You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 1, Januari 2013


http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEBERHASILAN PENCAPAIAN CAKUPAN K4 DI PUSKESMAS
ROWOSARI SEMARANG

LESTARI RAHMAWATI
Ayumi_ito@yahoo.co.id
Sarjana Kesehatan Masyarakat, Unversitas Diponegoro, Semarang
Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro.

ABSTRACT
K4 is such a contact of expectant mother with forth (or more) health workers to
obtain antenatal care according to standar with already appointed.
Rowosari
Semarang health Center hasenhancement of significant K4 Scope
achievement
on year 2011, that is 104,27% above SPM, meanwhile on year 2010 K4 Scope
Achievement was weak, that is 83,50% under SPM. The Purpose of this
research is to analysis successful of K4 Scope Achievement at Rowosari Health
Center observed from input variabel (Human Resources, Fund, Facilities and
Infrastructure) and Process (Plan, Development, Cooperation, Valuation). This
Research is Observational research which complete of Qualitative data.
For Doing Accumulation of Data, it do by indepth interview to main informant,
that are Midwife, Coordinator of Maternal and child, Midwife of Maternal and
Child.To verify Validity of Data, it do by triangulation to the chief of health
center, BPS, and MidWife. The Result of the Research is Success on
Achivement of K4 Scope affected by Variabel Input (Human Resources, Fund,
Facilities and Infrastructure) and process(plan,development,cooperation,
valuation). From This Research, we could concluded that we less in Human
Resources, less in Facilieties and Infrastructure, but for managerial already
work well.The Suggestion are we have to attend antenatal care training,
increase coordination with cross-sectoral, involve cross-sectoral in valuation,
increase development and counseling of expectant mother, increase and add
some of care facility.

Keywords : Key Word : K4, Success, Health Center


Literature : 35, 1984-2011

ABSTRAK
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih)
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Puskesmas Rowosari Kota Semarang memiliki peningkatan pencapaian
cakupan K4 yang signifikan pada tahun 2011 yaitu104,27% di atas SPM,
sedangkan pada tahun 2010 pencapaian cakupan K4 rendah yaitu83,50% di
bawah SPM. Tujuan penelitian untuk menganalisis keberhasilan pencapaian
cakupan K4 di Puskesmas Rowosari dilihat dari variabel input (SDM, Dana,
Sarana dan prasarana) dan proses (Perencanaan, pembinaan,
kerjasama,penilaian). Penelitian merupakan penelitian observasional dengan
data bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview
kepada informan utama yaitu Bidan Koordinator KIA, Bidan KIA. Untuk menguji
validitas data dilakukan dengan triangulasi kepada Kepala Puskesmas,
BPS, Dukun Bayi. Hasil penelitian adalah keberhasilan pencapaian cakupan
K4 di Puskesmas Rowosari dipengaruhi variabel yaitu input( SDM,Dana, sarana
dan prasarana) dan Proses (
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Perencanaan, pembinaan, kerjasama,penilaian). Dari penelitian ini dapat


disimpulkan bahwa SDM masih kurang,kelengkapan sarana dan prasarana
kurang,untuk manajerial sudah berjalan dengan baik. Sarannya adalah
mengikuti pelatihan pelayanan antenatal, meningkatkan koordinasi dengan lintas
sektoral, melibatkan lintas sektoral dalam penilaian,meningkatkan pembinaan
dan penyuluhan ibu hamil, penambahan fasilitas penunjang pelayanan.

Kata kunci : K4, Keberhasilan, Puskesmas


Kepustakaan : 35, 1984-2011

LATAR merupakan indikator tidak langsung


BELAKANG dengan kematian ibu, tetapi dapat
Berdasarkan kesepakatan menunjukkan besarnya akses atau
global (Milenium Development Goals/ jangkauan terhadap pelayanan
MDGs,2000) pada tahun 2015 kesehatan ibu hamil dan
diharapkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) menggambarkan kesempatan untuk
menurun sebesar tiga perempatnya mendeteksi dan menangani resiko
dalam kurun waktu 1990-2015 dan tinggi ibu hamil. Diharapkan apabila
AKB menurun sebesar dua pertiga pelayanan antenatal ( K4 )
1
dalam kurun waktu 1990-2015. dilaksanakan dengan baik,maka akan
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan membantu mengurangi resiko angka
Angka Kematian Bayi ( AKB ) yang kematian ibu dan bayi.
menjadi indikator kualitas kesehatan K4 adalah kontak ibu hamil
masyarakat disuatu negara, ternyata di dengan tenaga kesehatan yang ke-
Indonesia yaitu AKI : 307/100.000 KH ( empat (atau lebih) untuk mendapatkan
SDKI 2002/2003 ) dan AKB : 35/1000 pelayanan antenatal sesuai standar
4
KH ( SDKI 2002/2003 ). Sedangkan yang ditetapkan, dengan syarat :
target RPJMN Depkes 2004-2009 AKI 1. Minimal satu kali kontak pada
: 226/100.000 KH dan AKB : 26/1000. triwulan I
Pemerintah telah bertekad untuk 2. Minimal satu kali kontak pada
menurunkan AKI pada tahun 2010 triwulan II
menjadi 125/100.000 KH dan AKB 3. Minimal dua kali kontak pada
menjadi 25/1000 KH. Untuk mencapai triwulan III
target tersebut diperlukan suatu Pada tahun 2011 cakupan
strategi yang handal dan peran serta pelayanan antenatal ( K4 ) di
seluruh lapisan masyarakat. Penyebab puskesmas Rowosari Semarang
utama kematian ibu di Indonesia cenderung mengalami kenaikan yang
adalah perdarahan (30%), ekslampsia sangat tinggi dari tahun 2010 sampai
(25%0, infeksi (12%) dan abortus 2011 yaitu 20,77% . Pada tahun 2010
(5%). Sedangkan penyebab utama cakupan kunjungan K4 belum
kematian bayi adalah BBLR (29%), memenuhi standar pelayanan minimal
asfiksia (27%) dan infeksi ( SPM ) yaitu 83,50%(491 bumil),
(20%). tetapi pada tahun 2011 mengalami
Di Provinsi Jawa Tengah AKI kenaikan dan mencapai SPM yaitu
37
tahun 2010 yaitu 104 per 100.000 104,27% (468 bumil).
2
kelahiran hidup. Di Kota Semarang
tahun 2011 AKI sebanyak 118 per
100.000 kelahiran hidup, sementara METODE PENELITIAN
jumlah kasus kematian ibu sebesar 31 Jenis penelitian yang
3
kasus dari 25.852 kelahiran hidup. dilaksanakan merupakan penelitian
Angka cakupan kunjungan
ulang pemeriksaan ibu hamil (K4)
observasional dengan rancangan kurang karena harus terbagi dalam
kualitatif pendekatan deskriptif, yaitu kegiatan di dalam gedung dan diluar
penelitian yang bersifat menemukan gedung harus standby jadi masih
fakta atas data yang diperoleh dari membutuhkan tambahan SDM lagi.
hasil penelitian, kemudian dari data Peran bidan dalam pencapaian
tersebut diberikan gambaran dan cakupan K4 yaitu dalam pendataan
penjelasan. Penelitian dengan sasaran lalu pencatatan dan pelaporan
menggunakan pendekatan deskriptif ke puskesmas, sedangkan dukun
bertujuan untuk mendeskripsikan berperan dalam pendampingan seperti
25
suatu keadaan secara objektif. membantu bidan dalam perawatan tali
Alasan pemilihan jenis pusar, pemijatan, mengantar ibu hamil
penelitian kualitatif ini karena kerumah bidan serta menyarankan ibu
peneliti ingin lebih menggali dan dapat untuk periksa ke bidan.
mengetahui sesuatu secara lebih Mengenai keluhan dalam
mendalam. pelayanan antenatal tidak ada, tetapi
Beberapa pertimbangan ada keluhan mengenai kendala ibu
dipilihnya penelitian dengan hamil dalam transportasi ke
pendekatan deskriptif (explanatory puskesmas, karena medan ke
25
research), antara lain: puskesmas yang sudah hancur
1. Dapat meneliti peristiwa khusus sehingga susah untuk ditempuh.
daripada mendeskripsikan Untuk SOP yang dilakukan
bagian permukaan dari sampel sudah sesuai dengan SOP, di wilayah
besar suatu populasi Puskesmas Rowosari melaksanakan
2. Dapat menelaah sesuatu latar minimal 7T.
belakang Untuk pelatihan sudah ada 2
3. Dapat mengetahui sesuatu bidan yang mengikuti pelatihan terkait
secara lebih mendalam dan pelayanan antenatal dari Dinas
dapat meneliti dari segi Kesehatan Kota Semarang.
prosesnya. Faktor pendukung dalam
Moleong (2006) menjelaskan ketersediaan sumber daya manusia
bahwa metode kualitatif lebih mudah dalam pencapaian cakupan K4 ini
menyesuaikan apabila berhadapan adalah mannya yag aktif, seperti rutin
dengan kenyataan yang ada, lebih membuat pencatatan dan pelaporan.
peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan banyak penajaman b. Dana
pengaruh bersama terhadap pola-pola Dalam pelayanan antenatal
nilai yang dihadapi, dan metode sudah memakai jampersal yang dari
kualitatif menyajikan secara langsung, BOK dinas kesehatan kota Semarang,
dan melihat hubungan peneliti dan untuk biaya transportasi seperti
25
informan. penyuluhan secara face to face dan
lainnya selain pelayanan memakai
HASIL dana mandiri. Sedangkan kendala
1. INPUT yang dihadapi untuk fokus K4 dalam
a. SDM hal ketersediaan dana tidak ada
SDM yang ada sudah cukup kendala, tetapi tetap melakukan
tetapi Kepala Puskesmas kunjungan.
menyebutkan SDM yang dimilki oleh c. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Rowosari masih kurang Belum memiliki lemari untuk
yakni bidan yang ada di puskesmas. penyimpanan data, dan jangka
SDM ( bidan puskesmas ) masih panggul. Tetapi hal itu tidak menjadi
kendala dalam pelaksanaan adanya komplain, adanya kemauan
pelayanan. Sarana dan prasarana untuk belajar dan ada yang mengajari.
yang dimiliki masih layak, karena tiap Terdapat kesesuaian antara
bulannya ada supervisi dan apabila jawaban informan utama dan
tidak layak maka sarana dan triangulasi bahwa kendala yang
prasarana tersebut sudah tidak dihadapi dalam melakukan pembinaan
digunakan,kendala yang dihadapi adalah waktu, 2 informan
selain dana Sehingga hanya menambahkan bahwa kendalanya
menunggu adanya dana untuk adalah jarak atau medan, jadi
melengkapi sarana dan prasarana undangan yang datang apabila
yang dibutuhkan. jaraknya dekat maka datang terus,
2. PROSES yang jauh tidak datang.
a. a. Perencanaan
Hasil penelitian terkait c. Kerjasama
pendukung dan kendala dalam Kerjasama lintas program yang
perencanaan adalah man, maksudnya dilakukan bisa dilakukan setiap saat
adalah man merupakan pendukung dan hampir dengan semua bidang
dikarenakan keaktifan man itu sendiri, yang ada di dalam puskesmas.
sedangkan man merupakan kendala kerjasama lintas sektoral yang
yaitu karena jumlahnya yang terbatas, dilakukan adalah dengan kelurahan,
dan latar belakang pendidikan. Apabila selain itu kepala puskesmas juga
latar belakang pendidikan semakin menambahkan ada kerjasama juga
tinggi, maka man tersebut akan kurang dengan PLKB, Kecamatan, dan BPS.
berpartisipasi dikarenakan adanya Hal ini dibenarkan oleh informan
kegiatan terkait pendidikan yang triangulasi BPS bahwa ada kerjasama
dimiliki. Akan tetapi, perencanaan antara BPS dan Puskesmas. Tetapi
secara keseluruhan sudah berjalan semua informan utama tidak
dengan baik seperti perencanaan menyebutkan ada kerjasama dengan
rencana kerja bulanan dengan BPS.
membuat POA, perencanaan Pembagian kerja untuk bidan
anggaran, pembinaan PWS KIA rutin 3 dan kader adalah dalam hal
bulan, penyusunan materi diambil dari pencatatan dan pelaporan dan yang
buku KIA, rencana tindak lanjut bertanggung jawab dalam hal ini
dengan mengadakan minilokakarya adalah Puskesmas. 70% informan
dengan lintas sektoral dan program. menambahkan bahwa ada pembagian
kerja untuk dukun bayi yaitu mijit
b. Pembinaan karena sudah tidak diperbolehkan
Pembinaan yang dilakukan untuk membantu dalam hal persalinan.
terkait dalam pencapaian cakupan K4, Perannya membantu bidan dalam
pembinaan yang dilakukan ditujukan merawat tali pusat,kemudian untuk
kepada bidan, kader, dan dukun bayi. dukun kan susah untuk dihilangkan
untuk materi pembinaan tidak ada tidak mijet.
pembuatan tetapi langsung
narasumber yang akan menyampaikan d. Penilaian
yaitu bsesuai dengan bidangnya, Dalam pencapaian cakupan K4
biasanya materi dari buku KIA seperti selalu ada dan dilakukan penilaian atau
kehamilan, persalinan. evaluasi, yang terlibat dalam penilaian
Faktor pendukung dalam tersebut adalah bidan, Kepala
melakukan pembinaan adalah sumber Puskesmas menambahkan bahwa yang
daya manusia ( man ), seperti tidak
terlibat dalam penilaian tersebut adalah pengumpulan mayoritas tepat waktu, 1
kepala puskesmas dan kepala program. informan menambahkan apabila ada
Terdapat kesesuaian jawaban yang akan telat dalam pengumpulan
antara informan utama dan informan akan konfirmasi terlebih dahulu.
triangulasi. Informan utama Terdapat kesamaan dengan kedua
menyatakan bahwa cara yang triangulasi bahwa dalam pengumpulan
dilakukan dalam penilaian adalah pencatatan dan pelaporan tepat waktu.
dengan melihat PWS, pencatatan dan Kepala Puskesmas menambahkan
pelaporannya. Terdapat kesamaan apabila ada petugas yang tidak
dengan pernyataan kedua informan melakukan dan mengumpulkan
triangulasi bahwa dalam melakukan pencatatan dan pelaporan maka
penilaian adalah dengan melihat puskesmas akan melakukan
pencapaianya dalam PWS, pencatatan kunjungan kepada petugas tersebut (
dan pelaporannya. jemput bola ).
Terdapat kesesuaian jawaban
antara informan utama dan informan
triangulasi. Informan utama PEMBAHASAN
menyatakan bahwa faktor pendukung 1. INPUT
dalam melakukan penilaian adalah a. SDM
dengan adanya PWS ataupencatatan Ketersediaan SDM dalam
dan pelaporan sehingga setiap pencapaian cakupan K4 di puskesmas
bulannya bisa dilihat untuk Rowosari adalah 2 bidan puskesmas
pencapaiannya. Terdapat kesamaan Rowosari, 2 bidan puskesmas
dengan pernyataan kedua informan pembantu, 8 BPS diwilayah kerja
triangulasi bahwa faktor pendukung Puskesmas. Sedangkan kegiatan
dalam melakukan penilaian adalah terbagi antara kegiatan di dalam
dengan adanya pencatatan dan Puskesmas dan di luar Puskesmas.
pelaporan, BPS menambahkan Bidan juga melakukan pelayanan,
bahwa faktor pendukung selain pencatatan K1-K4, KF1-KF3,
pencatatan dan pelaporan adalah Imunisasi, data sasaran, dan cakupan.
dengan adanya timbal balik. Dalam melaksanakan kegiatan, semua
Yang terlibat dalam pencatatan bidan sudah melaksanakan sesuai
dan pelaporan adalah semua bidan. dengan SOP ( standar operasional
Terdapat kesamaan dengan procedure ) mayoritas pelayanan
keduainforman triangulasi bahwa yang melaksanakan 7T.
terilibat dalam pencatatan dan Untuk peran bidan dan dukun
pelaporan adalah semua bidan. bayi sudah memiliki peran masing-
Terdapat kesesuaian masing. Bidan memilki peran dalam
pernyataan antara informan utama dan pencapaian cakupan K4 dalam
informan triangulasi, bahwa dalam pencatatan dan pelaporan, sedangkan
pengumpulan pencatatan dan dukun bayi berperan untuk mengantar
pelaporan dipuskesmas ada batas dan menyarankan ibu hamil untuk
waktunya yaitu untuk BPS ke periksa ke bidan, mendampingi dan
puskesmas adalah setiap tanggal 25, membantu bidan seperti mijit, merawat
untuk Puskesmas ke dkk batas tali pusar, karena dukun bayi sudah
pengumpulannya adalah setiap tidak diperbolehkan untuk membantu
tanggal 7. 1. dalam persalinan.
Terdapat kesesuaian Terkait keluhan pelayanan
pernyataan antara informan utama dan antenatal tidak ada, keluhannya hanya
informan triangulasi, bahwa dalam terkait transportasi. Oleh karena
pelayanan yang dilakukan bukan jampersal, maka pelayanan ANC bagi
hanya di puskesmas tetapi dengan pasien atau ibu hamil menjadi gratis
adanya puskesmas keliling dan sehingga lebih memotivasi ibu hamil
posyandu. Sehingga untuk pelayanan untuk periksa. Oleh karena itu cakupan
bisa didapatkan langsung oleh pasien K4 mengalami peningkatan.
atau ibu hamil dan ibu hamil berminat Sedangkan pada tahun 2010
untuk memeriksakan kehamilannya. pelayanan masih memakai dana
Faktor pendukung SDM dalam swadaya masyarakat, sehingga pasien
pencapaian cakupan K4 adalah atau ibu hamil kurang berminat dalam
dengan adanya SDM (Bidan) yang memeriksakan kehamilannya.
aktif dalam pencatatan dan pelaporan. Menurut Penelitian Saifudin
Dari hasil penelitian untuk input SDM (2007), Anggaran salah satu penyebab
baik sehingga pencapaian cakupan K4 keberhasilan program. Tetapi dengan
dapat meningkat. Karena pada tahun anggaran yang cukup dapat pula
2010 input terkait SDM masih kurang kegagalan pencapaian target
dan belum aktif dalam pelaksanaan disebabkan oleh manajemen
pelayanan terkait pencapaian target pengelolaan keuangan yang kurang
sehingga pencapaiannya rendah. tepat sehingga anggaran tidak
Azrul azwar (1996), berpengaruh signifikan pada kinerja
mengatakan bahwa dalam petugas sehingga target program tidak
31
manajemen, faktor manusia adalah tercapai.
yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia c. Sarana dan Prasarana
pula yang melakukan proses untuk Pelaksanaan yang dilakukan
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia dalam pencapaian cakupan K4 sudah
tidak ada proses kerja, sebab pada baik yang dibuktikan dengan
dasarnya manusia adalah makhluk pernyataan 2 dari 3 informan utama
kerja. Oleh karena itu, manajemen menyatakan bahwa sarana dan
timbul karena adanya orang-orang prasarana sudah lengkap,tercukupi
yang berkerja sama untuk mencapai dan layak baik di puskesmas ataupun
tujuan. Maksudnya, bahwa dalam di BPS. Sedangkan 1 informan
pencapaian tujuan tersebut menyatakan bahwa di dalam ruangan
menekankan faktor manusia sebagai KIA membutuhkan lemari untuk
faktor manusia sebagai faktor utama, penyimpanan data, tetapi belum
manusialah yang melakukan kegiatan tersedia sampai sekarang, hal itu juga
11
dan aktivitas. didukung dengan pernyataan informan
triangulasi Kepala Puskesmas dengan
b. Dana pernyataan bahwa sarana dan
Puskesmas Rowosari sudah memiliki prasarana yang ada dipuskesmas
anggaran khusus untuk pelayanan masih sangat kurang, seperti alat
antenatal khususnya fokus K4 karena medis belum lengkap serta kendaraan.
dana tersebut sudah diambil dari dana Dari ceklist seluruh keseluruhan sudah
BOK yaitu Jampersal, untuk yang baik hanya 1 alat yang belum dimiliki
lainnya seperti melakukan pembinaan oleh puskesmas ataupun BPS yaitu
face to face tidak ada dana khusus jangka panggul, tetapi dengan tidak
Puskesmas memakai dana personal adanya alat tersebut mereka (Bidan)
dengan tujuan agar target program menyiasati dengan menggunakan
tercapai. Dalam ketersediaan dana meteran. Sehingga dalam
tidak ada kendala yang dihadapi. pelaksanaan tidak ada yang menjadi
Untuk pelayanan dengan memakai kendala.
Menurut penelitian Firman dimiliki. Akan tetapi, perencanaan
Hayadi (2007) dalam penelitian secara keseluruhan sudah berjalan
tentang kinerja bidan puskesmas dengan baik seperti perencanaan
dalam pelayanan antenatal di rencana kerja bulanan dengan
Bengkulu Selatan menyatakan bahwa membuat POA, perencanaan
lingkungan/alat tidak menjadi kendala anggaran, pembinaan PWS KIA rutin 3
pada pelaksanaan pelayanan, seluruh bulan, penyusunan materi diambil dari
puskesmas memiliki ruangan khusus buku KIA, rencana tindak lanjut
pemeriksaan ibu hamil dan memiliki dengan mengadakan minilokakarya
32
fasilitas/alat. dengan lintas sektoral dan program.
Untuk sarana dan prasarana Menurut Penelitian Saifudin
pada tahun 2010 dan 2011 untuk (2007), Proses integrasi
ketersediaannya masih sama, belum kegiatanprogram yang tersusun
ada perubahan. Keterbatasan dana dengan baik dan menyusun kegiatan
dalam hal sarana dan prasarana di secara lengkap, maka kegiatan-
Puskesmas Rowosari merupakan kegiatan intervensi tersebut sesuai
kendala yang diungkapkan oleh dengan data dan permasalahan yang
informan utama Koordinator KIA dan sesungguhnya.
31

informan triangulasi Kepala


Puskesmas dan BPS, karena b.Pembinaan
pencairan dana turunnya kurang tepat Pembinaan yang dilakukan
seperti adanya prosedur administrasi terkait dalam pencapaian cakupan K4,
pembinaan yang dilakukan ditujukan
2. PROSES kepada bidan, kader, dan dukun bayi.
a.Perencanaan Tujuan pembinaan ini untuk
Perencanaan adalah suatu meningkatkan cakupan KIA supaya
proses yang tidak berakhir bila sesuai dengan target yang ada,
rencana tersebut telah pembinaan untuk dukun dilakukan
ditetapkan,rencana harus supaya dukun tidak melakukan
diimplementasikan. Perencanaan pertolongan persalinan tetapi dukun
harus mempertimbangkan kebutuhan bayi di bina untuk menyarankan dan
fleksibilitas, agar mampu mengantar ibu hamil untuk ke bidan itu
menyesuaikan diri dengan situasi dan sudah merupakan bentuk pembagian
kondisi baru secepat mungkin, tujuan kerja dan kerjasama, karena
setiap rencana adalah untuk masyarakat di Rowosari terkadang
membantu sumber daya – sumber masih mendatangi dukun bayi untuk
daya dalam kontribusinya secara periksa. untuk materi pembinaan tidak
13
positif terhadap pencapaian tujuan. ada pembuatan tetapi langsung
Hasil penelitian terkait narasumber yang akan menyampaikan
pendukung dan kendala dalam yaitu bsesuai dengan bidangnya,
perencanaan adalah man, maksudnya biasanya materi dari buku KIA seperti
adalah man merupakan pendukung kehamilan, persalinan. Pembinaan ini
dikarenakan keaktifan man itu sendiri, dilakukan dalam bentuk pertemuan
sedangkan man merupakan kendala atau door to door rutin 3 bulan sekali.
yaitu karena jumlahnya yang terbatas, Walaupun ada kendala jarak, waktu
dan latar belakang pendidikan. Apabila dan kondisi jalan tetapi pembinaan
latar belakang pendidikan semakin tetap berlangsung.
tinggi, maka man tersebut akan kurang Faktor pendukung dalam
berpartisipasi dikarenakan adanya melakukan pembinaan adalah sumber
kegiatan terkait pendidikan yang daya manusia ( man ), seperti tidak
adanya komplain, adanya kemauan memerlukan bantuan dari pihak-pihak
untuk belajar dan ada yang mengajari. lain yang berpengaruh seperti kader,
Selama ini Puskesmas terkendala oleh BPS, kelurahan, kecamatan, serta
waktu,jarak atau medan, jadi bidang lain yang di dalam puskesmas.
undangan yang datang apabila Walaupun ada kendala dalam
jaraknya dekat maka datang terus, melakukan kerjasama tetapi
yang jauh tidak datang. Puskesmas bisa menjangkau Lintas
Tahun 2010 pembinaan belum sektoral dengan cara saling
berjalan dengan baik, seperti memberikan reward, ini bisa
pembinaan untuk BPS, kader, dan membangun keharmonisan dalam
dukun bayi belum terlaksana kerjasama tim. Namun pada tahun
sedangkan masyarakat Rowosari 2010 kerjasama tersebut belum terjalin
masih percaya kepada dukun bayi, dan terkoordinasi, seperti kerjasama
sehingga pencapaian K4 belum dengan BPS dan dukun bayi,
tercapai. sedangkan masyarakat Rowosari
Azrul Azwar (1996): Pembinaan masih percaya kepada dukun bayi
harus dilakukan secara teratur dan untuk memeriksakan kehamilan.
berkala, pembinaan yang dilakukan Tetapi pada tahun 2011 kerjasama
hanya sekali, bukan pembinaan yang sudah berjalan dengan baik dengan
baik. Apabila pembinaan tidak berjalan dukun bayi dan BPS, kerjasama
dengan baik maka petugas tidak tersebut dilandasi dengan adanya
memeliki bekal yang cukup untuk timbal balik seperti BPS mengambil
dapat melaksanakan tugas atau vaksin imunisasi di puskesmas, dan
pekerjaan dengan hasil yang baik. puskesmas meminta BPS untuk
memberikan data sasaran atau
d. Kerjasama pencatatan dan pelaporan untuk
Penggalangan kerjasama dilakukan memenuhi target sehingga pencapaian
dengan cara langsung yaitu door to cakupan dapat tercapai. Sedangkan
door dan pertemuan di puskesmas. dengan dukun bayi adalah dengan
Lintas Program dan sektoral yang membagi tugas atau peran dengan
terlibat adalah kader,BPS,kelurahan bidan dalam menangani ibu hamil,
dan kecamatan dan staf puskesmas. karena dukun bayi sudah tidak
Hal tersebut telah diperkuat oleh diperbolehkan membantu persalinan.
pernyataan Kepala Puskesmas bahwa Menurut penelitian Biro
BPS dilibatkan dalam pencapaian kesehatan masyarakat (2009), selain
cakupan K4 dengan membuat kerjasama dengan lintas program ada
pencatatan dan pelaporan ke juga kerjasama dengan lintas sektoral
Puskesmas, serta memberikan lainnya sehingga pelaksanaan
pembinaan untuk kader di posyandu. kegiatan dapat berjalan dengan lancar
Karena bagaimanapun juga dan dukungan penuh dari berbagai
penyelenggara kegiatan KIA di pihak terutama sumber daya
lingkungan masyarakat dikelola oleh masyarakat di wilayah sasaran .
34
kader, maka perlu adanya koordinasi.
Kerjasama lintas program dan e.Penilaian
lintas sektoral sangat diperlukan untuk Dari hasil penelitian informan
mencapai hasil yang yang maksimal utama menyatakan bahwa dalam
karena dengan bekerja sendiri tidak pencapaian cakupan K4 selalu ada
mungkin mencapai hasil yang di dan dilakukan penilaian atau evaluasi,
harapkan, karena program KIA yang terlibat dalam penilaian tersebut
jangkauanya sangat luas dan adalah bidan, Kepala Puskesmas
menambahkan bahwa yang terlibat c. Menyusun anggaran setiap
dalam penilaian tersebut adalah tahunnya untuk
kepala puskesmas dan kepala kelengkapan sarana dan
program. Cara yang dilakukan dalam prasarana
penilaian adalah dengan melihat PWS, d. Melengkapi sarana medis
pencatatan dan pelaporannya. dan non medis terutama
Faktor pendukung dalam yang berkaitan dengan
melakukan penilaian adalah dengan pelayanan kesehatan
adanya PWS atau pencatatan dan antenatal dalam rangka
pelaporan sehingga setiap bulannya meningkatkan derajat
bisa dilihat untuk pencapaiannya, BPS kesehatan ibu dan anak
menambahkan bahwa faktor secara optimal.
pendukung selain pencatatan dan 2. Bagi Puskesmas
pelaporan adalah dengan adanya a. Memantau penerapan SOP
timbal balik. pelayanan antenatal
Azrul Azwar (1996) : Dengan tersebut.
dilaksanakannya penilaian, akan dapat b. Melengkapi alat yang
dihindari terjadinya sesuatu yang sia- mendukung pelayanan
sia yang dalam bidang administrasi, antenatal seperti jangka
yang terpenting adalah mencegah panggul dan alat yang
terjadinya penghamburan sumber lain
(Tenaga, dana, sarana) yang c. Puskesmas dapat
keadaanya memang selalu terbatas mempersiapkan dan
sekali. meningkatkan SDM untuk
pelaksanaan perencanaan
KESIMPULAN dan penganggaran secara
Faktor-faktor yang terperinci dan terkonsep
mempengaruhi keberhasilan dalam pelayanan antenatal
pencapaian cakupan K4 di Puskesmas khususnya dalam
Rowosari adalah Input ( SDM, Dana, pencapaian cakupan K4,
Sarana Prasarana), Proses ( dengan selalu mengadakan
Perencanaan, Pembinaan, Kerjasama, kajian-kajian tentang
Penilaian). perencanaan di internal
puskesmas dan
mengikutsertakan
SARAN pelatihan-pelatihan
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota d. Meningkatkan pembinaan
Semarang dan penyuluhan kepada ibu
a. Agar selalu memantau hamil mengenai pentingnya
pelaksanaan SOP tersebut, pemeriksaan kehamilan
kemudian hasilnya e. Penilaian seharusnya
dilakukan feedback. melibatkan lintas sektoral
b. Untuk memberikan f. Meningkatkan kerjasama
pelatihan pelayanan dengan lintas sektoral
antenatal dengan standar g. Memantau dan membina
yang terbaru, karena dalam penyusunan rencana
pelatihan antenatal yang kegiatan, pembinaan kader
diperoleh bidan sudah dan dukun bayi.
terlalu lama. 3. Bidan
a. Dalam memberikan 11. Anwar , Azrul ( 1996 ) : Pengantar
pelayanan antenatal harus Administrasi Kesehatan ,edisi
sesuai dengan SOP dan ketiga,cetakan pertama,Binarupa
standar pelayanan Aksara ; Jakarta.
antenatal yang telah 12. Hasibuan, Malayu SP. ;
ditetapkan. Manajemen Dasar, Pengertian
b. Melakukan koreksi dan Masalah; Gunung Agung,
pelaksanaan bila ada yang Jakarta, 1986
tidak sesuai. 13. Kepmenkes RI nomor
c. Melakukan evaluasi 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang
setelah melakukan Petunjuk Teknis Standar
pelayanan antenatal. Pelayanan Bidan Kesehatan di
d. Selalu mengikuti Kabupaten/kota
perkembangan ilmu dan 14. Depkes RI,pelayanan
teknologi terkini. Terintegrasi,2009
15. Depkes RI,pedoman pelaksanaan
pelayanan kesehatan dasar di
DAFTAR PUSTAKA puskesmas 2004.
1. Survei Demografi Kesehatan 16. Balai Pelatihan Kesehatan
Indondesia (SDKI),2007 Salaman Magelang.1995.
2. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Pedoman Praktis Pelaksanaan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Kerja di Puskesmas. Magelang :
Tengah tahun 2010 Podorejo Offset.
3. Dinas Kesehatan Kota 17. Notoatmojo,S. Metodologi
Semarang,Data PWS KIA,2011 Penelitian Kesehatan. PT. Asdi
4. Direktorat Bina Kesehatan Mahasatya.Jakarta.2005
Keluarga; Makalah Analisis 18. Sarwono J. Metode Penelitian
Manajemen Upaya Akselerasi Kuantitatif dan Kualitatif . 1 Ed.
Penurunan Angka Kematian Ibu; Yogyakarta : Graha Ilmu; 2006 .
Dep.Kes.RI , Jakarta, 1997 19. Moleong LJ. Metodologi Penelitian
5. profil kesehatan kota semarang Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
2011 Rosdakarya; 2000.
6. Hasibuan, Malayu SP. ; 20. Sugiyono. Penelitian kuantitatif
Manajemen Dasar, Pengertian kualitatif dan R&D. Bandung:
dan Masalah; Gunung Agung, Penerbit Alfabeta ; 2008.
Jakarta, 1986. 21. Nasution, S.Metode Research.
7. Siagian,Sondang P. Filsafat Bumi Aksara. Jakarta. 2008
administrasi—cetakan 16— 22. Dinas Kesehatan Kota
jakarta: Gunung Agung,1986. Semarang,Data PWS KIA,2010
8. Terry,G,R dan Rue, L.W . Dasar- 23. Pedoman Pelaksanaan Program
Dasar Manajemen, cetakan ketiga, Jaga Mutu PPK I PT. Jamsostek (
Bumi Aksara Persero ). Perhimpunan Dokter
9. Fremont E. Kast,James E. Keluarga Indonesia ( PDKI ).
Rosenzweig. Organization and 2005.
Magement. 4 ed. Jakarta : Bumi 24. Dwiyanto Indiahono.Kebijakan
Aksara;1990. publik Berbasis Dynamic Policy
10. Imbalo s. Pohan, MPH, MHA, Dr. Analisys.Ed 1-cetakan
Jaminan Mutu Layanan Kesehatan 1.Yogyakarta: Gaya Media. 2009.
: Dasar-dasar pengertian dan 25. International Confederation of
penerapan, Jakarta : EGC,2006 Midwives (ICM) tahun 1972.
26. Anggaran dasar dan anggaran Chandranita Manuaba, Sp.OG, dr.
rumah tangga Ikatan Bidan Ida Bagus gde Fajar Manuaba,
Indonesia masa Bakti 2008- Sp.OG & Prof. Manuaba
2013. Padang : 2008. 34. Manuaba. Ilmu kebidanan.
27. T. Hani Handoko. Manajemen.Ed Penyakit kandungan dan kb untuk
kedua. Yogyakarta : BPFE.1984 Pendidikan bidan.
28. Perencanaan dan Evaluasi : suatu EGC.jakarta,tahun 1998
sistem untuk proyek 35. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan
pembangunan / oleh Firman B. Nasional Pelayanan Kesehatn
Aji,S. Martin Sirait.—Jakarta : Maternal dan Perinatal.
Bumi Aksara, 1990. Jakarta,2006.
29. Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi 36. Widyastuti, Endang. (2007). Modul
dan Manajemen, Ghalia Konseptual Frame work PWS-KIA
Indonesia, Jakata. 1985 Pemantauan dan Penelusuran
30. Depkes RI. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
Wilayah Setempat, Jakarta. 2002. dan Neonatal. Unicef.
31. A.W.Widjaja. Perencanaan 37. Departemen Kesehatan RI.
Sebagai Fungsi Manajemen. Pedoman Pemantauan Wilayah
Jakarta : Bina Aksara. 1987. Setempat Kesehatan Ibu dan
32. Machfoedz, Ircham, dkk, Anak. Direktorat Jenderal Bina
Pendidikan Kesehatan Bagian Kesehatan Ibu. Jakarta. 2009
Dari Promosi Kesehatan, 38. Siagian, S.P. Sistem Informasi
Yogyakarta : Fitramaya. 2007. untuk Pengambilan Keputusan.
33. Memahami Kesehatan reproduksi Gunung
wanita ed 2 Oleh dr. Ida Ayu Agung. Jakarta. 1982
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

You might also like