You are on page 1of 9

Analisa Koordinasi Setting Proteksi Over Current Relay (OCR) Outgoing 20 kV dan Recloser

pada Trafo II 60 MVA Feeder RBG 01 di Gardu Induk 150 kV Rembang


Indri Safitri1), Gunawan2), dan Agus Adhi Nugroho3)
1, 2,3)
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
1, 2,3)
Jl. Raya Kaligawe Km.4 Po.Box 1054 Semarang 50112
e-mail: indrisafitri@std.unissula.ac.id1), gunawan@unissula.ac.id2), agusadhi@unissula.ac.id3)

ABSTRACT
According to energy observers from the Institute for Essential Services Reform (IESR) the number of electricity consumers
in Indonesia has increased by an average of 6-7% annually followed by an increase in the area of its services. An increasingly
broad network is directly proportional to the potential for interference with the transmission and distribution system. The 150
KV Rembang substations is part of the Java-Bali Interconnection electrical system in northern Central Java that supplies
electricity to the Rembang and surrounding areas. Rembang 150 KV substation on May 24, 2019, RBG 01 feeder experienced
a disturbance behind the RB1-32 recloser and it was recorded that in 2019 PMT it had been tripped 4 times. Besides, there
has been a change in equipment in the form of transformer II. These problems indicate the potential for interference that is
not anticipated by the protection system, namely Over Current Relay and recloser. This study evaluates the setting of an
outgoing 20 KV OCR protections and recloser on transformer II RBG 01 feeder Rembang 150 KV substation. The scenarios
used are calculations with large variations of short-circuit current based on% distance, as well as the calculation of OCR and
recloser settings with IEC 60255 standards. Setting currents in the protection equipment is regulated based on current con-
ductivity (KHA) and load current on the recloser. The coordination of the protection settings resulting from this resetting will
be compared to the conditions on the ground. Existing (field) OCR outgoing feeder RBG 01 condition TMS OCR value = 0.228
seconds, Iset = 480 A, and t op = 0.3 seconds. The existing OCR recloser condition TMS OCR value = 0.120 seconds and Iset
= 400 A. The results of OCR coordinating outgoing feeder RBG 01 obtained TMS OCR value = 0.135 seconds, Iset = 585 A,
and t operation = 0.3 seconds. OCR recloser resetting conditions obtained TMS OCR value = 0.10 seconds, Iset = 240 A and
t operation = 0.198 seconds. The resetting conditions have met the IEC 60255 standard because recloser working time is
smaller than outgoing work time..

Keywords: Electric power distribution system, short circuit current, OCR, recloser

ABSTRAK
Menurut pengamat energi dari Institute for Essential Services Reform (IESR) jumlah konsumen listrik di Indonesia naik
rata-rata pertahun 6-7% yang diikuti dengan meningkatnya luas daerah pelayanannya. Jaringan yang semakin luas berband-
ing lurus dengan potensi terjadinya gangguan pada sistem transmisi dan distribusi. Gardu Induk 150 KV Rembang merupakan
bagian sistem kelistrikan Interkoneksi Jawa Bali pada Jawa Tengah bagian Utara yang mensupply listrik ke daerah Rembang
dan sekitarnya. Gardu Induk 150 KV Rembang tanggal 24 mei 2019 feeder RBG 01 mengalami gangguan di belakang recloser
RB1-32 dan tercatat pada 2019 PMT telah trip sebanyak 4 kali. Selain itu, telah terjadi perubahan perangkat berupa per-
gantian trafo II. Masalah tersebut menunjukkan adanya potensi gangguan yang tidak terantisipasi oleh sistem proteksinya
yakni Over Current Relay dan recloser. Kajian ini mengevaluasi setting proteksi OCR outgoing 20 KV dan recloser pada
trafo II feeder RBG 01 Gardu Induk 150 KV Rembang . Skenario yang digunakan berupa perhitungan dengan variasi besar
arus hubung singkat berdasarkan % jarak, serta perhitungan setting OCR dan recloser dengan standar IEC 60255. Arus
setting pada peralatan proteksinya diatur berdasarkan kuat hantar arus (KHA) dan arus beban pada recloser. Koordinasi
setting proteksi hasil resetting ini akan dibandngkan dengan kondisi di lapangan. Kondisi existing (lapangan)OCR outgoing
feeder RBG 01 nilai TMS OCR = 0,228 detik, Iset = 480 A, dan t op = 0,3 detik. Kondisi existing OCR recloser nilai TMS
OCR = 0,120 detik dan Iset = 400 A. Hasil Resetting koordinasi OCR outgoing feeder RBG 01 didapatkan nilai TMS OCR =
0,135 detik, Iset = 585 A, dan t operasi = 0,3 detik. Kondisi resetting OCR recloser didapatkan nilai TMS OCR = 0,10 detik,
Iset = 240 A dan t operasi = 0,198 detik. Kondisi resetting telah memenuhi standar IEC 60255 karena waktu kerja recloser
lebih kecil dari waktu kerja outgoing.

Kata Kunci : sistem distribusi tenaga listrik, arus hubung singkat, OCR, recloser

I. PENDAHULUAN konsumen. Perkembangan jaringan pada sistem distri-

S istem distribusi adalah suatu komponen dari sis-


tem tenaga listrik yang berfungsi untuk mengalir-
kan tenaga listrik berdaya listrik besar hingga ke
busi sangat diperlukan mengingat setiap tahunnya
pengguna listrik semakin bertambah sehingga me-
nyebabkan suatu sistem distribusi tidak bebas dari

22 Indri Safitri, Gunawan, dan Agus Adhi Nugroho


Analisa Koordinasi Setting Proteksi Over Current Relay (OCR) Outgoing 20 kV dan Recloser
pada Trafo II 60 MVA Feeder RBG 01 di Gardu Induk 150 kV Rembang
berbagai gangguan. Gangguan yang sering terjadi di sis- Tujuan dari penelitian ini adalah : Membuat analisis
tem distribusi baik gangguan hubung singkat 2 fasa, 3 kinerja yang dapat meningkatkan kinerja dari koordinasi
fasa dapat menyebabkan kenaikan arus lebih yang dapat proteksi relai arus lebih (OCR) outgoing 20 KV dan
menganggu proses penyaluran tenaga listrik dan me- recloser pada Trafo II 60 MVA feeder RBG 02 agar
nyebabkan pemadaman. Salah satu cara menanggani dapat selektif dalam memilih daerah yang harus diisolir
gangguan hubung singkat ialah membatasi daerah saat terjadi gangguan, Melakukan analisis perhitungan
gangguan dan memperkecil waktu terjadinya gangguan ulang untuk kinerja setting relai arus lebih (OCR)
hubung singkat, hal ini dapat diperoleh dengan sistem outgoing 20 KV dan recloser dengan berdasarkan
proteksi yang andal. Peralatan proteksi pada sistem dis- kapasitas daya trafo II yang dipakai yakni 60 MVA,
tribusi diantaranya ialah relai arus lebih dan recloser. Mengetahui status keandalan dan kepekaan relai arus
Relai arus lebih ialah jenis relai yang beroperasi dengan lebih saat terjaadi gangguan didekatnya.
mendeteksi adanya arus lebih yang dirasakan relai dan
selanjutnya relai akan memerintahkan PMT untuk II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
trip[1]. Sistem proteksi agar dapat bekerja dengan baik Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Syafi’i (2016),
dalam mengamankan sistem dari gangguan maka dibu- membahas tentang “Analisa Koordinasi Recloser dan
tuhkan koordinasi peralatan proteksi yang terpasang OCR (Over Current Relay) untuk Gangguan Hubung
baik pada incoming dan outgoing feeder maupun pada Singkat Pada Penyulang 3 Distribusi 20 KV GI JAJAR”.
pengaman yang terpasang pada jaringan 20 KV (re- Waktu kerja recloser harus lebih cepat jika dibanding-
closer) [2]. Koordinasi peralatan proteksi dapat di- kan dengan waktu kerja dari OCR pada outgoing dan
peroleh dengan mendapatkan nilai setting yang lebih incoming karena recloser merupakan cadangan proteksi
akurat agar sistem proteksi dapat beroperasi dengan artinya saat terjadi gangguan dihilir agar dapat diloka-
baik. lisir pemadaman di zona proteksi recloseratau dapat
Gardu Induk 150 KV Rembang tidak lepas dari dikatakan pemadaman hanya terjadi di area gangguan
gangguan, salah satunya adalah kejadian pada tanggal [3].
24 mei 2019 di feeder RBG 01 mengalami gangguan Penelitian yang dilakukan oleh Adytya Ramadani
dibelakang recloser RB1-32 dengan sistem yang tidak (2018), membahas tentang “Analisa Koordinasi Re-
bekerja dengan baik dan pada tahun 2019 telah terjadi closer Dan OCR (Over Current Relay) Untuk Hubung
sebanyak 4 kali tripnya PMT sisi outgoing feeder RBG Singkat Pada Penyulang 9 Distribusi 20 KV GI
01. Gardu Induk 150 KV Rembang mengalami per- BAWEN”. Besarnya nilai impedansi dapat
gantian trafo II dari yang semula berkapasitas daya 30 mempengaruhi besarnya nilai arus gangguan, jika nilai
MVA diganti menjadi 60 MVA, hal ini mempengaruhi impedansi kecil maka nilai arus gangguan akan se-
setting antar peralatan proteksi. Namun, kondisi koordi- makin besar begitu juga sebaliknya artinya waktu
nasi setting proteksi sisi incoming dan outgoing telah kerja dari OCR dan recloser dipengaruhi oleh faktor
berjalan dengan baik, namun koordinasi proteksi sisi impedansi [4].
outgoing dengan pengaman di saluran yakni recloser Gangguan Hubung Singkat
belum berjalan dengan baik karena belum diperbaiki se- Gangguan listrik ialah gangguan yang disebab-
hingga masih berdasar pada kapasitas daya trafo II 30 kan hubungan langsung antar fasa (fasa R-S, fasa R-
MVA. T, fasa T-S, fasa R-S-T yang terhubung langsung)
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, atau fasa tanah yang dapat terjadi pada sistem tenaga
maka penelitian ini akan membahas koordinasi setting listrik jaringan, gardu induk atau pusat listrik.
proteksi relai arus lebih sisi outgoing 20 KV dan re- Gangguan hubung singkat merupakan gangguan
closer pada feeder RBG 01 Trafo II 60 MVA. Analisa yang terjadi karena adanya masalah atau kesalah
pada penelitian ini akan berdasarkan pada pada metode dari bagian yang bertegangan. Besarnya arus
penelitian yakni studi pustaka dan studi lapangan gangguan dipengaruhi oleh nilai impedansi sumber
dengan dilakukannya wawancara oleh pihak terkait. dan impedansi jaringan yang dilewati oleh gangguan
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah : hubung singkat. Gangguan hubung singkat harus
Bagaimana membuat analisis dari kondisi koordinasi segera diatasi karena jika dibiarkan dapat me-
proteksi relai arus lebih (OCR) outgoing 20 KV dan re- nyebabkan berkurangnya kestabilan sistem daya dan
closer pada Trafo II 60 MVA feeder RBG 01 di Gardu rusaknya peralatan didekat titik gangguan yang
Induk 150 KV Rembang yang belum bekerja dengan disebabkan karena arus tak seimbang[5]. Rumus da-
efektif dan selektif, Bagaimana cara untuk membuat sar arus ganggun hubung singkat adalah :
pengaturan ulang setting relai arus lebih (OCR) out- 𝑉
𝐼ℎ𝑠 = 𝑍 (1)
going 20 KV dan recloser, Bagaimana analisis dari
kinerja relai arus lebih (OCR) outgoing 20 KV dan re-
Keterangan :
closer pada saat terjadi gangguan hubung singkat didek-
Ihs = Arus yang mengalir di hambatan Z (Ampere)
atnya.
V = Tegangan pada sumber (Volt)

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 22-30 23


Z = Impedansi jaringan, nilai ekuivalen dari seluruh fasa dengan arus yang melebihi sudah di setting
impedansi dalam jaringan dari sumber tegangan sampai maka relai arus lebih akan memberikan perintah
titik gangguan. kepada PMT untuk membuka atau trip [2].
Beberapa macam gangguan hubung singkat yang Arus setting merupakan besarnya arus yang tidak
terjadi pada jaringan distribusi adalah sebagai beri- boleh dilewati agar relai masih tetap bisa bekerja.
kut: Karakteristik relai arus lebih (over current relay)
1. Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa ditentuakn atas dasar arus setting dan waktu yang
Gangguan hubung singkat 2 fasa disebabkan diperlukan untuk kerja relai dengan tujuan untuk
karena antara fasa B-C dan terhubungnya fasa B-C mencapai suatu tingkat sensitivitas yang diinginkan.
dikarenakan terdapat adanya tahanan Zf. Pada Karakteristik dari relai arus lebih (over current
gangguan hubung singkat 2 fasa, arus saluran tidak relay) di Gardu Induk 150 KV Rembang adalah In-
mengandung komponen nol karena tidak ada vers Time Relay ( Relai Arus Lebih Waktu
gangguan yang tersambungke tanah. Rumus untuk Terbalik). Relai arus lebih waktu terbalik merupa-
menghitung arus hubung singkat 2 fasa adalah [2] : kan karakteristik relai dengan grafik antara arus dan
𝑉 dan waktu yang terbalik, artinya semakin besar arus
𝐼𝑓2 = 𝑍 +𝑓𝑍 (2)
1 2 maka akan semakin kecil waktu yang dibutuhkan
Keterangan : untuk membuka atau mentripkan pemutus (PMT).
If2 = Arus gangguan hubung singkat 2 fasa (Am-
pere)
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik
gangguan (ohm)
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik
gangguan (ohm)
Vf = Tegangan fasa ke fasa (Volt)

2. Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa


Gangguan hubung singkat 3 fasa tergolong
gangguan simetris yang merupakan gangguan Gambar 1. Karakteristik Invers Time Relay
dengan arus seimbang, hal ini karena pada gangguan
3 fasa nilai arus dan tegangan pada tiap fasanya Menurut standar IEC 60255 dalam dilakukan
tetap seimbang setelah terjadinya gangguan. dengan persamaan berdasarkan karakteristik relai
Gangguan ini dapat terjadi karena terhubungnya ke- yang digunakan. Gardu Induk 150 KV Rembang
tiga fasanya oleh pohon, kawat atau benang layang- menggunakan relai dengan Standar Invers[6].
layang. Rumus arus hubung singkat 3 fasa adalah[2] Standar Invers
V 0,14 x TMS
IA3 = Z f (3) t = Ihs 0,02 (4)
1 [ ] −1
Iset
Keterangan :
Keterangan :
If2 = Arus gangguan hubung singkat 3 fasa (Am-
t = Waktu kerja relai (detik/ s)
pere)
Ihs = Arus hubung singkat (Ampere)
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik
Iset = Arus setelan relai (Ampere)
gangguan (ohm)
TMS = Time Multiple Setting adalah karakteristik relai
Vf = Tegangan dititik gangguan sebelum terjadi
yang diinginkan sesuai dengan hasil perhitungan.
gangguan (Volt)
Recloser
Recloser atau pemutus balik otomatis (PBO)
pada prinsipnya merupakan pemutus tenaga (circuit
Relai Arus Lebih (Over Current Relay)
breaker) yang didalamnya dilengkapi dengan
Relai arus lebih (over current relay) merupakan
peralatan control (control device). Recloser atau
relai yang beroperasi untuk mendeteksi adanya ke-
pemutus balik otomatis (PBO) adalah sebuah penga-
naikan arus yang naik yang melebihi/ melewati nilai
man yang beroperasi dengan mendeteksi adanya
yang sudah ditentukan yang dapat diakibatkan ka-
gangguan yang mengakibatkan adanya arus lebih,
rena gangguan hubung singkat dan overload. Relai
salah satunya diakibatkan karena hubung singkat
arus lebih (over current relay) juga berfungsi se-
antara fasa-fasa atau fasa dengan tanah. Recloser
bagai relai yang mengamankan transformator dari
akan memutus arus dan menutup kembali secara
besarnya arus yang melebihi batas arus yang diten-
otomatis dengan waktu tunda yang diatur sesuai set-
tukan untuk melewati transformator. Jika pada sis-
ting interval recloser. Menentukan setting OCR di
tem terjadi gangguan antar fasa atau gangguan tiga

24 Indri Safitri, Gunawan, dan Agus Adhi Nugroho


Analisa Koordinasi Setting Proteksi Over Current Relay (OCR) Outgoing 20 kV dan Recloser
pada Trafo II 60 MVA Feeder RBG 01 di Gardu Induk 150 kV Rembang
recloser menggunakan rumus yang sama denngan
rumus yang digunakan untuk setting OCR di out-
going yang membedakan adalah penentuan nilai t
yang lebih kecil dari outgoing[7].
Recloser sering dipasang pada SUTM (Saluran
Udara Tegangan Menengah) yang sering terjadi
gangguan yang bersifat permanen. Fungsi dan
Gambar 3. Model Penelitian
kegunaan dari recloser adalah sebagai berikut [2]:
1. Mengamankan peralatan listrik/ jaringan SUTM
jika terjadi gangguan hubung singkat temporer/ Berikut ini merupakan diagram blok untuk urutan
sementara ataupun permanen pada relay proteksi sebagai berikut [9] :
2. Menormalkan SUTM atau membatasi daerah
pemadaman tetap yang disebabkan gangguan
temporer
3. Membatasi / melokalisir daerah yang terganggu
sebagai pengaman seksi dalam SUTM
4. Memisahkan jaringan yang terganggu secara
cepat sehingga bisa membatasi area yang ter-
dampak saat gangguan sementara (temporer)

Koordinasi Relai PMT Outgoing dan Recloser


Pada prinsipnya koordinasi antara relai PMT pada Gambar 4. Arsitektur Model Penelitian
sisi outgoing dan recloser adalah relai PMT outgoing
(kurva A) sebagai pengaman cadangan dari recloser Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
(kurva B). Kurva setting PMT harus berada di atas re- berupa metode waterfall, yang artinya setiap tahapan
closer sehingga waktu kerja dari recloser harus lebih dilakukan secara berurutan dan berkelanjutan.
kecil atau lebih cepat dari setting waktu dari relai PMT
Penelitian ini diangkat berdasarkan studi kasus di Gardu
di sisi outgoing[8]
Induk 150 KV Rembang, sehingga data yang digunakan
merupakan data asusmi.
Data-data pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer berupa sigle
line diagram, spesifikasi trafo II Gardu Induk 150 KV
Rembang, data teknis penghantar berupa jenis dan luas
penghantar, panjang saluran, arus beban recloser dan
data setting OCR outgoing 20 KV dan recloser diperoleh
dengan metode wawancara ke bagian proteksi di PT.
PLN (Persero) APD Jateng & DIY serta bagian jaringan
di UP3 Kudus. Data sekunder yang didapat dari be-
berapa buku dan jurnal-jurnal yang dilakukan peneliti
Gambar 2. Koordinasi PMT Outgoing dan Recloser terdahulu dengan topik yang berhubungan dengan
koordinasi OCR outgoing dan recloser sebagai acuan
III. METODE PENELITIAN dalam menyusun penelitian ini.
Pada penelitian ini akan diawali dengan menentukan
Data yang didapatkan dari PT. PLN APD Jateng &
lokasi penelitian untuk kemudian akan dilakukan
DIY Semarang dan UP3 Kudus kemudian akan dil-
pengumpulan data-data penelitian. Pada penelitian ini
akukan pengolahan dengan menggunakan skenario
penulis menentukan lokasi di Gardu Induk 150 KV
gangguan berdasarkan variabel bebas dan terikat yang
Rembang pada Trafo II 60 MVA feeder RBG 01 dikare-
digunakan sehingga dapat di analisa bagaimana kondisi
nakan terdapat masalah koordinasi OCR sisi outgoing
koordinasi OCR (Over Current Relay) pada outgoing
dan recloser yang tidak bekerja sebagaimana mestinya.
dan recloser agar dapat memberikan solusi terkait kon-
Panjang feeder RBG 01 sebesar 5,34 km.
disi koordinasi OCR (outgoing, recloser) pada feeder
RBG 01 GI Rembang.

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 22-30 25


Skenario gangguan pada penelitian ini menggunakan sebesar 11,9 kA sehingga besarnya nilai daya hubung
variabel bebas berupa presentase arus gangguan hubung singkat adalah
singkat dengan berdasarkan jarak. Sedangkan variabel MVAsc = √3 x V x I
terikatnya berupa nilai arus setting, TMS dan waktu (t) = √3 x 150 x 11,9
operasi dari relai arus lebih (OCR). = 3091,7 MVA
KV 2 1502 22500
Xsc(sisi 150 KV) = = =
Diagram flow chart penelitian MVAsc 3091,7 3091,7
= 7,27 ohm
Dikarenakan arus gangguan hubung singkat yang dicari
adalah gangguan hubung singkat pada sisi 20 KV maka
nilai impedansi sumber sisi 150 KV harus dikonversi-
kan ke sisi 20 KV.
KV22
Xsc(sisi 20KV) = . Xsc(sisi 150KV)
KV12
2
20
= x 7,27
1502
400
= = 0,129 ohm
22500
 Impedansi Transformator (Xt)
Nilai reaktansi trafo II GI 150 KV Rembang sebesar
12% dengan kapasitas daya trafo II sebesar 60 MVA.
Untuk dapat mengetahui nilai reaktansi urutan positif,
negatif dalam ohm terlebih dahulu menghitung besarnya
nilai Xt pada saat 100 %.
KV 2 202 400
Xt (pada 100%) = = =
MVA 60 60
= 6,6 ohm
Nilai reaktansi trafo urutan positif dan negatif Xt1 = Xt2
adalah sebesar =
Xt1 = Xt 2
= % yang diketahui x Xt (pada 100%)
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
= 12% x 6,6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN = 0,12 x 6,6
= 0,792 ohm
Untuk menentukan nilai resetting proteksi OCR pada
sisi outgoing dan recloser pada trafo II feeder RBG 01  Impedansi Saluran Penyulang/ Feeder
maka harus melakukan perhitungan arus gangguan hub- Feeder RBG 01 menggunakan jenis penghantar
ung singkat dengan menggunakan persamaan 2 dan 3. AAAC 240 mm2 dengan panjang feeder RBG 01 sebe-
Arus gangguan hubung singkat (2 dan 3 fasa) ini akan sar 5,34 km.
dilakukan perhitungan berdasarkan besarnya presentase Z = (R + jX)ohm/km
Z1 = Z2 = (0,1344 +
jarak dari 0%-100% dengan data kapasitas daya trafo II
j0,3158)ohm x panjang feeder
yang terpasang. Z1 = Z2 = (0,1344 + j0,3158) x 5,34
A. Arus Gangguan Hubung Singkat Resetting Z1 = Z2 = 0,7176 + j1,6863 ohm
Untuk menentukan arus gangguan hubung singkat, Selanjutnya akan menentukan nilai impedansi uru-
terlebih dahulu harus menghitung beberapa nilai-nilai tan positif, negatif pada penyulang/ feeder RBG 01
dibawah ini : menggunakan cara seperti diatas dengan presentase ja-
 Impedansi Sumber(Xs) rak 0% hingga 100%.
Nilai impedansi sumber Xs diperoleh dari nilai arus  Impedansi Ekuvalen
puncak yang mengalir dari sistem interkoneksi ke Nilai impedansi ekuvalen diperoleh dengan men-
gardu induk. Arus puncak di GI 150 KV Rembang jumlahkan nilai impedansi sumber, impedansi trafo dan

26 Indri Safitri, Gunawan, dan Agus Adhi Nugroho


Analisa Koordinasi Setting Proteksi Over Current Relay (OCR) Outgoing 20 kV dan Recloser
pada Trafo II 60 MVA Feeder RBG 01 di Gardu Induk 150 kV Rembang
impedansi saluran dengan presentase jarak 0% hingga Tabel 3. Arus Hubung Singkat Resetting
Arus Gangguan Hubung Singkat (A)
100%.
% Jarak Jarak (km) 2 Fasa 3 Fasa
Zeq = Z1eq = Z2eq 0 0 10857,76 12537,46
= Xs(sisi 20KV) + X t + Zfeeder(jarak 100% 10 0,534 9157,59 10574,24
20 1,068 7896,28 9117,84
= j0,129 + j0,792 + 0,7176 + j1,6863 30 1,602 6929,82 8001,86
= j0,921 + 0,7176 + j1,6863 40 2,136 6168,52 7366,13
50 2,67 5554,73 7122,76
= 0,7176 + j2,6073 ohm 60 3,201 5050,11 6414,05
70 3,738 4628,32 5344,32
80 4,272 4270,76 4931,44
Nilai impedansi Z dipengaruhi oleh besarnya nilai ja-
90 4,806 3963,94 4577,16
rak karena semakin besar presentase jarak maka nilai 100 5,34 3697,88 4269,95
impedansi akan semakin besar pula. REC RB1-32 1,99 6350,35 7332,75
Tabel 1. Impedansi penyulang
% Jarak Jarak Z1 = Z2 (ohm) Tabel 4. Arus Hubung Singkat Existing
(km) R (ohm) jX (ohm) Arus Gangguan Hubung Singkat (A)
0 0 0 0 % Jarak Jarak (km) 2 Fasa 3 Fasa
10 0,534 0,07176 0,16863 0 0 6854,01 7914,32
20 1,068 0,14352 0,33726 10 0,534 6137,94 7087,48
30 1,602 0,21528 0,50589 20 1,068 5549,44 6407,94
40 2,136 0,28704 0,67452 30 1,602 5059,07 5841,71
50 2,67 0,3588 0,84315 40 2,136 4645,24 5363,86
60 3,201 0,43056 1,01178 50 2,67 4291,95 4955,92
70 3,738 0,50232 1,18041 60 3,201 3987,22 4604,04
80 4,272 0,57408 1,34904 70 3,738 3721,92 4297,70
90 4,806 0,64584 1,51767 80 4,272 3489,03 4028,79
100 5,34 0,7176 1,6863 90 4,806 3283,07 3790,96
REC RB1-32 1,99 0,2683 0,6306 100 5,34 3099,70 3579,22

Tabel 2. Impedansi Ekivalen B.Setting Proteksi OCR Outgoing dan Recloser


% Jarak Jarak Z1 = Z2 (ohm)
 Setting Proteksi OCR sisi Outgoing
(km) R (ohm) jX (ohm)
0 0 0 0,921 Menentukan nilai setting waktu kerja dari relai arus
10 0,534 0,07176 1,0896 lebih (OCR) sisi outgoing trafo II GI Rembang adalah
20 1,068 0,14352 1,2582
dengan mencari nilai TMS dengan menggunakan pers
30 1,602 0,21528 1,4268
40 2,136 0,28704 1,5955 4. Menurut standar IEC 60255 nilai waktu kerja dari
50 2,67 0,3588 1,7641 relai sisi outgoing bernilai 0,3-0,5 detik. Besarnya nilai
60 3,201 0,43056 1,9327
70 3,738 0,50232 2,1014
arus setting relai arus lebih/ OCR outgoing tergantung
80 4,272 0,57408 2,2700 pada besarnya nilai KHA maksimum pada penghantar
90 4,806 0,64584 2,4386 yang digunakan. Sesuai dengan aturan yang ada pada
100 5,34 0,7176 2,6073
REC RB1-32 1,99 0,2683 1,5516 SPLN 64 : 1985 yang menyatakan bahwa besarnya
nilai KHA pada penghantar AAAC 240 mm2 adalah
Nilai impedansi ekuvalen pada tabel 2 akan sebesar 585 Ampere. Besarnya arus gangguan yang
digunakan untuk mencari besarnya nilai arus gangguan digunakan dalam menentukan nilai TMS pada OCR
hubung singkat 2 fasa dan 3 fasa pada trafo II feeder outgoing trafo II adalah arus gangguan hubung singkat
RBG 01 dengan presentase jarak 0%-100%. Berikut ini tiga fasa pada titik jarak 0% dari panjang feeder RBG
adalah persamaan untuk menghitung arus gangguan 01.
hubung singkat 2 fasa dan 3 fasa : Besarnya arus setting (Iset) OCR
Vph−ph 20000 Iset = 585 Ampere
I2fasa = 2 x Z1eq
= 2 x Z1eq
(5)
Besarnya nilai TMSOCR
20000 𝐼ℎ𝑠 3∅ 0,02
√3 11547 [ 𝐼𝑠𝑒𝑡 ] −1
I3fasa = Z1eq
= Z1eq
(6) TMSOCR = xt
0,14
12537,46 0,02
[ 585 ] −1
TMSOCR = x 0,3
0,14

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 22-30 27


TMSOCR = 0,135 detik Tabel 6. Perbandingan Waktu Kerja Recloser
Feeder Setting Existing Hasil Perhi-
Tabel 5. Perbandingan Waktu Kerja OCR sisi Outgoing tungan/ Re-
Setting
Feeder Setting Existing Hasil Perhi-
Recloser Recloser
tungan/ Re-
Setting RBG 01 TMS 0,12 0,10
Iset (A) 400 240
OCR OCR
RBG 01 TMS 0,228 0,135
Iset (A) 480 585 Perbandingan nilai setting pada recloser (pemutus
balik otomatis) di feeder RBG 01 antara nilai existing
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai arus dan hasil perhitungan /resetting memiliki nilai yang
setting (Iset) dan TMS pada relai sisi outgoing mem- sedikit berbeda. Nilai arus existing (kondisi di lapan-
iliki perbedaan nilai. Pada hasil perhitungan/ resetting gan) pada recloser sebesar 400 A sedangan nilai arus
untuk feeder RBG 01, nilai arus setting didapatkan dari setting pada recloser hasil perhitungan sebesar 240 A
nilai kuat hantar arus (KHA) maksimum penghantar, hal ini karena nila arus beban yang mengalir di recloser
penghantar yang digunakan adalah AAAC 240 mm2. hanya sebesar 200 A. Nilai existing TMS recloser ada-
Nilai arus setting OCR dari hasil perhitungan/ resetting lah 0,12 detik dan nilai TMS recloser hasil dari perhi-
adalah 585 A sedangkan nilai arus setting existing OCR tungan/ resetting juga bernilai 0,12 detik hal ini dikare-
sebesar 480 A. Nilai TMSOCR outgoing hasil dari perhi- nakan arus setting nya yang bernilai kecil dan arus hub-
tungan/ resetting didapatkan sebesar 0,135 detik se- ung singkat 3 fasa di recloser bernilai 7332,75 A.
dangkan nilai TMSOCR dari existing sebesar 0,228 C. Pemeriksaan Waktu Kerja Relai
detik. Pemerikasaan waktu kerja dari relai OCR outgoing
 Setting Proteksi OCR pada Recloser dilakukan untuk mengetahui waktu kerja relai terhadap
Waktu kerja pada sisi recloser sebesar 0,2 detik ka- adanya arus gangguan hubung singkat 3 fasa dan 2 fasa
rena menurut standard IEC 60255 waktu kerja pada sisi dengan presentase gangguan yang terjadi pada titik ja-
recloser harus lebih kecil atau lebih cepat dari waktu rak 0% hingga 100% dari panjang feeder RBG 01.
kerja sisi outgoing. Besarnya nilai arus setting diten-  Waktu Kerja OCR Outgoing Saat Gangguan 3
tukan oleh arus beban yang mengalir pada recloser Fasa dan 2 Fasa
yaitu 200 Ampere (sumber PT.PLN APD Jateng & Pemeriksaan waktu kerja OCR outgoing dengan
DIY) dan besarnya nilai arus gangguan hubung singkat nilai arus gangguan hubung singkat 3 fasa dan 2 fasa
3 fasa pada recloser adalah 7366,13 A. Recloser pada akan dilakukan perhitungan dengan persamaan 4 untuk
feeder RBG 01 ini berada pada jarak 1,99 km. Arus set- mencari nilai waktu kerja OCR outgoing dengan
ting (Iset) OCR recloser dapat dilakukan perhitungan presentase arus gangguan hubung singkat pada saat
dengan mengalikan konstanta (K) dengan arus beban gangguan terjadi pada titik jarak 0% dan 100%.
yang mengalir. Nilai konstanta (K) bernilai 1,05 - 1,2. Gangguan hubung singkat 3 fasa titik jarak 0%
Besarnya arus setting (Iset) OCR Recloser 0,14 x TMS
Iset = K x arus beban yang mengalir t=
Ihs 3∅ 0,02
Iset = 1,2 x 200 [ Iset ] −1
Iset = 240 A 0,14 x 0,135
Besarnya nilai TMS Recloser =
12537,46 0,02
Ihs 3∅ 0,02 [ 585 ] −1
[ Iset ] −1
TMSOCR = xt = 0,3 s
0,14
7332,13 0,02 Gangguan hubung singkat 3 fasa titik jarak 10%
[ 240 ] −1
TMSOCR = x 0,2 0,14 x TMS 0,14 x 0,135
0,14 t= 0,02 =
TMSOCR = 0,10 detik Ihs 3∅ 10574,27 0,02
[ Iset ] −1 [ 585 ] −1
= 0,318 s

28 Indri Safitri, Gunawan, dan Agus Adhi Nugroho


Analisa Koordinasi Setting Proteksi Over Current Relay (OCR) Outgoing 20 kV dan Recloser
pada Trafo II 60 MVA Feeder RBG 01 di Gardu Induk 150 kV Rembang
Tabel 7. Waktu Kerja OCR Outgoing Pada Gangguan 3 dan 2 fasa presentase jarak 0% waktu kerja (t) pada OCR outgoing
% Titik Pemeriksaan Waktu Kerja OCR outgoing (t)
sebesar 0,315 detik. Sedangkan saat arus gangguan
Jarak Gangguan 3 Fasa Gangguan 2 Fasa
0 0,3 0,315 hubung singkat 2 fasa sebesar 3697,88 Ampere presen-
10 0,318 0,335 tase jarak 100% waktu kerja (t) pada OCR outgoing
20 0,336 0,355
30 0,353 0,374
sebesar 0,504 detik.
40 0,370 0,393 Hal ini menunjukkan bahwa waktu kerja (t) dari
50 0,387 0,412 OCR outgoing dipengaruhi oleh nilai arus gangguan
60 0,403 0,430
70 0,419 0,449
hubung singkat. Semakin besar nilai arus gangguan
80 0,435 0,468 hubung singkat maka akan semakin cepat OCR out-
90 0,452 0,486 going untuk beroperasi dan semakin kecil nilai arus
100 0,468 0,505
gangguan hubung singkat maka waktu kerja (t) dari
OCR outgoing akan semakin lambat. Sedangkan be-
sar kecilnya arus gangguan hubung singkat di-
pengaruhi oleh impedansi saluran/ penyulang dengan
presentase jarak, dimana nilai impedansi Z berband-
ing terbalik dengan nilai arus I.

 Waktu Kerja Recloser Saat Gangguan 3 Fasa dan


2 Fasa
Pemeriksaan waktu kerja recloser (pemutus balik
otomatis) dengan arus gangguan hubung singkat 3
Gambar 3. Gambar grafik t Operasi terhadap Ihs 3 Fasa
fasa dan 2 fasa akan dilakukan perhitungan untuk
mencari nilai waktu kerja pada recloser (pemutus ba-
lik otomatis) dengan presentase arus gangguan hub-
ung singkat pada saat gangguan terjadi pada titik ja-
rak 0% dan 100%.
Gangguan hubung singkat 2 fasa titik jarak 1,99 km
sebagai letak REC RB1-32
0,14 x TMS
t =
Ihs 3∅ 0,02
[ Iset ] −1
0,14 x 0,10
Gambar 4. Gambar grafik t Operasi terhadap Ihs 2 Fasa =
7332,75 0,02
[ 240 ] −1
Berdasarkan hasil perhitungan pemeriksaan waktu
kerja (t) OCR outgoing terhadap besarnya arus = 0,198 s
gangguan hubung singkat dengan presentase jarak 0% Gangguan hubung singkat 3 fasa titik jarak 1,99 km
hingga 100% dapat dilihat jika besarnya arus gangguan sebagai letak REC RB1-32
hubung singkat akan mempengaruhi waktu kerja (t) 0,14 x TMS
t= = 0,207 s
OCR outgoing. Untuk pemeriksaan waktu kerja (t) dari Ihs 3∅ 0,02
[ Iset ] −1
OCR outgoing, pada saat arus gangguan hubung sing-
0,14 x 0,10
kat 3 fasa sebesar 12537,46 Ampere presentase jarak =
0% waktu operasi (t) pada OCR outgoing adalah sebe- 6350,35 0,02
[ 240 ] −1
sar 0,3 detik. Sedangkan saat arus gangguan hubung
= 0,207 s
singkat 3 fasa sebesar 4269,95 Ampere yakni pada Tabel 8. Waktu Kerja Recloser Pada Gangguan 3 dan 2 fasa
presentase jarak 100% waktu kerja (t) pada OCR out- % Titik Jarak Pemeriksaan Waktu Kerja Recloser (t)
going adalah sebesar 0,467 detik. Pemeriksaan waktu Gangguan 3 Gangguan 2 Fasa
Fasa
kerja (t) dari OCR outgoing terhadap besarnya arus
0 - -
gangguan hubung singkat 2 fasa saat arus gangguan 10 - -
hubung singkat 2 fasa sebesar 10857,76 Ampere 20 - -

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 22-30 29


30 - - ing, resetting TMS recloser = 0,120 dan ex-
REC RB1-32 0,198 0,207
40 0,2 0,209
isting TMS recloser = 0,10 sedangkan reset-
50 0,206 0,216 ting Iset OCR = 240 A dan existing Iset OCR
60 0,212 0,223 = 400 A.
70 0,219 0,230
80 0,225 0,236 3. Waktu kerja (t) OCR outgoing 20 KV dan recloser
90 0,231 0,243 feeder RBG 01 sebesar 0,3 detik dan 0,198 detik
100 0,236 0,249
telah memenuhi standar penentuan antar peralatan
Recloser (REC RB1-32 ) pada Gardu Induk 150 KV proteksi saat terjadi gangguan maksimum IEC
Rembang yang terletak pada jarak 1,99 km memiliki 60255 yaitu sebesar 0,3-0,5 detik untuk relai out-
nilai waktu kerja 0,198 detik pada saat terjadi gangguan going dan recloser harus lebih kecil dari relai out-
hubung singkat 3 fasa dan saat terjadi gangguan hubung going.
singkat 2 fasa waktu kerja pada recloser sebesar 0,207 4. Dikarenakan hasil resetting waktu kerja (t) OCR
detik. outgoing dan recloser sesuai standar IEC 60255
maka diharapkan kinerja dari OCR outgoing dan
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisa yang dilakukan pada recloser dapat lebih peka dan selektif dalam mem-
bab sebelumnya tentang “Analisa Koordinasi Setting ilih daerah yang harus diisolir saat terjadi
Proteksi Over Current Relay (OCR) outgoing 20 KV gangguan
dan recloser feeder RBG 01 Trafo II 60 MVA di Gardu
DAFTAR PUSTAKA
Induk 150 KV Rembang”, maka penulis dapat [1] J. Stevenson, William D., Analisa Sistem Tenaga,
mengambil kesimpulan sebagai berikut: Ed.4. Malang: Lembaga Penerbitas Universitas
1. Cara memperbaiki kondisi koordinasi proteksi di Brawijaya, 1983.
feeder RBG 01 ialah dengan melakukan resetting [2] W. Sarimun, Proteksi Sistem Distribusi Tenaga
Listrik, Edisi Pert. Depok: Garamond, 2012.
koordinasi OCR outgoing 20 KV dan recloser [3] A. Syafi’i, “Analisa Koordinasi Recloser dan OCR
sesuai kapasitas daya trafo II terpasang yakni 60 (Over Current Relay) untuk Gangguan Hubung
MVA karena pada Gardu Induk 150 KV Rembang Singkat Pada Penyulang 3 Distribusi 20 KV GI
mengalami perubahan perangkat berupa per- JAJAR,” 2018.
[4] A. Ramadani, “Analisa Koordinasi Recloser Dan
gantian trafo II dari yang berkapasitas daya 30 OCR (Over Current Relay) Untuk Hubung Singkat
MVA menjadi 60 MVA. Pada Penyulang 9 Distribusi 20 KV GI BAWEN,”
2. Hasil analisa koordinasi setting proteksi OCR out- 2018.
[5] D. Suswanto, Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Edisi
going 20 KV dan recloser didapatkan nilai berikut
Pert. Padang, 2009.
ini : [6] IEC 60255, Over Current Protection For Phase and
a. Hasil resetting yang berdasarkan daya trafo II Earth Fault. .
terpasang (60 MVA) arus hubung singkat 3 [7] K. H. Bono, “Analisa Penggunaan Recloser 3 Phasa
20 kV untuk Pengaman Arus Lebih Pada SUTM 20
fasa dan 2 fasa pada jarak 0% masing-masing
kV Sistem 3 Phasa 4 Kawat di PT. PLN (PERSERO)
sebesar 12537,46 A dan 10857,76 A. Kondisi APJ Semarang,” pp. 1–8, 2005.
existing yang dipakai dilapangan dengan ber- [8] SPLN 52-3, Pola Pengamanan Sistem : Sistem
dasar daya trafo II sebelum pergantian (30 Distribusi 6 kV dan 20 kV. Jakarta: Departemen
Pertambangan & Energi Perusahaan Umum Listrik
MVA) arus hubung singkat 3 fasa dan 2 fasa Negara, 1983.
pada jarak 0% masing-masing sebesar [9] T. R. Tri Aji, “PROTEKSI TEGANGAN LEBIH
7914,32 A dan 6854,01 A. PADA GENERATOR MENGGUNAKAN OVER
b. Hasil resetting relai arus lebih (OCR) out- VOLTAGE RELAYDI JOB PERTAMINA -
TALISMAN JAMBI MERANG,” 2017.
going 20 KV memiliki perbedaan nilai TMS
dan Iset dengan hasil existing, resetting TMS
OCR = 0,135 dan existing TMS OCR =
0,228 detik, sedangkan resetting Iset OCR =
585 A dan existing Iset OCR = 480 A.
c. Hasil resetting pada recloser memiliki perbe-
daan nilai TMS dan Iset dengan hasil exist-

30 Indri Safitri, Gunawan, dan Agus Adhi Nugroho


Analisa Koordinasi Setting Proteksi Over Current Relay (OCR) Outgoing 20 kV dan Recloser
pada Trafo II 60 MVA Feeder RBG 01 di Gardu Induk 150 kV Rembang

You might also like