Professional Documents
Culture Documents
Kompleksometri
B-6
Vinka Anjani Irnanda 110118073
Vieri Lionard 110118079
Muhammad Iqbal Ramadhan 110118083
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
Nomor Kelompok :B6
Nama anggota/NRP/No Presensi
-Vinka Anjani Irnanda /110118073/ 18
-Vieri Lionard /110118079/ 19
-Muhammad Iqbal Ramadhan /110118083/ 20
Tanggal praktikum/praktikum ke: 3 Juni 2021/ Praktikum ke-6
Judul Tugas: Penetapan Kadar CaCO4 di dalam Air Sumur dengan Metode Kompleksometri
Bentuk Sediaan : Larutan air sumur
Pustaka Acuan :
1. Vogel’s textbook of quantitative chemical analysis, 5th ed, revised by G.H Jeffery et
al. Page 325-326
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 32 tahun 2017 tentang
Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk
keperluan higiene sanitasi, kolam Renang, solus per aqua, dan pemandian umum
I. Prosedur Asli
I.1. Vogel’s textbook of quantitative chemical analysis, 5th ed, revised by G.H Jeffery et
all. Page 325-326
Prepare the magnesium complex of EDTA, Na2MgY, by mixing equal volumes of 0.2M
solutions of EDTA and of magnesium sulphate. Neutralise with sodium hydroxide solution to
a ph between 8 and 9 (Phenolphthalein just reddened). Take a portion of the solution, add a
few drops of the buffer solution (pH 10), and a few milligrams of the solochrome black-
potassium nitrate indicator mixture.
A violet colour should be produced which turn blue on the addition of a drop of 0.01M EDTA
solution and red on the addition of a single drop of 0.01M magnesium sulphate solution. this
confirms the equimolarity of magnesium and EDTA. If the solution does not pass this test, it
may be treated with more EDTA or with more magnesium sulphate solution untuk the
required condition of equimolarity is attained; this gives an approximately 0.1M solution.
Pipette 25.0 ml of the 0.01m calcium ion solution into a 250ml conical flask, dilute it with
about 25 ml of distilled water, add 2 ml buffer solution, 1ml 0.1M Mg-EDTA and 30-40mg
solochrome black/potassium nitrate mixture. Titrate with the EDTA solution until the colour
changes from wine red to clear blue. No tinge of reddish hue should remain at the
equivalence point. Titrate slowly near the end point.
I.2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 32 tahun 2017 tentang
Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk
keperluan higiene sanitasi, kolam Renang, solus per aqua, dan pemandian umum
Menurut Permenkes RI no 32 tahun 2017, Kesadahan air (CaCO3) maksimal 500 mg/L
Soal
Seorang apoteker diminta untuk melakukan analisis kandungan CaSO4 air sumur.
Berdasarkan dari ketersediaan bahan dan alat yang ada di laboratorium tempat apoteker
tersebut bekerja, maka dilakukanlah analisis tersebut menggunakan metode kompleksometri.
Sebelum memulai melakukan titrasi pada sampel, terlebih dahulu dilakukan pembakuan
larutan Na EDTA dengan baku primer ZnSO4 dengan data pembakuan sebagai berikut :
10,0 ml 0,00-9,89
10,0 ml 0,00-9,90
10,0 ml 0,00-10,10
10,0 ml 0,00-10,12
10,0 ml 0,00-10,05
Setelah melakukan proses pembakuan tersebut lalu dilakukan titrasi penetapan kadar ca
dengan menggunakan metode titrasi terbalik kompleksometri datanya sebagai berikut :
25,0 ml
25,0 ml 10,00 ml
25,0 ml 25,0 ml
10,15 ml
25,0 ml 25,0 ml
10,05 ml
1. Berdasarkan data tersebut berapa kadar logam CaSO4 pada air sumur tersebut ?
2. Bandingkan dengan persyaratan kadar
a. Prinsip kerja
1. Pembuatan larutan baku primer ZnS04.7H20
2. Pembakuan larutan baku sekunder Na2EDTA
3. Penetapan kadar sampel
M Na2EDTA = M ZnSO4.7H2O
VxM=VxM
10 x M = 10 x0,05 M
M Na2EDTA = 0,05 M
Alat
Alat Jumlah
Buret 25,0 ml 1 buah
Bahan :
Bahan Jumlah
Buffer salmiak ( 5 x 5 ml ) = 25 ml
( 3 x 5 ml ) = 15 ml
Jumlah = 40 ml
EBT ( 3 x 50 mg ) = 150 mg
( 5 x 50 mg ) = 250 mg
Jumlah = 400 mg
f. Cara kerja :
1. Pembuatan baku primer ZnSO4
a. Ditimbang ZnSO4 sebanyak 3,60 gram dengan timbangan gram dan
kertas perkamen
b. Lalu ditimbang pada timbangan analitik menggunakan botol timbang
tanpa tutup (dengan cara penimbangan langsung)
c. ZnSO4 yang telah ditimbang dilarutkan menggunakan air bebas
mineral, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250,0 ml
d. Ditambahkan air bebas mineral sampai tanda labu ukur
e. Labu ukur ditutup, setelah itu isinya dihomogenkan
2. Pembakuan larutan Na2EDTA dengan baku primer ZnSO4
a. Memasang statif dan klem dengan tepat.
b. Dibilas buret dengan dinatrium EDTA, lalu buret dipasang pada statis
dan klem dengan benar.
c. Diisi buret dengan dinatrium EDTA dengan bantuan corong dan
batang pengaduk hingga melebihi batas.
d. Diletakkan beaker yang telah dilebeli “buangan” dibawah buret. Lalu
dibuka kran buret hingga volume dinatrium edetat dalam buret tepat
diangka 0. (Hindari adanya gelembung).
e. Dipipet 10,0 ml larutan baku primer ZnSO4 0,05 M dengan pipet
volume. Lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100,0 ml.
f. Ditambahkan 50 mg indikator EBT 1%, serta ditambahkan buffer
salmiak pH 10 sebanyak 5 ml.
g. Dilakukan titrasi, dibuka kran buret tetes demi tetes sambil
menggoyangkan labu erlenmeyer.
h. Titik akhir titrasi ditandai dengan berwarna biru yang muncul dalam
labu erlenmeyer.
i. Titrasi dihentikan dan dicatat volume titran yang dibutuhkan.
j. Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
3. Penetapan kadar logam CaSO4
a. Disiapkan ZnSO4 dalam buret
b. Sampel dipipet 25,0 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
c. Ditambahkan 2 ml buffer salmiak lalu dicek pH = 10 dengan pH meter
d. Ditambahkan indikator EBT 2-3 tetes dan EDTA berlebih
e. Dititrasi dengan ZnSO4 hingga terjadi perubahan warna dari biru
menjadi biru ungu
f. Dicatat vol. akhir titrasi dan ditetapkan kadar sampelnya.
g. Catatan: Jika volume akhir titrasi ZnSO4 kurang dari 5 ml maka
dilakukan titrasi ulang dengan jumlah sampel yang dikurangi atau
jumlah EDTA yang ditambah.
h. Dilakukan replikasi penetapan kadar sampel sebanyak 3 kali.
Hasil:
= 74,86223835 mg/25 mL ( x 40 )
=2994,4895 mg/L
= 74,11223835 mg/25 mL ( x 40 )
= 2964,4895 mg/L
= 74,61223835 mg/25 mL ( x 40 )
= 2984,4895 mg/L
SD= 15,2753
Kv = 0,51%
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
Rata- rata kadar sampel = 2981,1562 mg/L. Menurut Permenkes 32 tahun 2017,
Kadar CaCO3 untuk media air keperluan higiene sanitasi adalah tidak boleh melebihi 500
mg/L. Dari hasil penetapan kadar CaCO3 pada air sumur tidak memenuhi persyaratan
Permenkes
Surabaya, 3 Juni 2021
Vinka Anjani Irnanda/110118073/ No Presensi 18