You are on page 1of 12

Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

STUDI ETNOMETODOLOGI PELANGGARAN KOMUNIKASI


(COMMUNICATION BREACHING) DI PASAR TRADISIONAL
YOUTEFAKOTA JAYAPURA
Nahria1, Izzatul Laili2
1,2
Program Studi Ilmu Komunikasi, STIKOM Muhammadiyah Jayapura, Jalan Abepantai No.25
Tanah Hitam Abepura Jayapura Papua

Email:
nahria_78@yahoo.com 1
izzabiyun@gmail.com 2

Abstract
Sellers and buyers in traditional markets, Youtefa cannot avoid communication activities both verbally and nonverbally
in the practice of bargaining. However, the communication done does not always run smoothly. Therefore, this study
aimed to describe the seller's response to breaching communication carried out by the buyers both in verbal and
nonverbal communication and knowing the reasons behind the response given. This study uses a qualitative research
approach and ethnometodology method through a communication breaching experiment by asking the willingness of 5
buyers to do it with some sellers. Data were analyzed by the interactive model of Miles and Huberman. The results of the
study showed that the seller's response to communication breaching was shown in two forms, namely verbal
communication and nonverbal communication. Through verbal communication (verbal words) violations are said to be
something strange, unnatural, even the perpetrators are considered insane, making it up or pretending not to know, and
arrogant. This response is reinforced by nonverbal communication such as irritated facial expressions, wonder, tapping
the forehead, high tone of voice, frowning, and shaking his head. This response is motivated by the occurrence of
communication that is not as usual or not as it should be that is different from the habit that often found in daily routines
in the market between sellers and buyers.

Keywords: Verbal, Nonverbal, Ethnometodology, Communication Breaching

Abstrak
Penjual dan pembeli di pasar tradisonal, Youtefa tidak dapat terhindar dari aktivitas komunikasi baik verbal maupun
nonverbal dalam praktik tawar-menawar. Namun komunikasi yang dilakukan tidak selamanya berjalan lancar. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan respon penjual baik secara verbal maupun nonverbal terhadap
communication breaching experiment (percobaan pelanggaran komunikasi) yang dilakukan oleh pembeli dan mengetahui
alasan di balik respon tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat interpretif dan
metode etnometodologi dengan meminta kesediaan 5 orang pembeli untuk melakukan communication breaching
experiment terhadap beberapa penjual. Data dianalisis dengan model interaktif Miles and Huberman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa respon penjual terhadap pelanggaran komunikasi ditunjukkan dalam dua bentuk yaitu komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Melalui komunikasi verbal (kata-kata secara lisan) pelanggaran dikatakan sebagai
sebagai sesuatu yang aneh, tidak wajar, bahkan pelakunya dianggap tidak waras, mengada-ada atau pura-pura tidak tahu,
dan angkuh dan diperkuat oleh komunikasi nonverbal (ekspresi wajah kesal, heran, menepuk jidat, nada suara yang tinggi,
mengernyitkan dahi, dan menggeleng-gelengkan kepala). Respon ini dilatarbelakangi oleh terjadinya komunikasi yang
tidak seperti biasanya atau tidak sebagaimana mestinya yang berbeda dari kebiasaan yang sering ditemui dalam rutinitas
sehari-hari di pasar antara penjual dan pembeli.

Kata Kunci: Verbal, Nonverbal, Etnometodologi, Communication Breaching

111
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

1. Pendahuluan Praktik tawar menawar yang demikian


sudah menjadi konsensus dan menjadi hal yang
1.1. Latar Belakang Masalah sudah lazim berlangsung. Namun dalam
komunikasi antar penjual dan pembeli di pasar
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari tradisional Youtefa, kadangkala terlihat
kehidupan manusia. Sebagai makhluk individu, kesalahpahaman dalam proses transaksi yang
manusia memiliki kecenderungan melakukan disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena
upaya memenuhi kebutuhannya sendiri. Upaya itu, dalam penelitian dilakukan communication
manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah breaching experiment (percobaan pelanggaran
berlangsung sejak manusia itu ada. Di sisi lain, komunikasi) kepada beberapa penjual untuk
manusia tetap memerlukan bantuan manusia mengetahui respon mereka dan alasan di balik
lainnya untuk memenuhinya. respon yang diberikan atas pelanggaran
Pasar merupakan salah satu tempat komunikasi yang terjadi. Communication
manusia memenuhi kebutuhannya. Di tempat breaching experiment ini adalah bagian dari
ini, berlangsung komunikasi antara penjual dan kajian etnometodologi yang ingin
pembeli dalam mentransaksikan barang. mendeskripsikan fenomena alamiah yang
Keberadaan penjual, pembeli dan barang dalam terjadi ketika seseorang berada dalam kondisi
sebuah pasar tidak dapat dipisahkan satu sama yang berbeda dari biasanya. Analisis dilakukan
lainnya. Dalam proses transaksi tersebut juga terhadap respon yang ditunjukkan baik dalam
berlangsung komunikasi tawar menawar di bentuk komunikasi verbal maupun komunikasi
antara penjual dan pembeli. Tawar-menawar nonverbal.
merupakan kegiatan yang tidak bisa Penelitian ini menjadi penting karena
dihilangkan dalam transaksi jual beli khususnya masih jarang ditemukannya penelitian
di pasar tradisional, yang mana kedua belah komunikasi menggunakan metode
pihak untuk mencapai sebuah kesepakatan etnometodologi yang memang terbilang baru
dalam transaksinya melakukan komunikasi dalam kajian ilmu komunikasi itu sendiri. Dua
yang intens. penelitian yang relevan sebelumnya pernah
Komunikasi dalam tawar-menawar juga dilakukan. Machmudah dkk (2017) fokus pada
terjadi di salah satu pasar tradisional terbesar kajian psikologi tentang Wanita Penjaja Seks
yang ada di Kota Jayapura, Pasar Youtefa. (WPS) dan Infeksi Menulas Seksual (IMS) di
Pasar ini merupakan tempat bertemunya Lokalisasi Sunan Kuning Kota Semarang
penjual dan pembeli dari berbagai daerah di melalui Focus Group Discussion (FGD).
Kota Jayapura dan sekitarnya. Mereka Sedangkan Pangestuningtyas (2012)
membawa hasil ladang berupa sayur-mayur, mengaplikasikan studi etnometodologi pada
buah, bumbu, umbi-umbian, dan ikan. kajian bidang ekonomi dengan tajuk Studi
Komunikasi dalam tawar menawar di Etnometodologi Gaya Mencatat Transaksi pada
pasar tradisional ini pun tidak berbeda dengan Pengusaha Kecil Menengah. Sehingga
pasar tradisional atau pasar pada umumnya di penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
daerah lain. Dalam tawar-menawar yang khasanah kajian ilmu komunikasi
dilakukan antara penjual dan pembeli saling menggunakan metode etnometodologi.
bertolak belakang. Penjual selalu berharap
barang dagangannya dapat terjual dengan harga
1.2. Rumusan Masalah
yang tinggi dengan harapan mendapat
keuntungan yang tinggi sedangkan pembeli
Ada pun masalah dalam penelitian ini
selalu ingin membeli barang yang
adalah bagaimana respon penjual terhadap
dikehendakinya dengan harga yang lebih
communication breaching (pelanggaran
rendah.
komunikasi) yang dilakukan oleh pembeli baik
dalam bentuk verbal maupun nonverbal serta

112
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

apa alasan di balik respon yang diberikan ilmu komunikasi berkembang dan memiliki
tersebut? spesialisasi khusus, seperti komunikasi
antarpribadi yang memiliki hubungan erat
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian dengan ilmu psikologi sosial.
Menurut Devito (2011) komunikasi
Adapun maksud dan tujuan penelitian mengacu pada tindakan satu orang atau lebih
ini adalah mendeskripsikan respon penjual yang mengirim dan menerima pesan yang
terhadap communication breaching terdistorsi gangguan (noise), terjadi dalan suatu
(pelanggaran komunikasi) yang dilakukan oleh konteks tertentu, mempunyai pengaruh
pembeli baik dalam bentuk komunikasi verbal tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan
maupun nonverbal dan mengetahui alasan di umpan balik. Sedangkan Wollf (Priyanto, 2009
balik respon yang diberikan tersebut. :7) berpendapat bahwa komunikasi merupakan
proses timbal balik suatu pengalaman dimana
pengirim dan penerima pesan berpartisipasi
1.4. Kegunaan Penelitian
secara simultan.
Penelitian ini diharapkan dapat
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
memberikan kontribusi bagi pengembangan
maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
penelitian bidang komunikasi dengan metode
merupakan suatu proses penyampaian
etnometodologi. Selain itu juga dapat dijadikan
informasi antara individu atau kelompok, baik
referensi bagi penelitian lainnya yang relevan.
secara verbal maupun nonverbal yang dapat
Penelitian ini juga dapat memberikan
menimbulkan respons timbal balik antara
gambaran kepada pihak penjual sehingga dapat
pengirim dan penerima informasi (Priyanto,
dijadikan rujukan dalam menghadapi berbagai
2009: 8)
macam karakter pembeli dalam komunikasi
tawar menawar yang dilakukan. Sedangkan
bagi pembeli dapat dijadikan referensi untuk 2.2. Komunikasi Verbal dalam
melakukan komunikasi tawar-menawar yang Kehidupan Sehari-hari
wajar sesuai kebiasaan yang berlangsung
sehari-hari di pasar tersebut. Praktik komunikasi verbal kerap terjadi
ketika kita secara langsung bertatap muka
dengan orang lain (face to face
2. Kajian Pustaka communication). Sebagai sebuah proses yang
bersifat transaksional, pesan-pesan verbal yang
2.1. Tinjauan tentang Komunikasi dikirimkan oleh komunikator dan komunikan
memungkinkan interaksi yang terjadi di antara
Pada awal kemunculannya ilmu mereka cenderung menjadi lebih dinamis. Akan
komunikasi adalah multidisipliner karena tetapi hal ini tidak berarti bahwa proses
dipengaruhi oleh disiplin ilmu lain. Di bidang komunikasi yang terjadi antara komunikator
kajian psikososial, topik-topik riset popular dan komunikan akan selalu berjalan lancar dan
menyertakan kajian komunikasi terhadap bebas kendala.
perilaku individu seperti persuasi, dinamika Komunikasi verbal merupakan bentuk
kelompok, maupun propaganda. Schramm komunikasi yang menggunakan kata-kata
(Hutagalung, 2015:2), membuat analogi yang sebagai basis isi pesannya. Secara umum,
menarik mengenai pengaruh disiplin lain pada komunikasi verbal dibagi menjadi dua jenis,
ilmu komunikasi. Ia menganalogikan ilmu yakni komunikasi verbal secara lisan dan
komunikasi seperti sebuah “oase”. Berbagai tulisan. Komunikasi verbal secara lisan adalah
disiplin ilmu mendatangi ilmu komunikasi bentuk komunikasi yang mentransmisikan
karena ilmu komunikasi dipandang menarik. pesan dalam bentuk kata-kata dan diucapkan
Dengan adanya hubungan indisipliner tersebut, lewat suara yang dikeluarkan dari mulut

113
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

komunikator. Komunikasi verbal secara lisan komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan
sendiri dapat dibagi menjadi dua bentuk, bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain di
komunikasi verbal yang terkatakan dengan luar alat kebahasaan (oral and nonoral
jelas (spoken) dan komunikasi verbal yang messages expressed by other than linguistic
tidak terkatakan dengan jelas (unspoken). means).
(Prajarto, 2017:6.20) Untuk memahami dengan lebih jelas,
Dalam konteks penelitian ini, kita dapat mengenal tipe-tipe komunikasi
komunikasi tatap muka terjadi antara penjual berikut ini:
dan pembeli di Pasar Youtefa menggunakan
komunikasi verbal secara lisan yang terkatakan Tabel 1. Tipe-tipe Komunikasi
dengan jelas (spoken). Tipe
Vokal Nonvokal
Komunikasi
Verbal Bahasa lisan Bahasa tertulis
2.3. Memahami Komunikasi Nonverbal (spoken words) (written words)

Nonverbal Nada suara (tone Isyarat


Tak dapat dielakkan bahwa sebagian of voices), desah (gesture),
besar waktu hidup manusia banyak dihabiskan (sighs), jeritan gerakan
untuk berkomunikasi satu sama lain. (screams), (movement),
Komunikasi yang dilakukan tidak hanya semata kualitas vokal penampilan
(vocal quality) (appearance),
berupa komunikasi verbal. Manusia tidak dapat ekspresi wajah
menghindar dari bentuk komunikasi nonverbal. (facial
Komunikasi nonverbal dapat ditemukan pada expression)
konteks komunikasi apa pun. Komunikasi
Sumber: Renald B.Adler, George Roadman
nonverbal mendominasi keseluruhan proses
dalam Sendjaja, 2017:6.4)
komunikasi.
Dominasi komunikasi nonverbal dalam Dalam banyak tindakan komunikasi,
proses komunikasi pernah diteliti oleh ilmuwan komunikasi nonverbal menjadi komplemen
Charles Darwin. Darwin melakukan penelitian atau pelengkap komunikasi verbal. Namun,
yang berfokus pada ekspresi wajah sebagai lambang-lambang nonverbal juga dapat
penunjuk emosi seseorang. Darwin meyakini berfungsi kontradiktif, pengulangan bahkan
bahwa gerakan-gerakan ekspresi wajah dan pengganti ungkapan-ungkapan. Seseorang
tubuh seseorang merupakan suatu pernyataan yang berkomunikasi secara verbal acapkali
penting dan mengandung pikiran, maksud serta diperkuat dengan komunikasi nonverbal
emosi yang sesungguhnya bahkan lebih hebat misalnya melalui gerakan tubuh atau isyarat-
dari pada apa yang disampaikan dalam bentuk isyarat tertentu. Sebagai contoh, ketika
kata-kata. (Prajarto, 2017:6.25). seseorang menanyakan arah suatu tempat
Secara sederhana, komunikasi sering kita tidak cukup hanya menjawabnya
nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut: melalui pesan verbal saja, namun kita sering
non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata menggunakan jemari kita yang memperjelas
(words) sehingga komunikasi nonverbal arah dari tempat yang ditanyakan.
dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Komunikasi juga dapat
Menurut Adler dan Rodman (Sendjaja, menyubstitusikan komunikasi verbal melalui
2017:6.4) batasan yang sederhana tersebut simbol atau tanda tertentu. Sebagai contoh, kita
merupakan langkah awal untuk membedakan dapat membedakan toilet perempuan dan laki-
hal yang disebut dengan vocal communication laki melalui gambar ilustrasi perempuan dan
yaitu tindak komunikasi yang menggunakan laki-laki pada masing-masing pintu toilet
mulut dan verbal communication yaitu tindak Begitu pula lalu lintas yang terdiri dari tiga
komunikasi yang menggunakan kata-kata. warna dapat menjelaskan saat kendaraan harus
Dengan demikian definisi kerja dari berhenti, tetap melaju, atau bersiap-siap.

114
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

2.4. Etnometodologi penelitian kualitatif, etnometodologi


diposisikan sebagai sebuah landasan teoritis
Harold Garfinkel, memperkenalkan dalam metode tersebut. Etnometodologi adalah
etnometodologi sebagai suatu kajian dan studi tentang bagaimana individu menciptakan
metode untuk pertama kalinya pada 1967, lewat dan memahami kehidupannya sehari-hari-
karyanya yang berjudul: “Studies in metodenya untuk mencapai kehidupan sehari-
Etnomethodology”. Karya tersebut langsung hari. Subjek etnometodologi bukanlah anggota
mendapat kritikan secara terus menerus dari suku-suku terasing, melainkan orang-orang
para akademisi sosial. Respon – respon awal dalam pelbagai macam situasi pada masyarakat
yang diterima Etnometodologi sangat pedas kita. Sebagai sebuah studi pada dunia subjektif,
dan menyebabkan Garfinkel disingkirkan dari tentang kesadaran, persepsi dan tindakan
percaturan akademisi sosial (Susilo, 2017). individu dalam interaksinya dengan dunia
Etnometodologi menunjuk pada materi sosial yang ditempatinya sesuai dengan pokok
pokok (subject matter) yang diteliti. penelitian kualitatif yang juga menekankan
Etnometodologi berasal dari tiga kata Yunani, pada dunia subjektif dengan setting sosial yang
‘etnos’, ‘metodas’, dan ‘logos’. ‘Etnos’ artinya dilibatinya. Pendekatan ini mengacu pada studi
orang, ‘metodas’ artinya metode dan ‘logos’ tentang cara individu menciptakan dan
berarti ilmu. Secara harfiah etnometodologi memahami kehidupan keseharian mereka.
diartikan sebagai studi atau ilmu tentang Dengan kata lain etnometodologi berusaha
metode yang digunakan untuk meneliti menjelaskan tentang cara orang-orang
bagaimana individu-individu menciptakan dan bertindak untuk melihat, menjelaskan, dan
memahami kehidupan mereka sehari-hari, menjelaskan keteraturan dalam dunia dimana
seperti cara mereka menyelesaikan pekerjaan di mereka hidup. (Moleong, 2005:24)
dalam hidup sehari-hari. Jika etnografi fokus Keunikan etnometodologi dibanding
pada budaya kelompok masyarakat atau pendekatan-pendekatan lain dalam penelitian
anggota masyarakat, dan fenomenologi pada kualitatif ialah peneliti meninggalkan dulu
makna suatu tindakan atau peristiwa, maka asumsi-asumsi, teori, proposisi dan kategori
etnometodologi lebih pada dunia konstruksi yang ada tentang fenomena yang dikaji.
individu-individu di dalam memahami sesuatu Sedangkan pendekatan lainnya ialah peneliti
sesuai akal sehat (common sense) yang berlaku melihat fenomena dengan sudah berbekal
dan makna yang diterima secara bersama-sama. asumsi-asumsi atau bahkan teori yang dianggap
(Rahardjo, 2018:1) dapat membelenggu kebebasan peneliti dalam
Menurut Bogdan dan Biklen dalam memahami fenomena yang sedang dikaji.
Mulyana (2008), pengertian etnometodologi Dengan keleluasaan itu, peneliti dapat
tidaklah mengacu pada suatu model atau teknik memaknai realitas dengan jernih karena tanpa
mengumpulkan data ketika seseorang sedang intervensi teoretik sebelumnya. Peneliti
melakukan suatu penelitian, tetapi lebih etnometodologi lebih mengutamakan
memberikan arah mengenai masalah apa yang pertanyaan ‘bagaimana’ daripada ‘mengapa’
akan diteliti. untuk menggali makna yang dikandung dalam
Etnometodologi merupakan kelompok realitas yang diteliti.
metode dalam ranah penelitian kualitatif yang Keunikan lain etnometodologi
memusatkan kajiannya pada realita yang dibanding studi-studi lainya ialah walau
memiliki penafsiran praktis. Termasuk dalam menggunakan percakapan keseharian (cerita)
penelitian kualitatif karena penelitian individu sebagai data utama, etnometodologi
etnometodologi menghasilkan data yang menghindari wawancara. Sebagaimana
bersifat deskriptif, yakni data yang berasal dari dinyatakan Given (2008)
pengamatan terhadap suatu ucapan, tulisan, dan “The core data for ethnomethodological
perilaku subyek yang diamati. Dalam kerangka studies tend to be obervations, either

115
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

directly as ethnographic observations or kehidupan kita sehari-hari. Dalam penelitian


indirectly by studying video- or peristiwa yang dimaksud adalah peristiwa
videorecordings. A major difference with komunikasi. Lima orang pembeli diminta
most other qualitative researhers is that kesediaannya sebagai pelaku communication
ethnomethodologists tend to avoid using breaching experiment terhadap penjual di pasar
interviews as their major data. In other tradisional Youtefa Kota Jayapura. Peneliti
research traditions, interviews are often mengumpulkan data melalui observasi terhadap
used to gather self-reports, expressions of respon yang diberikan oleh pembeli baik verbal
opinions, and attitudes...”. maupun nonverbal, melakukan wawancara
Sebagai sebuah varian dalam penelitian kepada penjual dan pembeli, studi literatur dan
kualitatif, etnometodologi tentu memiliki dokumentasi. Setelah itu, data dianalisis
kelemahan. Misalnya, tidak tepat digunakan menggunakan model interaktif Miles and
untuk meneliti sikap dalam lingkup yang luas. Huberman yang dimulai dengan pengumpulan
Untuk meneliti sikap dalam lingkup luas lebih data, reduksi data, penyajian data, dan
tepat menggunakan survei. Tetapi penarikan kesimpulan atau verifikasi.
etnometodologi sangat tepat digunakan untuk
meneliti sikap individu-individu dalam
4. Hasil dan Pembahasan
organisasi atau institusi. Misalnya, untuk
memahami cara orang melaksanakan tugas
4.1. Hasil Penelitian
kantor, sekolah atau perusahaan dan proses
yang terjadi dalamnya.
Komunikasi yang terjadi di pasar
tradisional antara penjual dan pembeli adalah
3. Objek dan Metode Penelitian komunikasi yang menggunakan proses timbal
balik. Di sini terlihat adanya dua orang atau
Penelitian ini menggunakan penelitian lebih yang saling berkomunikasi dengan saling
kualitatif yaitu penelitian yang bersifat menyusun dan mengurai sandi dan merupakan
interpretif (menggunakan penafsiran) yang proses yang terjadi sebelumnya sehingga mencapai
melibatkan banyak metode, dalam menelaah pemaknaan yang sama. Hal ini dapat terlihat
masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai dalam praktek jual beli dan tawar menawar
metode ini sering disebut triangulasi harga barang yang terjadi antara penjual dan
dimaksudkan agar peneliti memperoleh pembeli dalam pasar tersebut. Dalam
pemahaman yang komprehensif (holistik) komunikasi terjadi di pasar terdapat juga
mengenai fenomena yang diteliti. (Mulyana, berbagai macam proses komunikasi dengan
2018:7). menggunakan bahasa yang berbeda tetapi
Metode yang digunakan adalah bahasa yang mereka gunakan kebanyakan
etnometodologi. Etnometodologi berusaha bahasa tidak baku dan bersifat informal, bukan
menjelaskan tentang cara orang-orang formal. Komunikasi verbal maupun nonverbal
bertindak untuk melihat, menjelaskan, dan juga digunakan oleh para penjual dalam
menjelaskan keteraturan dalam dunia dimana merespon setiap komunikasi yang disampaikan
mereka hidup. (Moleong, 2005:24). Seorang oleh calon pembelinya.
peneliti kualitatif yang menerapkan sudut Dalam situasi informal seperti di pasar,
pandang ini berusaha menginterpretasikan mereka menggunakan bahasa santai, ringkas,
kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan dan kurang memperhatikan struktur kalimat
sudut pandang dari objek penelitiannya. yang benar. Selain itu dalam interaksi antara
Salah satu desain yang digunakan dalam penjual dan pembeli dapat dibuat karakteristik
etnometodologi adalah breaching experiment. tujuan komunikasi mereka. Dari sudut pandang
Maksudnya adalah percobaan pelanggaran penjual yang menjadi tujuannya adalah
dalam peristiwa-peristiwa sederhana dalam memperoleh keuntungan melalui hasil

116
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

penjualan barang dengan harga yang lebih Komunikasi dalam tawar menawar harga beras
tinggi dari modalnya. Sebaliknya, pembeli tersebut berlangsung alot. Penjual pun akhirnya
ingin mendapatkan barang dengan harga yang membiarkan pembeli tersebut memilih-milih
lebih murah. sendiri beras yang hendak dibelinya.
Berdasarkan situasi tersebut, maka Pada kasus pelanggaran tersebut pembeli
dalam interaksi keduanya akan terjadi proses tidak jadi membeli beras yang ditawarkan
tawar menawar harga barang. Penjual biasanya penjual karena harga yang tidak sesuai.
menyebutkan harga yang tinggi dan pembeli Sedangkan penjual tampak bingung dan
melakukan penawaran dengan harga yang lebih menatap calon pembeli hingga menghilang dari
rendah. Kondisi demikian lazim terjadi dalam pandangan. Ketika peneliti menanyakan apa
aktivitas tawar menawar harga barang. yang terjadi. Penjualpun menceritakan dari
Kondisi yang berbeda akan terlihat jika awal calon pembeli itu masuk ke tokonya
ada aktivitas komunikasi yang berlangsung di hingga tidak terjadinya transaksi. Menurutnya,
antara penjual dan pembeli menyimpang dari calon pembelinya tersebut agak aneh. Tidak
kebiasaan yang mereka lakoni sehari-hari di seperti pembeli lain yang menginginkan barang
pasar tersebut. Oleh karena itu, dalam dengan harga yang lebih murah tapi sebaliknya
penelitian ini melakukan lima kali menginginkan harga yang lebih tinggi. Ia
communication breaching experiment untuk mengatakan bahwa jarang ia menemukan
mendapatkan gambaran riil dari respon yang pembeli seperti itu sembari mengernyitkan
ditunjukkan oleh penjual terhadap hal-hal yang keningnya, “heran tong ka ada orang begitu.
menyimpang dari rutinitas sehari-hari mereka Masa mau beli beras dengan harga lebih tinggi
baik dalam bentuk pesan verbal maupun dari harga toko? Gila ka apa?”.
nonverbal sebagai berikut:
b. Communication Breaching Experiment 2
a. Communication Breaching Experiment 1
Pelanggaran berikutnya dilakukan pada
Pelanggaran komunikasi diawali di sebuah
sebuah lapak yang menjual pakaian muslim.
toko sembako. Ketika pembeli menghampiri
Penjual di lapak ini tidak seaktif penjual beras
tumpukan karung beras di toko itu, penjual lalu
di toko sembako. Ketika calon pembeli
menghampiri dan menanyakan jenis beras yang
menghampiri lapaknya, penjual tidak menyapa
hendak dibeli. Pembeli menunjuk sebuah
tapi membiarkannya melihat dan memilih-
karung beras yang berukuran 10 kg yang berisi
milih pakaian muslim yang ada. Setelah
beras berkualitas super. Penjualpun
beberapa saat berlangsung, pembeli pun
memberitahukan harganya yaitu Rp.130.000.
menanyakan harga satu stelan baju muslim
Lalu pembeli dengan enteng mengatakan
anak-anak yang dipegangnya. Penjual
bahwa harga itu terlalu murah untuk ukuran dan
menyebutkan harganya Rp.150.000. Calon
kualitas beras tersebut. Ia pun memberitahukan
pembeli menawarnya dengan harga Rp.25.000
bahwa ia biasanya membeli dengan harga yang
saja. Jawaban sinis pun diberikan oleh penjual
lebih tinggi di tempat lain dan bersikeras ingin
tersebut, “mace (bu), tawar tuh yang masuk-
membeli beras tersebut dengan harga yang
masuk akal saja. Masa murah begitu? Saya pu
lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh
(punya) barang nih tidak sembarang,
penjualnya. Sedangkan penjual tetap bertahan
kualitasnya bagus”. Penjual terus menggerutu
pada harga yang telah ia sampaikan sebelumnya
hingga akhirnya calon pembeli meninggalkan
karena kurang yakin dengan keinginan pembeli
lapaknya dan batal bertransaksi.
tersebut.
Tampak penjual mengobrol dengan penjual
Kondisi ini menyebabkan pembeli
di sebelahnya dan mengatakan bahwa calon
mengungkapkan kecurigaannya atas keaslian
pembeli yang baru menghampirinya itu adalah
dari beras yang ditawarkan tersebut.
orang tidak waras dan tidak berniat membeli,

117
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

“gila ka apa itu orang? Masa tawar barang tuh d. Communication Breaching Experiment 4
tidak pikir-pikir. Orang lain biasa tawar
setengahnya dari yang kita bilang, eh dia Pelanggaran komunikasi ini terjadi antara
malah di bawah sekali. Pura-pura tawar calon pembeli dan penjual ikan asap (sejenis
padahal tidak niat beli”. ikan bakar tapi tidak menggunakan bara tapi
Peneliti mencoba menggali informasi lebih diasapi selama berjam-jam). Tampak sejumlah
jauh tentang pelanggaran komunikasi yang baru penjual ikan asap berjejer sepanjang sisi kiri
dialami oleh penjual tersebut. Ia mengatakan sebuah jalan di sudut pasar Youtefa. Seorang
bahwa ia sangat heran dengan pembeli yang calon pembeli menghampiri para penjual
menawar barang sangat rendah dari harga yang sambil memilih-milih ikan asap dari penjual
ditawarkannya. Selama ini yang paling sering ia pertama hingga penjual kelima. Setelah itu ia
temukan adalah pembeli menawar paling ulangi lagi beberapa kali. Ketika calon pembeli
rendah setengah dari harga yang disebutkan kembali pada penjual pertama, penjual pun
oleh penjual. Keheranannya diperkuat dengan menanyakan keseriusannya membeli, “bapak
kode nonverbal menggeleng-gelengkan mau beli ikankah? Dari tadi bapak bolak-balik
kepalanya dan menepuk jidatnya. pilih-pilih ikan nih”. Calon pembeli pun
mengatakan, “maaf mace (bu), saya tara (tidak)
mau beli ikan, cuma mau lihat-lihat saja”.
c. Communication Breaching Experiment 3
Dengan suara tinggi, penjual seakan tidak
percaya bahwa calon pembeli yang sudah
Communication Breaching experiment
bolak-balik memilih-milih barang dagangannya
dilakukan oleh pembeli kepada penjual pinang
tidak ingin melakukan transaksi apa pun,
di pasar tradisional Youtefa. Seorang calon
“astaga, bisanya itu pace”. Penjual ikan asap
pembeli menghampiri jejeran penjual pinang
tersebut terlihat berbincang-bincang dengan
dan hendak membeli sayur kangkung. Ia
penjual lainnya dan menunjukkan jari
bertanya dari penjual pinang yang satu ke
telunjuknya pada jidatnya sambil terus menatap
penjual pinang yang lain, “ada kangkung kah?”.
calon pembeli yang telah meninggalkan lapak
Penjual pinang menunjukkan ekspresi kaget
mereka dan menghilang di ujung jalan.
dan heran ketika ditanya seperti itu, “apa bu?
Hasil wawancara peneliti dengan para
Kangkung? Torang (kami) tidak jual kangkung
penjual ikan asap tersebut terungkap bahwa
di sini. Hanya jual pinang saja”. Setelah
perilaku yang ditunjukkan oleh calon pembeli
penjual memberitahukan bahwa ia hanya
tersebut dianggap tidak wajar. Mereka biasa
menjual pinang saja dan jika ingin membeli
menemui calon pembeli yang akhirnya tidak
sayur kangkung bukan di situ tempatnya.
melakukan transaksi apa pun disebabkan oleh
Pembeli pun meninggalkan penjual pinang itu
tidak tercapainya kesepakatan harga atau
dan terdengar penjual pinang itu menceritakan
kualitas ikan asap yang tidak sesuai dengan
hal yang baru dialaminya kepada temannya
harapan pembeli. Tapi untuk kasus yang baru
sambil menggeleng-gelengkan kepalanya,
saja mereka alami merupakan hal yang aneh.
“aneh sekali itu mace (ibu), sudah lihat di sini
Menurut mereka, belum ada calon pembeli
nih pinang yang banyak, masih juga tanya
yang memilih-milih ikan asap dalam waktu
kangkung”.
yang lama dan berulang-ulang kali bolak-balik
Respon tersebut diperkuat oleh hasil
dari penjual yang satu ke penjual yang lain
wawancara peneliti dengan penjual pinang
tanpa berniat membeli.
tersebut. Mereka intinya heran dan
menganggap calon pembelinya aneh karena
mencari sesuatu bukan pada tempatnya. e. Communication Breaching Experiment 5

Pelanggaran terjadi di lapak penjual ikan


segar. Kondisi lapak penjual ikan agak berbeda

118
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

dengan lapak-lapak lainnya. Di lapak ini, jalan- Dalam kenyataannya, praktik komunikasi
jalan setapak yang membatasi para penjual verbal maupun nonverbal merupakan satu
sangat becek, licin dan bau amis ikan sangat kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kedua
menusuk hidung. Pelanggaran komunikasi jenis komunikasi tersebut bekerja bersama-
ditunjukkan oleh salah seorang pembeli. Ia sama untuk menciptakan satu makna. Fungsi-
menggerutu bahwa pasar tersebut sangat kotor fungsi dari lambang-lambang komunikasi
dan bau. Tidak seperti di swalayan-swalayan verbal maupun nonverbal adalah untuk
yang ada di Kota Jayapura yang memberikan memproduksi makna yang komunikatif.
kenyamanan. Meski menyediakan ikan-ikan Kelima communication breaching
segar tapi tidak tercium aroma busuk yang experiment yang dilakukan di Pasar tradisional
menusuk hidung. Lantai-lantai mall yang bersih Youtefa, Kota Jayapura menunjukkan bahwa
dan tidak becek. dalam proses komunikasi yang terjadi antara
Beberapa penjual ikan yang mendengar penjual dan pembeli tidak terlepas dari
komplain dari pembeli tersebut langsung penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal.
menimpali agar ia sebaiknya berbelanja saja di Respon yang diberikan oleh para penjual
swalayan jika tidak ingin menginjak lantai yang terhadap pelanggaran komunikasi yang
kotor dan menghirup bau amis ikan. Penjual dilakukan oleh pembeli dalam penelitian ini
lain pun menambahkan bahwa pengunjung itu pun menunjukkan adanya penggunaan baik
salah tempat. Para penjual terus balas komunikasi verbal maupun nonverbal. Tidak
membalas mengomentari sikap pengunjung jarang respon verbal yang dilakukan oleh
hingga pengunjung itu berlalu dari lapak penjual diikuti pula oleh komunikasi nonverbal.
mereka. Komunikasi verbal dan komunikasi
Melalui wawancara yang dilakukan oleh nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak
peneliti, para penjual ikan mengungkapkan dapat dipisahkan. Keduanya bekerja bersama
kekesalannya terhadap pembeli tersebut, “aneh untuk menciptakan suatu makna. Namun bukan
sekali jadi orang. Su (sudah) tahu ini pasar berarti keduanya tidak dapat dibedakan.
tradisional, masih juga dia banding- Komunikasi verbal merupakan cara manusia
bandingkan dengan mall. Jauhlah, seperti menyampaikan informasi atau berkomunikasi
langit dan bumi”. Penjual lain menimpali, “sok dengan menggunakan aspek bahasa. Kata-kata
bersih sekali jadi orang, dia salah tempat itu. menjadi basis yang penting dalam bentuk
Mau juga dibilang orang kaya yang biasa ke komunikasi ini. Pesan verbal adalah pesan yang
mall tapi kenapa masih mau belanja di pasar menggunakan kata-kata di dalamnya. Artinya,
yang becek?. Mau cari yang murah tapi setiap kali kita mengirimkan pesan yang
nyaman seperti di mall, mau dapat di mana?”. mengandung kata-kata di dalamnya, setiap kali
Mereka menilai pembeli seperti ini adalah itu pula kita sebenarnya sedang mengirimkan
cerminan sosok yang angkuh, yang tidak bisa pesan-pesan verbal kepada orang lain.
menerima keadaan apa adanya. Dalam konteks penelitian ini menunjukkan
bahwa praktik komunikasi verbal kerap kali
terjadi secara langsung bertatap muka (face to
4.2. Analisis dan Pembahasan
face communication) ketika pembeli
melakukan tawar-menawar barang dagangan.
Praktik komunikasi merupakan salah satu
Ketika calon pembeli menanyakan harga
aktivitas yang tidak bisa dihindarkan dalam
barang dan direspon oleh penjual dengan
kehidupan manusia. Hakikat manusia sebagai
menyebutkan harganya, sesungguhnya mereka
makhluk individu dan makhluk sosial
sedang saling mengirimkan pesan verbal.
menjadikan manusia ingin terus berkomunikasi
Dalam tataran komunikasi interpersonal antara
dengan orang lain. Aktivitas komunikasi yang
penjual dan pembeli, komunikasi verbal ini
dilakukan pun tidak terlepas dari komunikasi
berperan penting dalam menunjang proses
verbal maupun nonverbal.

119
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

komunikasi yang terjadi antara penjual sebagai Selain komunikasi verbal, para penjual
komunikator dan pembeli sebagai komunikan. dalam penelitian ini juga memberikan respon
Sebagai sebuah proses yang sifatnya secara nonverbal. Komunikasi nonverbal
transaksional, pesan verbal yang dikirimkan merupakan cara manusia dalam berkomunikasi
oleh penjual dan pembeli memungkinkan tanpa menggunakan aspek bahasa. Untuk
terjadinya interaksi yang cenderung dinamis di berkomunikasi secara nonverbal manusia
antara mereka. menggunakan dua saluran, yakni saluran yang
Namun demikian bukan berarti proses kelihatan dan saluran parabahasa. Saluran yang
komunikasi yang terjadi antara keduanya selalu kelihatan adalah saluran komunikasi yang dapat
berjalan lancar dan bebas hambatan. Dalam dilihat secara langsung oleh mata kita. Saluran
beberapa communication breaching experiment yang kelihatan mencakup perilaku ekspresif
yang dilakukan di Pasar Youtefa, ditemukan seperti ekspresi wajah, isyarat, gestur, dan
praktek komunikasi yang tidak berjalan lancar, penampilan. Sedangkan saluran parabahasa
khususnya ketika penjual dan pembeli merupakan saluran yang berkaitan dengan
memaknai suatu pesan verbal secara berbeda. aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami
Aktivitas tawar menawar yang tidak lazim yang oleh seseorang. Saluran parabahasa atau
dilakukan oleh pembeli menimbulkan beragam disebut juga dengan vocalic meliputi nada,
respon secara verbal dari para penjual. Pesan- keras lembutnya suara, mutu suara, kecepatan
pesan verbal yang muncul adalah kata aneh, bicara, intonasi, dan bentuk ucapan. (Prajarto,
heran, tidak waras, mengada-ada, tidak wajar, 2017:6.24).
dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kata-kata yang diucapkan oleh penjual dalam komunikasi tawar menawar yang terjadi
sebagai respon terhadap communication antara pembeli dan penjual menggunakan
breaching yang dilakukan oleh pembeli kedua saluran komunikasi nonverbal tersebut,
menunjukkan komunikasi verbal secara lisan baik saluran yang kelihatan maupun yang
yang terkatakan dengan jelas (spoken). Kata- parabahasa (vocalic). Saluran komunikasi
kata tersebut memberikan makna bahwa nonverbal yang kelihatan misalnya ekspresi
komunikasi yang menyimpang dari kebiasaan wajah, penggunaan jari tangan untuk menepuk
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diterima jidat, dan menggeleng-gelengkan kepala. Pada
oleh akal sehat. Sejalan dengan fokus semua communication breaching experiment
etnometodologi yang lebih menekankan pada yang dilakukan, saluran komunikasi nonverbal
dunia konstruksi individu-individu di dalam ini digunakan. Misalnya ketika penjual
memahami sesuatu sesuai akal sehat (common mendapati pembeli yang menginginkan harga
sense) yang berlaku dan makna yang diterima barang yang lebih tinggi dari pada yang
secara bersama-sama. (Rahardjo, 2018:1). ditawarkan oleh penjual, penjual meletakkan
Respon verbal yang diberikan oleh penjual jari telunjuknya di jidat ketika akhirnya
dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana pembeli itu pun batal bertransaksi dan hanya
mereka menciptakan dan memahami relasinya ingin melihat-lihat saja ikan asap yang
dengan pembeli dalam tawar menawar harga dijajakan padahal ia telah bolak-balik beberapa
barang yang ditransaksikan. Dengan kata lain kali memilih-milih ikan asap.
etnometodologi berusaha menjelaskan tentang Sedangkan bentuk saluran komunikasi
cara orang-orang bertindak untuk melihat, dan nonverbal yang parabahasa diperlihatkan oleh
menjelaskan keteraturan dalam dunia di mana penjual pakaian muslim yang berhadapan
mereka hidup. (Moleong, 2005:24). dengan calon pembelinya yang menawar
Communication beraching yang dilakukan oleh dengan harga yang sangat rendah. Penjual
pembeli direspon sebagai sesuatu yang merespon dengan nada tinggi yang
melanggar keteraturan praktik tawar menawar menunjukkan kekesalannya pada pembeli
yang selama ini disepakati bersama. tersebut.

120
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

Komunikasi nonverbal yang ditunjukkan Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,


oleh penjual seringkali tidak disadari tapi dapat komunikasi verbal berkaitan erat dengan
dimaknai sebagai peneguh pesan verbal yang komunikasi nonverbal. Seseorang yang
disampaikannya. Kedua komunikasi ini saling berkomunikasi secara verbal acapkali diperkuat
menguatkan makna pesan yang disampaikan. dengan komunikasi nonverbal. Misalnya
Komunikasi verbal seperti ungkapan keheranan seorang penjual pinang yang menunjukkan rasa
penjual terhadap pembeli yang hendak membeli kagetnya secara verbal dengan bertanya balik
barang dagangan dengan harga yang lebih secara spontan dan diulang hingga dua kali
tinggi dari yang ditawarkan diperkuat dengan untuk meyakinkan apa yang didengarnya.
komunikasi nonverbal berupa ekspresi wajah Komunikasi verbal tersebut disertai pula
dan gelengan kepala. Ekspresi wajah dan dengan nada suara yang tinggi. Demikian pula
gelengan kepala merupakan salah satu bentuk yang ditunjukkan oleh penjual ikan asap yang
komunikasi nonverbal kinesics. Paul Ekman seolah tidak percaya jika pembeli yang telah
dan Wallace Friesen telah mengidentifikasikan mondar mandir memilih barang dagangannya
enam emosi dasar bahwa ekspresi wajah lalu menyatakan tidak ingin membeli.
mencerminkan keheranan, ketakutan, Ungkapan dalam komunikasi verbalnya juga
kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, atau menunjukkan bahwa penjual mengatakan
kejijikan (Sendjaja, 2017:6.17). pembeli tersebut kurang waras, aneh dan
Pada eksperimen lainnya juga perilakunya tidak wajar. Untuk meyakinkan
menunjukkan bahwa pelanggaran komunikasi apa yang diucapkannya, penjual tersebut
yang dilakukan oleh pembeli yang menawar memperkuatnya dengan menyilangkan jari
stelan baju muslim anak dengan harga yang telunjuk pada jidat.
sangat rendah diungkapkan secara verbal oleh
penjual sebagai perilaku yang tidak wajar dan
5. Kesimpulan dan Saran
tidak ada niat untuk membeli.
Hal ini diikuti oleh komunikasi nonverbal
5.1. Kesimpulan
dengan ekpresi wajah yang menunjukkan rasa
kesal dan gelengan kepala serta menepuk jidat.
Ketika seseorang berkomunikasi tidak
Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk
seperti biasanya, maka menimbulkan respon
komunikasi penjual dalam menyatakan
yang bermacam-macam. Respon penjual
perasaannya atau emosinya terhadap
terhadap communication breaching
pelanggaran komunikasi yang dilakukan oleh
(pelanggaran koumuniasi) yang dilakukan oleh
pembeli seperti riset yang pernah dilakukan
pembeli di pasar tradisional Youtefa Kota
oleh Charles Darwin yang berfokus pada
Jayapura ditunjukkan dalam dua bentuk yaitu
ekspresi wajah sebagai penunjuk emosi
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
seseorang. Selanjutnya diperkuat oleh hasil
Kedua bentuk komunikasi ini saling
penelitian yang dilakukan oleh Albert
meneguhkan atau menguatkan pesan yang
Mehrabian yang mengungkap bahwa
disampaikan. Melalui komunikasi verbal (kata-
presentase bentuk komunikasi manusia dalam
kata secara lisan) menggambarkan bahwa
menyatakan perasaannya melalui saluran
pelanggaran komunikasi (communication
verbal sebanyak 7 %, saluran paralinguistik
breaching) yang dilakukan oleh pembeli
sebanyak 38% dan Bahasa nonverbal sebanyak
dianggap sebagai sesuatu yang aneh, tidak
55%. Pesan-pesan nonverbal tersebut
wajar, bahkan pelakunya dianggap tidak waras,
disampaikan antara lain dalam bentuk isyarat,
mengada-ada atau pura-pura tidak tahu, dan
anggota tubuh, serta ekspresi wajah ketika
angkuh. Respon ini diperkuat dengan
seseorang berkomunikasi dengan orang lain.
komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah
(Prajarto, 2017:6.27).
kesal, heran, menepuk jidat, nada suara yang

121
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 2 | Desember 2018

tinggi, mengernyitkan dahi, dan menggeleng- (Online), Vol. 1 No.2 September dalam
gelengkan kepala. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12
Respon ini dilatarbelakangi oleh terjadinya 084651_1979-0139.pdf.
komunikasi yang tidak seperti biasanya atau
tidak sebagaimana mestinya yang berbeda dari Mulyana, Deddy. 2018. Metodologi Penelitian
kebiasaan yang sering ditemui dalam rutinitas Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu
sehari-hari di pasar antara penjual dan pembeli. Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
Bandung: Rosdakarya.
5.2. Saran Pangestuningtyas, Dwi Putri. 2012. “Studi
Etnometodologi Gaya Mencatat
Sebaiknya penelitian lain yang relevan Transaksi pada Pengusaha Kecil
dapat dikembangkan pada setting yang lebih Menengah”. Dalam
kondusif untuk pengumpulan data yang lebih http://eprints.perbanas.ac.id/3336/5/ART
komprehensif. IKEL%20ILMIAH.pdf. Diakses 10
Sebaiknya sebagai penjual dan pembeli November 2018.
menyadari betapa pentingnya berkomunikasi
sesuai asumsi akal sehat dan kesepakatan dalam Prajarto, Nunung. 2017. Pengantar Ilmu
tawar menawar barang dagangan. Komunikasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka
Daftar Pustaka
Priyanto, Agus. 2012. Komunikasi dan
Devito, Joseph A. (2011). Komunikasi Konseling. Jakarta: Salemba Medika.
Antarmanusia. Tangerang Selatan:
Sendjaja, Djuarsa Sasa, dkk. 2017. Teori
Karisma publishing group.
Komunikasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Given, Lis M. (ed.). 2008. The Sage Universitas Terbuka
Encyclopedia of Qualittaive Research
Rahardjo, Mudjia. 2018. Apa itu Studi
Methods. Los Angeles, London, New
Etnometodologi?. http://repository.uin-
Delhi, Singapore: SAGE Publications.
malang.ac.id/2435/1/2435.pdf
Hutagalung, Inge. (2015). Teori-teori
Susilo, Daniel. 2017. “Etnometodologi sebagai
Komunikasi Dalam Pengaruh Psikologi.
Pendekatan Baru dalam Kajian Ilmu
Jakarta: Indeks.
Komunikasi”. Jurnal Studi Ilmu
Machmudah, dkk. 2017. “Studi Komunikasi (online).Vol.1 No.1.Maret,
Etnometodologi Wanita Penjaja Seks dalamhttps://www.researchgate.net/publi
(WPS) dan Infeksi Menulas Seksual cation/315613548 diakses Nov 21 2018).
(IMS) di Lokalisasi Sunan Kuning Kota
Semarang Dalam
http://jurnal.unimus.ac.id.Diakses 15
November 2018.

Moleong, J.Lexy. 2005. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.

Mulyana, Ahmad. 2008. Etnometodologi:


Selayang Pandang. Media KOM

122

You might also like