Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Dengan Kepuasan Pasien Pengguna BPJS Kesehatan
Hubungan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Dengan Kepuasan Pasien Pengguna BPJS Kesehatan
ABSTRACT. Health is important for everyone. However, the cost of treatment to be one of the problems for the
public health service users. The need for social security to ease the cost to achieve health for the community. BPJS
as social institutions set up to organize programs like social security that exist in Indonesia. In addition, quality
services are expected to remain obtainable patient health BPJS users that will create satisfaction for patients.
Good service system providing care for patients according to the standard, thus creating a feeling of safety,
comfort, and get the satisfaction that impact on the patient's recovery process. This type of research is quantitative
method with purposive sampling techniques and data analysis Pearson Product Moment Correlation. Samples
were patients in hospital health BPJS users A.W. Samarinda Sjahranie as many as 77 people. The data collection
is done by using two measuring devices, namely the satisfaction scale and the scale of the service system. The
results showed a positive and significant relationship between the service system with patient satisfaction (r =
0.624, p = 0.000). This means that the higher the system of services provided, the higher the level of patient
satisfaction. Conversely, the lower the service system, the lower the level of patient satisfaction health BPJS users.
ABSTRAK. Kesehatan penting bagi semua orang. Namun, biaya perawatan menjadi salah satu masalah bagi
pengguna layanan kesehatan masyarakat. Perlunya jaminan sosial untuk meringankan biaya untuk mencapai
kesehatan bagi masyarakat. BPJS sebagai lembaga sosial dibentuk untuk mengatur program-program seperti
jaminan sosial yang ada di Indonesia. Selain itu, layanan berkualitas diharapkan tetap tersedia bagi pengguna
kesehatan BPJS yang akan menciptakan kepuasan bagi pasien. Sistem pelayanan yang baik memberikan perawatan
bagi pasien sesuai standar, sehingga menciptakan perasaan aman, nyaman, dan mendapatkan kepuasan yang
berdampak pada proses pemulihan pasien. Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik purposive
sampling dan analisis data Pearson Product Moment Correlation. Sampel adalah pasien pengguna BPJS kesehatan
rumah sakit A.W. Sjahranie Samarinda sebanyak 77 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
dua alat pengukur, yaitu skala kepuasan dan skala sistem layanan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif
dan signifikan antara sistem layanan dengan kepuasan pasien (r = 0,624, p = 0,000). Ini berarti bahwa semakin
tinggi sistem layanan yang diberikan, semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien. Sebaliknya, semakin rendah
sistem layanan, semakin rendah tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS kesehatan.
1
Email: andry22042@gmail.com
117
Psikoborneo, Vol 5, No 1, 2017: 117-121 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
118
Psikoborneo, Vol 5, No 1, 2017: 117-121 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
terhadap aktivitas dan suatu produk yang diberikan Kualitas pelayanan Rumah Sakit adalah standar
dengan harapannya. pelayanan minimal yang dimaksudkan agar tersedianya
panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan
Tjiptono (2012) menyatakan bahwa kualitas pertanggungjawaban penyelenggaraan dalam
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan memenuhi kebutuhan masyarakat atau pasien (Menteri
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
yang memenuhi atau melebihi harapan. Kadir (2001)
menyatakan bahwa kualitas sebagai proses untuk BPJS Kesehatan
meningkatkan kontinuitas sebagai tujuan yang sulit BPJS Kesehatan (badan penyelenggara jaminan
dipahami, karena harapan para konsumen akan selalu sosial) merupakan badan hukum yang dibentuk untuk
berubah. Setiap standar baru ditemukan, maka menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan yang
konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan berkoordinasi langsung dibawah presiden serta
standar baru lain yang lebih baru dan lebih baik. mengelola jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat
Menurut Kotler (2002) pelayanan merupakan Indonesia (Lestari, 2013).
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain pada umumnya tidak METODE PENELITIAN
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan Penelitian adalah cara-cara yang digunakan
apapun. Menurut Lovelock, Petterson & Walker (dalam secara ilmiah untuk memahami melakukan pemecahan
Tjiptono, 2007) pelayanan sebagai sebuah sistem, masalah sehingga diperoleh kebenaran bersifat ilmiah.
dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
sistem yang terdiri atas dua komponen utama yaitu adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif.
operasai jasa dan penyampaian jasa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
Gronroos (dalam Tjiptono, 2007) menyatakan adalah probability sampling yaitu pengambilan sample
bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau
serangkaian aktivitas intangible yang biasa (namun karakteristik yang diperlukan atau bisa juga disebut
tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara dengan Judgmental sampling. Sampel penelitian
pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik sebanyak 77 orang konsumen pengguna BPJS
atau barang, dan sistem penyedia jasa, yang disediakan Kesehatan.
sebagai solusi atas masalah pelanggan. Pelayanan Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan
merupakan setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh data penelitian adalah menggunakan dianalisi dengan
satu pihak ke pihak lain, dimana kepuasan dapat pendekatan statistic. Pengujian hipotetis dalam
mendorong pelayanan yang berkualitas (Parasuraman penelitian ini menggunakan uji analisis korelasi Rank
dalam Tjiptono: 2007). Spearman menggunakan progam SPSS 20.00 for
Menurut Zeithaml dan Bitner (2003) pelayanan windows.
pada dasarnya merupakan seluruh aktivitas ekonomi
dengan hasil selain produk dalam pengertian fisik, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak Uji hipotesis dalam penelitian adalah untuk
berwujud bagi pembeli pertamanya. mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan menurut Kotler (2002) terhadap kepuasan pasien pengguna BPJS kesehatan
merupakan totalitas dari bentuk karakteristik barang Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Uji
dan jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk hipotesis dilakukan untuk melihat keeratan hubungan
memuaskan kebutuhan pelanggan, baik yang nampak antara dua variabel. Berdasarkan hasil analisis korelasi
jelas maupun yang tersembunyi. Bagi perusahaan yang kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien diperoleh
bergerak di sektor jasa, pemberian pelayanan yang nilai korelasi (r) 0,624 yang artinya terjadi hubungan
berkualitas pada pelanggan merupakan hal mutlak yang positif yang kuat dan signifikan antara sistem pelayanan
harus dilakukan apabila perusahaan ingin mencapai terhadap kepuasan pasien. Nilai positif pada koefisien
keberhasilan
119
Psikoborneo, Vol 5, No 1, 2017: 117-121 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
korelasi menunjukkan bahwa arah hubungan kedua Sakit dengan kepuasan pasien pengguna BPJS di
variabel adalah positif. Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hal
Artinya semakin baik kualitas pelayanan yang ini menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan BPJS
diberikan maka pasien akan semakin merasa puas, atau di rumah sakit yang di berikan maka semakin puas
semakin kurang baik kualitas pelayanan yang diberikan tingkat kepuasan pasien. Sebaliknya, semakin buruk
maka pasien akan merasa semakin kurang puas. Pasien kualitas pelayanan BPJS yang di berikan maka semakin
baru akan merasa puas apabila kinerja pelayanan rendah tingkat kepuasan pasien BPJS.
kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi dari
apa yang diharapkannya dan sebaliknya, ketidakpuasan Saran
akan timbul apabila pelayanan kesehatan yang Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti
diperoleh tidak sesuai dengan harapan (Pohan, 2007). menyarankan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
Sinambela (2010) menyatakan bahwa secara teoritis, 1. Diharapkan semua petugas di Rumah Sakit AW
tujuan pelayanan pubik pada dasarnya adalah memberi Sjahranie dapat melaksanakan pelayanan yang
kepuasan pada masyarakat. Sehingga dalam mencapai berkualitas sehingga dapat menciptakan kepuasan
kepuasan tersebut diperlukan kualitas pelayanan yang yang berpengaruh pada kepatuhan pasien dalam
prima. menjalani pengobatan.
Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan 2. Perlu adanya penambahan petugas pelayanan BPJS
kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan pasien Center dan petugas lain di Rumah Sakit seperti
pengguna BPJS kesehatan Rumah Sakit Abdul Wahab dokter spesialis, perawat dan lainnya.
Sjahranie Samarinda cenderung tinggi dengan variasi 3. Di harapkan para pasien pengguna BPJS Kesehatan
skor jawaban tinggi. Adapun hasil kategorisasi dapat membayar iuran tepat waktu, mengikuti
diperoleh jumlah paling besar pada kategori cukup puas prosedur kepesertaan dan mau bersabar dalam
yaitu 26 pasien atau sebesar 33,8%. Hal ini senada mengikuti proses administratif.
dengan hasil kategorisasi pada kualitas pelayanan yang 4. Tersedianya fasilitas yang memadai seperti
diperoleh paling banyak pada kategori cukup baik yaitu tersedianya kursi yang cukup, ruang tunggu
sebanyak 20 pasien atau sebesar 26,0%. Kepuasan membaca, dan televisi, sehingga pasien maupun
pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh keluaga pasien tidak jenuh dalam menunggu antrian.
dari kegiatan jaminan mutu layanan kesehatan sehingga
dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat (Pohan, 2007). Endang, A. (2010). jurnal Manajemen Pelayanan
Pasien yang puas merupakan aset yang sangat Kesehatan Analisis Biaya Per Kapita sebagai
berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus upaya advokasi pengendalian biaya progam
melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya. Dalam jaminan kesehatan Jembrana. vol 11.No 1.
menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk Fajar. (2014). Tingkatkan Mutu Pelayanan. Samarinda:
memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan Humas Pemprov Kaltim.
untuk mempertahankan pasien, perlu adanya perbaikan Haryanti, K., & Hadi, S. (2000). Hubungan Persepsi
atau kesempurnaan kepuasan dengan berbagai strategi Mutu Pelayanan dan Nilai Konsumen dengan
pelayanan Rumah Sakit untuk dapat merebut pelanggan Kepuasan Konsumen. Semarang : Psikodinamika
(Junaidi, 2002). Pada dasarnya setiap manusia Imbalo. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan :
membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat Dasar-dasar Pengertian Dan Penerapan. Jakarta :
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan EGC
dengan kehidupan manusia Sinambela (2010). Junaidi. (2007). Mutu Pelayanan Kesehatan Online
Avaible.
KESIMPULAN DAN SARAN
http://bidan.2006.blogspot.com/2006/02/Mutu
Kesimpulan Pelayanan kesehatan (16 februari 2016)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta :
maka dapat ditarik kesimpulanbahwa terdapat Erlangga.
hubungan signifikan antara kualitas pelayanan Rumah Kemenkes. (2013). Laporan Akuntabilitas Kinerja
120
Psikoborneo, Vol 5, No 1, 2017: 117-121 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
121