You are on page 1of 13

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO.

1, MEI 2017: 23-35

Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL LANJUT USIA TINGGAL SENDIRI DI RUMAH

Imam Subekti
Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang
Email: imamsubekti12@yahoo.co.id

The Changes in Psychosocial Elderly Who Live Alone at Home

Abstract: The research objective was to determine changes in psychosocial elderly who live alone in the
house. This study uses qualitative research with descriptive phenomenology approach. In this study,
researchers sought to understand the meaning and significance of the events experienced by the elderly
living at home. Number of participants 10 people, with the method of data collection is in-depth inter-
views. Analysis of the data used is according to the method Colaizzi (1978). The results of the study
produced five themes, namely the reason to stay at home, the feeling of living lives alone in the house, the
perceived problem staying alone at home, how to resolve the problem and hope to the future. The reason
the elderly living alone has three sub-themes, namely loss of family members, conflicts with family and
independent living. The feeling of staying at home has two sub-themes, namely the feeling of beginning
to live alone and feeling currently live alone. The perceived problems currently has four sub-themes,
namely physical health, psychological, and problems with family. How to solve the problem of having
two sub-themes, namely enlist the help of family and solve problems on their own. Expectations ahead of
elderly living alone has two sub-themes, namely optimistic and pessimistic.

Keywords: psychosocial change, elderly, live alone at Home

Abstrak: Tujuan penelitian adalah mengetahui perubahan psikososial lansia yang tinggal sendiri di
rumah. Penelitian ini menggunakan metode riset kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif.
Pada penelitian ini peneliti berusaha untuk memahami arti dan makna dari peristiwa-peristiwa yang
dialami oleh usia lanjut tinggal sendiri di rumah. Jumlah partisipan 10 orang, dengan metode
pengumpulan data adalah wawancara mendalam. Analisis data yang digunakan adalah menurut
metode Colaizzi (1978). Hasil penelitian menghasilkan lima tema yaitu alasan tinggal sendiri di rumah,
perasaan tinggal tinggal sendiri di rumah, masalah yang dirasakan tinggal sendiri di rumah, cara
mengatasi masalah dan harapan ke depan. Alasan lansia tinggal sendiri memiliki tiga sub-tema yaitu
kehilangan anggota keluarga, konflik dengan keluarga dan hidup mandiri. Perasaan tinggal sendiri
di rumah memiliki dua sub-tema yaitu perasaan saat awal tinggal sendiri dan perasaan saat ini tinggal
sendiri. Masalah yang dirasakan saat ini memiliki empat sub-tema yaitu kesehatan fisik, psikologis,
dan masalah dengan keluarga. Cara mengatasi masalah memiliki dua sub-tema yaitu minta bantuan
keluarga dan mengatasi masalah sendiri. Harapan ke depan lansia tinggal sendiri memiliki dua sub-
tema yaitu optimis dan pesimis.

Kata Kunci: perubahan psikososial, lansia, tinggal sendiri di rumah

PENDAHULUAN akibatnya timbul kesepian akibat pengasingan dari


Menurut Nugroho (2008) perubahan lingkungan sosial serta perubahan cara hidup.
psikososial pada lansia yang dapat terjadi berupa Kebanyakan di jaman sekarang ini banyak
ketika seseorang lansia mengalami pensiun keluarga yang menganggap repot mengasuh atau
(purna tugas), maka yang dirasakan adalah merawat orang yang sudah lanjut usia, sehingga
pendapatan berkurang (kehilangan finansial), tidak jarang ada yang menitipkan orang tuanya di
kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/ panti maupun ditinggal sendiri di rumah. Pilihan
ISSN 2460-0334 23
tinggal sendiri di rumah memiliki kelebihan dan
posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan semua
fasilitas), kehilangan relasi, kehilangan kegiatan, kekurangan. Tinggal sendiri di rumah berarti

23
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-35

memiliki kebebasan, kenyamanan batin, mandiri, untuk dipelajari dan dipahami lebih lanjut melalui
dan memiliki harga diri tersendiri bagi lansia. suatu kegiatan penelitian. Sepengetahuan penulis,
Menurut Kusumiati (2012), masalah- belum pernah ada penelitian tentang pengalaman
masalah yang dapat timbul ketika lansia tinggal usia lanjut tinggal sendiri di rumah di Indonesia.
sendiri di rumah adalah kurang dukungan Guna memahami suatu fenomena dengan baik,
keluarga, kesepian, perubahan perasaan, maka penelitian kualitatif dengan metode
perubahan perilaku, masalah kesehatan, fenomenologi penting untuk dilakukan. Penelitian
ketakutan menjadi korban kejahatan, masalah kualitatif diasumsikan bahwa ilmu pengetahuan
penghasilan, dan masalah seksual. Pilihan tinggal tentang perilaku manusia hanya dapat diperoleh
di rumah pada usia lanjut memiliki kelebihan dan melalui penggalian langsung terhadap pengalaman
kekurangan. Tinggal dirumah sendiri berarti yang didefinisikan dan dijalani oleh manusia
memiliki kebebasan, kenyamanan batin dan tersebut (Polit, Beck & Hungler, 2001).
memiliki harga diri. Tinggal bersama anaknya Sedangkan definisi fenomenologi menurut
berarti tergantung pada dukungan keluarga dan Streubert dan Carpenter (1999), adalah
berkurangnya kebebasan. Sedangkan tinggal di mempelajari kesadaran dan perspektif pokok
rumah sendiri terpisah dengan anak seringkali individu melalui pengalaman subjektif atau
menimbulkan masalah pada usia lanjut, yaitu peristiwa hidup yang dialaminya. Jadi fokus telaah
kesepian dan kurangnya dukungan dari keluarga fenomenologi adalah pengalaman hidup manusia
(Lueckenotte, 2000; Eliopolous, 2005). sehari-hari. Penelitian fenomenologi didasarkan
Kurangnya dukungan sosial dapat ber- pada landasan filosofis: mempercayai realitas
dampak negatif pada usia lanjut (Miller, 2004). yang kompleks; memiliki komitmen untuk
Kurangnya dukungan berupa perhatian dari mengidentifikasi suatu pendekatan dan pemaha-
keluarga dapat mengakibatkan usia lanjut man yang mendukung fenomena yang diteliti,
mengalami kesedihan atau keprihatinan. Kondisi melaksanakan suatu penelitian dengan meyakini
tersebut biasanya ditambah dengan adanya partisipasi peneliti; serta penyampaian suatu
ketergantungan terhadap bantuan anggota pemahaman dari fenomena dengan mendes-
keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kripsikan secara lengkap elemen-elemen penting
sedangkan anggota keluarga yang diharapkan dari suatu fenomena (Burn & Groove, 2001;
untuk membantunya tidak selalu ada ditempat. Polit & Hungler, 1997, dalam Streubert & Car-
Kurangnya sumber pendukung keluarga dalam penter,1999).
merawat, karena tidak adanya anak dan Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
kesibukan anak bekerja, menyebabkan seringnya ini difokuskan pada pengalaman hidup usia lanjut
usia lanjut terlantar di rumah (Subekti, 2012). tinggal sendiri di rumah. Selanjutnya peneliti
Sedangkan kurangnya dukungan dari aspek mengeksplorasi fenomena pengalaman usia
keuangan dapat menyebabkan usia lanjut menjadi lanjut tinggal di rumah, maka dipilih pendekatan
kurang terpenuhinya kebutuhan sehari-hari studi kualitatif fenomenologi, yaitu dengan
(Miller, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa menggali respon fisik maupun emosional dan
kurangnya dukungan dari keluarga merupakan dampak dari suatu peristiwa atau pengalaman,
konsekuensi dari pilihan usia lanjut tinggal sendiri termasuk dukungan-dukungan yang diharapkan
di rumah. oleh usia lanjut selama tinggal sendiri di rumah.
Perubahan yang dirasakan usia lanjut tinggal Pemahaman terhadap arti dan makna dari
sendiri di rumah tersebut menggambarkan suatu fenomena pengalaman usia lanjut tinggal sendiri
kondisi pengalaman hidup yang unik, menarik di rumah merupakan tujuan utama penelitian ini.

24 ISSN 2460-0334
Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

Dengan memahami tentang arti dan makna dari script verbatim; kisi-kisi tema dan kategori-
pengalaman atau peristiwa tersebut, dapat kategori; skema tema dan teks laporan penelitian
digunakan sebagai informasi dan bermanfaat Langkah selanjutnya adalah memberikan
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan perhatian pada substansi yaitu dengan metode
yang dibutuhkan usia lanjut dalam perawatan analisis data. Pada studi fenomenologi ini analisis
keluarga atau home care pada pelayanan data yang digunakan adalah menurut metode
kesehatan di komunitas. Berdasarkan masalah Colaizzi (1978), dalam Polit, Beck & Hungler
tersebut peneliti tertarik meneliti tentang (2001). Tempat penelitian di wilayah Puskesmas
bagaimana perubahan psikososial lansia yang Mulyorejo Kota Malang dan dilaksanakan pada
tinggal di rumah sendiri bulan Agustus-Oktober 2016
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi
perubahan psikososial lansia yang muncul pada HASIL PENELITIAN
lansia yang tinggal sendiri yang meliputi latar Partisipan berjumlah 15 orang, namun pada
belakang lansia tinggal sendiri, perasaan lansia tahap pengumpulan data tinggal 10 orang. Data-
tinggal sendiri, masalah-masalah yang dirasakan data yang terkumpul berdasarkan pedoman
tinggal sendiri dan cara mengatasi masalah, serta wawancara tersaturasi pada partisipan yang ke-
harapan lansia 10. Dari 10 partisipan tersebut berumur antara
59-62 tahun, enam orang partisipan berjenis
METODE PENELITIAN kelamin perempuan dan empat orang berjenis
Penelitian ini menggunakan metode riset kelamin laki-laki. Pada status perkawinan enam
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi partisipan berstatus janda dan empat partisipan
deskriptif. Pada penelitian ini peneliti berusaha berstatus duda.
untuk memahami arti dan makna dari peristiwa- Peneliti dapat mengidentifikasi lima tema dari
peristiwa yang dialami oleh usia lanjut tinggal lima tujuan khusus penelitian. Lima tema tersebut
sendiri di rumah. Partisipan penelitian ini adalah adalah: 1) alasan tinggal sendiri di rumah, 2)
usia lanjut yang tinggal sendiri di rumah dimana perasaan tinggal tinggal sendiri di rumah, 3)
penetapannya dengan menggunakan metode masalah yang dirasakan tinggal sendiri di rumah,
pursposif. Metode pengumpulan data melalui 4) cara mengatasi masalah dan 5) harapan ke
wawancara mendalam, dan pencatatan lapangan depan.
(field note), yaitu metode berisikan tentang
deskripsi mengenai hal-hal yang diamati peneliti Tema I. Alasan lansia tinggal sendiri di
atau apapun yang dianggap penting oleh peneliti. rumah
Instrumen yang digunakan meliputi : pedoman Tema ini memiliki tiga sub-tema yaitu :
wawancara dan tape recorder. Pengolahan data kehilangan anggota keluarga, konflik
meliputi kegiatan coding adalah menyusun dengan keluarga dan hidup mandiri. Kehi-
kode-kode tertentu pada transcript verbatim langan anggota keluarga mempunyai satu kategori
dan catatan lapangan yang telah dibuat. yaitu berpisah dengan keluarga. Berpisah dengan
Pengorganisasian data dilakukan secara rapi, keluarga disebabkan oleh beberapa keadaan
sistematis dan selengkap mungkin dengan cara seperti bercerai dengan istri, anak sudah
mendokumentasikan dan menyimpan data berkeluarga semuanya, suami sudah meninggal
secara baik. Data-data yang harus diorganisasi- dunia, tidak punya anak dan anak sudah punya
kan dengan baik meliputi data mentah (hasil rumah sendiri. Kehilangan anggota keluarga
rekaman wawancara, catatan lapangan); tran-

ISSN 2460-0334 25
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-35

seperti misalnya suami karena meninggal dunia, harus hidup sendiri, terpisah dari anak-anaknya,
ditambah dengan anak-anak sudah dewasa dan merasa kesepian, tidak ada orang di rumah yang
sudah berkeluarga serta tinggal di rumahnya bisa diajak berkomunikasi dan merasa takut
sendiri adalah alasan yang sering terjadi pada sendirian, kalau terjadi sesuatu pada lansia tidak
lansia sehingga tinggal sendiri di rumah. Konflik ada orang yang akan membantunya. Kesepian
dengan keluarga memiliki satu kategori yaitu juga dirasakan lansia saat awal tinggal sendiri di
hubungan tidak harmonis. Hubungan tidak rumah. Selain merasa sedih, lansia juga
harmonis dengan anggota keluarga juga menjadi merasakan kesepian sejak anak terakhir
alasan lansia tinggal sendiri di rumah. Salah satu meninggalkan rumah. Rumah yang biasanya
partisipan terpaksa harus meninggalkan rumah diramaikan oleh beberapa orang seperti anak,
anaknya dan harus mengontrak rumah sendiri menantu, cucu, berubah menjadi sepi.
karena diusir oleh anaknya. Ingin hidup mandiri Ketakutan yang dirasakan lansia saat awal
memiliki satu kategori yaitu tidak bergantung tinggal sendiri di rumah disebabkan adanya
dengan keluarga. Tidak bergantung keluarga juga perubahan siatuasi di rumah lansia. Semula masih
merupakan alasan lansia tinggal sendiri di rumah. ada beberapa anggota keluarga yang menemani
Mereka beranggapan dengan hidup sendiri di lansia di rumah, selanjutnya berubah menjadi sepi,
rumah, terpisah dari anak-anaknya membuat hanya lansia seorang yang tinggal di rumah.
lansia dapat hidup mandiri, tidak membebani Kondisi rumah yang sepi inilah yang membuat
anak-anaknya serta tidak bergantung pada anak- lansia merasa takut sendiri tinggal di rumah.
anaknya. Ketakutan yang dimaksud adalah kekhawatiran
bilamana lansia mengalami suatu kondisi yang
Tema II. Perasaan tinggal sendiri di rumah. tidak diinginkan, tidak ada yang bisa membantu-
Perasaan tinggal sendiri di rumah memiliki nya. Perasaan takut lainnya adalah kekhawatiran
dua sub-tema yaitu perasaan saat awal tinggal lansia tidak bisa menghidupi dirinya sendiri.
sendiri dan perasaan saat ini tinggal sendiri. Semula masih ada anak di rumah yang membantu
Perasaan saat awal tinggal sendiri memiliki empat lansia dalam kebutuhan sehari-hari, selanjutnya
kategori yaitu perasaan positif, kesedihan, berubah harus menghidupi dirinya sendiri.
kesepian dan ketakutan. Sekalipun anak-anak lansia berkomitmen untuk
Perasaan positif yang dirasakan lansia saat selalu membantu orang tuanya, namun lansia
awal tinggal sendiri di rumah karena suami sudah masih merasa takut apakah bisa menghidupi
lama meninggal dan anak-anaknya baru saja dirinya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
meninggalkan rumah, berupa perasaan tenang Perasaan saat ini tinggal sendiri memiiki
karena lansia merasa sudah menyelesaikan enam kategori yaitu mampu beradaptasi,
tugasnya mengantarkan anak-anaknya hidup keinginan menikah, kemandirian, kesulitan,
berkeluarga dan tinggal di rumah mereka sendiri. kesepian dan kesedihan. Mampu beradaptasi
Disamping itu perasaan positif lansia yaitu merasa dirasakan oleh lansia saat ini setelah beberapa
bisa hidup bebas tinggal sendiri di rumah tanpa waktu lamanya tinggal sendiri di rumah. Lansia
ada yang melarang melakukan apapun. Kebe- sudah bisa menerima kenyataan bahwa sudah
basan seperti ini tidak akan lansia dapatkan tidak ada orang lain yang tinggal di rumah selain
bilamana masih tinggal bersama anak-anaknya. dirinya sendiri. Disamping itu saat ini lansia
Kesedihan lansia saat awal tinggal sendiri merasakan sudah terbiasa tinggal sendiri di rumah.
di rumah dirasakan oleh lansia dengan berbagai Keinginan menikah lagi dirasakan oleh lansia
macam keadaan. Lansia merasa sedih karena saat ini setelah beberapa lama tinggal sendiri,

26 ISSN 2460-0334
Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

terutama pada lansia yang laki-laki. Keinginan tinggal sendiri mempunyai dua kategori yaitu
menikah lagi didorong oleh kebutuhan ada or- sehat dan tidak sehat. Sehat yang dirasakan
ang yang membantu lansia ketika lansia ingin lansia saat ini menunjukkan kondisi lansia saat
melakukan suatu kegiatan, terutama kegiatan di ini baik-baik saja. Tinggal sendiri di rumah bagi
luar seperti pengajian, periksa kesehatan dan lansia bukan menjadi halangan bagi lansia untuk
diundang hajatan. Membantu kebutuhan lansia merasakan kesejahteraan fisik berupa sehat.
yang dimaksud adalah misalnya menyiapkan Sedangkan tidak sehat yang dialami lansia saat
pakaian yang akan dikenakan dan asesoris ini merupakan suatu masalah yang dirasakan
lainnya. Kemandirian dirasakan oleh lansia saat sudah sejak lama. Lansia merasakan adanya
ini setelah beberapa lama tinggal sendiri, yaitu keluhan penyakit yang sudah dideritanya
berupa perasaan merasa bebas dengan tinggal beberapa tahun ini.
sendiri di rumah. Merasa bebas yang dimaksud Masalah psikologis mempunyai tiga
lansia adalah lansia dapat melakukan kegiatan kategori yaitu tidak ada masalah, kesedihan
apapun yang diinginkannya tanpa ada orang yang dan sulit tidur. Tidak ada masalah psikologis
melarangnya dan tidak disibukkan dengan saat ini yang dirasakan lansia tinggal sendiri
kegiatan yang terkait dengan anak atau cucu. menunjukkan bahwa lansia sudah bisa menikmati
Kesulitan yang dirasakan lansia dengan tinggal keadaan hidup sendiri di rumah. Kondisi ini
sendiri saat ini adalah tidak adanya orang yang dialami oleh lansia yang kebetulan berstatus
membantu lansia ketika lansia mengalami kondisi duda. Hidup sendiri bagi lansia dirasakan sebagai
tertentu seperti kelelahan, sakit, ada kerusakan suatu hal yang bukan masalah dan justru dinikmati
barang, kerusakan rumah. Tidak adanya orang sebagai suatu kebebasan. Kesedihan yang
lain yang membantu saat dibutuhkan memuncul- dirasakan lansia saat ini merupakan masalah
kan perasaan merasa kesulitan pada lansia saat psikologis yang disebabkan oleh berbagai macam
ini. Kesepian yang dirasakan lansia saat ini situasi seperti sedih karena ada keluarganya yang
dengan tinggal sendiri lebih banyak disebabkan sedang sakit, sedih karena tidak memiliki uang,
oleh kejenuhan lansia dengan rutinitas kegiatan sedih karena merasa kesepian, dan sedih karena
harian di rumahnya dan jarangnya frekwensi anaknya tidak memperhatikannya.
pertemuan dengan anak-anaknya. Meskipun Sulit tidur juga dialami lansia tinggal sendiri
lansia sudah terbiasa hidup sendiri, namun di rumah. Situasi ini dikarenakan lansia mengalami
perasaan kesepian kadang-kadang muncul dalam masalah psikologis berupa kesedihan akibat
dirinya. Kesedihan yang dirasakan lansia juga memikir sesuatu, sehingga lansia mengalami sulit
muncul setelah beberapa lama tinggal sendiri. tidur, sering terbangun di malam hari dan tidak
Perasaan sedih ini diakibatkan adanya kondisi bisa tidur lagi.
tertentu seperti sedang sakit, dimana lansia Masalah ekonomi mempunyai dua kategori
merasa tidak ada orang yang bisa membantunya yaitu kekurangan dan tidak ada masalah.
atau sebagai tempat mengeluh. Kekurangan yang dialami beberapa lansia
tinggal sendiri di rumah, disebabkan oleh
Tema 3. Masalah yang dirasakan saat ini beberapa siatuasi seperti tergantung dari
Masalah yang dirasakan saat ini pada lansia pemberian anak, lansia merasa kekurangan
tinggal sendiri di rumah memiliki empat sub-tema finansial sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan
yaitu masalah kesehatan fisik, masalah psikologis, sehari-hari sehingga harus meminjam uang
masalah ekonomi dan masalah dengan keluarga. kepada orang lain. Tidak ada masalah ekonomi
Masalah kesehatan fisik yang dirasakan lansia yang dirasakan lansia tinggal sendiri dikarenakan

ISSN 2460-0334 27
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-35

mereka memiliki penghasilan sendiri sebagai Mengatasi masalah sendiri mempunyai


tukang bangunan dan tukang pijat panggilan. tiga kategori yaitu mengatasi masalah
Penghasilan yang diperoleh lansia tersebut sudah kesepian, mengatasi masalah sakit dan
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan mengatasi masalah hubungan dengan
bisa memberi sesuatu kepada cucunya. keluarga. Mengatasi masalah kesepian yang
Masalah dengan keluarga mempunyai dialami lansia tinggal sendiri, cara mengatasinya
tiga kategori yaitu tidak ada masalah, ada beberapa macam seperti kalau malam hari
hubungan kurang baik dan putus hubungan tidur di rumah anak, membaca do’a sebelum tidur,
dengan keluarga. Tidak ada masalah dengan mengobrol dengan tetangga, dibuat bekerja ke
keluarga pada lansia tinggal sendiri ditunjang sawah atau bekerja di bangunan, dan hiburan
adanya hubungan lansia dengan keluarga (anak, menonton TV. Mengatasi masalah hubungan
cucu) baik-baik saja. Meskipun sudah tidak keluarga yang telah dilakukan lansia tinggal
serumah dengan lansia, anak-anak dan cucu sendiri adalah dengan membicarakan dengan
sering berkunjung ke rumah lansia. Hal ini anak-anaknya atau membiarkan masalah
menunjukkan tidak adanya masalah hubungan tersebut. Masalah hubungan dengan keluarga
lansia dengan keluarganya. Hubungan keluarga biasanya berupa konflik dengan anak. Salah satu
kurang baik yang dialami lansia tinggal sendiri cara mengatasi masalah konflik tersebut, lansia
di rumah berupa suatu kondisi dimana lansia membicarakan dengan anaknya dan akhirnya
memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan konflik dapat diselesaikan.
keluarganya seperti anak dan menantu. Putus
hubungan dengan keluarga yang dialami lansia Tema V. Harapan ke depan.
tinggal sendiri di rumah terjadi karena situasi jarak Tema harapan ke depan lansia tinggal sendiri
terpisah yang jauh antara lansia dengan memiliki dua sub-tema yaitu optimis dan
keluarganya. Akibat jarak terpisah yang jauh pesimis. Kegiatan sosial di masyarakat yaitu
dengan keluarganya dan adanya hambatan lansia dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di
untuk bersilahturahmi dengan keluarganya yang kampungya merupakan keinginan atau harapan
jauh tersebut, maka hubungan dengan keluarga- lansia yang tinggal sendiri di rumah. Kegiatan
nya tersebut terputus. Tidak ada kontak sama kampung yang dimaksud adalah pengajian atau
sekali antara lansia dengan keluarganya selama tahlilan, pertemuan RT dan ikut membantu
ini. bilamana ada tetangga yang punya hajatan.
Kesejahteraan hidup di hari tua adalah harapan
Tema IV. Cara mengatasi masalah yang diinginkan lansia tinggal sendiri di rumah.
Tema ini memiliki dua sub-tema yaitu minta Harapan tersebut berupa keinginan agar tetap
bantuan keluarga dan mengatasi masalah hidup sehat di hari tua, diberikan umur yang
sendiri. Minta bantuan keluarga mempunyai panjang sehingga masih bisa melihat anak dan
satu kategori yaitu mengatasi masalah ekonomi. cucunya. Memiliki pasangan juga merupakan
Mengatasi masalah ekonomi yang dialami oleh harapan ke depan lansia tinggal sendiri. Keinginan
lansia tinggal sendiri pada umumnya adalah memiliki pasangan hidup atau menikah lagi
kekurangan finansial untuk pemenuhan kebutuhan didorong oleh kebutuhan akan teman hidup yang
sehari-hari. Untuk mengatasi permasalahan juga dapat membantu lansia dalam memenuhi
tersebut, berbagai upaya dilakukan lansia seperti kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan
menunggu pemberian dari anak, meminta uang merawat rumah. Disamping itu juga pasangan
anak, dan meminjam kepada keluarga. yang dikehendakinya adalah seorang istri yang

28 ISSN 2460-0334
Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

bisa menerima keadaan lansia apa adanya tanpa merupakan keinginan menghabiskan masa tua
banyak menuntut. dengan tetap tinggal di rumah sendiri merupakan
Pesimis mempunyai satu kategori yaitu karena mereka merasa sudah nyaman dan lama
tidak memiliki harapan lagi dengan sekali tinggal di tempat yang didiaminya saat ini.
keluarga. Tidak memiliki harapan lagi dengan Orang tua yang ingin menikmati masa tua dengan
keluarga yang dirasakan lansia dilatarbelakangi tetap tinggal sendiri di rumah sampai mati atau
oleh hubungan dengan keluarga yang kurang baik, aging in place, biasanya karena mereka ingin
yaitu pernah diusir dari rumah oleh istri dan tetap mempertahankan relasi yang nyaman
anaknya sehingga lansia terpaksa hidup sendiri daripada harus menyesuaikan di tempat yang
dan akhirnya bercerai dengan istrinya. Kondisi baru.
ini menumbuhkan perasaan tidak memiliki
harapan dengan keluarga, artinya lansia pesimis Tema II. Perasaan lansia tinggal sendiri di
hubungan dengan keluarganya akan baik rumah
kembali. Perasaan positif yang dirasakan lansia saat
awal tinggal sendiri di rumah salah satunya adalah
PEMBAHASAN kebebasan, yaitu lansia merasa bisa hidup bebas
Tema 1. Alasan tinggal sendiri di rumah tinggal sendiri di rumah tanpa ada yang melarang
Alasan tinggal sendiri di rumah pada lansia melakukan apapun. Kebebasan seperti ini tidak
salah satunya adalah kehilangan anggota keluarga. akan lansia dapatkan bilamana masih tinggal
Kehilangan yang dimaksud adalah pasangan bersama anak-anaknya. Kebebasan merupakan
sudah meninggal dunia, bercerai, dan berpisah alasan lansia tetap memilih tinggal sendiri meski
dengan anak-anaknya karena sudah berkeluarga. sebenarnya ada kesempatan untuk tinggal dengan
Hal ini sesuai dengan Santrock (2000) dan anak-anak. Hal ini sejalan dengan yang
Kusumiati (2009) bahwa perubahan psikososial diungkapkan oleh Gonyea (1990) dalam
yang terjadi pada lansia adalah hidup sendiri Kusumiati (2009) bahwa lanjut usia biasanya
akibat anak-anak sudah menikah dan mulai memilih tinggal sendiri karena privasi akan lebih
meninggalkan rumah serta kehilangan pasangan. terjaga sehingga bebas melakukan kegiatannya
Kondisi ini menjadi alasan atau penyebab lansia dibanding jika harus tinggal bersama anak dan
tinggal sendiri di rumah. cucu.
Alasan kedua lansia tinggal sendiri di rumah Adanya kebebasan, lansia merasa tidak ada
adalah ingin hidup mandiri dan tidak bergantung yang membatasi dan tidak ada rasa sungkan
dengan keluarga. Pada dasarnya, mereka tidak ketika ingin melakukan sesuatu kegiatan. Hal ini
ingin merepotkan anak sehingga sedapat mungkin dikarenakan pada masa lanjut ini, mereka ingin
berusaha untuk mandiri. Pada individu yang tetap dapat melakukan aktivitas yang disukainya
tinggal sendiri biasanya akhirnya menjadi lebih meski dengan kondisi fisik yang lebih terbatas
mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain. dan mereka lebih bebas dalam melakukan
Menurut Kusumiati (2009) salah satu kriteria kegiatan seperti berkarya, bekerja, mencipta dan
individu lanjut usia yang berkualitas sehingga melaksanakan dengan baik karena mencintai
dapat mencapai kehidupan di hari tua yang kegiatan tersebut. Selain kebebasan, perasaan
sukses adalah ketika individu tidak tergantung positif lainnya adalah kemandirian. Tinggal sendiri
secara sosial ataupun finansial atau mandiri secara di rumah juga menimbulkan kondisi lansia bisa
sosial maupun finansial. Aging in place hidup mandiri tanpa perlu bergantung kepeda

ISSN 2460-0334 29
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-35

anak-anaknya. Pada dasarnya, mereka tidak ingin kebutuhan sehari-hari di rumah. Kemunduran
merepotkan anak sehingga sedapat mungkin kemampuan fisik akibat usia tua mengakibatkan
berusaha untuk mandiri. Pada individu yang kesulitan partisipan dalam dalam memenuhi
tinggal sendiri biasanya akhirnya menjadi lebih kebutuhan sehari-hari, sedangkan anggota
mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain. keluarga yang diharapkan untuk membantunya
Menurut WHO (1993) dalam Kusumiati (2009) tidak ada ditempat, bahkan sama sekali tidak
salah satu kriteria individu lanjut usia yang ada. Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
berkualitas sehingga dapat mencapai successful sehari-hari akibat tinggal sendiri inilah yang
aging adalah ketika individu tidak tergantung mengakibatkan lansia mempunyai perasaan
secara sosial ataupun finansial atau mandiri secara kesedihan, kekhawatiran dan kesulitan pada
sosial maupun finansial. lansia.
Kesedihan lansia saat awal tinggal sendiri di Kurang dukungan keluarga biasanya hanya
rumah juga dirasakan oleh lansia dengan berbagai dirasakan pada saat-saat tertentu seperti diawal-
macam keadaan. Lansia merasa sedih karena awal tinggal sendiri. Memang pada masa lanjut
harus hidup sendiri, terpisah dari anak-anaknya, usia, masalah kurangnya dukungan sosial biasa
merasa kesepian, tidak ada orang di rumah yang dialami oleh sebagian orang terutama ketika
bisa diajak berkomunikasi dam merasa takut mereka mengalami stress dan menghadapi
sendirian, kalau terjadi sesuatu pada lansia tidak masalah. Hubungan yang kurang harmonis
ada orang yang akan membantunya. dengan anak, anak yang kurang perhatian
Selain kesedihan, perasaan ketakutan juga terhadap lansia menjadi sumber stress pada lansia
timbul pada lansia tinggal sendiri. Perasaan takut yang tinggal sendiri di rumah.
yang dimaksud adalah kekhawatiran bilamana Kesepian juga dirasakan lansia saat awal
lansia mengalami suatu kondisi yang tidak tinggal sendiri di rumah. Lansia juga merasakan
diinginkan, tidak ada yang bisa membantunya. kesepian sejak anak terakhir meninggalkan
Perasaan takut lainnya adalah kekhawatiran rumah. Rumah yang biasanya diramaikan oleh
lansia tidak bisa menghidupi dirinya sendiri. beberapa orang seperti anak, menantu, cucu,
Semula masih ada anak di rumah yang membantu berubah menjadi sepi. Masalah kesepian
lansia dalam kebutuhan sehari-hari, selanjutnya merupakan sesuatu yang umum dialami oleh para
berubah harus menghidupi dirinya sendiri. lanjut usia. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Perasaan yang ketiga adalah kesulitan. kesendirian yang dialami para lanjut usia dapat
Kesulitan yang dirasakan lansia dengan tinggal menimbulkan kesepian. Menurut Gubrium
sendiri saat ini adalah tidak adanya orang yang (dalam Santrock 2000) dalam Kusumiati (2009)
membantu lansia ketika lansia mengalami kondisi orang dewasa lanjut yang belum pernah menikah
tertentu seperti kelelahan, sakit, ada kerusakan tampaknya memiliki kesulitan paling sedikit
barang, kerusakan rumah. Tidak adanya orang menghadapi kesepian di usia lanjut. Bagi individu
lain yang membantu saat dibutuhkan memuncul- yang sudah menikah dan anak-anak mulai
kan perasaan merasa kesulitan pada lansia yang meninggalkan rumah serta kehilangan pasangan,
tinggal sendiri di rumah. akan lebih merasakan kesepian terlebih mereka
Gambaran ini menunjukkan bahwa tidak yang memutuskan tetap tinggal sendiri.
adanya sumber dukungan dari keluarga terutama
anak dalam merawat orang tuanya, menyebab- Tema III. Masalah yang dirasakan saat ini
kan usia lanjut mengalami kesulitan memenuhi Masalah yang dirasakan saat ini pada lansia

30 ISSN 2460-0334
Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

tinggal sendiri di rumah memiliki empat sub-tema lansia tinggal sendiri adalah ketidakmampuan
yaitu masalah kesehatan fisik, masalah psikologis, dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
masalah ekonomi dan masalah dengan keluarga. Sedangkan ancaman yang tidak nyata seperti
Masalah kesehatan fisik, kondisi kesehatan yang perasaan kekhawatiran bila terjadi sesuatu pada
sudah menurun atau tidak sehat yang dialami lansia dirinya tidak ada orang yang akan membantunya.
saat ini merupakan suatu masalah yang dirasakan Kecemasan juga bisa berkembang menjadi suatu
sudah sejak lama. Lansia merasakan adanya gangguan jika menimbulkan ketakutan yang hebat
keluhan penyakit yang sudah dideritanya dan menetap pada individu tersebut (Lubis,
beberapa tahun ini. 2009).
Masalah kesehatan muncul pada usia yang Tidak ada masalah psikologis juga dirasakan
semakin lanjut dan kondisi fisik yang semakin lansia tinggal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
menurun, masalah yang berkaitan dengan lansia sudah bisa menikmati keadaan hidup
kesehatan seperti kencing manis, tekanan darah sendiri di rumah. Kondisi ini dialami oleh lansia
tinggi, asam urat, rematik atau sekadar masuk yang kebetulan berstatus duda. Hidup sendiri bagi
angin serta berkurangnya kemampuan fisik lansia dirasakan sebagai suatu hal yang bukan
merupakan hal yang biasa dialami. Hal ini sejalan masalah dan justru dinikmati sebagai suatu
dengan pendapat Santrock (2000) dalam kebebasan. Kusumiati (2009) menjelaskan
Kusumiati (2009) yang mengungkapkan bahwa bahwa lansia yang dapat menikmati hari tua
semakin tua, individu kemungkinan akan memiliki sebagai suatu kebebasan karena tidak bergantung
beberapa penyakit atau berada dalam kondisi kepada keluarganya adalah suatu bentuk
sakit yang meningkat. Keadaan ini semakin kemandirian. Kemandirian lansia dalam
menjadi masalah bagi lansia yang tinggal sendiri memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk dalam
karena bisanya mereka harus berusaha sendiri successful aging, yaitu sukses di hari tua tidak
untuk mengatasinya ketika penyakitnya kambuh. bergantung secara finansial kepada orang lain.
Masalah psikologis yang dirasakan lansia Masalah ekonomi berupa kekurangan
tinggal sendiri berupa kesedihan yang disebab- finansial juga dialami beberapa lansia tinggal
kan oleh berbagai macam situasi seperti sedih sendiri di rumah. Hal ini disebabkan oleh situasi
karena ada keluarganya yang sedang sakit, sedih seperti tergantung dari pemberian anak karena
karena tidak memiliki uang, sedih karena merasa tidak memiliki pendapatan, lansia merasa
kesepian, dan sedih karena anaknya tidak kekurangan finansial dan tidak bisa memenuhi
memperhatikannya. Hal ini yang menjadi beban kebutuhan sehari-hari. Masalah penghasilan yang
pikiran lansia dan menyebabkan lansia mengalami dialami lansia dapat memicu mereka untuk tetap
masalah sulit tidur. Sulit tidur yang dialami lansia bekerja di usia yang sudah lanjut. Hal ini tentunya
tinggal sendiri di rumah berupa kurangnya dapat dilakukan bila lansia masih memiliki
frekuensi atau jumlah jam tidur dan kualitas kemampuan fisik dan keterampilan. Dalam
tidurnya. Gejalanya adalah sulit memulai tidur dan penelitian ini ada beberapa lansia yang masih
sering terbangun di malam hari dan tidak bisa mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan
tidur lagi. Gejala fisik sulit tidur gangguan sehari-hari seperti menjadi tukang bangunan dan
psikologis tersebut termasuk dalam kategori menjadi tukang pijat. Menurut Hurlock (1996)
kecemasan (Lubis, 2009). Kecemasan adalah dalam Kusumiati (2009) penurunan penghasilan
tanggapan dari sebuah ancaman, baik bersifat hampir dialami semua individu yang memasuki
nyata ataupun khayal. Ancaman yang nyata pada masa lanjut usia sehingga mereka perlu

ISSN 2460-0334 31
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-35

menyesuaikan diri dengan berkurangnya Mengatasi masalah kesepian yang dialami


pendapatan, namun demikian lebih lanjut lansia tinggal sendiri adalah dengan cara kalau
dijelaskan bahwa lebih dari 40% kemiskinan malam hari tidur di rumah anak, mengobrol
dialami lanjut usia yang menjanda dan tinggal dengan tetangga, dibuat bekerja ke sawah atau
sendiri. bekerja di bangunan, dan hiburan menonton TV.
Pada usia yang sudah lanjut, tugas Hal ini menunjukkan bahwa pada lansia
perkembangan untuk tetap bekerja sudah tidak kemampuan dalam mengatasi masalah dengan
menjadi tanggung jawab mereka yang memasuki mekanisme koping individual yang baik masih
usia pensiun. Namun demikian, karena tidak ada bisa dilaksanakan.
pensiun, tabungan dan dukungan dana dari pihak Tidak semua masalah yang dihadapi lansia
lain menyebabkan lansia harus bekerja untuk yang tinggal sendiri harus diratapi dengan
sekedar tetap dapat bertahan hidup karena kesedihan terus menerus. Adanya semangat
penghasilannya yang diperoleh juga terbatas. Bagi untuk tetap melanjutkan kehidupan sekalipun
lansia yang tidak memiliki penghasilan sendiri dari hidup sendiri di rumah bukan sebagai halangan
bekerja, pemberian uang dari anak adalah satu- bagi lansia. Hal ini menunjukkan bahwa lansia
satunya sumber pendapatan yang bisa diandal- sudah bisa menerima kenyataan pada akhir siklus
kan. Namun kondisi ini menimbulkan kekhawa- kehidupannya pasti akan terjadi kehilangan
tiran bagi lansia karena bilamana pemberian dari pasangan, kehilangan anak-anaknya dan
anak tidak bisa menutupi semua kebutuhan hidup, akhirnya hidup sendiri di rumah. Miller (2004)
maka lansia terpaksa harus meminjam kepada dan Stanley, dkk (2005) menyatakan bahwa
orang lain seperti tetangganya atau keluarganya. keputusan lansia untuk tinggal sendiri di rumah
Kondisi kekurangan finansial seperti ini adalah situasi yang harus dihadapi lansia, semakin
merupakan masalah yang sering dihadapi dan orang bertambah tua dan situasi keluarga mereka
umum bagi lansia terutama yang berstatus janda. berubah, kehilangan pasangan dan anak-anak
meninggalkan rumah akan dialaminya dalam
Tema IV. Cara mengatasi masalah siklus kehidupan lansia.
Tema cara mengatasi masalah memiliki dua Demikian juga dengan mengatasi masalah
sub-tema yaitu minta bantuan keluarga dan hubungan keluarga berupa konflik dengan anak,
mengatasi masalah sendiri. Cara mengatasi adalah dengan membicarakan dengan anak-
masalah ekonomi yang dialami oleh lansia tinggal anaknya atau membiarkan masalah tersebut.
sendiri yang dilakukan lansia adalah dengan Salah satu cara mengatasi masalah konflik
bekerja agar bisa mendapatkan penghasilan dan tersebut, lansia membicarakan dengan anaknya
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Sedang- dan akhirnya konflik dapat diselesaikan. Hal ini
kan yang tidak bekerja, upaya yang dilakukan menunjukkan kemampuan mengatasi konflik
lansia adalah menunggu pemberian dari anak, pada usia lanjut masih bisa dilakukan dan tidak
meminta uang anak, dan meminjam kepada dipengaruhi oleh usia. Menurut Miller (2004) dan
keluarga. Upaya-upaya tersebut adalah dalam Stanley, dkk ( 2005), konflik yang terjadi pada
rangka untuk memepertahankan hidup dan lansia salah satunya adalah dengan anak yang
termasuk dalam tugas perkembangan lansia disebabkan kurangnya komunikasi dan interaksi
ketika pada usia lanjut harus mampu melakukan yang ditimbulkan akibat anak sudah berkeluarga
penyesuaian terhadap kehilangan pendapatan sendiri dan sibuk bekerja. Lansia masih memiliki
dengan cara mengatasi sendiri maupun dengan cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan
meminta bantuan keluarga dan orang lain. kedewasaannya dan pengalamannya selama ini

32 ISSN 2460-0334
Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

dengan membicarakan masalah tersebut dengan melihat anak dan cucunya merupakan semangat
keluarganya. hidup lansia yang tinggal sendiri di rumah untuk
tetap mempertahan atau melanjutkan kehidupan-
Tema V. Harapan ke depan nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Miller (2004)
Tema harapan ke depan lansia tinggal sendiri dan Stanley, dkk (2005) bahwa tugas perkem-
memiliki dua sub-tema yaitu optimis dan pesimis. bangan lansia yang mengalami perubahan
Salah satu bentuk harapan ke depan yang optimis psikososial hidup sendiri adalah dengan
lansia adalah kegiatan sosial di masyarakat yaitu menyesuaikan diri untuk tetap hidup sehat agar
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di kampung- mampu bertahan hidup dan agar masih bisa
nya. Hubungan dengan masyarakat merupakan berinteraksi dengan keluarganya.
dukungan sosial pada lansia yang tinggal sendiri.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh PENUTUP
Berk (2002) dalam Kusumiati (2009) bahwa Alasan lansia tinggal sendiri di rumah memiliki
individu yang lanjut usia lebih menyukai tinggal tiga sub-tema yaitu kehilangan anggota keluarga,
dalam komunitas yang kecil dengan suasana yang konflik dengan keluarga dan hidup mandiri.
tenang seperti di kota kecil atau pedesaan. Kehilangan pasangan karena sudah meninggal
Kehadiran tetangga dan teman dekat merupakan dunia, bercerai, dan berpisah dengan anak-
dukungan sosial yang penting karena mengharap- anaknya karena sudah berkeluarga menyebab-
kan dukungan dari anak-anaknya adalah sesuatu kan lansia tinggal sendiri di rumah. Keinginan
yang tidak memungkinkan. Dengan tetap berada hidup mandiri dan tidak bergantung dengan
di lingkungannya dan mengikuti kegiatan-kegiatan keluarga, juga merupakan alasan lansia tinggal
sosial di masyarakat menjadikan lansia tetap bisa sendiri. Disamping itu konflik dengan istri dan
melanjutkan kehidupannya dan hal inilah yang anak juga kondisi yang melatarbelakangi lansia
menjadi harapan lansia yang tinggal sendiri di tinggal sendiri di rumah.
rumah. Perasaan tinggal sendiri di rumah memiliki
Dengan memiliki hubungan yang baik dengan dua sub-tema yaitu perasaan saat awal tinggal
tetangga dan masyarakat melalui kegiatan- sendiri dan perasaan saat ini tinggal sendiri.
kegiatan dikampungnya, lansia merasa nyaman Perasaan positif yang dimiliki lansia salah satunya
terutama karena mereka merasa tetangga sebagai adalah kebebasan, yaitu lansia merasa bisa hidup
orang yang dekat yang juga bisa dijadikan tempat bebas tinggal sendiri di rumah tanpa ada yang
untuk meminta pertolongan bilamana lansia melarang melakukan apapun. Perasaan positif
mengalami masalah, dan tempat mereka dapat kedua adalah kemandirian, dimana lansia bisa
saling berbagi. Menjaga hubungan yang baik hidup mandiri tanpa perlu bergantung kepeda
dengan tetangga memungkinkan para lansia dapat anak-anaknya.
melibatkan diri mereka dengan aktif mengikuti Timbulnya kesedihan karena harus hidup
kegiatan di lingkungan atau menjadi tempat sendiri, terpisah dari anak-anaknya, merasa
bertanya para tetangga yang relatif lebih muda kesepian, tidak ada orang di rumah yang bisa
usianya. diajak berkomunikasi merupakan kondisi yang
Kesejahteraan hidup di hari tua berupa dialami lansia tinggal sendiri. Perasaan takut juga
kesehatan adalah harapan yang diinginkan lansia muncul pada lansia, dimana lansia merasa
tinggal sendiri di rumah. Harapan berupa khawatir bilamana lansia mengalami suatu kondisi
keinginan agar tetap hidup sehat di hari tua, yang tidak diinginkan, tidak ada yang bisa
diberikan umur yang panjang sehingga masih bisa membantunya. Perasaan kesulitan juga dirasakan

ISSN 2460-0334 33
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 23-35

lansia dengan tinggal sendiri adalah tidak adanya sendiri adalah dengan cara kalau malam hari tidur
orang yang membantu lansia ketika lansia di rumah anak, mengobrol dengan tetangga,
mengalami kondisi tertentu seperti kelelahan, dibuat bekerja ke sawah atau bekerja di
sakit, ada kerusakan barang, kerusakan rumah. bangunan, dan hiburan menonton TV. Sedangkan
Kesepian juga dirasakan lansia saat awal tinggal mengatasi masalah hubungan keluarga berupa
sendiri di rumah. Lansia juga merasakan kesepian konflik dengan anak, adalah dengan membicara-
sejak suami meninggal dunia dan anak terakhir kan dengan anaknya dan akhirnya konflik dapat
meninggalkan rumah. diselesaikan.
Masalah yang dirasakan saat ini pada lansia Tema harapan ke depan lansia tinggal sendiri
tinggal sendiri di rumah memiliki empat sub-tema memiliki dua sub-tema yaitu optimis dan pesimis.
yaitu masalah kesehatan fisik, masalah psikologis, Salah satu bentuk harapan ke depan yang optimis
masalah ekonomi dan masalah dengan keluarga. lansia adalah kegiatan sosial di masyarakat yaitu
Masalah kesehatan fisik, kondisi kesehatan yang dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di
sudah menurun atau tidak sehat yang dialami lansia kampungya. Dengan tetap menjaga hubungan
saat ini merupakan suatu masalah yang dirasakan baik dengan merupakan dukungan sosial yang
sudah sejak lama. Masalah psikologis yang penting karena mengharapkan dukungan dari
dirasakan lansia tinggal sendiri berupa kesedihan anak-anaknya adalah sesuatu yang tidak
yang disebabkan lansia tidak memiliki uang, sedih memungkinkan. Sedangkan lansia yang pesimis
karena merasa kesepian, dan sedih karena karena merasa hubungan dengan keluarganya
anaknya tidak memperhatikannya. Namun lansia sudah terputus akibat keluarganya tinggal jauh
juga tidak ada masalah psikologis juga dirasakan di luar kota dan tidak memungkinkan lansia
lansia tinggal sendiri. Hidup sendiri bagi lansia untuk mengunjunginya.
dirasakan sebagai suatu hal yang bukan masalah Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan
dan justru dinikmati sebagai suatu kebebasan. Puskesmas Mulyorejo Kota Malang dapat
Masalah ekonomi berupa kekurangan finansial mengembangkan pelayanan kesehatan pada lansia
juga dialami beberapa lansia tinggal sendiri di yang t inggal sendiri di rumah dengan
rumah. Lansia yang masih aktif bekerja, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-
penghasilan bukan sebagai masalah, namun lansia kegiatan di posyandu lansia dengan kegiatan yang
yang sudah menjanda mengalami kekurangan bersifat sosial seperti paguyuban lansia, pengajian,
finansial untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari- dan kegiatan olah raga, senam dan rekreasi untuk
hari. meningkatkan kesejahteraan lansia yang tinggal
Tema cara mengatasi masalah memiliki dua sendiri di rumah. Diharapkan keluarga yang
sub-tema yaitu minta bantuan keluarga dan memiliki anggota lansia dan masyarakat yang
mengatasi masalah sendiri. Cara mengatasi memiliki kelompok lansia dapat meningkatkan
masalah ekonomi yang dialami oleh lansia tinggal perhatian pada lansia yang tinggal sendiri dengan
sendiri adalah dengan bekerja agar bisa memberikan perhatian dan memfasilitasi dengan
mendapatkan penghasilan dan dapat memenuhi kegiatan-kegiatan sosial agar lansia dapat
kebutuhannya sendiri. Sedangkan yang tidak mencapai status kesehatan yang baik.
bekerja, upaya yang dilakukan lansia adalah
menunggu pemberian dari anak, meminta uang DAFTAR PUSTAKA
anak, dan meminjam kepada keluarga. Mengatasi Copel, L.C. (2007). Kesehatan jiwa dan
masalah kesepian yang dialami lansia tinggal psikiatri: pedoman klinis perawat / Linda

34 ISSN 2460-0334
Subekti, Perubahan Psikososial Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah

Carmal Comel. alih bahasa: Akemat. Edisi Lueckenotte,A.G. (2000). Gerontological


2. Jakarta: EGC. Nursing. St.Louis : Mosby-Year Books, Inc.
Cummings. (2002). Loneliness in older people. Miller,C.A. (2004). Nursing for wellness in
(Online). jurnal.unpad.ac.id older adult : theory and practice (4 th.ed)
Eliopoulos,C. (2005). Gerontogical nursing(6 (hal.140-142, 91-101). Philadelphia :
th.ed ) (hal. 527-535). Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins.
Lippincot Williams & Wilkins Potter, P.A., Perry, A.G. (1997). Fundamental
Kusumiati R.Y.E. (2009). Tinggal Sendiri Di of nursing : concept, process and prac-
Masa Lanjut Usia. Jurnal Humanitas. Vol. tice ( 4 th.ed). St.Louis : Mosby-Year Book,
6, no 1 (hal. 24-38). (Online) http:// Inc.
journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/ Polit, D.F.,Beck, C.T., Hungler, B.P. (2001).
article/view/700 Essentials of nursing research : methods,
Lubis, N.L. (2009). DEPRESI: Tinjauan apprasial, and utilization (5 th.ed.). Phila-
Psikologis. Jakarta: Kencana. delphia : Lippincot.
Nugroho, H.W. (2008). Keperawatan Gerontik Streubert. H.J & Carpenter, D.M. (1999).
dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Qualitative research in nursing: Advanc-
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamen- ing the humanistic imperative (2nded).
tal keperawatan: konsep, proses, dan Philadephia: Lippincott
praktik / Patricia A. Potter, Anne Griffin Stanley, M., Blair, K.A., Beare, P.G. (2005).
Perry ; alih bahasa, Yasmin Asih…[et Gerontogical nursing (3 th.ed ) (hal. 11-
al.]. Edisi 4. Jakarta: EGC. 15 ). Philadelphia : F.A Davis Company

ISSN 2460-0334 35

You might also like