Professional Documents
Culture Documents
B-6
Vinka Anjani Irnanda 110118073
Vieri Lionard 110118079
Muhammad Iqbal Ramadhan 110118083
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
Nomor Kelompok :B6
Nama anggota/NRP/No Presensi
-Vinka Anjani Irnanda /110118073/ 18
-Vieri Lionard /110118079/ 19
-Muhammad Iqbal Ramadhan /110118083/ 20
Tanggal praktikum/praktikum ke: 6 Mei 2021/ Praktikum ke-5
Judul Tugas: Penetapan Kadar Cemaran Logam Cu di dalam Air Minum Kemasan dengan
Metode ICPS
Bentuk Sediaan : Larutan air minum
Pustaka Acuan :
1. Baird, R. B. (2017). Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater,
23rd. Water Environment Federation, American Public Health Association, American Water
Works Association, p. 284- 290.
I. Prosedur Asli
I.1. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 23rd. Water
Environment Federation, American Public Health Association.
Sample preparations:
Total HNO3 /HCI; Use protective equipment specified in 3030E. 1 a5) and 6). Transfer a
measured volume of well-mixed, acid-preserved sample appropriate for the expected metals
concentrations to a flask or beaker (see 3030D for sample volume). In a hood add 3 mL conc
HNO3; and cover with a ribbed watch glass. Place flask or beaker on a hot plate and
cautiously evaporate to less than 5 mL, making certain that sample does not boil and that no
area of the bottom of the container is allowed to go dry. Cool. Rinse down walls of beaker
and watch glass with a minimum of metal-free water and add 5 mL conc HNO3g. Cover
container with a nonribbed watch glass and return to hot plate. Increase temperature of hot
plate so that a gentle reflux action occurs. Continue heating, adding additional acid as
necessary, until digestion is complete (generally indicated when the digestate is light in color
or does not change in appearance with continued refluxing). Cool. Add 10 mL 1 + 1 HCI and
15 mL water per 100 mL anticipated final volume. Heat for an additional 15 min to dissolve
any precipitate or residue. Cool, wash down beaker walls and watch glass with water, filter
to remove insoluble material that could clog the nebulizer (see 3030B), and transfer filtrate
to a 100-mL volumetric flask with rinsings. Alternatively centrifuge or let settle overnight.
Adjust to volume and mix thoroughly.
Operating conditions:
Instrument calibration:
Set up instruments as directed (¶ b). Warm up for 30 min. For polychromators, perform an
optical alignment using the profile lamp or solution. Check alignment of plasma torch and
spectrometer entrance slit, particularly if maintenance of the sample introduction system was
performed. Make Cu/Mn or similar intensity ratio adjustment. Calibrate instrument
according to manufacturer’s recommended procedure using calibration standards and blank.
Aspirate each standard or blank for a minimum of 15 s after reaching the plasma before
beginning signal integration. Rinse with calibration blank or similar solution for at least 60 s
between each standard to eliminate any carryover from the previous standard. Use average
intensity of multiple integrations of standards or samples to reduce random error. Before
analyzing samples, analyze instrument check standard. Concentration values obtained
should not deviate from the actual values by more than ±5% (or the established control
limits, whichever is lower)
Analysis of samples:
Begin each sample run with an analysis of the calibration blank, then analyze the method
blank. This permits a check of the sample preparation reagents and procedures for
contamination. Analyze samples, alternating them with analyses of calibration blank. Rinse
for at least 60 s with dilute acid between samples and blanks. After introducing each sample
or blank let system equilibrate before starting signal integration. Examine each analysis of
the calibration blank to verify that no carry-over memory effect has occurred. If carry-over is
observed, repeat rinsing until proper blank values are obtained. Make appropriate dilutions
and acidifications of the sample to determine concentrations beyond the linear calibration
range.
Dibuat larutan baku kerja Cu dengan rentang 0-100 ppb dari larutan baku induk Cu 1000
ppm. Diperoleh data sbb:
0 200
… 2000
… 4000
… 6100
… 8900
100 10500
Sampel berupa air minum dalam kemasan dipipet 1,0 mL dan diencerkan hingga volume
tepat 50,0 mL dalam air bebas mineral. Hasil intensitasnya menunjukkan nilai sebesar
3900;3800;4000. Berdasarkan data tersebut, bagaimanakah pendapat anda terhadap kualitas
air minum tersebut mengacu pada Permenkes 492/2010?
a. Prinsip Kerja
1. Kalibrasi Instrumen ICP-OES
2. Pembuatan Baku Antara
3. Pembuatan Baku Kerja
4. Penyiapan Sampel
5. Penetapan Kadar Sampel
0 0 0
Sampel 1 ml/ 50 ml
Alat :
Alat Jumlah
Instrumen ICPS 1
Timbangan analitik 1
Bahan :
e. Cara Kerja
1. Kalibrasi Instrumen
● Disiapkan instrument sesuai petunjuk operasi
● Dipanaskan selama 2 jam (120 menit)
● dikalibrasikan instrumen sesuai prosedur yang direkomendasikan
menggunakan standar kalibrasi dan blangko
● Dimasukkan masing-masing standard atau blangko minimal selama 15
detik setelah mencapai plasma sebelum integrasi dimulai
● Digunakan integrasi rata-rata dari beberapa standard atau sampel untuk
mengurangi kesalahan.
2. Penyiapan Larutan Baku Induk Cu2+
● Disiapkan larutan baku standar Cu2+ sebesar 1.000 ppm dan
diencerkan hingga 1.000.000 ppb
3. Pembuatan Baku Kerja Antara
a. Baku Antara I
● Dipipet larutan baku induk sebanyak 0,5 ml dengan pipet
volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml
● Ditambahkan air bebas mineral dengan bantuan corong gelas
dan batang pengaduk sampai mendekati tanda leher labu ukur
100,0 mL
● Dibersihkan bagian dinding dalam labu ukur yang terdapat di
atas tanda dengan bantuan kertas saring dan batang pengaduk
● Ditambahkan air bebas mineral dengan pipet tetes sedikit demi
sedikit sampai batas tanda
● Ditutup labu ukur 100,0 ml dan dikocok sampai homogen
b. Baku Antara II
● Dipipet larutan baku induk sebanyak 5,0 ml dengan pipet
volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml
● Ditambahkan air bebas mineral dengan bantuan corong gelas
dan batang pengaduk hingga mendekati tanda batas pada leher
labu ukur 50,0 ml
● Dibersihkan bagian dinding dalam labu ukur yang terdapat di
atas tanda dengan bantuan kertas saring dan batang pengaduk
● Ditambahkan air bebas mineral dengan pipet tetes sedikit demi
sedikit sampai batas tanda
● Ditutup labu ukur 50,0 ml dan dikocok sampai homogen
4. Pembuatan Larutan Baku Kerja
● Dipipet larutan baku kerja antara sejumlah tertentu, kemudian masing-
masing dimasukkan ke dalam labu ukur
● Ditambah sejumlah tertentu air bebas mineral sampai batas tanda labu
ukur dan ditutup dan dikocok sampai homogen
● Disaring larutan dengan menggunakan membran filter (dalam filter
holder) dan dimasukkan ke dalam botol
● Larutan diukur intensitasnya dengan ICPS
5. Sampel Air Minum Dalam Kemasan
● Sampel dipindahkan ke dalam beaker glass 100 ml sebanyak 50 ml
● Disaring sampel dengan menggunakan membran filter (dalam filter
holder) untuk memisahkan partikel-partikel yang tidak diinginkan
● Sampel dipipet sejumlah 1,0 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur
50,0 ml
● Ditambahkan air bebas mineral ke dalam labu ukur 25,0 ml sampai
mendekati batas tanda dan dimasukkan tetes demi tetes air bebas
mineral sampai batas tanda
6. Penetapan Kadar dengan ICPS
● Penetapan kadar dimulai dari larutan blanko sebelum analisis sampel
dilakukan
● sampel yang telah dibuat diukur intensitasnya dengan ICP-OES pada
panjang gelombang 324,75 nm
● Dicatat intensitasnya dan dihitung kadar cemaran logam dalam sampel
dengan menggunakan persamaan regresi dari kurva baku unsur logam
yang sesuai
0 0 0 200
b = 97,1340
r = 0,9811
y = a +bx
y = 1236,0825 + 97,1340x
Sampel berupa air minum dalam kemasan di pipet 1,0 ml dan diencerkan hingga volume
tepat 50,0 ml dalam air bebas mineral. Hasil intensitasnya menunjukkan nilai sebesar 3900 ;
3800 ; 4000
Intensitas
3900 y = 1236,0825 + 97,1340x
x = 27,42518068 ppb
x = 26,39567505 ppb
Intensitas
4000 y = 1236,0825 + 97,1340x
x = 28,45468631 ppb
V. Pembahasan
Timbulnya suatu cemaran dapat diakibatkan karena adanya kegiatan industri, proses
alam dan lain lain. Hal itulah yang dapat berkontribusi dalam peningkatan unsur logam dalam
perairan salah satunya adalah mata air. Sumber pencemaran ini dapat berpotensi
meningkatkan logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial yang terlarut didalam
air. Adapun beberapa contoh logam yang beracun bagi manusia yaitu kadmium (Cd),
tembaga (Cu), merkuri (Hg), timbal (Pb), nikel (Ni), arsen (As), dan seng (Zn). Tembaga
(Cu) adalah salah satu unsur logam transisi yang berwarna coklat kemerahan, Logam ini
merupakan salah satu logam berat yang bersifat toxic dan berbahaya. Menurut Permenkes
Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar maksimum
tembaga (Cu) yang diperbolehkan dalam air minum adalah 2 mg/L. Untuk melakukan
penetapan kadar logam cemaran Cu dapat menggunakan metode Inductively Coupled Plasma
Spectroscopy (ICPS) atau Inductively Coupled Plasma (ICP)
ICP (Inductively Coupled Plasma) merupakan suatu teknik analisis yang digunakan
untuk mendeteksi cemaran logam (trace metals) yang terdapat di dalam sampel. Prinsip dari
ICP adalah pengatomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya pada panjang gelombang
tertentu yang kemudian dapat diukur sebagai intensitas. Larutan sampel dihisap dan dialirkan
melalui tabung kapiler ke nebulizer. Nebulizer akan mengubah larutan sampel menjadi
bentuk aerosol yang selanjutnya di injeksi oleh ICP. Pada temperatur tertentu sampel akan
mengalami ionisasi dan eksitasi. Atom-atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal
dan memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasi ini akan didispersi dengan komponen optik,
sehingga akan muncul sebagai panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal
listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi
unsur. Kemudian Sinyal ini lah yang diproses oleh bagian sistem pengolahan data.
Sampel yang akan dianalisis dengan alat ICP-OES harus dalam bentuk larutan yang
jernih. Sebelum melakukan analisis, larutan sampel disaring terlebih dahulu dengan
menggunakan membran filter. Untuk pelarut yang digunakan dalam analisis ini adalah air
bebas mineral. Digunakan air bebas mineral karena tidak mengandung unsur logam sehingga
tidak mengganggu proses analisis sampel
VI. Kesimpulan
Rata rata kadar sampel = 1,371259034 mg/L ~ 1,37 mg/L. Menurut permenkes
492/2010, kadar Cu dipersyaratkan < 2 mg/liter. Dari hasil penetapan kadar analisis Cu pada
air minum telah memenuhi persyaratan Permenkes
Surabaya, 6 Mei 2021
Vinka Anjani Irnanda/110118073/ No Presensi 18