You are on page 1of 9

Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

HUKUM RESPONSIF DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Henry Arianto
Fakultas Hukum, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
henry_arianto77@yahoo.co.id

Abstract
Existing law in Indonesia is still largely dominated by the Dutch colonial legal heritage through
its products are now valid with various modifications, equipped with new laws to regulate the
newly emerging field later. There is no denying that in the colonial period, the law is not used in
a positive function, in the sense of being used for the purpose of the law itself that is to give
justice but more accurately described as a colonial tool to strengthen its position and gain
legitimacy in punishing the freedom fighters. Law became a sub system of the colonial system so
that the law does not have autonomy. In this study the authors want to discuss about how
responsive the legal relationship with law enforcement in Indonesia? The purpose of this study
was to determine the relationship in the context of responsive law enforcement in Indonesia. The
results of this study is expected to bring usability or theoretical contribution in terms of thinking;
as a contribution to thought and effort to develop the science of law, particularly relating to the
State Administration Law, Philosophy of Law, Legal Theory and Legal Politics. Practical
Aspects; research is expected to contribute ideas and information to the general public about the
philosophy of jurisprudence and the theory of science, especially in the field of administrative
law and politics. The method used in conducting this research is normative juridical approach
which focuses on the research literature or data is called secondary data

Keywords: Responsive law, Enforce, Indonesia

Pendahuluan bisa memecahkan dan memberikan solusi atas per-


Saat ini Indonesia sedang dalam kondisi ca- soalan-persoalan dalam masyarakat, seperti korupsi
rut-marut, kondisi krisis di berbagai bidang di Indonesia ini. Selama ini, hukum hanya dipahami
termasuk bidang hukum. Hukum yang diharapkan sebagai aturan-aturan yang bersifat kaku dan terlalu
bisa memberikan keadilan bagi masyarakat ternyata menekankan pada aspek the legal system tanpa me-
sebaliknya. Efektifitas penegakan hukum hanya ber- lihat kaitan antara ilmu hukum tersebut dengan per-
laku bagi masyarakat kecil yang melakukan keja- soalan-persoalan yang harus ditangani. Hukum iden-
hatan kecil. Sedangkan pelaku-pelaku kejahatan be- tik dengan ketertiban sebagai cermin pengaturan da-
sar seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) ri penguasa, di sisi lain ada juga pemahaman menge-
yang lazim disebut penjahat berkerah putih (white nai hukum yang lebih menekankan pada aspek legi-
collar crime) sangat sulit untuk disentuh. Dalam hal timasi dari peraturan-peraturan itu sendiri.
ini memang diperlukan keberanian bagi masyarakat Hukum yang ada di Indonesia sebagian be-
khususnya aparat penegak hukum untuk melakukan sar masih didominasi oleh hukum peninggalan kolo-
terobosan-terobosan dalam menyelesaikan perkara nial Belanda melalui produk-produknya yang seka-
tersebut. rang masih berlaku dengan berbagai modifikasi, di-
Hukum yang ada dan digunakan pada saat lengkapi dengan undang-undang baru untuk meng-
ini ternyata masih belum cukup untuk memberantas atur bidang yang baru muncul kemudian. Tidak da-
korupsi di Indonesia. Padahal, hukum dituntut untuk pat disangkal bahwa pada masa kolonial, hukum ti-

Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010 115


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

dak digunakan dalam fungsinya yang positif, dalam mengenai fakta-fakta disertai dengan analisis
pengertian tidak digunakan untuk tujuan hukum itu mengenai pene-rapan rule of law di Indonesia,
sendiri yaitu memberi keadilan tetapi lebih tepat di- dihubungkan dengan teori-teori hukum dan
sebut sebagai alat penjajah untuk memperkuat po- prakteknya.
sisinya dan mendapatkan legitimasi dalam menghu-
kum para pejuang kemerdekaan. Hukum menjadi Pembahasan
sub sistem dari sistem penjajahan sehingga hukum Konsep Hukum Responsif
tidak mempunyai otonomi. Hukum dalam tahap ini Nonet dan Selznick, dalam bukunya berju-
menurut pandangan Nonet dan Selznick masih bera- dul Law and Society in Transition, Toward Respon-
da dalam tahap hukum represif. (Agus Raharjo, sive Law disimpulkan bahwa ada hubungan yang
2001) signifikan antara sistem pemerintahan sebuah negara
Dengan hal-hal yang telah penulis kemuka- dengan hukum yang dianutnya. (Philippe Nonet,
kan tersebut, maka pada penelitian ini penulis ingin 2001) Dalam sistem pemerintahan yang otoriter, hu-
membahas mengenai, ³%DJDLPDQDNDK kaitan hukum kum menjadi subordinasi dari politik. Artinya, hu-
responsif dengan penegakkan hukum di Indonesia"´ kum mengikuti politik. Dengan kata lain, hukum di-
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk me- gunakan hanya sekadar menunjang politik penguasa.
ngetahui hubungan hukum responsif dalam rangka Sebaliknya dalam sistem pemerintahan yang demo-
penegakan hukum di Indonesia. Hasil penelitian ini kratis, hukum terpisah secara diametral dari politik.
diharapkan dapat membawa kegunaan atau kontri- Artinya, hukum bukan menjadi bagian dari politik,
busi pemikiran: akan tetapi hukum menjadi acuan berpolitik dari se-
1. Segi teoritis; sebagai sumbangsih pemikiran dan buah bangsa.
upaya mengembangkan ilmu pengetahuan hu- Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa kalau kita
kum, khususnya yang berkaitan dengan Hukum melihat hubungan antara subsistem politik dengan
Administrasi Negara, Filsafat Hukum, Teori Hu- subsistem hukum, akan tampak bahwa politik me-
kum dan juga Politik Hukum. miliki konsentrasi energi yang lebih besar sehingga
2. Segi Praktis; penelitian ini diharapkan dapat hukum selalu berada pada posisi yang lemah.
memberikan sumbangan pemikiran dan informa- Mencerna pernyataan ini maka akan ditangkap suatu
si kepada masyarakat umum mengenai filsafat il- perspektif bahwa dalam kenyataan empirik, politik
mu hukum dan teori ilmu hukum khususnya di sangat menentukan bekerjanya hukum. (Satjipto,
bidang ketatanegaraan dan politik. 1985)
Pengaruh politik dalam berhukum, berarti
Metode yang digunakan dalam melakukan berlaku juga pada penegakan hukumnya, karakte-
penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis ristik produk-produk hukum, serta proses pembua-
normatif yang menitikberatkan penelitian pada data tannya. Hal di atas dapat dilihat dalam fakta berhu-
kepustakaan atau yang disebut data sekunder. (Lili kum sepanjang sejarah Indonesia, pelaksanaan fung-
Rasidi, 2003:8). Penelitian ini bersifat deskriptif, si dan penegakkan hukum tidak selalu berjalan sei-
ka-rena bertujuan untuk memberi gambaran ring dengan perkembangan strukturnya. Hal ini akan
116 Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010
Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

tampak jelas jika ukuran pembangunan hukum di lam menentukan kebijakan negara. Konfigurasi
Indonesia adalah unifikasi dan kodifikasi hukum, politik demikian menempatkan pemerintah lebih
maka pembangunan struktur hukum telah berjalan berperan sebagai organisasi yang harus melak-
dengan baik dan stabil. Karena dari waktu ke waktu sanakan kehendak masyarakatnya, yang diru-
produktifitas perundang-undangan mengalami pe- muskan secara demokratis. Oleh karena itu ba-
ningkatan. Namun dari sisi yang lain, dari segi dan perwakilan rakyat dan partai politik ber-
fungsi hukum telah terjadi kemerosotan. (Artidjo fungsi secara proporsional dan lebih menen-
Alkotsar, 1986) tukan dalam pembuatan kebijakan negara. Pers
Struktur hukum dapat berkembang dalam terlibat dalam menjalankan fungsinya dengan
kondisi konfigurasi politik apapun dengan ditandai bebas tanpa ancaman pembreidelan atau tinda-
keberhasilan pembuatan kodifikasi dan unifikasi kan kriminalisasi lainnya.
hukum sebagaimana tampak dalam Program Legis- b. Konfigurasi politik otoriter adalah konfigurasi
lasi Nasional. Tetapi pelaksanaan fungsi atau pene- politik yang menempatkan pemerintah pada po-
gakan fungsi hukum cenderung menjadi lemah. Se- sisi yang sangat dominan dengan sifat yang in-
kalipun produk hukum yang dihasilkan jumlahnya tervensionis dalam penentuan dan pelaksanaan
secara kuantitatif meningkat, tetapi substansi dan kebijakan negara, sehingga potensi dan aspirasi
fungsi hukumnyapun tidak selalu meningkat atau masyarakat tidak teragregasi dan terartikulasi
sesuai dengan aspirasi masyarakat. Hal ini terjadi secara proporsional. Bahkan, dengan peran pe-
ketidak sinkronan antara struktur hukum dengan merintah yang sangat dominan, badan perwa-
fungsi hukum sebagaimana disebut di atas disebab- kilan rakyat dan partai politik tidak berfungsi
kan oleh karena intervensi atau gangguan dari tin- dengan baik dan lebih merupakan alat untuk
dakan-tindakan politik. Hukum kadang tidak (dapat) justifikasi (rubber stamp) atas kehendak peme-
ditegakkan karena adanya intervensi kekuasaan rintah, sedangkan pers tidak memiliki kebebasan
politik. dan senantiasa berada di bawah kontrol peme-
Konsep konfigurasi politik demokratis dan/ rintah dalam bayang-banyang pembreidelan.
atau konsep otoriter ditentukan berdasarkan tiga c. Produk hukum responsif atau otonom adalah
indikator, yaitu sistem kepartaian dan peranan lem- karakter produk hukum yang mencerminkan pe-
baga perwakilan rakyat atau parlemen, dominasi pe- menuhan atas aspirasi masyarakat, baik individu
ranan eksekutif, dan kebebasan pers. Sedangkan maupun berbagai kelompok sosial, sehingga se-
konsep hukum responsif/otonom diidentifikasi cara relatif lebih mampu mencerminkan rasa
berdasarkan proses pembuatan hukum, pemberian keadilan di dalam masyarakat. Proses normati-
fungsi hukum, dan kewenangan menafsirkan hu- fikasinya mengundang secara terbuka partisipasi
kum. Untuk selanjutnya pengertian secara konsep- dan aspirasi masyarakat. Lembaga peradilan dan
tual dirumuskan sebagai berikut: peraturan hukum berfungsi sebagai instrumen
a. Konfigurasi politik demokratis adalah konfi- pelaksana bagi kehendak masyarakat, sedang-
gurasi yang membuka ruang bagi partisipasi kan rumusannya biasanya cukup diperinci se-
masyarakat untuk terlibat secara maksimal da- hingga tidak terlalu terbuka untuk ditafsirkan

Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010 117


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

dan diinterpretasikan berdasarkan kehendak dan politik otoriter. Hal ini dikarenakan Indonesia me-
visi penguasa/pemerintah secara sewenang-we- nempatkan pemerintah pada posisi yang sangat do-
nang. minan dengan sifat yang intervensionis dalam pe-
d. Produk hukum konservatif atau ortodoks nentuan dan pelaksanaan kebijakan negara, sehingga
adalah karakter produk hukum yang mencer- potensi dan aspirasi masyarakat tidak teragregasi
minkan visi politik pemegang kekuasaan negara dan terartikulasi secara proporsional. Bahkan, de-
yang sangat dominan, sehingga dalam proses ngan peran pemerintah yang sangat dominan, badan
pembuatannya tidak akomodatif terhadap parti- perwakilan rakyat dan partai politik tidak berfungsi
sipasi dan aspiasi masyarakat secara sungguh- dengan baik dan lebih merupakan alat untuk jus-
sungguh. Prosedur pembuatan yang dilakukan tifikasi (rubber stamp) atas kehendak pemerintah,
biasanya hanya bersifat formalitas. Di dalam sedangkan pers tidak memiliki kebebasan dan se-
produk hukum yang demikian, biasanya hukum nantiasa berada di bawah kontrol pemerintah dalam
berjalan dengan sifat positivis instrumentalis bayang-banyang pembreidelan, contohnya koran
atau sekedar menjadi alat justifikasi bagi pelak- Tempo dan Tabloid Bintang Indonesia yang dulu
sanaan ideologi dan program pemerintah. Ru- pernah di breidel pemerintah era Soeharto.
musan materi hukumnya biasanya bersifat po- Dengan demikian jelas terlihat bahwa hu-
kok-pokok saja sehingga dapat penguasa negara kum negara yang sekarang diberlakukan di
dapat menginterpretasikan menurut visi dan ke- Indonesia sebenarnya lebih dekat kepada tipe hu-
hendaknya sendiri dengan berbagai peraturan kum otonom, menurut Nonet dan Selznick, dimana
pelaksanaan. (Philippe Nonet, 2001) dalam tipe hukum otonom sistem pemerintahan
dijalankan berdasarkan hukum (rule of law) dan pe-
Bila dihubungkan dengan teori tersebut di nafsiran aparat terhadap penegakan hukum dilaku-
atas, memang jelas terlihat bahwa memang ada kan sesuai apa yang tersurat dalam peraturan-peratu-
hubungan yang signifikan antara sistem pemerinta- ran hukum tersebut. Namun ada kalanya hukum
han sebuah negara dengan hukum yang dianutnya. Indonesia juga dekat dengan tipe hukum represif
Sistem pemerintahan orde baru yang tersentralisir di dimana peran orang-orang yang berkuasa secara
pusat, dimana semua pejabat pada zaman itu meng- politik bisa mempengaruhi hukum sesuai dengan
kultuskan seorang individu, sehingga kalimat yang apa yang mereka inginkan. Pembuatan hukum, yang
WHUNHQDO WHUXFDS GDUL SDUD SHMDEDW DGDODK ³PRKRQ dipersempit dalam peraturan perundang-undangan
SHWXQMXN EDSDN ´ 0HQ\HEDENDQ VHFDUD WLGDN ODQJ- sama sekali tidak terpisah dari pengaruh politik.
sung pemerintahan pada saat itu berada dalam geng- Akibatnya, selain tidak memenuhi rasa keadilan
gaman satu orang. Sistem Pemerintahan Orde Baru masyarakat, keberadaan hukum tersebut juga men-
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sistem jadi ancaman bagi masyarakat.
pemerintahan Orde Lama dengan Demokrasi Ter- Philippe Nonet and Philip Selznick, menja-
pimpinnya. barkan bahwa ada tiga klasifikasi dasar dari hukum
Dimana bila melihat teori di atas, maka yang ada di masyarakat, sebagai berikut:
Indonesia pada masa itu memiliki Konfigurasi

118 Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

1. Hukum sebagai pelayan kekuasaan represif (hu- Penegakan hukum membutuhkan agenda
kum represif); yang harus didukung oleh strukturisasi yang kuat.
2. Hukum sebagai institusi tersendiri yang mampu Seperti dikatakan oleh Satjipto Rahardjo, bahwa
menjinakkan represi dan melindungi integritas penegakan hukum (modern) dijalankan oleh kompo-
dirinya (hukum otonom); dan nen aparatur negara. Oleh sebab itu, perilaku apara-
3. Hukum sebagai fasilitator dari berbagai respon tur negara dalam struktur hukum Indonesia menjadi
terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial (hukum amat penting untuk disorot dalam proses penegakan
responsif). (Philipe Nonet, 2001) hukum. Jika sekarang kita menyaksikan kasus main
hakim sendiri yang dilakukan oleh masyarakat, hal
Di antara ketiga tipe hukum tersebut, Nonet ini tidak aneh. Pertama, kita bisa mengatakan bahwa
dan Selznick berargumen bahwa hanya hukum res- masyarakat kita belum benar-benar sadar hukum.
ponsif yang menjanjikan tertib kelembagaan yang Karena hukum belum terinternalisasi dalam seluruh
langgeng dan stabil. Nonet melalui tipe hukum res- perilaku masyarakat ketika mereka saling berin-
ponsifnya menolak otonomi hukum yang bersifat teraksi satu sama lain. Akan tetapi main hakim sen-
final dan tak dapat diganggu gugat. Teori hukum diri bisa juga menjadi symbol perlawanan masya-
responsif adalah teori hukum yang memuat pan- rakat terhadap tingkah aparat hukum yang korup
dangan kritis. Teori ini berpandangan bahwa hukum yang senang melakukan KKN dalam menjalankan
merupakan cara mencapai tujuan. Sifat responsif da- tugasnya. Padahal aparat hukum harus mejadi con-
pat diartikan sebagai melayani kebutuhan dan ke- toh kepatuhan hukum bagi masyarakat yang mau
pentingan sosial yang dialami dan ditemukan, tidak dilayaninya. (Satjipto, 1996)
oleh pejabat melainkan oleh rakyat. Sifat responsif Berkaitan dengan konteks penegakan hu-
mengandung arti suatu komitmen kepadD ³KXNXP GL kum di Indonesia, hukum responsif mengisyaratkan
GDODP SHUVSHNWLI NRQVXPHQ´ 'XD FLUL \DQJ PHQRQ- bahwa penegakan hukum tidak dapat dilakukan
jol dari konsep hukum responsif adalah: a. pergese- setengah-setengah. Menjalankan hukum tidak hanya
ran penekanan dari aturan-aturan ke prinsip-prinsip menjalankan Undang-undang, tetapi harus memiliki
dan tujuan; b. pentingnya kerakyatan baik sebagai kepekaan sosial. Hukum tidak hanya rules (logic &
tujuan hukum maupun cara untuk mencapainya. Hu- rules), tetapi juga ada logika-logika yang lain. Bah-
kum responsif berorientasi pada hasil, yaitu pada wa memberlakukan jurisprudence saja tidak cukup,
tujuan-tujuan yang akan dicapai di luar hukum. Da- tetapi penegakan hukum harus diperkaya dengan
lam hukum responsif, tatanan hukum dinegosiasi- ilmu-ilmu sosial.
kan, bukan dimenangkan melalui subordinasi atau Ini merupakan tantangan bagi seluruh pihak
dipaksakan. Ciri khas hukum responsif adalah men- yang terlibat dalam proses penegakan hukum, mulai
cari nilai-nilai tersirat yang terdapat dalam peratu- dari polisi, jaksa, hakim, dan advokat untuk bisa
ran dan kebijakan. Dalam model hukum responsif membebaskan diri dari kungkungan hukum murni
ini, mereka menyatakan ketidaksetujuan terhadap yang kaku dan analitis. Sudah waktunya para aparat
doktrin yang dianggap mereka sebagai interpretasi penegak hukum mencari landasan diberlakukannya
yang baku dan tidak fleksibel. (Philipe Nonet, 2001) keadilan sejati dari kenyataan-kenyataan sosial yang

Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010 119


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

terjadi di masyarakat. Beberapa orang aparat pene- keadilan. Karena itu, Bismar mengingatkan lagi, hu-
gak hukum di Indonesia sebenarnya pernah melaku- kum hanyalah sarana ³0DVD VDUDQD NLWD SDNDL XQ-
kan terobosan-terobosan hukum ini, salah satunya WXN PHQHJDNNDQ NHDGLODQ ,WX WLGDN ELVD ´ NDWD
adalah mantan Hakim Agung Bismar Siregar yang Bismar.
menjatuhkan putusan pidana kepada seorang terdak- Bismar pernah menjatuhkan hukuman yang
wa berdasarkan hukum positif yang ada, kondisi menggemparkan, ramai diperdebatkan publik. Saat
sosial, dan hati nurani. itu (1976), ketika menjabat Ketua PN Jakarta Timur,
Bismar menjatuhkan hukuman mati kepada terdak-
Penerapan Hukum Responsif oleh Hakim wa Albert Togas. Dari situlah mencuat polemik ten-
Selama bergelut di dunia hukum, cap hakim tang hukuman mati. Kasusnya, Albert Togas, karya-
kontroversial selalu dialamatkan kepada Bismar, wan PT Bogasari yang di PHK, membunuh Nurdin
karena selalu tampil berbeda di garda terdepan jalan Kotto, staf ahli perusahaan tersebut. Padahal selama
lurus untuk memperjuangkan tegaknya keadilan. Si- menganggur, Albert ditolong oleh Nurdin. Namun
kapnya yang tak mau kompromi di dalam mene- Albert membunuh Nurdin secara keji. Mayatnya
gakkan keadilan acapkali mendapat reaksi keras da- dipotong-potong, dagingnya dicincang, dicuci ber-
ri kalangan praktisi hukum. Bismar memegang prin- sih, lantas dimasukkan ke dalam plastik. Setelah itu,
VLS ³.HDGLODQ QLODLQ\D MDXK OHELK WLQJJL GDULSDGD potongan mayatnya dibuang ke sebuah kali di Tan-
hukum. Hukum hanyalah sarana untuk menegakkan jung Priok. Albert membalas air susu dengan air tu-
keadilan. ED NHEDLNDQ GLEDODV GHQJDQ NHMDKDWDQ ³.HNHMDPDQ
Bagi Bismar keadilan hanya bisa ditemukan itulah yang saya tidak ragu menjatuhkan hukuman
dalam hati nurani hakim. Kalau seorang hakim me- PDWL ´ NDWD %LVPDU Namun Bismar, atas putusan-
miliki nurani keadilan, maka dia akan mampu me- nya, menerima serangan bertubi-tubi dari orang-
lahirkan keputusan yang adil. Bismar memberi con- orang yang menentang hukuman mati. Dia dicap ti-
toh; ada seorang ayah, didakwa mencuri, tetapi dia dak Pancasilais karena dituding menjatuhkan huku-
melakukan itu untuk memberi makan anak-anaknya man yang tidak patut dilakukan oleh seorang hakim,
\DQJ PHQDQJLV NHODSDUDQ ³Apakah dia bersalah? merampas nyawa orang. Sedangkan yang berhak
'LD PHPDQJ EHUVDODK NDUHQD WHODK PHQFXUL ´ 7HWDSL melakukan itu hanya Tuhan. Bismar punya alasan
NDODX GLOLKDW GDUL PRWLIQ\D ³GHPL PHQJKLGXSL sendiri, boleh saja berbeda pendapat. Tetapi, sebagai
anak-DQDNQ\D´ \DQJ KDUDP VDMD VXVDK GLSHUROHK VHRUDQJ PXVOLP ³VD\D NDWDNDQ KXNXPDQ PDWL LWX
apalagi yang halal. Kata Bismar, si ayah tersebut bi- sah-sah saja. Sebab, ada ayat membenarkan huku-
sa dibebaskan dari hukuman. Tetapi kebanyakan ha- PDQ PDWL ´
kim tidak melakukannya. Mereka memandang seca- Juga putusan kontroversi lainnya menyang-
UD DSULRUL ³PHQFXUL DGDODK SHUEXDWDQ PHODZDQ KX- kut kasus pemerkosaan yang menimpa keluarga
NXP WLGDN SHGXOL DSDSXQ DODVDQQ\D ´ Acan di Bekasi. Bismar mengusulkan agar hakim
Menurut Bismar, masih banyak putusan ha- yang mengadili kasus itu menjatuhkan hukuman
kim yang belum melegakan masyarakat. Persoalan- mati kepada pata pelakunya yang lebih keji dari
nya, mereka tidak konsekuen dengan konsep binatang. Menurut Bismar ketentuan hukum positif

120 Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

yang maksimal menjatuhkan hukuman 12 tahun hingga pukul 23.00 WIB setiap hari. Meski men-
penjara bagi terdakwa kasus pemerkosaan terlalu ri- jabat Jaksa Agung hanya 1,5 bulan, tetapi Lopa ber-
ngan. .DWD %LVPDU ³.DODX GDOLKQ\D WLGDN 3DQFD- hasil menggerakkan Kejaksaan Agung dalam me-
VLODLV 3DQFDVLOD \DQJ PDQD´ 3DQFDVLOD VHMDWLQ\D VH- nuntaskan perkara-perkara korupsi dah mencatat
suai dengan iman Islam. Berbeda dengan umat Kris- deretan panjang konglomerat dan pejabat yang di-
tiani yang Kitab Perjanjian Baru-nya tidak membo- duga terlibat KKN untuk diseret ke pengadilan.
lehkan hukuman mati. Tapi dalam Kitab Perjanjian Ketegasan dan keberaniannya jadi momok bagi para
Lama hukuman mati dibolehkan. Jadi, sebetulnya koruptor kakap dan teladan bagi orang-orang yang
tidak ada pertentangan di antara keduanya. Kepu- berani melawan arus kebobrokan.
tusan kontroversial lain, hukuman pidana bagi pe- Namun, setelah Lopa tidak ada lagi adakah
ngedar ganja ketika dia menjabat Ketua Pengadilan jaksa yang berani mengikuti jekaknya. Tampaknya,
Tinggi di Medan. Seorang terdakwa yang dituntut hingga saat ini harapan itu sepertinya jauh panggang
jaksa 10 bulan penjara, Bismar melipatgandakan dari api. Yang banyak terjadi adalah laporan jaksa-
menjadi 10 tahun. Yang 15 bulan menjadi 15 tahun. jaksa nakal yang sering memeras para tersangka,
baik dalam kasus pidana umum maupun korupsi.
Penerapan Hukum Responsif oleh Jaksa Dugaan pemerasan yang dilakukan tiga oknum dari
Almarhum Lopa, dikenal sebagai jaksa Kejari Calang dalam kasus bantuan bibit sapi
yang hampir tidak punya rasa takut, kecuali kepada brahman cros adalah bukti betapa sulitnya mencari
Allah Swt. Sepanjang kariemya di kejaksaan, Lopa sosok jaksa seperti Baharuddin Lopa. Bukan tidak
pernah menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi di mungkin, sosok jaksa seperti Lopa hanya ada sekali
Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, serta sepanjang Indonesia ini masih ada.
Sulawesi Selatan. Ia juga pernah mengepalai Pus- Sebab, tanda-tanda ke arah perbaikan moral
diklat Kejaksaan Agung di Jakarta. Begitu men- jaksa semakin hari bukannya semakin semakin baik,
jabat Jaksa Agung, menggantikan Marzuki melainkan semakin redup. Kasus terakhir untuk
Darusman, Lopa langsung bekerja keras memberan- tingkat nasional adalah bagaimana publik menyak-
tas korupsi. Lopa memburu Sjamsul Nursalim yang sikan keterlibatan jaksa dalam kasus penanganan
sedang dirawat di Jepang dan Prajogo Pangestu korupsi Gayus Tambunan, hingga Sirus Sinaga Cs
yang dirawat di Singapura agar segera pulang ke yang menangani kasus itu dicopot dari jabatannya.
Jakarta. Lopa juga memutuskan mencekal Untuk itu, kita berharap jual beli perkara oleh jaksa
Marimutu Sinivasan. nakal jangan terulang lagi. Sebab, publik akan sa-
Lopa juga yang menyidik keterlibatan ngat kecewa ketika pagar yang dibuatnya untuk me-
Arifin Panigoro, Akbar Tandjung, dan Nurdin Halid lindungi tanaman, tetapi justru ia pula yang me-
dalam kasus korupsi. Gebrakan Lopa itu sempat di- makannya.
nilai bernuansa politik oleh berbagai kalangan, te-
tapi Lopa tidak mundur. Lopa bertekad melanjutkan Penerapan Hukum Responsif oleh Advokat
penyidikan, kecuali ia tidak lagi menjabat Jaksa Yap Thiam Hien dikenal sebagai seorang
Agung. Lopa bersama staf ahlinya biasa bekerja advokat teladan yang mencerminkan prinsip dan

Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010 121


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

idealisme seorang penegak hukum yang ideal. Se- mereka dirikan dan sekaligus mewakili Amnesty
orang pejuang hak asasi manusia yang gigih mem- Internasional di Indonesia, meminta supaya para ta-
perjuangkan hak-hak kaum terpinggir dan mino- pol PKI dibebaskan.
ritas. Ia sosok advokat yang menjadi teladan dan Ia juga membela Soebandrio, bekas perdana
sumber inspirasi bagi para penegak hukum generasi menteri, yang menjadi sasaran cacian massa pada
sesudahnya. Sebagai advokat, ia tidak pernah memi- awal Orde Baru itu. Pembelaan Yap yang serius dan
lih-milih klien untuk dibela. Sejak aktif sebagai ad- teliti kepada Soebandrio itu sempat membuat ha-
vokat tahun 1948, ia selalu melayani kepentingan kim-hakim militer di Mahmilub (Mahkamah Militer
masyarakat dari semua lapisan tanpa kenal lelah. Luar Biasa) bingung, heran dan jengkel.Yap juga
Hampir setiap perkara yang ditanganinya sarat de- seorang tokoh yang antikorupsi. Ia bahkan sempat
ngan isu-isu yang bersangkutan dengan hak asasi ditahan selama seminggu pada tahun 1968 sebagai
manusia, prinsip-prinsip negara hukum dan kea- akibat kegigihannya menentang korupsi di lembaga
dilan. Ia tak pernah takut berhadapan dengan kekua- pemerintah.
saan walaupun risikonya bisa menyulitkan dirinya, Pada Peristiwa Malari (Lima Belas Januari)
ditahan dan dipenjara. 1974, Yap juga tampil teguh memosisikan diri
Sering kali ia membela klien yang sebe- membela para aktivis berhadapan dengan kekuasaan
lumnya telah ditolak advokat lain karena miskin yang otoriter. Ia pun ditahan tanpa proses peradilan.
atau unsur politik dan mengenai kepentingan pe- Ia dianggap menghasut mahasiswa melakukan demo
merintah. Pada era Orde Baru itu, kerap kali para besar-besaran. Begitu pula ketika terjadi Peristiwa
advokat menghindari membela kepentingan rakyat Tanjung Priok pada 1984, Yap maju ke depan mem-
yang tertindas. Tetapi, Yap tetap teguh pada prinsip, bela para tersangka.
ia berani dengan segala konsekuensinya membeli
kepentingan para wong cilik. Contohnya, ia pernah Kesimpulan
membela pedagang di Pasar Senen yang tempat usa- Apa yang telah dilakukan oleh Bismar
hanya tergusur oleh pemilik gedung. Pada era Bung Siregar, Baharuddin Lopa, dan Yap Thiam Hien
Karno, Yap (panggilan akrabnya) menulis artikel adalah sesuai dengan pola hukum responsif. Hukum
yang mengimbau presiden agar membebaskan responsif mengisyaratkan bahwa penegakan hukum
sejumlah tahanan politik, seperti Mohammad Natsir, tidak dapat dilakukan setengah-setengah. Menjalan-
Mohammad Roem, Mochtar Lubis, Subadio, kan hukum tidak hanya menjalankan undang-un-
Syahrir, dan Princen. dang, tetapi harus memiliki kepekaan sosial. Hukum
Begitu pula ketika terjadinya G-30-S/PKI, tidak hanya rules (logic & rules), tetapi juga ada
Yap, yang dikenal sebagai pribadi yang antiko- logika-logika yang lain. Bahwa memberlakukan
munis, juga berani membela para tersangka G-30- jurisprudence saja tidak cukup, tetapi penegakan
S/PKI seperti Latief, Asep Suryawan, dan Oei Tjoe hukum harus diperkaya dengan ilmu-ilmu sosial, il-
Tat. Yap bersama Aisyah Aminy, Dr Halim, mu-ilmu agama dan ilmu-ilmu budaya.
Wiratmo Sukito, dan Dr Tambunan yang tergabung Pilihan untuk menegakkan supremasi hu-
dalam Lembaga Hak-hak Asasi Manusia yang kum kini semua berpulang kepada pemerintah itu

122 Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010


Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia

sendiri dan para penegak hukumnya. Apakah Arbi Sanit, ³Politik sebagai Sumberdaya Hukum,
Indonesia akan tetap menonjolkan kepartaian, lem- Telaah Mengenai Dampak Tingkah Laku
baga parlemen dan dominasi dari eksekutif, seba- Politik Elit dan Massa terhadap Kekuatan
gaimana konsep hukum otoriter, atau beralih kepada Hukum di Indonesia´, dalam Artidjo
konsep hukum responsif. Dimana hukum ditegak- Alkostar dan M. Sholeh Amin (ed.).
kan bukan saja hanya menjalankan undang-undang Pembangunan Hukum dalam Perspektif
tetapi harus ada kepekaan sosial. Karena faktanya, Nasional, LBH Yogyakarta dan Rajawali
masih banyak penegak hukum yang mengedepan- Jakarta, 1986.
NDQ ³UXOHV´ VDMD WLGDN NHSDGD ³ORJLF´-nya. Seperti Djatmiko, ´Pengaruh Konfiguasi Politik Terhadap
halnya kasus 10 anak yang ditangkap di bandara Karakter Produk Hukum´ Makalah Kuliah,
Soekarno Hatta dengan tuduhan bermain judi atau- Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009.
pun kasus Raju serta kasus Prita Mulya Sari, yang Lili Rasidi, ´Rancangan Panduan dan Penyusunan
sempat menarik perhatian publik. Nampak sekali Tesis dan Disertasi pada Program
bahwa hukum ditegakkan benar-benar mengedepan- Pascasarjana Ilmu Hukum Unpad´
kan ³UXOHV´ WLGDN NHSDGD ³ORJLND´ Bandung, 2004.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bah- Miriam Budiardjo, ´Dasar-dasar Ilmu Politik´
wa kaitan hukum responsif dengan penegakkan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.
hukum di Indonesia sangat erat kaitannya. Bila pe- Philippe Nonet and Philip Selznick, ³Law and So-
negakkan hukum di Indonesia ingin segera diwu- ciety Transtition: Toward Responsive Law´,
judkan, nampaknya konsep hukum responsif akan GDODP 6DW\D $ULQDQWR ³3ROLWLN +XNXP ´
jauh lebih baik ketimbang menggunakan konsep Kumpulan Makalah Kuliah Politik Hukum,
hukum represif dan konsep hukum otonom. Program Pascasarjana FH UIEU, Jakarta,
2001.
Daftar Pustaka Satjipto Rahardjo, ³,OPX +XNXP´ Citra Aditya
Abdul Halim Syahran, ´Peran Hakim Agung Dalam Bakti, Bandung, 1996.
Penemuan Hukum´ Makalah Kuliah, Uni- ------------, ´Beberapa Pemikiran tentang Ancangan
versitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009. antar Disiplin dalam Pembinaan Hukum
Agus Raharjo, ´Fleksibilitas Hukum (Sikap Hukum Nasional´ Sinar Baru, Bandung, 1985.
Menghadapi Perkembangan Jaman)´.
Jurnal Kosmik Hukum, Volume 1 Nomor 1,
April 2001.

Lex Jurnalica Volume 7 Nomor2, April 2010 123

You might also like