You are on page 1of 11

E-ISSN - 2477-6521

Vol 5(1) Februari 2020 (115-125)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan


di Indonesia
Casman(1*), Anung Ahadi Pradana2, Edianto3, La Ode Abdul Rahman4
a
Departemen Keperawatan Anak, STIKes RS Husada, Jakarta, Indonesia
b
Departemen Keperawatan Komunitas, STIKes Mitra Keluarga, Bekasi, Indonesia
c
Departemen Radio-Onkologi, RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
d
Departemen DKKD, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
*email korespondensi: nerscasman@gmail.com

Submitted :14-08-2019, Reviewed:23-08-2019, Accepted:10-09-2019


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v5i1.4291

ABSTRACT
A year left before nursing education in Indonesia was even a quarter century, but some issue is unclear
nowadays, especially the development of nursing education. This article aims to describe the
development of nursing in Indonesia, used education system perspective. Nararative literature review
is the method chosen, by searching non-systematically on google scholar by using keywords “nursing
education in Indonesia”. The results showed nursing education in Indonesia improvement, proved by
84 doctoral graduates and 9 professors in the field of nursing. However, there are need improvementin
some area, such as how to call nurse using “ners”, because the word have no meaning in the dictionary
and not all specialist education has been implemented. Based on existing data, it can be concluded that
the word "ners" has not been registered as a word that has meaning indictionary, and 3 specialist
programs do not yet exist in Indonesia, so it is expected that Ners must be made uniform calls agreed
and implemented throughout Indonesia, this is the fundemental for being known society as a profession.
Keywords: ners; nursing education system; Indonesia

ABSTRAK
Setahun tersisa sebelum pendidikan keperawatan di Indonesia genap berusia seperempat abad, namun
masih banyak hal seputar pendidikan keperawatan yang belum tergambarkan terutama perkembangan
pendidikan keperawatan. Artikel ini bertujuan memamparkan perkembangan keperawatan di Indonesia
dalam perspektif sistem pendidikan yang dimiliki. Nararative literature review adalah metode yang
dipilih, dengan cara mencari secara non sistematik di google scholar dengan menggunakan kata kunci
pendidikan keperawatan di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa pendidikan keperawatan di
Indonesia berjalan menuju perbaikan, terbukti dengam adanya 84 lulusan doktoral dan dikukuhkannya
9 guru besar di bidang keperawatan. Namun, masih ada beberapa yang membutuhkan perbaikan yaitu
belum seragamnya sebutan untuk perawat, disebabkan kata nres belum memiliki makna dalam kamus
serta belum semua pendidikan spesialis terlaksana. Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan
kata “ners” belum terdaftar sebagai kata yang mempunyai arti dalam KBBI, dan 3 program spesialis
belum ada di Indonesia, sehingga diharapkan Ners wajib dijadikan panggilan seragam yang disepakati
dan dilaksanakan di seluruh Indonesia, ini merupakan dasar untuk dikenal masyarakat sebagai sebuah
profesi.
Kata Kunci: ners; sistem pendidikan keperawatan; Indonesia

PENDAHULUAN
24 tahun sudah berlalu sejak awal keperawatan pertama di Indonesia pada
mandirinya program studi ilmu tahun 1995, namun cita – cita besar
keperawatan menjadi fakultas ilmu keperawatan Indonesia untuk menjadi

LLDIKTI Wilayah X 115


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
profesional masih harus melalui jalan
panjang ke depan. Berbagai cara dan upaya 2. METODE
telah dilakukan mulai dari merumuskan 2.1 Desain Studi
undang – undang sampai kepada
standarisasi kualitas lulusan melalui uji Artikel ini merupakan narative
kompetensi. literature review, yang berusaha
Undang – undang keperawatan memberikan pemahaman terhadap
tahun 2014 menyebutkan bahwa perawat topik yang sedang dipelajari, namun
adalah seseorang yang telah lulus tidak melalui tahap sistematik dalam
pendidikan tinggi Keperawatan, baik di pencarian materi atau sumber data yang
dalam maupun di luar negeri yang diakui digunakan (Pare, et al., 2014).
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Pencarian non-sistematik dalam artikel
Peraturan Perundang-undangan. ini, peneliti mencari materi secara acak
Disebutkan lebih lanjut bahwa yang melalui berbagai sumber literatur resmi
dimaksudkan dengan pendidikan tinggi dan terpercaya yang dapat memberikan
keperawatan terbagi atas 3, yakni informasi seputar pendidikan
pendidikan vokasi, akademik, dan profesi keperawatan Indonesia sejak pertama
keperawatan (Republik Indonesia, 2014). kali berdiri sampai perkembangan
Dalam perkembangannya, pendidikan terkini dengan kata kunci pendidikan
keperawatan telah mengalami pasang surut, keperawatan Indonesia. Adapun situs
jenjang pendidikan yang semula hanya yang dipilih sebagai sumber pencarian
setingkat SMK, kini telah sampai pada yaitu: Google Scholar, Kemenristek,
jenjang tertinggi yaitu doktoral, sampai Kemenkes, dan LibUI. Selain mencari
adanya 9 guru besar di dunia keperawatan secara daring, bentuk non-elektronik
Indonesia saat ini. juga digunakan dalam artikel ini dengan
Keinginan profesi keperawatan syarat versi cetak dipublikasikan oleh
untuk menstandarisasi level pendidikan organisasi resmi berbadan hukum.
setara “ners” sebagai standar minimal 2.2 Analisis Data
perawat Indonesia masih terganjal berbagai
hal dewasa ini, berbagai kepentingan Empat penulis yaitu Casman,
hingga peraturan yang berlaku menjadi Anung Ahadi Pradana, Edianto dan La
salah satu halangan yang muncul. Faktor Ode Abdul Rahman telah
lain dikarenakan lulusan perawat dan mengumpulkan sumber data dari
pendidikan keperawatan yang tersedia di Februari-April 2019. Seluruh dokumen
Indonesia sebagian besar adalah setara yang telah dikumpulkan oleh masing-
vokasi/diploma III. Kemenkes RI (2017) masing peneliti, kemudian ditelaah
menyatakan bahwa pada tahun 2016 dari secara bersamaan oleh empat penulis.
296.870 perawat dari 15.263 instansi Diskusi telah dilakukan sebanyak 4 kali
kesehatan di Indonesia, sebanyak 75,56% sepanjang bulan Mei sampai
(230.262) merupakan perawat non-ners mendapatkan kata sepakat bahwa data
(Diploma-III, IV atau sarjana /S1 tanpa yang digunakan telah tervalidasi
ners), Ners sebesar 10,84% (32.189) dan kebenarannya.
5,17% (15.347) bahkan masih 3. HASIL
berpendidikan sekolah pendidikan
keperawatan (SPK). 3.1 Sejarah Pendidikan Keperawatan
Tujuan artikel ini adalah Indonesia
memaparkan perkembangan keperawatan Perkembangan keperawatan
Indonesia dalam perspektif sistem dan Indonesia tidak terlepas dari sejarah
jenjang pendidikan formal keperawatan penjajahan bangsa oleh Inggris,
sebagai sebuah profesi. Belanda, dan Jepang. Tahun 1799 untuk

LLDIKTI Wilayah X 116


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
pertama kalinya didirikan Binnen Fakultas Kedokteran Universitas
Hospital di Jakarta, namun perawat Indonesia dan pada tanggal 15
hanya bertugas sebagai penjaga orang November 1995, sesuai surat keputusan
sakit khusus staf dan tentara Belanda Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(DPR RI, 2011). Keperawatan R.I. nomor 0332/O/1995, PSIK telah
Indonesia mengalami perkembangan disyahkan menjadi Fakultas Ilmu
lebih baik saat periode penjajahan Keperawatan (FIK) Universitas
Inggris, dimana dibawah komando Indonesia. FIK menjadi fakultas ke-13
Rafless, kesehatan adalah milik seluruh dan merupakan fakultas termuda di
manusia termasuk perawatan tahanan, Universitas Indonesia saat itu (FIK UI,
dengan berfokus pada penanganan 2015).
cacar dan kesehatan jiwa. Periode 1816- Pada awalnya berdirinya PSIK,
1942, Indonesia kembali berada terdapat 2 program pendidikan dengan
dibawah kuasa Belanda. Belanda mulai lulusan bergelar Sarjana keperawatan
membangun beberapa rumah sakit (S. Kp.) yakni Program A (regular)
khususnya di Jakarta, salah satunya dikhususkan bagi lulusan SMA dengan
adalah rumah sakit Stadsverband menempuh pendidikan selama 9
(sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit semester, dan program B dikhususkan
Cipto Mangunkusumo setelah untuk alih jenjang dari diploma III
dipindahkan ke Salemba). Pada masa keperawatan dengan lama pendidikan 5
ini penduduk mulai dilatih menjadi semester. Pada tahun 1998 program
perawat, sedangkan periode 1942-1945 pendidikan akademik dan program
saat masa kuasa Jepang, keperawatan profesi dipisah, sehingga program A
tidak diperhatikan (Budiono, 2016). menyelesaikan program pendidikan
DPR RI (2011) menjelaskan bahwa akademik selama 8 semester,
setelah Indonesia merdeka, tahun 1952 sedangkan program B menyelesaikan
pertama kali didirikan sekolah pengatur pendidikan akademik selama 4
perawat (SPR) di Rumah Sakit Tantja semester. Adapun pada periode ini
Badak Bandung (sekarang dikenal terjadi perubahan nomenklatur gelar
dengan nama Rumah Sakit Hasan yang diterima. Perubahan tersebut dari
Sadikin), SPR kemudian berubah nama S.Kp menjadi S. Kep. Pada pendidikan
menjadi Sekolah Perawat Kesehatan profesi, setiap calon perawat wajib
(SPK). SPK setara dengan pendidikan menjalani 2 semester tambahan untuk
menengah atas, dimana pendidikan mendapatkan gelar profesi
ditempuh dalam 3 tahun di Jakarta, keperawatan/Ners (Ns.). Pada tahun
Bandung, dan Surabaya. Selain SPR, 2000 terjadi perubahan penyebutan
pada Tahun 1955 dibuka juga Sekolah program A menjadi program reguler,
Djuru Kesehatan (SDK) yang setara dan program B menjadi program
sekolah menengah pertama. Tahun ekstensi (FIK UI, 2018).
1962 didirikan pendidikan Akademi Pendidikan pascasarjana ilmu
Keperawatan pertama dengan nama keperawatan di Indonesia mulai
Centeraal Burgerlijke Ziekenkhuis atau berkembang pada periode millennium.
CBZ (sekarang dikenal dengan nama pada tahun 1999, Jenjang Magister dan
RSCM). Spesialis pertama resmi dibuka di
Pada tahun 1985 akhirnya jenjang Universitas Indonesia yang meliputi 6
sarjana untuk pertama kalinya dibuka di spesialisasi keperawatan dan pada
Indonesia tepatnya di Universitas tahun 2008 program Doktoral ilmu
Indonesia. Selama satu dekade, keperawatan resmi muncul di Indonesia
Program Studi Ilmu Keperawatan (FIK UI, 2018). Standarisasi
(PSIK) ini masih berada di bawah pendidikan merupakan hal penting

LLDIKTI Wilayah X 117


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
yang wajib dimiliki dan dilaksanakan pendidikan vokasi (D III Keperawatan),
oleh pendidikan tinggi profesi pendidikan akademik (Sarjana,
keperawatan. Pada tahun 2012, Magister dan Doktoral Keperawatan),
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan pendidikan profesi (ners dan
(Dikti) bersama dengan Kementrian spesialis). Tahapan pendidikan
Kesehatan serta Organisasi Profesi keperawatan dari jenjang D3 sampai S3
(OP) merumuskan kerangka kualifikasi di Indonesia dapat dilihat pada gambar
nasional Indonesia (KKNI) yang 1.
berfungsi sebagai pedoman dasar bagi Pendidikan Keperawatan dapat
pendidikan tinggi keperawatan untuk ditempuh oleh siswa yang telah lulus
menyelenggarakan praktik pendidikan SMA, baik D III maupun S1
(Republik Indonesia, 2012) Keperawatan. Setelah lulus S1,
Disamping perumusan KKNI yang mahasiswa wajib melanjutkan program
dilakukan bersama pemerintah, upaya Ners. Pemerintah kemudian
lain yang dilakukan untuk mewajibkan lulusan D III dan Ners
meningkatkan standar pendidikan lulus uji kompetensi bagi lulusan diatas
keperawatan Indonesia oleh berbagai 01 Agustus 2012 sebagai syarat
institusi pendidikan tinggi keperawatan mendapatkan STR. STR merupakan
adalah membentuk asosiasi pendidikan lisensi seorang perawat dapat merawat
keperawatan yang terpisah kepada 2 pasien secara resmi. Untuk program S2,
asosiasi, Asosiasi Institusi Pendidikan peminatan manajemen keperawatan
Ners Indonesia (AIPNI) yang terbentuk merupakan satu-satunya program S2
pada tahun 2001 (AIPNI, 2011) dan yang tidak mengharuskan mengikuti
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi program spesialis dan bisa langsung
Indonesia (AIPViKI) yang terbentuk melanjutkan ke program doktoral.
belakangan pada tahun 2011 (AIPVIKI, Sejak tahun 1999 Universitas
2014). Sebelum AIPNI dan AIPViKI Indonesia telah membuka program S2
terbentuk, seluruh perawat ada dalam dengan 6 peminatan yaitu Manajemen
naungan Persatuan Perawat Nasional Keperawatan, Keperawatan Anak,
Indonesia yang lahir per 17 Maret 1974 Keperawatan Medikal Bedah,
(PPNI, 2019). Keperawatan Maternitas, Keperawatan
Komunitas, dan Keperawatan jiwa (FIK
3.2 Perkembangan Terkini Pendidikan UI, 2018). Adapun kampus yang telah
Keperawatan Indonesia membuka prodi S2 Keperawatan
Perjuangan panjang para tokoh sebanyak 17 kampus (BAN-PT, 2019).
keperawatan telah berhasil melahirkan Pada tahun 2019 Universitas
hukum tertulis yang mengakui Muhammadiyah Jakarta telah diberikan
keperawatan sebagai sebuah profesi izin dari kemenristek untuk membuka
dengan diterbitkannya Undang-Undang program spesialis keperawatan medikal
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun bedah dan keperawatan komunitas (FIK
2014 tentang Keperawatan pada UMJ, 2019). Program Doktor
tanggal 17 Oktober 2014 oleh presiden keperawatan mulai berkembang setelah
Republik Indonesia (Republik Universitas Indonesia mengadakan
Indonesia, 2014). Republik Indonesia program studi doktor keperawatan pada
(2014) menunjukkan bahwa undang- tahun 2008, menyusul kemudian
undang ini terdiri dari 66 pasal. Jenjang Universitas Airlangga yang membuka
pendidikan keperawatan diatur dalam program doktor keperawatan angkatan
pasal 5-8, dimana pendidikan pertama di tahun 2018 (FK Unair,
keperawatan dibagi menjadi 3 yaitu 2019).

LLDIKTI Wilayah X 118


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)

(*Belum terbentuk)
Gambar 1. Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia Berdasarkan KKNI

Adapun seluruh spesialis dan 1. Prof. Dra. Elly Nurachmah, SKp.


doktor keperawatan di Indonesia masih DNSc.
berasal Universitas Indonesia sebagai 2. Prof. Dr. Ratna S. Sudarsono, SKp.,
satu-satunya instansi pendidikan yang M.App.Sc.
telah mempunyai lulusan spesialis dan Keperawatan Jiwa
doktor keperawatan. Data FIK UI per 3. Prof. Achir Yani S. Hamid, D.N.Sc.
Agustus 2018 menunjukkan bahwa 4. Prof. Budi Anna Keliat, SKp.,
jumlah lulusan spesialis yaitu 157 M.App.Sc.
keperawatan maternitas, 184 Keperawatan Maternitas
keperawatan komunitas, 315 5. Prof. Dra. Setyowati, SKp.,
keperawatan medikal bedah, 187 M.App.Sc, PhD.
keperawatan jiwa, 180 keperawatan 6. Prof. Dr. Yati Afyanti, SKp., MN.
anak (FIK UI, 2018), dan jumlah 3 guru besar lain berasal dari universitas
lulusan doktoral sebanyak 84 doktor yang berbeda, yaitu:
keperawatan (FIK UI, 2019). 7. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs. (Hons)
Ada 9 tokoh telah dikukuhkan dari Universitas Airlangga
menjadi guru besar atau profesor Surabaya.
keperawatan di Indonesia yang telah 8. Prof. Suryani, SKp., MHSc., PhD.
diakui pemerintah. 6 guru besar berasal dari Universitas Padjadjaran
dari Universitas Indonesia (FIK UI, Bandung.
2018; FIK Unpad, 2019; FK Unair, 9. Prof. DR. H. Paul Sirait, SKM.,
2019), yaitu: MM., M.Kes. dari STIKes
Keperawatan Medikal Bedah Sumatera Utara.

LLDIKTI Wilayah X 119


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
Tabel 1. Beban SKS, Lama Pendidikan, dan Penulisan Gelar Keperawatan
Jenjang Pendidikan Lama Pendidikan SKS Gelar Arti
Vokasi
D III Keperawatan 6 semester (3 tahun) 108 AMd. Kep. Ahli Madya
Keperawatan
D IV 8 Semester
Keperawatan (4 Tahun) 144 S.ST
Sarjana Sains Terapan
Akademik
Sarjana keperawatan/S1 8 semester 144 S. Kep. Sarjana Keperawatan
(4 tahun) bagi SMA
Magister Keperawatan/S2 4 semester (2 tahun) 42 M. Kep. Magister Keperawatan

Doktoral/S3 8 semester 50 Dr. Doktor Keperawatan


(4 tahun)
Profesi
Ners 2 semester 36 Ns. Ners/Profesi
(1 tahun) Keperawatan
Spesialis 2 semester 36 Sp. Kep. Spesialis Keperawatan
(1 tahun) Mat. Sp. Maternitas Spesialis
Kep. Kom. Keperawatan
Komunitas
Sp. Kep. Spesialis Keperawatan
MB. Medikal Bedah
Sp. Kep. Spesialis Keperawatan
An. Anak
Sp. Kep. J. Spesialis Keperawatan
Jiwa
Sp. Kep. Spesialis Keperawatan
On. Onkologi
Sp. Kep. Spesialis Keperawatan
K. Kritis
Sp. Kep. Spesialis Keperawatan
GD. Gawat Darurat
Sumber: AIPViKI, AIPNI, FIK UI

Beban SKS, lama pendidikan dan mantri lebih dikenal masyarakat karena
penulisan gelar tiap jenjang pendidikan adanya program penyuntikan anti cacar
keperawatan di Indonesia dapat dilihat sehingga perawat lebih dikenal dengan
pada tabel 1. nama mantri suntik. Hingga saat ini
penggunaan istilah mantri kesehatan
Sebutan atau panggilan untuk perawat masih dipakai di beberapa daerah
ini tidak terlepas dari masa penjajahan pedalaman Indonesia akibat kurangnya
yang terjadi di Indonesia, sehingga pada pemahaman masyarakat.
tahun 1960-an lebih dari 20 jenis
perawat dengan sebutannya masing- 4. PEMBAHASAN
masing (DPR RI, 2011). Masa 4.1 Tantangan Keperawatan Indonesia
berkuasanya Belanda, perawat lebih
dikenal dengan panggilan Zuster (Zr) Pendidikan keperawatan di
untuk perawat perempuan, dan Bruder Indoneisa sejatinya telah mengalami
(Br) untuk perawat laki-laki. Istilah ini perkembangan yang cukup pesat, mulai
muncul karena upaya keperawatan dari awalnya hanya berfungsi sebagai
lebih banyak dilakukan oleh biarawan pembantu tenaga medis dengan gelar
dan biarawati yang datang dari Belanda. setara sekolah menengah atas hingga
Pada masa kekuasaan Inggris, istilah akhirnya pada tahun 2008 telah dibuka

LLDIKTI Wilayah X 120


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
program doktor keperawatan, namun Keperawatan yang berbunyi bahwa
sistem pendidikan keperawatan di perawat asing dapat berpraktik dan
Indonesia masih belum optimal. bekerja di Indonesia atas permintaan
Undang-undang keperawatan telah pengguna / klien.
dengan jelas mengamanatkan bahwa Permasalahan lain adalah
yang disebut sebagai perawat adalah kurangnya kompetensi para perawat
mereka yang resmi lulus dari ners yang ada di Indonesia. Masih
pendidikan tinggi keperawatan dengan banyaknya perawat ners yang tidak
gelar minimal diploma III (D III) dapat membedakan antara pekerjaan
keperawatan. Hal di atas sesungguhnya seorang ners dengan perawat diploma
menjadi peringatan bagi para perawat menjadi salah satu kasus nyata
lulusan SPK yang masih berpraktik kegagalan institusi pendidikan dalam
untuk upgrade ke pendidikan yang menanamkan kualitas dan kapasitas
lebih tinggi. seorang ners pada lulusannya.
Data Kemenkes tahun 2016 Sebagaimana yang tercantum di dalam
menjelaskan bahwa masih ada 15.347 KKNI, perawat ners berada pada level 7
lulusan SPK yang masih aktif bekerja sedangkan seorang perawat diploma
sebagai perawat. Hal ini tentu berada pada level 5 (Kemendikbud RI,
bertentangan dengan undang-undang 2013). Disebutkan bahwa kualifikasi
keperawatan dan dapat menjadi seorang ners adalah mampu untuk (1)
hambatan bagi pengembangan merencanakan, mengelola,
profesionalisme perawat di mata mengevaluasi dan mengembangkan
masyarakat dan juga tenaga kesehatan sumber daya yang berada di bawahnya,
lain (Kemenkes RI, 2017). Surat Tanda (2) mampu memecahkan permasalahan
Registrasi (STR) perawat merupakan melalui pendekatan evidence based
salah satu bukti legal lain yang practice, dan (3) mampu melakukan
menunjukkan bahwa profesi riset dan keputusan strategis dengan
keperawatan bersifat profesional. tanggung jawab penuh atas seluruh
Dalam satu dekade terakhir, PPNI giat aspek yang berada di bawah
melakukan sosialisasi bahwa perawat wewenangnya (Republik Indonesia,
yang melakukan praktik baik di RS 2014). AIPNI juga menambahkan
maupun mandiri wajib memiliki STR. bahwa kapasitas seorang ners adalah
Hal ini bisa menjadi lampu hijau agar menjadi case manager dan advokat
perawat mendapat pengakuan sebagai bagi pasiennya berdasarkan basis
profesional oleh masyarakat. pendidikan yang dimiliki serta mampu
Permasalahan selanjutnya yang mengembangkan ilmu keperawatan
patut untuk dipahami adalah tingginya melalui riset – riset yang dilakukan
tingkat resistensi para perawat lulusan (AIPNI, 2011).
DIII untuk melanjutkan ke pendidikan Masih rendahnya kualitas dari
ners dimana sebagian besar masalah lulusan ners Indonesia khususnya
yang muncul adalah sudah terpatrinya ketika masuk ke dalam dunia kerja baik
para perawat tersebut di zona nyaman di rumah sakit maupun klinik perlu
(comfort zone) dunia pekerjaan. Para menjadi perhatian bagi institusi
perawat diploma ini lupa bahwa sejak pendidikan serta organisasi profesi, niat
2015 telah berlaku kesepakatan untuk meningkatkan batas minimal
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) profesi keperawatan adalah setingkat
yang memberi kesempatan besar bagi ners mendapatkan tantangan dari
perawat dari negara – negara di ASEAN pengguna lulusan yang masih
untuk masuk dan bekerja di Indonesia, menyangsikan kualitas ners yang
hal ini sesuai dengan pasal 25 UU tersedia. Gaberson (2018) dalam

LLDIKTI Wilayah X 121


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
bukunya menyebutkan bahwa sejak kurikulum pendidikan keperawatan
tahun 1965, American Nurses dengan kebutuhan dan standar praktik
associations (ANA) sudah merupakan kontribusi yang harus
mempublikasikan bahwa level terendah dilakukan oleh doktor keperawatan.
perawat untuk dapat berpraktek di Dalam bidang politik diharapkan doktor
institusi kesehatan adalah setingkat keperawatan memberi berkontribusi
bachelor of science in nursing atau saat dan mampu mempengaruhi kebijakan
ini sejajar dengan level ners. Masih dalam bidang kesehatan dengan tujuan
tertinggalnya standar mutu kualitas ners meingkatkan mutu asuhan keperawatan
di Indonesia dengan kualitas Bachelor yang diberikan kepada pasien dan
of nursing di Amerika Serikat dapat meningkatkan kesejahteraan perawat.
menjadi peringatan bagi organisasi Tantangan lain muncul dengan
profesi dan pemerintah dalam tidak sejalannya alur pendidikan
meningkatkan level pendidikan ners. keperawatan, penegasan ditutupnya
pendidikan SPK pada tahun 1996 dan
Dalam level pendidikan program pemisahan pendidikan akademik dan
spesialis belum semuanya berhasil profesi pada tahun 1998, tidak sejalan
dibuka, masih ada tantangan untuk dengan pembukaan SMK Kesehatan
membuka program spesialis khususnya jurusan Keperawatan dan D IV
dalam spesifikasi gawat darurat, Keperawatan yang justru mulai dibuka
keperawatan kritis, dan keperawatan pada tahun 2011-2012 sampai saat ini.
onkologi. Sebagaimana yang Penelitian Liaw et al. (2016)
dinayatakan bahwa tenaga perawat menunjukkan bahwa di Negara
kritis sudah sangat dibutuhkan, karena Tiongkok, perkembangan minat untuk
perawat kritis yang ada sudah terampil melanjutkan pendidikan tinggi
namun belum melewati pendidikan keperawatan meningkat drastis dalam 1
formal sehingga pendidikan spesialis dekade terakhir, pendidikan D-III dan
keperawatan kritis menjadi solusi untuk S1 Keperawatan menjadi favorit calon
melegalisir perawat kritis yang telah mahasiswa keperawatan.
ada (Maulana, 2015). Nursalam (2005) menyatakan
Lulusan doktor tersebar di seluruh bahwa banyak tantangan yang dihadapi
Indonesia dan hampir seluruhnya perawat, diantaranya mulai dari
berada di institusi pendidikan. Doktor stereotip bahwa perawat itu perempuan
keperawatan diharapkan dapat menjadi sampai dengan peningkatan pendidikan
pimpinan keperawatan tertinggi tidak serta meningkatkan peran perawat yang
hanya dalam tatanan pendidikan tetapi telah berlisensi. Kenyataan yang ada,
juga dalam praktik keperawatan STR di Indonesia belum setara dan
sehingga dapat menerjemahkan belum diakui oleh negara lain, karena
penelitian keperawatan yang diperoleh untuk menjadi seorang Registered
ke dalam praktik sehingga dapat Nurse (RN), perawat dari Indonesia
meningkatkan hasil asuhan yang harus melakukan ujian RN bukan
diberikan kepada pasien. Selain itu penyetaraan STR. Sebutan Ners yang
doktor keperawatan diharapkan mampu tidak seragam sesama perawat juga
menjadi pembimbing atau mentor menyebabkan tidak seragamnya
dalam lingkungan praktik keperawatan, penyebutan perawat di masyarakat.
mampu mengoptimalkan berbagai Masih rendahnya pengakuan dan
sumber daya yang ada dalam status sosial yang dimiliki oleh profesi
lingkungan praktik keperawatan dan perawat oleh masyarakat Indonesia
menguasai teknologi informasi dapat menjadi salah satu perhatian
keperawatan. Menyelaraskan khusus, profesi perawat masih menjadi

LLDIKTI Wilayah X 122


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
profesi kelas 2 yang tidak terlalu dukungan, mentoring, dan orientasi
menarik bagi para generasi muda, hal yang dilakukan bagi para perawat
ini memiliki kesesuaian dengan yang pemula, selain itu buruknya sistem
terjadi di beberapa negara lain. Liaw et praktek keperawatan dan masih
al. (2016) dan Wu, Low, Tan, Lopez, tingginya anggapan bahwa profesi
dan Liaw (2015) menyebutkan bahwa perawat merupakan profesi kelas 2
pemerintah masih harus menerapkan menjadi faktor pendukung tingginya
strategi untuk meningkatkan status para lulusan untuk meninggalkan
sosial dan prestise dari profesi perawat, pekerjaannya.
hal ini disebabkan karena beberapa Masyarakat lebih mengenal suster
faktor seperti masih rendahnya yang diambil dari kata Zuster untuk
remunerasi yang didapat, kepastian perawat perempuan, dan mantri untuk
pekerjaan yang dimiliki, kebanggaan perawat laki-laki. Arti kata suster dan
sebagai perawat yang kurang akibat mantri adalah juru rawat dan asisten
stereotipe masyarakat, serta otonomi dokter dalam KBBI. Sehingga tidak
pekerjaan yang minim sebagai perawat salah jika stereotip masyarakat, perawat
menjadi salah satu pertimbangan adalah pembantu dokter, sedangkan
individu dalam memilih profesi perawat kata ners sendiri belum sepenuhnya
sebagai pilihannya. Sementara disepakati oleh para pemangku
Flinkman dan Salantera (2015) kepentingan dan dalam lingkup perawat
menemukan bahwa banyak lulusan sendiri sebagai sebuah panggilan
keperawatan di Finlandia pada akhirnya profesional bagi seorang perawat
meninggalkan pekerjaannya sebagai lulusan ners.
perawat dikarenakan rendahnya
4.2 Keterbatasan Artikel dalam menggunakan istilah dan
nomenklatur ners sebagai sebutan bagi para
Artikel ini berisi opini peneliti
perawat.
berdasarkan kondisi pendidikan
keperawatan yang sekarang terjadi di
UCAPAN TERIMA KASIH
Indonesia berdasarkan pencarian data
yang telah dilakukan. Namun, Terima kasih peneliti ucapkan kepada
pencarian data masih bersifat non- semua pihak yang telah ikut berpartisipasi
sistematik sehingga mengurangi dan mendukung kegiatan penyusunan
kekomperhensifan artikel ini karena sumber data sampai artikel ini bisa
tidak adanya arsip dokumen lengkap diselesaikan sesuai dengan harapan.
yang secara resmi dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
5. KESIMPULAN
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners
Pendidikan keperawatan telah Indonesia. (2011). Sejarah
berusaha mensejajarkan diri dengan Perkembangan AIPNI. Diakses pada
keilmuan lain dimana jenjang pendidikan tanggal 27 Februari 2019 dari
tertinggi yaitu doktoral telah berhasil http://aipni-
dibuka pada tahun 2008 untuk pertama ainec.com/id/article_view/201505010
kalinya di Indonesia. Namun, masih ada 048/sejarah-perkembangan-aipni.html
beberapa yang perlu di perhatikan, yaitu
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi
belum adanya spesialis keperawatan kritis,
Keperawatan Indonesia. (2014).
gawat darurat dan onkologi. Yang paling
Kurikulum pendidikan D III
fundamental justru penggunaan kata ners,
Keperawatan Indonesia. Jakarta:
sudah waktunya bagi para perawat di
AIPVIKI.
Indonesia untuk secara bersama satu suara

LLDIKTI Wilayah X 123


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
Badan Akreditasi Nasional Perguruan 1050–1057.
Tinggi. (2019). Direktori hasil https://doi.org/10.1111/jonm.12251
akreditas program studi. Diakses pada Gaberson, K. B. (2018). An academic
tanggal 11 Juli 2019 dari educator’s view of nursing
https://www.banpt.or.id/direktori/pro professional development. Journal for
di/pencarian_prodi.php Nurse in Professional Development,
Budiono. (2016). Konsep Dasar 9/10, 295–296.
Keperawatan. BPP SDM Kemenkes https://doi.org/10.1097/NND.000000
RI. 0000000459
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Indonesia. (2011). Naskah Akademik (2017). Situasi Tenaga Keperawatan
Rancangan Undang-Undang Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
Keperawatan. Jakarta. Informasi Kemenkes.
Fakultas Ilmu Keperawatan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Muhammadiyah Jakarta. (2019). Republik Indonesia. (2013).
Prodi Spesialis Keperawatan Medikal Peraturan mentri pendidikan dan
Bedah. Diakses pada tanggal 12 Maret kebudayaan no. 73 tahun 2013 tentang
2019 dari penerapan KKNI bidang Pendidikan
https://fikumj.ac.id/?page=news_detai Tinggi. Jakarta: Kemendikbud RI.
l&id=A20190327001 Liaw, S. Y., Wu, L. T., Holroyd, E., Wang,
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas W., Lopez, V., Lim, S., & Chow, Y. L.
Indonesia. (2018). Buku Panduan (2016). Why not nursing ? Factors
Pendidikan 2018: FIK-UI. Depok. influencing healthcare career choice
among Singaporean students.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
International Nursing Review, 00(00),
Indonesia. (2019). Laporan
1–9.
sekretariat prodi doktorlal ilmu
keperawatan. Depok: FIK UI. Maulana, A. (2015). Indonesia Butuh
Program Spesialis Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Kritis. Diakses pada tanggal 14 Maret
Padjadjaran. (2019). Guru Besar.
2019 dari
Diakses pada tanggal 15 April 2019
http://www.unpad.ac.id/2015/10/indo
dari http://www.fkep.unpad.ac.id/
nesia-butuh-program-spesialis-
Fakultas Keperawatan Universitas keperawatan-kritis/
Airlangga. (2019). Daftar Dosen -
Nursalam. (2005). Trend of indonesian
Fakultas Keperawatan. Diakses pada
nurse’s role in the future. Folia
tanggal 11 Maret 2019 dari
Medica Indonesiana, 41(4), 259–260.
https://www.unair.ac.id/site/menu/sho
w/52/department/8/fakultas- Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
keperawatan.html?query=nursalam& (2019). Sejarah PPNI. Diakses pada
_token=q9XlNRgZBsf7YU4gP8KK tanggal 13 Maret 2019 dari
QvitErUoLK9JdUje2mFI https://ppni-
inna.org/index.php/public/about/infor
Flinkman, M., & Salantera, S. (2015). Early
mation-history/
career experiences and perceptions – a
qualitative exploration of the turnover Republik Indonesia. (2012). Peraturan
of young registered nurses and presiden RI (perpres) No. 8 Tahun
intention to leave the nursing 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi
profession in Finland. Journal of Nasional Indonesia. Jakarta:
Nursing Management, 2009(23), Kemenristekdikti RI.

LLDIKTI Wilayah X 124


Casman et. all | Kaleidoskop Menuju Seperempat Abad Pendidikan Keperawatan di Indonesia

(115-125)
Republik Indonesia. (2014). Undang-
Undang RI No.38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan. Jakarta:
Depkes RI.

Wu, L. T., Low, M. M. J., Tan, K. K.,


Lopez, V., & Liaw, S. Y. (2015).
Why not nursing ? A systematic
review of factors influencing career
choice among healthcare students.
International Nursing Review, 62,
547–562.

LLDIKTI Wilayah X 125

You might also like