You are on page 1of 6

Trad. Med. J.

, September - December 2015 Submitted : 25-08-2015


Vol. 20(3), p 134-139 Revised : 21-10-2015
ISSN : 1410-5918 Accepted : 02-11-2015

CYTOTOXIC ACTIVITIES OF ETHYL ACETATE FRACTIONS FROM


PETROLEUM ETHER EXCTRACT AND METHANOL EXTRACT OF PISTIAE
LEAVES
AKTIVITAS SITOTOKSIK HASIL PARTISI ETIL ASETAT EKSTRAK PETROLEUM ETER
DAN EKSTRAK METANOL DAUN KAYU APU (Pistiae Folium)

Sentot Joko Raharjo 1*, Rahayu Wahyu Ningsih2


1Akademi Analis Farmasi dan Makanan “Putra Indonesia Malang”, Jl Barito No.5 M alang, 65141.
2Akademi Farmasi “Putra Indonesia Mal ang”, Jl. Barito No. 5 M alang, 65141, Indonesia

ABSTRACT

This study aims to explo re the cyto toxic test (LC50) to wards A rtemia salina L. larvae of the parti tion
ethyl acetate fractions fro m methanol extracts and petro leum ether (PE) extracts of Pistiae folium. The leaves
of Pistiae folium was extracted using solvents soxhletation with methano l solvent and petro leum ether
solvent. Bo th extrac ts successively parti tioned wi th n-hexane and ethyl acetate, respectively. Identification of
secondary metaboli tes was using phytochemical screening method and TLC (Thin Layer Chromatography).
TLC analysis was using the eluent chloroform: methano l 3: 1 by citroboric acid spot analysis. The cytotoxic
activity was using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. The result of partition from methanol extracts
was 6.25% and from PE extracts was 0.69%. The phytochemical sc reening test sho wed that it contained
flavonoids, saponins and steroids. The TLC analysis identified flavonoid compounds. The cytotoxic activity
(LC50) of the ethyl acetate partition fro m methanol extrac ts and petroleum ether extracts of Pistiae fo lium
were 79.9298mg/mL and 51.7608mg/mL, respec tively. The result showed that the cytotoxic activity of ethyl
acetate frac tions partitined from methanol extrac t of Pistiae folium was higher than the PE extracts.
Key words: BSLT, ethyl acetate partition, methanol extract, petro leum ether extract, Pisteae folium, LC 50.

ABSTRAK

Peneli tian ini bertujuan mengeksplorasi uji sito toksis (LC 50) larva Artemia salina L. dari hasil partisi
etil asetat ekstrak petroleum eter (PE) dan ekstrak metanol daun kayu apu (Pistiae folium). Daun kayu apu
diekstraksi menggunakan metode sokletasi dengan pelarut PE dan pelarut metanol. Kedua ekstrak berturut-
turut dipartisi dengan n-heksan dan etil asetat. Identifikasi senyawa metabolit sekunder menggunakan
metode skrining fitokimia dan KLT. Analisis KLT menggunakan eluen kloroform : metanol 3:1 dengan reaksi
penampak sitroborat. Uji aktivitas sitotoksi k dengan metode Brine Shrimp Lethali ty Test (BSLT). Rendemen
hasil partisi ekstrak PE sebanyak 0,69% dan methanol sebanyak 6,25%. Hasil skrining fitokimia
menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin dan steroid. Analisis KLT teridentifikasi positif senyawa
flavonoid. Aktivitas sitotoksis LC 50 hasil partisi etil asetat terhadap ekstrak metano l dan ekstrak PE daun
kayu apu berturut-turut 79,9298μg/mL dan 51,7608μg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
sitotoksis hasil partisi etil asetat dari ekstrak metanol daun kayu apu lebih tinggi daripada pada ekstrak PE.
Kata Kunci : BSLT, partisi etil asetat, ekstrak metano l, ekstrak petroleum eter, Pistiae Folium, LC50.

PENDAHULUAN senyawa fenol yang dimiliki oleh sebagian besar


Kayu apu (Pistia stratiotes L.) merupakan tumbuhan hijau (Wirdani et al., 2008). Flavonoid
gulma air y ang memiliki daun berwarna dilaporkan memiliki beberapa bioaktivitas seperti
hijau kebiruan berbentuk seperti mawar dan antiinfl amasi, antibakteri, analgesik, antioksidan,
tidak berbatang (Wirawan et al., 2014). Tanaman dan antikarsinogenik (Ahad et al., 2011).
kayu apu mengandung senyawa flavonoi d, Aspek utama yang diperhatikan dalam
steroid, glikosida antrakuinon (Ahad et al., 2011), ekstraksi flavonoid adalah pemilihan pelarut.
antosianin, saponin, karbohidrat dan tanin Senyawa flavonoid dapat di ekstraksi
(Tulika and Agarwal, 2014). Flavonoi d merupakan menggunakan pelarut n-butanol (Asih & Setiawan,
2008), metanol (Widyawati et al., 2010), etanol,
Corresponding author : Sentot Joko Raharjo etil asetat (Gusti na, 2012) dan n-heksan (M usir et
Email : sentotjoko@yahoo.co.id al., 2009). Penelitian Karim et al (2014)

134 Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015


CYTOTOXIC ACTIVITIES OF ETHYL ACETATE FRACTIONS

menunjukkan bahwa ekstrak petroleum eter (PE) Ekstraksi daun kayu apu
tanaman kayu apu memiliki kandungan flavonoid Sebany ak 30g serbuk kering daun kay u apu
dan aktivitas sitotoksik. disokletasi dengan pelarut (PE) dan metanol
Aktivitas sitotoksik suatu senyawa dapat sebany ak 500mL. Hasil ekstraksi dievaporasi
ditunjukkan mel alui efek toksiknya terhadap sel. dengan rotary vacuum evaporato r sampai menjadi
Senyawa bioaktif yang telah di ekstraksi ekstrak pekat. Ekstrak pekat di partisi berturut-
selanjutnya dimonitor aktivitasnya mel alui turut dengan n-heksan (1:1) dan etil asetat (1:1)
pengujian BSLT (Brine Shrimp Lethali ty Test) Hasil partisi etil asetat di evaporasi hi ngga
untuk mengetahui adanya aktivitas sitotoksik, diperoleh ekstrak pekat.
(Rahayu et al., 2013). Metode ini ditujukan
terhadap tingkat mortalitas larva udang Artemia Penetapan rendemen dan bob ot jenis
salina L. yang disebabkan oleh ekstrak uji. Rendemen ekstrak ditentukan dari bobot
Kematian larva memiliki hubungan yang ekstrak hasil sokletasi dan ekstrak hasil partisi etil
konsisten dengan toksisitas ekstrak uji asetat. Bobot jenis ekstrak ditentukan terhadap
(Cahy adi, 2009). Ahad et al., (2011) dan Ansar et hasil pengenceran ekstrak 5% dan 10% dalam
al., (2014) meny atakan bahwa ekstrak etanol pelarut masing-masing (PE dan metanol) dengan
tanaman Pistia stratiotes L memiliki LC50 sebesar piknometer. Piknometer dikalibrasi dengan cara
60µg/mL, s edangkan pada ekstrak PE diperoleh menetapkan piknometer dan bobot air pada s uhu
LC50 sebes ar 45µg/mL. Perbedaan nilai LC50 25oC. Bobot jenis ekstrak diperoleh dengan
tersebut diduga disebabkan karena senyawa membagi bobot ekstrak dengan bobot air dalam
flavonoid larut di dalam pelarut kurang polar piknometer pada suhu 25oC.
sedangkan beberapa literatur menunjukkan
bahwa s enyawa fl avonoid larut dalam pelarut Skrining fitokimia
polar. Skrining fitokimia dilakukan terhadap
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu ekstrak hasil sokletasi pelarut PE dan metanol,
dilakukan pengujian aktivitas sitotoksik hasil hasil partisi n-heksan dan hasil partisi etil asetat.
ekstraksi senyawa flavonoid pada daun kayu apu Identifikasi golongan flavonoid. Uji HCl dan
dengan pelarut metanol dan PE s elanjutnya Mg: Larutan sampel ditambahkan larutan HCl dan
dipartisi dengan n-heksan dan etil asetat untuk serbuk Mg; Uji Sitroborat: Larutan sampel ditambah
mengoptimalisasi ekstraksi flavonoid untuk 5tetes larutan sitroborat; Uji Pb-asetat: Larutan
mengeksplorasi kemampuan aktivitas sitotoksik sampel ditambahkan larutan timbal asetat 10%
menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Identifikasi tani n: Larutan sampel di tambah
Lethali ty Test). aquades panas, didihkan dan disari ng. Filtrat
ditambahkan larutan gelati n 10%. Identifikasi
METODE PENELITIAN saponin: larutan sampel ditambah aquades panas
Alat dan bahan dan dikocok. Identifikasi alkaloid: Larutan
Peralatan yang digunakan meliputi soxhlet sampel ditambah HCl 2N dan aquades; dipanaskan
apparatus, loyang, blender, neraca analitik, dan disaring , selanjutnya filtrat di tambah 3 tetes
peralatan gelas, corong pisah, klem, statif, ro tary pereaksi Dragendorf; Identifikasi triterpenoid dan
vacuum evapo rator, seperangkat aquarium dan sterol: Larutan sampel ditambah reagen
aerator, vial, lup, pipet volum, bola hisap, labu Libermen-Burchard.
ukur. Bahan yang digunakan pada penelitian i ni
adal ah simplisia daun kayu apu (Pistiae folium) Analisis KLT identifikasi flavonoid
yang diperoleh dari Malang. Bahan kimia yang Ekstrak pekat hasil partisi etil asetat
digunakan dal am penelitian ini adalah: PE teknis, dilarutkan kembali dengan metanol dan PE
etil as etat teknis,n-heksan teknis, metanol (teknis sebagai sampel KLT. Sampel di totolkan pada plat
dan p. a), kloroform (p.a), plat KLT, silika gel silika gel GF254. Fas e gerak yang digunakan
GF254, ragi, aquades, ai r laut, telur Artemia salina kloroform : metanol 3:1 dengan pereaksi
L, etanol 96%, HCl 2M, pi ta M g, sitroborat, Pb penampak sitroborat. Noda pada pl at di amati pada
asetat 10%, pereaksi Lieberman-Bourchard dan cahay a tampak dan sinar UV 256 nm.
pereaksi Dragendorf.
Uji sitotoksik metode BSLT
Jalannya penelitian Uji sitoksisitas dengan larva A rtemia salina
Determinasi Tanaman L. dengan metode Meyer (1982).
Determinasi tanaman kayu apu (Pistia Penetasan dilak ukan dengan cara
folium) dilakukan di UPT M ateria M edika Batu. merendam 1g telur A rtemia salina L dalam air laut

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 135


Sento t Joko Raharjo

sebany ak 2L dalam aquari um. Aquarium diberi yang terdeteksi pada ekstrak PE hasil partisi
penerangan dengan lampu pijar 40-60watt dan diduga adalah seny awa flavonoid golongan non
diaerasi selama 48 jam. Sampel ekstrak uji polar seperti isoflavon. Flavonoid jenis ini larut
masing-masing dibuat menjadi 5 konsentrasi yaitu dalam pelarut s emi polar seperti kloroform, eter,
20μg/mL, 40μg/mL, 60μg/mL, 80μg/mL dan diklorometan, dietil eter dan etil asetat (Pinho,
100μg/mL dengan cara pengenceran. 10 ekor 2012, Aqnes et al., 2014). Senyawa flavonoid yang
larva dimasukkan kedalam vial dan di tambahkan terdeteksi pada ekstrak metanol hasil partisi
1 tetes suspensi ragi. Selanjutnya ditambahkan air diduga adalah senyawa flavonoid flavonol dan
laut sampai 10mL. Konsentrasi 0μg/mL dibuat flavonon (Bhandary et al, 2012).
sebagai kontrol tanpa penambahan eks trak. Kromatogram KLT menunjukkan bahwa
Pengamatan Artemia salina dilakukan setel ah 24 kedua ekstrak yakni PE dan metanol mengandung
jam dengan menghitung juml ah kematiannya. Uji senyawa flavonoid karena memiliki nilai Rf dan
BSLT dilakukan dengan 3 kali ulangan sehi ngga warna bercak yang hampir sama. Menurut Sjahid
diperoleh pers entase kematian, kemudian diolah (2008), bercak yang tampak pada panjang
dengan regresi linier untuk memperoleh LC50 gelombang 254 nm merupakan senyawa yang
(Lethal Concentration 50). mempunyai ikatan rangkap berkonjugasi
diantaranya flavonoid, steroid, terpenoid dan lain
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagainy a. Bercak yang terbentuk diduga karena
Hasil determinasi tanaman yang dilakukan flavonoid membentuk ikatan dengan campuran
di UPT M ateri a Medika Batu menunjukkan bahwa asam borat dan asam sitrat dalam pereaksi
kunci determinasi yang diperoleh adal ah 1b-2b- sitroborat.
3b-4b-6b-7b-9b-10-b11-b-12b-13a-1a-1. Senyawa flavonoid diduga terdeteksi pada
Spesifikasi ekstrak yang diperoleh Rf 0,66 (ekstrak metanol) dan Rf 0,571 (ekstrak
menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki PE). Warna ungu yang diberikan pada
rendemen lebih tinggi dibandingkan ekstrak PE. kromatogram berbeda dengan literatur. Arifin et
Hasil perhitungan rendemen, bobot jenis dan al, (2006) yang menyatakan bahwa bercak
pengamatan organoleptis ekstrak, seperti flavonoid akan berfluorosensi kuning pada UV356
disajikan pada Tabel I. nm. Perbedaan warna bercak tersebut disebabkan
Hasil skrining fitokimia pada ekstrak hasil karena bercak diamati pada sinar UV pada
partisi etil asetat menunjukkan adany a senyawa gelombang yang berbeda.
flavonoid dan beberapa seny awa metabolit Berdasarkan data diatas (Gambar 2),
sekunder, seperti disajikan pada Tabel II. Hasil maka diketahui eks trak metanol dan PE tergolong
analisis KLT menunjukkan seny awa golongan toksik karena nilai LC50 <1000ppm (Pras etyori ni
flavonoid terdeteksi pada kedua ekstrak (PE dan et al. 2011) dan berkisar pada rentang 30-
metanol) hasil partisi. Warna dan nilai Rf bercak 100µg/mL. Kedua ekstrak hasil partisi
disajikan pada Gambar 1. kemungkinan memiliki potensi sebagai
Aktivitas sitotoksik ekstrak kayu apu hasil antibakteri, karena nilai LC50 keduanya masuk
partisi ditentukan dari pros entase kematian pada rentang 30-200ppm. Ekstrak metanol
Artemia salina L. pada masing-masing konsentrasi hasil partisi diketahui lebih toksik dan l ebih efektif
ekstrak. Selanjutnya data prosentase kematian dari pada ekstrak PE dengan nilai LC50
diolah menggunakan persamaan regresi linier y 51,7608µg/mL.
=bx + a, antara konsentrasi (x) dengan persen Penelitian ini membuktikan adany a terjadi
kematian (y) untuk menentukan nilai LC50, seperti peni ngkatan aktivitas sitotoksik pada ekstrak yang
disajikan pada Gambar 2. dipartisi dengan etil asetat. Penelitian
Dalam penelitian ini, rendemen, skrining sebelumnya, Ans ar et al., (2014) dan Ahad et al.,
fitokimia dan analisis KLT menunjukkan bahwa (2011) menyebutkan bahwa eks trak metanol
dalam daun kayu apu ( Pistiae folium) terdapat tanpa dipartisi memiliki nilai LC50 sebesar
senyawa golongan flavonoid dan beberapa 121.99µg/mL dan 60µg/mL. Proses partisi dapat
senyawa metabolit sekunder yang lain. Rendemen menyari senyawa golongan flavonoid dalam
ekstrak methanol lebih banyak dibandingkan ekstrak metanol secara maksimal.
ekstrak petroleum eter (PE). Hal i ni Beberapa kemungki nan perbedaan nilai
mengindikasikan bahwa kandungan senyawa LC50 pada penelitian ini dengan penelitian
metabolit sekunder dal am daun kayu apu lebih sebelumnya yaitu perbedaan lokasi, kondisi
banyak cenderung bersifat polar. lingkungan, fisikokimia dan biologis tanaman kayu
Hasil skrining fitokimia dan KLT apu sehi ngga mempengaruhi juml ah dan jenis
membuktikan adanya senyawa golongan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
flavonoid, saponin dan steroid. Senyawa flavonoid (Setyati et al, 2005).

136 Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015


CYTOTOXIC ACTIVITIES OF ETHYL ACETATE FRACTIONS

Tabel I. Hasil rendemen, organoleptis dan bobot jenis ekstrak

Spesifikasi Ekstrak PE Ekstrak Metanol


Rendemen hasil sokletasi 7,096% 13,01%
Rendemen hasil partisi 0,69% 6,25%
Organoleptis :
 Warna Kuning Kehijauan Hijau Kehi taman
 Bau Khas PE Khas Metanol
 Konsistensi Semi Padat Kental
Bobot Jenis Ekstrak (5%) 0,7373g/mL ± 0,0061 0,8170g/mL ± 0,0098
Bobot Jenis Ekstrak (10%) 0,7685g/mL ± 0,0101 0,8265g/mL ± 0,0131

Tabel II. Skrini ng fitokimia ekstrak hasil partisi etil asetat

Ekstrak Hasil Partisi Etil Asetat


Senyawa Duga an Reagen
Pelarut PE Pelarut Metanol
Flavonoid + HCl+ Mg (+) Hijau (+) Merah Bata
+ Sitroborat (-) (+) Kuning Keruh
+ Pb As etat (+) Endapan Kuning (+) Kuning Keruh
Saponin + Uji Forth (-) (+) Berbus a
Steroid + Lieberman-Bourchard (+) Larutan Hijau Kebiruan (-)

Gambar 1. Profil kromatogram analisis KLT ekstrak petroleum eter dan metanol daun kayu apu hasil
partisi
Keterangan 1. Hasil KLT identifikasi flavonoid ekstrak metanol hasil pada sinar UV 254nm dengan pereaksi penampak
sitoborat; 2. Hasil KLT identifikasi flavonoid ekstrak Petrolium Eter (PE) hasil pada sinar UV 254nm dengan pereaksi
penampak sitoborat;

Kedua, komponen senyawa metabolit Derajat sitotoksis ekstrak terhadap Artemia


sekunder khususnya flavonoi d yang ada dalam salina L. dapat dikaitkan dengan kandungan
daun kayu apu adalah senyawa y ang cenderung senyawa metabolit yang terkandung dalam
bersifat pol ar sehingga tidak terekstrak ekstrak yakni senyawa flavonoid dan beberapa
maksimal pada pelarut PE tetapi lebih terekstrak senyawa lain yang teridentifikasi pada skri ning
pada pelarut metanol. Hal ini dapat dibuktikan fitokimia dan KLT. Berdasarkan hal tersebut, efek
dengan selisih rendemen ekstrak PE yang 5,552% toksisitas bisa disebabkan karena efek sinergis
jauh lebih rendah dari rendemen ekstrak metanol. dari senyawa-s enyawa yang tereks trak, sehi ngga

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 137


Sento t Joko Raharjo

Gambar 2. Grafik regresi linier antara konsentrasi ekstrak dan persen kematian

aktivitas sitotoksik menjadi lebih tinggi ataupun Chromatographic Methods. J. Bio. Biotech.,
lebih rendah. 4(4): 2–6.
Secara umum, mekanisme kemati an larva Aqnes, B., Ulfah, M., Oktania, FA., 2014. Aktivitas
diperkirakan karena senyawa-seny awa tersebut Antioksidan Fraksi Klo roform Ekstrak Etanol
bekerja dengan menghambat daya makan larva Daun Si rsak (Annona Muricata L.) Dan
(antifeedant) dan bertindak sebagai racun perut Identifikasi Kandungan Senyawa Kimianya.
(stomach poisoning). Fakultas Farmasi, Universitas Wahid
Hal ini akan menghambat reseptor perasa Hasyim. Prosiding SNST Ke-5: 1–6.
pada daerah mulut larva dan Arifin, Helmi, Nelvi A., Dian H., Roslinda R., 2006.
mengakibatkan larva gagal mendapatkan Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia
stimulus rasa, sehingga larv a tidak mampu Cumini Merr. J. Sains Tek. Far., 11: 88–93.
mengenali makanannya dan larv a mati karena Asih, Astiti I.A.R dan Setiawan, I.M.A., 2008.
sistem pencernaannya terganggu (Cahyadi, 2009). Senyawa Golongan Flavonoid pada Ekstrak
N-Butanol Kuli t Batang Bungur
KESIMPULAN (Lagerstroemia Speciosa Pers.). Jurnal Kimia
Ekstrak PE daun kayu apu (Pistia folium) 2, 2: 111–116.
hasil partisi diduga mengandung senyawa Bhandary, Satheesh K., Suchetha KN., Vadisha SB.,
flavonoid dan steroid, dengan nilai LC50 Sharmila KP., Mahesh PB., 2012. Preliminary
79,9298μg/mL dan ekstrak metanol hasil partisi Phytochemical Screening of Various Extracts
diduga mengandung senyawa flavonoid dan of Punica Granatum Peel, Whole Fruit and
saponin, dengan nilai LC50 51,7608μg/mL. Seeds. Nitte University J. Health. Sci. Ori.,
2(4): 34–38.
UCAPAN TERIMAKASIH Cahy adi dan Robby, 2009. Uji Toksisitas A kut
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ekstrak Etano l Buah Pa re (Mo mordica
Balai Materia Medica Batu (MMB) dan Charantia L.) terhadap Larva Arte mia Salina
Laboratorium Kimia Organik Universitas Leach dengan Metode Brine Shri mp Lethality
Brawijay a Malang yang tel ah membantu penelitian Test (Bs t). Skripsi. Universitas Diponegoro
ini. Semarang.
Gustina, Nyi Mas Rosmeini Anica. 2012. A ktivitas
DAFTAR PUSTAKA Ekstrak, Fraksi Pelarut, dan Senyawa
Ahad, KAA., Prasanta P., Islam M d. T., Biswas NN., Flavonoid Daun Sukun (A rtocarpus Altilis)
Sadhu SK., 2011. Cytotoxicity, Antimicrobial terhadap Enzim Α -Glukosidase Sebagai
and Neuropharmacological Evaluation of Antidiabetes. Skri psi. Institut Pertanian
Ethano lic Extrac t of Pistia Stratiotes L. Int. Bogor
Res. J. Pharm., 2(2): 82–92. Hermawati, Ervina, 2005. Fitoremediasi Limbah
Ansar SU., Manikantam SV., 2014. Estimations Of Detergen Menggunakan Kayu Apu (Pistia
Pistia Stratiotes L . By Using Stratiotes L.) dan Genjer (Limnocharis Flava
L.). Biosmart, 7(1980): 115–124.

138 Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015


CYTOTOXIC ACTIVITIES OF ETHYL ACETATE FRACTIONS

Karim, Mohammed F., Hasan I., Nizam U., Nirmala Setyati, WA., Subagiyo dan Ridlo A. 2005. Potensi
P., Tahmina H., Md. Moklesur RS., Md. Sohel Bioaktivitas A lkaloid dari Lamun (Seagrass)
R. 2014. Phytochemical And Enhalus acoroides (L.F) Royle. [Laporan
Pharmacological Investigations of Pistia Kegi atan]. Fakul tas Perikanan dan Ilmu
Stratiotes L. Int. J. Innov ative Pharm. Sci. Kelautan, Universitas Diponegoro.
Res., 2(640): 640–652. Semarang
Musir, A., Farida Y., Martati T., Edward B. 2009. Sjahid dan Rahmawan L., 2008. Isolasi Dan
Penapisan Fitokimia dan Uji Aktivitas Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru
Antioksidan Ekstrak n-Heksana dan Metanol (Eugenia Uniflora L.), 22.
daun Keladi (Typhonium divaricatum ( L ) Widyawati, PS. Wijaya CH., Harjosworo PS., Sajuthi
Decne ). Seminar Nasional ISFI, (L), pp.7–9. D. 2010. Pengaruh Ekstraksi dan Fraksinasi
Pinho, P., 2012. So lubility of Flavonoids in Pure Terhadap Kemampuan Menangkap Radikal
Solvents. Industrial & Engineering Bebas DPPH (1,1-Difenil-2- Pikril Hidrazil)
Chemistry Res earch. Ekstrak dan Fraksi Daun Beluntas (Pluchea
Prasetyorini, Wiendarlina IY., Peron, AB., 2011. indica Less). Seminar Rekayasa Kimia dan
Toksisitas Beberapa Ekstrak Rimpang Proses 201, pp.1–7.
Cabang Temulawak (Curcumaxanthorrhiza Wirdani, PNM., 2008. Konsentrasi Flavonoid dan
Roxb.) pada Larva Udang (Artemiasalina Lethal Concentration 50 (LC 50) Ekstrak Daun
Leach.), Fitofarmaka, 1(2): 14-21. Sirih Merah (Piper crocatum). Skripsi.
Tyagi TR., Agarwal MH., 2014. Aquatic Plants Pis tia Fakultas Matematika dan Ilmu
Stratiotes L. and Eichhornia Crassipes Pengetahuan, Institut Pertanian Bogor.
(Mart.) Solms: An Sustainable Ecofriendly Wirawan, Wiweka A., Ruslan W., Liliya DS. 2014.
Bioresources - A Review. International Pengolahan Limbah Cair Domestik
Journal For Pharmaceutical Research Menggunakan Tanaman Kayu Apu (Pistia
Scholars (IJPRS), 3(1-2): 540–550. Stratiotes L.) dengan Teknik Tanam
Rahayu, MR., Sibarani, J., Swantara, IMD., 2013. Hidroponik Sistem DFT (Deep Flow
Callyspongia Aerizusa terhadap Larva Technique). Jurnal Sumberdaya Al am Dan
Artemia Salina L. Cakra Kimia (Indonesian Lingkungan, 1, 63–70.
E-Journal of Applied Chemistry), 1(1): 1–7.

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 139

You might also like