You are on page 1of 81

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data – Data Perhitungan


Perencanaan dinding penahan tanah berlokasi di jalan poros Samarinda –
Tenggarong KM-09 direncanakan dengan panjang 30 m dengan tipe kantilever.
Dinding penahan tanah dibagi menjadi 2 (dua) segmen untuk menghitung
stabilitas dan daya dukung dinding penahan tanah tersebut.

4.1.1 Data Dimensi Dinding Penahan Tanah

Gambar 4.1 Layout perencanaan dinding penahan tanah

50
Hasil Bor

0.4 Tanah Urug


+51,00 m




1,30 m
+49,70 m




γ = 2,60 g/cm3

1,70 m
h1 = 2,0 m
φ = 15,39ᵒ

c = 0,038 kg/cm2
5.2

+48,00 m



hT= 4,2 m
γ = 2,57 g/cm3

1,50 m
φ = 25,95ᵒ
h2 = 1,5 m

8,50 m
c = 0,015 kg/cm2
+46,50 m 



h3 = 1,5 m
γ = 2,54 g/cm3

φ = 28,88ᵒ 2,0 m
0.8

c = 0,0045 kg/cm2

0.8
+44,50 m
1.3 1.9 

4.0
γ = 2,58 g/cm3
2,0 m

φ = 25,02ᵒ

c = 0,018 kg/cm2

+42,50 m

Gambar 4.2. Dimensi dinding penahan tanah

51
4.1.2 Data Tanah

Gambar 4.3 Titik boring dan sondir

Tabel 4.1 Data tanah BH_01 & Sondir 1


Depth Sondir
γ φ c
z1 z2 Lithology SPT qc JHL
m m g ᵒ kg/cm2 kg/cm 2
kg/cm
0 0,2 - 0,0
0,2 0,4 - 0,0
0,4 0,6 Lanau 2,0 2,0
- - - -
0,6 0,8 Kepasiran 3,0 8,0
0,8 1 4,0 16,0
1 1,2 5,0 24,0
1,2 1,4 5,0 30,0
1,4 1,6 5,0 36,0
1,6 1,8 4,0 48,0
1,8 2 5,0 62,0
Pasir
2 2,2 9 2,60 15,390 0,038 7,0 86,0
Kelanauan
2,2 2,4 9,0 98,0
2,4 2,6 8,0 108,0
2,6 2,8 7,0 120,0
2,8 3 6,0 130,0

52
3 3,2 5,0 140,0
3,2 3,4 5,0 152,0
3,4 3,6 5,0 164,0
3,6 3,8 16 2,57 25,95 0,0155 5,0 176,0
3,8 4 5,0 192,0
4 4,2 7,0 204,0
4,2 4,4 4,0 222,0
4,4 4,6 3,0 238,0
4,6 4,8 6,0 256,0
4,8 5 5,0 274,0
5 5,2 10,0 288,0
5,2 5,4 15,0 306,0
13 2,54 28,88 0,0045
5,4 5,6 15,0 326,0
5,6 5,8 6,0 342,0
5,8 6 7,0 353,0
6 6,2 7,0 360,0
6,2 6,4 5,0 368,0
6,4 6,6 15,0 378,0
6,6 6,8 15,0 400,0
6,8 7 20,0 418,0
Pasir
7 7,2 17,0 436,0
7,2 7,4 8,0 452,0
31 2,58 25,021 0,01825
7,4 7,6 10,0 470,0
7,6 7,8 35,0 494,0
7,8 8 60,0 520,0
8 8,2 55,0 544,0
8,2 8,4 100,0 566,0
Pasir
8,4 8,6 130,0 602,0
Kelanauan
8,6 8,8 110,0 638,0
8,8 9 50,0 668,0
9 9,2 30,0 706,0
9,2 9,4 35,0 746,0
15 2,53 34,87 0,0146
9,4 9,6 pasir 50,0 768,0
9,6 9,8 35,0 798,0
9,8 10 30,0 844,0
10 10,2 30,0 898,0
Pasir
10,2 10,4 40,0 938,0
Kelanauan
10,4 10,6 20,0 972,0
10,6 10,8 20,0 1012,0
30 2,54 27,63 0,012
10,8 11 Pasir 20,0 1052,0
11 11,2 25,0 1094,0

53
11,2 11,4 15,0 1124,0
11,4 11,6 30,0 1164,0
11,6 11,8 25,0 1208,0
11,8 12 30,0 1250,0
12 12,2 20,0 1284,0
12,2 12,4 40,0 1324,0
12,4 12,6 25,0 1362,0
12,6 12,8 35,0 1404,0
12,8 13 20,0 1444,0
13 13,2 70,0 1496,0
32 2,53 25,05 0,0055
13,2 13,4 95,0 1548,0
13,4 13,6 100,0 1602,0
13,6 13,8 85,0 1652,0
13,8 14 107,0 1702,0
14 14,2 110,0 1754,0
14,2 14,4 85,0 1804,0
14,4 14,6 70,0 1858,0
14,6 14,8 120,0 1908,0
14,8 15 80,0 1962,0
33 2,55 29,08 0,008
15 15,2 50,0 2006,0
15,2 15,4 120,0 2058,0
15,4 15,6 80,0 2114,0
15,6 15,8 130,0 2148,0
15,8 16 110,0 2196,0
16 16,2 115,0 2242,0
16,2 16,4 135,0 2282,0
16,4 16,6 140,0 2322,0
16,6 16,8 145,0 2366,0
16,8 17 145,0 2410,0
30 2,55 26,63 0,005
17 17,2 150,0 2460,0
17,2 17,4 160,0 2500,0
17,4 17,6 170,0 2554,0
17,6 17,8 - -
17,8 18 - -
18 18,2 - -
18,2 18,4 - -
18,4 18,6 Pasir - -
18,6 18,8 Kelanauan 27 2,58 23,82 0,032 - -
18,8 19 - -
19 19,2 - -
19,2 19,4 Lanau - -

54
19,4 19,6 - -
19,6 19,8 pasir - -
19,8 20 - -

Tabel 4.2 Data Tanah BH_02 & Sondir 2


Depth Sondir
γ φ c
z1 z2 Lithology SPT qc JHL
2
m m g ᵒ kg/cm2 kg/cm kg/cm
0 0,2 - 0,0
0,2 0,4 - 0,0
0,4 0,6 2,0 2,0
0,6 0,8 Lanau 3,0 6,0
- - - -
0,8 1 Kepasiran 4,0 12,0
1 1,2 5,0 20,0
1,2 1,4 5,0 30,0
1,4 1,6 5,0 38,0
1,6 1,8 4,0 46,0
1,8 2 5,0 56,0
2 2,2 7,0 78,0
2,2 2,4 9,0 96,0
2,4 2,6 8,0 110,0
3 2,57 32,590 0,0055
2,6 2,8 7,0 126,0
2,8 3 6,0 138,0
3 3,2 5,0 148,0
Pasir
3,2 3,4 5,0 158,0
Kelanauan
3,4 3,6 5,0 168,0
3,6 3,8 5,0 182,0
3,8 4 5,0 192,0
4 4,2 5,0 208,0
4,2 4,4 7,0 214,0
4,4 4,6 4,0 218,0
4,6 4,8 5 2,52 21,05 0,0015 3,0 232,0
4,8 5 6,0 244,0
5 5,2 5,0 260,0
5,2 5,4 10,0 280,0
Pasir
5,4 5,6 15,0 290,0
5,6 5,8 6,0 310,0

55
5,8 6 7,0 326,0
6 6,2 7,0 348,0
6,2 6,4 5,0 360,0
6,4 6,6 15,0 384,0
6,6 6,8 15,0 408,0
6,8 7 20,0 448,0
8 2,54 25,32 0,0195
7 7,2 17,0 476,0
7,2 7,4 8,0 490,0
7,4 7,6 10,0 512,0
7,6 7,8 35,0 556,0
7,8 8 60,0 610,0
8 8,2 55,0 640,0
8,2 8,4 100,0 700,0
8,4 8,6 130,0 750,0
8,6 8,8 9 110,0 776,0
8,8 9 50,0 840,0
9 9,2 2,6 32,1 0,018 30,0 880,0
9,2 9,4 35,0 926,0
9,4 9,6 50,0 974,0
Pasir
9,6 9,8 35,0 1018,0
Kelanauan 3
9,8 10 30,0 1058,0
10 10,2 30,0 1098,0
10,2 10,4 50,0 1140,0
10,4 10,6 30,0 1184,0
10,6 10,8 25,0 1228,0
10,8 11 40,0 1264,0
11 11,2 31 2,55 24,41 0,0335 40,0 1304,0
11,2 11,4 41,0 1342,0
11,4 11,6 50,0 1378,0
11,6 11,8 30,0 1420,0
Pasir
11,8 12 30,0 1460,0
12 12,2 40,0 1500,0
12,2 12,4 55,0 1542,0
12,4 12,6 45,0 1580,0
12,6 12,8 60,0 1616,0
34 2,59 29,25 0,083
12,8 13 60,0 1652,0
13 13,2 70,0 1698,0
13,2 13,4 70,0 1748,0
13,4 13,6 60,0 1784,0

56
13,6 13,8 75,0 1830,0
13,8 14 75,0 1876,0
14 14,2 120,0 1912,0
14,2 14,4 125,0 1950,0
14,4 14,6 115,0 1992,0
14,6 14,8 115,0 2034,0
14,8 15 37 2,59 28,41 0,003 120,0 2070,0
15 15,2 120,0 2104,0
Pasir
15,2 15,4 130,0 2144,0
Kelanauan
15,4 15,6 130,0 2184,0
15,6 15,8 Lanau 135,0 2230,0
15,8 16 Kelempungan 125,0 2270,0
16 16,2 125,0 2310,0
16,2 16,4 130,0 2350,0
16,4 16,6 130,0 2390,0
16,6 16,8 140,0 2432,0
16,8 17 145,0 2476,0
4 2,6 23 0,039
17 17,2 150,0 2526,0
Pasir
17,2 17,4 160,0 2566,0
Kelanauan
17,4 17,6 140,0 2608,0
17,6 17,8 130,0 2652,0
17,8 18 130,0 2694,0
18 18,2 150,0 2742,0
18,2 18,4 167,0 2778,0
18,4 18,6 170,0 2834,0
18,6 18,8 - -
18,8 19 - -
35 2,53 13,57 0,108
19 19,2 - -
Lanau
19,2 19,4 - -
Kelempungan
19,4 19,6 - -
19,6 19,8 - -
19,8 20 - -

57
Pasir Kelanauan

Pasir

Pasir
Pasir Kelanauan

20,0
20,0 Lanau

Gambar 4.4 Lithology dari korelasi Section A – A’

4.2. Perhitungan Stabilitas dan Daya Dukung Dinding Penahan Tanah

4.2.1 Perhitungan Stabilitas Lereng ( Slope Stability )


Data tanah pada setiap lapisan sebagai berikut :
Lapisan tanah 1
Kohesi (C) : 3,728 kN/m²
Sudut gesek (φ) : 15,39°

Berat isi tanah (s) : 25,506 kN/m³


Lapisan tanah 2
Kohesi (C) : 1,472 kN/m²
Sudut gesek (φ) : 25,95°

Berat isi tanah (s) : 25,212 kN/m³


Lapisan tanah 3
Kohesi (C) : 0,441 kN/m²
Sudut gesek (φ) : 28,88°

Berat isi tanah (s) : 24,917 kN/m³

58
Lapisan tanah 4
Kohesi (C) : 1,790 kN/m²
Sudut gesek (φ) : 25,021°

Berat isi tanah (s) : 24,819 kN/m³

1. Analisa stabilitas lereng di belakang dinding


Perhitungan stabilitas lereng digunakan metode infinite slope ( lereng tak
terhingga ), karena tanah dilapangan berupa tanah dengan nilai c (kohesi)
yang kecil maka rumus yang di gunakan sebaga berikut :

  tg 
F= , dimana :
sat  tg 

F = Faktor aman
γs = Berat isi tanah keadaan jenuh (kN/m³)
γ’ = (γs - γw) Berat isi tanah efektif (kN/m³)
φ = Sudut gesek tanah (ᵒ)
α = Kemiringan lereng (ᵒ)
Maka di analisa dari tanah lapisan 1 yaitu sebagai berikut :
(25,506  9,18)  tg15,39
F=
25,506  tg69

4,320
F= = 0,065 < 1,00 , maka lereng tidak stabil.
66,445
Lapisan tanah 2 :
7,495
F= = 0,114 < 1,00 , maka lereng tidak stabil
65,679
Lapisan tanah 3 :
8,333
F= = 0,128 < 1,00 , maka lereng tidak stabil
64,912

Karena lereng di belakang dinding tidak stabil, maka untuk mencegah


terjadinya longsoran perlu di berikan dinding penahan tanah.

59
2. Analisa stabilitas lereng di depan dinding
Untuk mengetahui keamanan lereng didepan dinding maka analisa
stabilitas lereng di hitung dari tanah lapisan 3 yaitu sebagai berikut :

(24,917  9,18)  tg 28,88


F=
24,917  tg15

8,333
F= = 1,248 > 1,00 , maka lereng stabil.
6,677

Lapisan tanah 4 :
7,006
F= = 1,053 > 1,00 , maka lereng stabil
6,650

Karena kondisi lereng stabil, maka posisi dinding penahan tanah tersebut
aman dari longsoran di depan dinding.

60
Gambar 4.5 Analisa stabilitas lereng pada dinding penahan tanah

61
4.2.2 Perhitungan Stabilitas Dinding Penahan Tanah pada Segmen 1
Data tanah pada segmen 1 :
Tanah urug :
Lapisan tanah 1
Kohesi (C) : 3,728 kN/m²
Sudut geser (φ) : 15,39°

Berat isi tanah (s) : 25,506 kN/m³


Lapisan tanah 2
Kohesi (C) : 1,472 kN/m²
Sudut geser (φ) : 25,95°

Berat isi tanah (s) : 25,212 kN/m³


Lapisan tanah 3
Kohesi (C) : 0,441 kN/m²
Sudut geser (φ) : 28,88°

Berat isi tanah (s) : 24,917 kN/m³


Tanah Fondasi :
Kohesi (C) : 1,790 kN/m²
Sudut geser (φ) : 25,021°

Berat isi tanah (s) : 24,819 kN/m³

Berat isi beton (c) : 25,000 kN/m³

4.2.2.1 Perhitungan Gaya Vertikal dan Gaya Momen


1. Perhitungan gaya vertikal
Perhitungan struktur dan tanah menggunakan faktor beban mati 1,2
dan beban hidup 1,6 .

W1 = Luas Bidang 1 x c x 1,2

= B1 x H1 x c x 1,2

62
= 0,4 x 5,2 x 25 x 1,2
= 62,4 kN

W2 = ½ x B2 x H2 x c x 1,2
= 0,5 x 0,40 x 5,20 x 25 x 1,2
= 31,2 kN

W3 = B1 x H3 x c x 1,2
= 4,00 x 0,80 x 25 x 1,2
= 96 kN

WT1 = B4 x h4 x s x 1,2
= 1,90 x 2 x 25,506 x 1,2
= 116,3 kN

WT2 = B4 x H2 x s x 1,2
= 1,90 x 1,50 x 25,212 x 1,2
= 86,2 kN

WT3 = B4 x h3 x s x 1,2
= 1,90 x 0,70 x 24,917 x 1,2
= 39,8 kN
2. Perhitungan Lengan Terhadap Titik O :
A1 = ½ x 0,40+ 0,40 +1,30
= 1,90 m
A2 = 2/3 x 0,4 + 1.30
= 1,57 m
A3 = ½ x 4,00
= 2,00 m
AT1,2,3 = ½ x 1,90 - 4,00
= 3,05 m
Hasil dari perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

63
Tabel 4.3 Perhitungan beban struktur dan tanah

Berat W Jarak Terhadap Momen


No
(kN) Titik O (M) ( kN )
1 w1 62,4 A1 1,90 118,6
2 w2 31,2 A2 1,57 48,9
3 w3 96,0 A3 2,00 192,0
4 wT1 116,3 AT1 3,05 354,7
5 wT2 86,2 AT2 3,05 263,0
6 wT3 39,8 AT3 3,05 121,3

∑Pv = 431,9 ∑Mx = 1098,5

0.4

T1
1
6.0

2
T2

T3

o
1.57

1.90

2.0

3.05

Gambar 4.6 Penentuan titik berat

64
4.2.2.2 Perhitungan Tekanan Tanah Total
Karena permukaan tanah urug horisontal dan kohesi tanah kecil
(pasir) maka untuk mencari nilai koefisien tanah dapat menggunakan metode
– metode sebagai berikut :
1. Perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif metode rankine
Lapisan tanah 1 :
1 - sin 
Ka1 = = tg2 (45° - φ/2 )
1  sin 

= tg2 (45° - 15,39°/2 ) = 0.581

1 - sin 
Kp1 = = tg2 (45° - φ/2 )
1  sin 

= tg2 (45° + 15,39°/2 ) = 1,723

Lapisan tanah 2 :
Ka2 = 0,391
Kp2 = 2,556

Lapisan tanah 3 :
Ka3 = 0,349
Kp3 = 2,868

2. Perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif metode coloumb


Lapisan tanah 1 :
Sin (   ) 2
Ka = 2
 Sin (   ) . Sin    
Sin  Sin (   )
2
1,00  
 Sin (   ) . Sin    
 

α = 90°
δ = (2/3) X Φ
= (2/3) X 15,39°
= 10,260 °

65
ß = 0°

Sin 2(90  15,39 )


= 2
 Sin (15,39  10,260) . Sin 15,39 - 0 
Sin 290 Sin (90 - 10,260 ) . 1,00  

 Sin (90  10,260) . Sin 90  0 

0,930
= 2
 0,115 
0,984 1,00  
 0,984 
 
0,930
=
0,984 1,3422
0,930
=
1,771

= 0,525

Sin (   ) 2
Kp = 2
 Sin (   ) . Sin    
Sin  Sin (   )
2 1,00  
 Sin (   ) . Sin    
 
Sin 2 (90  15,39 )
= 2
 Sin (15,39  10,260) . Sin 15,39  0 
Sin 290 Sin (90  10,260) 1,00  
 Sin (90  10,260) . Sin 90  0 
 

0,930
= 2
 0,115 
0,984 1,00  
 0,984 
 

0,930
=
0,984 0,6582
0,930
=
0,426

= 2,180

Lapisan tanah 2 :
Ka2 = 0,348
Kp2 = 4,382

66
Lapisan tanah 3 :
Ka3 = 0,311
Kp3 = 5,543

Tabel 4.4 Koefisien tekanan tanah aktif dan pasif Segmen 1


Rankine Coloumb
Lapisan Tanah
Ka Kp Ka Kp
Lapisan tanah 1 0,581 1,723 0,525 2,180
Lapisan tanah 2 0,391 2,556 0,348 4,382
Lapisan tanah 3 0,349 2,868 0,311 5,543

3. Perhitungan tekanan tanah dari nilai ”q”


Nilai ”q” di ambil dari nilai berat beban truk, menurut RSNI-02-
2005 Standar Pembebanan untuk Jembatan besarnya beban truk yang
diambil sebesar 500 kN.

Gambar 4.7 Pembebanan Truk.


Pembebanan tambahan yang terjadi pada dinding penahan
tanah dapat di lihat pada gambar 4.7 sebagai berikut :

67
Jalan
0.4 Tanah Urug q
Median
61
°


5.2

4.2
0.8

0.8

1.4 1.9

4.0

Gambar 4.8 Beban tambahan pada dinding penahan tanah

Dari gambar diatas q merupakan beban terbagi rata


memanjang, maka dari itu untuk perhitungan beban tambahan pada
dinding penahan tanah berdasarkan persamaan terzaghi dalam
”Analisa Fondasi I Hal ;473 (Hary Christady Hardiyatmo Edisi 2,
2011)” sebagai berikut :

2q
σh = (   sin  cos 2 )

dengan,
β = 6ᵒ = 0,105 ( dalam radian)
α = 61ᵒ = 1,065 ( dalam radian)
σh = 2  500 (0,105  sin 0,105 cos( 2  1,065)

68
= 318,5 x 0,21
= 66,6 kN/m
4. Perhitungan tekanan tanah total aktif (Pa) dan pasif ( Pp) :
Perhitungan tekanan tanah total digunakan koefisien tekanan
tanah dari perhitungan metode rankine karena memiliki nilai
koefisien tekanan tanah aktif yang besar.

Pa1 = 0,5 h12 s1 Ka1 1,2


= 0,5 x 22 x 25,51 x 0.581 x 1,2
= 35,54 kN

Pa2 = s1 h1 h2 Ka2 1,2


= 25,51 x 2 x 1,5 x 0,391 x 1,2
= 35,92 kN

Pa3 = 0,5 h22 s2 Ka2 1,2


= 0,5 x 1,52 x 25,21 x 0,391 x 1,2
= 13,32 kN

Pa4 = (s1 h1 h3 Ka3 + s2 h2 h3 Ka3) 1,2


= (25,51 x 2 x 1,5 x 0,349)+(25,21x1,5 x 1,5 x 0,349) 1,2
= 55,75 kN

Pa5 = 0,5 h32 s3 Ka3 1,2


= 0,5 x 1,52 x 24,92 x 0.349 x 1,2
= 11,73 kN

Paq1 = σh Ka1 1,6


= 66,6 x 0.581 x 1,6
= 61,87 kN

69
Paq2 = σh Ka2 1,6
= 66,6 x 0.391 x 1,6
= 41,87 kN

Paq3 = σh Ka3 1,6


= 66,6 x 0.349 x 1,6
= 37,15 kN

Pp = 0,5 h32 s3 Kp3 1,2


= 0,5 x 1,52 x 24,92 x 2,868 x 1,2
= 96,49 kN

5. Perhitungan lengan terhadap titik O :


Pa1 = ⅓ x 5,0
= 1,667 m
Pa2 = ½ x 3,0
= 1,50 m
Pa3 = ⅓ x 3,0
= 1,0 m
Pa4 = ½ x 1,50
= 0,75 m
Pa5 = ⅓ x 1,50
= 0,50 m
Paq1 = ½ x 5,0
= 2,50 m
Paq2 = ½ x 3,0
= 1,50 m
Paq3 = ½ x 1,50
= 0,75 m
Pp = ⅓ x 1,50
= 0,50 m

70
Tabel 4.5 Perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif metode Rankine

Lengan
No
Tekanan Tanah terhadap alas Momen
(kN) (m) (kN·m)
1 Pa1 35,54 (-) 1,67 59,23 (-)
2 Pa2 35,92 (-) 1,50 53,88 (-)
3 Pa3 13,32 (-) 1,00 13,32 (-)
4 Pa4 55,75 (-) 0,75 41,81 (-)
5 Pa5 11,73 (-) 0,50 5,86 (-)
6 Paq1 61,87 (-) 2,50 154,67 (-)
7 Paq2 41,69 (-) 1,50 62,54 (-)
8 Paq3 37,15 (-) 0,75 27,87 (-)
9 Pp 96,49 (+) 0,50 48,24 (+)
PH 196,49 MHa 370,93

4.2.2.3 Terhadap Stabilitas Gaya Guling

Mx
F guling = ≥ 1,5 Aman
Mh

1098,45
= = 2,96  1,5……(Aman)
370,93

4.2.2.4 Terhadap Stabilitas Gaya Geser

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 4 m, dihitung dengan


menganggap dasar dinding sangat kasar, sehingga sudut gesek δs = φ dan
adhesi cd = c2 :

ΣRh = cd B x ΣPv tg δs

= 1,79 x 4,00 x 431,90 x tg 25,021ᵒ

= 208,752 kN/m

Rh
F geser = > 1,5 Aman
Ph

208,752
= = 1,06 < 1,5…,,,,,(Tidak Aman)
196,478

71
4.2.2.5 Perhitungan Terhadap Keruntuhan Kapasitas Daya Dukung

Dalam hal ini akan digunkan metode Hansen. Pada hitungan ini
dianggap fondasi terletak di kedalaman 1 meter dari permukaan.

Mx  Mh
xe =
Pv

1098,45  370,934
=
431,90

= 1,68 m

B
‘e =  xe
2

4,00
= 1,68
2

= 0,32 m < B/6 = 0,67 m

B’ = B – 2e

= 4,00 – ( 2 x 0,32 )

= 3,37 m

A’ = B’ x 1 = 3,37 m2

q =
 Pv (1  6e )
B B

431,90 6 x0,32
qmin = (1  ) = 56,87 kN/m2
4 4

431,90 6 x0,32
qmak= (1  ) = 159,08 kN/m2
4 4

Gaya Horisontal : H = 196,478 kN

72
Gaya vertical : V = 431,90 kN.

φ = 25,02ᵒ

Nc = 20,72 (Tabel 3.3 hal.150 Fondasi 1, HC)

Nq = 10,66 (Tabel 3.3 hal.150 Fondasi 1, HC)

Ny = 6,76 (Tabel 3.3 hal.150 Fondasi 1, HC)

Faktor kemiringan beban ((Tabel 3.5c hal.174 Fondasi 1, HC) :

5
 0,5 H 
iq = 1   >0
 V  A' ca (ctg ) 

5
 0,5  6 
= 1  
 431,90  3,37  1,79(ctg 25,02) 

= 0,29

ic = iq – ( 1- iq ) / Nc tg φ

= 0,29 – ( 1 - 0,29 ) / 20,72 tg 25,02 ᵒ

= 0,21

5
 0,7 H 
iγ = 1  
 V  A' ca (ctg ) 

5
 0,7  6 
= 1  
 431,90  3,37  1,79(ctg 25,02) 

= 0,16

Faktor kedalaman (Tabel 3.5a hal.173 Fondasi 1, HC) :

dc = 1+ 0,4 (D/B)

= 1 + 0,4 ( 1 / 4 )

73
= 1,10

dq = 1 + 2 (D/B) tg φ (1-sin φ)²

= 1 + 2 ( 1/4) tg 25,02 (1- sin 25,02)2

= 1 + 2 x 0,25 x 0,47 x 0,33

= 1,08

dγ =1

Faktor bentuk sq = sc = sγ = 1 ( fondasi memanjang )

p0 = Df x γ = 1 x 24,82 =24,82 kN/m2

qult = ScdcicCNc +Sqdqiqp0Nq +Sγdγiγ 0,5B’γb Nγ

= (1 x 1,1 x 0,21x 1,79 x 20,72) +

(1 x 1,08 x 0,29 x 24,82 x 10,66) +

(1 x 1 x 0,16 x 0,5 x 3,37 x 24,82 x 6,76 )

= 8,71 + 83,49 + 45,34

= 137,54 kN/m2

Bila dihitung dengan berdasarkan lebar fondasi efektif , yaitu


tekanan fondasi ketanah dasar terbagi rata secara sama, maka :

Pv 431,90
q’ = = = 128,20 kN/m2
B' 3,37

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung :

qu 137,54
F = = = 1,07 < 3 (Tidak Aman )
q' 128,20

74
0,40 m
q




h1= 2,00 m
γ = 2,60 g/cm3 q.Ka1

1/2.h12.?1.Ka1 Pa1
φ = 15,39ᵒ

h1/3
c = 0,038 kg/cm2
H = 6,00 m

h1.?1.Ka1



γ = 2,57 g/cm3
h2= 1,50 m

h1.?1.h2.Ka2 Pa2
q.Ka2
φ = 25,95ᵒ 1/2.h22.?2.Ka2

h2/3
Pa3

h2/2
c = 0,015 kg/cm2 h1.?1.Ka2 h2.?2.Ka2



γ = 2,54 g/cm3
h3= 1,50 m

Pp = ½ h32 γ3 Kp3
h1.?1.h3.Ka3 + h2.?2.h3.Ka3 Pa4
q.Ka3
Pp 1/2.h32.?1.Kp3 φ = 28,88ᵒ 1/2.h32.?3.Ka3
Pa5

h3/3
h3/3

h3/2
c = 0,0045 kg/cm2
h1.?1.Ka3 + h2.?2.Ka3 h3.?3.Ka3
h3.?3.Kp3
h3 γ3 Kp3

Tanah Fondasi: φ =25,021ᵒ

C2= 0,01825 kg/cm2

γs = 2,58 g/cm3
85,14 2
56,87 kN/m

2
159,08 kN/m
128,81
B = 4,00 m

Gambar 4.9 Diagram yang berkerja pada dinding penahan tanah segmen 1

75
4.2.3 Perhitungan Stabilitas Dinding Penahan Tanah pada Segmen 2
Data tanah pada segmen 2 :
Tanah urug :
Lapisan tanah 1
Kohesi (C) : 0,54 kN/m²
Sudut geser (φ) : 32,59°

Berat isi tanah (s) : 25,21 kN/m³


Lapisan tanah 2
Kohesi (C) : 0,15 kN/m²
Sudut geser (φ) : 21,05°

Berat isi tanah (s) : 24,72 kN/m³

Tanah Fondasi :
Kohesi (C) : 1,790 kN/m²
Sudut geser (φ) : 25,32°

Berat isi tanah (s) : 24,92 kN/m³

Berat isi beton (c) : 25,000 kN/m³

4.2.3.1 Perhitungan Gaya Vertikal dan Gaya Momen


1. Perhitungan gaya vertikal
Perhitungan struktur dan tanah menggunakan faktor beban mati 1,2
dan beban hidup 1,6 .

W1 = Luas Bidang 1 x c x 1,2

= B1 x H1 x c x 1,2
= 0,4 x 5,2 x 25 x 1,2
= 62,4 kN

W2 = ½ x B2 x H2 x c x 1,2

76
= 0,5 x 0,40 x 5,20 x 25 x 1,2
= 31,2 kN

W3 = B1 x H3 x c x 1,2
= 4,00 x 0,80 x 25 x 1,2
= 96 kN

WT1 = B4 x h1 x s x 1,2
= 1,90 x 1,8 x 25,21x 1,2
= 103,47 kN

WT2 = B4 x h2 x s x 1,2
= 1,90 x 2,40 x 24,72 x 1,2
= 135,27 kN
2. Perhitungan lengan terhadap titik O :
A1 = ½ x 0,40+ 0,40 +1,30
= 1,90 m
A2 = 2/3 x 0,4 + 1.30
= 1,57 m
A3 = ½ x 4,00
= 2,00 m
AT1,2 = ½ x 1,90 - 4,00
= 3,05 m
Hasil dari perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

77
Tabel 4.6 Perhitungan beban struktur dan tanah segmen 2

Berat W Jarak Terhadap Momen


No
(kN) Titik O (M) ( kN )
1 w1 62,40 A1 1,90 118,56
2 w2 31,20 A2 1,57 48,88
3 w3 96,00 A3 2,00 192,00
4 wT1 103,47 AT1 3,05 315,58
5 wT2 135,27 AT2 3,05 412,59

∑Pv = 428,34 ∑Mx = 1087,61

4.2.3.2 Perhitungan Tekanan Tanah Total


1. Perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif
Perhitungan koefisien tanah aktif dan pasif pada segmen 2
dihitung dengan metode yang sama pada segmen 1, maka koefisien
tanah yang didapat yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.7 Koefisien tekanan tanah aktif dan pasif Segmen 2


Rankine Coloumb
Lapisan Tanah
Ka Kp Ka Kp
Lapisan Tanah 1 0,300 3,335 0,269 7,763
Lapisan Tanah 2 0,471 2,121 0,420 3,094

2. Perhitungan Tekanan Tanah dari Nilai ”q”

2q
σh = (   sin  cos 2 )

dengan,
β = 6ᵒ = 0,105 ( dalam radian)
α = 61ᵒ = 1,065 ( dalam radian)

2  500
σh = (0,105  sin 0,105 cos( 2  1,065)

78
= 318,5 x 0,21
= 66,6 kN/m
3. Perhitungan tekanan tanah total aktif (Pa) dan pasif ( Pp) :
Perhitungan tekanan tanah total digunakan koefisien tekanan
tanah dari perhitungan metode rankine karena memiliki nilai
koefisien tekanan tanah aktif yang besar.

Pa1 = 0,5 h12 s1 Ka1 1,2


= 0,5 x 1,82 x 25,21 x 0.30 x 1,2
= 14,70 kN

Pa2 = s1 h1 h2 Ka2 1,2


= 25,21 x 1,8 x 3,2 x 0,471 x 1,2
= 82,16 kN

Pa3 = 0,5 h22 s2 Ka2 1,2


= 0,5 x 3,22 x 24,72 x 0,471 x 1,2
= 71,61 kN

Paq1 = σh Ka1 1,6


= 66,6 x 0.30 x 1,6
= 31,96 kN

Paq2 = σh Ka2 1,6


= 66,6 x 0.471 x 1,6
= 50,24 kN

Pp = 0,5 h22 s2 Kp3 1,2


= 0,5 x 1,52 x 24,72x 2,12 x 1,2
= 70,79 kN

79
4. Perhitungan lengan terhadap titik O :
Pa1 = ⅓ x 5,0
= 1,667 m
Pa2 = ½ x 3,2
= 1,60 m
Pa3 = ⅓ x 3,2
= 1,07 m
Paq1 = ½ x 5,0
= 2,50 m
Paq2 = ½ x 3,2
= 1,60 m
Pp = ⅓ x 1,50
= 0,50 m
Tabel 4.8 Perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif metode Rankine

Lengan
No
Tekanan Tanah terhadap alas Momen
(kN) (m) (kN·m)
1 Pa1 14,70 (-) 1,67 24,49 (-)
2 Pa2 82,16 (-) 1,60 131,46 (-)
3 Pa3 71,61 (-) 1,07 76,38 (-)
4 Paq1 31,96 (-) 2,50 79,89 (-)
5 Paq2 50,24 (-) 1,60 80,39 (-)
7 Pp 70,79 (+) 0,50 35,39 (+)
PH 179,88 MHa 357,23

4.2.3.3 Terhadap Stabilitas Gaya Guling

Mx
F guling = ≥ 1,5 Aman
Mh

1087,61
= = 3,04  1,5……(Aman)
357,23

80
4.2.3.4 Terhadap Stabilitas Gaya Geser

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 4 m, dihitung dengan


menganggap dasar dinding sangat kasar, sehingga sudut gesek δs = φ dan
adhesi cd = c2 :

ΣRh = cd B x ΣPv tg δs

= 1,91 x 4,00 x 428,34 x tg 25,320ᵒ

= 210,31 kN/m

Rh
F geser = > 1,5 Aman
Ph

210,31
=
179,88

= 1,17 < 1,5…,,,,,(Tidak Aman)

4.2.3.5 Perhitungan Terhadap Keruntuhan Kapasitas Daya Dukung

Dalam hal ini akan digunkan metode Hansen. Pada hitungan ini
dianggap fondasi terletak di kedalaman 1 meter dari permukaan.

Mx  Mh
xe =
Pv

1087,61  357,23
=
428,34

= 1,71 m

B
‘e =  xe
2

4,00
= 1,71
2

= 0,01 m < B/6 = 0,67 m

81
B’ = B – 2e

= 4,00 – ( 2 x 0,01 )

= 3,98 m

A’ = B’ x 1 = 3,98 m2

Karena e < B/6 maka : < B/6 = 0,5

q =
 Pv (1  6e )
B B

428,34 6 x0,01
qmin = (1  ) = 105,48 kN/m2
4 4

428,34 6 x0,01
qmak= (1  ) = 108,69 kN/m2
4 4

Gaya Horisontal : H = 179,88 kN

Gaya vertical : V = 428,34.

φ = 25,32ᵒ

Nc = 20,72 (Tabel 3.3 hal.150 Fondasi 1, HC)

Nq = 10,66 (Tabel 3.3 hal.150 Fondasi 1, HC)

Ny = 6,76 (Tabel 3.3 hal.150 Fondasi 1, HC)

Faktor Kemiringan Beban ((Tabel 3.5c hal.174 Fondasi 1, HC) :

5
 0,5H 
iq = 1   >0
 V  A' ca(ctg ) 

5
 0,5  6 
= 1  
 428,34  3,98  1,91(ctg 25,32) 

= 0,32

82
ic = iq – ( 1- iq ) / Nc tg φ

= 0,32 – ( 1 - 0,32 ) / 20,72 tg 25,32 ᵒ

= 0,25

5
 0,7 H 
iγ = 1  
 V  A' ca (ctg ) 

5
 0,7  6 
= 1  
 428,34  3,98  1,91(ctg 25,32) 

= 0,19

Faktor kedalaman (Tabel 3.5a hal.173 Fondasi 1, HC) :

dc = 1+ 0,4 (D/B)

= 1 + 0,4 ( 1 / 4 )

= 1,10

dq = 1 + 2 (D/B) tg φ (1-sin φ)²

= 1 + 2 ( 1/4) tg 25,32 (1- sin 25,32)2

= 1 + 2 x 0,25 x 0,47 x 0,33

= 1,08

dγ =1

Faktor bentuk sq = sc = sγ = 1 ( fondasi memanjang )

p0 = Df x γ = 1 x 24,92 =24,92 kN/m2

qult = ScdcicCNc +Sqdqiqp0Nq +Sγdγiγ 0,5B’γb Nγ

83
= (1 x 1,1 x 0,25x 1,91x 20,72) +

(1 x 1,08 x 0,32 x 24,92 x 10,66) +

(1 x 1 x 0,19 x 0,5 x 3,98 x 24,92 x 6,76 )

= 11,02 + 92,40 + 63,38

= 166,80 kN/m2

Bila dihitung dengan berdasarkan lebar fondasi efektif , yaitu tekanan


fondasi ketanah dasar terbagi rata secara sama, maka :

Pv 428,34
q’ = = = 107,62 kN/m2
B' 3,98

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung :

qu 166,80
F = = = 1,55 < 3 (Tidak Aman )
q' 107,62

Atau dapat pula faktor aman dihitung ddengan :

qu  B ' 166,80  3,98


F = = = 1,55 > 3 ( Tidak Aman )
q' 107,62

84
0.4
q





γ = 2,57 g/cm3

φ = 32,59ᵒ q.Ka1
Pa1 1/2.h12.?1.Ka1

c = 0,0055 kg/cm2

h1/3
h1.?1.Ka1
6.0





γ = 2,52 g/cm3

φ = 21,05ᵒ

h1.?1.h2.Ka2
c = 0,0015 kg/cm2 q.Ka2 Pa2

1/2.h22.?2.Ka2 Pa3

Pp = ½ h22 γ2 Kp2

h2/2
1/2.h22.?1.Kp2

h2/3
Pp

h .? .Kp h .? .Ka h .? .Ka


h22 γ22 Kp2 2 h1 1γ11 Ka22 h2 2γ2 2Ka22

Tanah Fondasi: φ =25,32ᵒ

C2= 0,0195 kg/cm2

γs = 2,54 g/cm3

108,69 kN/m 105,48 kN/m

Gambar 4.10 Diagram yang berkerja pada dinding penahan tanah segmen 2

85
4.2.4 Rekapitulasi Gaya dan Keamanan Dinding Penahan Tanah

Tabel 4.9 Rekapan gaya dan keamanan dinding penahan tanah

V Mv H Mh Geser Guling Keruntuhan


Segmen
kN kN.m kN kN.m > 1,5 > 1,5 >3

Seg- 1 431,90 1098,45 196,48 370,93 1,06 2,96 1,07

Seg- 2 428,34 1087,61 179,88 357,23 1,17 3,04 1,55

Karena stabilitas terhadap geser dan stabilitas terhadap keruntuhan


daya dukung tanah tidak memenuhi syarat keamanan, maka konstruksi
dinding penahan tanah pada segmen 1 dan segmen 2 perlu ditambah dengan
tiang pancang.

4.2.5 Penulangan Dinding Penahan Tanah

Perancangan tulangan mengacu pada peraturan “Tata Cara


Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung” (SNI 03-2847-2002)
menurut pasal – pasal yang sesuai.

4.2.5.1 Penulangan Dinding Vertikal

Diketahui :

Mu = 370,93 kN/m (Momen yang bekerja pada dinding )

Vu = 196,48 kN/m ( Beban geser yang bekerja pada dinding)

d = 800 – 75 – 25 = 700 mm ( tinggi efektif )

b = 1000 mm ( Lebar yang di tinjau per 1 meter )

fc’ = 25 Mpa < 30 Mpa, β = 0,85

fy’ = 400 Mpa

86
1. Kebutuhan Tulangan Geser

Kuat geser beton :

   
Vc = 1 / 6 fc' bxd = 1 / 6 25 1000 x700 = 583,333 kN

ϕVn = ϕVc = 0,75 x 583,333 kN = 437,500 kN >196,48 kN/m (ok)

Karena nilai ϕVc > Vu maka dinding vertical tidak


memerlukan tulangan geser hanya memerlukan tulangan minimum.

1. Kebutuhan Tulangan Momen ( D 25 )

 1,4   1,4 
Ast =  bxd =  1000 x700 = 2450 mm2
 
fy  400 

 Ast. fy   2450 x 400 


a =   =   = 46,118 mm
 0,85. fc.b   0,85 x 25 x1000 

Ast 2450
ρ = = = 0,0035
b.d 1000 x 700

 0,85. f ' c . 1 600    0,85  25  0,85 600 
ρmax =0,75       0,0203

 fy 600  f y 
  400 600  400 
Berdasarkan dengan SNI 03-2847-2002, Pasal 12.5 ayat 1).
maka ρmin

 1,4   1,4  f 'c 25


ρmin =   =   = 0,0035 atau  min    0,0031
 fy   400  4. f y 4  400

Karena persyaratan rasio penulangan ρmin < ρ < ρmax dan dari
perhitungan di dapat 0,0031<0,0035<0,0203 maka rasio
penulangan sesuai persyaratan, di gunakan ρmin .

Mn.ϕ = 0,85 . fc . b. a. (d-1/2.a)

=0,85 x 25 x 1000 x 46,118 (700-1/2 x 46,118)

= 663402352,941 N/mm

87
= 663,402 kN/m x 0,80

= 530,722 kN/m > Mu, 370,93 kN/m (ok)

2450
n = = 4,994 buah = 5 buah/1000mm
1
. 25 2

s = 1000/5 = 200 mm

Maka tulangan lentur yang digunakan adalah D25-200.

2. Kebutuhan Tulangan Memanjang ( D 12 )

b' = 800 – 75 – 25 – 12 = 688 mm

h’ = 5200 – 75 – 25 -12 = 5088 mm

As = 0,0031.b.h = 0,0031 x 688 x 5088

= 10851,686 mm2

n = 10851,686 / 200 = 54,258 buah = 56 buah

Maka, tulangan memanjang yang digunakan adalah 56D12

4.2.5.2 Penulangan Pelat Kaki

Diketahui :

Mu = 1098,45 kN/m (Momen yang bekerja pada Pelat )

Vu = 431,90 kN/m ( Beban geser yang bekerja pada Pelat )

d' = 800 – 75 – 25 = 700 mm ( tinggi efektif )

b’ = 4000 -75 -25 = 3900 mm ( Lebar Efektif )

fc’ = 25 Mpa

fy’ = 400 Mpa

88
1. Kebutuhan Tulangan Geser

Kuat geser beton :

   
Vc = 1 / 6 fc' bxd = 1 / 6 25 3900 x700 = 2275 kN

ϕVn = ϕVc = 0,75 x 2275 kN = 1706,25 kN > 431,90 kN/m (ok)

Karena nilai ϕVc > Vu maka dinding vertical tidak


memerlukan tulangan geserdan menggunakan tulangan minimum.

2. Kebutuhan Tulangan Momen ( D 25 )

 1,4   1,4 
Ast =  bxd =  3900 x 700 = 9555 mm2
 
fy  400 

 Ast. fy   9555 x 400 


a =   =   = 46,118 mm
 0,85. fc.b   0,85 x 25 x3900 

Ast 9555
ρ = = = 0,0035
b.d 3900 x700

ρmin< ρ <ρmax = 0,0031<0,0035<0,0203

Mn.ϕ = 0,85 . fc . b. a. (d-1/2.a)

=0,85 x 25 x 3900 x 46,118 (700-1/2 x 46,118)

= 2,58 x 109 N/mm

= 2587,29 kN/m x 0,80

= 2069,832 kN/m > Mu, 1098,45 kN/m (ok)

9555
n = = 19,475 buah = 20 buah/1000mm
1
. 25 2

s = 3900/20 = 195 mm = 200

89
Maka tulangan lentur yang digunakan adalah D25-200.

3. Kebutuhan Tulangan Memanjang ( D 12 )

b' = 4000 – 75 – 25 – 12 = 3888 mm

h’ = 800 – 75 – 25 -12 = 688 mm

As = 0,0031.b.h = 0,0031 x 688 x 3888

= 8292,3264 mm2

n = 8292,3264 / 200 = 41,462 buah = 42 buah

Maka, tulangan memanjang yang digunakan adalah 42D12

Gambar 4.11.Tulangan pada dinding penahan tanah

90
4.3 Analisa Perhitungan Tiang Pancang
4.3.1 Tiang Pancang Baja Tipe Spiral Pipe ( Bulat )
Spesifikasi tiang baja yang akan di gunanakan sesuai uraian dari PT.
Gunung Garuda Steel adalah sebagai berikut :

15 CM

TIANG PANCANG Ø 300mm

Gambar 4.12 Dimensi tiang pancang spiral pipe

1. Diameter d = 0,300 m
2. Tebal t = 0,009 m
3. Luas Luar Ao = 0,073 m2
4. Luas Dalam Ai = 0,069 m2
5. Keliling Ak = 0,957 m
6. Berat Baja Ws = 0,644 kN/m
7. Mutu Baja Fs = 540 N/mm2
8. Panjang rencana pancang L = 12,0 m
Maka, berat sendiri tiang (Wp) yang didapat sebagai berikut :
1. Berat Baja 12 m (Ws x L ) Wbj = 7,728 kN
2. Berat Beton isian 3 m dalam Pipa,
( 25 kN/m3 x 3 m x Ai ) Wc = 5,151 kN
3. Berat Tanah 9 m Dalam Pipa,
( γ tanahrata-rata x 9 x Ai ) Wt = 15,169 kN
Berat Tiang Pancang (Wbj+Wc+Wt),
Wp = 28,049 kN

91
4.3.1.1 Analisa Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Baja Spiral Pipe

1. Perhitungan Hasil CPT ( Cone Penetration Test )

Diketahui :

qc = tahanan penetrasi kerucut statis yang merupakan nilai rata-


rata dihitung dari 8.D atas dasar tiang sampai 4.D di bawah
dasar tiang (kg/cm2)

JHL = jumlah hambatan lekat kerucut statis yang merupakan nilai


rata-rata dihitung dari 8.D atas dasar tiang sampai 4.D di
bawah dasar tiang (kg/cm2)

Ao = luas penampang tiang, rumus : A’o = π x r²

Ak = keliling penampang tiang, rumus : Ak = π x d

SF = faktor keamanan, karena pembebanan pada konstruksi tetap


maka digunakan sf = 3 (end bearing) dan sf = 5 (friction
pile.

Dimana :

Diperhitungkan terhadap Tahanan tanah keras dan kelekatan


tanah (End Bearing pile and Friction Pile), maka :

Segmen 1 :

qc = 115,104 kg/cm2

JHL = 2115.176 kg/cm

Ao  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

729.288  115,104 95.707  2115.176


Q tiang = 
3 5

92
P tiang = 27981.451 + 40487.511

Q tiang = 68468.962 kg

= 671.681 kN

P netto = P tiang - Wp

= 671.681 - 28,049

Q tiang = 643.632 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 643,632 kN

Segmen 2 :

qc = 123,077 kg/cm2

JHL = 2211.330 kg/cm

Ao  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

729.288  123,077 95.707  2211.330


Q tiang = 
3 5

P tiang = 29919,543+ 42328,034

Q tiang = 72247,577 kg

= 708,749 kN

P netto = P tiang - Wp

= 708,749 - 28,049

Q tiang = 680.700 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 680.700 kN

Kontrol : F = 2,5

93
Kontrol keamana diambil daya dukung yang terkecil yaitu pada
segmen 1.

643.632
 1,49  2,5( KurangAman)
431,900

Tiang pancang dicoba pasang 2 baris :

643.632  2 1287,623
  2,980  2,5( Aman)
431,900 431,900

2. Perhitungan Hasil SPT ( Standard Penetration Test )

Kapasitas nominal tiang pancang secara empiris dari nilai N hasil


pengujian SPT menurut mayerhoff dinyatakan dengan :

N = Nilai SPT disekitar 8.D diatas dasar tiang s/d 4.D


dibawah

Nb = Nilai SPT rata-rata sepanjang tiang

Ab = Luas penampang tiang (m2)

As = Luas selimut tiang (m2)

94
Berdasarkan hasil pengujian SPT di peroleh data sebagai berikut

Segmen 1 :

Tabel 4.10 Data hasil uji SPT pada segmen 1

Kedalaman Nilai SPT L1 L1 * N


No
z1 (m) z2 (m) N (m)
1 0,00 1,30 0 1,3 0,0
2 1,30 6,00 12,5 4,7 58,8
3 6,00 8,00 13 2,0 26,0
4 8,00 9,00 31 1,0 31,0
5 9,00 10,00 31 1,0 31,0
6 10,00 15,70 37 5,7 210,9
7 15,70 16,00 4 0,3 1,2
8 16,00 18,60 35 2,6 91,0
18,6 449,9

 L1 N 449,9
Nb = 
L 18,6

 24,19

N 8.D  N 4.D 37  35
N = 
2 2

 36

As = π x d x L = π x 0.3 x 12

= 11,491 m2

Ptiang1 = 38 x N + Ab x Nb x As

= 38 x 36 + 0,073 x 24,19 x 11,491

= 377,725 kN

95
Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 24,19 x 0,073

= 670,592 kN

Pnetto = Pmaks - Wp = 670,592 – 28,049

= 642,543 kN

Segmen 2 :

Tabel 4.11 Data hasil uji SPT pada segmen 2

Kedalaman
Nilai SPT L1 L1 * N
No
z1 (m) z2 (m) N (m)
1 0,00 1,60 0 1,6 0,0
2 1,60 5,00 11 3,4 37,4
3 5,00 8,00 15 3,0 45,0
4 8,00 10,70 30 2,7 81,0
5 10,70 12,00 37,5 1,3 48,8
6 12,00 18,00 32 6,0 192,0
7 18,00 19,20 36 1,2 43,2
19,2 447,4

 L1 N 447,4
Nb = 
L 19,2

 23,30

N 8.D  N 4.D 32  36
N = 
3 2

 34

As = π x d x L = π x 0.3 x 12

96
= 11,491 m2

Ptiang1 = 38 x N + Ab x Nb x As

= 38 x 34 + 0,073 x 23,30 x 11,491

= 361,999 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 23,30 x 0,073

= 646,025 kN

Pnetto = Pmaks - Wp = 646,025 – 28,049

= 617,976 kN

Tabel 4.12 Rekap Daya dukung tiang baja spiral pipe

Sondir SPT
Segmen
kN kN

Seg-01 643,632 642,543


Seg-02 680,700 617,976

Karena prosedur pengujian SPT yang tidak konsisten, hasil


hitungan kapasitas dukung tiang tidak begitu akurat oleh karena itu,
digunakan perhitungan hasil pengujian sondir yang terkecil untuk
perhitungan kapasitas daya dukung tiang yaitu 643,632 kN.

4.3.1.2 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok Baja Spiral Pipe

Konstruksi dinding penahan sepanjang 30 meter dan Beban


vertikal yang bekerja untuk tinjauan 1 meter adalah (Pv) = 428,679 kN,
Maka gaya vertikal menjadi :

97
Pv total = Pv  panjang dinding

Pv total = 431,900 x 30 meter

Pv total = 12956,986 kN

Untuk perhitungan jumlah pancang dapat menggunakan rumus :

PvTotal 12956,986
n tiang pancang = 
Ptiang 643,632

n tiang pancan = 20,13 buah

= 22 buah tiang pancang

Jumlah Pancang = 2 x 22

= 44 buah tiang pancang ukuran 12 m.

Perletakan tiang adalah 2 baris memanjang, masing – masing baris


berisi 22 tiang (untuk tiang pancang tegak), maka total tiang pancang
yang di gunakan adalah :

m = jumlah baris = 2,00

n = jumlah tiang dalam 1 baris = 22

θ = arc tan d/s = 12,079

d = diameter tiang = 0,30

s = jarak antara tiang (as ke as) = 1,40 m

Untuk perhitungan efisiensi tiang digunakan perumusan


untuk efisiensi tiang dari Converse-Labarre Formula :

  (n  1)m  (m  1)n 
Eg = 1  
90  mn 

98
12,079  (22  1)2  (2  1)22 
= 1  
90  2  22 

= 1  ( 0,134  1,455 )

= 0,805

= 80 %

Qu tiang = Eg  P tiang x Jumlah Pancang

= 80 %  643,632 x 44

= 22791,308kN > 12956,986 kN …..Aman

Gaya maksimum yang dipikul tiang berdasarkan jaraknya adalah


sebagai berikut :

Y
0.40 m
1.60 m

O X
4.0

1.60 m

0.40 m

0.30 m 0.30 m
1.40 m 1.40 m 1.40 m

Gambar 4.13 Potongan titik pancang spiral pipe X² dan Y²

99
Tabel 4.13 Perhitungan X² dan Y² pancang spiral pipe

No X X² nx X² . nx Y Y² ny y² . nx
1 0,70 0,49 4 1,96 1,60 2,56 22 56,32
2 2,10 4,41 4 17,64 1,60 2,56 22 56,32
3 3,50 12,25 4 49
4 4,90 24,01 4 96,04
5 6,30 39,69 4 158,76
6 7,70 59,29 4 237,16
7 9,10 82,81 4 331,24
8 10,50 110,25 4 441
9 11,90 141,61 4 566,44
10 13,30 176,89 4 707,56
11 14,70 216,09 4 864,36
ΣX2 = 3471,16 Σy2 112,64

X² = 3471,16 m2

Y² = 112,64 m2

X maks = 14,70 m

Y maks = 1,60 m

ny = 2 (jumlah baris)

nx = 11 (jumlah tiang per baris)

n = 44 (buah tiang pancang)

Mx = 370,934 kN/m (momen tegak lurus sumbu X)

My = 1098,454 kN/m (momen tegak lurus sumbu Y)

ΣPv = 12956,986 kN

Pv My  Xmaks Mx  Ymaks


P maks =  
n ny  x 2 nx  y 2

100
12956,986 1098,454  14,70 370,934  1,60
=  
44 2  3471,16 11  112,64

= 294,477 + 2,326 ± 0,479

= 297,282 kN < 643,632 kN … Aman

Jadi, beban maksimal yang di distribusikan ke satu tiang


pancang adalah 297,282 kN < 643,632 kN maka tiang pancang
baja tipe spiral pipe (bulat) diameter 300 mm dapat digunakan.

4.3.2 Tiang Baja H-Beam


Spesifikasi tiang baja yang akan di gunanakan sesuai uraian dari
PT. Gunung Garuda Steel adalah sebagai berikut :

300mm

t1 300mm

t2

Gambar 4.14 Dimensi tiang pancang H-Beam

1. Diameter B = 0,300 m
H = 0,300 m
2. Tebal t1 = 0,015 m
t2 = 0,010 m
3. Luas Ab = 0,012 m2
4. Keliling Ak = 1,474 m
5. Berat Baja Ws = 0,921 kN/m
6. Mutu Baja Fs = 540 N/mm2
7. Panjang rencana pancang L = 12,0 m
Maka, berat sendiri tiang (Wp) yang didapat sebagai berikut :

101
1. Berat Baja 12 m (Ws x L ) Wbj = 11,054 kN

4.3.2.1 Analisa Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal

1. Perhitungan Hasil CPT ( Cone Penetration Test )

Segmen 1 :

qc = 115,104 kg/cm2

JHL = 2115,176 kg/cm2

Ab  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

119,800  115,104 147,400  2115,176


Q tiang = 
3 5

P tiang = 4596.502 + 62355.383

Q tiang = 66951.885 kg

= 656,798 kN

P netto = P tiang - Wp

= 656,798 - 11,054

Q tiang = 645,774 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 645,774 kN

Segmen 2 :

qc = 123,077 kg/cm2

JHL = 2211.330 kg/cm

Ao  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

102
119,800  123,077 147,400  2211.330
Q tiang = 
3 5

P tiang = 4914,872 + 65189,999

Q tiang = 70104,871 kg

= 687,729 kN

P netto = P tiang - Wp

= 687,729 - 11,054

Q tiang = 676.674 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 676.674 kN

Kontrol : F = 2,5

645,774
 1,52  2,5( KurangAman)
431,900

Tiang pancang dicoba pasang 2 baris :

645,774  2 1345,979
  3,04  2,5( Aman)
431,900 431,900

2. Perhitungan Hasil SPT ( Standard Penetration Test )

Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12 hasil perhitungan SPT di


peroleh data sebagai berikut :

Segmen 1 :

Nb = 24,19

N = 36

As = Ak x L = 1,474 x 12

= 17,688 m2

103
Ptiang1 = 38 x N x Ab + Nb x As

= 38 x 36 x 0,012 + 24,19 x 17,688

= 444,181 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 24,19 x 0,012

= 110,102 kN

Ptiang = Pmaks x Wp = 444,181 - 11,054

= 433,127 kN

Segmen 2 :

Nb = 23,30

N = 34

As = Ak x L = 1,474 x 12

= 17,688 m2

Ptiang1 = 38 x N x Ab + Nb x As

= 38 x 34 x 0,012 + 23,30 x 17,688

= 427,599 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 23,30 x 0,012

= 106,069 kN

Ptiang = Pmaks x Wp = 427,599 - 11,054

= 416,545 kN

104
Tabel 4.14 Rekap Daya dukung tiang baja H-Beam

Sondir SPT
Segmen
kN kN

Seg-01 645,744 433,127


Seg-02 676,674 416,545
`

Karena prosedur pengujian SPT yang tidak konsisten, hasil


hitungan kapasitas dukung tiang tidak begitu akurat oleh karena itu,
digunakan perhitungan hasil pengujian sondir yang terkecil untuk
perhitungan kapasitas daya dukung tiang yaitu 645,744 kN.

4.3.2.2 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok (Pile Group)

Konstruksi dinding penahan sepanjang 30 meter dan Beban


vertikal yang bekerja untuk tinjauan 1 meter adalah (Pv) = 428,679 kN,
Maka gaya vertikal menjadi :
Pv total = Pv  panjang dinding

Pv total = 431,900 x 30 meter

Pv total = 12956,986 kN

Untuk perhitungan jumlah pancang dapat menggunakan rumus :

PvTotal 12956,986
n tiang pancang = 
Ptiang 645,744

n tiang pancan = 20,07 buah

= 22 buah tiang pancang

Jumlah Pancang = 2 x 22

= 44 buah tiang pancang ukuran 12 m.

105
Karena jumlah tiang, ukuran dan jarak antar tiang sama dengan
tiang pancang baja spiral pipe, maka untuk effisiensi tiang pancang
sama yaitu :

Eg = 80 %

Qu tiang = Eg  P tiang x Jumlah Pancang

= 80 %  645,744 x 44

= 22866,096 kN > 12956,986 kN......Aman

Gaya maksimum yang dipikul tiang berdasarkan jaraknya adalah


sebagai berikut :

Y
0.40 m
1.60 m

O X
4.0

1.60 m

0.40 m

0.30 m 0.30 m
1.40 m 1.40 m 1.40 m

Gambar 4.15 Potongan titik pancang H-Beam X² dan Y²

106
Karena jumlah dan jarak tiang pancang dan jaraknya sama
dengan tipe spiral pipe maka, Pmaks = 297,282 kN < 645,744 kN ;
jadi tiang pancang H-Beam ukuran 300 x 300 dapat digunakan.

4.3.3 Tiang Pancang Beton Square (Segi Empat)


Spesifikasi tiang beton yang akan di gunanakan sesuai uraian dari
PT. King Pile adalah sebagai berikut :

Gambar 4.16 Dimensi tiang pancang square

1. Diameter B = 0,250 m
H = 0,250 m
2. Luas Ab = 0,063 m2
3. Keliling Ak = 1,000 m
4. Berat Beton Ws = 1,472 kN/m
5. Mutu Beton Fc 40 = 407,888 kg/cm2
6. Panjang rencana pancang L = 12 m
Maka, berat sendiri tiang (Wp) yang didapat sebagai berikut :
1. Berat Pancang 12 m(Ws x L ) Wp = 17,658 kN

4.3.3.1 Analisa Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal


1. Perhitungan Hasil CPT ( Cone Penetration Test )

Segmen 1 :

qc = 114,106 kg/cm2

107
JHL = 2129,227 kg/cm2

Ab  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

625  114.106 100  2129,227


Q tiang = 
3 5

P tiang = 23772.096 + 42584.545

Q tiang = 66356.641 kg

= 650.959 kN

P netto = P tiang - Wp

= 650.959 - 17,658

Q tiang = 633,301 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 633,301 kN

Segmen 2 :

qc = 125,795 kg/cm2

JHL = 2220,485 kg/cm2

Ab  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

625  125,795 100  2220,485


Q tiang = 
3 5

P tiang = 26207,386 + 44409,697

Q tiang = 70617,083 kg

= 692,754 kN

P netto = P tiang - Wp

108
= 692,754 - 17,658

Q tiang = 675,096 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 675,096 kN

Kontrol : F = 2,5

633,301
 1,47  2,5( KurangAman)
431,900

Tiang pancang dicoba pasang 2 baris :

633.301  2 1266,601
  2,93  2,5( Aman)
431,900 431,900

2. Perhitungan Hasil SPT ( Standard Penetration Test )

Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12 hasil perhitungan SPT di


peroleh data sebagai berikut :

Segmen 1 :

Nb = 24,19

N = 36

As = Ak x L = 1,00 x 12

= 12,00 m2

Ptiang1 = 38 x N x Ab + Nb x As

= 38 x 36 x 0,063 + 24,19 x 12,00

= 375,726 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 24,19 x 0,063

109
= 574,405 kN

Ptiang = Pmaks x Wp = 574,405 - 17,658

= 556,747 kN

Segmen 2 :

Nb = 23,30

N = 34

As = Ak x L = 1,00 x 12

= 12,00 m2

Ptiang1 = 38 x N x Ab + Nb x As

= 38 x 34 x 0,063 + 23,30 x 12,00

= 360,344 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 23,30 x 0,063

= 553,363 kN

Ptiang = Pmaks x Wp = 553,363 - 17,658

= 535,705 kN

110
Tabel 4.15 Rekap Daya dukung tiang beton square

Sondir SPT
Segmen
kN kN

Seg-01 633,301 556,747


Seg-02 675,096 535,705
`

Karena prosedur pengujian SPT yang tidak konsisten, hasil


hitungan kapasitas dukung tiang tidak begitu akurat oleh karena
itu, digunakan perhitungan hasil pengujian sondir yang terkecil
untuk perhitungan kapasitas daya dukung tiang yaitu 633,301 kN.

4.3.3.2 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok (Pile Group)

Pv total = Pv  panjang dinding

Pv total = 431,900 x 30 meter

Pv total = 12956,986 kN

Untuk perhitungan jumlah pancang dapat menggunakan rumus :

PvTotal 12956,986
n tiang pancang = 
Ptiang 633,301

n tiang pancan = 20,46 buah

= 22 buah tiang pancang

Jumlah Pancang = 2 x 22

= 44 buah tiang pancang ukuran 12 m.

Perletakan tiang adalah 2 baris memanjang, masing – masing baris


berisi 22 tiang (untuk tiang pancang tegak), maka total tiang pancang
yang di gunakan adalah :

111
m = jumlah baris = 2,00

n = jumlah tiang dalam 1 baris = 22

θ = arc tan d/s = 10,125

d = dimensi tiang = 250 x 250

s = jarak antara tiang (as ke as) = 1,40 m

Untuk perhitungan efisiensi tiang digunakan perumusan untuk


efisiensi tiang dari Converse-Labarre Formula :

  (n  1)m  (m  1)n 
Eg = 1  
90  mn 

10,125  (22  1)2  (2  1)22 


= 1  
90  2  22 

= 1  ( 0,113  1,455 )

= 0,836

= 84 %

Qu tiang = Eg  P tiang x Jumlah Pancang

= 84 %  633,301 x 44

= 23305,464 kN > 12860,362 kN.....Aman

112
Y

0.40 m
1.60 m

O X
4.0

1.60 m

0.40 m

0.30 m 0.30 m
1.40 m 1.40 m 1.40 m

Gambar 4.17 Potongan titik pancang square X² dan Y²

Karena jumlah dan jarak tiang pancang sama dengan tipe Spiral
Pipe dan H-Beam maka, Pmaks = 297,282 kN < 633,301 kN ; jadi
tiang pancang Square ukuran 250 x 250 dapat digunakan.

4.3.4 Tiang Pancang Beton Triangle (Segi Tiga)


Spesifikasi tiang beton yang akan di gunanakan sesuai uraian dari
PT. King Pile adalah sebagai berikut :

113
Gambar 4.18 Dimensi tiang pancang segi tiga

1. Diameter H = 0,320 m
2. Luas (1/4 . H2 . √3) Ab = 0,044 m2
3. Keliling Ak = 0,960 m
4. Berat Beton Ws = 1.058 kN/m
5. Mutu Beton Fc 40 = 407,888 kg/cm2
6. Panjang rencana pancang L = 12,0 m
Maka, berat sendiri tiang (Wp) yang didapat sebagai berikut :
1. Berat pancang 12 m (Ws x L ) Wp = 12,701 kN

4.3.4.1 Analisa Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal


1. Perhitungan Hasil CPT ( Cone Penetration Test )

Segmen 1 :

qc = 115,071 kg/cm2

JHL = 2102,429 kg/cm2

Ab  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

443,405  115,071 96  2102,429


= 
3 5

P tiang = 17007.749 + 40366.629

114
= 57374.378 kg

= 562.843 kN

P netto = P tiang - Wp

= 562.843 - 12,701

= 550.142 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 550.142 kN

Segmen 2 :

qc = 121,607 kg/cm2

JHL = 2201,286 kg/cm2

Ab  qc Ak  JHL
P tiang = 
sf sf

443,405  121,607 96  2201,286


= 
3 5

P tiang = 17973,739 + 42264,686

= 60238,424 kg

= 590.939 kN

P netto = P tiang - Wp

= 590.939 - 12,701

= 578,238 kN

Daya dukung tiang pancang dalam 1 tiang adalah : 578,238 kN

Kontrol : F = 2,5

115
550,142
 1,27  2,5( KurangAman)
431,900

Tiang pancang dicoba pasang 2 baris :

550,142  2 1100,284
  2,55  2,5( Aman)
431,900 431,900

2. Perhitungan Hasil SPT ( Standard Penetration Test )

Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12 hasil perhitungan SPT di


peroleh data sebagai berikut :

Segmen 1 :

Nb = 24,19

N = 36

As = Ak x L = 0,960 x 12

= 11,52 m2

Ptiang1 = 38 x N x Ab + Nb x As

= 38 x 36 x 0,044 + 24,19 x 11,52

= 339,275 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 24,19 x 0,044

= 407,511 kN

Ptiang = Pmaks - Wp = 407,511 – 12,701

= 394,810 kN

116
Segmen 2 :

Nb = 23,30

N = 34

As = Ak x L = 0,960 x 12

= 11,52 m2

Ptiang1 = 38 x N x Ab + Nb x As

= 38 x 34 x 0,044 + 23,30 x 11,52

= 325,698 kN

Ptiang2 = 380 x Nb x Ab

= 380 x 23,30 x 0,044

= 392,582 kN

Ptiang = Pmaks - Wp = 392,582 – 12,701

= 379,881 kN

Tabel 4.16 Rekap Daya dukung tiang beton segi tiga

Sondir SPT
Segmen
kN kN

Seg-01 550,142 394,810


Seg-02 578,238 379,881
`

Karena prosedur pengujian SPT yang tidak konsisten, hasil


hitungan kapasitas dukung tiang tidak begitu akurat oleh karena
itu, digunakan perhitungan hasil pengujian sondir yang terkecil
untuk perhitungan kapasitas daya dukung tiang yaitu 550,142 kN.

117
4.3.4.2 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok (Pile Group)

Konstruksi dinding penahan sepanjang 30 meter dan Beban


vertikal yang bekerja untuk tinjauan 1 meter adalah (Pv) = 431,900 kN,
Maka gaya vertikal menjadi :
Pv total = Pv  panjang dinding

Pv total = 431,900 x 30 meter

Pv total = 12956,986 kN

Untuk perhitungan jumlah pancang dapat menggunakan rumus :

PvTotal 12956,986
n tiang pancang = 
Ptiang 550,142

n tiang pancan = 23,55 buah


= 24 buah tiang pancang

Jumlah Pancang = 2 x 24

= 48 buah tiang pancang ukuran 12 m.

Perletakan tiang adalah 2 baris memanjang, masing – masing baris


berisi 24 tiang (untuk tiang pancang tegak), maka total tiang pancang
yang di gunakan adalah :

m = jumlah baris = 2,00

n = jumlah tiang dalam 1 baris = 24

θ = arc tan d/s = 14,359

d = dimensi tiang = 320 x 320

s = jarak antara tiang (as ke as) = 1,25 m

Untuk perhitungan efisiensi tiang digunakan perumusan untuk


efisiensi tiang dari Converse-Labarre Formula :

118
  (n  1)m  (m  1)n 
Eg = 1  
90  mn 

14,359  (24  1)2  (2  1)24 


= 1  
90  2  24 

= 1  ( 0,160  1,458 )

= 0,767

= 77 %

Qu tiang = Eff,  P tiang x Jumlah Pancang

= 77 %  550,142 x 48

= 20262,763 kN > 12956,986 kN......Aman

Gaya maksimum yang dipikul tiang berdasarkan


jaraknya adalah sebagai berikut :

119
Y

0.40 m
1.60 m

O X
4.0

1.60 m

0.40 m

0.63 m 0.63 m

1.25 m 1.25 m 1.25 m

Gambar 4.19 Potongan titik pancang segi tiga X² dan Y²

120
Tabel 4.17 Perhitungan X² dan Y² triangle pile

X y
No x² nx x² . nx y² ny y² . nx
(m) (m)

1 0,625 0,391 4 1,563 1,60 2,56 24,00 61,44


2 1,875 3,516 4 14,063 1,60 2,56 24,00 61,44
3 3,125 9,766 4 39,063
4 4,375 19,141 4 76,563
5 5,625 31,641 4 126,563
6 6,875 47,266 4 189,063
7 8,125 66,016 4 264,063
8 9,375 87,891 4 351,563
9 10,625 112,891 4 451,563
10 11,875 141,016 4 564,063
11 13,125 172,266 4 689,063
12 14,375 206,641 4 826,563

ΣX2 = 3593,75 Σy2 = 122,880

X² = 3593,75 m2

Y² = 122,880 m2

X maks = 14,375 m

Y maks = 1,60 m

ny = 2 (jumlah tiang arah sumbu y)

nx = 24 (jumlah tiang arah sumbu y)

n = 48 (buah tiang pancang)

Mx = 370,934 kN/m (momen tegak lurus sumbu X)

121
My = 1098,454 kN/m (momen tegak lurus sumbu Y)

ΣPv = 12956,986 kN

Pv My  Xmaks Mx  Ymaks


P maks =  
n ny  x 2 nx  y 2

12956,986 1098,454  14,375 370,934  1,60


=  
48 2  3593,75 24  122,880

= 269,937 + 2,197 + 0,201

= 272,335 kN < 550,142 kN … Aman

Jadi, beban maksimal yang di distribusikan ke satu tiang


pancang adalah 272,335 kN < 550,142 kN maka tiang pancang
beton triangle (segi tiga) diameter 320 mm dapat digunakan.

4.4 Analisa Perhitungan Biaya Tiang Pancang


Analisa perhitungan biaya tiang pancang berdasarkan Harga Satuan Pokok
Kegiatan Tahun 2014 Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur.

Tabel 4.18 Harga satuan pokok kegiatan


Harga
No. Uraian Satuan
Rp.
1 Pengadaan Tiang Pancang Baja kg 35,083.93
2 Pemancangan Tiang Pancang Baja m' 669,267.94
3 Baja Tulangan BJ 32 Ulir kg 24,452.83
4 Penyambungan Tiang buah 141,932.5
5 Baja Tulangan BJ 24 Polos kg 22,584.80
6 Beton K-250 m3 2,477,944.72
7 Pengisian Pasir Tiang Pancang m3 437,867.48
8 Pengadaan Tiang Pancang Beton m3 10,297,990.21
9 Pemancangan Tiang Pancang Beton m' 418,832.80
Sumber HPSK PU Kal-Tim Tahun 2014

122
4.4.1 Analisa Biaya Tiang Pancang Baja Tipe Spiral Pipe ( Bulat )

Ø 12 -200
8 D19

300

BETON K-250

PIPA BAJA DIAMETER 300MM

Gambar 4.20 Detail tiang pancang baja spiral pipe


1. Data Bahan :
Keliling As = 0.957 m
Luas Ab = 0.073 m2
Panjang L = 12.00 m
Berat Tiang Pancang D = 0.30 Wp = 65.65 kg/m
Berat Tulangan 19 D WTU = 2,223 kg/m
Berat Tulangan Ø 12 WTP = 0,89 kg/m
Total Tiang Pancang TP = 44 buah

2. Perhitungan Volume
Tiang Pancang Spiral Pipe = TP x L x Wp
= 44 x 12 x 65,65
= 34663,200kg

Baja Tulangan 8 D 19 dengan panjang 3 meter


= 8 x 3 x TP x WTU

123
= 8 x 3 x 44 x 2,223
= 2347,488 kg
Baja Tulangan Ø12-200 = 3/0,2 x TP x WTP x As
= 3/0,2 x 44 x 0,89 x 0,957
= 562,184 kg
Beton K-250 isian pancang 3 m
= 3 x Ab x TP
= 3 x 0,073 x 44
= 9,627 m3
Isian pasir tiang pancang 9 m
= 9 x Ab x TP
= 9 x 0,073 x 44
= 28,880 m3
Pemancangan Tiang = L x TP
= 12 x 44
= 528 m’

Tabel 4.19 Perhitungan biaya tiang pancang spiral pipe


Harga Satuan Biaya
Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Rp. Rp.
Tiang Pancang Spiral Pipe kg 34663,200 35.083,93 1.216.121.282,38
Besi 8 D 19 L= 3m kg 2347,488 24.452,83 57.402.724,99
Besi Ø 12-200 kg 562,184 22.584,80 12.696.815,30
Beton K-250 = 3m m3 9,627 2.477.944,72 23.854.214,87
Pemancangan Tiang Baja m' 528,000 669.267,94 353.373.472,32
Pengisian Pasir Tiang m3 28,880 437,867.48 12,645,542.332
Penyambungan Sepatu Tiang buah 44,00 141,932.5 6,245,030.000
TOTAL 1.682.339.082,185

124
4.4.2 Analisa Biaya Tiang Pancang Baja Tipe H-Beam

300

300
300 300

Gambar 4.21 Detail tiang pancang baja H-Beam


1. Data Bahan :
Keliling As = 1,474 m
Luas Ab = 0,012 m2
Panjang L = 12,00 m
Berat Tiang Pancang 300 x 300 Wp = 93,904 kg/m
Total Tiang Pancang TP = 44 buah

2. Perhitungan Volume
Tiang Pancang H-Beam = TP x L x Wp
= 44 x 12 x 93,904
= 49581,407 kg
Pemancangan Tiang = L x TP
= 12 x 44
= 528 m’
Tabel 4.20 Perhitungan biaya tiang pancang H-Beam
Harga Satuan Total
Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Rp. Rp.
Tiang Pancang H-Beam kg 49581,407 35.083,93 1.739.510.602,94
Pemancangan Tiang Baja m' 528,000 669.267,94 353.373.472,32
TOTAL 2.092.884.075,26

125
4.4.3 Analisa Biaya Tiang Pancang Beton Tipe Square ( Segi empat )

Gambar 4.22 Detail tiang pancang beton square


1. Data Bahan :
Keliling As = 1 m
Luas Ab = 0,063 m2
Panjang L = 12,00 m
Berat Tiang Pancang 250 x 250 Wp = 150 kg/m
Total Tiang Pancang TP = 44 buah

2. Perhitungan Volume
Tiang Pancang Sequare = TP x L x Ab
= 44 x 12 x 0,063
= 33 m3
Pemancangan Tiang = L x TP
= 12 x 44
= 528 m’
Tabel 4.21 Perhitungan biaya tiang pancang beton square
Harga Satuan Total
Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Rp. Rp.
Tiang Pancang Beton Square m3 33 12.187.511,27 402.187.871,91
Pemancangan Tiang Beton m' 528 418.832,80 221.143.718,40
TOTAL 623.331.590,31

126
4.4.4 Analisa Biaya Tiang Pancang Beton Tipe Triangle ( Segi Tiga )

Gambar 4.23 Detail tiang pancang beton segi tiga

1. Data Bahan :
Keliling As = 0,96 m
Luas Ab = 0,044 m2
Panjang L = 12,00 m
Berat Tiang Pancang 320 x 320 Wp = 107,89 kg/m
Total Tiang Pancang TP = 48 buah

2. Perhitungan Volume
Tiang Pancang Sequare = TP x L x Ab
= 48 x 12 x 0,044
= 26 m3
Pemancangan Tiang = L x TP
= 12 x 48
= 576,00 m’
Tabel 4.22 Perhitungan biaya tiang pancang beton triangle
Harga Satuan Total
Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Rp. Rp.
Tiang Pancang Beton m3 26 12.187.511,27 311.270.602,57
Pemancangan Tiang Beton m' 576,00 418.832,80 241.247.692,80
TOTAL 552.518.295,37

127
4.5 Rekapitulasi Perhitungan Analisa TiangPancang

Dari perhitungan analisa daya dukung tiang pancang dan analisa terhadap
biaya pelaksanaannya maka dapat diliht pada tabel 4.24 dan tabel 4.25 sebagai
berikut :

Tabel 4.23 Analisa tiang pancang terhadap kapasitas daya dukung tiang

Jumlah Kapasitas Daya Dukung Tiang


Dimensi
Pancang Sondir SPT Tiang Kelompok
mm Buah kN kN kN
300 44 643,632 642,543 22.791,308
300 x 300 44 645,744 433,127 22.866,096
250 x 250 44 633,301 556,747 23.305,464
320 x 320 48 550,142 394,810 20.262,763

Tabel 4.24 Analisa tiang pancang dari segi keamanan dan biaya

Safety Factor
Dimensi Biaya
No. Jenis Tiang Pancang Sondir SPT
mm > 2,0 Rp.
1 Baja Spiral Pipe (Bulat) 300 2,980 2,975 1.682.339.082,185
2 Baja H-Beam 300 x 300 2,990 2,006 2.092.884.075,261
3 Beton Square (Segiempat) 250 x 250 2,933 2,578 623.331.590,310
4 Beton Triangle (Segitiga) 320 x 320 2,548 1,828 552.518.295,367

128
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Perbandingan Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang

Perbandingan kapasitas daya dukung tiang dari hasil analisa dan


perhitungan yang telah dilakukan ialah :

CPT SPT Tiang Kelompok


kN kN kN
1. Baja Spiral Pipe 300 643,632 642,543 22.791,308
2. Baja H-Beam 300 x 300 645,744 433,127 22.866,096
3. Beton segi empat 250 x 250 633,301 556,747 23.305,464
4. Beton Segi tiga 320 x 320 550,142 394,810 20.262,763

5.1.2 Perbandingan Kebutuhan Tiang Pancang

Perbandingan kebutuhan tiang pancang dari hasil analisa dan


perhitungan yang telah dilakukan ialah :

1. Baja Spiral Pipe 300 44 Buah 643,632 kN


2. Baja H-Beam 300 x 300 44 Buah 645,744 kN
3. Beton segi empat 250 x 250 44 Buah 633,301 kN
4. Beton segi tiga 320 x 320 48 Buah 550,142 kN

5.1.3 Perbandingan Tiang Pancang dari Segi Keamanan dan Biaya

Perbandingan tiang pancang apabila ditinjau dari segi keamanan dan


biaya maka dari hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan ialah :

129
Safety Factor
Biaya
CPT SPT
> 2,0 (Rp.)
1. Baja Spiral Pipe 300 2,980 2,975 1.682.339.082,185
2. Baja H-Beam 300 x 300 2,990 2,006 2.092.884.075,261
3. Beton segi empat 250 x 250 2,933 2,578 623.331.590,310
4. Beton segi tiga 320 x 320 2,548 1,828 552.518.295,367

5.2 Saran

Saran yang di berikan penulis dari hasil penelitian ini adalah :

1. Apabila Tiang pancang yang digunakan sedalam 12 m maka


sebaiknya menggunakan tiang pancang jenis beton tipe segi tiga,
karena dari analisa dan perhitungan yang dilakukan bila ditinjau dari
segi biaya dan keamanan, maka jenis tiang pancang ini lebih efisien
dan ekonomis bila digunakan.
2. Apabila Tiang pancang yang digunakan lebih dari 12 m maka
sebaiknya menggunakan tiang pancang jenis baja tipe bulat, karena
jenis tiang ini mampu bertahan apabila pemancangan yang dalam
dan tidak dapat patah seperti tiang pancang beton. Dari analisa dan
perhitungan yang dilakukan bila ditinjau dari segi biaya dan
keamanan, maka jenis tiang pancang ini lebih efisien dan ekonomis
bila digunakan.
3. Untuk menganalisa tiang pancang sebaiknya menggunakan data uji
CPT (sondir) sedangkan untuk data uji SPT sebagai perbandingan
saja.

130

You might also like