Professional Documents
Culture Documents
IPB ipb.blogspot.com
KALKULUS
Pokok Bahasan:
BAB I INTEGRAL
BAB II FUNGSI TRANSENDEN
BAB III TEKNIK PENGINTEGRALAN
BAB IV PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
BAB I INTEGRAL
Contoh 1.1:
1 𝑥6 1 𝑥5 𝑥2 − 3𝑥 + 𝐶
5
3𝑥 − 𝑥4 + 7𝑥2 + 𝑥 − 3 𝑑𝑥 = 3 + 7 𝑥3
2 − +
6 5 3 2
2
𝑥6 5 7 2
= − 𝑥 + 𝑥 3 + 𝑥 − 3𝑥 + 𝐶
2 10 3 2
Latihan 1.1
3
1. 𝑥 − 5𝑥2 𝑑𝑥
Disusun oleh Ainul 1
Yaqin/G74080001
2. 4𝑦 + 5𝑦 − 2 𝑑𝑦
2 𝑡+3𝑡 2
3. 𝑡 𝑑𝑡
4. 𝑢2 − sec2𝑢 𝑑𝑢
Latihan 1.2
Gunakan metode substitusi untuk menyelesaikan soal-soal berikut.
sin 𝑥
1. 𝑑𝑥 , misalkan u= 𝑥
𝑥
B. Integral Tentu
Aturan
1. Jika f kontinu pada [a,b], maka f terintegralkan pada [a,b]
2. 𝑎𝑎
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0
𝑏
3. 𝑎
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
− 𝑏
4. 𝑎 𝑘𝑓(𝑥)
𝑏 𝑏 𝑑𝑥, dengan k adalah konstanta
𝑑𝑥 = 𝑘 𝑎 𝑓(𝑥)
𝑏 𝑏 𝑏
5. [𝑓 𝑥 ± 𝑔 𝑥 ] 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ± 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎
𝑏 𝑐 𝑏
6. 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥, dengan a < c < b
𝑎 𝑎 𝑐
10. 𝑎 𝑎
−
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 2 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥, untuk f fungsi genap [𝑓 −𝑥 = 𝑓(𝑥)]
𝑎
0
11. 𝑎
−
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0, untuk f fungsi ganjil [𝑓 −𝑥 = −𝑓(𝑥)]
𝑎
𝑏
12. 𝑏+𝑝
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥, jika f periodik dengan periode p
𝑎+𝑝
Latihan 1.3
3
1. (3𝑥 + 1)3 𝑑𝑥
0
1
𝑥+2
2. 𝑑𝑥
0 (𝑥 + 4𝑥 + 1)2
2
𝜋/6
3. sin 𝜃
𝑑𝜃
0 cos3 𝜃
2
1 2 1
4. 1 + 𝑑𝑦
1 𝑦 𝑦2
𝜋
5. sin 𝜃 + cos 𝜃 𝑑𝜃
−𝜋
1
6. 𝑥3 𝑑𝑥
−1 (1 + 𝑥2)4
a) −2 2
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
2
b) 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−2
c) −2 2
𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
2
d) [𝑓 𝑥 − 𝑓 −𝑥 ] 𝑑𝑥
−2
2
e) 0 [2𝑔 𝑥 + 3𝑓 𝑥 ] 𝑑𝑥
f) −20
𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
9. Jika f kontinu dan 4 2
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 10, carilah 0 𝑓 2𝑥 𝑑𝑥.
10. Jika f kontinu dan 0 3
9
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 4, carilah 𝑥𝑓 𝑥 2 𝑑𝑥.
0 0
Aturan (Lanjutan)
13. (Pendiferensialan suatu Integral Tentu / TDK 1). Andaikan f kontinu pada selang
tertutup [a,b] dan andaikan x sebuah (peubah) titik dalam [a,b], maka
𝑥
𝐷𝑥 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝑓(𝑥)
𝑎
Latihan 1.4
Untuk soal no.1 s/d 4, carilah G’(x)
1. 𝐺 𝑥 𝑥
= −6
(2𝑡 + 1) 𝑑𝑡
𝜋/4
2. 𝐺 𝑥 𝑥
𝑢 tan 𝑢 𝑑𝑢, −𝜋/2 < 𝑥 < 𝜋/2
=
3. 𝐺 𝑥 = 𝑥2
+1 2 + sin 𝑣 𝑑𝑣
1
4. 𝐺 𝑥 = 𝑥
3 1 + 𝑡4 𝑑𝑡
𝑥 sin 𝑦
5. Carilah 𝑥𝑑 2 1 + 𝑧 4𝑑𝑧 𝑑𝑦
𝑑𝑥2 0 1
C. Penggunaan Integral (Luas Daerah Bidang Rata dan Nilai Rata-rata fungsi )
1. Luas Daerah Bidang Rata
(i) Daerah di atas sumbu x
y
y = f(x)
𝑏
𝐴 = 𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
, missal
a b x
y = g(x)
a bx
𝐴 = 𝑎 [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥
𝑑
𝐴 = 𝑐 [𝑓(𝑦) − 𝑔(𝑦)]𝑑𝑦
Latihan 1.5
Jika f kontinu pada, maka terdapat suatu bilangan c antara a dan b sedemikian
sehingga
𝑏
𝑓 𝑡 𝑑𝑡 = 𝑓 𝑐 (𝑏 − 𝑎)
𝑎
Latihan 1.6
1. Tentukan nilai rata-rata fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 𝑥 2, pada selang [0,2]
2. Cari c dari Teorema Nilai Rata-rata untuk Integral untuk 𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 pada [-4,-1]
D. Jumlah Riemann (definisi integral tentu)
Pandang sebuah fungsi f yang didefinisikan pada selang tertutup [a,b]. untuk menghitung
integralnya, dapat dihampiri dengan memilah luasan di bawah kurva menjadi poligon-
poligon. Terdapat tiga cara untuk menghitung luasan tersebut.
𝑏−
𝐴 = lim 𝑛 𝑓(𝑥 𝑖 ) ∆𝑥, dengan ∆𝑥 = dan 𝑥𝑖 = 𝑎 + 𝑖∆𝑥
𝑛→∞ 𝑎
𝑖=1
𝑛
𝑛 𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖
𝐴 = lim 𝑓(𝑥 ∗) ∆𝑥, dengan 𝑥 ∗ =
𝑛→∞ 𝑖 𝑖
𝑖=1 2
Beberapa jumlah khusus:
𝑛
𝑐 = 𝑛𝑐
𝑖=1
𝑖 = 𝑛(𝑛 + 1)
𝑖=1 2
𝑛
𝑛 𝑛 + 1 (2𝑛 + 1)
𝑖2 = 6
𝑖=1
𝑛
𝑛(𝑛 + 1) 2
𝑖3 =
𝑖=1 2
𝑛
3 2
𝑖4 = 𝑛 𝑛 + 1 (6𝑛 + 9𝑛 + 𝑛 − 1)
𝑖=1 30
Latihan 1.7
2
𝑏) (2𝑥2 + 1) 𝑑𝑥
−1
𝑎) 𝑎𝑥 = 𝑒𝑥 ln 𝑎
𝑑
𝑏) 𝑎𝑥 = 𝑎𝑥 ln 𝑎
𝑑𝑥
𝑎𝑥
𝑐) 𝑎𝑥 𝑑𝑥 = +𝐶
ln
𝑥
Latihan 2.1
1. Hitunglah:
a) 𝐷𝑥 ln(𝑥3 − 2𝑥)
b) 𝐷𝑥 ln sin 𝑥
2
c) 𝐷𝑥 𝑦 untuk 𝑦 = 𝑥𝑥 ,dan 𝑒𝑥𝑦 + 𝑦 = 2
2. Hitunglah :
1
𝑎) 𝑑𝑥
3𝑥
1
Disusun oleh Ainul 8
Yaqin/G74080001
Tim Olimpiade Sains tosi-
IPB ipb.blogspot.com
𝑏) 𝑑𝑥
7𝑥 − 2
B. Invers Trigonometri
Aturan
−1 1
1 sin 𝑥 = , atau 2
𝑑𝑥 = sin−1 𝑥 + 𝐶
. 1−𝑥
1 , atau 1 𝑑𝑥 = − cos−1 𝑥 + 𝐶
�
� −
𝑥
�
2 �
. 2
�
� cos 𝑥 =
−1
−
𝑥
2 1−𝑥 1 − 𝑥2
3 tan−1 𝑥 = 1
, atau 𝑑𝑥 = tan−1 𝑥 + 𝐶
.
� 2
1
1+ 𝑥
�
𝑥 +
�
�
2
Latihan 2.2
1. Carilah dy/dx untuk soal-soal berikut.
a) 𝑦 = sin−1(𝑥2)
1
b) 𝑦 = tan−1(𝑒𝑥 )
2
𝜋
sin 𝑥
� 2
𝑑𝑥
�1 + cos 𝑥
)
1
𝑏) 𝑑𝑥
1 + 4𝑥2
𝑒𝑥
Disusun oleh Ainul 9
Yaqin/G74080001
Tim Olimpiade Sains tosi-
IPB ipb.blogspot.com
𝑐) 𝑑𝑥
1 + 𝑒2𝑥
A. Integral Parsial
Aturan
Contoh 3.1:
Tentukan 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian Missal 𝑢 = 𝑥 dan 𝑑𝑣 = cos 𝑥 𝑑𝑥. Jadi 𝑑𝑢 = 𝑑𝑥 dan 𝑣 = cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥,
sehingga
𝑥 co s 𝑥 𝑑 𝑥 = 𝑥 sin 𝑥 − sin 𝑥 𝑑 𝑥
𝑢 𝑑𝑣 𝑢 𝑣 𝑣 𝑑𝑢
= 𝑥 sin 𝑥 + cos 𝑥 + 𝐶
Latihan 3.1
1. 𝑥 ln 𝑥 𝑑𝑥
2. 𝑥 𝑒2𝑥 𝑑𝑥
3. sin−1 𝑥 𝑑𝑥
B. Substitusi Trigonometri
Latihan 3.2
3. 𝑥3 𝑑𝑥
𝑥2 + 9
𝑓 𝑥 = 𝑝(𝑥) 𝑟(𝑥)
=𝑠𝑥+
𝑞(𝑥) 𝑞(𝑥)
dengan p, q, s dan r adalah polinom.
Contoh 3.2:
𝑥3 + 𝑥
2
𝑥 − 1 𝑑𝑥 = 𝑥2 + 𝑥 + 2 + 𝑑𝑥
𝑥−1
𝑥3
= 𝑥 2 + 2𝑥 + 2 ln 𝑥 − 1 + 𝐶
3 +
2
(ii) Jika 𝑞(𝑥) hasil kali faktor linier yang berdeda tanpa ada faktor yang berulang
𝑞 𝑥 = 𝑎1𝑥 + 𝑏1 𝑎2𝑥 + 𝑏2 ⋯ (𝑎𝑘 𝑥 + 𝑏𝑘 )
maka
𝑟(𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑘
= + +⋯+
𝑞(𝑥) 𝑎 1 𝑥 + 𝑏1 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑎𝑘 𝑥 + 𝑏𝑘
Contoh 3.3:
5𝑥 + 3
Carilah 𝑑𝑥
𝑥3 − 2𝑥2 − 3𝑥
Penyelesaian Uraikan penyebut 𝑥 𝑥 + 1 (𝑥 − 3), sehingga
5𝑥 + 3 𝐴 𝐵 𝐶
= + +
𝑥3 − 2𝑥2 − 3𝑥 𝑥 𝑥 + 1 𝑥 − 3
5𝑥 + 3 = 𝐴 𝑥 + 1 𝑥 − 3 + 𝐵 𝑥 𝑥 + 1 + 𝐶 𝑥 (𝑥 + 1)
3 = 𝐴 −3 , −2=𝐵 4 , 18 = 𝐶(12)
atau A = -1, B = -1/2, C = 3/2, sehingga
5𝑥 + 3 1 1 1 3 1
3 2
𝑑𝑥 = − 𝑑𝑥 − 𝑑𝑥 + 𝑑𝑥
𝑥 − 2𝑥 − 3𝑥 𝑥 2𝑥+1 2𝑥−3
1 3
= − ln 𝑥 − ln 𝑥 + 1 + ln 𝑥 − 3 + 𝐶
2 2
(iii) Penyebut 𝑞(𝑥) adalah hasil kali faktor linier, beberapa diantaranya
berulang Untuk tiap faktor 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑘 dalam penyebut, penjabarannya
adalah
𝐴1 𝐴2 𝐴3 𝐴𝑘
+ + +⋯+
𝑎𝑥 + 𝑏 𝑎𝑥 + 𝑏 2 𝑎𝑥 + 𝑏 3 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑘
Contoh 3.4 :
𝑥
Hitunglah 2
𝑑𝑥
𝑥−3
Penyelesaian Penjabaran pecahan parsialnya
𝑥 𝐴 𝐵
= +
𝑥−3 2 𝑥−3 𝑥−32
Setelah penyebut-penyebut dihilangkan
𝑥 =𝐴 𝑥−3 +𝐵
Jika kitta substitusi dengan nilai x = 3 dan nilai x lain sebarangg, misal x = 0, kita
peroleh B = 3 dan A = 1 sehingga
𝑥 1 1
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 + 3 𝑑𝑥
𝑥−32 𝑥−3 𝑥−32
3
= ln 𝑥 − 3 − +𝐶
𝑥+3
Contoh 3.5:
Hitunglah integral berikut.
3𝑥2 − 8𝑥 + 13
𝑑𝑥
𝑥 + 3 (𝑥 − 1)2
Penyelesaian Kita
jabarkan
3𝑥 2 − 8𝑥 + 13 𝐴 𝐵 𝐶
2
= + +
𝑥 + 3 (𝑥 − 1) 𝑥+3 𝑥−1 𝑥−12
Setelah pecahan-pecahan dihilangkan
3𝑥2 − 8𝑥 + 13 = 𝐴 𝑥 − 1 2 + 𝐵 𝑥 + 3 𝑥 − 1 + 𝐶(𝑥 + 3)
Dengan substitusi x = 1, x = 3, dan x = 0 kita peroleh C = 2, A = 4 dan B = -1,
sehingga
3𝑥2 − 8𝑥 + 13 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑥 = 4 − +2
𝑥 + 3 (𝑥 − 1)2 𝑥+3 𝑥−1 𝑥−12
2
= 4 ln 𝑥 + 3 − ln 𝑥 − 1 −
𝑥−1 +𝐾
(iv) Jika 𝑞(𝑥) mengandung faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan, tak ada yang
berulang
Misalkan salah satu fakto 𝑞(𝑥) adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐, dengan 𝑏2 − 4𝑎𝑐 < 0,
maka akan terdapat suku
𝐴𝑥 + 𝐵
2
𝑎𝑥 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Contoh 3.6:
2𝑥2 − 𝑥 + 4
Hitunglah 𝑑𝑥
𝑥 3 + 4𝑥
Penyelesaian Karena 𝑥 3 + 4𝑥 = 𝑥(𝑥 2 + 4) tidak dapat difaktorkan lebih jauh,
kita tuliskan,
2𝑥 2 − 𝑥 + 4 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶
3
= +
𝑥 + 4𝑥 𝑥 𝑥2 + 4
Setelah pecahan-pecahan dihilangkan
2𝑥2 − 𝑥 + 4 = 𝐴 𝑥2 + 4 + (𝐵𝑥 + 𝐶)𝑥
= (𝐴 + 𝐵)𝑥2 + 𝐶𝑥
dengan menyamakan koefisien
A + B = 2, C = -1, 4A = 4 atau A = 1, B = 1, dan C = -1
Sehingga
2𝑥 2 − 𝑥 + 4
𝑥−1
1
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 + 2 𝑑𝑥
𝑥 3 + 4𝑥 𝑥 𝑥1 + 4 1 𝑥
= ln 𝑥 + ln(𝑥2 + 4) − tan−1( ) + 𝐾
2 2 2
Latihan 3.3
𝑥2
1. 𝑑𝑥
𝑥+1
𝑦
2. 𝑑𝑦
𝑦+1
𝑥2 + 1
3. 𝑑𝑥
𝑥2 − 1
𝑥2 − 2𝑥 − 1
4. 𝑑𝑥
(𝑥 − 1)2(𝑥2 + 1)
SOAL LATIHAN
(BAB I, BAB II, DAN BAB III)
2. Hitunglah
1 9
𝑎) lim 1 2 9 9 𝑛 9+
+ + 3 +⋯
𝑛→∞ 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
𝑛
𝜋 𝜋𝑖
𝑏) lim
𝑛→∞ sin
𝑛 𝑛
𝑖=1
𝑛 2𝑖 2𝑖 2 2
𝑐) lim 1 +
𝑛→∞ +
𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1
cos(1/𝑥)
𝑓) 𝑑𝑥
𝑥2
𝑎
𝑔) 𝑥 𝑥 2 + 𝑎2 𝑑𝑥
−𝑎
𝜋
) 𝑥 5 + sin 𝑥 𝑑𝑥
−𝜋
8
𝑖) 𝑥2 − 6𝑥 + 8 𝑑𝑥
0
2
𝑗) 𝑥 𝑑𝑥
0
7. Jika 𝑓 𝑦 = 𝑦
0
𝑦2 sin 𝑡2 𝑑𝑡, carilah 𝑑𝑓(𝑦)/𝑑𝑦.
𝑥 cos 𝜃
8. Jika 𝑦 = 𝑑𝜃, carilah dy/dθ.
𝜃
𝑥
9. Sebuah daerah R dibatasi oleh garis 𝑦 = 3𝑥 dan parabola 𝑦 = 𝑥 2 . Tentukan luas daerah R
dengan cara:
a) Memakai x sebagai peubah pengintegralan
b) Memakai y sebagai peubah pengintegralan
3
10. Jika f kontinu dan 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 8, perlihatkan bahwa f akan bernilai 4 paling sedikit satu
1
Tunjukkan bahwa jika menghitung rata-rata kecepatan terhadap t akan kita peroleh
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 1
= 𝑣 𝑇 , akan tetapi jika menghitung rata-rata kecepatan terhadap s maka akan
2
𝑒3𝑥
𝑎) 𝑦 =
1 + 𝑒𝑥𝜋𝑥
𝑏) 𝑦 = cos(𝑒 )
𝑐) 𝑦 = cos(ln 𝑥)
𝑑) 𝑦 = log3(𝑥2 − 4)
𝑒) 𝑦 = 10tan 𝑥
𝑓) 𝑦 = 23𝑥2
𝑔) 𝑥 𝑦 = 𝑦 𝑥
𝑏 + 𝑎 cos 𝑥
) 𝑦 = arccos , 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋, 𝑎>𝑏>0
2
𝑎 + 𝑏 cos 𝑥
𝑥 −4
𝑖) 𝑦 =
2𝑥 + 5
18. Hitung integral berikut.
log10 𝑥
𝑎) 𝑥 5 + 5𝑥 + + 𝑥2
𝑥 𝑑𝑥
𝑥 2
𝑑𝑥
𝑏)
𝑥[4 + ln 𝑥 2]
𝑐) tan 𝑥 ln(cos 𝑥) 𝑑𝑥
𝑑) 𝑒𝑥 𝑑𝑥
𝑥 𝑥
𝑒 + 1 ln(𝑒 + 1)
𝑒) 𝑥5𝑥 𝑑𝑥
𝑓) cos 𝑥 ln(sin 𝑥) 𝑑𝑥
𝑔) 𝑥 tan−1 𝑥 𝑑𝑥
) sin 𝑥 𝑑𝑥
) 𝑒 2𝑥 𝑑𝑥
2𝑥
𝑒 + 3𝑒 𝑥 + 2
21. Buktikan integral berikut.
𝑏 𝑏
𝑎) 𝑓 𝑦 𝑑𝑦 = 𝑓 𝑏 − 𝑦 𝑑𝑦
0 0
𝑛
𝜋/ sin 𝑦 𝜋
2
𝑏) 𝑑𝑦 = , untuk setiap bilangan positif 𝑛
0
sin𝑛 𝑦 + cos𝑛 𝑦 4
Pada bab ini hanya akan dibahas persamaan diferensial terpisahkan orde satu. Orde suatu
persamaan diferensial adalah turunan tertinggi dalam persamaan.
Penyelesaian
𝑎) 𝑑𝑦 = 3𝑥 2 − 6𝑥 + 5 𝑑𝑥 → sudah terpisahkan
𝑑𝑦 = (3𝑥2 − 6𝑥 + 5) 𝑑𝑥
𝑦 = 𝑥3 − 3𝑥2 + 5 + 𝐶
𝑑𝑦 1 + 𝑦3
𝑏) =−
𝑑𝑥 𝑥𝑦2(1 + 𝑥2)
𝑑𝑦
1 + 𝑦3 1
=−
𝑑𝑥 𝑦2 𝑥(1 + 𝑥2)
𝑦2 1
𝑑𝑦 = − 𝑑𝑥 → sudah terpisahkan
1 + 𝑦 32 𝑥(1 + 𝑥 2 )
𝑦 1
𝑑𝑦 = − 𝑑𝑥
1 + 𝑦3 𝑥(1 + 𝑥2)
1 1 𝑥
1 𝑑𝑥
𝑑(1 + 𝑦 3 ) =
3 1 + 𝑦3 − +
𝑥 1 + 𝑥2
1 1
ln 1 + 𝑦3 = − ln 𝑥 2
)+𝑐
3 + ln(1 +
𝑥 2
2 ln 1 + 𝑦3 + 6 ln 𝑥 − 3 ln(1 + 𝑥2) = 6𝑐
1 + 𝑦3 2 𝑥 6
ln = 6𝑐
(1 + 𝑥 2) 3
1 + 𝑦3 2𝑥6
(1 + 𝑥2)3 = 𝑒6𝑐
1 + 𝑦3 2𝑥6
=𝐶
(1 + 𝑥 2)3
𝑑𝑦
𝑐) = 𝑥𝑦 + 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 𝑥(𝑦 + 1)
𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 𝑥𝑑𝑥 → sudah terpisahkan
𝑦+1
𝑑𝑦
= 𝑥𝑑𝑥
𝑦+1
1
ln 𝑦 + 1 = 𝑥2 + 𝐶
2
𝑑) 𝑦 1 − 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑥2 1 − 𝑦 𝑑𝑦 = 0
𝑦 1 − 𝑥 𝑑𝑥 = −𝑥2 1 − 𝑦 𝑑𝑦
1−𝑥
1−𝑦
𝑑𝑥 =
−𝑥 2 𝑑𝑦
𝑦
1 1 1
− + 𝑑𝑥 = − 1 𝑑𝑦
𝑥2 𝑥 𝑦
1
+ ln 𝑥 + 𝑐 = ln 𝑦 − 𝑦
𝑥
1
+ 𝑦 + 𝑐 = ln 𝑦 − ln 𝑥
𝑥
1 𝑦
+ 𝑦 + 𝑐 = ln
𝑥 𝑥
𝑦 1
= 𝐶𝑒𝑥 𝑦𝑦
𝑥
Latihan 4.1
1. Carilah solusi umum dari persamaan diferensial berikut.
𝑑𝑦 1 + 𝑦
𝑎) =
𝑑𝑥 2 + 𝑥
𝑑𝑦 𝑦 2 + 𝑥𝑦 2
𝑏) =
𝑑𝑥 𝑥 2 𝑦 − 𝑥 2
𝑑𝑦 𝑑𝑢
𝑐) =
𝑑𝑥
− sin 𝑥 cos 𝑦
tan 𝑦 cos 𝑥
𝑑) = 2 + 2𝑢 + 𝑡 + 𝑡𝑢
𝑑𝑡
𝑑𝑧
𝑒) + 𝑒𝑡+𝑧 = 0
𝑑𝑡
2. Carilah solusi khusus dari persamaan diferensial berikut.
𝑑𝑦
𝑎) = 𝑦 2 + 1, 𝑦 1 = 0
𝑑𝑥
𝑑𝑃
𝑏) = 𝑃𝑡, 𝑃 1 = 2
𝑑𝑡
𝑐) 𝑦 ′ tan 𝑥 = 𝑎 + 𝑦, 𝑦 𝜋/3 = 𝑎, 0 < 𝑥 < 𝜋/2
Pada bab ini akan dibahas tiga permasalahan yang menggunakan pemecahan persamaan
diferensial, yaitu: Hukum Pendinginan Newton, peluruhan radioaktif, dan dinamika
populasi.
Dari pengamatan eksperimen diketahui laju perubahan suhu permukaan suatu objek
sebanding dengan suhu relatifnya (perbedaan antara suhu objek dan suhu lingkungan
sekitarnya). Hal ini dikenal sebagai hukum Pendinginan Newton. Jika 𝜃(𝑡) adalah
suhu objek pada waktu t, maka kita mempunyai
𝑑𝜃
= −𝑘(𝜃 − 𝑆)
𝑑𝑡
dimana S adalah suhu lingkungan sekitar. Persamaan di atas adalah persamaan
diferensial orde satu. Jika pada kondisi awal 𝜃 0 = 𝜃0, maka solusi diberikan oleh
𝜃 𝑡 = 𝑆 + (𝜃0 − 𝑆)𝑒−𝑘𝑡
Oleh karena itu, kita dapat mencari k jika diketahui dua keadaan. Misalkan pada saat
t1 suhu benda θ(t1) dan pada saat t2 suhu benda θ(t2), sehingga
𝜃 𝑡1 − 𝑆
= 𝑒−𝑘(𝑡1 −𝑡2 )
𝜃 𝑡2 − 𝑆
yang berarti � 𝑡1
�
𝜃 𝑡1 − 𝑆
= − ln , dengan 𝜃(𝑡) > 𝑆
− 𝑡2 𝜃 𝑡2 − 𝑆
Persamaan ini memungkinkan untuk menemukan k jika interval waktu 𝑡1 − 𝑡2
diketahui.
Contoh 4.2:
Penyelesaian :
Pertama kita menggunakan suhu pengamatan mayat itu untuk menemukan konstanta
k. kita punya
1 75 − 60
𝑘 = − ln = 0,1438
2 80 − 60
Untuk menemukan waktu kematian kita perlu ingat bahwa suhu mayat pada saat tepat
sebelum meninggal adalah 98,60𝐹 (dengan asumsi bahwa orang yang meninggal itu
tidak sakit! [98,60F = 370C]). Lalu kita punya
1 98,6 − 60
𝑡𝑑 = − ln = −4,57 Jam
𝑘 80 − 60
yang berarti bahwa kematian terjadi sekitar pukul 07:26 malam [asumsikan tengah
malam pukul 00:00 (untuk mempermudah perhitungan, gunakan 24:00)]
2. Peluruhan Radioaktif
𝑁 𝑡 = 𝑁0𝑒−𝜆𝑡
Jelas, untuk menentukan N(t), kita perlu menemukan konstanta λ. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan apa yang disebut waktu paruh 𝑇1
2 dari bahan X.
Waktu paruh adalah rentang waktu yang diperlukan untuk meluruhkan setengah dari
materi. Jadi, kita mempunyai 𝑁 𝑇1 = 1𝑁0 dan dari perhitungan diperoleh 𝜆𝑇1 =
2 2 2
ln 2. Oleh karena itu, jika kita tahu 𝑇1 , kita bisa mendapatkan λ dan sebaliknya.
2
Banyak pada buku kimia yang menjelaskan waktu paruh dari beberapa bahan
radioaktif. Sebagai contoh, waktu paruh Karbon-14 adalah 5568 ± 30 tahun. Oleh
karena itu, konstanta λ yang terkait dengan Karbon-14 adalah 1,244 𝑥 10−4. Sebagai
catatan, Carbon-14 adalah alat penting dalam penelitian arkeologi yang dikenal
sebagai radiokarbon.
Contoh 4.3:
Sebuah isotop radioaktif memiliki waktu paruh 16 hari. Anda ingin memiliki 30 g
setelah 30 hari. Berapa banyak radioisotop mula-mula?
Penyelesaian:
Ketika waktu paruh diberikan dalam satuan hari, kita akan mengukur waktu dalam
hari. Misal N(t) adalah jumlah radioaktif pada waktu t dan jumlah radioaktif mula-
mula adalah 𝑁0. Maka kita punya
𝑁 𝑡 = 𝑁0𝑒−𝜆𝑡
Kita memiliki
1 1
𝜆= ln 2 = ln 2
𝑇1
Oleh karena itu, 2 16
𝑁 30 = 30 = 𝑁0𝑒−𝜆(30)
Kita peroleh
30
𝑁0 = 30𝑒 ln
𝜆(30)
2 = 110,04 g
= 30𝑒16
3. Dinamika Populasi
Berikut adalah beberapa pertanyaan alam yang terkait dengan masalah populasi:
• Bagaimana populasi penduduk suatu negara tertentu dalam sepuluh tahun?
• Bagaimana kita melindungi sumber daya dari kepunahan?
Untuk menggambarkan penggunaan persamaan diferensial sehubungan dengan
masalah ini kita mempertimbangkan model matematika termudah yang ditawarkan
untuk mengatur dinamika populasi dari suatu spesies tertentu. Hal ini biasa disebut
model eksponensial, yaitu tingkat perubahan penduduk sebanding dengan populasi
yang ada. Dengan kata lain, jika P(t) adalah tingkat populasi, kita tuliskan
𝑑𝑃
= 𝑘𝑃
𝑑𝑡
dimana k adalah konstanta. Hal ini cukup mudah untuk melihat bahwa jika k > 0,
maka terdapat pertumbuhan, dan sebaliknya jika k < 0. Ini adalah persamaan linier
yang mempunyai pemecahan
𝑃 𝑡 = 𝑃0𝑒−𝑘𝑡
dimana 𝑃0 adalah populasi awal, misalkan 𝑃 0 = 𝑃0. Oleh karena itu, kita simpulkan
sebagai berikut:
• jika k > 0, maka populasi bertambah dan terus berkembang hingga tak terbatas, yaitu
lim 𝑃(𝑡) = +∞
𝑡→∞
• jika k < 0, maka penduduk akan menyusut dan cenderung 0. Dengan kata lain kita
sedang menghadapi kepunahan.
Jelas, kasus pertama, k > 0, tidak memadai. Alasan utama untuk ini ada hubungannya
dengan keterbatasan lingkungan. Pertumbuhan penduduk dibatasi oleh beberapa
faktor. Ketika suatu populasi jauh dari batas, pertumbuhan itu dapat tumbuh dengan
pesat. Namun, ketika mendekati batas-batasnya, ukuran populasi dapat berfluktuasi,
bahkan berantakan. Model lain adalah diusulkan untuk memperbaiki cacat dalam
model eksponensial. Hal ini disebut model logistik (disebut juga model Verhulst-
Pearl). Persamaan diferensial untuk model ini adalah
𝑑𝑃 𝑃
= 𝑘𝑃 1 −
𝑑𝑡 𝑀
di mana M adalah ukuran pembatas populasi (juga disebut daya dukung). Jelas, bila P
lebih kecil dibandingkan dengan M. Solusi konstan diperoleh jika P = 0 dan P = M.
Solusi dapat diperoleh dengan memisahkan variabel
𝑑𝑃
= 𝑘𝑑𝑡
𝑃
𝑃1−
𝑀
dan integralkan
𝑑𝑃 = 𝑘𝑑𝑡
𝑃
𝑃 1 −𝑀
𝑑𝑃 1 1/𝑀
𝑃 = + 𝑑𝑃
𝑃1− 𝑀 𝑃 1−𝑃𝑀
yang
memberikan 𝑃
ln |𝑃| − ln 1 − = 𝑘𝑡 + 𝐶
𝑀
dengan manipulasi aljabar diperoleh
𝑃
1−𝑃 = 𝐶𝑒𝑘𝑡 , karena 𝑃 > 0 dan 𝑃/𝑀 < 1
𝑀
𝑀𝐶𝑒𝑘𝑡
𝑃 =
𝑀 + 𝐶𝑒𝑘𝑡
𝑃0𝑀
𝐶 =
𝑀 − 𝑃0
yang, setelah diganti ke ekspresi untuk P(t) dan disederhanakan, kita peroleh
𝑀𝑃0
𝑃(𝑡) = 0 + (𝑀 − 𝑃0)𝑒−𝑘𝑡
𝑃
lim 𝑃(𝑡) = 𝑀
𝑡→∞
Namun, hal ini masih belum memuaskan karena model ini tidak memberitahu kita
ketika suatu populasi menghadapi kepunahan. Bahkan dimulai dengan populasi kecil
akan selalu cenderung daya dukung M.
Latihan 4.2
1. Suatu populasi dimodelkan dengan persamaan diferensial
𝑑𝑃 = 1,2𝑃 1 − 𝑃
𝑑𝑡 4200
a) Untuk nilai P berapakah populasi bertambah?
b) Untuk nilai P berapakah populasi berkurang?
c) Bagaimana solusi kesetimbangannya?
2. Suatu larutan glukosa disalurkan ke dalam aliran darah dengan laju konstan r.
pada saat glukosa ditambahkan, glukosa tersebut diubah menjadi zat lain dan
dibuang dari aliran darah dengan laju sebanding dengan konsentrasinya pada saat
itu. Jadi, model untuk konsentrasi larutan glukosa C = C(t) dalam aliran darah
adalah
𝑑𝐶
= 𝑟 − 𝑘𝐶
𝑑𝑡
dengan k konstanta positif. Misalkan konsentrasi pada saat t = 0 adalah C0.
Tentukan konsentrasi pada waktu t dengan menyelesaikan persamaan diferensial
di atas.
6. Setelah 3 hari suatu sampel radon-222 meluruh hingga 58% dari massa awalnya.
a) Berapa waktu-paruh radon-222 ?
b) Berapa lama diperlukan oleh sampel tersebut untuk meluruh hingga 10% dan
massa awalnya?
7. Ilmuan dapat menentukan umur benda kuno dengan metode yang disebut penentu
waktu radiokarbon. Penghantaman atmosfer bagian atas oleh sinar kosmik
14
mengubah nitrogen menjadi isotop radioaktif karbon, C, dengan waktu-paruh
sekitar 5730 tahun. Sayuran menyerap karbon dioksida melalui atmosfer dan
14
hewan mengasimilasi C melalui rantai makanan. Ketika tanaman atau hewan
mati, ia berhenti mengganti karbonnya dan banyaknya 14C mulai menurun melalui
peluruhan radioaktif. Jadi, tingkat keradioaktifan pun akan meluruh secara
eksponensial. Suatu tragmen naskah kuno ditemukan mempunyai sekitar 74% dari
14
keradioaktifan C yang dimiliki tanaman di bumi saat ini. Perkirakan umur
naskah tersebut.