guide plane, basis kerangka logam. Kedua bahan basis gigi
serta mengepaskan konektor utama dan oklusal tiruan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
dari GTSL tersebut. Hasilnya menunjukkan semua masing-masing.13 Basis gigi tiruan adalah bagian
dari gigi tiruan yang bertumpu pada jaringan lunak

4
dan elemen gigi tiruan yang dilekatkan.14 GTSL biaya pembuatan yang lebih mahal. GTSL
bahan resin akrilik merupakan gigi tiruan sebagian kerangka logam dibuat berdasarkan ruang protesa
lepasan konvensional dengan landasan gigi tiruan terutama untuk gigi posterior yang ruang
yang terbuat dari bahan akrilik.8 GTSL resin akrilik protesanya sempit sehingga estetikanya berkurang
memiliki sifat estetika yang sangat baik, mudah karena kerangka logam yang terlihat.5 Apabila
diperbaiki, dan teknik pembuatannya yang terjadi kondisi patah pada logam maka tidak dapat
sederhana.15 Bahan resin akrilik mempunyai disambung seperti akrilik tetapi harus dilakukan
kekurangan yaitu lebih mudah menyerap cairan dan pembuatan ulang. Jika yang patah hanya gigi
mempunyai sifat porus yang dapat menjadi tempat akriliknya saja, maka masih dapat disambung atau
pengendapan sisa makanan sehingga hanya diganti gigi akriliknya.13
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang Kunjungan pasien saat perawatan GTSL
biak.16 Bahan akrilik mudah mengalami fraktur dan kerangka logam lebih panjang karena kerangka
beberapa kasus telah melaporkan adanya reaksi logam harus dicobakan dulu kepada pasien hingga
alergi pasien terhadap monomer dari akrilik.17 sesuai sebelum gigi tiruan dipakai serta proses
Pilihan perawatan GTSL yang lainnya adalah dapat pembuatannya juga cukup rumit. Hal tersebut
menggunakan GTSL kerangka logam.18 membuat GTSL kerangka logam menjadi lebih
GTSL kerangka logam adalah gigi tiruan mahal dibandingkan dengan menggunakan bahan
sebagian lepasan yang terbuat dari kerangka logam resin akrilik.8
padat berasal dari Co-Cr. Komposisi logam Co-Cr Tabel 1. Perbandingan GTSL kerangka logam dan GTSL
terdiri dari perpaduan kobalt (Co) 55-65%, kromium resin akrilik.8
(Cr) 30%, molibdenum (Mo) 4-5%, nikel (N) 0-10% Perbandingan Akrilik Logam
dan karbon (C) 0,2--,25%. Sifat-sifat perpaduan Proses pembuatan Mudah Sukar
komponen logam ini diantaranya yaitu, kobalt (Co)
menyebabkan kekerasan sehingga menjadi kuat Kekuatan Kurang Kuat
dan kaku, serta kromium (Cr) memberikan sifat Penghantar panas Kurang Baik
tahan korosi, namun mengurangi kekuatan dan
Menyerap air Dapat Tidak dapat
harus direaksikan dengan karbid. Modulus
elastisitas logam Co-Cr adalah sekitar 250 GPa, Perubahan warna Dapat Tidak dapat
sedangkan modulus campuran berada di kisaran Luas basis Luas Sempit
70-100 Gpa.18
Pembuatan GTSL kerangka logam memiliki Biaya Murah Mahal
kelebihan karena modulus elastisitasnya yang
tinggi sehingga menghasilkan kekuatan yang baik. Pada laporan kasus ini, pasien memiliki
GTSL kerangka logam dapat dibuat lebih tipis agar keterbatasan ruang untuk menggunakan gigi tiruan
pemakaiannya terasa lebih nyaman serta kontak prefabrikasi sehingga GTSL kerangka logam
lidah dengan jaringan lunak dan langit-langit tidak dikombinasikan dengan aplikasi material komposit
terganggu. Kerangka logam terdiri dari sadel, hybrid modern untuk pembuatan gigi tiruannya.
konektor mayor, konektor minor, direct retainer, Komposit hybrid modern menjadi pilihan untuk
indirect retainer, occlusal rest, dan cangkolan.13 digunakan karena memiliki kelebihan tahan lama
GTSL kerangka logam memiliki kelebihan dapat dan estetika yang baik serta bisa berfungsi secara
mencegah aroma tidak sedap pada rongga mulut. efektif digunakan untuk membuat gigi tiruan
Hal ini disebabkan karena kerangka logam tidak kerangka logam.11
memiliki mikroporositas yang dapat menjadi tempat Resin komposit hybrid adalah salah satu jenis
melekatnya plak dan bakteri penyebab bau mulut, resin komposit yang memiliki keunggulan dalam
sehingga lebih nyaman dipakai.8 GTSL kerangka segi estetik karena tersedia dalam berbagai pigmen
logam mempunyai daya kunyah yang besar dan warna yang dapat disesuaikan dengan warna gigi
ketebalan landasannya dapat diatur untuk ditambah pasien.19 Resin komposit tersebut tahan terhadap
atau dikurangi.5 Desain bagian gigi tiruan juga fraktur dan keausan karena memiliki dua jenis
dapat dibuat ideal dan gaya yang timbul akibat partikel filler yang dapat menentukan ketahanan
pengunyahan dapat disalurkan lebih baik, sulcus resin komposit terhadap tekanan dan keausan.20
gingiva tampak lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi Partikel filler tersebut terdiri dari makrofil yang
oleh landasan), serta dapat menjadi konduktor yang memberikan ketahanan lebih terhadap tekanan dan
baik.8 keausan, serta mikrofil yang memberikan hasil akhir
GTSL kerangka logam memiliki kekurangan dengan estetika yang baik. Resin komposit memiliki
diantaranya yaitu estetika yang kurang baik dan kelemahan yaitu terjadinya penyusutan pada

5
proses polimerisasi yang disebut juga mengubah kekasaran permukaan. Sandblasting
polymerization shrinkage.21 Shrinkage pada resin dilakukan dengan menyemprotkan partikel
komposit tergantung dari jenis komposit, jumlah, berukuran pasir atau mikron yang keras dan tajam
sifat filler serta proses penyinarannya. Polimerisasi dengan kecepatan yang relatif tinggi pada lapisan
merupakan proses pembentukan polimer dari permukaan seperti yang terlihat pada Gambar 11.28
gabungan beberapa monomer. Klasifikasi resin Sandblasting adalah metode yang paling umum
komposit berdasarkan partikel penyusunnya terdiri digunakan untuk mendapatkan retensi
dari tiga jenis yaitu resin komposit konvensional mikromekanik.29 Tujuan utama sandblasting adalah
(makrofil), resin komposit berbahan pengisi kecil untuk membersihkan permukaan logam dan
(mikrofil), resin komposit hybrid, dan resin komposit memperbaiki permukaan ikatan retensi
nanofil.22 Resin komposit hybrid merupakan bahan mikromekanis serta menurunkan tegangan
kombinasi ukuran partikel makrofil dan mikrofil permukaan.30 Sandblasting dapat menghasilkan
dengan ukuran filler 0,4-1µ. Bahan pengisi resin interlocking mekanis sebagai hasil dari sandblaster
komposit hybrid terdiri dari silika koloida yang tekanan udara yang akan menambah kekuatan
memiliki volume 75-80% dari keseluruhan volume. permukaan logam.31
Resin komposit jenis hybrid memiliki ekspansi
termal yang setara dengan struktur gigi dan
memiliki sifat fisik yang lebih kuat dibandingkan
dengan jenis yang lain.23
Resin komposit memiliki keterbatasan sensitif
terhadap saliva sehingga penggunaan teknik ekstra
oral dapat mengurangi secara langsung sensitivitas
bahan karena tidak terjadi kontaminasi dari Gambar 11. Alat sandblaster dan proses sandblasting.31
lingkungan intraoral, dan juga dari sifat materialnya
dapat meningkatkan polimerisasi.24 Perlekatan gigi Bahan abrasif yang biasa digunakan untuk
tiruan dari basis gigi tiruan adalah salah satu sandblasting adalah aluminium oksida (Al2O3) yang
permasalahan yang umum terjadi pada GTSL merupakan bahan sintetis bubuk putih yang
logam.25 Metode yang digunakan untuk memiliki kekerasan lebih dari karborundum
mendapatkan ikatan yang kuat antara resin (alumina alami) karena kemurniannya (Gambar 12).
komposit dan logam adalah dengan biomekanika Preparasi dengan partikel alumunium oksida
yaitu sistem ikatan secara mekanis dan kimiawi.26 ukuran 50µm menghasilkan kekuatan perlekatan
Ikatan mekanis dapat diperoleh pada dengan logam paling tinggi.29 Sandblasting harus
permukaan logam yaitu teknik sandblasting, dapat menghasilkan permukaan logam Co-Cr
pemberian etsa asam, pengasaran secara mekanis bersih tanpa undercut untuk mendapatkan retensi
dengan diamond bur, etsa asam hidrofluorik (HF), mekanis yang baik.32
dan kombinasi antara etsa asam HF dan
pengasaran permukaan dapat meningkatkan
perlekatan resin komposit dengan permukaan
logam. Asam HF (asam hidrofluorik) merupakan
bahan yang secara mekanis dapat menimbulkan
terjadinya retensi mikromekanikal pada ikatan resin
komposit dan logam. Pengasaran permukaan dan
penggunaan etsa asam HF merupakan prosedur
yang umum digunakan di klinik untuk mendapatkan
perlekatan antara logam dan resin komposit. Asam Gambar 12. Bahan sandblasting: alumunium oksida
HF memiliki kelemahan dapat menimbulkan iritasi (Al2O3).31
jika diaplikasikan secara in-vivo sehingga
disarankan untuk dilakukan teknik secara indirect.26 Proses selanjutnya, untuk mendapatkan
Pada laporan kasus ini, ikatan mekanis ikatan yang kuat antara kerangka logam dan resin
diperoleh dari aplikasi teknik sandblasting dengan komposit memerlukan ikatan kimiawi pada kedua
50 µm Al2O3 (aluminium oksida) untuk bahan tersebut. Ikatan secara kimiawi dipengaruhi
meningkatkan kekasaran permukaan sebagai adanya adhesi. Adhesi terjadi apabila dua subtansi
mikromekanika dari retensi serta membuat ikatan yang berbeda melekat sewaktu berkontak
ke dalam mikroporositas.7,27 Sandblasting adalah disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara
proses biomekanika untuk membersihkan dan kedua bahan tersebut.12 Perkembangan sistem

6
adhesi yang terbaru adalah kemampuan sistem
bonding pada berbagai macam bahan. Sistem
terbaru ini menggunakan bahan bonding resin
komposit pada email dan dentin, logam, porselen
dan restorasi amalgam.
Silan merupakan bahan bonding yang
termasuk molekul bifungsional, bagian hidrofiliknya
membentuk ikatan hidrogen dengan permukaan
ikatan air yang teradsorbsi pada permukaan logam,
sedangkan bagian hidrofobik dari molekul silan Gambar 13. Primer Clearfill SE Bond.36
dapat membentuk kopolimerisasi dengan matriks
organik dari resin melalui ikatan kovalen. Aplikasi Penambahan primer pada logam Co-Cr yang
dengan silan akan membentuk ikatan kovalen telah dilakukan sandblasting menimbulkan ikatan
antara resin komposit dengan permukaan logam secara kimiawi antara primer logam dengan logam
untuk meningkatkan perlekatan. Silan Co-Cr. Primer mengandung MDP (10
meningkatkan efek pembasahan permukaan logam methacryloyloxydecryl dihydrogen phosphate)
dengan mengikat air dan oksida asam pada dapat berikatan dengan logam Al2O3 (alumunium
permukaan logam sehingga dapat meningkatkan oksida) secara kimiawi karena mengandung
perlekatan resin komposit dengan permukaan monomer methacryloyl yang berfungsi untuk
logam. Hal ini dapat meningkatkan penetrasi dan polimerisasi monomer MDP pada primer logam
interlocking resin komposit ke dalam permukaan dengan monomer matriks pada resin.35 Monomer
logam yang kasar, sehingga akan memperluas area H2(PO4)3 (dihydrogen phosphate) berikatan dengan
permukaan serta dapat meningkatkan permukaan. Al2O3 (aluminium oksida) dari permukaan logam
Salah satu bentuk silan yang biasa digunakan yaitu Co-Cr yang telah dilakukan sandblasting sehingga
Clearfil SE Bond.26 dapat meningkatkan kekuatan perlekatan secara
Komponen ikatan kimiawi pada jurnal kasus signifikan. Hal ini terjadi karena sifat asam dari
ini menggunakan aplikasi silane based primer. dihydrogen phosphate dapat bereaksi dengan basa
Salah satu contoh dari silane based primer yaitu dari alumunium oksida sehingga menimbulkan
Clearfil SE Bond. Komponen dari primer clearfil SE reaksi asam basa antara kedua bahan tersebut dan
bond terdiri dari single-liquid type primer dan single- menghasilkan Al2(PO4)3 (aluminium phosphate) dan
liquid type bond. Kandungan single-liquid type H2O (air).36
primer terdiri dari monomer MDP (10- Rantai karbon yang panjang membuat
methacryloyloxydecryl dihydrogen phosphate), monomer ini cukup hidrofobik. Struktur monomer
HEMA (2-hidroksietil metakrilat), monomer adhesif MDP terdiri dari kelompok polimerisasi,
dimethacrylate, air, dan katalis. Kandungan single- kelompok hidrofobik, dan kelompok hidrofilik.
liquid type bond terdiri dari MDP, HEMA, monomer Kelompok hidrofobik terdiri dari gugus decryl yang
monomer dimethacrylate, microfiller, dan katalis. berguna untuk menghindari masuknya air pada
Primer ini mengandung monomer aktif 10- permukaan adhesif serta mencegah adanya
methacryloyloxydecryl dihydrogen phosphate hidrolisis. Sifat ini yang membuat air yang
(MDP) berfungsi untuk mendukung ikatan antara merupakan hasil pelepasan pada resin tidak dapat
logam dan resin komposit.33 Penggunaan primer masuk ke dalam perlekatan semen resin dengan
logam yang mengandung MDP ini digunakan logam Co-Cr, sehingga tidak menurunkan kekuatan
sebagai monomer fungsional memberikan perekat perlekatan dari resin.36
yang lebih efektif pada kekuatan ikatan antara Proses biomekanika antara kerangka logam
perpaduan Cobalt-Chromium (Co-Cr) dan resin dan resin komposit pada jurnal kasus ini secara
komposit.34,35 Faktor yang mempengaruhinya mekanis efektif diperoleh dari kerangka logam
adalah komposisi lapisan oksida yang ada pada dengan aplikasi teknik sandblasting yaitu
permukaan logam, yang akan menghasilkan reaksi pengasaran permukaan dengan semprotan partikel
kimia dengan monomer. Reaksi kimia antara udara menggunakan bahan alumunium oksida
monomer MDP dan aluminium oksida (Al2O3) serta ikatan secara kimiawi yang diperoleh
menghasilkan ikatan yang kuat dan tahan lama dari silane based primer dalam bentuk primer
antara resin dan logam yang telah dilakukan Clearfil SE Bond yang mengandung monomer
pengasaran.36 MDP.30,34

7
Kesimpulan 8. Carr, A.B., Brown, D.T., McCracken’s
Removable Partial Prosthodontics, Elseiver,
Penentuan rencana perawatan kepada pasien
st.Louis, Missouri, 2011.
merupakan hal penting yang harus diperhatikan
9. Singh, K., Aeran, H., Kumar, N., Gupta, N.,
oleh dokter gigi dan berdasarkan persetujuan dari
Flexible Thermoplastic Denture Base
pasien. Pembuatan GTSL kerangka logam yang
Materials for Aesthetical Removable Partial
dikombinasikan dengan resin gigi komposit yang
Denture Framework, JCDR, 2013; 7: 2372 –
dibuat khusus merupakan rencana perawatan
2373
alternatif untuk menggantikan gigi yang hilang
10. Galdwin, M., Bagby, M., Clinical Aspect of
dengan keterbatasan ruang dan memperhatikan
Dental Materials, Lippincon Williams &
estetika yang baik. Resin komposit hybrid modern
Wilkins: Philadelphi, 2009.
menjadi pilihan karena dapat berfungsi secara
11. Knight JS, Kobes P., Technique for
efektif untuk dikombinasikan dengan kerangka
Fabricating a Prosthetic Tooth on a
logam. GTSL kerangka logam dengan kombinasi
Removable Partial Denture Framework,
bahan gigi tiruan resin komposit bersifat tahan
Prosthet Dental Journal, 2001; 86:662-664.
lama, serta memiliki kekuatan dan estetika yang
12. Tjahjanti, M.T.E., Kusuma, H.A., Ismiyati, T.,
baik dibandingkan dengan GTSL konvensional
Sugiatno, E., Pengaruh Etsa Kimia Dengan
berbahan dasar akrilik.
Akua Regia Terhadap Kekuatan Tarik
Perlekatan Bahan Resin Akrilik Pada Gigi
Referensi
Kerangka Logam, Majalah Kedokteran Gigi,
1. Anshary, M.F., Arya, C.I.W., Gambaran Pola 2012; 19(1): 13-16.
Kehilangan Gigi Sebagian pada Masyarakat 13. Loney, R.W., Removable Partial Denture
Desa Gintung Ujung Kabupaten Banjar, Manual, Dalhousie University, Canada, 2011.
Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, 2014; 14. Manappalil, J.J., Basic dental materials.7th
2(2):138-143. ed., Mosby, New Delhi., 2003.
2. Garg R., Denture Hygiene, Different 15. Shamnur, S., Jagadeesh, Kalavathi,
Strategies, Webmed Central Dentistry, 2010; Kashinath, Flexi Denture-an Alternative for
1(10). Rigid Denture. Journal of Dental Sciences and
3. Kemenkes RI, Laporan Riset Kesehatan Research, 1:1:7479, 2014.
Dasar (Riskesdas), Badan Penelitian dan 16. Wahjuni, S., Mandanie, S.A., Fabrication Of
Pengembangan Kesehatan Kementerian Combined Prosthesis With Castable
Kesehatan Republik Indonesia, 2018; 110 – Extracoronal Attachments (Laboratory
118. Procedure) Pembuatan Protesa Kombinasi
4. Gunadi, H., Margo, A., Burhan, L., dengan Castable Extracoronal Attachments
Suryatenggara, F., Setiabudi, I., Buku Ajar (Prosedur Laboratorium), Journal of
Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Vocational Health Studies, 2017; 01:75–81
Hipokrates, Jakarta, 2012. 17. Vojdani, M., Giti, R., Polyamide as a Denture
5. Lenggogeny, P., Masulili, S. P., Gigi Tiruan Base Material: A Literature Review, J Dent
Sebagian Kerangka Logam sebagai Shiraz Univ Med Science, 2015; 16: 1-9
Penunjang Kesehatan Jaringan Periodontal, 18. Noort, R.V., Introduction to dental materials.
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 2015; 2th ed., Mosby Inc, St. Louis, 2002.
1(2): 123-129. 19. Soekartono, R.H., Yulianti, A., Sani, R.M.,
6. Setiawan, K., Adenan, A., Penggunaan Gigi Pratiwi, D.D., Sifat Fisik Permukaan Resin
Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam Komposit Hybrid Setelah Direndam dalam
Pascaperawatan Periodontal, Dentofasial Minuman Energi pH Asam, Jurnal Material
Journal, 2011, 10(2): 97-100. Kedokteran Gigi, 2014; 3(1):8-17.
7. Kraisintu, P., Somyhokwilas, S., Chandharohit, 20. Hsiao, J.C.M., Chan, K.H.S., Mai, J., Kim, H.,
T., Sriamporn, T., Klaisiri, A., Tong K.C.T., Desmond., Review: Resin
Thamronganaskul, N., A Technique for Composite Filling, Materials Dent Journal.
Fabricating Indirect Resin Composite Teeth on 2010.
a Metal Removable Partial Denture 21. Chesterman, J., Jowett, A., Gallacher, A.,
Framework, Medical Journal, 2018; 8 (4): 666- Nixon, P., Bulk-fill Resin-Based Composite
677. Restoratve Materials: A Review, Br Dent
Journal, 2017; 222(5):337-344.

8
22. Cabe, J.F.M., Walls, A.W., Bahan Kedokteran Prosthetic Composite Resin to Metals,
Gigi, EGC, Jakarta, 2012 Prosthet Dent Journal, 2003; 69:357-362.
23. Aryanto, M., Armilia, M., Aripin, D., 35. Freitas, A.P.D., Francisconi, P.A.S., Effect of a
Compressive Strength Resin Komposit Hybrid Metal Primer on the Bond Strength of the
Post Curing dengan Light Emitting Diode Resin-Metal Interface, Appl Oral Science
menggunakan Tiga Ukuran Light Box yang Journal, 2004; 12:113-136.
Berbeda, Dental Journal Majalah Kedokteran 36. Tenggara, S., Ismiyati, T., Indrastuti, M.,
Gigi, 2013; 46(2): 101-106. Pengaruh Metal Primer Dan Jenis Semen
24. Nandini, S., Indirect Resin Composites, J Resin Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan
Conserv Dent, 2010; 13:184-194. Logam Nikel-Kromium Coping Gigi Tiruan
25. Patil, S.B., Naveen, B.H., Patil, N.P., Bonding Cekat, Jurnal Kedokteran Gigi, 2016; 7(2):
Acrylic Teeth to Acrylic Resin Denture Bases: 165-170.
A Review, GerodontologyJournal, 2006;
23:131-139.
26. Wahyuningtyas, E., Saleh, S., Barunawati, S.
B., Perbedaaan Kekuatan Geser Reparasi
Gpaigi Tiruan Cekat dan Resin Komposit
Packable dan Flowable, Majalah Kedokteran
Gigi, 2012; 19(2): 102-106.
27. Petridis, H., Garefis, P., Hirayama, H.,
Kafantaris, N.M., Koidis, P.T., Bonding Indirect
Resin Composites to Metal: Part 2. Effect of
Alloy Surface Treatment on Elemental
Composition of Alloy and Bond Strength, Int J
Prosthodont,2004; 17:77-82.
28. Widyarta, I.M., Kekasaran Permukaan Baja
Karbon Sedang Akibat Proses Sandblasting
dengan Variasi Tekanan dan Sudut
Penyemprotan, Proceding Seminar Nasional
Tahunan XIV, Banjarmasin, 2015.
29. Fonseca, R.G., Almeida, J.G., Haneda, I.G.,
Adabo, G.L., Effect of Metal Primers on Bond
Strength of Resin Cements to Base Metals,
Journal Prosthet Dent, 2009; 101:262-268.
30. Kumar, K.S., Ananda, S.R., Ramesh, K.N.,
Patil, N.P., A Comparative Study of the
Effectivenes of Metal Surface Treatment in
Controling Microleakage of Two Diferent Metal
and Acrylic Resin Interface, Journal of Dental
Science India, 2013; 1(2):7-12.
31. Kusdarjanti, E., Dwiyanti F.R., Inayati, E.,
Effect of Sandblasting Time on the Roughness
of the Metal Cobalt Chromium (Co-Cr) during
Denture Metal Framework Production, Folia
Medica Indonesiana, 2016; 52(3):160-168.
32. Powers, J.M., Wataha, J.C., Dental Materials
Properties and Manipulation, 9th ed, Mosby
Inc, Washington, 2008.
33. Rubo, J.H., Pegorado, L.F., Tensile Bond
Strength of a Composite Resin Cement for
Bonded Prosthesis to Various Dental Alloys,
Prosthet Dental Journal, 2005; 74:230-234.
34. Yoshida, K., Taira, Y., Matsumura, H., Atsuta,
M., Effect of Adhesive Primers on Bonding a

You might also like