You are on page 1of 7

PERTUMBUHAN Nephentes mirabilis PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN ARANG

AKTIF DAN PENGGUNAAN SUMBER EKSPLAN BERBEDA

The Growth of Nephentes mirabilis on Various of Medium with Different of Explants Source and
Activated Carcoals Concentration

Susiyanti1
1Staf
Pengajar Jurusan Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten
E-mail: yantimara@yahoo.com

ABSTRACT

Indonesia has a rich biological diversity due to its varied climatic, altitudinal variations and
ecological habitats. There are two methods of conservation: in situ and ex situ onservation, both are
complementary to each other. In situ methods allow conservation to occur with ongoing
naturalevolutionary processes, ex situ conservation via in vitro propagation also acts as a viable
alternative for increase and conservation of populations of existing bioresources in the wild and to
meet the commercial requirements. The research was aimed to determine the source of explants and
consentration of activated carcoal. This research has been conducted in 4 months has been carried out
during March to July 2008 in the Laboratory of Indonesia Centre for Biodiversity and Biotechnology,
Nagrak Cilubang-Bogor. This research using completely randomized design arranged as a factorial
with two factors, and 5 replicates. The first factor is sources of explants with two levels different (up
and down of shoot). The second factor is the consentration of activated carcoal with 5 levels, namely:
0,1,2,3 g.l-1. The results showed that up of shoot show the best growth performance; while the best
medium to increase explant regeneration with 2 g.l-1 activated carcoal.

Keywords: in vitro propagation, Nephentes mirabilis, activated charcoal, source of explants.

PENDAHULUAN Bahkan juni 2009 silam, LIPI mengumumkan


beberapa spesies kantong semar sebagai
Indonesia merupakan salah satu Negara dari tanaman paling langka di Indonesia
megadiversity di dunia yang memiliki sumber (Anonimous, 2009).
daya alam luar biasa, salah satunya adalah Nepenthes adalah satu-satunya genus
sebagai pusat dari Kantong semar (Nepenthes dalam family Nepenthaceae dan hanya terdapat
sp.). Kantung semar merupakan tanaman unik 82 jenis Nepenthes yang ada di dunia, 64 jenis
dari hutan yang belakangan menjadi trend hidup di Indonesia. Borneo (Kalimantan,
sebagai tanaman khas komersil di Indonesia. Serawak, Sabah dan Brunei) merupakan pusat
Trend ini mulai berlangsung sejak tahun lalu penyebaran Nepenthes di dunia. Saat ini hidup
dan semakin marak saat ini, karena bentuknya sekitar 32 jenis (Mansur, 2007).
yang unik, sehingga tanaman ini mulai Bentuk kantong dan corak warna
diperjualbelikan oleh masyarakat. Namun, Nepenthes memiliki nilai seni yang unik,
kebanyakan yang diperjualbelikan masih artistik, dan nilai ekonomi tinggi. Sebagian
merupakan Nepenthes sp. yang diambil besar Nepenthes potensial dijadikan sebagai
langsung dari alam, bukan dari hasil tanaman hias karena keunikan dan kemampuan
penangkaran atau budidaya (Azwar et al., kantong menangkap serangga (Handayani
2007). Namun keberadaan kantong semar di 2006). Nephentes mirabilis merupakan salah
habitat aslinya justru terancam kepunahan. satu jenis kantong semar yang daerah
Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 60
penyebarannya terdapat di Sumatera (Azwar, meningkatkan persentase benih Nepenthes
2007). mirabilis berkecambah (70 – 90 %) dan
Populasi kantong semar di alam mempercepat waktu perkecambahan (antara 27
diprediksikan akan terus mengalami penurunan – 38 hari setelah semai). Selain itu,
dari tahun ke tahun. Kondisi ini disebabkan pertumbuhan kultur pada media BAP 0 sampai
oleh beberapa hal di antaranya : kebakaran 1 ppm memberikan hasil terbaik pada peubah
hutan, penebangan kayu secara eksploitatif, jumlah daun, jumlah tunas dibandingkan kultur
pengembangan pemukiman, pertanian, dan yang tumbuh pada media dengan 2 ppm BAP.
perkebunan serta eksploitasi yang berlebihan Kultur berakar dengan baik pada media tanpa
untuk tujuan komersil (Mansur, 2006). Hutan NAA .
rawa gambut di Sumatera dan Kalimantan Kultur jaringan banyak digunakan
sebagai salah satu habitat alami kantong semar, secara luas dalam industri tanaman yang
hampir setiap tahun mengalami kebakaran. diterapkan pada tanaman-tanaman yang
Konversi lahan hutan untuk pengembangan dianggap penting. Metode ini diharapkan
pemukiman, pertanian, dan perkebunan mampu menghasilkan tanaman dalam skala
menjadi suatu hal yang harus dilakukan seiring besar dalam waktu yang relatif singkat (Astuti
dengan semakin bertambahnya populasi dan Amila, 2007; Yusnita, 2003). Namun,
penduduk. Hal ini pulalah yang ditengarai penelitian kultur jaringan Nepenthes belum
sebagai penyebab makin berkurangnya habitat banyak dilakukan. Dari hasil penelitian
kantong semar di alam. Apabila hal ini terus Sayekti (2007), menunjukkan bahwa media
menerus dibiarkan tanpa adanya upaya yang terbaik untuk pertumbuhan dan
penyelamatan ancaman kepunahan kantong perkembangan kecambah Nepenthes mirabilis
semar di alam tinggal menunggu waktunya. adalah ½ MS dan ¼ KC. Menurut Rahayu dan
Untuk itu diperlukan usaha konservasi, baik in- Isnaini (2009), media ¼ MS dan 1/8 MS
situ maupun ex-situ dengan cara budidaya menghasilkan jumlah kantong yang banyak dan
dan pemuliaan. berukuran lebih besar dengan pertumbuhan
Metode perbanyakan Nepenthes saat ini normal, warnanya hijau sedangkan media ½
banyak dilakukan secara stek batang, biji dan MS menunjukkan jumlah kantong yang banyak
pemisahan anakan. Perbanyakan tersebut namun berukuran kecil pada tanaman Nepentes
secara kuntitatif masih belum dapat memenuhi rafflesiana.
banyaknya permintaan akan kantung semar. Keberhasilan dalam kultur jaringan
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan ditentukan oleh media dan jenis eksplan yang
adalah dengan kultur jaringan. digunakan. Pada berbagai tanaman hias kerap
digunakan arang aktif dalam kultur jaringan
Kultur jaringan, adalah metode yang yang dapatmemberikan efek positif dalam
paling umum dipakai saat ini, khususnya oleh pertumbuhannya secara in vitro. Pemberian
penangkar yang memiliki nursery. Kelebihan arang aktif yang baik untuk tanaman anggrek
perbanyakan secara kultur jaringan adalah adalah 2 g per liter. Namun saat ini belum ada
perbnyakannya relatif mudah, waktu produksi informasi tentang berapa banyak arang aktif
lebih singkat, dan resiko kegagalan relatif lebih yang harus diberikan dalam media dan sumber
kecil. Perbanyakan secara kultur jaringan juga ekplan yang tepat untuk mendapatkan
mengurangi pengambilan kantong semar pertumbuhan yang baik pada Nephentes
langsung dari alam bebas untuk dijual. mirabilis.

Berdasarkan hasil penelitian Dinarti dkk Penelitian ini bertujuan untuk


(2009) Penggunaan media baik itu untuk mempelajari respon terhadap berbagai
pertumbuhan Nepenthes mirabilis secara in konsentrasi arang aktif pada sumber eksplan
vitro adalah ½ MS atau ¼ KC yang dapat Nepenthes.
mempercepat benih berkecambah (rata-rata 39
hari setelah semai). Pemberian zat pengatur
tumbuh TDZ, IAA dan GA3 nyata
Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 61
BAHAN DAN METODE αi = Pengaruh konsentrasi arang aktif
ke-i
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan βj = Pengaruh sumber eksplan ke-j
Maret 2008 hingga Juli 2008; di (αβ)ij = Pengaruh interaksi antara faktor
Laboratorium. Indonesia Center for konsentrasi media MS ke-i dengan
Biodiversity and Biotecnology (ICBB), Bogor. faktor pH ke-j
εijk = Galat percobaan pada faktor
Bahan dan Alat konsentrasi media MS ke-i, faktor pH
Bahan tanaman yang digunakan sebagai ke-j dan ulangan ke-k
eksplan adalah tanaman kantong semar
(Nepenthes mirabilis), media media MS Data yang diperoleh dari hasil
(Murashige and Skoog), agar sukrosa, aquades, pengamatan dilakukan analisis ragam, bila
alkohol, spirtus. dalam uji F berbeda nyata atau berbeda sangat
Alat yang digunakan yaitu autoclave, nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji
laminar air flow, kompor gas, gelas ukur, pipet, jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf
pH-meter, neraca analitik, hand sprayer, hot signifikan 5%.
plate, gelas ukur, oven, magnetic stirrer, pipet,
botol kultur, petridish, pinset, gunting kultur, Pelaksanaan
pisau scapel.
Alat untuk pengamatan diantaranya Sterilisasi Botol dan Alat
ballpoin, kertas label dan kamera digital. Botol kultur sebelum digunakan terlebih
dahulu dicuci bersih dengan air dan deterjen
Metode Penelitian selanjutnya dikeringkan dalam rak agar kering
Penelitian ini menggunakan Rancangan tanpa ada air yang tertinggal. Alat-alat yang
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua akan digunakan seperti pinset, gunting kultur,
faktor. cawan petri, pisau kultur dapat disterilkan
Faktor pertama yaitu konsentrasi Arrang aktif dengan menggunakan alkohol 70%. Botol dan
(A) dalam 4 taraf, yaitu alat-alat disterilkan dalam autoklaf pada
A1 : tanpa arang aktif tekanan 15 psi dengan suhu 1210C selama 15
A2 : 1 g arang aktif per liter menit dengan cara alat-alat tersebut dibungkus
A3 : 2 g arang aktif per liter rapat dengan kertas.
A4 : 3 g arang aktif per liter
Faktor kedua adalah sumber eksplan (B) dalam Pembuatan Media Kultur
2 taraf, yaitu Media yang digunakan dalam penelitian
B1 : pucuk ini menggunakan media dasar yaitu media
B2 : pangkal batang Murashige and Skoog (MS). Media tersebut
dibuat menjadi beberapa modifikasi konsentrasi
Terdapat 10 kombinasi perlakuan tanpa perlakuan zat pengatur tumbuh.
dengan 5 ulangan. Pembuatan 1 liter media misalnya
Model umum rancangan faktorial media 1/8 MS dilakukan dengan memipet
tersebut adalah: larutan unsur makro 1.25 ml larutan NH4NO3,
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk 1.25 ml larutan KHO3, 1.25 larutan MgSO4,
Dimana : i = 1,2,3,4,5 1.25 ml larutan KH2PO4, 1.25 ml larutan
j = 1,2,3 CaCL2, 1.25 ml larutan FeSO4, 1.25 ml larutan
k = 1,2,3,4 Na2, EDTA. untuk larutan unsur mikro 1.25
keterangan : ml larutan H3BO3, 1.25 ml larutan MnSO4,
Yijk = Pengaruh faktor perbedaan 1.25 ml larutan ZnSO4, 1.25 ml larutan KL,
konsentrasi arang aktif ke-i dan 1.25 ml larutan Na,MOO4, 1.25 ml larutan
sumber eksplan ke-j pada C4SO4, 1.25 ml larutan COCL2. larutan vitamin
ulangan ke-k dipakai dalam konnsentarsi volume larutan
μ = Rataan nilai tengah populasi perliter yaitu 10 ml. dengan penambahan
Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 62
gelrite sebanyak 2 g/l dan gula sebanyak 30 g/l Dihitung jumlah akar yang terbentuk
ke dalam labu takar 1 liter . untuk setiap eksplan

Persiapan Ruang Tanamm HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum menggunakan laminar air flow
terlebih dahulu disterilkan dengan Pada semua peubah yang diamati tidak
menyemprotkan alkohol 70% pada dinding dan terdapat interaksi antara jenis eksplan dan
alasnya kemudian selama 15 menit. Lalu lampu arang aktif yang diberikan. Secara mandiri
ultraviolet yang berada didalamnya dinyalakan jenis eksplan yang digunakan memberikan
selama 30-40 menit dengan tujuan untuk pengaruh nyata; demikian pula dengan
membunuh kontaminan yang berada didalam konsentrasi arang aktif yang diberikan dalam
laminar air flow. Blower di nyalakan agar media kultur.
kontaminan yang terdapat didalam dapat
dihembuskan ke luar laminar air flow. Tabel 1. Persentase ekplan hidup tanaman
Nephenthes mirabilis pada media
Penanaman kultur dengan konsentrasi arang aktif
Bahan tanaman (eksplan) yang akan berbeda (%)
ditanam berupa plantlet yang telah dikulturkan B1 B2 Rata-rata
dalam media dasar ½ MS tanpa ZPT selama 5 A1 75.0 50.0 62.5
bulan yang berasal dari Singapura di dalam
A2 75.0 75.0 75.0
ruangan inkubasi. Tanaman Nepenthes
mirabilis dipotong-potong diatas cawan petri A3 50.0 50.0 50.0
sepanjang 0.7 cm dengan memotong akar A4 100.0 50.0 75.0
tanaman yang sudah panjang dengan Rata-rata 75.0 56.3
menggunakan gunting kultur atau pisau kultur Keterangan: A1 : tanpa arang aktif
yang di tempatkan di cawan petri di dalam A2 : 1 g arang aktif per liter
Laminar air flow. Kemudian eksplan di tanam A3 : 2 g arang aktif per liter
pada media perlakuan dengan botol kultur A4 : 3 g arang aktif per liter
berukuran kecil (volume 130 ml) diisi sekitar B1 : pucuk
15 ml media. lalu ditutup dan botol dibungkus B2 : pangkal batang
dengan tutup botol atau plastik wraping dan
disimpan pada ruang inkubasi dengan suhu 23- Tabel 2. Tinggi tunas eksplan Nephenthes
260C dan mendapatkan pencahayaan 2112- mirabilis pada media kultur dengan
2934 (x 1000) lux, serta kelembapan 56-61%. konsentrasi arang aktif berbeda (cm)
B1 B2 Rata-rata
Pengamatan A1 2.50 2.25 2.4 c
Pengamatan dilakukan terhadap peubah A2 3.00 2.95 3.0 b
yang diukur dan diamati dalam penelitian ini A3 3.55 3.10 3.3 a
terdiri dari:
A4 3.55 3.35 3.5 a
a. Persentase eksplan hidup
Dihitung dari total eksplan yang hidup Rata-rata 3.2 A 2.9 B
per total keseluruhan eksplan untuk Keterangan: Angka-angka yang dikuti oleh huruf
kecil yang sama pada kolom yang
setiap kombinasi perlakuan kemudian
sama; dan huruf besar pada baris
dikalikan 100%. yang sama; berbeda tidak nyata pada
b. Tinggi tanaman uji DMRT α 0,05.
Diukur dari permukaan media A1 : tanpa arang aktif
sampai titik tumbuh A2 : 1 g arang aktif per liter
c. Jumlah daun A3 : 2 g arang aktif per liter
Dihitung jumlah daun yang A4 : 3 g arang aktif per liter
terbentuk untuk setiap eksplan B1 : pucuk
d. Jumlah akar B2 : pangkal batang
Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 63
Keterangan: Angka-angka yang dikuti oleh huruf
Tabel 3. Jumlah daun eksplan Nephenthes kecil yang sama pada kolom yang
mirabilis pada media kultur sama; dan huruf besar pada baris
dengan konsentrasi arang aktif yang sama; berbeda tidak nyata pada
berbeda uji DMRT α 0,05.
A1 : tanpa arang aktif
A2 : 1 g arang aktif per liter
B1 B2 Rata-rata A3 : 2 g arang aktif per liter
A1 3.0 2.3 2.6 c A4 : 3 g arang aktif per liter
A2 3.2 3.1 3.1 b B1 : pucuk
B2 : pangkal batang
A3 4.2 4.0 4.1 a
A4 4.3 4.0 4.2 a Persentase eksplan hidup dapat dilihat
Rata-rata 3.6 A 3.3 B pada Tabel 1. Persentase eksplan hidup erat
Keterangan: Angka-angka yang dikuti oleh huruf kaitannya dengan keampuan dalam melakukan
kecil yang sama pada kolom yang kultur steril dan jenis eksplan yang digunakan.
sama; dan huruf besar pada baris Eksplan yang memiliki jaringan meristem lebih
yang sama; berbeda tidak nyata pada
mudah untuk hidup dan tumbuh.
uji DMRT α 0,05.
A1 : tanpa arang aktif
Konsentrasi arang aktif yang baik untuk
A2 : 1 g arang aktif per liter pertumbuhan Nephentes mirabilis secara in
A3 : 2 g arang aktif per liter vitro adalah 2 g per liter media. Sedangkan
A4 : 3 g arang aktif per liter eksplan yang baik adalah dengan menggunakan
B1 : pucuk pucuk tunas Nephentes mirabilis. Pertumbuhan
B2 : pangkal batang eksplan kantong semar Nephenthes mirabilis
dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 4. Jumlah akar Nephenthes mirabilis Secara penampilan pertumbuhan
pada media kultur dengan konsentrasi eksplan kantong semar yang berasal dari pucuk
arang aktif berbeda lebih cepat bila dibandingkan dengan eksplan
yang berasal dari pangkal batang. Ekplan
B1 B2 Rata-rata pucuk lebih cepat tumbuh dan membentuk
A1 2.0 1.5 1.8 c
daun karena memiliki jaringan meristem pucuk
yang memiliki dominansi apical. Sementara
A2 2.8 2.0 2.4 bc
pada eksplan yang berasal dari pangkal batang,
A3 3.2 2.5 2.9 ab pertumbuhannya lebih lambat karena harus
A4 3.3 3.0 3.2 a membentuk tunas baru terlebih dahulu. Hal ini
Rata-rata 2.8 A 2.3 B tampak tinggi tunas dan jumlah daun yang
dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 64


A1 B1 A2 B1 A3B1 A4 B1

A1 B2 A2 B2 A3B2 A4 B2

Gambar 1. Pertumbuhan eksplan Nehenthes mirabilis pada berbagai media dengan konsentrasi arang
aktif berbeda.

Keterangan:
A1 : tanpa arang aktif
A2 : 1 g arang aktif per liter
A3 : 2 g arang aktif per liter
A4 : 3 g arang aktif per liter
B1 : pucuk
B2 : pangkal batang

Jumlah akar yang dihasilkan Nephenthes fenol yang keluar dari jaringan tanaman yang
mirabilis dapat dilihat pada Tabel 4. Jumlah terluka pada saat inisiasi. Disamping itu, arang
akar erat kaitannya dengan ketersediaan ZPT. aktif dapat mengurangi pencoklatan media
Eksplan pangkal batang memiliki auksin akibat pemanasan tinggi setelah sterilisisasi
endogen yang lebih bila dibandingkan dengan media kultur.
eksplan pucuk. Hal ini dikarenakan pucuk
merupakan pusat untuk pembentukan hormone SIMPULAN
endogen sitokinin, sedangkan bagian akar
merupakan pusat pembentukan auksin. Selain (1) Tidak terdapat interaksi antara jenis eksplan
itu, pemberian arang aktif kan memberikan dan arang aktif yang diberikan. Secara
warna gelap pada media sehingga lebih mandiri jenis eksplan yang digunakan
merangsang sistem perakaran, karena arang memberikan pengaruh nyata; demikian pula
aktif mampu mengurangi cahaya yang masuk dengan konsentrasi arang aktif yang
ke dalam media. Intensitas cahaya yang rendah diberikan dalam media kultur.
dapat merangsang ZPT endogen bekerja lebih (2) Konsentrasi arang aktif yang baik untuk
aktif dalam melakukan proses inisiasi akar. pertumbuhan Nephentes mirabilis secara in
Auksin bekerja optimum pada intensitas cahaya vitro adalah 2 g per liter media.
rendah, walau proses sintesis auksin (3) Eksplan yang baik adalah dengan
berlangsung ketika ada cahaya terang. menggunakan pucuk tunas Nephentes
Widiastoety dan Marwoto (2004), menyatakan mirabilis
bahwa arang aktif dapat menyerap senyawa
Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 65
plantlet Oncidium. J. Hort. 14(1):1-4.
DAFTAR PUSTAKA Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura, Rangunan, Pasar
Minggu.
Anonimous. 2009. Kantong Semar
Yusnita. 2003. Kultur jaringan cara
Tanaman Karnivora.
memperbanyak tanaman secara efisien.
http://alamendah.wordpress.com/2009
Agromedia Pustaka, Jakarta.
/10/08/kantong-semar-tanaman-
karnivora/.
Astuti, Y dan Amila. 2007. Perbanyakan Bibit
Aglonema Dalam Media Murashige
and skoog dan konsentarsi NAA.
Azwar F., A. Kunarso, dan T. Rahman. 2007.
Kantong semar (Nepenthes sp.) di
hutan sumatera, tanaman unik yang
semakin langka. Prosiding Ekspose
Hasil-Hasil Penelitian, 2007
Dinarti, D., S. Urip, dan
A. Yayu 2009. Kultur Jaringan
Kantong Semar Nepenthes mirabilis.
Abstract.
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/12345
6789/32977.
Handayani, T. 2006. Perbanyakan Tanaman
KantongSemar (Nepenthes spp).
www.lipi.go.id. Diakses tanggal 9 april
2010.
Mansur, M. 2006. Nepenthes Kantong Semar
Yang Unik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahayu, E.M.D., dan Y. Isnaini. 2009. Induksi
pembentukan kantong tanaman
Nepenthes rafflesiana Jack. pada
berbagai konsentarsi media dan ukuran
wadah kultur. Prosiding Seminar “
Peranan Konservasi Flora Indonesia
dalam Mengatasi Dampak Pemanasan
Global”. UPT BKT Kebun Raya Eka
Karya Bali-LIPI dan PTTI, FMIPA
Universitas Udayana dan BLH Prov Bali
Hal:436-441.
Sayekti, U. 2006 Pengaruh media terhadap
perkecambahan Nepenthes mirabilis
secara in vitro. Proseeding
Perhimpunan Hortikultura Indonesia
Tahun 2006.
Widiastuti D, Marwoto B. 2004. Pengaruh
berbagai sumber arang dalam media
kultur in vitro terhadap pertumbuhan

Jur. Agroekotek. 2 (2): 60-66, Desember 2010 66

You might also like