You are on page 1of 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

KEPATUHAN LANJUT USIA DALAM MELAKSANAKAN SENAM


LANSIA DI POSYANDU KONDANG WARAS DESA NGARGOREJO
BOYOLALI
Alif Zaenal Muttaqin*
Faizah Betty R**

Abstract

Advanced age is a demographic problem facing the world in the elderly will occur naturally
aging process that causes some problem such as physical deterioration of the organs.
Elderly gymnastics is one sport that can improve fitness and health of the elderly. The results
of observation conducted by researchers at the neighbourhood health center Kondang
Waras Ngargorejo Boyolali there are 60 registered of elderly, while active and participacing
in gymnastic only 20 elderly or 30% of the population. The purposes of study was to determin
the relationships of family support with the level of compliance in implementing the elderly in
Posyandu Kondang Waras Ngargorejo Boyolali. The research using quantitative research,
descriptive research design correlation. Sample in this study amounted to 50 respondents
with data retrieval technique is random sampling. The test statistic using Kendal tau
correlation test. Measurement of the respondents regarding family support using a
questionnaire. The result showed that the level of family support is less, there are 8
respondents (73%) had not obedient compliance, the next 2 respondents (18%) are less
obedient, and a respondent (9%) adherence. At the level of family support is there are 1
UHVSRQGHQW KDG D FRPSOLDQFH GRHVQ¶W REH\ WKHQ UHVSRQGHQWV DUH OHVV
obedient, and 3 respondents (9%) adherence. While at the level of good family suppor there
is 1 repondent (14%) had not obedient compliance, the next 2 respondents (29%) are less
obedient, and 4 respondents (56%) adherence. Based on the distribution of the elderly in
terms of level compliance with family support, it appears that the better level of family
support, the better level of compliance in perfoming gymnastic elderly.

Keywords: family support, adherence, elderly, gymnastic

__________________________________________________________________________

* Alif Zaenal Muttaqin


Mahasiswa S1 Keperawatan UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
** Faizah Betty R, A.Kep.,M.Kes
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN 1990 menjadi 71,7 pada tahun 2020. Selain itu


Peningkatan ilmu pengetahuan dan berdasarkan data statistic tahun 1993, populasi
teknologi terutama di bidang medis dan lanjut usia di Indonesia di prediksikan
kedokteran akan berdampak pada kualitas meningkat 414% atau empat kali lipat di
kesehatan penduduk dan peningkatan umur tahun 2025 di banding tahun 1990 dan hasil
harapan hidup manusia yang mengakibatkan ini merupakan yang tertinggi di dunia
jumlah usia lanjut semakin meningkat. (Mangoenprasodjo.2004). Indonesia sebagai
Dampak tersebut yaitu peningkatan usia salah satu negara di Asia mengalami
harapan hidup dari 59,8 tahun pada tahun peningkatan penduduk lansia (60 tahun

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 11


keatas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu memberi peluang sama kepada anggota
sekitar 50 tahun peningkatanya sudah populasi untuk dipilih menjadi anggota
mencapai tiga kali lipat. Menurut data BPS sampel. Pengambilan sampel dilakukan
(1998), jumlah lansia (60 tahun keatas) di dengan cara undian, setiap anggota populasi
Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9% dari diberi nomer terlebih dahulu sesuai dengan
jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1990 jumlah anggota populasi (Sugiyono, 2007).
sekitar 6,7% kemudian meningkat menjadi Besar sampel dalam penelitian ini adalah 50
7,6% pada tahun 2000. Pada tahun 2020 responden.
diperkirakan lansia mencapai 11,4% dari total Dukungan Keluarga, instrument yang
penduduk atau sekitar 22 juta jiwa. digunakan untuk pengumpulan data dalam
Senam lansia ini telah dilakukan penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang
diberbagai daerah sebagai program posyandu terdiri dari 27 item pertanyaan. Penyusunan
lansia untuk meningkatkan kebugaran lansia, pertanyaan ini diambil dari item pertanyaan
bahkan pemerintah semakin menggalakkan penelitian Rondhianto berdasarkan teori
senam lansia ini dengan mengadakan senam Friedman (1998) dan yang lainya merupakan
lansia bersama-sama disertai dengan pengembangan ide dari penulis, dengan cara
pemeriksaan kesehatan gratis dan perlombaan menjabarkan variabel menjadi sub variabel.
senam bugar lansia yang di tujukan untuk Penilaian dalam kuesioner ini
menarik minat lansia terhadap senam lansia menggunakan skala likert yang diberi skor
dan peningkatan kesadaran terhadap kualitas pada masing-masing pilihan jawaban yaitu
kesehatan lansia, meskipun telah diberikan selalu ( skor 4), sering (skor 3), kadang (skor
informasi tentang senam lansia oleh kader 2), tidak pernah (skor 1). Skor yang dihasilkan
posyandu. Namun masih banyak tingkat dari keseluruhan nilai kuisioner didapatkan
kepatuhan lansia terhadap senam lansia yang nilai tertinggi 108 dan nilai terendah 27,
rendah hal itu dipengarui oleh beberapa hal selanjutnya dalam pengkategorian dukungan
antara lain dukungan keluarga. keluarga dikategorikan menjadi tiga kategori
dengan rentan skor tiga sama besar sebagai
METODE PENELITIAN berikut (Arikunto, 2000). Penilaian dalam
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner ini menggunakan skala likert yang
korelasional dengan rancangan deskriptif diberi skor pada masing-masing pilihan
dengan pendekatan cross sectional, yaitu jenis jawaban yaitu selalu ( skor 4), sering (skor 3),
penelitian yang menekankan pada waktu kadang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Skor
pengukuran atau observasi variabel indepent yang dihasilkan dari keseluruhan nilai
dan dependent hanya satu kali, pada satu saat, kuisioner didapatkan nilai tertinggi 108 dan
tidak semua subyek penelitian harus nilai terendah 27, selanjutnya dalam
diobservasi pada hari atau waktu yang sama, pengkategorian dukungan keluarga
akan tetapi baik variabel independen maupun dikategorikan menjadi tiga kategori dengan
dependen dinilai hanya satu kali saja rentan skor tiga sama besar sebagai berikut
(Nursalam, 2003). (Arikunto, 2000).
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Kondang Dukungan baik : 83-108
Waras Desa Ngargorejo Boyolali. Populasi Dukungan cukup : 55-82
adalah seluruh objek penelitian atau objek Dukungan kurang : 27-54
yang diteliti. (Notoatmodjo, 2005). Populasi Tingkat Kepatuhan, instrumen
dalam penelitian ini adalah semua lansia yang penelitian yang digunakan untuk mengetahui
terdaftar di Posyandu Kondang Waras Desa tingkat kepatuhan lansia dalam mengikuti
Ngargorejo Boyolali yang berusia di atas 60 kegiatan senam lansia di Posyandu Kondang
tahun, berjumlah 60 lanjut usia. Waras Desa Ngargorejo Boyolali dengan cara
Teknik pengambilan sampel dalam mengobservasi check list, yaitu dengan
penelitian ini menggunakan Random melihat jumlah kehadiran mengikuti senam
Sampling, yaitu teknik sampling yang lansia selama satu tahun terakhir.

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 12


Tingkat kepatuhan lansia dalam
melaksanakan senam lansia dilihat dari Analisis Bivariat
jumlah kehadiranya sebagai berikut:
- Patuh : 75-100% kehadiran Tabel. 3. Distribusi Dukungan keluarga
- Kurang patuh: 56-75% kehadiran dengan Tingkat kepatuhan lansia dalam
- Tidak patuh : <56% kehadiran melaksanakan senam lansia pada lansia
Kepatuhan Lansia
Uji statistic yang di gunakan adalah uji Dukung Tidak Kurang Patuh Total
statistic kendall tau an patuh patuh
Keluarg F % F % F % F %
HASIL DAN PEMBAHASAN a
Analisis Univariat Kurang 8 73 2 18 1 9 11 100
Cukup 1 3 28 88 3 9 32 100
Tabel.1. Distribusi Frekuensi Baik 1 14 2 29 4 5 7 100
Responden Menurut Tingkat Dukungan 7
keluarga Total 10 20 32 64 8 1 50 100
6
No Dukungan Jumlah %
keluarga Tabel 3 menggambarkan hubungan
1. Kurang 11 22 tingkat kepatuhan lansia ditinjau dari
2. Cukup 32 64 dukungan keluarga . Pada tingkat dukungan
3. Baik 7 14 keluarga kurang terdapat 8 responden (73%)
Jumlah 50 100 memiliki kepatuhan tidak patuh, selanjutnya 2
responden (18%) kurang patuh, dan 1
Distribusi frekuensi responden responden (9%) patuh. Pada tingkat dukungan
berdasarkan tingkat dukungan keluarga keluarga cukup terdapat 1 responden (3%)
terhadap lansia nampak bahwa sebagian besar memiliki kepatuhan tidak patuh, selanjutnya
dalam kategori dukungan keluarga cukup, 28 responden (88%) kurang patuh, dan 3
yakni sebanyak 32 responden (64%), responden (9%) patuh. Sedangkan pada
selanjutnya dukungan keluarga kurang tingkat dukungan keluarga baik terdapat 1
sebanyak 11 responden (22%), dan dukungan responden (14%) memiliki kepatuhan tidak
keluarga baik sebanyak 7 responden (14%). patuh, selanjutnya 2 responden (29%) kurang
patuh, dan 4 responden (56%) patuh.
Tabel. 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan distribusi tingkat kepatuhan
Responden Menurut Tingkat kepatuhan pada lansia ditinjau dari dukungan keluarga ,
lansia nampak bahwa semakin baik tingkat
dukungan keluarga , maka semakin baik
No Kepatuhan Jumlah % tingkat kepatuhan lansia dalam mengikuti
lansia senam lansia.
1 Tidak patuh 10 20 Pengujian hipotesis penelitian tentang
2 Kurang patuh 32 64 adanya hubungan antara dukungan keluarga
3 Patuh 8 16 dengan tingkat kepatuhan lansia dalam
melaksanakan senam lansia di Posyandu
Jumlah 50 100
Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali
menggunakan teknik korelasi Kendall Tau.
Distribusi frekuensi responden
Setelah dilakukan pengujian analisis
berdasarkan kepatuhan menunjukkan sebagian
menggunakan bantuan SPSS 15.00 for
besar kurang patuh yaitu sebanyak 32
Windows, maka rangkuman hasil uji tersebut
responden (64%), selanjutnya tidak patuh
adalah sebagai berikut:
sebanyak 10 responden (20%), dan patuh
sebanyak 8 responden (16%).

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 13


Tabel. 4. Rangkuman Hasil Uji Dukungan keluarga lansia di
Korelasi Kendall Tau Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo
Boyolali sebagaian besar dalam kategori
Hubungan rhitung p-v Kes cukup. Beberapa hal yang mendukung tinggi
Tingkat dukungan keluarga terhadap lansia di
dukungan Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo
keluarga Boyolali antara lain disebabkan oleh faktor
H0 sosial budaya masyarakat Jawa pada
dengan 0,542 0,001
ditolak umumnya. Masyarakat Jawa atau masyarakat
kepatuhan lansia
mengikuti timur memegang filosofi hidup bahwa orang
senam lansia tua yang telah uzur merupakan tanggung
jawab anak-anaknya. Hal tersebut
Hasil pengujian Kendall tau hubungan sebagaimana dikemukakan oleh Nugroho
dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan (2008), yang mengemukakan bahwa dalam
lansia dalam melaksanakan senam lansia masyarakat tradisional biasanya lanjut usia
pada lansia dimana diperoleh nilai robs sebesar dihargai dan dihormati sehingga mereka
0,542 dengan p-value = 0,001. Karena nilai p- masih dapat berperan yang berguna bagi
value lebih kecil dari 0,05 atau 0,001 < 0,05, masyarakat. Masyarakat Indonesia pada
maka disimpulkan H0 ditolak dan menerima umumnya ketika memasuki usia lanjut tidak
Ha. Berdasarkan kriteria uji tersebut maka perlu merasa khawatir. Mereka cukup aman
disimpulkan terdapat terdapat hubungan karena adanya anak atau saudara-saudara
antara dukungan keluarga dengan tingkat yang merupakan jaminan yang baik bagi
kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam orang tuanya. Anak berkewajiban menyantuni
lansia pada lansia di Posyandu Kondang orang tua yang sudah tidak dapat mengurus
Waras Desa Ngargorejo Boyolali. dirinya sendiri.
Distribusi kepatuhan responden rata-
Pembahasan rata adalah kurang patuh yaitu sebanyak 32
responden (64%). Nungki (2009), meneliti
Distribusi tingkat dukungan keluarga tentang Pengaruh Dukungan keluarga
terhadap lansia sebagian besar adalah cukup, Keluarga Terhadap Tingkat Kepatuhan lansia
yaitu sebanyak 32 responden (64%). Hasil dalam melaksanakan senam lansia pada
penelitian ini sesuai dengan penelitian lansia di Desa Ngadirojo Kecamatan
Listyowati (2006), tentang hubungan Ngadirojo Kabupaten Pacitan Jawa Timur.
dukungan keluarga dengan pemantapan sikap Penelitian ini menunjukkan tingkat kepatuhan
hidup sehat lansia mengalami dimensia di lansia di Desa Ngadirejo Kecamatan
beberapa panti panti werdha Surabaya, yang Ngadirejo Kabupaten Pacitan rata-rata sedang
menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat (60%).
dukungan keluarga adalah sedang (65%). Proses menua (aging) adalah proses
Dukungan keluarga adalah fungsi alami yang dihadapi manusia. Dalam proses
yang penting dari hubungan sosial dan ini, tahap yang paling krusial adalah tahap
terbentuk dari ikatan jaringan sosial antara lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri
orang-orang yang menyediakan dukungan dan manusia secara alami terjadi penurunan atau
menerima dukungan (Mangoen, 2004). perubahan kondisi fisik, psikologis maupun
Dukungan keluarga yang diterima oleh lansia sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
dalam penelitian ini adalah dukungan Keadaan itu cenderung berpotensi
keluarga natural yang bersifat nonformal. menimbulkan masalah kesehatan secara
Dukungan keluarga tersebut diterima lansia umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara
melalui interaksi sosial dalam kehidupannya khusus pada individu lanjut usia. Lanjut usia
secara spontan dengan anggota keluarga . ditandai dengan perubahan fisik dan
psikologis tertentu. Efek-efek tersebut

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 14


menentukan lansia dalam melakukan sedang mempunyai risiko 3,73 kali terkena
penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan hipertensi dibandingkan responden dengan
tetapi ciri-ciri lanjut usia cenderung menuju kebiasaan hidup baik, Responden dengan
dan membawa penyesuaian diri yang buruk kebiasaan hidup kurang untuk terjadinya
dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan hipertensi 11,20 kali dibandingkan responden
dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya dengan kebiasaan hidup baik, Dukungan
mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada keluarga kategori sedang mempunyai risiko
usia madya (Hurlock, 1999) 3,78 kali terkena hipertensi dibandingkan
Nugroho (2008) mengung kapkan responden dengan dukungan keluarga
bahwa secara individu, pengaruh proses kategori baik. Responden dengan dukungan
menua dapat menimbulkan berbagai masalah keluarga kurang, untuk terjadinya hipertensi
baik secara fisik-biologis, mental maupun 10,40 kali dibandingkan responden dengan
sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia dukungan keluarga baik. Penelitian lain
seseorang, mereka akan mengalami GLODNXNDQ ROHK (OYL WHQWDQJ ³KXEXQJDQ
kemunduran terutama dibidang kemampuan dukungan keluarga dengan tingkat depresi
fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada lanjut usia di perumahan asrama TNI-
pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini AD Keutapang Dua BaQGD $FHK WDKXQ ´
mengakibatkan pula timbulnya gangguan Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat
didalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya hubungan antara dukungan keluarga dengan
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan tingkat depresi pada lansia.
yang memerlukan bantuan orang lain. Setelah seseorang memasuki masa
Kemunduran fisik yang dialami lansia lansia, maka dukungan keluarga dari orang
menyebabkan peluang lansia untuk mengikuti lain menjadi sangat berharga dan akan
kegiatan senam menjadi berkurang. Secara menambah ketenteraman hidupnya. Namun
psikologis atau kemauan mungkin belum demikian dengan adanya dukungan keluarga
mengalami kemunduran, namun karena tersebut tidaklah berarti bahwa setelah
adanya gangguan fisik yang disebabkan oleh memasuki masa seorang lansia hanya tinggal
kemunduran kondisi fisik berdampak pada duduk, diam, tenang, dan berdiam diri saja.
tingkat kehadiran lansia menjadi berkurang Untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun
atau kurang patuh. kejiwaannya lansia justru tetap harus
Pengujian hipotesis penelitian, yaitu melakukan aktivitas-aktivitas yang berguna
antara dukungan keluarga dengan tingkat bagi kehidupannya. Lansia tidak boleh
kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam ongkang-ongkang, enak-enak, dan semua
lansia pada lansia di Posyandu Lansia dilayani oleh orang lain. Hal itu justru akan
Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali mendatangkan berbagai penyakit dan
diuji dengan teknik uji Kendall Tau. Hasil penderitaan, sehingga bisa menyebabkan para
analisis penelitian diperoleh kesimpulan lansia tersebut cepat meninggal dunia. Dalam
bahwa terdapat hubungan yang signifikan rangka membantu agar lansia tetap dapat
dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan beraktivitas maka dibutuhkan dukungan
lansia dalam melaksanakan senam lansia di keluarga (Kuntjoro, 2002).
Posyandu Kondang Waras desa Ngargorejo Dukungan keluarga bagi lansia
Boyolali. Hasil penelitian ini ternyata sangat diperlukan selama lansia sendiri masih
mendukung hasil penelitian beberapa peneliti mampu memahami makna dukungan keluarga
terdahulu. tersebut sebagai penyokong/penopang
Tirtayasa (2009) melakukan kehidupannya. Namun dalam kehidupan
SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³KXEXQJDQ NHELDVDDQ lansia seringkali ditemui bahwa tidak semua
hidup dan dukungan keluarga lansia dengan lansia mampu memahami adanya dukungan
kejadian hipertensi di Puskesmas Rendang keluarga , sehingga walaupun ia telah
.DUDQJ $VHP %DOL WDKXQ ´ .HVLPSXODQ menerima dukungan keluarga tetapi masih
penelitian ini adalah bahwa kebiasaan hidup saja menunjukkan adanya ketidakpuasan,

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 15


yang ditampilkan dengan cara menggerutu, keluarga tersebut berdampak pada
kecewa, kesal dan sebagainya. Dalam hal ini kemudahan lansia untuk melaksanakan senam
memang diperlukan pemahaman dari si lansia, sehingga berhubungan dengan
pemberi bantuan tentang keberadaan kepatuhan lansia melakukan senam lansia.
(availability) dan ketepatan/kelayakan Kesimpulan
(adequacy) dari bantuan tersebut bagi lansia, 1. Dukungan keluarga pada lansia di
sehingga tidak menyebabkan dukungan Posyandu Lansia Kondang Waras desa
keluarga yang diberikan dipahami secara Ngargorejo Boyolali sebagian besar
keliru dan tidak tepat sasaran. adalah cukup (64%).
Dukungan keluarga yang baik 2. Tingkat kepatuhan lansia dalam
terhadap lansia mampu mendorong lansia melaksanakan senam lansia di Posyandu
untuk menyesuaian diri terhadap proses Lansia Kondang Waras desa Ngargorejo
penuaannya dengan baik. Salah satu bentuk Boyolali sebagian besar adalah kurang
penyesuaian diri adalah adanya keterlibatan patuh (64%).
sosial lansia baik pada masyarakat maupun 3. Terdapat hubungan yang signifikan
pada keluarga nya. Keterlibatan sosial lansia dukungan keluarga dengan tingkat
dalam aktivitas sosial dalam membantu kepatuhan lansia dalam melaksanakan
kehidupan di masyarakat misalnya dengan senam lansia di Posyandu Lansia
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman Kondang Waras desa Ngargorejo Boyolali
yang ia miliki dalam menyelesaian masalah- sebagian besar adalah cukup (p-value =
masalah yang timbul di masyarakat. 0,001).
Keterlibatan sosial lansia dalam aktivitas
sosial di keluarga misalnya dengan Saran
membantu anaknya dalam merawat dan
mengasuh cucu-cucunya. Aktivitas-aktivitas 1. Bagi Kader Posyandu Lansia
lansia dalam kehidupan sosial masyarakat dan Kader posyandu hendaknya senantiasa
keluarga mampu menimbulkan semangat meningkatkan kesadaran lansia tentang
hidup dan kepuasan pada lansia. Hal tersebut pentingnya senam lansia. Kader posyandu
sesuai dengan pendapat Potter dan Perry hendaknya selalu memberikan
(2005) tentang teori aktivitas yang pengetahuan dan kesadaran kepada
menyatakan bahwa orang tua yang aktif keluarga lansia agar senantiasa
secara sosial lebih cenderung menyesuaikan memotivasi dan memfasilitasi lansia
diri terhadap penuaan dengan baik. Dengan untuk mau melaksanakan senam lansia.
keterlibatan sosial yang besar menunjukkan 2. Bagi Keluarga
bahwa lansia memiliki semangat dan Lansia merupakan tanggung jawab
kepuasan hidup yang tinggi, penyesuaian serta anggota keluarga , dengan demikian
kesehatan mental yang lebih positif, daripada dukungan keluarga terhadap kesehatan
lansia yang kurang terlibat secara sosial. lansia sangat penting. Salah satu cara bagi
Dukungan keluarga pada lansia di keluarga untuk mendukung lansia adalah
posyandu Kondang Waras desa Ngargorejo dengan memotivasi dan memfasilitasi
Boyolali sebagian besar sedang. Dukungan lansia agar dapat melaksanakan senam
keluarga terhadap lansia ditunjukkan oleh lansia.
perilaku keluarga dalam mendukung lansia 3. Bagi Peneliti
untuk melaksanakan senam lansia, misalnya Penelitian diharapkan peneliti yang akan
dengan selalu mengingatkan kepada lansia datang meningkatkan jumlah populasi
tentang hari pelaksanaan senam lansia, ataupun jumlah variabel penelitian,
keluarga mengantar lansia ke tempat sehingga diketahui faktor apakah yang
pelaksanaan senam, keluarga juga paling dominan berhubungan dengan
memfasilitasi yang memudahkan lansia kepatuhan lansia dalam melaksanakan
melakukan senam lansia. Adanya dukungan senam lansia.

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 16


DAFTAR PUSTAKA

Adinata, Dita. 2007. Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansia
Di Panti Wredha. FK UGM. Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 2007. ³3HQGXGXN -DWHQJ 0HQXUXW .DEXSDWHQ .RWa Dan Kelompok Umur Tahun
´ . http://jateng.bps.go.id. Avaiable at 22 Oktober 2010.
Elvi, Syahrina. 2007. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia di
Perumahan Asrama TNI-AD Keutapang Dua Banda Aceh Tahun 2005. Skripsi. Aceh:
Universitas Syah Kuala.
Friedman, Marylin. 1998. Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupan, diterjemahkan oleh Isti
Widayanti dan Soejarno. Jakarta: Erlangga
Kuntjoro Z, 2002. Masalah Kesehatan Jiwa Lansia. http://www.e-psikologi.co.id Tanggal akses: 24
September 2009.
Listyowati. 2006. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemantapan Sikap Hidup Sehat Lansia
Mengalami Dimensia di Beberapa Panti Panti Werdha Surabaya. Thesis. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Machfoedz, Irham. 2007. Alat Ukur Penelitian. Fitra Maya. Yogyakarta.
Mamik, S. Suhardo. 2007. Senam Bugar Lansia. http;//aanyogya. wardness.com//2007/24/drahj-
senam-bugar-lansia diakses selasa 22 Maret 2010.
Mangoen, Prasodjo, A. 2004. Sehat Di Usia Tua. Think Fresh. Yogyakarta.
Murwani, Arita. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga. Mitra Cendekia. Yogyakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Penerbit EGC. Jakarta
Nugroho, Wahyudi. 2004. Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta.
Nungki, R. 2009. Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di
Desa Ngadirojo Kec. Ngadirojo Kab. Pacitan Jawa Timur.
http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii93/ diakses 25 Agustus 2010.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
Surabaya.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.
Riwidikdo, Handoko. 2006. Staistika Kesehatan. Mitra Cendekia Press. Yogyakarta.
Rodhianto. 2004. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Perpisahan Akibat
Hospitalisasi pada Pasien Anak Usia Prasekolah DI RSU PKU
MuhammadiyahYogyakarta. FK UGM. Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfa Beta. Bandung.

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 17


Tirtayasa, Gde Putra. 2009. Hubungan Kebiasan Hidup dan Dukungan Keluarga Lansia dengan
Kejadian Hipertensi di Puskesmas Rendang Karangasem Bali Tahun 2008. Thesis.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Upik. 2007. ³<RJ\DNDUWD 1\DPDQ 8QWXN +LGXS /DQVLD´ www.upik.jogya.go.id (15.05.2008)

Hubungan Dukungan Dengan Tingkat.... (Alif Zaenal dan Faizah Betty) 18

You might also like